simulasi pengaman rumah pada malam hari melalui pendeteksian pintu dan jendela

22
 TUGAS AKHIR SIMULASI PENGAMAN RUMAH PADA MALAM HARI MELALUI PENDETEKSIAN PINTU DAN JENDELA Oleh: NYOMAN AGUS KARMA 0605031028 JURUSAN D3 TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2010

Upload: ferdy-delion

Post on 04-Nov-2015

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

  • TUGAS AKHIR

    SIMULASI PENGAMAN RUMAH PADA MALAM

    HARI MELALUI PENDETEKSIAN PINTU DAN

    JENDELA

    Oleh:NYOMAN AGUS KARMA

    0605031028

    JURUSAN D3 TEKNIK ELEKTRONIKA

    FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    2010

  • BAB III

    METODELOGI

    3.1 Pengumpulan Data

    Adapun metode-metode atau teknik yang dipakai dalam pengumpulan data

    penelitian antara lain :

    3.1.1 Metode pustaka (Literatur)

    Metode pustaka merupakan metode pengumpulan data pada buku-buku

    kepustakaan sebagai teori dasar yang mendukung dalam pembuatan alat dan

    penulisan tugas akhir ini.

    3.1.2 Metode pengamatan (Observasi)

    Metode pengamatan merupakan metode pengumpulan data dengan cara

    melakukan pengamatan terhadap obyek yang mengalami permasalahan yaitu

    berupa penundaan on terhadap waktu antara off dan on. Untuk itu dengan adanya

    alat ini sebagai modul dapat dijadikan panduan di dalam pembuatannya.

    3.1.3 Metode Interview (wawancara)

    Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data melalui tanya

    jawab atau diskusi dengan semua pihak yang mengetahui dan menguasai semua

    hal yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan alat ini.

  • 3.2 Rancangan Pengerjaan Alat

    Adapun langkah-langkah alur dari metodologi yang digunakan adalah

    sebagai berikut :

    Tidak

    Ya

    Tidak

    Ya

    Gambar 3.1 Diagram Alur dari Metodologi Rangkaian yang akan dibuat

    Mulai

    Penempatankomponen pada

    PCB

    Merakit padaPola PCB

    Uji coba rangkaian

    Merakit padaBread Board

    Pengujian

    Desain rangkaian

    Rangkaiansudah

    bekerja ?

    A

    Rangkaiansudah

    bekerja ?

    A

    Pengambilan data

    Analisis data

    Pembuatan laporan

    Selesai

  • Flow chart pada Gambar diatas merupakan gambaran yang yang dilakukan

    dalam pembuatan rangkaian simulasi pengaman rumah otomatis beserta tahapan-

    tahapan yang dimulai dari awal sampai akhir. Berikut adalah penjelasannya :

    1. Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan dasar teori

    yang berkaitan dengan alat yang akan dibuat. Hal ini dilakukan agar

    memudahkan dalam tehnik perhitungan, penentuan nilai-nilai komponen

    dan pengenalan-pengenalan karakteristik komponen yang akan dipakai.

    2. Tahap kedua yaitu merakit komponen-komponen yang membentuk suatu

    rangkaian berdasarkan suatu rangkaian berdasarkan rancangan yang dibuat

    pada rancangan rangkaian awal. Selanjutnya merangkai rangkain pada

    masing-masing blok.

    3. Tahap ketiga adalah melakukan uji rangkaian pada masing-masing blok

    rangkaian. Dengan memberikan catu daya DC pada rangkaian maka dapat

    diketahui operasi kerja yang dihasilkan oleh masing-masing blok

    rangkaian. Apabila dalam rangkaian mengalami masalah maka dilakukan

    analisa kerusakan, kesalahan pengunaan atau pemasangan komponen dan

    jika memungkinkan rangkaian bisa dimodifikasi atau rancangan rangkaian

    diperbaiki. Apabila rangkaian sudah bekerja sesuai dengan yang diharapkan

    maka dilakukan tahapan berikutnya.

