sinergitas pemerintah desa dengan ...repository.ub.ac.id/2638/1/pratiwi, tiara dian.pdfdalam...

127
SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN INFRASTRUKTUR JALAN DESA (Studi pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Skripsi pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya TIARA DIAN PRATIWI NIM.105030607111002 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK MINAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN MALANG 2017

Upload: others

Post on 02-Dec-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN

MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN

INFRASTRUKTUR JALAN DESA (Studi pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Skripsi

pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

TIARA DIAN PRATIWI

NIM.105030607111002

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

MINAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN

MALANG

2017

Page 2: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

MOTTO

rencana Tuhan selalu indah dan tepat

pada waktu-Nya,

karena hanya Tuhan sang pemilik

skenario terbaik

_Tiara_

Page 3: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Sinergitas Pemerintah Desa dengan Masyarakat dalam

Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa

Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

Banyuwangi)

Disusun Oleh : Tiara Dian Pratiwi

NIM : 105030607111002

Fakultas : Ilmu Administrasi

Jurusan : Administrasi Publik

Minat : Perencanaan Pembangunan

Malang, Juli 2017

Komisi Pembimbing

Ketua

Dr. Sarwono, M.Si

195709091984031002

Anggota

Dr. Siswidiyanto, MS

196007171986011002

Page 4: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

Telah dipertahankan di depan majelis penguji skripsi, Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya, pada:

Hari : Selasa

Tanggal : 01 Agustus 2017

Jam : 12.00-13.00 WIB

Skripsi atas nama : Tiara Dian Pratiwi

Judul : Sinergitas Pemerintah Desa dengan Masyarakat

dalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa

(Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat

Kabupaten Banyuwangi)

Dan Dinyatakan LULUS

MAJELIS PENGUJI

Ketua

Dr. Sarwono, M.Si

NIP. 19570909 198403 1 002

Anggota 1

Dr. Siswidiyanto, MS

NIP. 19600717 198601 1 002

Anggota 2

Drs. Abdul Wachid, MAP

NIP.19561209 198703 1 008

Anggota 3

Drs. Minto Hadi, M.Si

NIP. 19540127 198103 1 003

Page 5: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

LEMBAR PERSEMBAHAN

Segala Puji Syukur penulis naikkan kepada Tuhan Yesus Kristus sang Alfa dan

Omega serta pelabuhan peristirahatan yang tenang atas terselesaikannya

skripsi ini. Tanpa Anugerah dan Kuasa-Nya skripsi ini tidak akan kunjung

terselesaikan.

Skripsi ini ku persembahkan kepada orang-orang yang ku sayangi. Ayahku,

Eko Susanto, S.Pd yang terus memantau sejauh mana progress skripsi ini.

Seseorang yang dengan kesibukannya tidak pernah lupa memantau

keberadaan putri bungsunya.

Skripsi ini ku persembahkan kepada Bundaku tersayang, Yoartiningsih

Betasri. Seorang malaikat tanpa sayap yang dipercaya Tuhan untuk

melahirkan, merawat serta membesarkanku. Seseorang yang pernah

menangis dan merasa bersalah ketika putri bungsunya merasa down saat

skripsinya tidak kunjung terselesaikan.

Tak lupa kusampaikan rasa sayang dan terima kasihku untuk kakakku

tersayang, Eunike Yoanita, S.Hum, yang 24 jam siaga untuk menjaga saat

adiknya harus dirawat di Rumah Sakit. Seorang kakak yang senantiasa

mengkhawatirkan dan memarahi adiknya saat adiknya mulai kehilangan

arah. “Aku rindu saat harus perang bantal denganmu kakak, baik-baik

dengan keluargamu ya. Maafkan sifat kekanak-kanakanku ya. Miss you so

much”

Tiara Dian Pratiwi

Page 6: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam sumber

kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur

jiplakan, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya

peroleh (S-1) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan Pasal 70).

Malang, Juli 2017

Mahasiswa

Nama: Tiara Dian Pratiwi

NIM : 105030607111002

Page 7: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

RINGKASAN

Tiara Dian Pratiwi,2017.“Sinergitas Pemerintah Desa dengan

Masyarakat dalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa

(Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

Banyuwangi)”. Dr. Sarwono, MS, Dr.Siswidiyanto, MS, Fakultas

Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, 122 Hal + xv

Permasalahan sinergitas Pemerintah Desa dengan

masyarakat dalam perencanaan di Desa Benelan Lor berawal dari

ketersediaan infrastruktur yang membutuhkan pemeliharaan dan

sudah kurang layak digunakan untuk mobilisasi kegiatan

perekonomian. Dimana keberadaan infrastruktur jalan yang kurang

layak merupakan satu-satunya jalan untuk akses ke areal

persawahan. Sebagaimana di wilayah Desa Benelan Lor mayoritas

penduduknya menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian,

sehingga mereka sangat membutuhkan infrastruktur jalan yang

layak dalam mempermudah kegiatan pertanian.Baik Pemerintah

Desa maupun masyarakat telah berupaya untuk berusaha mencari

solusi dalam penyelesaian masalah tersebut, namun masih belum

ada tindak lanjut dari pemerintah setingkat Kabupaten.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif

pendekatan kualitatif i n t e r a k t i f yang berlokasi di Kabupaten

Banyuwangi dan Desa Benelan Lor dengan melakukan wawancara

dan dokumentasi yang menggunakan analisis data. Perencanan

dengan metode analisis deskriptif dengan melihat keadaan di

lapangan.

Temuan yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan,

dalam setiap permasalahan akan selalu melibatkan Pemerintah Desa

dengan masyarakat yang berpengaruh, paling dekat dan mempunyai

tingkat kepentingan pada suatu wilayah. Dalam terjalinnya sebuah

harmonisasi sinergitasantara pemerintah di tingkat Desa dan

masyarakat yang berkaitan dengan perencanaan terdapat faktor

pendukung dan penghambat. Faktor yang medukung dalam

penelitian ini adanya dukungan pemerintah yang selalu siap

memberikan kebijakannya untuk membantu menyelesaikan

permasalahan masyarakat di Desa Benelan Lor. Faktor yang

menghambat disini, dimana pemerintah Desa masih cenderung

menggantungkan pada pemerintah Kabupaten dari pada menjalin

kerja sama secara langsung dengan pihak swasta yang ada disekitar

wilayah tersebut.

Kata Kunci : Sinergitas, Infrastruktur

Page 8: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

SUMMARY

Tiara Dian Pratiwi, 2017. "Synergy of Village Government with

Community in Village Road Infrastructure Planning (Study at

Benelan Lor Village, Kabat Sub-district of Banyuwangi District)".

Dr. Sarwono, MS, Drs.Siswidiyanto, MS, Faculty of

Administration, Universitas Brawijaya, 122 Hal + xv

The problem of stakeholder’s synergy in planning in

Benelan Lor village comesfrom the availability of infrastructure

that requires maintenance and inadequate to be used for the

mobilization of economic activities. That inadequate road

infrastructure is the only way to access the rice fields. In Benelan

Lor village, the majority of the population depends from the

agricultural products, so they desperately need anadequate road

infrastructure to facilitate agricultural activities. Both the Village

Government and the community have tried to find a solution to

solve the problem, but there is still no follow-up from the

government at the district level.

This research uses descriptive research method of

qualitative interactiveapproaches located in Banyuwangi and

Benelan Lor Villages by conductinginterviews and documentation

using the data analysis plan with descriptive analysis method by

looking at the situation in the field.

The findings obtained from the results of research in the

field, in each issue willalways involve influential stakeholders and

have an importance level. In the establishment of a harmonization

of stakeholders synergy between government at village level and

community related to planning there are supporting and inhibiting

factors. Factors that support in this research is government support

which is always ready to give its policy to help solve society

problem in Benelan Lor Village. Factors that hamper here is the

village government still tends to rely on the district government

than to establish direct cooperation with the private sector that is

around the area.

Keywords: Synergy, Infrastructure

Page 9: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi sebagai syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas

Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya dengan mengambil judul Sinergitas

Pemerintah Desa dengan Masyarakat dalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa

(Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi).

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS Selaku Dekan Fakultas

Ilmu Administrasi.

2. Bapak Dr. M. R. Khairul Muluk, M.Si Selaku Pembantu Dekan

Bidang Akademik.

3. Bapak Drs. Heru Susilo, M.A Selaku Pembantu Dekan Bidang

Administrasi Umum.

4. Ibu Dr. Sri Mangesti Rahayu, M.Si Selaku Pembantu Dekan Bidang

Kemahasiswaaan.

5. Bapak Dr. Choirul Saleh, M.Si Selaku Ketua Jurusan Administrasi

Publik.

Page 10: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

6. Bapak Dr. Hermawan, S.IP, M.Si Selaku Ketua Minat Perencanaan

Pembangunan sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.

7. Bapak Dr.Sarwono, M.Si Selaku Ketua Komisi Pembimbing Skripsi

8. Bapak Dr.Siswidiyanto, MS Selaku Anggota Komisi Pembimbing

Skripsi

9. Bapak H. M. Luqman, S.Sos, MBA, MM Selaku Camat Kabat yang

telah bersedia memberikan data dokumen pendukung

10. Bapak Anip Haryadi Selaku Kepala Desa Benelan Lor yang telah

bersedia membantu selama proses penelitian

11. Bapak Drs. Adbul Wachid, MAP Selaku Dosen Penguji Skripsi.

12. Bapak Drs. Minto Hadi, M.Si Selaku Dosen Penguji Skripsi.

13. Seluruh civitas akademika Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Brawijaya.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan. Semoga karyas kripsi ini bisa bermanfaat

dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, Juni 2017

Tiara Dian Pratiwi

Page 11: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

DAFTAR ISI

MOTTO .................................................................................................................. i

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................... 3

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... 4

LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................... 5

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ...................................................... 6

RINGKASAN ........................................................................................................ 7

SUMMARY ........................................................................................................... 8

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 9

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 11

DAFTAR TABEL ............................................................................................... 14

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 15

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 16

BAB I PENDAHULUAN ......................................... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang .................................. Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ............................. Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian .............................. Error! Bookmark not defined.

D. Kontribusi Penelitian ........................ Error! Bookmark not defined.

E. Sistematika Penulisan ....................... Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................. Error! Bookmark not defined.

A. Perencanaan Pembangunan ............... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Perencanaan Pembangunan ...... Error! Bookmark not

defined.

2. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional .... Error! Bookmark

not defined.

B. Governance ....................................... Error! Bookmark not defined.

C. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan dan Pembangunan Error!

Bookmark not defined.

1. Perencanaan Partisipatif/Konsensus........... Error! Bookmark not

defined.

D. Konsep Sinergi .................................. Error! Bookmark not defined.

E. Pembangunan Perdesaan ................... Error! Bookmark not defined.

1. Strategi Pembangunan Perdesaan Error! Bookmark not defined.

2. Kebijakan Pembangunan Perdesaan .......... Error! Bookmark not

defined.

F. Jalan .................................................. Error! Bookmark not defined.

1. Asas, Tujuan dan Lingkup ........... Error! Bookmark not defined.

2. Peran Jalan ................................... Error! Bookmark not defined.

3. Pengelompokan Jalan ................... Error! Bookmark not defined.

Page 12: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN ......................... Error! Bookmark not defined.

A. Jenis Penelitian ................................. Error! Bookmark not defined.

B. Fokus Penelitian ................................ Error! Bookmark not defined.

C. Lokasi Penelitian ............................... Error! Bookmark not defined.

D. Sumber dan Jenis Data ...................... Error! Bookmark not defined.

E. Teknik Pengumpulan Data ................ Error! Bookmark not defined.

1. Pengamatan (observasi) ............... Error! Bookmark not defined.

2. Wawancara (In-depth Interview) . Error! Bookmark not defined.

3. Dokumen ...................................... Error! Bookmark not defined.

F. Instrumen Penelitian ......................... Error! Bookmark not defined.

G. Analisis Data ..................................... Error! Bookmark not defined.

1. Reduksi Data (data reduction) ..... Error! Bookmark not defined.

2. Penyajian Data (data display) ...... Error! Bookmark not defined.

3. Penarikan Kesimpulan (conclusion) .......... Error! Bookmark not

defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... Error! Bookmark not

defined.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian . Error! Bookmark not defined.

1. Gambaran Umum Kabupaten Banyuwangi Error! Bookmark not

defined.

a. Keadaan Geografis .................. Error! Bookmark not defined.

b. Demografi ................................ Error! Bookmark not defined.

c. Visi dan Misi ........................... Error! Bookmark not defined.

2. Gambaran Umum Keberadaan Potensi Pertanian dan Keberadaan

Infrastruktur.................................. Error! Bookmark not defined.

3. Kecamatan Kabat ......................... Error! Bookmark not defined.

a. Gambaran Umum Kecamatan Kabat ..... Error! Bookmark not

defined.

b. Jumlah Penduduk .................... Error! Bookmark not defined.

c. Luas Wilayah Kecamatan dan Pembagian Wilayah Kecamatan

Kabat ....................................... Error! Bookmark not defined.

d. Bidang Pemerintahan Kecamatan Kabat Error! Bookmark not

defined.

4. Desa Benelan Lor ......................... Error! Bookmark not defined.

a. Gambaran Umum Desa Benelan Lor .... Error! Bookmark not

defined.

b. Gambaran Umum Keberadaan Infrastruktur Jalan Desa

Benelan Lor ............................. Error! Bookmark not defined.

B. Penyajian Data Fokus Penelitian ...... Error! Bookmark not defined.

Page 13: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

1. Sinergitas pemerintah desa dengan masyarakat dalam

perencanaan infrastruktur jalan Desa Benelan Lor Kecamatan

Kabat Kabupaten Banyuwangi ..... Error! Bookmark not defined.

a. Peran pemerintah terhadap proses sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur jalan Desa

Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi Error!

Bookmark not defined.

b. Peran masyarakat terhadap proses sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur Desa

Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi Error!

Bookmark not defined.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur Desa

Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi ..... Error!

Bookmark not defined.

a. Faktor pendukung sinergitas pemerintah Desa dengan

masyarakat dalam perencanaan infrastruktur Desa Benelan Lor

Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi .. Error! Bookmark

not defined.

b. Faktor penghambat sinergitas pemerintah Desa dengan

masyarakat dalam perencanaan infrastruktur Desa Benelan Lor

Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi .. Error! Bookmark

not defined.

C. Analisis Data ..................................... Error! Bookmark not defined.

1. Proses terjalinnya sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat

dalam perencanaan infrastruktur Desa Benelan Lor Kecamatan

Kabat Kabupaten Banyuwangi ..... Error! Bookmark not defined.

a. Peran pemerintah terhadap proses sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur jalan Desa

Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi Error!

Bookmark not defined.

b. Peran masyarakat terhadap proses sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur Desa

Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi Error!

Bookmark not defined.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarkat dalam perencanaan infrastruktur Desa Benelan

Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi Error! Bookmark

not defined.

Page 14: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

a. Faktor pendukung sinergitas pemerintah Desa dengan

masyarakat dalam perencanaan infrastruktur Desa Benelan Lor

Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi .. Error! Bookmark

not defined.

b. Faktor penghambat sinergitas pemerintah Desa dengan

masyarakat dalam perencanaan infrastruktur Desa Benelan Lor

Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi .. Error! Bookmark

not defined.

BAB V PENUTUP .................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ....................................... Error! Bookmark not defined.

B. Saran ................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.

Page 15: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Luas Lahan Sawah di Indonesia Tahun 2010-2014 ...... Error! Bookmark not

defined.

2. Luas Panen, Produktifitas dan Produksi tanaman padi di Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2011-2015 ....................... Error! Bookmark not defined.

3. Panjang jalan rusak di Desa Benelan Lor dari tahun 2010 - 2014 .......... Error!

Bookmark not defined.

4. Perkembangan Kependudukan 2011-2015 ..... Error! Bookmark not defined.

5. Perwujudan Visi RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2016-2021 .............. Error!

Bookmark not defined.

6. Jumlah Penduduk Kecamatan Kabat Per Desa Tahun 2015 Error! Bookmark

not defined.

7. Rekapitulasi Usia Penduduk ........................... Error! Bookmark not defined.

8. Mata Pencaharian dan Jumlahnya ................... Error! Bookmark not defined.

9. Nama Pejabat Pemerintah Desa Benelan Lor . Error! Bookmark not defined.

10. Daftar isu permasalahan Desa Benelan Lor .... Error! Bookmark not defined.

11. Jumlah peserta yang hadir dalam rapat/musyawarah .... Error! Bookmark not

defined.

Page 16: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Kawasan Peruntukan Wilayah Kabupaten BanyuwangiError! Bookmark not

defined.

2. Hubungan Antar Sektor dalam Governance Error! Bookmark not defined.

3. Tangga Partisipasi Sherry R. Arnstein Error! Bookmark not defined.

4. Peta Kabupaten Banyuwangi Error! Bookmark not defined.

5. Logframe perencanaan terintegratif langkah pencapaian misi ke-1 Error!

Bookmark not defined.

6. Logframe perencanaan terintegratif langkah pencapaian misi ke-2 Error!

Bookmark not defined.

7. Logframe perencanaan terintegratif langkah pencapaian misi ke-3 Error!

Bookmark not defined.

8. Logframe perencanaan terintegratif langkah pencapaian misi ke-4 Error!

Bookmark not defined.

9. Logframe perencanaan terintegratif langkah pencapaian misi ke-5 Error!

Bookmark not defined.

10. Peta Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi tahun 2014 Error! Bookmark not

defined.

11. Struktur Organisasi Kecamatan Kabat Error! Bookmark not defined.

12. Peta Desa Benelan Lor Error! Bookmark not defined.

13. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Desa Benelan Lor Error! Bookmark not

defined.

14. Kondisi infrastruktur jalan pada bagian tanjakan menuju areal persawahan

setelah 1 hari hujan dengan intensitas tinggi Error! Bookmark not defined.

Page 17: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Surat Rekomendasi Penelitian ........................ Error! Bookmark not defined.

2. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian Error! Bookmark not defined.

3. Daftar Usulan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Benelan Lor

Periode Tahun 2011-2015 (1) ......................... Error! Bookmark not defined.

4. Daftar Usulan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Benelan Lor

Periode Tahun 2011-2015 (2) ......................... Error! Bookmark not defined.

5. Daftar Usulan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Benelan Lor

Periode Tahun 2011-2015 (3) ......................... Error! Bookmark not defined.

6. Daftar Usulan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Benelan Lor

Periode Tahun 2011-2015 (4) ......................... Error! Bookmark not defined.

7. Daftar Usulan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Benelan Lor

Periode Tahun 2011-2015 (5) ......................... Error! Bookmark not defined.

8. Daftar Usulan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Benelan Lor

Periode Tahun 2011-2015 (6) ......................... Error! Bookmark not defined.

9. Daftar Usulan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Benelan Lor

Periode Tahun 2011-2015 (7) ......................... Error! Bookmark not defined.

10. Daftar Usulan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Benelan Lor

Periode Tahun 2011-2015 (8) ......................... Error! Bookmark not defined.

11. Daftar Usulan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Benelan Lor

Periode Tahun 2011-2015 (9) ......................... Error! Bookmark not defined.

Page 18: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi sumber daya alam.

Salah satu dari sekian banyak sumber daya alam tersebut dalam bidang pertanian,

itulah mengapa Indonesia disebut Negara agraris. Sebagian penduduk Indonesia

menggantungkan kehidupannya dengan mata pencaharian dalam bidang pertanian.

Sesuai data Badan Pusat Statistik, mulai tahun 2010 sampai 2014 luas lahan

pertanian di Indonesia yang merupakan areal sawah yang tersebar dari Sabang

sampai Merauke selalu menunjukkan perubahan, meski sempat meurun pada

tahun 2013.

Tabel 1. Luas Lahan Sawah di Indonesia Tahun 2010-2014

Tahun Luas Lahan Sawah di Indonesia (Ha)

2010 8.002.552

2011 8.095.962

2012 8.127.264

2013 8.112.103

2014 8.114.829

Sumber: https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/895

(terakhir diakses pada tanggal 02 Agustus 2017)

Page 19: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

2

Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 33 ayat 3

menyebutkan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung

didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk

kemakmuran rakyat”, demikian pula yang seharusnya diterapkan oleh pemerintah

indonesia. Dalam pelaksanaan pengelolaan pertanian dibutuhkan perencanaan

pembangunan yang matang dan berkelanjutan, agar pemanfaatan potensi pertanian

tidak tereksploitasi dengan percuma. Apabila hasil pertanian dikelola atau

dimanajemen dengan baik, maka hasil pertanian tersebut dapat dipergunakan

untuk kesejahteraan rakyat sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.

