sindroma kompartemen

10
Sindroma Kompartemen Definisi Sindrom kompartemen merupakan suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekananinterstitial dalam sebuah ruangan terbatas yakni kompartemen osteofasial yang tertutup. Halini dapat mengawali terjadinya kekurangan oksigen akibat penekanan pembuluh darah,sehingga mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan diikuti dengan kematian jaringan Etiologi Terdapat berbagai penyebab dapat meningkatkan tekanan jaringan lokal yangkemudian memicu timbulnya sindrom kompartemen, yaitu antara lain: 1. Penurunan volume kompartemen. Kondisi ini disebabkan oleh:- Penutupan defek fascia-Traksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas 2. Peningkatan tekanan pada struktur kompartemanBeberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini antara lain -Pendarahan atau Trauma vaskuler -Peningkatan permeabilitas kapiler -Penggunaan otot yang berlebihan -Luka bakar -Operasi -Gigitan ular

Upload: acil95cfc

Post on 27-Sep-2015

58 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Sindroma Kompartemen

TRANSCRIPT

Sindroma KompartemenDefinisiSindrom kompartemen merupakan suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekananinterstitial dalam sebuah ruangan terbatas yakni kompartemen osteofasial yang tertutup. Halini dapat mengawali terjadinya kekurangan oksigen akibat penekanan pembuluh darah,sehingga mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan diikuti dengan kematian jaringanEtiologiTerdapat berbagai penyebab dapat meningkatkan tekanan jaringan lokal yangkemudian memicu timbulnya sindrom kompartemen, yaitu antara lain:1. Penurunan volume kompartemen. Kondisi ini disebabkan oleh:-Penutupan defek fascia-Traksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas2. Peningkatan tekanan pada struktur kompartemanBeberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini antara lain-Pendarahan atau Trauma vaskuler -Peningkatan permeabilitas kapiler -Penggunaan otot yang berlebihan-Luka bakar -Operasi-Gigitan ular -Obstruksi vena3. Peningkatan tekanan eksternal-Balutan yang terlalu ketat-Berbaring di atas lengan-Gips Sejauh ini penyebab sindroma kompartemen yang paling sering adalah cedera, dimana 45% kasus terjadi akibat fraktur, dan 80% darinya terjadi di anggota gerak bawah.