    4. Tahap keempat adalah melakukan uji rangkaian pada keseluruhan blok

    rangkaian yang dijadikan satu rangkaian. Apabila pada operasi kerja

    rangkaian ada yang mengalami masalah maka dilakukan analisa kerusakan,

    kesalahan penggunaan atau pemasangan komponen dan jika memungkinkan

  • rangkaian dapat dimodifikasi atau rancangan rangkaian diperbaiki. Apabila

    rangkain sudah bekerja sesuai dengan yang diharapkan maka dilakukan

    tahap berikutnya.

    5. Tahap kelima adalah apabila rangkaian telah diuji coba maka tahap

    selanjutnya adalah mendesain pola rangkaian pada papan PCB sesuai

    dengan pola rangkaian yang telah mengalami uji coba. Desain pada papan

    PCB meliputi : pengambaran jalur-jalur rangkaian pada aplikasi komputer

    yaitu pada aplikasi diptrace dan mencetak pada plastik transparan untuk

    dilakukan penyablonan pada papan PCB. Kemudian setelah selesai

    menyablon jalur-jalur rangkaian pada papan PCB dilanjutkan dengan

    melarutkan papan PCB tersebut kedalam larutan Feri Klorida agar

    didapatkan pola yang diinginkan. Kemudian akan dilakukan pengeboran

    pada jalur-jalur tersebut sesuai dengan letak kaki-kaki komponen yang akan

    dipasangkan.

    6. Tahap keenam adalah memasang komponen-komponen yang membentuk

    suatu rangkaian berdasarkan suatu rancangan rangkaian sebelumnya dengan

    memasukan kaki-kaki komponen ke lubang papan PCB yang telah

    diberikan pola.

    7. Tahap ketujuh adalah melakukan tes uji rangkaian kembali pada papan PCB

    tersebut. Ini dilakukan apakah rangkaian yang dibuat pada papan PCB telah

    bekerja dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

    8. Tahap kedelapan adalah apabila telah melakukan test uji coba rangkaian,

    tetapi rangkaian tidak bekerja dengan normal maka dilakukan perbaikan dan

  • pengujian kembali. Dan bila sudah bekerja dengan normal maka dapat

    dilakukan tahap berikutnya.

    9. Tahap kesembilan adalah melakukan pengambilan dan menganalisa data

    tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan perancangan simulasi

    pengaman rumah.

    10. Setelah tahapan-tahapan yang dilakukan diatas selesai dan alat sudah

    bekerja dengan normal sesuai dengan yang diharapakan maka selajutnya

    menuju proses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan tugas akhir.

    3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian

    Dalam pembuatan dan perancangan simulasi alat pengaman rumah ini

    bekerja secara open loop dibuat rangkaian sensor cahaya berfungsi sebagai saklar

    ON/OFF rangkaian. Agar dalam pembuatannya teratur dan sesuai dengan yang

    diharapkan maka dikerjakan dengan berberapa tahapan.

    Penentuan atau spesifikasi dari pada penggunaan alat, sehingga dalam

    aplikasinya tidak terjadi kesalahan penggunaan yang berakibat kurang

    baik atau dapat merusakan alat kontrol maupun peralatan listrik yang

    dikontrol.

    Perancangan blok rangkaian dan penentuan komponen disetiap blok

    rangkaian. Sebelum membahas rangkaian pengaman rumah melalui

    pendeteksian pintu dan jendela, secara umum rangkaian pengaman

  • rumah melalui pendeteksian pintu dan jendela otomatis dapat dibagi

    menjadi beberapa bagian yaitu :

    1. Sensor cahaya (sebagai saklar)

    2. Catu daya (power supply rangkaian)

    3. Rangkaian kontrol penggerak relay

    Rangkaian sensor cahaya berfungsi sebagai saklar otomatis untuk

    mengaktifkan rangkaian ketika lampu kamar dimatimatikan. Pada saat lampu

    kamar dimatikan secara otomatis dengan hidupnya LED hijau sebagai lampu

    indicator alat aktif. Out put rangkaian sensor cahaya bertegangan 220 kemudian

    menuju ke rangkaian catudaya. Rangkaian catu daya berfungsi untuk memberikan

    daya kepada masing-masing rangkaian sehingga system bekerja dengan normal.