Pemerintah pusat tentu saja tidak dapat melaksanakan sendiri setiap aktivitas

pemerintahan tanpa adanya bantuan dari pemerintah daerah. Pemerintah daerah

juga tidak mempunyai wewenang untuk mengelola potensi di daerahnya tanpa

adanya peraturan yang berlaku. Dengan demikian pemerintah pusat mengeluarkan

Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dimana dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahannya, pemerintah dapat melimpahkan

sebaigian urusan pemerintahan kepada perangkat pemerintah atau wakil

pemerintah di daerah untuk fokus mengelola potensi dari masing-masing

daerahnya yang selanjutnya diperbarui dalam Undang-Undang No 9 Tahun 2015.

Jawa Timur sebagai salah satu provinsi yang mampu menyangga kebutuhan

pangan nasional tertinggi. Pada tahun 2012 Jawa Timur mampu memproduksi

7.153.477 ton beras, sementara kebutuhan untuk konsumsi sebesar 3.588.501 ton

– versi Jurnal Pertanian (dikutip dari berita Badan Penelitian dan Pengembangan

Provinsi Jawa Timur tanggal 3 April 2013).Sehingga dengan pencapaian tersebut

Page 20: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

3

diharapkan Jawa Timur mampu mencapai produksi beras sebesar 10 juta ton pada

tahun 2015. Kabupaten Banyuwangi merupakan Kabupaten yang menduduki

peringkat ke-11 Kabupaten/Kota Terkaya se-Indonesia 2012 versi Warta

Ekonomi. Selain itu catatan BPS terbaru menyebutkan, Produktivitas padi di

kabupaten Banyuwangi pada tahun 2011 adalah 65,22 kuintal perhektar, sehingga

total produksinya mencapai 717.193 ton, atau meningkat sekitar 11,23% dari

tahun sebelumnya.

Tabel 2 Luas Panen, Produktifitas dan Produksi tanaman padi

di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2015

Tahun Luas Panen

(Ha)

Produktifitas

(Kw/Ha)

Produksi

(Ton)

2011 116.728 65,22 761.317

2012 121.377 65,30 792.573

2013 115.498 65,87 760.824

2014 119.809 64,94 777.996

2015 136.688 65,83 899.880

Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi tahun 2011-2015

Melihat potensi Kabupaten Banyuwangi yang terus meningkat (tabel 2) dalam

produktifitas pertanian (padi), tidak mudah bagi Kabupaten Banyuwangi untuk

mempertahankan bahkan meningkatkan produktifitas pertaniannya (padi) tanpa

adanya kerja keras dari berbagai pihak dan fasilitas yang mendukung. Selain bibit

unggul, pupuk, obat-obatan dan peralatan yang digunakan dalam proses pertanian

(mulai musim tanam sampai musim panen), infrastruktur jalan menjadi hal yang

cukup penting untuk diperhatikan. Karena letak areal pertanian (sawah) yang

cukup jauh dari pusat kota/kabupaten, inilah alasan mengapa infrastruktur

Page 21: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

4

terutama jalan menjadi kebutuhan vital terutama pada bidang pertanian yang erat

kaitannya dalam kegiatan perekonomian. Jalan merupakan sarana penting dalam

setiap kegiatan masyarakat. Ketidaktersediaan jalan yang memadai dapat

mengganggu aktivitas kegiatan masyarakat.Dalam Undang-undang no 38 tahun

2004 tentang Jalan.

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian

jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di

atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di

atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel

(pasal 1 ayat 4), selain itu jalan mempunyai peran sebagai bagian

prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi,

sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, sebagai prasarana

distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat,

bangsa, dan Negara, juga merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan

menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia

(pasal 5 ayat 1,2,3)”.

Tanpa adanya infrastruktur jalan yang memadai, para petani akan sangat kesulitan

untuk melaksanakan aktivitas pertanian maupun mendistribusikan hasil

pertaniannya pada saat musim panen tiba.

Page 22: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

5

Gambar 1. Kawasan Peruntukan Wilayah Kabupaten Banyuwangi

Sumber:Statistik Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011

Kabupaten Banyuwangi mempunyai luas wilayah sekitar 5.782,50 km².

Sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuwangi masih merupakan daerah

kawasan hutan yang diperkirakan mencapai 183.396,3ha atau sekitar 31,72

persen, daerah persawahan sekitar 66.152 ha atau 11,44 persen, perkebunan

dengan luas sekitar 82.143,63 ha atau 14,21 persen, dimanfaatkan sebagai daerah

permukiman dengan luas sekitar 127.454,22ha atau 22,04 persen. Sedang sisanya

telah dipergunakan untuk jalan, ladang dan lain-lainnya seperti gambar

diatas.Kabupaten Banyuwangi terdiri dari 24 kecamatan, 217 Desa/Kelurahan.

Desa Benelan Lor merupakan salah satu desa di kecamatan Kabat yang

hampir seluruh masyarakatnya menggantungkan diri dari hasil pertanian.

Keberadan tersebut dapat dilihat dari luas areal persawahan yang ada di desa ini

Luas (Ha);

Hutan;

183.396,30;

32%

Luas (Ha);

Sawah;

66.152,00;

11%

Luas (Ha);

Kebun;

82.143,63;

14%

Luas (Ha);

Pemukima

n;

127.454,22;

22%

Jalan,

Ladang, dll

21%

Kawasan Peruntukan Kab.

Banyuwangi

Page 23: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

6

sekitar 79% dari luas total 230.484 ha/m² atau sekitar 182.235 ha/m² yang

merupakan areal persawahan. Pada tahun 2013, komoditas pertanian padi di Desa

Benelan Lor mencapai 728.840 ton/ha.

Potensi komoditas pertanian padi di Desa Benelan Lor tentu tidak dapat

mencapai angka yang signifikan apabila tidak didukung dengan berbagai macam

faktor. Infrastruktur jalan menjadi salah satu faktor penting, di mana jalan

merupakan akses untuk melakukan aktivitas pertanian setiap harinya. Dengan

tidak adanya infrastruktur jalan yang mendukung, masyarakat juga akan sangat

kesulitan baik untuk aktivitas proses produksi pertanian maupun distribusi hasil

pertanian. Selain banyak areal persawahan yang letaknya tidak jauh dari jalan

yang menanjak, jalan yang menjadi akses satu-satunya menuju areal persawahan

sangat membahayakan bagi para petani dalam melaksanakan aktivitas

pertaniannya (seperti membawa pupuk menuju areal pertanian dan

mendistribusikan hasil pertanian).

Informasi yang didapatkan, infrastruktur jalan di Desa Benelan Lor sudah

mulai rusak sejak 8 tahun terakhir. Dengan data kerusakan jalan 5 tahun terakhir

seperti tabel di bawah, di mana menunjukkan bahwa panjang jalan yang rusak

terus bertambah tiap tahunnya.

Page 24: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

7

Tabel 3. Panjang jalan rusak di Desa Benelan Lor dari tahun 2010 - 2014

Tahun Panjang jalan rusak (km / unit) Total panjang jalan (km / unit)

2010 1368 2600

2011 1542 2600

2012 1690 2600

2013 1769 2600

2014 1815 2600

2015 1900 2600

Sumber: Profil Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi

Dari fakta dilapangan, implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang

Desa tergolong masih sangat lemah. Dibuktikan dengan keberadaan infrastruktur

jalan yang ada di Desa Benelan Lor yang sudah beberapa kali diusulkan dalam

kegiatan musrenbang (musyawarah rencana pembangunan), namun keberadaan

infrastruktur jalan di Desa ini belum menjadi prioritas utama untuk dilakukan

perbaikan dari pihak pemerintah Kabupaten.

Melihat keberadaan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lemahnya

implementasi perencanaan yang sering kali tidak sesuai dengan dokumen

perencanaan yang sudah dibuat sehingga dapat menghambat proses kegiatan

perekonomian. Dengan kata lain, perencanaan yang sudah dibuat tidak bisa selalu

tepat dan bisa saja meleset dari dokumen perencanaan karena belum disetujui oleh

pemerintah yang ada setingkat diatasnya. Tentu saja peran para stakeholders

(pengambil keputusan) diperlukan dalam hal-hal yang mendesak dan menjadi

sangat penting seperti ini. Dalam hal ini pengambil keputusan yang paling dekat

dengan kondisi di Desa Benelan Lor adalah para perangkat desa dan masyarakat

desa. Namun, dalam pengambilan keputusan tentu saja tidak mudah. Semua itu

tidak lepas dari keberagaman pemikiran maupun pandangan perangkat desa dan

Page 25: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

8

masyarakat, sehingga seringkali para perangkat desa dan masyarakatkurang

bersinergi dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Rahmawati dkk, sinergi pada sebuah program dalam sebuah

pemerintahan (governance) tidak dapat terpenuhi jika terdapat aktor yang

dominan, komunikasi yang terjadi hanya satu arah dan tidak adanya

koordinasi.Oleh karena itu sinergi perangkat desa dan masyarakatmenjadi penting,

karena sedikit banyak telah memberikan pengaruh dan dampak secara tidak

langsung dalam perencanan pembangunan di bidang pertanian. Mengacu pada

masalah dilapangan yang telah dipaparkan diatas, maka penulis mengambil judul

“Sinergitas Pemerintah Desa dengan Masyarakatdalam Perencanaan

Infrastruktur Jalan Desa (Studi pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat

Kabupaten Banyuwangi)”

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang mengenai kondisi riil di atas, penulis

mengambil beberapa pokok permasalahan, diantaranya:

1. Bagaimana sinergitas pemerintah Desadengan masyarakatdalam

perencanaan infrastruktur jalan di Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat

Kabupaten Banyuwangi?

2. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambatuntuk mewujudkan

sinergitas pemerintah Desadengan masyarakatdalam perencanaan

infrastruktur jalan di Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

Banyuwangi?

Page 26: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

9

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang ingin diangkat oleh penulis, adapun beberapa

tujuan penulis dalam mengangkat permasalahan sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur jalan desa adalah sebagai

berikut :

1. Mengetahui dan menganalisis sinergitas pemerintah Desa dengan

masyarakat dalam perencanaan infrastruktur jalan di Desa Benelan Lor

Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat untuk

mewujudkan sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat dalam

perencanaan infrastruktur jalan di Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat

Kabupaten Banyuwangi.

D. Kontribusi Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dari hasil penelitian ini diharapakan dapat dipergunakan sebagai

acuan atau salah satu sumber masukan bagi pihak-pihak lain yang

sekiranya akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai sinergitas

pemerintah desa dengan masyarakat.

b. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

kajian serta tambahan wacana keilmuan dalam proses pengembangan

ilmu administrasi publik khususnya bidang perencanaan

pembangunan.

Page 27: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

10

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,

pemerintah dan pihak-pihak lain baik yang berkaitan langsung

maupun tidak langsung dalam proses pelaksanaan perencanaan

pembangunaninfrastruktur jalan Desa.

b. Selain itu, diharapkan dari penelitian ini dapat menjadi manfaat bagi

peneliti selanjutnya mengenai sinergitas pemerintah Desa dengan

masyarakatyang sampai sekarang masih banyak kekurangan dalam

implementasinya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini membantu untuk memberikan gambaran secara

sistematis mengenai susunan penulisan skripsi, di mana di dalamnya terdapat

bagian sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang permasalahan

terhadap perencanaan infrastruktur jalan desa yang menjadi salah satu

penunjang kegiatan perekonomian masyarakat desa, di mana dibutuhkan

sinergi baik dari pemerintah Desa dengan masyarakat. Disebutkan pula

rumusan masalah dari latar belakang, tujuan penelitian dan kegunaan

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini mengemukakan secara garis besar mengenai teori-teori

yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini di mana teori-teori tersebut

Page 28: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

11

menjadi dasar bagi peneliti untuk memberikan alternatif penyelesaian

permasalahan dalam penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan penulis dalam

penelitian, di mana didalamnya terdapat jenis penelitian yang digunakan,

fokus penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data,

instrument penelitian dan analisis data.

BAB IV : HASIL PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan gambaran secara umum lokasi penelitian yang

menjadi fokus penelitian yang akan digunakan serta dalam bab ini disajikan

data-data yang menjadi jawaban atas permasalahan dalam rumusan masalah.

BAB V : PENUTUP

Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah

dilakukan serta saran yang memungkinkan diberikan oleh penulis untuk

menjadi kontribusi dalam penyelesaian permasalahan dalam penelitian yang

dilakukan penulis.

Page 29: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan Pembangunan

Pembangunan merupakan hal yang paling dibutuhkan dalam setiap sisi

kehidupan, dimana dalam setiap pembangunan membutuhkan perencanaan yang

matang dalam setiap aspek. Perencanaan merupakan sebuah proses dimana begitu

banyak hal siapkan untuk menjadikan apa yang ingin dibangun mempunyai

tujuanyang lebih baik kedepannya.

1. Pengertian Perencanaan Pembangunan

Setiap hal yang ada didalam kehidupan kita tentu tidak akan terlepas dari

proses perencanaan. Perencanaan tersebut tentu mempunyai tujuan dalam setiap

proses pelaksanaannya. Tjokroamidjojo (1985:12) mengemukakan beberapa

arti yang menjelaskan tentang perencanaan, diantaranya :

a. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu

proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Oleh karena

itu pada hakekatnya terdapat pada tiap jenis usaha manusia.

b. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-

baiknya (maximum output) dengan sumber-sumber yang ada supaya

lebih efisien dan efektif.

c. Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang

akan dilakukan, bagaimana, bilamana dan oleh siapa.

d. Albert Waterston (1965) menyebutkan perencanaan pembangunan

adalah “melihat ke depan dengan mengambil pilihan berbagai

alternative dari kegiatan untuk mencapai tujuan masa depan

tersebut dengan terus mengikuti agar supaya pelaksanaannya tidak

menyimpang dari tujuan”.

e. Perencanaan pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan

sumber-sumber pembangunan (termasuk sumber-sumber ekonomi)

Page 30: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

13

yang terbatas adanya, untuk mencapai tujuan-tujuan keadaan sosial

ekonomi yang lebih baik secara lebih efisien dan efektif.

Dari beberapa pengertian mengenai perencanaan pembangunan diatas,

dapat diambil kesimpulan bahwa esensi yang ada dalam perencanaan

pembangunan tidak lainadalah menekankan dalam pencapaian untuk tujuan

yang lebih baik sehingga lebih efektif dan efisien.

2. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Dalam Undang-Undang no 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan

pembangunan nasional, sistem perecanaan pembangunan adalah satu kesatuan

tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana

pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang

dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan

Daerah. Oleh karena itu, Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan

demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan,

berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan

kemajuan dan kesatuan Nasional. Perencanaan pembangunan nasional disusun

secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.

Selain itu, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diselenggarakan

berdasarkan Asas Umum Penyelenggaraan Negara dan bertujuan untuk:

a. mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;

b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik

antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun

antara Pusat dan Daerah;

Page 31: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

14

c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

d. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan

e. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,

berkeadilan, dan berkelanjutan.

Selanjutnya, Perencanaan Pembangunan Nasional mencakup

penyelenggaraan perencanaan makro semua fungsi pernerintahan yang

meliputi semua bidang kehidupan secara, terpadu dalam Wilayah Negara

Republik Indonesia, di mana Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri atas

perencanaan pembangunan yang disusun secara terpadu oleh

Kementerian/Lembaga dan perencanaan pembangunan oleh Pemerintah

Daerah sesuai dengan kewenangannya, sehingga Perencanaan Pembangunan

Nasional sebagaimana dimaksud di atas menghasilkan:

a. rencana pembangunan jangka panjang;

b. rencana pembangunan jangka menengah; dan

c. rencana pernbangunan tahunan.

B. Governance

Governance mempunyai banyak sekali pengertian yang lebih dari sekedar

pemerintahan. Dibawah ini, dijelaskan oleh beberapa ahli mengenai pengertian

governance.

Sumarto (2003), governance diartikan sebagai mekanisme, praktek dan tata

cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-

masalah publik.

Page 32: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

15

Sedarmayanti (2009) mengungkapkan, pada dasarnya unsur-unsur dalam

kepemerintahan (governance stakeholders) dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)

kategori yaitu:

a. Negara/pemerintahan: konsepsi pemerintahan pada dasarnya adalah

kegiatan kenegaraan, tetapi lebih jauh dari itu melibatkan pula sektor

swasta dan kelembagaan masyarakat madani.

b. Sektor swasta: pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang

aktif dalam interaksi dalam sistem pasar, seperti: industri, pengolahan

perdagangan, perbankan, dan koperasi, termasuk kegiatan sektor

informal

c. Masyarakat madani: kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan

pada dasarnya berada di antara atau di tengah-tengah antara pemerintah

dan perseorangan, yang mencakup baik perseorangan maupun

kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial, politik, dan

ekonomi.

Page 33: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

16

Sumber: Sedarmayanti (2009, h.280)

Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa dalam governance terdapat interaksi

diantara ketiga aktor stakeholders tersebut, di mana antara satu dengan yang lain

tidak saling mendominasi. Dengan demikian, pemerintah bukan aktor stakeholders

tunggal dalam suatu tata pemerintahan, melainkan interaksi diantara stakeholders

tersebut berarti adanya kesempatan yang sama bagi pemerintahan khususnya dalam

pelaksanaan program-program pemerintah dengan bekerja sama atau berkolaborasi

dengan masyarakat dan swasta untuk senantiasa mendukung program-program

yang ingin direalisasikan.

C. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan dan Pembangunan

Masyarakat merupakan salah satu aktor dalam stakeholdersyang mempunyai

peran penting dalam mewujudkan Good Governance. Partisipasi masyarakat terdiri

atas tiga tujuan yaitu: (1) merupakan sumber informasi dan kebijaksanaan dalam

NEGARA

MASYARAKAT

SEKTOR

SWASTA

Gambar 1: Hubungan Antar Sektor dalam Governance

Page 34: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

17

meningkatkan efektivitas keputusan perencanaan, (2) merupakan suatu alat untuk

mengorganisir persetujuan dan pendukungan untuk tujuan program serta

perencanaan, dan (3) suatu cara pembenaran, perlindungan individu, dan kelompok.

Partisipasi masyarakat memiliki nilai dalam pencapaian tujuan akhir.Untuk itu

diperlukan suatu strategi agar dapat memberikan hasil yang terbaik.Penggunaan

strategi ini dilakukan pada organisasi yang terdiri atas perencana dan masyarakat

maupun organisasi, yang seluruhnya merupakan anggota masyarakat.

Partisipasi masyarakat dapat dilaksanakan dengan berbagai strategi dimana

masing-masing memiliki sasaran yang hendak dicapai.Keberhasilan pencapaian

sasaran tergantung pada kemampuan perencanaan atau organisator dari

organisasinya. Suatu kegiatan perencanaan akan sampai pada bentuk organisasi

formal, oleh karena itu strategi akan dipengaruhi oleh permintaan organisatoris,

antara lain: kemampuan koordinasi, orientasi kegiatan yang jelas, dan penyesuaian

dengan lingkungan. Strategi tergantung dari kemampuan organisasi untuk

memenuhi efektivitas dari strategi yang digunakan dan kemampuan organisator

untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Penggunaan strategi partisipasi masyarakat didasarkan pada asumsi, kondisi

dan kebutuhan dari masing-masing organisator. Terdapat enam macam strategi

partisipasi yang kita kenal yaitu:

(1) Strategi Terapi Pendidikan (Education-Therapy)

(2) Strategi Perubahan Tingkah Laku (Behavioral Change)

(3) Strategi Tambahan Staff (Staff Suplement)

(4) Strategi Kemitraan (Cooptation)

Page 35: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

18

(5) Strategi Kekuatan Masyarakat (Community Power)

(6) Strategi Pembelaan (Advocacy)

Partisipasi masyarakat selain memiliki nilai dalam pencapaian tujuan akhir

juga dapat diukur. Sherry R. Anstein (1969, dalam WALHI: 2013) membagi

partisipasi masyarakat dalam 8 tingkatan yang dikenal dengan The Ladder of

Participations atau Tangga Partisipasi untuk mengetahui seberapa besar partisipasi

dalam masyarakat.

Gambar2. Tangga Partisipasi Sherry R. Arnstein

Sumber: WALHI (2013, h.9)

Arnstein dalam WALHI (2013) menjelaskan masing-masing tangga partisipasi

dalam masyarakat sebagai berikut:

1. Manipulasi (Manipulation)

Dalam anak tangga manipulasi, rakyat, atas nama partisipasi warga,

ditempatkan sebagai alat stempel saja untuk merekayasa dukungan

terhadap pemegang kekuasaan. Alih-alih partisipasi warga, anak

tangga terbawah ini menandakan distorsi partisipasi menjadi

kendaraan “Public Relation” oleh pemegang kekuasaan.

