sindrom getaran tangan lengan

12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan (KEP-51/MEN/I999). Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis (Sugeng Budiono, 2003:35). Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar sebuah titik (J.M. Harrington, 1996:187). Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). Getaran merupakan efek suatu sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja (Emil Salim, 2002:253). 2. Jenis Getaran 2.1. Getaran seluruh tubuh (whole body vibration) Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasanya yang menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah sebesar 5-20 Hz (Emil Salim, 2002:253). Getaran seperti ini biasanya dialami oleh pengemudi kendaraan seperti : traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal. 2.2. Getaran lengan tangan (hand arm vibration) Menurut Emil Salim (2002:253) yang dikutip Arief Budiono menyebutkan Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya biasanya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada pekerjaan seperti : a. Supir bajaj

Upload: vivi-rumahlatu

Post on 26-Dec-2015

112 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

bahan

TRANSCRIPT

Page 1: Sindrom Getaran Tangan Lengan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Getaran

Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari

kedudukan keseimbangan (KEP-51/MEN/I999). Getaran terjadi saat mesin atau alat

dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis (Sugeng Budiono,

2003:35). Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar sebuah titik (J.M. Harrington, 1996:187).

Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya

mesin atau alat-alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). Getaran merupakan efek suatu

sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). Getaran (vibrasi) adalah suatu

faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut

bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja

(Emil Salim, 2002:253).

2. Jenis Getaran

2.1. Getaran seluruh tubuh (whole body vibration)

Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration) yaitu terjadi getaran pada

tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasanya yang

menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah sebesar 5-20 Hz (Emil

Salim, 2002:253). Getaran seperti ini biasanya dialami oleh pengemudi kendaraan seperti

: traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal.

2.2. Getaran lengan tangan (hand arm vibration)

Menurut Emil Salim (2002:253) yang dikutip Arief Budiono menyebutkan Getaran

setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian peralatan yang

bergetar, frekuensinya biasanya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya

adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini

berbahaya pada pekerjaan seperti :

a. Supir bajaj

Page 2: Sindrom Getaran Tangan Lengan

b. Operator gergaji rantai

c. Tukang potong rumput

d. Gerinda

e. Penempa palu.

3. Sumber Getaran

Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam industri logam, perakitan kapal, dan

otomotif, juga dipertambangan, kehutanan, dan pekerjaan konstruksi. Perkakas yang paling

banyak digunakan adalah: bor pneumatik, alat - alat ini menghasilkan getaran mekanik

dengan ciri fisik dan efeknya merugikan yang berbeda (Wijaya C , 1995:174). Pada perum

perhutani sumber getaran yang ada pada peralatan seperti band resaw, cross cut, log band

saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder.

4. Cara Mengukur Getaran

Getaran diukur dengan menggunakan alat vibration meter. Dengan pengukuran menggunakan

vibration meter maka akan mendapatkan hasil yang akan dibandingkan dengan nilai ambang

batas sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP. 51/MEN/1999. Teknik

pengukuran ini dilakukan untuk mengambil data-data mengenai data-data mengenai tingkat

paparan getaran lengan tangan khususnya pada supir bajaj. Untuk langkah-langkah

pengukuran terlihat pada halaman 18.

Gambar 1. Pengukuran Getaran

Sumber : Endang PR, 2011

5. Nilai Ambang Batas Getaran Lengan Tangan (hand arm vibration)

Page 3: Sindrom Getaran Tangan Lengan

Menurut Canadian Government Specification CDA/MS/NVSH 107 Vibration Limited

Maintenance untuk mesin-mesin jenis elektrik motor yang kondisinya tidak baru, jika getaran

yang ditimbulkan telah melampaui 130 dB atau 3,2 mm/detik (velocity) maka mesin tersebut

perlu dilakukan pengecekan. Dan jika getaran yang ditimbulkan telah melampaui 135 dB atau

5,6 mm/detik (velocity) maka kondisi mesin harus diperbaharui. Saat ini di Indonesia dipakai

nilai ambang batas getaran berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP.

51/MEN/1999.