    Rangkian kontrol menggunakan dua tegangan DC yaitu 12 volt dan 5 volt,

    tegangan 5 volt digunakan untuk mengaktifkan IC gerbang sedangkan tegangan

    12 volt digunakan untuk menggerakkan relay. Rangkaian ini menggunakan dua

    relay, relay untuk lampu pendeteksian pintu dan jendela dan relay untuk alarm.

    Adapun fungsi kerja keseluruhan sistem dapat dilihat pada diagram blok

    pada gambar di bawah ini.

    Gambar 3.2 Blok Diagram Rangkaian

    Sensorcahaya

    Rangkaiankontrol

    relay

    alarm

    Swith pintu danjendela LED

    Catudaya

  • 3.3.1 Blok Perancangan Sensor Cahaya

    Gambar 3.3 Rangkaian Sensor Cahaya

    Prinsip kerja rangkaian sensor cahaya

    Pada saat rangkaian diberi tegangan input AC 220 volt, A akan menuju ke

    AC1 kemudian akan disearahkan oleh dioda. Arus akan dihambat dengan

    resistansi R1(47 M), arus tidak akan melewati LDR karena hambatan LDR

    besar pada saat cahaya redup (gelap). Arus akan menuju ke R2 yang dihambat

    dengan resistansi 10 k sehingga menyulut SCR maka anoda dan katoda pada

    SCR terhubung dan arus akan melewati SCR dan menuju ke out put dengan

    tegangan AC 220 volt.

    3.3.2 Blok Perancangan Catu Daya (Power Supplay)

  • Untuk mensupply tegangan ke rangkaian kontrol perancangan alat

    pengaman rumah diperlukan suatu rangkaian catu daya 5 volt dan 12 volt.

    Tegangan jala-jala PLN sebesar 220 volt AC diturunkan dengan menggunakan

    transformator step down sehingga keluarannya menjadi 6 volt AC. Tegangan ini

    akan disearahkan dengan menggunakan dioda yang dirangkai menggunakan

    penyearah gelombang penuh, tegangan yang sudah disearahkan masih

    mengandung riplly, sehingga diperlukan filter dengan menggunakan elektrolit

    kapasitor agar keluarannya menjadi lebih halus. Untuk menghasilkan tegangan 5

    volt stabil maka digunakan IC 7805 dan IC 7812 untuk menghasilkan tegangan 12

    volt stabil.

    Nilai-nilai komponen pada rangkaian catu daya antara lain:

    Transpormator 1 A, 6 Volt (1 Buah), Dioda penyearah 1N4002 (8 Buah),

    Capasitor elektrolit 2200 F, 25 Volt (2 Buah ), Capasitor elektrolit 1000 F, 16

    Volt (2 Buah ), IC 7805 (1 Buah) dan IC 7812 (1buah).

    Gambar 3.4 Catu Daya 12VDC

  • Gambar 3.5 Catu Daya 5VDC

    3.3.3 Blok Perancangan Kontrol Penggerak Relay

    Relay lampu indikator

    Gambar 3.6 Rangkaian Kontrol Penggerak Relay indikator

    Prinsip kerja rangkaian Kontrol Penggerak Relay Indikator

    Ketika gerbang OR kedua inputan diberi ground (- 5 volt DC) atau

    berlogika 0 maka output gerbang akan berlogika 0 dan tidak ada arus yang

    mengalir. Ketika gerbang OR di beri inputan Vcc (+ 5 volt DC) dan ground (-5

    volt DC) maka output gerbang akan berlogika 1 sehingga ada arus yang mengalir

  • dihambat resistansi kemudian disearahkan dioda menuju basis transistor dan

    menyebabkan colektor dan emitor transistor terhubung kemudian akan

    menggerakkan relay dan menghidupkan lampu indikator.