Page 36: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

19

2. Terapi (Therapy)

Dalam anak tangga terapi, partisipasi warga hanyalah topeng,

seharusnyalah ia bagian dari tangga terendah sama dengan

manipulasi karena keduanya tidak jujur dan arogan. Pada anak

tangga terapi ini, rakyat ditempatkan sebagai pihak yang tidak

berdaya dan ketidakberdayaan tersebut perlu diterapi dengan

melakukan upaya pemberdayaan. Dalam proses pemberdayaan,

relasinya adalah subjek-objek atau pemberdaya dan yang

diberdayakan. Tidak ada partisipasi pada proses ini.

3. Pemberian Informasi (Informing)

Dalam anak tangga ini, sudah ada informasi kepada warga mengenai

hak, tanggung jawab dan pilihan-pilihan. Namun pada anak tangga

ini arus informasi berjalan searah, dari “pejabat” kepada “warga”

dan tidak disediakan umpan balik, serta tidak ada negosiasi.

Informasi yang disiapkan, biasanya diberikan pada tahap akhir dari

perencanaan, sehingga warga hanya memiliki waktu yang sempit

untuk mempengaruhi program yang dirancang agar sesuai dengan

“kepentingan mereka.” Alat yang paling sering digunakan untuk

komunikasi semacam ini adalah berita, pamflet, poster, dan

tanggapan terhadap pertanyaan. Selain itu, rapat (meeting) juga

dijadikan kendaraan untuk komunikasi satu arah dengan cara

memberikan informasi dangkal, menyederhanakan pertanyaan, atau

memberi jawaban yang tidak relevan.

4. Konsultasi (Consultation)

Meminta pendapat warga akan sama seperti anak tangga

“informing” yang bisa menjadi langkah sah menuju partisipasi

penuh. Namun, jika konsultasi ini tidak dikombinasikan dengan

model partisipasi yang lain, anak tangga masih dianggap palsu

karena tidak menawarkan jaminan bahwa pendapat dan gagasan

warga akan diperhitungkan. Metode yang paling sering digunakan

untuk orang konsultan adalah survei mengenai sikap warga,

pertemuan ketetanggaan, dan dengar pendapat publik.

Dalam tahap ini, bila pemegang kekuasaan membatasi masukan dari

warga, partisipasi dalam bentuk konsultasi hanya kedok semata.

Kehadiran warga dalam forum konsultasi menjadi sah diukur dari

berapa banyak warga yang datang ke pertemuan, membawa pulang

brosur, atau menjawab kuesioner.

5. Penentraman (Placation)

Dalam anak tangga ini, warga mulai memiliki beberapa tingkat

pengaruh meskipun tokenisme masih jelas. Tokenisme disini dalam

kacamata sosiologi, adalah sebuah kebijakan atau praktek-praktek

untuk membuat seakan-akan ada tindakan untuk melibatkan

kelompok minoritas. Contoh dari strategi penentraman adalah

menempatkan beberapa orang wakil dari warga/kelompok miskin

pada badan-badan publik atau komite-komite seperti dewan

pendidikan, komisi kepolisian, atau otoritas perumahan. Apabila

Page 37: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

20

wakil-wakil warga tersebut tidak akuntabel kepada konstituen dan

apabila elite kekuasaan tradisional memegang mayoritas kursi di

badan-badan tersebut, maka warga miskin dapat dengan mudah

kalah suara dan dikelabui.

6. Kemitraan (Partnership)

Pada anak tangga, kekuasaan sebenarnya didistribusikan melalui

negosiasi antara warga dan pemegang kekuasaan. Mereka setuju

untuk berbagi peran dalam perencanaan dan pengambilan keputusan

melalui struktur seperti badan pengambilan keputusan bersama,

komite perencanaan dan mekanisme untuk menyelesaikan

kebuntuan. Setelah aturan dasar dibentuk melalui proses bersama,

maka perubahan-perubahan aturan tidak dilakukan secara sepihak.

Kemitraan dapat bekerja paling efektif bila:

a) ada kekuatan warga yang terorganisir dan memiliki pemimpin

warga yang akuntabel;

b) ketika kelompok warga memiliki sumber daya keuangan untuk

membayar honor para pemimpinnya secara wajar ketika ia

bekerja untuk warga, dan

c) ketika kelompok memiliki sumber daya untuk menyewa (dan

memecat) teknisi sewaan, pengacara, dan community organizer.

Dengan materi ini, warga memiliki daya tawar riil yang

mempengaruhi hasil dari perencanaan (manakala kedua pihak

merasa ada kegunaan untuk tetap menjaga kemitraan).

7. Kekuasaan yang didelegasikan (Delegated Power)

Pada tingkat ini, warga telah berada pada titik dimana mereka

memegang posisi yang menentukan/dominan untuk sebuah rencana

atau program pembangunan. Untuk mengatasi perbedaan posisi,

pemegang kekuasaan perlu memulai proses tawar menawar dengan

warga daripada malah kembali menekan mereka.

8. Kontrol Warga (Citizen Control)

Pada tangga ini, daya kontrol warga semakin meningkat, misalnya

sekolah yang dikendalikan oleh komunitas, kontrol oleh warga

miskin, dan lain-lain. Meskipun tidak ada seorang pun di negara ini

memiliki kontrol mutlak. Para warga hanya menuntut agar tingkat

kekuatan (atau kontrol) bisa menjamin para warga dapat mengatur

sebuah program atau institusi, bertanggung jawab penuh atas

kebijakan dan manajerial, dan dapat menegosiasikan syarat-syarat

manakala ada “orang luar” yang akan merubahnya.

1. Perencanaan Partisipatif/Konsensus

Seperti dikemukakan di atas bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional mempunyai salah satu tujuan yaitu mengoptimalkan partisipasi

masyarakat, Innes (1995; 1996 dalam Rustiadi, dkk, 2011) menyatakan bahwa

Page 38: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

21

proses membangun konsensus sebagai suatu metode dalam perencanaan telah

membuka peluang baru di dalam mereformulasikan perencanaan

komprehensif. Perencanaan rasional atau perencanaan komprehensif menuntut

adanya pengetahuan yang “sempurna”, suatu prasyarat yang merupakan

kondisi yang sangat sulit dipenuhi apabila kapasitas pengetahuan, pengalaman,

dan teknologi perencana, serta informasi dan komunikasi mengenai obyek dan

proses yang direncanakan sangat terbatas. Sedangkan permasalahan yang

dihadapi berkembang sedemikian kompleks. Karena informasi membatasi

kapasitas perencana dan stakeholdersyang terkait, maka rasionalitas dari

perencana dan stakeholders juga akan bersifat terbatas pula. Dengan demikian

maka rasionalitas setiap orang tidak akan sama, dan bersifat terbatas akibat

perbedaan informasi yang dimilikinya (bounded rationality).

Dalam situasi yang sangat terbatas seperti ini maka melakukan perencanaan

rasional menjadi tidak efektif di dalam menjawab permasalahan yang dihadapi.

Di sisi lain, informasi sebenarnya tersebar beragam di masing-masing

stakeholders dengan kepentingan yang berbeda-beda pula. Oleh karenanya

sifat komprehensif suatu perencanaan pada dasarnya dapat dipenuhi dengan

membangun partisipasi seluruh stakeholders agar diperoleh informasi lengkap

dan dapat dipahami bersama guna membangun keputusan yang terbaik.

Pendekatan ini semula hanya dipandang sesuai untuk perencanaan

pembangunan di daerah-daerah dengan sistem informasi yang terbelakang,

seperti di tingkat komunitas perdesaan dinegara-negara yang sedang

berkembang. Namun dengan semakin kompleksnya permasalahan

Page 39: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

22

pembangunan yang dihadapi dewasa ini, pendekatan seperti ini berkembang

dan dibutuhkan hingga pada lingkup perencanaan masyarakat perkotaan di

negara-negara industri paling maju.

D. Konsep Sinergi

Najiyati dan Rahmat (2011, dalam Rahmawati, 2014), mengartikan bahwa

sinergi sebagai kombinasi atau paduan unsur atau bagian yang dapat

menghasilkan keluaran lebih baik dan lebih besar. Jadi sinergi dapat

dipahami sebagai operasi gabungan atau perpaduan unsur untuk

menghasilkan output yang lebih baik. Sinergitas dapat terbangun melalui

dua cara yaitu

a. Komunikasi

Sofyandi dan Garniwa (2007), pengertian komunikasi dapat dibedakan

atas dua bagian, yaitu:

1. Pengertian komunikasi yang berorientasi pada sumber menyatakan

bahwa, komunikasi adalah kegiatan dengan mana seseorang

(sumber) secara sungguh-sungguh memindahkan stimuli guna

mendapatkan tanggapan.

2. Pengertian komunikasi yang berorientasi pada penerima

memandang bahwa, komunikasi sebagai semua kegiatan di mana

seseorang (penerima) menanggapi stimulus atau rangsangan.

b. Koordinasi

Disamping adanya komunikasi dalam menciptakan sinergitas juga

memerlukan koordinasi.Komunikasi tidak dapat berdiri sendiri tanpa

adanya koordinasi seperti yang dinyatakan oleh Hasan bahwasannya

dalam komunikasi dibutuhkan koordinasi (2005, h.18).Silalahi (2011,

h.217), “koordinasi adalah integrasi dari kegiatan-kegiatan individual

dan unit-unit ke dalam satu usaha bersama yaitu bekerja kearah tujuan

bersama”.

Moekijat (1994, h.39) menyebutkan ada 9 (sembilan) syarat untuk

mewujudkan koordinasi yang efektif, yaitu

1. Hubungan langsung

Bahwa koordinasi dapat lebih mudah dicapai melalui hubungan

pribadi langsung.

2. Kesempatan awal

Koordinasi dapat dicapai lebih mudah dalam tingkat-tingkat awal

perencanaan dan pembuatan kebijaksanaan.

3. Kontinuitas

Koordinasi merupakan suatu proses yang kontinu dan harus

berlangsung pada semua waktu mulai dari tahap perencanaan.

4. Dinamisme

Page 40: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

23

Koordinasi harus secara terus-menerus diubah mengingat perubahan

lingkungan baik intern maupun ekstern.

5. Tujuan yang jelas

Tujuan yang jelas itu penting untuk memperoleh koordinasi yang

efektif.

6. Organisasi yang sederhana

Struktur organisasi yang sederhana memudahkan koordinasi yang

efektif.

7. Perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas

Wewenang yang jelas tidak hanya mengurangi pertentangan di

antara pegawai-pegawai yang berlainan, tetapi juga membantu

mereka dalam pekerjaan dengan kesatuan tujuan.

8. Komunikasi yang efektif

Komunikasi yang efektif merupakan salah satu persyaratan untuk

koordinasi yang baik.

9. Kepemimpinan supervisi yang efektif

Kepemimpinan yang efektif menjamin koordinasi kegiatan orang-

orang, pada tingkat perencanaan.

Dari teori diatas, dapat dikatakan bahwa dalam menjalin sinergitas kearah

yang lebih baik, maka diperlukan 2 unsur penting yaitu komunikasi dan koordinasi.

Apabila pemerintah dan masyarakat dalam menjalin sinergitas mempertahankan

koordinasi dan komunikasi yang baik, maka sinergitas yang terjalin juga dapat

berdampak baik pada perencanaan maupun implementasi.

E. Pembangunan Perdesaan

Nugroho dan Dahuri (2012: 217) menyampaikan bahwa pembangunan

perdesaan atau desa dapat dikatakan menempati bagian paling dominan mengisi

wacana pembangunan daerah.Hal tersebut bukan saja didasarkan atas alasan fisik

geografis, sumberdaya alam atau sumberdaya manusianya, tetapi juga didalamnya

menyimpan potensi-potensi ekonomi (economic gap) yang harus dikenali dan

diperbaiki.Permasalahan pembangunan perdesaan senantiasa berhubungan dengan

partisipasi ketenagakerjaan (employment gap), akses dan kesempatan terhadap

faktor produksi (homogeneity gap), dan informasi yang berkaitan dengan pasar

Page 41: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

24

(information gap) (Haeruman dalam Nugroho dan Dahuri 2012: 218). Dari

ketimpangan (gaps) itulah kemudian mengemuka berbagai permasalahan berikut,

yaitu:

(1) Kemiskinan

(2) Kesenjangan

(3) Kegagalan transformasi

(4) Merosotnya kelembagaan local masyarakat (social capital)

perdesaan

Selain itu, Nugroho dan Dahuri (2012: 222) menyatakan bahwa perumusan

kebijakan pembangunan untuk mendukung pengembangan perekonomian

perdesaan harus memuat 4 hal yaitu: (1) strategi dasar memecahkan permasalahan,

(2) pencapaian sasaran memecahkan permasalahan, (3) kebijakan pendukung

(secara tidak langsung), dan (4) kebijakan berorientasi program (secara langsung).

1. Strategi Pembangunan Perdesaan

Strategi dasar diarahkan kepada pengendalian seminimal mungkin

terjadinya ketimpangan (gaps) atau keadaan sumberdaya yang idle didalam (a)

ketenagakerjaan yang berwujud pengangguran, (b) akses, kemampuan dan

kesempatan terhadap faktor-faktor produksi yang berhubungan dengan kualitas

sumberdaya manusia, dan (c) informasi terhadap pasar yang berwujud kendala-

kendala struktural. Ketiga hal tersebut merupakan opportunity cost yang

menghambat produktivitas.

Sasaran utama pengembangan perekonomian perdesaan adalah perbaikan

indikator atau ukuran makro kesejahteraan atau pendekatannya, yang menunjuk

Page 42: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

25

kepada (a) pengentasan kemiskinan, (b) pengurangan tingkat kesenjangan, (c)

penyerasian transformasi pembangunan pertanian, industri dan jasa, dan (d)

penguatan kelembagaan khususnya di masyarakat perdesaan. Inplikasinya,

empat sasaran utama tersebut bukan saja harus menjadi acuan atau dioperasikan

di dalam rumusan kebijakan, tetapi juga harus mencerminkan dan membawa

kepada kenaikan produktivitas.

Kebijakan pendukung yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap

tercapainya iklim yang mendukung aktivitas perekonomian yaitu:

(1) Pembangunan infrastruktur

(2) Kebijakan ekonomi makro

(3) Kebijakan penataan ruang dan pertanahan

(4) Pengembangan partisipasi masyarakat

(5) Kepemerintahan

(6) Membangun kelembagaan

2. Kebijakan Pembangunan Perdesaan

Kebijakan yang secara langsung berpengaruh terhadap aktivitas

perekonomian perdesaan adalah penyediaan kebutuhan pangan, papan, dan

pakaian disertai kenaikan produktivitas dan pendapatan. Upaya demikian harus

mencakup langsung perbaikan akses terhadap empat hal (Haeruman dalam

Nugroho dan Dahuri 2012: 226): (1) akses terhadap sumberdaya, (2) akses

terhadap teknologi, (3) akses terhadap pasar, dan (4) akses terhadap sumber-

sumber pembiayaan.

Page 43: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

26

Sementara itu kerangka mikro yang menjadi pilihan daerah berhubungan

dengan potensi masing-masing yang dimiliki. Namun demikian berdasarkan

potensi dan permasalahan dominan yang telah diidentifikasi sebelumnya,

kebijakan langsung secara nasional bagi peningkatan perekonomian perdesaan

yaitu:

(1) Pengembangan agrobisnis dan peningkatan ketahanan pangan

(2) Penguatan kelembagaan ekonomi perdesaan

(3) Peningkatan kemampuan aparatur pemerintah desa

(4) Kebijakan bidang pertanahan.

F. Jalan

Undang-Undang No. 38 tahun 2004 tentang jalan mendefinisikan bahwa jalan

adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,

yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan

tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori,

dan jalan kabel.

1. Asas, Tujuan dan Lingkup

Penyelenggaraan jalan berdasarkan pada asas kemanfaatan, keamanan dan

keselamatan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan, keadilan, transparansi

dan akuntabilitas, keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, serta kebersamaan

dan kemitraan. Selanjutnya, pengaturan penyelenggaraan jalan bertujuan

untuk:

Page 44: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

27

a. mewujudkan ketertiban dan kepastian hukum dalam

penyelenggaraan jalan;

b. mewujudkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan jalan;

c. mewujudkan peran penyelenggara jalan secara optimal dalam

pemberian layanan kepada masyarakat;

d. mewujudkan pelayanan jalan yang andal dan prima serta berpihak

pada kepentingan masyarakat;

e. mewujudkan sistem jaringan jalan yang berdaya guna dan berhasil

guna untuk mendukung terselenggaranya sistem transportasi yang

terpadu; dan

f. mewujudkan pengusahaan jalan tol yang transparan dan terbuka.

Selain itu, Lingkup pengaturan dalam Undang-Undang ini mencakup

penyelenggaraan:

a. jalan umum yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan,

dan pengawasan;

b. jalan tol yang meliputi pengaturan, pembinaan, pengusahaan, dan

pengawasan; dan

c. jalan khusus.

2. Peran Jalan

Beberapa peran jalan yang diatur dalam Undang-Undang No. 38 tahun 2004

yaitu:

a. Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran

penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup,

Page 45: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

28

politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat.

b. Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat

nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.

c. Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan

menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia.

3. Pengelompokan Jalan

Dalam Undang-Undang no 38 tahun 2004, jalan di kelompokkan dalam

beberapa bagian diantaranya:

1. Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas:

a. jalan umum

jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan

kelas.

b. jalan khusus.

Jalan khusus bukan diperuntukkan bagi lalu lintas umum dalam

rangka distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan.

2. Sistem jaringan jalan terdiri atas:

a. sistem jaringan jalan primer

Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan

dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk

pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan

menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-

pusat kegiatan.

Page 46: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

29

b. sistem jaringan jalan sekunder.

Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan

dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk

masyarakat di dalam kawasan perkotaan.

3. Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam:

a. jalan arteri

Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-

rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

b. jalan kolektor

Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak

sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

c. jalan lokal

Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan

rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

d. jalan lingkungan.

Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan

kecepatan rata-rata rendah.

Page 47: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

30

4. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam:

a. jalan nasional

Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam

sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota

provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

b. jalan provinsi

Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan

primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota

kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan

strategis provinsi.

c. jalan kabupaten

Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan

primer, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota

kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan

pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum

dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan

jalan strategis kabupaten.

d. jalan kota

Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder

yangmenghubungkan antara pusat pelayanan dalam kota,

menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan

antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang

berada di dalam kota.

Page 48: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

31

e. jalan desa.

Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan

dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

Hasil dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jalan merupakan prasarana

penunjang utama suatu proses dalam mencapai tujuan yang mempunyai peran penting

dalam terlaksananya suatu proses tersebut. Dimana, jalan mempunyai peran penting untuk

menjadi penghubung dan pengikat seluruh wilayah Republik Indonesia. Jalan, sebagai

prasarana penunjang terselenggaranya suatu proses dikelompokkan sesuai dengan

peruntukannya dengan melihat indikator tertentu untuk membedakan sesuai fungsi,

maupun statusnya.

Page 49: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan proses panjang, di mana dalam sebuah penelitian

terdapat serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data

valid dan relevan yang nantinya akan diolah untuk digunakan sebagai jawaban atas

permasalahan sehingga dapat digunakan sebagai tujuan penelitian. Jenis penelitian

yang digunakan oleh peneliti adalah metode peneltian yang bersifat deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kualitatif.Strauss dan Corbin (2003:5)

menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan metode yang dapat digunakan

untuk mengungkapkan dan memahami semua fenomena yang sedikitpun belum

diketahui.

Melalui penelitian tentang sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat

dalam perencanaan infrastruktur jalan desa, maka akan diketahui fenomena apa

yang sebenarnya terjadi di suatu daerah. Dengan diketahuinya fenomena tersebut,

apabila terdapat permasalahan tertentu, selanjutnya dapat dianalisis dan dapat

dipikirkan solusi apa yang tepat untuk digunakan.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan suatu hal yang dijadikan pusat perhatian dalam

sebuah penelitian. Dengan menentukan fokus penelitian, maka akan memudahkan

peneliti untuk melakukan proses penelitian, yaitu penelitian dapat terarah dan fokus

hanya pada permasalahan tertentu, sehingga dengan mudah ditentukan solusi yang

Page 50: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

33

sesuai dengan apa yang menjadi permasalahan kunci dari hal yang dijadikan pusat

perhatian dalam sebuah penelitian.

Menurut Sugiyono (2013:285) pembahasan masalah dalam penelitian kualitatif

disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang bersifat umum.Fokus

penelitian adalah objek yang merupakan tujuan untuk meneliti fenomena yang

terjadi atau sedang berlangsung.Fokus penelitian mempunyai esensi untuk

membatasi studi sehingga dapat digunakan untuk membantu membuat keputusan

yang tepattentang data mana yang perlu dan tidak perlu dimasukkan dan

dikumpulkan untuk mempermudah pencarian mengenai data dan informasi yang

diperlukan.