Tabel 1. Nilai ambang batas getaran untuk pemajanan lengan dan tangan

Jumlah waktu per hari kerjaNilai percepatan pada frekuensi dominan

m/det2 Gram(1) (2) (3)

4 jam dan kurang dari 8 jam2 jam dan kurang dari 4 jam1 jam dan kurang dari 2 jam

kurang dari 1 jam

46812

0,40,610,811,22

Sumber : Menteri Tenaga kerja nomor : KEP. 51/MEN/1999

Catatan :

1 Gram = 9,81 m/det2

Menurut Keputusan menteri tenaga kerja no. 51/KEP/1999 bahwa nilai ambang batas getaran

alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan tangan tenaga kerja

ditetapkan sebesar 4 m/det2.

6. Efek Getaran Lengan Tangan (hand arm vibration)

Efeknya lebih mudah di jelaskan dari pada menguraikan patofisiologinya. Efek ini disebut

sebagai sindrom getaran lengan (HVAS) yang terdiri atas:

a. Efek vaskuler - pemucatan pada episodik buku jari ujung yang bertambah parah pada

suhu dingin (fenomena Raynoud).

b. Efek Neurologik - buku jari ujung mengalami kesemutan dan baal.

Efek bersifat progresif apabila ada pemanjanan terhadap alat bergetar berlanjut dan dapat

menyebabkan dalam kasus yang parah, gangren.

Page 4: Sindrom Getaran Tangan Lengan

Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut disalurkan pada tangan, getaran-

getaran dalam waktu singkat tidak berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup

lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa :

a. Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kelainan ini mirip dengan

Phenomena Raynoud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan kedinginan,

tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepi dan kelainan gizi. Phenomena Raynoud ini

terjadi pada frekuensi sekitar 30-40 Hz.

b. Kerusakan-kerusakan pada persendian dan tulang (J.F.Gabriel, 1996:97). Pada

kebanyakan tenaga kerja, tingkat akhir dari penyakit masih memungkinkan mereka

bekerja dengan alat-alat yang bergetar. Namun pada berbagai hal, penyakit demikian

memburuk, sehingga kapasitas kerja terganggu dan tenaga kerja harus menghentikan

pekerjaannya. Dari sudut cacat kerja, perasaan nyeri kurang pentingnya dibanding

dengan hilangnya perasaan tangan dan tidak dapat digunakan sebagai mestinya. Hal ini

terutama berat bagi pekerjaan dengan tangan kanan yang memerlukan ketelitian

terutama dengan alat kecil yang berputar. Otot-otot yang menjadi lemah biasanya

abduktor jari kelingking, otot-otot interossea, dan fleksin dari jari-jari (Suma’mur,

1996:80).

Diagnosa awal berdasarkan riwayat gejala yang khas, seperti kesemutan dan gangguan rasa

pada jari-jari yang terpajan getaran. Gejala ini menetap dan bertambah berat dalam waktu

yang lama. Gejala berikutnya adalah jari memucat dengan adanya pajanan kronis. Untuk

memastikan diagnosis dan menetapkan tingkat keparahan, diperlukan beberapa tes

neurologist dan tes vaskuler. Cara menentukan derajat penyakit ditingkat internasional

dengan menggunakan klasifikasi Stockholm.

Tabel 2 . Klasifikasi sindrom getaran sistem Stockholm

Stadium Derajat Deskripsi

I. Gejala Vaskuler1 Ringan Terjadi pemucatan pada

suhu atau lebih ujung-

Page 5: Sindrom Getaran Tangan Lengan

ujung jari

2Sedang Pemucatan pada ujung dan

ruas jari tengah, pada satu jari atau lebih

3Berat Terjadi pemucatan pada

semua ruas jari

4Sangat berat Seperti gambaran 3

dengan perubahan kulit (kulit trophic)

II. Gejala SensorikSN 0 Tidak ada Gejala

SN 1

Rasa baal yang hilang timbul atau menetap dengan atau tanpa rasa nyeri

SN 2Seperti pada SN 1 disertai gangguan saraf sensorik

SN 3Seperti pada SN 2 dengan diskriminasi dan gangguan ketangkasan

Sumber : Taylor W.A (1997)

