sinkronisasi prolegnas dengan perencanaan pembangunan nasional

36

Upload: dadang-solihin

Post on 04-Dec-2014

804 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Focus Group Discussion Program Representasi (ProRep) di Atria Hotel Serpong-Tangerang, 7 Desember 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional
Page 2: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

dadang-solihin.blogspot.com 2

Page 3: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

dadang-solihin.blogspot.com 3

Page 4: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Materi

• Prolegnas

• Reformasi Perencanaan: UU 25/2004 tentang SPPN

• Bagan Alur Penyusunan RPJMN 2015-2019

• Format Rancangan Teknokratis Penulisan

RPJMN 2015-2019

• Integrasi Konsep Kerangka Regulasi dalam

RPJMN

• Akomodasi Kerangka Regulasi dalam

RPJMN

• Roadmap Pembangunan Kerangka Regulasi Jangka Panjang 2015-2025

• Roadmap Pembangunan Kerangka

Regulasi Jangka Menengah 2015-2019

dadang-solihin.blogspot.com 4

Page 5: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

• Menurut UU 10/2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan Program

Legislasi Nasional (Prolegnas) adalah instrumen

perencanaan program pembentukan UU yang

disusun secara berencana, terpadu, dan

sistematis.

• Pengertian ini menunjukkan bahwa Prolegnas

merupakan instrumen mekanisme perencanaan

hukum, yakni para pembentuk UU (DPR dan

Pemerintah) merencanakan pembangunan

materi hukum melalui perundang-undangan,

melalui suatu program yang terencana, terpadu

dan tersistematis.

• Prolegnas menjadi acuan dalam proses

perencanaan penyusunan UU secara nasional

dan memiliki peran yang sangat penting dalam

pembangunan hukum secara keseluruhan.

dadang-solihin.blogspot.com 5

Prolegnas

Page 6: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

6 dadang-solihin.blogspot.com

Page 7: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Apa itu SPPN

SPPN adalah

Satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan

Untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan

Yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan

daerah.

7 dadang-solihin.blogspot.com

Page 8: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Tujuan SPPN

1. Mendukung koordinasi antar-pelaku pembangunan.

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik

antar-Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi

pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.

4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,

efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

8 dadang-solihin.blogspot.com

Page 9: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Proses Perencanaan

Pendekatan Politik:

Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana

pembangunan hasil proses politik (public choice theory of

planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam

RPJM/D.

Proses Teknokratik:

Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh

lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas

untuk itu.

Partisipatif:

Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara

lain melalui Musrenbang.

Proses top-down dan bottom-up:

Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.

9 dadang-solihin.blogspot.com

Page 10: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

NASIONAL DAERAH

Dokumen Penetapan Dokumen Penetapan

Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional

(RPJP-Nasional)

UU

(Ps. 13 Ayat 1)

Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah

(RPJP-Daerah)

Perda

(Ps. 13 Ayat 2)

Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional

(RPJM-Nasional)

Per Pres

(Ps. 19 Ayat 1)

Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah

(RPJM-Daerah)

Peraturan KDH

(Ps. 19 Ayat 3)

Renstra Kementerian /

Lembaga (Renstra KL)

Peraturan

Pimpinan KL

(Ps. 19 Ayat 2)

Renstra Satuan Kerja

Perangkat Daerah

(Renstra SKPD)

Peraturan

Pimpinan SKPD

(Ps. 19 Ayat 4)

Rencana Kerja Pemerintah

(RKP)

Per Pres

(Ps. 26 Ayat 1)

Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD)

Peraturan KDH

(Ps. 26 Ayat 2)

Rencana Kerja

Kementerian / Lembaga

(Renja KL)

Peraturan

Pimpinan KL

(Ps. 21 Ayat 1)

Rencana Kerja Satuan

Kerja Perangkat Daerah

(Renja SKPD)

Peraturan

Pimpinan SKPD

( Ps. 21 Ayat 3)

10 dadang-solihin.blogspot.com

Status Hukum Dokumen Perencanaan

Page 11: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

SPECIFIC-jelas, tidak mengundang multi interpretasi

MEASUREABLE-dapat diukur (“What gets measured gets managed”)

ACHIEVABLE-dapat dicapai (reasonable cost using and appropriate collection method)

RELEVANT (information needs of the people who will use the data)

TIMELY-tepat waktu (collected and reported at the right time to influence many manage decision)

dadang-solihin.blogspot.com 11

Persyaratan Dokumen Perencanaan: SMART

Page 12: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Syarat Perencanaan

Harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:

1. Tujuan akhir yang dikehendaki.

2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).

3. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.

4. Masalah-masalah yang dihadapi.

5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya.

6. kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.

7. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.

8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.

12 dadang-solihin.blogspot.com

Page 13: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

• Prinsip partisipatif: masyarakat yang akan memperoleh manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya.

• Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak hanya berhenti pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan jangan sampai terjadi kemunduran.

• Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan dan

pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam keutuhan konsep secara keseluruhan.

• Mengandung sistem yang dapat berkembang (a learning and

adaptive system).

• Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting).

13 dadang-solihin.blogspot.com

Perencanaan yang Ideal

Page 14: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Fungsi/Manfaat Perencanaan

• Sebagai alat koordinasi

seluruh stakeholders

• Sebagai penuntun arah

• Minimalisasi ketidakpastian

• Minimalisasi inefisiensi sumberdaya

• Penetapan standar dan pengawasan kualitas

14 dadang-solihin.blogspot.com

Page 15: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Platform Presiden

RENSTRA K/L Rancangan Renstra K/L

Pedoman Penyesuaian

4

Hasil Evaluasi Renstra

RPJPN

2005-2025

Hasil Evaluasi RPJMN

Aspirasi Masyarakat

Pedoman

Penyusunan

RPJMD

Bahan penyusunan

dan Perbaikan

Rancangan Teknokratik Renstra K/L

Rancangan Teknokratik

RPJMN

Background Study

RANCANGAN RPJMN

Pembagian Tugas

SIDANG KABINET

TRILATERAL

MEETING

Bilateral Meeting

Penyesuaian Renstra K/L

Musrenbang Jangka

Menengah Nasional

Bilateral Meeting

Penyesuaian RPJMD

SIDANG

KABINET

Penelaahan

PEMERINTAH

DAERAH

RANCANGAN AWAL RPJMN

RANCANGAN RPJMN

RANCANGAN AKHIR RPJMN

RPJMN

2015-2019

1 3

5 6

2

Bagan Alur Penyusunan RPJMN 2015-2019

15 dadang-solihin.blogspot.com

Page 16: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

dadang-solihin.blogspot.com 16

Page 17: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Format Rancangan Teknokratis

Penulisan RPJMN 2015-2019

dadang-solihin.blogspot.com 17

Bagian I • Arahan RPJPN 2005-2025

• Lingkungan Strategis

• Kerangka Ekonomi Makro

• Kerangka Pendanaan Pembangunan

• Kerangka Regulasi

• Sasaran Pokok, Arah kebijakan dan Strategi RPJMN 2015-

2019 • Arah Kebijakan Pembangunan Wilayah

• Prinsip-Prinsip Pengarusutamaan Pembangunan

Bagian II Uraian Sembilan Bidang Pembangunan yang dijabarkan dalam

Kerangka Pembangunan Wilayah Kerangka Pendanaan dan

Regulasi

Bagian III Uraian Isu Lintas Bidang & Wilayah Kerangka Pendanaan dan

Regulasi

Bagian IV Kegiatan Strategis Nasional Kerangka Pendanaan dan

Regulasi

Page 18: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

dadang-solihin.blogspot.com 18

Page 19: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

PERAN NEGARA

REGULATOR

(KERANGKA REGULASI )

OPERATOR (KERANGKA PENDANAAN)

APBN = 15%-18% PDB

MASYARAKAT (GROSS NATIONAL PRODUCT)

dadang-solihin.blogspot.com

Page 20: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kerangka Konseptual Sinergi Kebijakan dan Regulasi

dadang-solihin.blogspot.com 20

IMPLEMENTASI REGULASI (Substansi: Kebijakan Pembangunan Nasional/ Sektoral/

Kewilayahan)