Dalam keadaan kronik, gejala juga timbul akibat aktifitas fisik berulang sepertiberenang, lari ataupun bersepeda sehingga menyebabkan exertional compartment syndrome. Namun hal ini bukan merupakan keadaan emergensiPatofisiologiFasia merupakan sebuah jaringan yang tidak elastis dan tidak dapat meregang,sehingga pembengkakan pada fasia dapat meningkatkan tekanan intra-kompartemen danmenyebabkan penekanan pada pembuluh darah, otot dan saraf. Pembengkakan tersebutdapat diakibatkan oleh fraktur yang kompleks ataupun cedera jaringan akibat trauma danoperasi. Aktifitas fisik yang dilakukan secara rutin juga dapat menyebabkanpembengkakan pada fasia, namun umumnya hanya berlangsung selama aktifitas.Patofisiologi sindrom kompartemen mengarah pada suatu ischemic injury. Dimana struktur intra-kompartemen memiliki batasan tekanan yang dapat ditoleransi. Apabila cairan bertambah dalam suatu ruang yang tetap, maupun penurunan volume kompartemen dengankomponen yang tetap, akan mengakibatkan pada peningkatan tekanan dalam kompartemen tersebutPerfusi pada jaringan ditentukan oleh Tekanan Perfusi Kapiler atau Capillary Perfusion Pressure (CPP) dikurangi tekanan interstitial. Metabolisme sel yang normalmemerlukan tekanan oksigen 5-7 mmHg. Hal ini dapat berlangsung baik dengan CPP rata-rata 25 mmHg dan tekanan interstitial 4-6 mmHg. Apabila tekanan intra-kompartemenmeningkat, akan mengakibatkan peningkatan tekanan perfusi sebagai respon fisiologis sertamemicu mekanisme autoregulasi yang mengkibatkan cascade of injury.Terdapat tiga teori yang menyebabkan hipoksia pada kompartemen sindrom yaitu,antara lain:a.Spasme arteri akibat peningkatan tekanan kompartemenb.Theori of critical closing pressure.Hal ini disebabkan oleh diameter pembuluh darah yang kecil dan tekanan mural arteriolyang tinggi.Tekanan trans mural secara signifikan berbeda (tekanan arteriol-tekanan jaringan), ini dibutuhkan untuk memelihara patensi aliran darah. Bila tekanan jaringan meningkat atau tekanan arteriol menurun maka tidak ada lagi perbedaan tekanan.Kondisi seperti ini dinamakan dengan tercapainya critical closing pressure. Akibat selanjutnya adalah arteriol akan menutup.c.Tipisnya dinding vena.Karena dinding vena itu tipis, maka ketika tekanan jaringan melebihi tekanan vena makaia akan kolaps. Akan tetapi bila kemudian darah mengalir secara kontinyu darikapiler, maka tekanan vena akan meningkat lagi melebihi tekanan jaringan, sehingga drainase vena terbentuk kembali. McQueen dan Court-Brown berpendapat bahwa perbedaan tekanan diastolik dan tekanan kompartemen yang kurang dari 30 mmHg mempunyai korelasi klinis dengan sindrom kompartemen.Sindrom kompartemen menyebabkan peningkatan tekanan jaringan, penurunan aliran darah kapiler, dan nekrosis jaringan lokal. Peningkatan tekanan jaringan menyebabkan obstruksi vena dalam ruang yang tertutup. Peningkatan tekanan secara terusmenerus menyebabkan tekanan arteriolar intra-muskuler bagian bawah meninggi. Pada titikini, tidak ada lagi darah yang akan masuk kekapiler sehingga menyebabkan kebocoran kedalam kompartemen, yang diikuti oleh meningkatnya tekanan dalam kompartemen.Perfusi darah melewati kapiler yang terhenti akan menyebabkan hipoksia jaringan.Hipoksia jaringan akan membebaskan substansi vasoaktif (histamin, serotonin) yang akanmeningkatkan permeabilitas kapiler yang meningkatkan eksudasi cairan dan mengakibatkan peningkatkan tekanan dan cedera yang lebih hebat. Akibatnya konduksi saraf akan melemah, pH jaringan akan menurun akibat dari metabolisme anaerobik, dan kerusakan jaringan sekitar yang hebat. Bila berlanjut, otot-ototakan mengalami nekrosis dan membebaskan mioglobin. Akhirnya, fungsi ekstremitas akan hilang dan dalam keadaanterburuk dapat mengancam jiwa.Penekanan terhadap saraf perifer disekitarnya akan menimbulkan nyeri hebat. Metsen mempelihatkan bahwa bila terjadi peningkatan intra-kompartemen, tekanan venameningkat. Setelah itu, aliran darah melalui kapiler akan berhenti. Dalam keadaan inipenghantaran oksigen juga akan terhenti, sehingga terjadi hipoksia jaringan (pale). Jika hal ini terus berlanjut, maka terjadi iskemia otot dan nervus, yang akan menyebabkan kerusakan ireversibel komponen tersebut.Pada keadaan aktivitas berat yang dilakukan secara rutin, kontraksi otot berulang dapat meningkatkan tekanan pada komponen intra-muskular. Hal ini disebabkan otot dapat membesar sekitar 20% selama latihan, dan akan menambah peningkatan dalam tekananintra-kompartemen untuk sementara. Sindroma kompartemen kronik terjadi ketika tekanan kontraksi yang terus-menerus tetap tinggi dan mengganggu aliran darah. Sebaliknya, aliranarteri selama relaksasi otot akan semakin menurun, dan pasien akan mengalami kram otot.Bagian yang sering mengalami gejala adalah kompartemen anterior dan lateral dari tungkaibagian bawah.Manifestasi KlinisGejala klinis yang terjadi pada sindrom kompartemen dikenal dengan 5 P yaitu:1. Pain(nyeri)Nyeri yang hebat terjadi saat peregangan pasif pada otot-otot yang terkena, ketika adatrauma langsung. Nyeri merupakan gejala dini yang paling penting. Terutama jikamunculnya nyeri tidak sebanding dengan keadaan klinik (pada anak-anak tampaksemakin gelisah atau memerlukan analgesia lebih banyak dari biasanya). Otot yangtegang pada kompartemen merupakan gejala yang spesifik dan sering.2. Pallor (pucat), diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daerah tersebut.3. Pulselesness(berkurang atau hilangnya denyut nadi )4. Parestesia (rasa kesemutan)5. Paralysis Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang berlanjut dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena sindrom kompartemen. Sedangkan pada sindrom kompartemen akan timbul beberapa gejala khas, antara lain:a.Nyeri yang timbul saat aktivitas, terutama saat olahraga. Biasanya setelah berlariatau beraktivitas selama 20 menit.b.Nyeri bersifat sementara dan akan sembuh setelah beristirahat 15-30 menit.c.Terjadi kelemahan atau atrofi otot.