Dari permasalahan yang akan diambil oleh peneliti, yang menjadi fokus

penelitian yaitu:

1. Sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakatdalam perencanaan

infrastruktur jalan di Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

Banyuwangi

a. Peran pemerintah Desa pada proses sinergitas dalam perencanaan

infrastruktur jalan di Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

Banyuwangi

b. Peran masyarakat pada proses sinergitas dalam perencanaan

infrastruktur jalan di Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

Banyuwangi

Page 51: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

34

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat untuk mewujudkan sinergitas

pemerintah Desa dengan masyarakatdalam perencanaan infrastruktur jalan

di Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat di mana suatu penelitian akan dilakukan. Didalam

sebuah penelitian kualitatif, lokasi penelitian dipilih dengan mengacu pada

permasalahan dan kenyataan yang ada di lapangan, di mana terdapat pertimbangan

tertentu untuk menentukan lokasi penelitian.Pemilihan lokasi penelitian ini

didasarkan atas pertimbangan keberadaan infrastruktur jalan desa yang menjadi

salah satu sarana untuk menunjang kegiatan perekonomian masyarakat sehari-

hari.Keberadaan infrastruktur ini sudah lama tidak mendapat perhatian sehingga

mempengaruhi keberlangsungan kegiatan perekonomian masyarakat

desa.Kenyataan tersebut dilihat dengan mengacu pada data selama beberapa tahun

terakhir, adapun lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian terletak di

Wilayah Kabupaten Banyuwangi.

Dalam hal ini terdapat juga situs penelitian yang merupakan tempat dimana

peneliti memperoleh informasi dan data yang sesuai dengan permasalahan yang

telah dikemukakan, oleh karena itu situs yang digunakan dalam penelitian

adalahWilayah Desa Benelan Loryang digunakan sebagai penelitian, sekaligus

tempat didapatkannya informasi yang berkaitan dengan masyarakat diperoleh.

Page 52: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

35

D. Sumber dan Jenis Data

Menurut Sugiono (2013:308) bila dilihat dari jenis data, maka pengumpulan

data dapat menggunakan data primer, dan data sekunder.Dalam penelitian ini, data

yang dimbil merupakan data dari sumber yang sesuai dengan jenis data yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan atau

saat dilakukannya penelitian. Data primer ini diperoleh dari orang-orang

yang berkaitan dengan permasalahan secara langsung, di mana

dalampenelitian ini yang merupakan sumber data primer yaitu:

a. Kepala Desa, perangkat Desa serta jajarannya

b. Masyarakat desa

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data tertulis, di mana data tersebut berupa

dokumen atau buku-buku ilmiah serta informasi lain yang berkaitan dengan

objek penelitian. Lihat halaman 1, 3, 5, 42, 45, 49-54, 57, 59, 62, 65-67, 70,

71,72-75.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sebuah penelitian tentu tidak lepas dari data, di mana data merupakan sumber

yang sangat penting sebagai penunjang dalam menentukan fokus yang akan diteliti

maupun pengambilan keputusan.

1. Pengamatan (observasi)

Page 53: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

36

Kegiatan observasi dapat dilakukan meliputi pencatatan secara sistematik

kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang

diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan (Sarwono,

2006:224).Observasi yang dilakukan peneliti berangkat dari pengamatan yang

dilakukan peneliti mengenai keberadaan kondisi infrastruktur di Desa Benelan

Lor kondisi yang ada dilapangandan setelah itu mendeksripsikan

permasalahan.Lihat halaman 76.

2. Wawancara (In-depth Interview)

Teknik wawancara dalam penelitian pendekatan kualitatif dibagi menjadi

tiga kategori, yaitu: 1) wawancara dengan cara melakukan pembicaraan

informal (informal conversational interview), 2) wawancara umum yang

terarah (general interview guide approach), dan 3) wawancara terbuka yang

standar (standardized open-ended interview) (Patton, 1990:280-290 dalam

Sarwono, 2006:224)

Cara melakukan wawancara ialah mirip dengan kalau kita sedang

melakukan pembicaraan dengan lawan bicara kita.Wawancara dimulai dengan

mengemukakan topik yang umum untuk membantu peneliti memahami

perspektif makna yang diwawancarai.Hal ini sesuai dengan asumsidasar

penelitian kualitatif, bahwa jawaban yang diberikan harus dapat membeberkan

perspektif yang diteliti bukan sebaliknya, yaitu perspektif dari peneliti sendiri

(Sarwono, 2006:224).

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait

dengan kegiatan (proses) perencanaan, yaitu :

Page 54: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

37

1. Bapak Muslih (Sekretaris Desa)

2. Ibu Eka S. (Kaur Keuangan)

3. Bapak Mulyadi (Kepala Dusun Krajan)

4. Bapak Saroni (Ketua BPD)

5. Ibu Atik

6. Bapak Solichin

3. Dokumen

Dokumen merupakan sumber data sekunder yang dapat digunakan oleh

peneliti sebagai data pelengkap untuk dapat dijadikan bahan lampiran

kenyataan kondisi yang ada di lapangan, adapun dokumen yang digunakan

dalam penelitian dan sebagai bahan pelengkap dalam skripsi ini antara lain:

dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes),

dokumen profil Desa, dokumen RPJMD Kabupaten Banyuwangi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam

mengumpulkan data pada suatu penelitian. Adapun alat bantu yang digunakan

untuk memperoleh data dalam penelitian adalah :

1. Peneliti sendiri(human instrument), sebagai instrumen utama yang terjun

langsung untuk memperoleh data langsung dari nara sumber

2. Daftar pedoman wawancara (interview guide) sebagai panduan dalam

wawancara dengan orang yang menjadi sumber data dalam penelitian.

Pedoman wawancara memuat daftar pertanyaan yang akan ditanyakan

Page 55: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

38

kepada sumber penelitian, tujuannya agar wawancara yang dilakukan

sesuai dengan topik yang telah ditetapkan.

3. Catatan lapangan (field note) dan alat-alat tulis lainnya yang digunakan

untuk mencatat data yang diperoleh dari lokasi penelitian.

G. Analisis Data

Miles dan Huberman (1992), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu: reduksi

data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan

(conclusion).

1. Reduksi Data (data reduction)

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti : merangkum, memilih hal-

hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Reduksi data bisa dibantu dengan alat elektronik seperti: komputer, dengan

memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Dengan reduksi, maka peneliti

merangkum, mengambil data yang penting, membuat kategorisasi, berdasarkan

huruf besar, huruf kecil dan angka, dan data yang tidak penting dibuang.

Page 56: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

39

2. Penyajian Data (data display)

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah menyajikan

data.Data display dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk:

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Miles

dan Huberman (1992) menyatakan: “the most frequent form of display data for

qualitative research data in the pas hast been narative text” artinya: yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks

yang bersifat naratif. Selain dalam bentuk naratif, datadisplay dapat juga berupa

grafik, matriks, network (jejaring kerja).

Fenomena sosial bersifat kompleks, dan dinamis sehingga apa yang

ditemukan saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama di

lapangan akan mengalami perkembangan data. Peneliti harus selalu menguji apa

yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat

hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan

ternyata hipotesis yang dirumuskan selalu didukung data pada saat dikumpulkan

di lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti dan akan berkembang menjadi teori

yang grounded. Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif,

berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui

pengumpulan data yang terus menerus. Bila pola-pola yang ditemukan telah

didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut menjadi pola yang

baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya disajikan pada laporan

akhir penelitian.

3. Penarikan Kesimpulan (conclusion)

Page 57: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

40

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya. Namun bila kesimpulan memang telah didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel

(dapat dipercaya).

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif interaktif mungkin dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena

masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Dalam kesimpulan penelitian

kualitatif diharapkan munculnya temuan baru yang belum pernah ada.Temuan dapat

berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas,

sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

Page 58: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Banyuwangi

a. Keadaan Geografis

Wilayah Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7°43’ - 8°46’

Lintang Selatan dan 113°53’ - 114°38’ Bujur Timur. Kabupaten

Banyuwangi mempunyai luas wilayah sekitar 5.782,50 km² dan menjadi

urutan Kabupaten terluas pertama di wilayah Provinsi Jawa Timur. Wilayah

administrasi Kabupaten Banyuwangi terdiri dari 24 kecamatan, 217

Desa/Kelurahan yang terdiri dari dengan jumlah dusun sebanyak 736, RW

sebanyak 2.775 dan terdapat 10.177 RT.

Daerah di wilayah Kabupaten Banyuwangi terbagi atas dataran tinggi

yang merupakan daerah pegunungan, di mana daerah tersebut

menghasilkan berbagai produksi perkebunan. Sedangkan dataran medium

dan rendah menghasilkan produksi tanaman pertanian. Selain itu,

Kabupaten Banyuwangi mempunyai panjang garis pantai sekitar 282 km,

serta terdapat pulau-pulau sejumlah 15 buah. Daerah sekitar garis pantai

yang membujur dari arah Utara ke Selatan tersebut merupakan daerah

penghasil berbagai biota laut. Dimana secara administratif wilayah

Kabupaten Banyuwangi berbatasan dengan:

1. Utara : Kabupaten Situbondo

Page 59: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

42

2. Timur : Selat Bali,

3. Selatan : Samudera Indonesia

4. Barat : Kabupaten Jember dan Bondowoso

Gambar 1. Peta Kabupaten Banyuwangi

Sumber : https://banyuwangikab.go.id/profil/peta.html

(terakhir diakses pada tanggal 02 Agustus 2017)

Page 60: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

43

Topografi wilayah daratan Kabupaten Banyuwangi bagian Barat dan Utara

merupakan daerah pegunungan, sehingga mempunyai tingkat kemiringan

tanah dengan rata-rata mencapai 40 dengan rata-rata curah hujan lebih

tinggi bila dibanding dengan daerah yang lain.

Daerah datar terbentang luas dari bagian Selatan hingga Utara yang

tidak berbukit. Daerah ini banyak dialiri sungai-sungai yang sangat

bermanfaat untuk mengairi hamparan sawah yang luas. Selain ketersediaan

hamparan sawah yang cukup luas dan potensial itu, kontribusi Daerah

Aliran Sungai (DAS) juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap

tingkat kesuburan tanah. Berdasarkan banyaknya DAS di Kabupaten

Banyuwangi terdapat 35 DAS yang sepanjang tahun cukup untuk mengairi

hamparan sawah yang ada, dimana daratan yang datar tersebut sebagian

besar mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 15 dengan rata-rata

curah hujan yang cukup memadai, sehingga akan bisa menambah tingkat

kesuburan tanah.

Dari gambaran kondisi alam yang demikian menjadikan Kabupaten

Banyuwangi pernah mendapat peringkat sebagai salah satu kabupaten di

Propinsi Jawa Timur yang merupakan daerah lumbung padi. Selain itu

menurut data statistik juga memberikan adanya indikasi kuat sebagai

kabupaten potensi pertanian yang relatif besar setelah Kabupaten Malang

dan Jember, bila dibandingkan dengan kabupaten lain di Propinsi Jawa

Timur.

Page 61: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

44

Dengan demikian berdasarkan keadaan geografisnya, Kabupaten

Banyuwangi merupakan daerah yang subur bagi tanaman bahan makanan,

berpotensi besar bagi peningkatan produksi tanaman perkebunan dan

kehutanan, serta mempunyai peluang besar bagi upaya-upaya positif yang

mengarah pada peningkatan potensi kelautan. Hampir sepanjang garis

pantai yang ada, merupakan daerah potensi perikanan laut dan biota lain

yang masih belum dikelola secara optimal.

b. Demografi

Kondisi masyarakat di wilayah Kabupaten Banyuwangi secara umum

merupakan kondisi masyarakat yang heterogen atau berasal dari beragam

suku dan latar belakang kebudayaan yang berbeda, sebagaimana kondisi

tersebut mempunyai kemungkinan besar terciptanya kondisi kehidupan

kota yang cenderung dinamis. Dari beberapa suku yang terdapat di

Kabupaten Banyuwangi, mayoritas penduduk berasal dari suku Jawa dan

Madura serta suku asli yang terdapat di wilayah tertentu di Kabupaten

Banyuwangi yaitu suku Osing. Bahasa pengantar yang digunakan sebagai

alat komunikasi penduduk sehari-hari antara lain Bahasa Osing, Bahasa

Jawa, Bahasa Madura dan Bahasa Indonesia. Adapun ciri khas lain yang

dimiliki oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Banyuwangi yang bersifat

majemuk yaitu sifat toleransi antar umat beragama dan sifat tenggang rasa

yang tinggi antara satu dengan yang lain.

Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi sebanyak menurut sensus

penduduk 2010 sebanyak 2.443.609 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari laki-

Page 62: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

45

laki 1.233.691 jiwa (50,8%) dan perempuan 1.191.309 jiwa (49,2%).

Tingkat pertumbuhan rata-rata 5 tahun terakhir 0,4 %, dan tingkat

kepadatan sebesar 685 jiwa/Km². Perkembangan jumlah penduduk di

Kabupaten Banyuwangi 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 dapat dilihat pada

tabel 4.

Tabel 1. Perkembangan Kependudukan 2011-2015

Uraian Satuan 2011 2012 2013 2014 2015

Luas

Wilayah Km2 5.782 5.782 5.782 5.782 5.782

Jumlah

Penduduk Jiwa 1.564.833

1.568.89

8

1.582.58

6

1.588.08

2 1.594.083

Jumlah

Laki-Laki Jiwa 778.763 778.906 787.384 789.924 793.018

Jumlah

Perempuan Jiwa 786.070 789.992 795.202 798.158 801.065

Laju

Pertumbuha

n Penduduk

% 0,06 0,03 0,03 0,03 0,03

Kepadatan

Penduduk Jw/Km2 271 271 273 274 276

Sumber : BPS Kabupaten Banyuwangi tahun 2011-2015

Dari data diatas pertumbuhan dalam 5 tahun rata-rata sebesar 0,036%

Kabupaten Banyuwangi dengan luas wilayah sekitar 5.782,40km2

mengalami peningkatan jumlah penduduk setiap tahun. Seperti yang

tergambar pada tabel perkembangan kependudukan Kabupaten

Banyuwangi mulai dari tahun 2011-2015.

c. Visi dan Misi

Tahun 2016-2021, Bupati Banyuwangi masih mengacu pada RPJM

tahun 2010-2015 dengan meneruskan visi 5 tahun yang lalu. Dimana, visi

Page 63: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

46

dan misi Kabupaten Banyuwangi tahun 2016-2021 dijabarkan seperti di

bawah ini.

Visi

Visi Bupati terpilih pada tahun 2016-2021 masih sama dengan tahun

sebelumnya yaitu:

“Terwujudnya Masyarakat Banyuwangi yang semakin Sejahtera, Mandiri,

dan Berakhlak Mulia melalui Peningkatan Perekonomian dan Kualitas

Sumber Daya Manusia”

Selanjutnya perumusan dan penjelasan terhadap visi yang dimaksud, maka

dihasilkan pilar-pilar visi yang diterjemahkan pengertiannya dalam tabel 5.

Tabel 2.Perwujudan Visi RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2016-2021

Visi Pilar-Pilar Visi Penjelasan

Terwujudnya

Masyarakat Banyuwngi

yang semakin sejahtera,

mandiri, dan berakhlak

mulia melalui

peningkatan

persekonomian dan

kualitas sumber daya

manusia

Meningkatnya kualitas

SDM Banyuwangi

Peningkatan kapasitas dan

kualitas suatu daerah melalui

pembangunan SDM yang

unggul merupakan tugas

bersama dala menciptakan

bangsa yang kuat dan negara

yang makmur. Melalui SDM

yang unggul, tangguh dan

berkualitas baik secara fisik

dan mental akan berdampak

positif tidak hanya

terhadappeningkatan daya

saing dan kemandirian suatu

Page 64: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

47

Visi Pilar-Pilar Visi Penjelasan

daerah, namun juga dalam

mendukung pembangunan

nasionall. Peningkatan

kualitas SDM terutama

diupayakan melalui: 1)

pendidikan yang berkualitas,

berkarakter, bermoral dan

berakhlak mulia, 2) layanan

kesehatan yang terjangkau,

merata dan berkualitas.

Meningkatnya

perekonomian daerah

Modal untuk melakukan

pembangunan ekonomi

adalah adanya pertumbuhan

ekonomi, sehingga

pembangunan ekonomi akan

tercapai dengan peningkatan

pertumbuhan ekonomi.

Partisipasi masyarakat

memiliki peran yang penting

dalam peningkatan

pertumbuhan ekonomi

melalui peningkatan

pendapatan perkapita,

sehingga melalui tercapainya

pembangunan ekonomi maka

akan berdampak kepada

peningkatan perekonomian

kabupaten banyuwangi.basis

ekonomi banyuwangi

Page 65: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

48

Visi Pilar-Pilar Visi Penjelasan

diletakkan pada 3

komponenutama yaitu 1)

pertanian dalam skala luas

yang meliputi pertanian

tanaman pangan, perikanan

dan kelautan, kehutanan,

perkebunan, dan holtikultura,

2) pariwisata alam dan budaya

dengan segala kekhasannya di

Banyuwangi, 3) UMKM dan

perdagangan tradisional yang

menjadi mata pencaharian

sebagian besar masyarakat.

Masyarakat

Banyuwangi yang

semakin sejahtera

berlandaskan

semangat gotong

royong

Semangat gotong royong yang

melandasi pergerakan

perekonomian dimana

didalamnya terkandung nilai

moral yaitu adanya rasa ikhlas

untuk berpartisipasi,

kebersamaan dan saling

membantu antar sesama

karena lebih mengutamakan

kepentingan bersama yang

akan berdampak

meningkatkan kesejahteraan

hidup masyarakat.

Kamandirian

masyarakat dan daerah

Mandiri dan majunya suatu

daerah tentu bersumber dari

kemandirian dan kemajuan

Page 66: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

49

Visi Pilar-Pilar Visi Penjelasan

rakyatnya dan oleh sebab itu

kemandirian masyarakat

adalah gerbang utama menuju

kemajuan dan kesejahteraan.

Kemandirian daerah akan

memacu kemampuan

produktif guna memenuhi

kebutuhan dasar dan

mekanisme untuk tetap dapat

bertahan dalam situasi krisis.

Sumber : RPJMD Kab. Banyuwangi 2016-2021

Misi

Adapun dalam rangka mewujudkan visi tersebut diatas, maka ditetapkan

misi antara lain:

1). Mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang

pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya;

Misi yang pertama dijabarkan dengan langkah pencapaian sebagai

berikut:

Page 67: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

50

Gambar 2: Logframe perencanaan terintegratif langkah pencapaian

misi ke-1

Sumber : RPJMD Kab. Banyuwangi 2016-2021

2). Mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan

berbasis potensi sumberdaya alam dan kearifan lokal;

Misi yang kedua dijabarkan dengan langkah pencapaian sebagai

berikut:

Page 68: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

51

Gambar 3: Logframe perencanaan terintegratif langkah pencapaian

misi ke-2

Sumber : RPJMD Kab. Banyuwangi 2016-2021

3). Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur fisik,

ekonomi dan sosial;

Misi yang ketiga dijabarkan dengan langkah pencapaian sebagai

berikut:

Page 69: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

52

Gambar 4: Logframe perencanaan terintegratif langkah pencapaian

misi ke-3

Sumber : RPJMD Kab. Banyuwangi 2016-2021

4). Optimalisasi sumberdaya daerah berbasis pemberdayaan

masyarakat, pembangunan berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan;

Misi yang keempat dijabarkan dengan langkah pencapaian sebagai

berikut:

Page 70: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

53

Gambar 5: Logframe perencanaan terintegratif langkah pencapaian misi

ke-4

Sumber : RPJMD Kab. Banyuwangi 2016-2021

5). Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good

and Clean Governance) sera layanan publik yang berkualitas

berbasis Teknologi Informasi.

Misi yang kelima dijabarkan dengan langkah pencapaian sebagai

berikut:

Page 71: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

54

Gambar 6: Logframe perencanaan terintegratif langkah pencapaian

misi ke-5

Sumber : RPJMD Kab. Banyuwangi 2016-2021

2. Gambaran Umum Keberadaan Potensi Pertanian dan Keberadaan

Infrastruktur

Infrastruktur merupakan pemicu pembangunan suatu wilayah serta sebagai

roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pendorong peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hasil catatan Unit Pelaksana Teknis

Bina Marga Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Banyuwangi yang dikutip dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi tahun 2010-

2015, pada tahun 2006 hingga 2010 tidak ada perubahan panjang jalan

kabupaten, yaitu sejumlah 2.718,80. Demikian pula panjang jalan nasional

Page 72: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

55

sejumlah 130,08 km, dan panjang jalan provinsi sejumlah 114,26 km. Meskipun

demikian, terdapat peningkatan kondisi jalan nasional, pada tahun 2008 panjang

jalanyang telah dihotmix hanya sejumlah 100,53 km menjadi 118,08 km pada

tahun 2010.