Catatan : SN = Sensorineural

7. Penyakit Akibat Paparan Getaran Lengan Tangan

7.1. Angioneurosis jari-jari tangan

Fenomenon Raynaud (jari-jari putih) adalah syndrome akibat getaran yang paling sering

di wilayah-wilayah dunia yang dingin. Gejala-gejala nonspesifik pertama adalah

akroparestesia pada tangan dan perasaan kebal di jari-jari tangan pada waktu kerja atau

sebentar sesudahnya. Pada stadium ini, selain gangguan kepekaan terhadap getaran, tidak

ditemukan perubahan objektif lainnya. Pada fase berikutnya, diamati kepucatan

paroksismal sporadik pada ujung-ujung jari tangan. Paroksisme disebabkan oleh spasme

lokal arteriol dan kapiler, serta dicetuskan oleh paparan terhadap suhu dingin lokal atau

umum. Biasannya terjadi pada musim dingin dan sepenuhnya pulih kembali 15-30 menit

setelah tangan dihangatkan. Selama paroksisme, kepekaan nyeri taktil sangat berkurang.

Fase ini menimbulkan kesulitan diagnostik yang besar, karena penyakit yang dilaporkan

tidak selalu dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan di ruang konsultasi dokter. Observasi

Page 6: Sindrom Getaran Tangan Lengan

secara langsung suatu serangan di tempat kerja mempermudah diagnosanya (Wijaya.C,

175-176).

Stadium lebih lanjut dari penyakit ini ditandai dengan kepucatan paroksismal, tidak

hanya pada ujung-ujung jari, tetapi menyebar pada hamper seluruh jari namun jarang

mengenai ibu jari. Parokisme dapat diprovokasi oleh suhu yang sedikit dingin, bahkan

dapat timbul gejala pada suhu lingkungan. Pada stadium yang lebih lanjut, angiospasme

diganti oleh paresis dinding pembuluh darah kecil yang mengakibatkan akrosianosis.

Gejala-gejala yang menonjol adalah rasa kebal ditangan, gangguan kecepatan jari, dan

gangguan sensitivitas. Juga dapat timbul perubahan-perubahan tonus lokal. Berbeda

dengan endarteritis obliterans, nekrosis sangat jarang terjadi.

Uji diagnosik yang paling umum digunakan adalah induksi paroksisme jari dengan air

dingin. Baik tangan maupun lengan bawah (sampai ke siku) direndam selama 10 menit

dalam air yang didinginkan dengan kubus-kubus es (Beberapa dokter menambah rasa

dingin dengan meletakan handuk basah pada bahu). Hendaknya dijelaskan bahwa metode

ini lebih jarang menginduksi parokisme jari tangan dibandingkan getaran pada situasi

kerja yang nyata.

Kadang kala hanya dapat terlihat pengembalian darah ke kapiler yang melambat seperti :

ujung jari didistal kuku perlu ditekan sebentar dan dicatat waktu yang diperlukan oleh

darah untuk kembali ke titik anoksemik. Metode pemeriksaan laboratorium yang dapat

diterapkan pada pemeriksaan pencegahan meliputi plestimografi jari (gangguan

gelombang denyut akibat dingin), mikroskopi kapiler dan pengukuran suhu kulit

(termometer kontak atau termografi). Mungkin terdapat penurunan suhu kulit permulaan

atau terlambatnya pemulihan suhu jari normal setelah tes air dingin (Darmanto

Djojodibroto, 1995:137).

7.2. Gangguan tulang, sendi dan otot

Patologi osteoartikular sering kali terbatas pada tulang-tulang karpal (khususnya lunata

dan navikularis), sendi radioulnaris dan sendi siku. Gejala subjektif biasanya ringan

Page 7: Sindrom Getaran Tangan Lengan

tetapi pada stadium yang lanjut gangguan fungsional dapat cukup berarti. Perubahan

radiogram yang paling khas adalah atrosis sendi karpal, radioulnaris dan siku, serta

pseudokista (terutama pada tulang-tulang karpal, yang dapat pula memperlihatkan

perubahan-perubahan atrofik lain seperti trabekula yang menebal dan menjadi jarang).

Otot dan tendon disekitar sendi tersebut biasanya juga terlibat, gejala subyektif (nyeri)

yang disebabkan kelainan ini sering mendahului perubahan radiogram yang jelas

(Wijaya.C, 176).