TUJUAN BERNEGARA e.g. Keadilan Sosial

KEBIJAKAN

SEKTORAL

KEBIJAKAN

SEKTORAL

KEBIJAKAN

SEKTORAL

Sasaran RPJMN

KEBIJAKAN SEKTORAL

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

NASIONAL, SEKTORAL DAN (KEWILAYAHAN)

SISTEM REGULASI NASIONAL

Kebijakan Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(Kerangka Regulasi dan Kerangka Pendanaan)

Page 21: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kebijakan vs Regulasi

Kebijakan Regulasi

1. Pilihan tindakan diantara sejumlah alternatif tindakan

1. Instrumen operasional dari tindakan yang terpilih

2. Kebijakan terpilih tidak harus/selalu menjadi norma regulasi.

2. Regulasi selalu bersubstansikan kebijakan

3. Mengarahkan perubahan: bersifat fleksibel dan dinamis.

3. Mengelola ketertiban: perubahan harus berlangsung secara tertib

4. Bebas norma: perubahan kebijakan dapat dilakukan kapan saja, tetapi kalau dalam format regulasi, ia harus patuh

norma.

4. Terikat norma, mengacu pada strata regulasi (tidak boleh ada konflik norma, harus konsisten dan harmonis dengan

norma yang lain).

5. Faktor Integrasi: mengintegrasikan kebijakan nasional/sektoral/regional ke dalam sistem regulasi nasional dalam rangka penyelenggaraan negara dan pencapaian tujuan bernegara.

dadang-solihin.blogspot.com 21

Page 22: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

REGULATORY

MAKING POLICY

MAKING

ENFORCEMENT

IMPLEMENTATION

GOAL

22

Regulasi

Perilaku Sosiall

EVALUATION

Hubungan antara Kebijakan dan Regulasi

dalam Mewujudkan Tujuan

dadang-solihin.blogspot.com

Page 23: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Naskah Akademik

dan RUU

REKOMENDASI ≠ REGULASI

REGULATORY POLICY (UU)

REKOMENDASI = REGULASI 1. REGULATORY POLICY (PP

KEBAWAH) 2. NON REGULATORY POLICY

KERANGKA KEBIJAKAN KERANGKA REGULASI

ALTERNATIVE POLICY

UU

RUU

Pembahasan

evaluasi

23

PENGKAJIAN

PENELITIAN

Penyusunan Kebijakan dan Pembentukan Regulasi

PENGKAJIAN: meliputi kegiatan (1) problem definition; (2) objective setting; dan (3) identifikasi existing regulation

PENELITIAN: 1. Meliputi kegiatan indepth analysis terhadap hasil pengkajian termasuk cost and benefit analysis

dan/atau cost effectiveness analysis. 2. Hasil penelitian tidak selalu merekomendasiakan pembentukan /amandemen/penggantian UU 3. Dalam hal hasil penelitian tidak bersifat regulatory pada level UU, maka rekomendasi meliputi:

a. Pembentukan peraturan pelaksanaan UU (PP ke bawah) b. Kegiatan lain yang bersifat executorial

dadang-solihin.blogspot.com

Page 24: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Permasalahan Kebijakan dan Regulasi

• Permasalahan

– Penyusunan rumusan kebijakan bersifat sektoral

– Proses perumusan kebijakan kurang partisipatif

– Minimnya Pemahaman antara kebijakan dan regulasi

– Kualitas Regulasi: regulasi yang multi tafsir; berpotensi konflik; tumpang

tindih; tidak harmonis/tidak sinkron; tidak adanya aturan pelaksanaannya; tidak konsisten ; dan menimbulkan beban yang tidak

perlu, baik terhadap kelompok sasaran maupun kelompok yang terkena

dampak

– Kuantitas Regulasi: tidak proporsional (over regulation)

• Penyebabnya:

– Lemahnya pengelolaan regulasi

– Tidak jelasnya otoritas pengelola regulasi (masih tersebar).

dadang-solihin.blogspot.com 24

Page 25: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Ilustrasi Permasalahan Regulasi

No REGULASI POTENSI MASALAH KETERANGAN K/L TERKAIT

I UNDANG-UNDANG

I.1 UU NO. 32 TAHUN 2004 vs UU NO. 7 TAHUN 2004 vs UU NO. 27 tahun 2007

I.1.1 UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Pasal 2 ayat (9):

Negara mengakui dan menghormati KESATUAN-

KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT beserta hak

tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai

dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia .

Uu No. 7 tahun 2004 Tentang Sumber daya Air, Pasal 6

ayat (3):

Hak ulayat MA“YARAKAT HUKUM ADAT atas sumber

daya air sebagaimana dimaksud pada ayat 2) tetap

diakui sepanjang kenyataannya masih ada dan telah

dikukuhkan dengan peraturan daerah setempat .

UU No. 27 tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Pasal 1 angka 33:

MA“YARAKAT ADAT adalah kelompok Masyarakat

Pesisir yang secara turun-temurun bermukim di wilayah

geografis tertentu karena adanya ikatan pada asal-usul

leluhur, adanya hubungan yang kuat dengan Sumber

Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, serta adanya sistem

nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial,

dan hukum .

UU No. 32 tahun 2004,

UU No. 7 Tahun 2004,

dan UU No. 27 tahun

2007 menggunakan istilah

yang berbeda-beda

(inkonsisten) untuk

penyebutan masyarakat

dengan hukum dan hak-

hak tradisional.

1. Kementerian

Dalam Negeri

2. Kementerian

kehutanan

3. Kementerian

Lingkungan

Hidup

x

Konflik

Inkonsisten

Tdk Operasional

Duplikasi

Multi-tafsir

dadang-solihin.blogspot.com 25

Page 26: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

TAHUN UU PERPU PP PERPRES

2005 14 3 80 83

2006 23 2 55 112

2007 47 2 82 100

2008 56 5 89 67

2009 52 4 77 47

2010 13 - 94 84

2011 24 - 79 90

2012 24 - 116 126

2013 9 - 16 21

26

Jumlah Peraturan Perundang-undangan

berdasarkan Penomoran Pertahun

Berdasarkan rekomendasi dari BPHN disampaikan bahwa Kementerian/ LPNK

harus mempunyai agenda dan program untuk melakukan evaluasi terhadap

peraturan perundang-undangan yang terkait dengan lingkup tugas dan tanggung

jawabnya.

dadang-solihin.blogspot.com

Sumber: BPHN Juni 2013

Page 27: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kerangka Regulasi dalam RPJMN

• Definisi Kerangka Regulasi:

– ‘Kegiatan dalam kerangka regulasi adalah kegiatan pemerintah dalam rangka baik memfasilitasi, mendorong maupun mengatur kegiatan pembangunan yang dilaksanakan sendiri oleh masyarakat’ (PP 40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional)

• Definisi yang disarankan:

– ‘Perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong maupun mengatur perilaku masyarakat, termasuk swasta dan penyelenggara negara’

dadang-solihin.blogspot.com 27

Page 28: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Akomodasi Kerangka Regulasi

dalam RPJMN Bagian/Buku I

1. Mewujudkan Tujuan bernegara:

Substansi:

a. Alinea 4 pembukaan konstitusi, terutama yang berkaitan dengan keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Peran Negara (regulator & operator) dalam mewujudkan tujuan bernegara

tsb.

2. Kerangka Ekonomi Makro:

Gambaran mengenai progres pencapaian tujuan bernegara dalam priode

2015-2019 berdasarkan kebijakan, regulasi dan pendanaan yang dituangkan

dalam agenda pembangunan.

a. Kerangka Regulasi Makro : proyeksi regulasi tingkat undang-undang di bdg

SDM, SDA & Iptek yg diperlukan (penggantian/revisi/pencabutan) dalam

untuk mendukung pencapaian tujuan RPJMN 2015 – 2019 dan tujuan

bernegara.

b. Kerangka Ekonomi Makro : konsep sama dengan RPJMN 2010 -2014

dadang-solihin.blogspot.com 28

Page 29: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Akomodasi Kerangka Regulasi

dalam RPJMN Bagian/Buku II:

a. Kerangka Regulasi Lintas Bidang (oleh direktorat sektor)

• Walaupun bersifat lintas bidang tetap harus ada leading

institusinya. Kegiatan dan anggaran mengikuti leading

institusinya.