Dari 118,08 km jalan nasional, sejumlah 90,2 dalam kondisi baik, 20,5 km

dalam kondisi sedang, dan 7,5 km rusak berat. Demikian pula pada kondisi jalan

provinsi, pada tahun 2006 jalan dalam kondisi baik sejumlah 102,26 km,

meningkat pada tahun 2008 sejumlah 108,26 km, dan pada tahun 2009

meningkat menjadi sejumlah 110,26 km. Sedangkan kondisi jalan kabupaten,

pada tahun 2006 panjang jalan yang telah dihotmix hanya sejumlah 336,4 km

menjadi 625,68 km pada tahun 2008, dan meningkat menjadi 956,6 km pada

tahun 2010. Dari 2.718,8 km jalan kabupaten, sejumlah 1.703,8 dalam kondisi

baik, 200,3 km dalam kondisi rusak sedangdan 190,8 km dalam keadaan rusak

berat.

Kondisi kerusakan jalan juga tergantung dari adanya trotoar dan drainase

atau saluran pembuangan air. Pada tahun 2006 jalan yang trotoar dan drainase

atau saluran pembuangan air sejumlah 19.100 meningkat pada tahun 2007

menjadi 19.700 dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi 21.400.

dari jumlah tersebut drainase dalam kondisi baik sejumlah 45 persen tahun

2006, meningkat menjadi 55 persen tahun 2008 dan menjadi 60 persen tahun

2010.

Pada sisi lain pengembangan jalan penghubung utama di bagian Selatan atau

dikenal Jalan Lintas Selatan (JLS) sebagai program regional telah direspon

Page 73: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

56

Kabupaten Banyuwangi. Jalan yang diarahkan untuk menghubungkan mulai

dari Pacitan – Trenggalek – Tulungagung – Blitar – Malang – Lumajang –

Jember – Banyuwangi dengan panjang ruas 618,80 km. Di Kabupaten

Banyuwangi, Jalan Lintas Selatan akan menghubungkan Tengkinol -

Malangsari – Kendenglembu – Glenmore – Gentengkulon – Rogojampi –

Banyuwangi – Ketapang, dengan panjang 110 Km.

Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Banyuwangi berkaitan dengan

penyediaan infrastruktur. Salah satu permasalahan tersebut adalah belum

meratanya pembangunan infrastruktur terutama infrastruktur pertanian dan

pedesaan. Pembangunan infrastruktur pertanian (irigasi) merupakan prasarana

penting dalam mendukung pembangunan pertanian untuk mencapai ketahanan

pangan sedangkan pembangunan jaringan jalan merupakan prasarana

transportasi yang penting untuk memperlancar distribusi barang antar daerah

serta meningkatkan mobilitas penduduk untuk melakukan kegiatan

perekonomian. Dalam konteks pembangunan pertanian dan pedesaan, jaringan

jalan sangat dibutuhkan untuk kelancaran arus faktor produksi maupun

pemasaran hasil. Jaringan irigasi menjadi infrastruktur utama dalam

peningkatan pembangunan pertanian. Luas irigasi Kabupaten Banyuwangi

dalam kondisi baik pada tahun 2006 sebesar 95 persen, meningkat pada tahun

2007 sebesar 98 persen dan pada tahun 2009 mencapai 99 persen.

Dukungan infrasruktur pertanian serta upaya intensifikasi yang telah

dilakukan menunjukkan hasil yang memadai. Produktifitas pertanian meningkat

dari 5,89 ton per hektar tahun 2006 menjadi 6,03 ton per hektar tahun 2008, dan

Page 74: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

57

menjadi 6,35 ton per hektar tahun 2010. Cakupan bina kelompok tani pada

tahun 2006 sebesar 25,03 persen mengalami peningkatan pada tahun 2009

menjadi 25,75 persen dan tahun 2010 menjadi 25,95 persen.

Gambar 7: Peta Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi tahun 2014

Sumber : http://loketpeta.pu.go.id/3400-peta-infrastruktur-kabupaten-

banyuwangi-2014(terakhir diakses pada tanggal 02 Agustus

2017)

3. Kecamatan Kabat

a. Gambaran Umum Kecamatan Kabat

Kecamatan Kabat merupakan salah satu wilayah yang terdapat di

Kabupaten Banyuwangi. Kecamatan Kabat menduduki urutan ketiga

setelah Kecamatan Banyuwangi dan Kecamatan Rogojampi yang

Page 75: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

58

mempunyai jumlah kelurahan/desa terbanyak di wilayah Kabupaten

Banyuwangi. Kecamatan Kabat terletak pada titik koordinat 114,26°

BT – 114,35° BT dan 08,23° LS – 08,30° LS. Mayoritas masyarakat di

Kecamatan Kabat mempunyai mata pencaharian sebagai petani dengan

jumlah hasil produksi tanaman padi sawah pada tahun 2014 mencapai

40.756 ton dengan luas areal persawahan 7.355 Ha.

b. Jumlah Penduduk

Penduduk di Kecamatan Kabat pada tahun 2015 dengan jumlah

laki-laki 34.144 orang, perempuan 34.888 orang serta total keseluruhan

69.032.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Kabat Per Desa Tahun 2015

Nama Desa Laki-laki Perempuan Jumlah

Bareng 818 808 1626

Bunder 1959 2025 3984

Gombolirang 1345 1462 2807

Benelan Lor 1576 1624 3200

Labanasem 1535 1591 3126

Pakistaji 2914 3005 5919

Badean 3277 3549 6826

Sukojati 1476 1475 2951

Pondok Nongko 1706 1595 3301

Dadapan 3103 3104 6207

Page 76: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

59

Nama Desa Laki-laki Perempuan Jumlah

Kedayunan 2478 2519 4997

Kabat 2324 2380 4704

Macan Putih 3863 3869 7732

Tambong 1296 1349 2645

Pendarungan 1849 1860 3709

Kalirejo 2625 2673 5298

JUMLAH 34144 34888 69032

Sumber: Kecamatan Kabat dalam Angka Tahun 2015

c. Luas Wilayah Kecamatan dan Pembagian Wilayah Kecamatan

Kabat

Luas wilayah Kecamatan Kabat sekitar 81,58km2. Kecamatan

Kabat mempunyai wilayah yang terdiri dari 16 wilayah desa. Keenam

belas wilayah desa tersebut antara lain Bareng, Bunder, Gombolirang,

Benelan Lor, Labanasem, Pakistaji, Badean, Sukojati, Pondok Nongko,

Dadapan, Kedayunan, Kabat, Macan Putih, Tambong, Pendarungan,

Kalirejo. Dari ke 16 Desa, Macan Putih memiliki wilayah terluas yaitu

sebesar 12,0 persen dari seluruh Kecamatan Kabat, atau sekitar 9,97

km², sementara desa terkecil adalah Desa Bareng sebesar 3 persen atau

2,42 km².

Page 77: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

60

d. Bidang Pemerintahan Kecamatan Kabat

Dari segi pemerintahan, Kecamatan Kabat dibagi menjadi 16 Desa.

Untuk dapat mempermudah koordinasi dan komunikasi, setiap desa

dibagi menjadi beberapa Dusun, Rukun Warga (RW), dan Rukun

Tetangga (RT). Secara global, Kecamatan Kabat mempunyai 60 dusun,

213 rukun warga (RW) dan 525 rukun tetangga (RT). Desa Macan Putih

merupakan desa dengan jumlah dusun dan RT terbanyak dengan jumlah

9 dusun dan 66 RT, sedangkan desa Bareng dan Benelan Lor

merupakan desa dengan jumlah pembagian RW terkecil yaitu masing-

masing 7 RW.

1). Visi dan Misi

Sejalan dengan Visi Kabupaten Banyuwangi yang sudah tertuang

dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

tahun 2016-2021, maka Kecamatan Kabat sebagai salah satu Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten mempunyai peran untuk

mendukung tercapainya visi yang dimaksud. Sehingga sebagai upaya

dalam mewujudkan hal tersebut, Kecamatan Kabat mepunyai visi

sebagai berikut:

“Terwujudnya Masyarakat yang Sejahtera”

Sedangkanuntuk mewujudkan visi tersebut, maka Kecamatan Kabat

menetapkan 6 butir misi yang telah disusun antara lain:

Page 78: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

61

1. Meningkatkan penyelenggaraan tertib Administrasi

umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas

2. Meningkatkan pelayanan publik bidang

penyelenggaraan Pemerintahan

3. Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat bidang

Pembangunan, Sosial dan Ekonomi

4. Mewujudkan peningkatan pembangunan infrastruktur

sosial dan ekonomi yang berkelanjutan

5. Meningkatkan kegiatan monitoring dan evaluasi di

bidang pendidikan formal dan non formal

6. Meningkatkan kegiatan monitoring dan evaluasi

terhadap peaksanaan kegiatan pemberdayaan suatu

penggerakan masyarakat dalam pembangunan kesehatan

2). Struktur Organisasi

Kecamatan Kabat sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang

berada di bawah Kabupaten Banyuwangi, tentu saja tidak lepas dari

peran sebagian besar orang dalam menjalankan sistem administrasi

pemerintahan. Adapun struktur organisasi Satuan Kerja Perangkat

Daerah di Kecamatan Kabat dijabarkan dalam gambar 11.

Page 79: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

62

Gambar 8:Struktur Organisasi Kecamatan Kabat

Sumber : LAKIP SKPD Kecamatan Kabat tahun 2016

4. Desa Benelan Lor

a. Gambaran Umum Desa Benelan Lor

1). Sejarah Singkat

Sejarah Desa Benelan Lor tidak terlepas dari sejarah

Masyarakat Bersaudara di Kabupaten Banyuwangi. Awalnya ada

seorang yang bernama Tompo Wijoyo bertempat tinggal di Dusun

Gombol (Sekarang Desa Benelan Kidul Kecamatan Singojuruh

Kabupaten Banyuwangi). Dia seorang petani yang rajin dan ulet.

Dengan semangat yang tinggi tak ayal dia boleh dibilang petani

yang sukses dikala itu. Karena keberhasilannya sebagai petani

yang sukses, akhirnya dia berhasil memperluas areal persawahan

CAMAT

Kelompok

Jabatan

Fungsional

SEKCAM

Sub Bagian

Keuangan

Sub Bagian

Umum dan

Kepegawaian

Seksi Tata

Pemerintahan

Seksi

Pemberdayaan

Masyarakat

dan Desa

Seksi

Keamanan dan

Ketertiban

Seksi

Kesejahteraan

Sosial

Seksi Pemuda

dan Olah Raga

Page 80: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

63

dan kebunnya sampai di tepi sungai Antogan. Karena areal sawah

dan kebunnya yang begitu luas sehingga aktifitasnya sebagai

petani sehari-harinya dilakukan sampai pulang larut malam bahkan

seringkali tidak pulang, bermalam di kebunnya agar keesokan

harinya dapat melanjutkan kegiatan dengan cepat. Berawal dari

kondisi yang seperti itulah sehingga dia mempunyai gagasan

mendirikan pondok (rumah kecil) sebagai tempat istirahat atau

bermalam ditepi sungai Antogan. Namun karena semakin hari dia

semakin sering bermalam di pondoknya, dia merasa sangat

kesepian, apalagi dikala larut malam karena tidak ada seorangpun

disisinya. Sehingga akhirnya timbullah keinginan untuk mencari

seorang istri dengan harapan seorang tersebut bisa

mendampinginya dalam mengarungi hidup ditempat pondoknya.

Dalam waktu yang singkat dia mendapatkan seorang gadis

disekitar sungai Antogan dan langsung dia persunting menjadi istri

kedua. Waktu demi waktu, tahun demi tahun pasangan suami istri

tersebut mempunyai anak cucu dan begitu seterusnya sehingga di

daerah tersebut terbentuklah sebuah kelompok masyarakat Desa

Benelan Lor. Desa Benelan Lor diambil dari kata Benel – (Bahasa

Jawa) nama sejenis bambu, karena lahan milik Tompo Wijoyo

banyak bambunya. Dan kata Lor – (Bahasa Jawa) artinya utara.

Karena Desa Benelan Kidul adalah nama wilayah istri pertama

Page 81: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

64

Tompo Wijoyo, maka Wilayah istri kedua Tompo Wijoyo yang

kebetulan disebelah utara diberi nama Desa Benelan Lor.

2). Gambaran umum wilayah

Geografis Desa Benelan Lor terletak pada posisi

114,28259°BT dan 8,28936°LS. Topografi ketinggian desa ini

adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 94 m diatas permukaan

air laut. Desa Benelan Lor mempunyai letak di bagian paling

selatan dari wilayah Kecamatan Kabat di mana luas wilayah desa

ini 266,565 Ha dengan curah hujan 100-400 mm/tahun.

Secara administratif Desa Benelan Lor terletak di wilayah

kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi dengan posisi dibatasi

oleh desa-desa tetangga.

1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Gombolirang

2) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Bareng

3) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Pengantigan

4) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Gitik

Page 82: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

65

Gambar 9: Peta Desa Benelan Lor

Sumber : http://bhabinkamtibmasBenelan

Lor.blogspot.co.id/(diakses tanggal 20 april

2017)

Jarak tempuh Desa Benelan Lor ke Ibu Kota kecamatan

adalah 5 Km, yang ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit hingga

1 jam. Sedangkan jarak tempuh ke Ibu kota Kabupaten adalah 15

Km, yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1-3 jam.

3). Data Penduduk Desa Benelan Lor

Penduduk Desa Benelan Lor, mayoritas merupakan penduduk

asli daerah tersebut. Rekapitulasi data usia penduduk yang ada di

Desa Benelan Lor dijabarkan dalam tabel dibawah:

Tabel 4. Rekapitulasi Usia Penduduk

No Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah Prosentase

1 0-12 bulan 22 23 45 1,4 %

Page 83: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

66

No Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah Prosentase

2 1-5 tahun 79 82 161 5 %

3 0-7 tahun 67 62 129 4 %

4 7-18 tahun 253 248 501 15,6 %

5 18-56 tahun 749 796 1545 48,2 %

6 > 56 tahun 406 413 819 25,5 %

Jumlah Total 1576 1624 3200

Sumber: Profil Desa Benelan Lor tahun 2015

Data diatas dapat kita lihat bahwa penduduk usia produktif pada

rentang usia 18-56 tahun di Desa Benelan Lor sekitar 1.545 atau sekitar

48,2%. Dari data jumlah usia produktif tersebut merupakan modal

berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM di mana usia

produktif penduduk Desa tersebut mencapai hampir setengah dari total

keseluruhan penduduk. Tingkat /kemiskinan di Desa Benelan Lor

tergolong sangat tinggi. Dari jumlah 1.136 KK di atas, sejumlah 494

KK tercatat sebagai pra sejahtera; 210 KK tercatat keluarga sejahtera I;

147 KK tercatat keluarga sejahtera II; 155 KK tercatat keluarga

sejahtera III; 130 KK tercatat keluarga sejahtera III plus. Jika KK

golongan prasejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK

golongan miskin, maka sekitar 61 % Desa Benelan Lor adalah keluarga

miskin.

Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Benelan

Lor dapat dikategorikan ke dalam beberapa kelompok/jenis mata

pencaharian yaitu pertanian, peternakan, PNS, karyawan swasta,

Page 84: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

67

TNI/POLRI, perindustrian dan jasa yang meliputi jasa perdagangan,

jasa kesehatan, jasa angkutan serta jasa keterampilan. Berdasarkan data

yang ada, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 666

orang, yang bekerja di sektor jasa berjumlah 300 orang, yang bekerja di

sektor perindustrian 169 orang, dan bekerja di sektor lain lain 137

orang. Dengan demikian jumlah penduduk yang mempunyai mata

pencaharian berjumlah 1272 orang berikut ini adalah tabel jumlah

penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Tabel 5. Mata Pencaharian dan Jumlahnya

No Mata Pencaharian Jumlah

1 Pertanian 666

2 Peternakan 4

3 PNS 52

4 Karyawan Swasta 76

5 TNI / POLRI 5

6 Perindustrian 169

7 Jasa

1.Jasa Perdagangan 67

2.Jasa Kesehatan 7

3.Jasa Angkutan 134

4.Jasa Ketrampilan 92

Jumlah 1.272

Sumber : Dokumen Profil Desa Benelan Lor tahun 2013

4). Bidang Pemerintahan Desa Benelan Lor

a). Visi dan Misi

Keberlangsungan sebuah pemerintahan tentu tidak lepas dari

cita-cita sebagai tujuan untuk masa depan lebih baik yang ingin

dicapai oleh setiap pemerintah untuk wilayah tertentu. Tidak lain

Page 85: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

68

halnya dengan pemerintah Desa Benelan Lor yang mempunyai

harapan untuk masa depan Desa yang lebih baik oleh karena itu

dirumuskan dan ditetapkan visi Desa Benelan Lor sebagai berikut:

“Terwujudnya Desa Benelan Lor yang aman, tentram, rukun,

adil dan makmur serta mewujudkan Pembangunan Desa yang

merata di segala bidang”

Untuk menjalankan visi tersebut dengan mempertimbangkan

potensi dan hambatan baik internal maupun eksternal, maka misi

yang telah disusun antara lain:

1. Mewujudkan dan mengembangkan kegiatan keagamaan

untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa

2. Mewujudkan dan mendorong terjadinya usaha-usaha

kerukunan antar dan intern warga masyarakat yang

disebabkan karena adanya perbedaan organisasi dan

lainnya dalam suasana saling menghargai dan

menghormati

3. Membangun dan meningkatkan hasil pertanian dengan

jalan penataan pengairan, perbaikan jalan sawah/jalan

usaha tani, pemupukan dan pola tanam yang baik

4. Menata pemerintahan Desa Benelan Lor yang kompak

dan bertanggung jawab dalam mengemban amanat

masyarakat

Page 86: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

69

5. Meningkatkan pelayanan masyarakat secara terpadu dan

serius

6. Mencari dan menambah debit air untuk mencukupi

kebutuhan pertanian

7. Menumbuh kembangkan Kelompok Tani dan Gabungan

Kelompok Tani serta bekerja sama dengan HIPPA untuk

memfasilitasi kebutuhan petani

8. Menumbuhkembangkan usaha kecil dan menengah

9. Bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

di dalam melestarikan lingkungan hidup

10. Membangun dan mendorong majunya bidang

pendidikan baik formal maupun informal yang mudah

diakses dan dinikmati seluruh warga masyarakat tanpa

terkecuali yang mampu menghasilkan insan intelektual,

inovatif dan entrepreneur (wirausahawan)

11. Membangun dan mendorong usaha-usaha untuk

pengembangan dan optimalisasi sektor pertanian,

perkebunan, peternakan dan industry, baik tahap

produksi maupun tahap pengolahan hasilnya.

b). Struktur Organisasi

Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari suatu

wilayah pemerintahan Desa Benelan Lor memiliki fungsi yang

sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah

Page 87: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

70

tersebut, terutama yang berkaitan hubungannya dengan

pemerintahan pada level di atasnya. Dari kumpulan Rukun

Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga: RW) terbentuk.

Sebagai sebuah desa, sudah tentu struktur kepemimpinan Desa

Benelan Lor tidak bisa lepas dari struktur administratif

pemerintahan pada level di atasnya. Hal ini dapat di lihat dalam

bagan berikut ini:

Gambar 10: Susunan Organisasi dan Tata Kerja Desa Benelan Lor

Sumber : Dokumen RPJM Desa Benelan Lor tahun 2011-2015

Tabel 6. Nama Pejabat Pemerintah Desa Benelan Lor

No Nama Jabatan

1 Anip Hariyadi Kepala Desa

2 Muslih Ali, BA Sekretaris Desa

3 Mulyadi Kasun Krajan

4 Danuri Kasun Gumuksari

5 Suruji Kasun Popongan

6 Wafiqni Kaur Pemerintahan

Page 88: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

71

No Nama Jabatan

7 Budi Harsono Kaur Pembangunan

8 Siti Rofi’ah Kaur Umum

9 Eka Susilowati Kaur Keuangan

10 M. Ihsan Kaur Kesra

11 Hilwah Ketua PKK

12 Eko Toto Pranoto Ketua LPMD

13 Saroni Ketua BPD

Sumber : Dokumen Profil Desa Benelan Lor tahun 2015

c). Isu Permasalahan dan Program Pemerintah Desa Benelan

Lor

Pemerintah Desa Benelan Lor mempunyai kewajiban dan

tanggung jawab kepada pemerintah yang lebih tinggi (Pemerintah

Pusat) untuk mengatur dan melaksanakan tatanan pemerintahan

yang ada di tingkat Desa sesuai dengan sistem perundang-

undangan yang berlaku di Indonesia. Setiap 5 tahun sekali

pemerintah desa mempunyai kewajiban untuk menentukan

berbagai macam program yang diperlukan sebagai bagian dari

kegiatan pembangunan, dimana pada setiap tahunnya hasil

penjabaran program 5 tahunan ini akan diusulkan untuk ditindak-

lanjuti pada tingkat yang lebih tinggi untuk mendapatkan bantuan

realisasi dari pemerintah yang lebih tinggi sesuai dengan tingkat

urgensi (ke-mendesak-an) program tersebut. Adapun program

pemerintah Desa Benelan Lor diantaranya diidentifikasikan dalam

menjadi 8 isu/permasalahan, yaitu:

1. Sarana dan prasarana wilayah

Page 89: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

72

2. Ekonomi

3. Kelembagaan

4. Keagamaan

5. Sosial

6. Pendidikan

7. Pertanian

8. Kesehatan

Dari 8 isu permasalahan tersebut, dibagi lagi menjadi beberapa sub

isu/permasalahan seperti tabel 10.