7.3. Neuropati

Kerusakan saraf yang disebabkan getaran meliputi persyarafan otonom perifer (pada

angioneurosis). Beberapa ahli mengemukakan efek-efek pada syaraf perifer (ulnaris,

medianus, radialis). Ahli lainya menganggap trauma saraf umumnya sekunder dari

iskemik berulang (pada angioneurosis), atau suatu factor tambahan sering kali neuropati

kompresif misalnya, perubahan osteoartikuler disekitar batang saraf tersebut (Darmanto

Djojodibroto, 1995:139). Terkenanya serat-serat sensoris menyebabkan parastesia atau

berkurangnya kepekaan seratserat motorik, gangguan ketangkasan dan akhirnya atrofi.

pengukuran kecepatan konduksi saraf adalah pemeriksaan terpilih. Suatu bentuk

campuran menggabungkan gangguan otot, tendon, tulang, pembuluh darah dan saraf

perifer (Wijaya.C, 176).

8. Tes Pemeriksaan Tangan Fungsi Sensorik

8.1. Tes untuk rasa raba

a. Ujung kapas digoreskan pada permukaan tubuh pasien

b. Rangsangan dilakukan secara berganti-ganti pada daerah yang normal dan

abnormal, mulailah dari daerah yang paling terganggu dan bergerak kearah yang

normal.

c. Pasien diminta untuk menunjukkan kapan mulai merasakan goresan kapas tersebut.

Page 8: Sindrom Getaran Tangan Lengan

8.2. Tes untuk rasa nyeri

a. Alat yang dipakai berupa jarum bendul (pentol)

b. Rangsangan berganti-ganti antara ujung yang tajam dan yang tumpul. Mintalah

pasien untuk membedakan bermacam-macam rangsangan tersebut.

c. Bandingkan daerah yang abnormal dengan daerah yang normal pada daerah

konkontralateral.

d. Mulailah dari daerah yang paling terganggu dan bergerak kearah yang normal,

kemudian pasien diminta untuk menunjukkan kapan mulai merasakan ketajaman

yang lebih jelas, yang perlu dicatat adalah perubahan sensasi. Sensasi nyeri ini

paling baik dalam menentukan batas gangguan sensorik dibandingkan dengan

sensasi yang lain.

8.3. Tes untuk rasa suhu

Rangsangan panas dilakukan dengan menempelkan botol yang berisi air panas

(40ºC-45ºC), sedangkan rangsangan dingin dengan menempelkan botol yang berisi

air dingin (10ºC-15ºC). Dengan mata tertutup pasien diminta membedakan botol

tersebut setelah disentuh dengan bagian tubuhnya khususnya tangan.

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangan

9.1. Umur

Umur sangat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja, apabila umur pekerja > 29 tahun

maka pekerja lebih rentan untuk terkena gangguan atau keluhan kesehatan akibat dari

getaran lengan tangan. Menurut Penelitian oleh M.A. Farkilla (1982) terdapat 51 orang

pekerja yang menggunakan peralatan listrik yang bergetar selama 2 tahun menunjukkan

melemahnya kekuatan pegangan tangan pada usia 25-34 tahun dan benar-benar menurun

pada usia 36-42 tahun.

9.2. Pendidikan

Pendidikan sangat berpengaruh terhadap pola pikir seseorang. Ketika seseorang

mempunyai pendidikan makin tinggi maka pengetahuan tentang dampak negatif yang

ditimbulkan akibat getaran lengan tangan dan penggunaan alat pelindung diri juga akan

lebih baik. Pendidikan dikategorikan sebagai berikut SD, SMP, SLTA, Perguruan tinggi.

Page 9: Sindrom Getaran Tangan Lengan

9.3. Masa kerja

Masa kerja adalah waktu atau lamanya pekerja telah melakukan pekerjaan tersebut

(dalam hitungan tahun) sehingga dapat mengetahui lamanya paparan bagi pekerja akibat

getaran lengan tangan. Ketika masa kerja lebih lama dalam menggunakan alat getar maka

pekerja lebih rentan untuk terkena dampak negatif akibat paparan getaran lengan tangan.

9.4. Lama kerja

Lama kerja adalah waktu atau lamanya pekerja melakukan pekerjaan sehari-hari (< 8 jam

atau > 8 jam perhari) sehingga dapat mengetahui lamanya paparan bagi pekerja akibat

getaran lengan tangan. Menurut T.Matoba (1982) lamanya waktu pemajanan perhari kerja

dapat meningkatkan keparahan gejala yang diderita pekerja akibat terpapar getaran.