    Relay untuk alarm

    Gambar 3.7 Rangkaian Relay Penggerak Relay Alarm

    Prinsip kerja rangkaian Relay Penggerak Relay Alarm

    Ketika gerbang OR kedua inputan diberi ground (- 5 volt DC) atau

    berlogika 0 maka output gerbang akan berlogika 0 dan tidak ada arus yang

    mengalir. Ketika gerbang OR di beri inputan Vcc (+ 5 volt DC) dan ground (-5

    volt DC) maka output gerbang akan berlogika 1 sehingga ada arus yang mengalir

    dihambat resistansi kemudian disearahkan dioda menuju basis transistor dan

    menyebabkan colektor dan emitor transistor terhubung kemudian akan

    menggerakkan relay dan menghidupkan alarm.

    3.4 Rangkaian Keseluruhan

  • Gambar 3.8 Rangkaian Keseluruhan

    3.5 Pengujian Komponen

    Sebelum dilakukan pembuatan alat, terlebih dahulu dilakukan pengujian

    komponen yang akan dipakai supaya tidak terjadi kerusakan komponen yang bisa

    membuat perancangan alat menemui hasil yang kurang baik. Adapun pengujian

    komponen yaitu sebagai berikut :

    3.5.1 Pengujian Resistor

    Meskipun resistor memiliki kode warna yang bertujuan untuk mengenali

    nilai resistansinya tapi untuk mengetahui benar tidaknya kode tersebut dapat

    dilakukan pengujian menggunakan multimeter. Adapun langkah-langkah dalam

    pengujiannya yaitu :

    1. Memilih batas ukuran Ohm-meter pada posisi x 1, selanjutnya ujung

    kabel positif (merah) dikoneksikan dengan ujung kabel negatif (hitam)

    dan putar tombol zero adjustment hingga jarum tepat menunjukkan nol

    Ohm. Apabila jarum telah menunjukkan 0 Ohm maka lepaskanlah

    kedua ujung kabel.

  • 2. Hubungkanlah kedua terminal resistor dengan tester Ohm-meter. Bila

    jarum penunjuk menunjukkan nilai yang sesuai dengan kode warna

    resistor maka resistor dinyatakan masih baik, jika tidak berarti resistor

    rusak dan jika jarum tidak bergerak maka resistor putus.

    3. Bila resistor yang kita uji memiliki nilai yang besar maka kita harus

    memilih batas sekala ukur Ohm-meter yang lebih besar atau faktor

    pengali yang besar. Setelah itu dilanjutkan dengan mengkalibrasi

    seperti langkah 1 dan kemudian pengujian dapat dilanjutkan kembali.

    3.5.2 Pengujian Kapasitor

    Langkah-langkah pengujian kapasitor dalam hal ini kapasitor elektrolit

    adalah sebagai berikut :

    1. Selector switch (saklar pilih) dari Ohm meter diletakkan pada posisi x

    10. kemudian ujung kabel positif dan negatif dikoneksikan pada

    masing-masing kaki kapasitor.

    2. Bila jarum menyimpang dan kembali ke posisi semula berarti kapasitor

    dalam keadaan baik. Bila jarum menyimpang dan tidak kembali ke

    posisi semula berarti kapasitor sudah bocor dan jika jarum sama sekali

    tidak menyimpang berarti kapasitor rusak (putus).

    3.5.3 Pengujian Dioda

    Langkah-langkah dalam pengujian dioda adalah sebagai berikut :

    1. Dari Ohm meter tetap pada posisi x 10. Kemudian ujung kabel positif

    dihubungkan dengan katoda dan ujung kabel negatif dihubungkan

    dengan anoda. Apabila diodanya naik maka jarum akan menyimpang

  • menunjuk pada suatu harga tertentu tapi apabila jarum tidak

    menyimpang berarti dioda putus.

    2. Ujung kabel positif dihubungkan dengan anoda dan ujung kabel

    negatif dihubungkan dengan katoda bila jarum tidak menyimpang itu

    berarti dioda masih dalam kondisi yang baik tapi apabila jarum

    penunjuk menyimpang berarti diodanya bocor.