Tabel 7. Daftar isu permasalahan Desa Benelan Lor

No Harapan 5 Tahun ke Depan Program

1. Sarana

dan

Prasarana

1. Teratasinya

masalah Jalan

a. Pemavingan gang Dusun krajan,

Dusun Popongan dan Gumuksari

b. Perbaikan Jalan Raya Benelan Lor

c. Perbaikan Jalan Jurusan Desa

Bareng

d. Perbaikan Jalan urusan Desa

Labanasen

2. Teratasinya

masalah

jembatan demi

peningkatan dan

percepatan

pertumbuhan

ekonomi

a. Rehab jembatan Dusun Krajan

RT. 01 RW. 03

b. Rehab Plat Duiker jalan Dusun

Gumuksari

c. Rehab Plat Duiker Jalan Raya

Benelan Lor

d. Rehab Plat Duiker Jalan Popongan

3. Pencegahan

Banjir

a. Drainase kanan kiri jalan Dusun

Krajan

b. Drainase kanan kiri jalan Dusun

Popongan

c. Pembangunan Trotoar Jalan

4. Tersedianya air

bersih

a. Pembuatan MCK Dusun

Gumuksari

b. Penambahan Tandon air bersih

Page 90: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

73

No Harapan 5 Tahun ke Depan Program

5. Meningkatkan

mutu hasil

pertanian

a. Saluran irigasi sawah dusun

Krajan

b. Saluran Irigasi Dusun Popongan

c. Saluranirigasi Dusun Gumuksari

sawah racak

6. Tersedianya

sarana pelayanan

masyarakat dan

tempat ibadah

yang memadai

a. Rehab masjid dan musholla

b. Rehab kantor PKK

c. Rehab Kantor Desa

d. Finishing rehab Balai Desa

e. Pembuatan gapura Batas Desa

f. Pembuatan poskamling

2. Pembang

unan

Ekonomi

1. Terwujudnya

ekonomi

produktif melalui

kredit lunak

a. Pembuatan toko pertanian

2. Terciptanya

tenaga-tenaga

pertukangan yang

memadai

a. Pelatihan pertukangan

b. Pinjaman modal usaha yang lunak

3. Kelembag

aan

1. Terwujudnya

peningkatan

kinerja para

perangkat desa

a. Meningkatkan kinerja aparat desa

b. Bimbingan/penyuluhan teknis

administrasi perangkat desa

c. Buku panduan yang lengkap

d. Pengawasan dan pengarahan

secara kontinyu/berkelanjutan

2. Adanya

informasi dan

komunikasi antar

lembaga dan

masyarakat

a. Menghidupkan kembali rembug

desa

b. Memfungsikan BPD secara

maksimal oleh masyarakat

c. BPD masuk kantor minimal sekali

dalam seminggu

d. Pengadaan computer/meja kerja di

setiap lembaga

4. Keagama

an

1. Sarana

pendidikan

agama

a. Bantuan sarana dan prasarana

TPQ

b. Pengadaan buku-buku agama dan

Al-Qur’an

5. Sosial 1. Meningkatkan

taraf hidup demi

terciptanya

kesejahteraan

masyarakat

a. Penerangan jalan

b. Bantuan untuk pengentasan

kemiskinan

c. Penyuluhan di bidang hukum,

kesehatan dan pertanian

d. Perbaikan rumah tidak layak huni

Page 91: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

74

No Harapan 5 Tahun ke Depan Program

6. Pendidika

n

1. Tersedianya

sarana

pendidikan yang

layak

a. Pemavingan halaman MI

Tarbiyatul Mubtadiin dan MTs

Maulana Ishaq

b. Pemavingan halaman SD Negeri 1

Benelan Lor

c. Pemavingan halaman TK

Popongan

d. Membantu melengkapi sarana dan

prasarana pendidikan

e. Diadakannya peningkatan

pembelajaran siswa melalui

kursus-kursus untuk mencapai

kurikulum

f. Bantuan sarana sekolah ditingkat

TK, SD/MI dan MTs/SMP seperti

komputer, meubelair, buku untuk

SD/MI/MTs dan APE untuk

TK/RA

g. Bantuan beasiswa warga miskin

7. Pertanian 1. Hasil pertanian

dapat mencukupi

kebutuhan

a. Bantuan hand tracktor

b. Penyuluhan teknologi pembuatan

pupuk organik

c. Penyuluhan pertanian

2. Meningkatnya

penghasilan

petani

a. Bantuan pupuk organik dan

pestisida

b. Bantuan bibit unggul

c. Pinjaman petani tanpa bunga

d. Penyetaraan harga gabah

8. Kesehata

n

1. Peningkatan

pelayanan

kesehatan

a. Pembangunan poskesdes

b. Bantuan sarana medis

c. Bantuan biaya KB

d. Penyuluhan kesehatan

e. Bantuan obat-obatan

9. Lingkung

an hidup

1. Penanganan

pencemaran

lingkungan

a. Pembangunan tempat

pembuangan sampah tiap

lingkungan

b. Pembangunan tempat

pembuangan sampah akhir

c. Pengelolaan sampah

2. Pelestarian

lingkungan hidup

a. Penghijauan

Sumber: RPJM Desa Benelan Lor tahun 2010-2015

Page 92: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

75

b. Gambaran Umum Keberadaan Infrastruktur Jalan Desa Benelan

Lor

Pembangunan suatu wilayah selalu berkaitan dengan pertumbuhan

ekonomi yang ada pada suatu wilayah tertentu. Dalam mewujudkan

pertubuhan ekonomi tentu saja tidak terlepas dari prasarana sebagai

penunjang kegiatan perekonomian tersebut. Tanpa adanya prasarana, dalam

hal ini infrastruktur jalan, dapat dipastikan dapat menghambat sistem

perekonomian suatu wilayah.

Pada latar belakang, telah dijabarkan sebagaimana wilayah Desa

Benelan Lor kurang mendapat perhatian dari segi infrastruktur jalan dalam

beberapa kurun waktu terakhir.

Page 93: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

76

Gambar 11: Kondisi infrastruktur jalan pada bagian tanjakan menuju

areal persawahan setelah 1 hari hujan dengan intensitas

tinggi

Sumber : Data primer hasil observasi peneliti tahun 2017

Gambar 14 seperti diatas menunjukkan kondisi infrastruktur jalan pada

bagian tanjakan yang menuju areal persawahan. Dimana, gambar tersebut

diambil dalam selang waktu 1 hari setelah hujan turun dengan intensitas

tinggi. Jalan yang berlubang tersebut memiliki kedalaman mencapai batas

paling atas dari mata kaki orang dewasa.

Page 94: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

77

Kondisi tersebut yang senantiasa diresahkan dan dikawatirkan

masyarakat Desa apabila tidak segera mendapat penanganan dari

pemerintah pada tingkat Kabupaten, maka dampak permasalahan ini bisa

menjadi semakin melebar. Sebagaimana yang disampaikan salah seorang

masyarakat saat itu bahwa kondisi tersebut sudah lebih dari 5 tahun, namun

tidak kunjung diperhatikan. Padahal jika tetap demikian, maka bisa saja

memakan korban.

B. Penyajian Data Fokus Penelitian

1. Sinergitas pemerintah desa dengan masyarakat dalam perencanaan

infrastruktur jalan Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

Banyuwangi

Perencanaan dilakukan dengan mengacu pada Undang-Undang no. 25

tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dimana

perencaan dilakukan untuk menentukan tindakan apa saja yang akan dilakukan

di masa depan tentu saja dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Demikian halnya dengan perencanaan pembangunan infrastruktur jalan di

Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi yang

direncanakan untuk dapat dilakukan perbaikan. Namun, perencanaan tidaklah

berjalan secara otomatis, sehingga diperlukan keterlibatan banyak pihak untuk

ikut merencanakan kegiatan perencanaan pembanguan infrastruktur jalan Desa

tersebut. Hubungan keterlibatan diantara pihak-pihak yang berpengaruh untuk

ikut andil dalam kegiatan perencanaan tersebut dinamakan sinergitas. Adapun

Page 95: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

78

yang dimaksud di sini tidak lain adalah terjalinnya sinergitas pemerintah desa

dengan masyarakat dalam merealisasikan perencanaan pembangunan

infrastruktur jalan sehingga dapat memperlancar semua kegiatan yang

berkaitan dengan perekonomian yang berdampak pada kesejahteraan

masyarakat.

Hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan temuan bahwa perencanaan

pembangunan infrastruktur jalan di Desa Benelan Lor yang sudah

direncanakan, belum menunjukkan hasil yang nyata, belum ada implementasi

dari hasil perencanaan tersebut. Dari kondisi tersebut, peneliti menarik

hipotesis awal dengan melihat bagaimana sinergitas antara berbagai pihak yang

berkaitan langsung dengan keadaan di lapangan. Fakta di lapanganbahwa pihak

yang secara berkaitan secara langsung adalah pihak pemerintah Desa dengan

masyarakat. Dengan adanya hubungan yang terjalin diantara pemerintah desa

dengan masyarakat yang saling bersinergi dalam perencanaan pembangunan

infrastruktur jalan guna merealisasikan perencanaan pembangunan

infrastruktur jalan di Desa Benelan Lor. Dukungan yang diberikan pihak-pihak

tersebut untuk merealisasikan perencanaan pembangunan infrastruktur terjadi

tanpa adanya unsur keterpaksaan diantara masing-masing pihak dan hubungan

pihak-pihak tersebut tidak lain didasarkan pada rasa saling membutuhkan.

Sehingga akan didapatkan hasil bahwa adanya sinergitas yang dapat dilihat dari

peran pemerintah desa dengan masyarakat secara keseluruhan dalam

merealisasikan perencanaan pembangunan infrastruktur di Kabupaten

Page 96: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

79

Banyuwangi, khususnya infrastruktur jalan untuk memperlancar kegiatan

perekonomian di Desa benelan Lor.

a. Peran pemerintah terhadap proses sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur jalan Desa

Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi

Pemerintah merupakan lembaga beserta aparaturnya yang

bertanggung jawab untuk melayani dan melaksanakan mandat dari

rakyat di suatu wilayah tertentu. Pemerintah yang dimaksud pada

penelitian ini yaitu pihak pemerintah yang mempunyai

keterkaitansecara langsung dan paling dekat dengan kondisi

permasalahan di lapangan dalam perencanaan pembangunan

infrastruktur jalan yang ada di Desa Benelan Lor, yaitu pemerintah

Desa Benelan Lor.

Pemerintah Desa Benelan Lor yang berkaitan atau bertanggung

jawab langsung dalam permasalahan infrastruktur jalan Desa yang

dimaksudyaitu, Kepala Desa Benelan Lor yang dibantu olehperangkat

Desauntuk menjalankan sistem pemerintahan di wilayah Desa tertentu.

Sebagaimana pemimpin tertinggi di wilayah Desa Benelan Lor

menyampaikan kronologi kondisi jalan tersebut dan usulan anggaran

yang direncanakan dalam Musrenbang sebesar Rp 2.118.000.000,-

(Untuk rincian, lihat lampiran 4 dan 5).Sebagaimana disampaikan oleh

Bapak Muslih, selakusekretaris Desa Benelan Lorbahwa:

Page 97: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

80

“Jalan disini sudah mulai rusak tahun 2008, tapi belum seberapa

mbak. Dulu pernah diaspal, tapi kondisinya tidak seperti kondisi

sekarang, sudah semakin membahayakan masyarakat yang

lewat.Padahal sudah diusulkan lewat Musrenbang setiap tahun, tapi

sampai sekarang masih belum ada yang direalisasi, baru drainase-

nya, itupun sudah beberapa tahun lalu juga. Tapi pihak pemerintah

Desa disini juga tidak tau, tidak pernah ada surat pemberitahuan dari

Dinas tertentu, padahal kan seharusnya ada pemberitahuan ke Desa.

Sekarang kondisinya sudah seperti yang ada sekarang, sudah tidak

cukup menampung air hujan, karena di wilayah sini kalau hujan,

curah hujannya tinggi. Sedangkan drainase-nya tidak kuat

menampung air hujan, jadi airnya meluber ke jalan utama dan bisa

saja membahayakan masyarakat ataupun pengguna jalan disini.”

(Hasil wawancara tanggal 07 maret 2017 pukul 10.37 WIB di Kantor

Desa Benelan Lor)

Selanjutnya, disampaikan lagi oleh Bapak Muslihbahwasanya:

“Kami disini sudah berusaha mengusulkan mulai dari Kecamatan

sampai Kabupaten mbak, tapi ya belum terrealisasi. Mungkin disini

bukan prioritas lah mbak, apalagi sekarang di Banyuwangi

Bupatinya sudah sering mengadakan kegiatan yang punya

tarafInternasional, jadi mungkin di Desa ini belum menjadi prioritas.

Pasti yang diprioritaskan ya akses menuju tempat kegiatannya dan

sarana prasarana disana. Sekalipun untuk menambah pemasukan

Kabupaten, tapi kan kami juga perlu prasarana jalan untuk kegiatan

pertanian dalammemenuhi kebutuhan hidup. Apalagi, masyarakat

disini mayoritas petani, ya hidupnya dari hasil itu.Kalau tidak salah

tahun ini realisainya, tapi tidak tau juga kapan akan dimulai. Kami

berharap supaya bisa segera direalisasikan”(Hasil wawancara

tanggal 07 maret 2017 pukul 10.37 WIB di Kantor Desa Benelan

Lor)

Dari uraian diatas, dipaparkan oleh sekretaris Desa setempat, bahwa

permasalahan infrastruktur jalan Desa sudah dibawa dalam forum

Musrenbang, namun masih belum ada tindakan untuk

mengimplementasikan dokumen perencanaan yang sudah dibuat.

Disampaikan oleh sekretaris Desa bahwa sejak Pemerintah Kabupaten

sering mengadakan kegiatan bertaraf Internasional, pembangunan

masih diprioritaskan untuk perbaikan infrastruktur, sarana dan

Page 98: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

81

prasarana untuk mendukung kegiatan yang diadakan pemerintah

Kabupaten, sehingga yang memang dibutuhkan untuk mobilitas

penunjang kegiatan perekonomian pokok seringkali dikesampingkan.

Namun, yang menjadi kabar baik disini bahwa implementasi dari

perencanaan pembangunan infrastruktur jalan Desa Benelan Lor akan

dilaksanakan tahun 2017 dengan kepastian waktu belum dapat

diketahui oleh pihak Pemerintah Desa.

Pemerintah Desa Benelan Lor tergolong dalam pemerintah yang

berperan aktif dalam proses kegiatan mulai dari perencanaan

pembangunan. Salah satu bentuk peran aktif tersebut yaitu adanya

kelengkapan dokumen dan data-data pendukung yang dapat digunakan

sebagai acuan dalam pengusulan program-program yang akan dibahas

dalam kegiatan Musrenbang Desa. Sebagai wakil pemerintah pusat

yang ada di daerah, Pemerintah Desa Benelan Lor mengusahakan agar

dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya dalam pemenuhan

kebutuhan hidup sehari-hari, terutama yang sangat erat kaitannya

dengan kegiatan perekonomian, seperti disampaikan oleh Bapak

Muslih dalam kutipan pernyataan bahwa:

“Kami sudah berusaha untuk mengusahakan perbaikan jalan disini

melalui swadana, tapi kan dana untuk pembiayaan perbaikan jalan

itu besar mbak. Sedangkan dana desa yang ada sudah ada peruntukan

penggunaannya. Pemerintah Desa disini juga terus mengajak

masyarakatagarmasyarakat disini tetap mau ikut musyawarah

terutama kegiatan musrenbang, setiap pertemuan rutin musyawarah

desa selalu kami sampaikan bahwa pembangunan jalan itu hak kita,

kan kita suadah bayar pajak ke pemerintah, ya kita juga berhak buat

dapat timbal baliknya.”(Hasil wawancara tanggal 07 maret 2017

pukul 10.37 WIB di Kantor Desa Benelan Lor)

Page 99: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

82

Tidak hanya sampai disitu, disampaikan pada pernyataan diatas

bahwa pemerintah memberikan motivasi kepada masyarakat untuk ikut

andil dalam setiap kegiatan seperti Musrenbang sebagai wakil dari Desa

untuk Musrenbang Kecamatan. Pemerintah Desa meyakinkan

masyarakat di wilayah Desa tersebut untuk tidak pernah berhenti

berusaha untuk mendapatkan hak-haknya sebagai masyarakat yang

memang sudah seharusnya bisa mendapat fasilitas yang layak, sebagai

bentuk timbal balik dari pemerintah untuk masyarakat karena sudah

membayar pajak untuk kepentingan Negara dan Pemerintahan di

daerah.

b. Peran masyarakat terhadap proses sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur Desa

Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi

Pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting pada proses

perencanaan pembangunan infrastruktur Desa Benelan Lor. Namun tidak

hanya pemerintah saja yang harus turun tangan dalam sebuah perencanaan

yang menyangkut kesejahteraan masyarakat, perlu dukungan dan

keterlibatan banyak pihak dalam perencanaan pembangunan infrastruktur

maupun proses implementasi yang dapat mendukung setiap proses

perencanaan agar perencanaan menjadi lebih efektif dan efisien. Selain

pemerintah, pihak lain yang penting dalam perencanaan pembangunan

infrastruktur Desa Benelan Lor tidak lain yaitu masyarakat. Yang dimaksud

Page 100: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

83

masyarakat disini adalah masyarakat sebagai pengguna infrastruktur atau

konsumen, karena infrastruktur yang tersedia merupakan kebutuhan

masyarakat yang memang dipergunakan sebagai sarana pendukung segala

kegiatan perekonomian masyarakat. Masyarakat berperan dalam membantu

proses kelancaran perencanaan infrastruktur sebagaimana dengan

membayar pajak setiap tahun kepada Negara dan memberikan masukan ide

maupun tenaga, apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk melakukan

kegiatan swadaya dalam implementasi perencanaan pembangunan

infrastruktur.

Dari hasil wawancara secara interaktif dengan beberapa warga Desa

Benelan Lor seperti disampaikan oleh bapak Solichin bahwa:

“Saya rutin bayar pajak tiap tahun, mbak. Karena selain sudah

menjadi kewajiban, kalau di Desa itu kan bayarnya ditampung jadi

satu di Kantor Desa. Kalau tidak bayar pajak nanti bisa didenda lebih

besar, kan saya juga lebih tidak mampu bayar, mbak. Kalau untuk

sumbangan tenaga ya sudah tidak perlu ditanyakan lagi lah mbak.

Warga disini peduli dengan kegiatan Desa”(Hasil wawancara

tanggal 08 maret 2017 pukul 12.50 WIB di areal persawahan Desa

Benelan Lor)

Pernyataan yang disampaikan bapak Solichin hampir sama halnya dengan

yang disampaikan oleh Ibu Atikbahwa:

“Kalau bayar pajak, sudah pasti rutin mbak tiap tahun. Kalau bayar

pajak kan sudah jadi tanggung jawab. Meskipun saya hidup pas-

pasan, kalau bisa ya jangan sampai lupa buat bayar pajak. Kalau

mbak menanyakan sumbangan secara tenaga sudah pasti kalau

warga desa ya langsung guyub mbak. Tapi kalau ibu-ibu biasanya

bagian dapur, bapak-bapaknya yang kerja, ibu-ibu bagian konsumsi

buat bapak-bapaknya yang kerja bakti.”(Hasil wawancara tanggal 08

maret 2017 pukul 10.50 WIB di areal persawahan Desa Benelan Lor)

Page 101: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

84

Wawancara interaktif yang dilakukan secara acak/random didapatkan hasil

bahwa masyarakat Desa tidak merasa keberatan apabila diharuskan

membayar pajak karena itu sudah menjadi kewajiban masyarakat dan

sewaktu-waktu memang sangat diperlukan baik ide maupun tenaga untuk

melakukan kegiatan swadaya demi mendukung kelancaran kegiatan

perekonomian. Bahkan beberapa dari warga yang memiliki perekonomian

lebih dari cukup, mengatakan bahwa mereka siap apabila diminta untuk

memberikan iuran swadana untuk keperluan Desa dengan dalih agar semua

kegiatan perekonomian supaya tidak terganggu dengan kondisi

infrastruktur yang dirasa sangat membutuhkan perbaikan di Desanya.