9.5. Merokok

Merokok merupakan salah satu yang dapat menggangu kesehatan. Apabila pekerja

merokok sangat berpengaruh terhadap pekerjaannya dan berdampak negatif terhadap

kesehatan apabila pekerja termasuk salah satu perokok berat yang sanggup untuk

menghabiskan > 1 bungkus perhari.

9.6. Penggunaan APD (sarung tangan)

Penggunaan APD sangat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja. Apabila pekerja

menggunakan APD (sarung tangan dengan menggunakan busa) merupakan salah satu

cara untuk meminimalisasi resiko PAK (Penyakit Akibat Kerja) yang dapat dilihat dari

keluhan pekerja terhadap getaaran lengan tangan.

10. Pengendalian Getaran

Menurut Sugeng Budiono (2003:39), pengendalian getaran dapat dilakukan sebagai berikut :

10.1. Pengendalian secara teknis

a. Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan

damping atau peredam).

Page 10: Sindrom Getaran Tangan Lengan

b. Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya membalut

pegangan alat dengan karet.

c. Memelihara atau merawat peralatan dengan baik. Dengan mengganti bagian-bagian

yang aus atau memberikan pelumasan.

d. Meletakan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakan diatas meja yang tidak stabil

dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya.

e. Menggunakan remote control. Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran, karena

dikendalikan dari jauh.

10.2. Pengendalian secara administratif

Dengan cara mengatur waktu kerja, misalkan :

a. Merotasi pekerjaan. Apabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan oleh 3 orang,

maka dengan mengacu pada NAB yang ada, paparan getaran tidak sepenuhnya

mengenai salah seseorang, akan tetapi bergantian, dari A, B dan kemudian C.

A B C A B C A B C

b. Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB yang berlaku.

10.3. Pengendalian secara medis

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2005:80) dapat dilakukan empat langkah untuk

pemulihan gejala akibat getaran supaya peredaran darah kembali, yaitu :

a. Pemanasan tangan dalam air panas

b. Pemijitan

c. Meniupkan udara panas ketangan

d. Menggerakkan tanagan secara berputar

10.4. Pemakaian alat pelindung diri

Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah

dilengkapi peredam getar (busa). Efek-efek berbahaya dari paparan kerja terhadap

getaran paling baik dicegah dengan memperbaiki desain alat-alat yang bergetar tersebut,

dan pemakaian sarung tangan pelindung, Resiko dapat juga dikurangi dengan

memperpendek waktu paparan. Pemeriksaan sebelum penempatan dan pemeriksaan

Page 11: Sindrom Getaran Tangan Lengan

berkala mempermudah pengenalan dini individu - individu yang terutama rentan dan

membantu mengurangi meluasnya masalah (Wijaya C, 1995:175).

11. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep

Sumber : Soekidjo Notoatmodjo, 2005

12. Gambaran Umum Pekerjaan Supir Bajaj

Variabel bebas : Getaran lengan

tangan

Supir bajajVariabel Dependent : Keluhan kesehatan

Variabel IndependentKarakteristik Responden:

1. Umur2. Pendidikan3. Masa kerja4. Lama kerja5. Merokok6. Penggunaan APD

Karakteristik :1. Jari pucat2. Jari dingin3. Nyeri4. Baal atau mati

rasa5. Kesemutan

Page 12: Sindrom Getaran Tangan Lengan

Pada umumnya bajaj yang digunakan adalah tidak milik supir bajaj melainkan milik

organisasi HS. Setoran supir bajaj rata-rata Rp.35.000,- perhari. Sistem kerja bajaj ini

beroperasional selama > 8 jam perhari. Namun dalam hal ini bajaj yang beroperasi jarang

sekali diservis, hasil wawancara dengan salah satu supir bajaj sebagai responden penelitian

ini mengatakan bahwa servis terakhir yang dilakukan sekitar bulan maret 2009. Dan biasanya

bajaj diservis ketika mogok saja. Dalam pekerjaan umumnya supir bajaj tidak menggunakan

APD (sarung tangan) namun mereka memberikan kain lap yang dililitkan dipegangan gas

setir bajaj yang berfungsi sebagai bantalan.