• Perencanaan regulasi dilakukan menggunakan model MTEF

• Pada tingkat UU, kegiatan meliputi pengkajian, penelitian,

penyusunan NA dan RUU, dan Pembahasan RUU di DPR

• Pada tingkat PP kebawah, tidak diperlukan NA tetapi proposal

harus memberikan alasan dan penjelasan.

b. Kerangka Regulasi Sektoral (oleh direktorat sektor)

• S.d.a. tetapi sektor ybs. menjadi leading institusinya.

dadang-solihin.blogspot.com 29

Page 30: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Akomodasi Kerangka Regulasi

dalam RPJMN Bagian/Buku III

Kerangka Regulasi Kewilayahan

Arahan kepada pemerintah daerah (provinsi/kebupaten/kota) untuk tetap berada pada koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, penyusunan peraturan daerah tidak boleh keluar dari ‘Sistem Regulasi Nasional’ yang merupakan ‘FACTOR INTEGRASI’ bagi eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

dadang-solihin.blogspot.com 30

Page 31: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

MENTERI PPN/

KEPALA

BAPPENAS

MENTERI

HUKUM DAN

HAM

MENTERI

KEUANGAN

MENTERI

DALAM NEGERI

MENTERI

SEKRETARIS

NEGARA

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL P

EM

BA

HA

SA

N A

RA

H R

EG

UL

AS

I

DA

LA

M K

UR

UN

WA

KT

U 5

TA

HU

N K

ED

EP

AN

Integrasi Kerangka Regulasi dalam RPJMN

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL

UU

D 1

94

5,

TAP

MP

R,

UU

LA

INN

YA,

SP

PN

, D

OK

UM

EN

PE

RE

NC

AN

AA

N,

AS

PIR

AS

I D

AN

KE

BU

TU

HA

N H

UK

UM

MA

SYA

RA

KA

T

(PS

L. 1

8 U

U1

2/2

01

1)

ARAHAN/

DAFTAR RPJM

dadang-solihin.blogspot.com 31

Page 32: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

KOMITE REGULASI

MENTERI/

KEPALA LPNK

MENTERI PPN/

KEPALA BAPPENAS

DEPUTI SEKTOR

DIREKTORAT SEKTOR

(PERSPEKTIF POLICY)

DEPUTI

POLHUKHANKAM

DIT. ANALISA PP

(PERSPEKTIF LEGALITAS)

DEPUTI PENDANAAN

DIT. ALOKASI PP

(PERSPEKTIF BUDGET)

CBA atau CEA

PROPOSAL

KEBIJAKAN/

REGULASI

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL

PROPOSAL

KEBIJAKAN/

REGULASI

HASIL

ANALISIS

AWAL

PE

MB

AH

AS

AN

HA

SIL

AN

AL

ISIS

AW

AL

INTEGRASI

KE RKP

ALOKASI

BUDGET

PEMBAHASAN

B.A.

MULTILATERAL

MEETING

B.A.

MULTILATERAL

MEETING

B.A.