DiagnosisSelain melalui gejala dan tanda yang ditimbulkannya, penegakan diagnosa sindromkompartemen dilakukan dengan pengukuran tekanan kompartemen. Pengukuran intra-kompartemen dini diperlukan pada pasien-pasien yang tidak sadar, pasien yang tidak kooperatif seperti anak-anak, pasien yang sulit berkomunikasi dan pasien-pasien dengan multiple trauma seperti trauma kepala, medulla spinalis atau trauma saraf perifer. Tekanan kompartemen normalnya adalah 0. Perfusi yang tidak adekuat dan iskemia relatif terjadiketika tekanan meningkat antara 10-30 mmHg dari tekanan diastolik dan tidak ada perfusi yang efektif ketika tekanannya sama dengan tekanan diastolik.Pemeriksaan lainnya dapat dilakukan dengan Pulse oximetry sangat membantudalam mengidentifikasi hipoperfusi ekstremitas. Namun tidak cukup sensitif untukmendiagnosa sindrom kompartemen.Diagnosis Banding- Selulitis- Deep Venous Trombosis dan Thrombophlebitis- Gas Ganggrene- Necrotizing Fasciitis- Peripheral Vascular Injuries- RhabdomyolisPenanganan Tujuan dari penanganan sindrom kompartemen adalah mengurangi defisit fungsineurologis dengan lebih dulu mengembalikan aliran darah lokal, melalui bedah dekompresi.Walaupun fasciotomi disepakati sebagai terapi yang terbaik, namun beberapa hal sepertipenentuan waktu masih diperdebatkan. Semua ahli bedah setuju bahwa adanya disfungsineuromuskular adalah indikasi mutlak untuk melakukan fasciotomi. Penanganankompartemen secara umum meliputi:

1. Terapi non bedahPemilihan terapi ini adalah jika diagnosis kompartemen masih dalam bentuk dugaan sementara. Berbagai bentuk terapi ini meliputi:d.Menempatkan kaki setinggi jantung, untuk mempertahankan ketinggiankompartemen yang minimal, elevasi dihindari karena dapat menurunkan aliran darah dan akan lebih memperberat iskemiae.Pada kasus penurunan ukuran kompartemen, gips harus di buka dan pembalut kontriksi dilepas.f.Pada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti racun dapat menghambatperkembangan sindrom kompartemen.g.Mengoreksi hipoperfusi dengan cairan kristaloid dan produk darah.h.Pada peningkatan isi kompartemen, diuretik dan pemakainan manitol dapatmengurangi tekanan kompartemen. Manitol mereduksi edema seluler,dengan memproduksi kembali energi seluler yang normal dan mereduksi selotot yang nekrosis melalui kemampuan dari radikal bebasi. HBO ( Hyperbaric oxygen).Merupakan pilihan yang logis untuk kompartemen sindrom berkaitan dengan ischemic injury. HBO memiliki banyak manfaat, antara lain dapat mengurangipembengkakan melalui vasokonstriksi oleh oksigen dan mendukung penyembuhan jaringan. Mekanismenya ialah ketika tekanan perfusi rendah, oksigen dapat diterimasehingga dapat terjadi penyembuhan jaringan.

2. Terapi Bedah Fasciotomi dilakukan jika tekanan intra-kompartemen mencapai >30 mmHg. Tujuan dilakukan tindakan ini adalah menurunkan tekanan dengan memperbaiki perfusi otot. Jikatekanannya