Dari hasil wawancara interaktif yang didapatkan di lapangan, peran

masyarakat pada sinergitas pemerintah daerah dengan masyarakat dalam

hal perencanaan pembangunan infrastruktur jalan antara lain sebagai

pengguna infrastruktur, memberikan ide/masukan, membayar pajak serta

iuran swadana dan tenaga apabila memang sangat diperlukan. Peran

masyarakat tersebut sangat mendukung keberlangsungan sistem

perencanaan pembangun infrastruktur, karena tanpa adanya kontribusi

berupa pajak dari masyarakat maka kegiatan dalam hal implementasi

perencanaan pembangunan tidak dapat berjalan dengan baik. Namun, pada

kenyataannya dalam menjalankan peran sebagai pengguna infrastruktur,

masyarakat seringkali acuh terhadap pemeliharaan kondisi prasarana

infrastruktur jalan tersebut, seperti kelebihan muatan hasil panen padi yang

dibawa oleh kendaraan pengangkut hasil panen tersebut sehingga seringkali

Page 102: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

85

masyarakat tidak menyadari bahwa adanya kelebihan muatan merupakan

salah satu faktor yangmengakibatkan infrastruktur mudah/rentan terhadap

kerusakan.

Aaaa

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sinergitas pemerintah Desa dengan

masyarakat dalam perencanaan infrastruktur Desa Benelan Lor

Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi

a. Faktor pendukung sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat

dalam perencanaan infrastruktur Desa Benelan Lor Kecamatan

Kabat Kabupaten Banyuwangi

1). Dukungan Pemerintah dalam perencanaan infrastruktur

jalan Desa Benelan Lor

Banyak faktor yang mempengaruhi sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur jalan di desa

Benelan Lor. Tentu saja, semua proses baik yang berkaitan dengan

perencanaan infrastruktur jalan Desa maupun proses implementasinya

tidak terlepas dari peran banyak pihak. Dalam hal ini yang mempunyai

pengaruh langsung di wilayah Desa Benelan Lor yaitu Pemerintahdan

Masyarakat. Dimana, hubungan yang terjalin diantara pihak-pihak

tersebut dan dukungan diantara kedua belah pihak dinamakan

sinergitas.Bentuk dukungan dari pemerintah desa, disampaikan oleh

masyarakat Desa, seperti dalam beberapa wawancara dibawah:

“Kepala Desa disini aktif mbak. Beliau orang yang bertanggung

jawab dalam melaksanakan amanahnya sebagai Kepala Desa. Beliau

Page 103: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

86

terus mengingatkan supaya warga disini aktif ikut kegiatan

musyawarah. Karena kan untuk warga juga buat Desa supaya lebih

baik. Setiap tahun juga selalu yang dibahas di musyawarah juga

mengenai jalan yang belum diperbaiki ini. Pemerintah Desa juga

selalu mendukung usulan dari warga. Semua yang diusulkan warga

selalu ditampung sama Pak Kades. Warga disini sering diworo-woro

untuk sumbangan sukarela, tapi ya semampunya, sedangkan

perbaikan jalan kan perlu uang banyak, mana mampu kalau Desa

nanggung sendiri.” (Hasil wawancara dengan Ibu Atik tanggal 08

maret 2017 pukul 10.50 WIB di areal persawahan Desa Benelan Lor)

Pernyataan yang sama disampaikan oleh Bapak Solichin bahwa:

“Pak Kades itu orang bertanggung jawab sama warga, mbak. Kalau

ada warga menyampaikan keluhan, selalu ditampung. Dibicarakan

dalam musyawarah, dicari jalan keluarnya bersama-sama. Usulan

dari warga selalu dibawa saat kegiatan musrenbang. Pak Kades yang

minta supaya warga disini aktif waktu kegiatan musrenbang untuk

menyampaikan keluhan, sekalian dicari jalan keluarnya kalau

memang tidak bisa diselesaikan ditingkat Desa. Sekarang yang jadi

masalah penting ya jalan ini mbak, meresahkan warga disini kalau

tidak segera diperbaiki.Woro-woro untuk sumbangan juga sudah

dilakukan, tapi kami disini cuma petani mbak, penghasilan cukup

untuk makan, jadi ya sumbangan sukarela saja. Untuk aspal jalan

kan butuh biaya yang besar, ya tidak mampu lah kami” (Hasil

wawancara dengan Bapak Solichin tanggal 08 maret 2017 pukul

12.50 WIB di areal persawahan Desa Benelan Lor)

Pernyataan yang sama lainnya disampaikan Bapak Saroni selaku Ketua

BPD bahwa:

“Ya sama Pak Kades selalu didukung mbak. Apalagi buat warga

disini. Kalau bicara masalah dukungan ya banyak mbak, seperti

musyawarah rutin Desa, musrenbang, woro-woro untuk sumbangan

sukarela, banyak lah mbak. Saya juga tidak bisa sebutkan satu-satu.

Apalagi kalau sudah musrenbang tahunan, pak kades dan pak sekdes

pasti sudah tidak ada di Desa, sudah ikut musrenbang sampai

Kabupaten.” (Hasil wawancara tanggal 07 maret 2017 pukul 14.50

WIB di areal persawahan Desa Benelan Lor)

Pemerintah, dalam hal ini pemerintah di wilayah desa memberikan

dukungan dalam mengawal hasil musyawarah rencana pembangunan

(Musrenbang) desa yang telahdirumuskan dalam beberapa tahun

Page 104: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

87

terakhir. Selain itu, pemerintah desa memberikan motivasi kepada

masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengumpulkan pembiayaan

swadana untuk dapat merealisasikan perencanaan infrastruktur yang

sampai saat ini belum menjadi prioritas pemerintah Kabupaten.

Dari hasil pengamatan di lapangan, dapat disimpulkan bahwa

peran Pemerintah dalam perencanaan infrastruktur jalan desa Benelan

Lor memiliki kepentingan yang sangat tinggi dalam mengarahkan

masyarakat di wilayah tersebut untuk peduli terhadap fasilitas atau

sarana dan prasarana infrastruktur yang menunjang kegiatan

masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat. Adanya peran pemerintah

menjadi pemicu utama dapat atau tidaknya sebuah perencanaan dapat

berjalan dengan baik. Dapat dikatakan bahwa, salah satu faktor yang

mendukung terciptanya sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat

dalam perencanaan infrastruktur jalan di desa Benelan Lor adalah

keterlibatan dan peran aktif Pemerintah untuk memberikan dukungan

sepenuhnya dalam setiap proses perencanaan maupun implementasi

perencanaan tersebut.

2). Peran aktif masyarakat sebagai bentuk partisipasi

masyarakat terhadap perencanaan infrastruktur dalam

perencanaan infrastruktur jalan Desa Benelan Lor

Selain faktor dukungan Pemerintah, faktor lain yang

mempengaruhi terciptanya sinergitas dalam perencanaan infrastruktur

jalan di desa Benelan Lor, tidak lain adalah masyarakat desa. Hal

Page 105: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

88

tersebut dapat dilihat dari keluhan yang disampaikan masyarakat

kepada Pemerintah desa untuk segera menindak lanjuti dan mencari

solusi yang berkaitan dengan dampak permasalahan yang ditimbulkan

dari kerusakan jalan. Disampaikan Bapak Muslih, bahwasanya:

“Untuk kegiatan musyawarah disini, rutin dilakukan. Tiap

bulannya bisa beberapa kali untuk masing-masing RT, RW

maupun dusun. Setelah itu biasanya ada laporan ke Desa setelah

dilakukan musyawarah. Kalau untuk musrenbang sudah pasti dari

Pemerintah Desa selalu ada pemberitahuan baik untuk ke Dusun,

RT, atau RW. Tidak hanya itu saja, tokoh masyarakat, tokoh

agama juga kader-kader baik kesehatan atau karang taruna, PKK,

dan lain-lain pasti diberi tahu, mbak. Kan kalau musrenbang

sudah masuk lingkup Desa, jadi semua harus tau. Ya, selama ini

kan kegiatan musrenbang dijadikan tempat untuk menampung

apa yang jadi uneg-unegnya warga, kalau sampai tidak ada

pemberitahuan, kasihan warga kalau sampai kecewa.”(Hasil

wawancara tanggal 07 maret 2017 pukul 10.37 WIB di Kantor

Desa Benelan Lor)

Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh Ibu Eka, selaku Kaur

Keuangan bahwa:

“Iya memang benar kok mbak. Sama halnya seperti yang

disampaikan Pak Muslih, kami selalu kasih pemberitahuan, baik

itu melalui undangan ke RT, RT, Dusun serta kader-kader

kesehatan, PKK, karang taruna, maupun pemberitahuan yang

kami pasang di papan pengumuman Desa, jadi warga bisa setiap

kali lihat. Dan warga disini selalu merespon baik setiap adanya

kegiatan musrenbang, sekalipun jumlahnya tidak terlalu banyak

memang, karena kegiatan dilaksanakan malam hari”(Hasil

wawancara tanggal 07 maret 2017 pukul 11.47 WIB di Kantor

Desa Benelan Lor)

Kebijakan yang diambil oleh Kepala Desa dengan mengumpulkan

seluruh lapisan masyarakat termasuk RT, RW, tokoh masyarakat, dan

tokoh agama untuk melakukan musyawarah sebagai mana yang selalu

rutin dilakukan di desa setempat untuk membicarakan permasalahan

Page 106: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

89

yang berkaitan dan menunjang kegiatan perekonomian masyarakat.

Hasil musyawarah tersebut yang nantinya akan disampaikan dalam

musrenbangdes untuk membentuk daftar prioritas yang akan diajukan

dalam musrenbang di tingkat yang lebih tinggi.

Dari kebijakan yang diambil oleh Kepala Desa Benelan Lor dalam

mengajak masyarakat untuk mengadakan musyawarah yang berkaitan

dengan permasalahan kerusakan infrastruktur di desa mereka, dapat

membuahkan hasil yang baik. Antusias masyarakat terbukti dari

kehadiran perwakilan tiap lembaga desa dan masyarakat dalam

musyawarah bersama Pemerintah Desa untuk perencanaan infrastruktur

jalan di desa Benelan Lor yang tercatat dalam bentuk dokumen adalah

sebagai berikut:

Tabel 8. Jumlah peserta yang hadir dalam rapat/musyawarah

NO JABATAN/UNSUR JUMLAH

1 PERANGKAT DESA 6

2 KA.DUSUN/RT/RW 27

3 LEMBAGA DESA 21

4 TOKOH MASYARAKAT 2

5 LAIN-LAIN 6

TOTAL 62

Sumber: RPJMDesa tahun 2016 - 2021

Dari tabel diatas, sinergitas yang terjalin antara Pemerintah dengan

masyarakat tidak hanya pada musyawarah di awal perencanaan,

melainkan kesanggupan masyarakat dalam memberikan pembiayaan

Page 107: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

90

swadana untuk merealisasikan perencanaan infrastruktur di desa

Benelan Lor. Adapun pembiayaan yang disanggupi masyarakat,

merupakan bentuk partisipasi secara aktif dari masyarakat untuk ikut

peduli terhadap keberadaan dari infrastruktur jalan desa tersebut. Dapat

disimpulkan bahwa keterlibatan dari pihak masyarakat untuk ikut

berpartisipasi dalam musyawarah dan ikut berpartisipasi dalam

pembiayaan secara swadana untuk merealisasikan perencanaan

infrastruktur di desa Benelan Lor menjadikan sinergi di antara dalam

perencanaan infrastruktur menjadi lancar.

b. Faktor penghambat sinergitas pemerintah Desa dengan

masyarakat dalam perencanaan infrastruktur Desa Benelan Lor

Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi

Proses dalam mencapai suatu tujuan, tentu saja tidak hanya terdapat

faktor pendukung namun ada faktor penghambat dalam menjalani proses

tersebut. Sebagaimana yang terjadi dalam menciptakan sinergitas

pemerintah desa dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur untuk

menciptakan kesejahteraan masyarakat. Adapun yang menjadi faktor

penghambat dalam sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat dalam

perencanaan infrastruktur jalan Desa adalah sebagai berikut:

1). Perilaku masyarakat terhadap penggunaan infrastruktur

Ada begitu banyak faktor yang menghambat terjalinnya sinergitas

pemerintah Desa dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur

Page 108: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

91

jalan di desa Benelan Lor. Namun, permasalahan tersebut juga muncul

akibat dari masyarakat di wilayah tersebut. Sebagaimana fakta di

lapangan yang didapatkan penulis adalah sulitnya membangkitkan

kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap pemeliharan sarana

prasarana infrastruktur jalan. Disampaikan oleh bapak Muslih

mengenai hal yang menjadi penghambat dalam permasalahan jalan

sebagai berikut:

“Kalau bicara soal hambatan, sebenarnya banyak. Apalagi

dengan kondisi warga disini yang hanya berbekal pengetahuan

yang minimum, perlu waktu dan kesabaran untuk memberikan

himbauan untuk ikut menjaga aset yang ada. Salah satu contoh,

mengenai jumlah muatan hasil pertanian yang akan dibawa ke

tempat penggilingan padi. Pemerintah Desa sudah sering

menyampaikan supaya membawa muatan secukupnya. Selain

supaya jalan aspal tidak cepat rusak, juga disatu sisi bisa

meminimalisir tingginya tingkat kecelakaan juga. Tapi warga

disini taunya yang penting menghemat keluarnya biaya, apalagi

disini belum banyak warga yang mempunyai alat transportasi

yang memadai untuk mengangkut hasil pertanian ke tempat

penggilingan padi.” (Hasil wawancara tanggal 07 maret 2017

pukul 10.37 WIB di Kantor Desa Benelan Lor)

Seperti yang sudah disampaikan oleh Bapak Muslih, bahwa

hambatan/kesulitan tersebut juga dikarenakanperilaku masyarakat.

Dengan tidak adanya pengetahuan yang cukup, masyarakat di wilayah

Desa Benelan Lor memiliki kecenderungan untuk lebih mementingkan

jumlah biaya yang dikeluarkan dari pada meminimalisir tingginya

tingkat kecelakaan.Disisi lain minimnya pengetahuan yang dimiliki

masyarakat belum mampu membentuk pola pikir untuk menciptakan

kesadaran masyarakat untuk sekedarikut menjaga kondisi jalan yang

Page 109: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

92

sebenarnyabisa sedikir memperpanjang life-timedari prasarana jalan

tersebut.

2). Sinergitas yang terjadi masih dalam level perencanaan

Selain faktor-faktor yang menghambat sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarakat tersebut di atas, faktor lainnya yang menghambat

ialah belum ada implementasi dari usulan yang telah dibuat dan

tertuang dalam RPJMDes. Dengan demikian belum ada sinergitas yang

baik dalam penyelesaian permasalahan isu di Desa Benelan Lor.

Dipaparkan oleh Ibu Eka, bahwa kesulitan/hambatan yang dihadapi

dalam pernyataan berikut:

“Selain dari masyarakat, yang jadi hambatan ya, belum ada

realisasi dari pemerintah pusat. Padahal sudah diusulkan setiap

tahunnya di musrenbang, sudah masuk RPJM Desa juga. Tapi ya,

sejauh ini masih belum ada realisasinya. Sudah ada 5 tahun lebih.

Pernah wargasampai putus asa sebenarnya. Tapi Pak Kades tetap

menyampaikan kalau apa yang jadi hak Desa ya harus

diperjuangkan, apalagi kita sebagai warga sudah bayar pajak”

(Hasil wawancara tanggal 07 maret 2017 pukul 11.47 WIB di

Kantor Desa Benelan Lor)

Dari hasil wawancara tersebut, disampaikan bahwa rencana

pembangunan infrastruktur jalan di Desa Benelan Lor, sudah diusulkan

sejak lama, sudah lebih dari 5 tahun dan sudah rencanakan dan

dimasukkan dalam dokumen RPJM Desa, namun pada kenyataannya

masih belum ada bukti nyata dari hasil perencanaan tersebut.

Melihat kondisi yang ada bahwa isu permasalahan yang dibuat

tertuang dalam dokumen RPJMDes tahun 2010-2015, seharusnya

sudah dapat dilihat hasilnya, meskipun hanya beberapa persen saja, atau

Page 110: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

93

minimal sudah dalam proses (on going process). Namun, pada

kenyataannya hingga tahun 2017 belum ada implementasi nyata yang

dapat dilihat dari hasil perencanaan tersebut. Sehingga dari fakta

tersebut, sinergitas yang ada di Desa Benelan Lor dapat dikatakan

masih dalam level perencanaan saja.

C. Analisis Data

1. Proses terjalinnya sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat

dalam perencanaan infrastruktur Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat

Kabupaten Banyuwangi

Proses terjalinnya sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat dalam

perencanaan infrastruktur di Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

Banyuwangi berawal dari permasalahan kerusakan infrastruktur jalan. Menurut

Adji Adisasmita (2011, dalam Erdian, 2015) Jalan merupakan prasarana

transportasi darat yang meliputi bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu intas, yang berada pada

permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah atau air

serta diatas permukaan air. Selain itumenurut Undang-Undang Nomor 38

Tahun 2004 tentang Jalan pada Bab I, Pasal 1, Butir 4,

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian

jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah,

di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,

serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan

jalan kabel.

Page 111: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

94

Sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang, ketentuan lebih lanjut diatur

dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan dalam

Wahidi, 2015 Jalan Desa adalah jalan umum yang menghubungkan kawasan

dan/atau antar pemukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. Jalan Desa

dikategorikan sebagai jalan dengan fungsi lokal di daerah pedesaan. Fungsi

lokal yang dimaksud disini antara lain sebagai penghubung antar desa atau ke

lokal pemasaran, sebagai penghubung hunian/perumahan, dan sebagai

peghubung desa ke kecamatan/kabupaten/provinsi.Sehingga dapat dikatakan

bahwa Jalan Desa berfungsi untuk dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di

wilayah perdesaan. Dengan adanya jalan Desa, maka distribusi komoditas yang

dihasilkan di desa dapat dinikmati hasilnya baik oleh masyarakat setempat

ataupun masyarakat diluar wilayah tersebut. Selain itu, manfaat jalan desa untuk

masyarakat di perdesaan yaitu:

1. Dapat memperlancar hubungan dan komunikasi dengan tempat lain

2. Dapat mempermudah pengiriman untuk sarana produksi ke desa

3. Dapat mempermudah pengiriman hasil produksi ke pasar di wilayah

desa maupun diluar wilayah desa tersebut

4. Dapat meningkatkan jasa pelayanan social, termasuk kesehatan,

pendidikan dan penyuluhan.

Menurut Erdian (2015), pembangunan infrastruktur jalan pedesaan akan memberikan

beberapa dampak, antara lain:

1. Kualitas pekerjaan yang dihasilkan

Page 112: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

95

2. Keberlangsungan operasional dan pemeliharaan infrastruktur

tersebut

3. Kemampuan masyarakat dalam membangun suatu kemitraan

dengan berbagai pihak

4. Penguatan kapasitas masyarakat untuk mampu mandiri

memfasilitasi kegiatan masyarakat dalam wilayahnya.

Permasalahan yang dimaksud dalam hal ini adalah kerusakan infrastruktur

jalan Desa yang menjadi akses kegiatan perekonomian masyarakat setempat

yang tidak kunjung mendapat respon dari pemerintah Kabupaten. Sebagaimana

penelitian dilapangan, jalan yang memiliki kerusakan yang cukup parah ini,

apabila terjadi hujan lebat dapat mengakibatkan resiko yang cukup besar bagi

setiap pengguna jalan yang melintas didaerah tersebut. Kerusakan infrastruktur

jalan yang ada di Desa Benelan Lor ini tidak hanya menjadi masalah bagi

masyarakat diwilayah tersebut saja, melainkan juga menjadi permasalahan bagi

pemerintah yang dalam hal ini ialah Kepala Desa Benelan Lor, Pemerintah

Kecamatan Kabat serta Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Masalah ini

bahkan menjadi tanggung jawab hingga Pemerintah Pusat.

a. Peran pemerintah terhadap proses sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur jalan Desa

Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi

Hasil yang telah dipaparkan oleh peneliti pada bagian sebelumnya,

pemerintah dalam hal ini telah melakukan bagian dari tanggung jawabnya

sebagai wakil dari masyarakat untuk setiap proses berlangsungnya

Page 113: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

96

pemerintahan di wilayah Desa. Dikutip dalam Rahmawati (2013; 643)

bahwa sinergitas dapat terbangun dengan melalui komunikasi dan

koordinasi. Sebagaimana pernyataan diatas, maka pemerintah Desa Benelan

Lor telah membangun sebuah sinergi dengan masyarakat melalui

komunikasi dan koordinasi.