MULTILATERAL

MEETING

SOP Penanganan Proposal Kerangka Regulasi di Bappenas

APPROOVAL

KOMREG

APPROOVAL

&

PROPOSAL

APPROOVAL

&

PROPOSAL

MU

LTIL

AT

ER

AL

ME

ET

ING

DN

G K

/L P

EN

GU

SU

L

MONEV

dadang-solihin.blogspot.com 32

Page 33: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

MENTERI/

KEPALA LPNK

MENTERI

HUKUM DAN HAM

MENTERI

KEUANGAN

MENTERI PPN/

KEPALA BAPPENAS

MENTERI

DALAM NEGERI

MENTERI

SEKRETARIS NEGARA

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL

HASIL IDENTIFIKASI

KEBUTUHAN REGULASI

PE

MB

AH

AS

AN

/IDE

NT

IFIK

AS

I

KE

BU

TU

HA

N R

EG

UL

AS

I

SOP Penanganan Kerangka Regulasi RKP di Komite

Regulasi

ANALISIS

AWAL

ANALISIS

AWAL UU

D 1

94

5,

TAP

MP

R,

UU

LA

INN

YA,

SP

PN

,

DO

KU

ME

N P

ER

EN

CA

NA

AN

, A

SP

IRA

SI

DA

N

KE

BU

TU

HA

N H

UK

UM

MA

SYA

RA

KA

T

(PS

L. 1

8 U

U1

2/2

01

1)

dadang-solihin.blogspot.com 33

Page 34: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Fokus Prioritas 2013

(Baseline) 2015-2019 2020-2024 2025

Burden of Government Regulation

Index Tahun 2012-13 3,9 4,5 5,0 5,1

Worldwide Governance Indicators

(WGI) on Regulatory Quality/ Kualitas

Regulasi Tahun 2012

43,1%

Kenaikan

Indeks

7%

Kenaikan

Indeks

8%

Kenaikan

Indeks

2%

Tersimplifikasinya 100% regulasi - Penetapan baseline

tersimplifikasinya

100% regulasi di

Bidang SDA, SDM dan

IPTEK

Penetapan baseline

tersimplifikasinya 100% regulasi di

segala bidang dengan struktur

perekonomian yang kokoh

berlandaskan keunggulan kompetitif.

Kenaikan 5 % dari

baseline

Pelaksanaan harmonisasi kebijakan

dan regulasi

- Penetapan Baseline

Pelaksanaan

harmonisasi

kebijakan dan

regulasi di Bidang

SDA, SDM dan IPTEK

Penetapan baseline

Pelaksanaan harmonisasi kebijakan

dan regulasi 100% di

segala bidang dengan struktur

perekonomian yang kokoh

berlandaskan keunggulan kompetitif.

Kenaikan 5 % dari

baseline

Terlaksananya pelatihan bagi tenaga

perancang regulasi dan perrencana

- 5000 0rang Kenaikan 20% pelaksanaan pelatihan Kenaikan 5%

pelaksanaan

pelatihan

Sumber: http://www3.weforum.org/docs/WEF_GlobalCompetitivenessReport_2013-14.pdf dan

http://info.worldbank.org/governance/wgi/index.aspx#reports

Roadmap Pembangunan Kerangka Regulasi Jangka

Panjang 2015-2025

dadang-solihin.blogspot.com 34

Page 35: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

Roadmap Pembangunan Kerangka Regulasi

Jangka Menengah 2015-2019

FOKUS PRIORITAS 2013

(Baseline) 2015 2016 2017 2018 2019

Burden of Government

Regulation Index Tahun 2012-

13

3,9 4,0 4,1 4,2 4,3 4,5

Worldwide Governance

Indicators (WGI) on

Regulatory Quality/ Kualitas

Regulasi Tahun 2012

43,1% 45,5% 46,7% 47,9% 49,1% 50,1%

Tersimplifikasinya 100%

regulasi di Bidang SDA, SDM

dan IPTEK

- Penetapan

baseline

Kenaikan 15%

dari baseline

Kenaikan 25%

dari baseline

Kenaikan 30%

dari baseline

Kenaikan 30%

dari baseline

100% pelaksanaan

harmonisasi kebijakan dan

regulasi Bidang SDA, SDM

dan IPTEK

- Penetapan

Baseline

Kenaikan 25%

dari baseline

Kenaikan 40%

dari baseline

Kenaikan 20%

dari baseline

Kenaikan 15%

dari baseline

Terlaksananya pelatihan bagi

tenaga perancang regulasi

dan perumus kebijakan

- 700 orang 1200 orang 1200 orang 1200 orang 700 orang

Sumber: http://www3.weforum.org/docs/WEF_GlobalCompetitivenessReport_2013-14.pdf dan

http://info.worldbank.org/governance/wgi/index.aspx#reports

dadang-solihin.blogspot.com 35

Page 36: Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional

36 dadang-solihin.blogspot.com