Bentuk peran pemerintah yang sudah dilakukan dapat dilihat dari

adanya komunikasi dalam mengagendakan kegiatan musyawarah, baik itu

musyawarah RT, RW, Dusun maupun kegiatan musrenbang. Selain itu

pemerintah bersama-sama mengajak warga untuk melakukan koordinasi

melalui kegiatan musyawarah untuk berusaha mencari solusi permasalahan

infrastruktur jalan Desa Benelan Lor.

b. Peran masyarakat terhadap proses sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur Desa

Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi

Arnstein dalam teorinya mengemukakan bahwa terdapat 8 tingkatan

partisipasi masyarakat diantaranya (1) manipulasi, (2) terapi, (3) pemberian

informasi, (4) konsultasi, (5) penentraman, (6) kemitraan, (7) kekuasaan

yang didelegasikan, (8) kontrol warga. Dari pembahasan pada bagian

sebelumnya mengenai peran masyarakat apabila di lihat dari sudut pandang

teori partisipasi yang dikemukakan oleh Arnstein, masyarakat sebagai

pengguna prasarana infrastruktur jalan, sedikit banyak sudah menunjukkan

bentuk dari partisipasi masyarakat. Bentuk peran yang dilakukan masyarkat

secara signifikan belum menunjukkan poin yang jelas diantara 8 tingkatan

Page 114: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

97

partisipasi masyarakat tersebut, namun sudah dapat dilihat bentuk

kolaborasi dari 8 tingkatan partisipasi masyarakat tersebut.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sinergitas pemerintah Desa dengan

masyarkat dalam perencanaan infrastruktur Desa Benelan Lor

Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi

Berhasil tidaknya suatu perencanaan tidak lepas dari sinergitas dan peran

pihak-pihak yang berkaitan langsung yaitu pemerintah Desa dan masyarakat.

Namun dalam mengimplementasikan suatu perencanaan bukan suatu hal yang

mudah. Tentu saja terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi sinergitas

pemerintah Desa dengan masyarakat dalam perencanaan infrastruktur jalan

maupun implementasi diantaranya faktor pendukung dan faktor penghambat,

sebagaimana dijelaskan seperti berikut.

a. Faktor pendukung sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat

dalam perencanaan infrastruktur Desa Benelan Lor Kecamatan

Kabat Kabupaten Banyuwangi

1). Dukungan Pemerintah dalam perencanaan infrastruktur

jalan Desa Benelan Lor

Dukungan pemerintah dalam perencanaan infrastruktur untuk

kesejahteraan masyarakat di Desa Benelan Lor menjadi salah satu

faktor yang mendukung terlaksanaya sinergitas pemerintah Desa

dengan masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah mendukung dan

berusaha mengawal permasalahan ini semaksimal mungkin hingga

Page 115: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

98

mengarahkan masyarakat untuk dapat mengatasi permasalahan

perbaikan infrastruktur di Desa Benelan Lor. Pemerintah disini juga

terpikir untuk menggerakkan masyarakat untuk dapat menyokong

implementasi perencanaan perbaikan infrastruktur dengan

mengusulkan agar masyarakatnya memberikan bantuan secara swadana

agar permasalahan tersebut dapat terselesaikan dengan segera tanpa

harus mengorbankan kegiatan perekonomian masyarakat yang

mayoritas menggantungkan kehidupannya pada bidang pertanian.

2). Peran aktif masyarakat sebagai bentuk partisipasi

masyarakat terhadap perencanaan infrastruktur dalam

perencanaan infrastruktur jalan Desa Benelan Lor

Selanjutnya, yang menjadi faktor pendukung dalam mempengaruhi

terjalinnya sinergitas stakeholders dalam perencanaan infrastruktur di

Desa Benelan Lor tidak lain adalah peran aktif masyarakat. Peran aktif

masyarakat Desa Benelan Lor terlihat dari bentuk partisipasi

masyarakat yang ikut membantu memberikan dukungan bagi

pemerintah Desa dalam menyelesaikan permasalahan selama beberapa

tahun terakhir yang tidak kunjung menunjukkan hasil. Namun,

masyarakat tidak pernah putus asa untuk memberikan dukungan kepada

Pemerintah Desa. Masyarakat juga mendukung pemerintah apabila

nantinya infrastruktur untuk mobilisasi masyarakat tidak segera

Page 116: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

99

terselesaikan, maka masyarakat siap apabila harus menyepakati

perencanaan perbaikan infrastruktur dengan pembiayaan swadana.

Sejauh ini, masyarakat sudah dilibatkan oleh pemerintah Desa

setempat untuk andil sebagai bagian dalam perencanaan dengan

memberikan kebebasan yang sesuai dengan norma-norma yang ada di

masyarakat. Namun tentu saja bentuk partisipasi tersebut tidak

selamanya berjalan sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arnstein.

Seperti masyarakat di Desa Benelan Lor ini, Pemerintah memberikan

tempat bagi masyarakat dalam mengutarakan yang menjadi inspirasi

masyarakat, namun disisi lain pemerintah juga memberikan informasi

mengenai hal-hak masyarakat. Sehingga, dalam hal ini ada kombinasi

tingkatan peran masyarakat seperti yang dikemukakan oleh Arnstein,

yaitu informing (pemberian informasi) dan consultation (konsultasi).

Tidak hanya itu, masih ada tingkatan partisipasi lainnya yang

sebenarnya merupakan kombinasi dari 8 (delapan) bentuk tingkatan

partisipasi masyarakat yang secara tidak langsung sudah dilakukan oleh

masyarakat di wilayah Desa Benelan Lor.

b. Faktor penghambat sinergitas pemerintah Desa dengan

masyarakat dalam perencanaan infrastruktur Desa Benelan Lor

Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi

Page 117: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

100

1). Perilaku masyarakat terhadap penggunaan atau

pemeliharaan infrastruktur

Sebagai konsumen/pengguna fasilitas pelayanan publik,

masyarakat seyogyanya tidak menggunakan sesuai dengan keinginan

mereka sendiri. Masyarakat diharapkan untuk lebih ikut merawat dalam

penggunaan fasilitas pelayanan publik yang ada disekitarnya.

Perawatan yang dimaksud disini, yaitu bisa saja dengan

menggunakan infrastruktur jalan untuk mengangkut beban/muatan

yang sewajarnya dan tidak terlalu berat. Dengan demikian, secara tidak

langsung sebagai masyarakat akan ikut merawat infrastruktur agar lebih

panjang life-time dari keberadaan infrastruktur tersebut.

2). Sinergitas yang terjadi masih dalam level perencanaan

Dari hasil penelitian di lapangan, salah satu fakta yang menjadi

penemuan penulis yaitu selama beberapa tahun usulan yang

direncanakan dan dituangkan dalam RPJMDes tahun 2010-2015,

ternyata belum menunjukkan hasil yang nyata. Hingga tahun 2017

belum ada implementasi yang menunjukkan adanya perkembangan

untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Dipaparkan oleh

Sekretaris Desa Benelan Lor bahwasanya pernah dilakukan perbaikan

untuk saluran drainase tapi tidak ada pemberitahuan ke pihak Desa

mengenai perbaikan tersebut, tapi masih tidak bisa menampung luberan

air apabila terjadi hujan deras, sehingga makin memperburuk keadaan

Page 118: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

101

infrastruktur jalan Desa. Saat dilakukannya penelitian oleh penulis,

kondisi drainase yang menjadi penampang jalan di areal persawahan

sudah cukup buruk. Ditambah dengan permasalahan kondisi

infrastruktur jalan Desa yang semakin hari semakin mencemaskan

masyarakat.

Melihat kenyataan tersebut, penulis menyimpulkanbahwa kondisi

sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat yang terjalin di Desa Benelan

Lor masih terbatas pada levelperencanaan. Sehingga, sinergitas pemerintah

Desa dan masyarakat yang ada di Desa Benelan Lor dapat dikatakan masih

sangat lemah. Ini dibuktikan bahwa sampai saat ini (tahun 2017), belum ada

implementasi terkait dengan perencanaan infrastruktur jalan Desa tersebut.

Akan menjadi percuma apabila sebuah perencanaan hanya berbentuk sebuah

dokumen perencanaan saja tanpa adanya kesungguhan untuk

mengimplementasikan perencanaan tersebut. Dapat dikatakan bahwa

sinergitas yang terjalin di Desa Benelan Lor masih tergolong sangat buruk.

Dikatakan demikian karena selain belum ada kerjasama antara pihak

pemerintah dan pihak swasta, bentuk dukungan pemerintah kepada

masyarakat untuk mengumpulkan pembiayaan secara swadana masih sebatas

wacana yang belum terlaksanakan sampai dengan tahun 2017 serta sinergitas

antar stakeholders masih dalam level perencanaan saja.

Page 119: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

102

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mengacu pada rumusan masalah, hasil penelitian dilapangan serta pembahasan

berikut dengan analisis yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka

kesimpulan yang dapat dari penelitian yang berjudul “Sinergitas pemerintah Desa

dengan Masyarakat dalam perencanaan infrastruktur jalan Desa (Studi pada Desa

benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi)” dijabarkan sebagai

berikut:

1) Sinergitas pemerintah daerah dengan masyarakat dalam perencanaan

infrastruktur jalan Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

Banyuwangi yaitu:

a) Peran pemerintah terhadap proses sinergitas pemerintah desa dengan

masyarakat dalam perencanaan infrastruktur jalan Desa benelan Lor

Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi

Pemerintah sudah menunjukkan bukti nyata peran yang

seharusnya dilakukan oleh pemimpin untuk menjalankan tugas

pemerintahannya seperti adanya hubungan timbal balik dalam

kegiatan Musrenbang yang menjadi agenda rutin setiap tahun.

Meskipun memang masih belum sepenuhnya dapat mengatasi

permasalahan yang ada dilapangan, setidaknya pemerintah Desa

Benelan Lor sudah membuktikan bentuk tanggung jawabnya sebagai

Page 120: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

103

kunci pemegang pemerintahan di wilayah Desa.

b) Peran masyarakat terhadap proses sinergitas pemerintah desa dengan

masyarakat dalam perencanaan infrastruktur jalan Desa benelan Lor

Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi

Tidak hanya pemerintah Desa yang mampu menunjukkan

bentuk tanggung jawabnya, masyarakat di Desa Benelan Lor sudah

menunjukkan bentuk peran serta dengan berpartisipasi mendukung

pemerintah dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya dalam

menjalankan pemerintahan di Desa. Meskipun minimnya

pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat, tidak menghalangi

masyarakat dalam menunjukkan bentuk partisipasinya untuk ikut

andil dalam setiap proses perencanaan yang ada di Desa.

2) Proses terjalinnya sinergitas pemerintah desa dengan masyarakat dalam

perencanaan infrastruktur Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat

Kabupaten Banyuwangi tidak terlepas dari faktor-faktor pendukung dan

penghambat antara lain:

a) Faktor pendukung sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat

i. Dukungan pemerintah dalam perencanaan infrastruktur jalan

Desa Benelan Lor

Dukungan pemerintah dalam perencanaan infrastruktur

untuk kesejahteraan masyarakat di Desa Benelan Lor

menjadi salah satu faktor yang mendukung terlaksanaya

Page 121: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

104

sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat. Bentuk

dukungan pemerintah Desa Benelan Lor sudah dapat dilihat

melalui usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah Desa.

Pemerintah secara konsisten mendukung dan berusaha

mengawal permasalahan ini semaksimal mungkin hingga

mengarahkan masyarakat untuk dapat mengatasi

permasalahan perbaikan infrastruktur di Desa Benelan Lor.

ii. Peran aktif masyarakat sebagai bentuk partisipasi masyarakat

terhadap perencanaan infrastruktur dalam perencanaan

infrastruktur jalan Desa Benelan Lor

Peran aktif masyarakat Desa Benelan Lor terlihat dari

bentuk partisipasi masyarakat yang ikut membantu

memberikan dukungan bagi pemerintah Desa dalam

menyelesaikan permasalahan. Selain itu, masyarakat sudah

dilibatkan oleh pemerintah Desa setempat untuk andil

sebagai bagian dalam perencanaan dengan memberikan

kebebasan yang sesuai dengan norma-norma yang ada di

masyarakat. Meskipun belum menunjukkan tingkatan mana

yang sudah dicapai, namun bentuk peran masyarakat disini

sudah menunjukkan adanya kombinasi dari 8 (delapan)

bentuk tingkatan partisipasi masyarakat sesuai dengan teori

Arnstein.

Page 122: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

105

b) Faktor penghambat sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat

i. Perilaku masyarakat terhadap penggunaan atau pemeliharaan

infrastruktur jalan desa

Sebagai konsumen atau pengguna fasilitas pelayanan

publik sudah seharusnya masyarakat ikut memelihara dan

menjaga keberlangsungan dari prasarana yang ada.

Pemeliharaan yang dimaksudkan disini lebih ditujukan

kepada perilaku masyarakat dalam memperhatikan jumlah

muatan hasil produksi pertanian yang akan didistribusikan,

sehingga dengan memperhatikan muatan tersebut dengan

kondisi prasarana infrastruktur jalan dapat membantu

memperpanjang keberlangsungan prasarana infrastruktur

jalan Desa.

ii. Sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat masih dalam

level perencanaan

Dari hasil penelitian yang ada dilapangan, sinergitas

pemerintah Desa dengan masyarakat selama beberapa tahun

terakhir belum menunjukkan adanya perubahan yang terjadi

terutama dalam mengimplementasikan dokumen hasil

perencaan. Sehingga kesimpulan yang diambil oleh peneliti,

bahwa sinergitas pemerintah Desa dengan masyarakat masih

sangat lemah, karena sinergitas tersebut masih dalam level

perencanaan dan belum dapat diimplementasikan.

Page 123: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

106

Dari kesimpulan dan saran diatas, yang menjadi titik fokus penekanan utama

yaitu sebuah perencanaan bukan berarti apa-apa tanpa adanya implementasi yang

nyata, namun bukan berarti perencanaan itu dapat berjalan secara otomatis begitu

saja; sehingga dalam setiap proses perencanaan diperlukan sebuah sinergi dari

berbagai pihak untuk dapat mengimpelementasikan atau merealisasikan agar

sebuah perencanaan bukan hanya sebuah dokumen melainkan nyata dan dapat

bermanfaat dalam mendukung kesejahteraan masyarakat.

B. Saran

Mengkolaborasikan/mensinergikan berbagai pihak yang termasuk

dalamperencanaan bukan merupakan hal yang mudah. Dikatakan bukan hal yang

mudah karena pola pikir dan latar belakang pendidikan mempengaruhi setiap

individu dalam proses pengambilan sebuah keputusan.Begitu pula dengan cara

pandang masing-masing individu dalam melihat isu permasalahan yang terjadi akan

selalu dikaitkan dengan berbagai macam indikator yang dapat menguntungkan pada

masing-masing pihak.

1. Pemerintah

Pemerintah dalam menjalankan peran sebagai pengambil keputusan

diharapkan mampu mengambil langkah-langkah diantaranya:

a. Memperbaiki sistem koordinasi dan komunikasi baik dengan

masyarakat, antar badan Desa maupun dengan pemerintah pada tingkat

yang lebih tinggi yaitu Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah

Kabupaten.

Page 124: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

107

b. Menumbuhkan tingkat kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan

tnfrastruktur prasarana jalan desa.

c. Menjaga dan memelihara hubungan baik dengan masyarakat

d. Lebih memperhatikan sinergi antar program pembangunan yang akan

direncanakan agar tidak terjadi tumpang tindih antara program satu

dengan yang lain.

2. Masyarakat

Dalam menjalankan peran sebagai konsumen/pengguna, masyarakat

diharapkan:

a. Ikut menjaga dan memelihara dalam pemeliharaan fasilitas prasarana

yang ada, sehingga dapat memperpanjang life-time prasarana tersebut.

b. Memberikan dukungan dan dorongan kepada pemerintah untuk dapat

menyelesaikan permasalahan infrastruktur jalan yang membutuhkan

perbaikan sesegera mungkin, dengan tetap memantau kinerja

pemerinah dengan memperhatikan kondisi terkini yang ada di wilayah

tersebut.

Page 125: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

108

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Bayu R., Sarwono., Mochamad Rozikin. 2014.Sinergitas Stakeholders

untuk Administrasi Publik yang Demokratis dalam Perspektif Teori Good

Governance. Studi pada Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Mulyoagung

Bersatu Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. JAP, Vol. 2 No. 3:407-413

Admin Balitbang. 2013. Atasi Krisis Pangan, Jatim Siap jadi Penyangga Pangan

Nasional http://balitbang.jatimprov.go.id/berita/detail/200/atasi-krisis-

pangan-jatim-siap-jadi-penyangga-pangan-nasional, (diakses tanggal 9

Maret 2014)

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penellitian, Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Benelan Lor. 2015. Peraturan Desa Benelan Lor No 05 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengan Desa (RPJMDes) Benelan Lor

periode 2016 s.d 2021. Lembaran Desa benelan Lor Tahun 2015, No.5.

Sekretariat Desa. Benelan Lor

Bhabinkamtibmas Benelan Lor. 2011. Peta Desa benelan Lor

http://bhabinkamtibmasBenelan Lor.blogspot.co.id/ (diakses tanggal april

2017)

BPS Kabupaten Banyuwangi. 2010. Statistik Daerah Kabupaten Banyuwangi

2011. Banyuwangi: BPS Kabupaten Banyuwangi

BPS Kabupaten Banyuwangi. 2015. Kecamatan Kabat dalam Angka2015.

Banyuwangi: BPS Kabupaten Banyuwangi

Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Penerjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press

Nugroho, Iwan dan Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah: Perspektif

Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Jakarta: LP3ES

Moleong, L.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja

Rusdakarya

Rahmawati, Triana., Irwan Noor., Ike Wanusmawatie. 2014. Sinergitas

Stakeholder dalam Inovasi Daerah. Studi pada Program Seminggu di Kota

Probolinggo (SEMIPRO). JIAP, Vol. 2 No. 4:641-647

Page 126: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

109

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang no 25 tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2004,

No.104. Sekretariat Kabinet. Jakarta

Republik Indonesia. 2004. Undang-undang no 38 tahun 2004 tentang

Jalan.Lembaran Negara RI Tahun 2004, No.132. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia. 2006. Peraturan Pemerintah 34 th 2006 tentang Jalan.

Lembaran Negara RI Tahun 2006, No.86. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia.2014. Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang

Desa.Lembaran Negara RI Tahun 2014, No.7. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah. Lembaran Negara RI Tahun 2014, No.244. Sekretariat Negara.

Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Undang-Undang No 9 Tahun 2015 Pemerintah Daerah.

Lembaran Negara RI Tahun 2015, No.58. Sekretariat Negara. Jakarta

Rustiadi, dkk. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor Indonesia

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan

Kepemimpinan Masa Depan. Bandung: Refika Aditama

Seputar Mahasiswa. 2013. Pengertian CSR, Manfaat CSR, dan Perusahaan yang

Menerapkan CSRhttp://seputar-mahasiswa.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-csr-

manfaat-csr-dan_3763.html, Mei 2016

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2003. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuanitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sumarto, Hetifah Sj. 2003. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance: 20

Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1980. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: PT.Gunung

Agung

Page 127: SINERGITAS PEMERINTAH DESA DENGAN ...repository.ub.ac.id/2638/1/Pratiwi, Tiara Dian.pdfdalam Perencanaan Infrastruktur Jalan Desa (Studi Pada Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat Kabupaten

110

Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945

WALHI. 2013. Mengatasi Partisipasi Semu Warga terdampak Wilayah

Pertambangan. Jakarta: WALHI

Wirawan, Ricky., Mardiyono., Ratih Nurpratiwi. 2015. Partisipasi Masyarakat

dalam Perencanaan Pembangunan Daerah. JISIP, Vol. 4, No.2: 301-312

Edvan Erdian. 2015. Pembangunan Jalan untuk Kesejahteraan Masyarakat.

http://edvanerdian.blogspot.co.id/2015/10/makalah-pembangunan-jalan-

untuk.html, diakses tanggal 08 Agustus 2017

http://banyuwangikab.go.id

http://banyuwangikab.bps.go.id

http://bps.go.id