    3.5.4 Pengujian Transistor

    Langkah-langkah dalam pengujian transistor adalah sebagai berikut :

    1. Untuk transistor jenis PNP maka basisnya harus dihubungkan dengan

    ujung kabel positif sedangkan ujung kabel negatifnya dihubungkan

    silih berganti ke kaki emitor dan kolektornya.

    2. Jarum harus menyimpang tapi bila hanya menyimpang pada saat ujung

    kabel dihubungkan ke kaki emitor atau kolektornya saja maka

    transistor tersebut sudah rusak. Jadi kedua kondisi tersebut harus

    menyebabkan jarum menyimpang.

    3. Untuk transistor jenis NPN maka polaritas seperti pada saat menguji

    PNP tetapi dibalik yaitu kaki basis dihubungkan dengan ujung kabel

    negatif sedangkan ujung kabel positif dikoneksikan ke kaki emitor dan

    kolektor. Jarum harus menyimpang pada saat ujung positif

    dihubungkan ke kaki emitor dan kolektor. Bila hanya satu

    menyimpang berarti transistor dalam keadaan rusak.

    3.5.5 Pengujian IC

    Pengujian sebuah IC tidak dapat dilakukan dengan menggunakan Ohm

    meter seperti halnya dalam menguji resistor, kapasitor, dioda, transistor dan SCR

  • tetapi harus menggunakan suatu alat uji tertentu. Setiap jenis IC mempunyai alat

    uji tersendiri untuk memeriksa operasi kerjanya. Adapun alat uji tersebut berupa

    suatu rangkaian yang sudah beroperasi dengan baik dimana ia menggunakan IC

    dengan tipe yang sama. Dengan menggantikan IC yang sama dalam rangkaian

    maka rangkaian tersebut sekaligus menjadi alat uji bagi IC tersebut.

    Mematri setiap kaki komponen pada papan PCB (Print Circuit Board).

    Pematrian menggunakan timah dan solder yang telah disediakan.

    Memotong kaki komponen yang disesuiakan dengan tempatnya

    sehingga kelihatan rapi.

    3.6 Perakitan Pada Breadboard

    Setelah komponen yang kita gunakan sudah diuji dan tidak menemui

    kerusakan pada komponen kemudian menuju ke tahap berikutnya yaitu

    melakukan perakitan pada breadboard. Rangkaian serta komponen yang akan

    digunakan dalam perancangan tersedia (telah ditentukan dalam jenis, bentuk dan

    ukuran), dilakukan proses perangkaian pada breadboard. Hal ini dilakukan untuk

    memudahkan dalam perangkaian, dengan breadboard lebih mudah dalam

    merangkai.

    3.6.1 Pengujian sementara

    Pengoperasian dilakukan perblok rangkaian, apabila satu blok

    rangkaian dinyatakan bagus maka dilanjutkan dengan pembuatan blok

    rangkaian selanjutnya.

    Setelah perakitan selesai kemudian rangkaian diuji kebenarannya,

    apakah rangkaian yang telah dibuat bekerja seperti yang diinginkan.

  • Apabila telah bekerja kemudian dilanjutkan dengan mendesain atau

    membuat pola rangkaian dalam pola PCB kosong (lay out PCB ) pada

    komputer dengan menggunakan program diptrace untuk menentukan

    letak komponen dan jalur-jalur hubungan antar komponen.

    3.6.2 Pembuatan alat dalam pola PCB kosong.

    Langkah-langkah pembuatan alat pola PCB kosong mengikuti

    pertimbangan-pertimbangan seperti:

    Penentuan letak komponen dan pembuatan jalur PCB yang baik agar

    memenuhi nilai estetika perancangan. Dengan cara menggunakan

    program dip trice.

    Penentuan letak komponen harus cermat sehingga tidak terjadi

    kesalahan pada alat dan bahan.

    Setelah pola selesai dibuat kemudian dicek kembali agar tidak terjadi

    kesalahan jalur.

    Jika tidak ada kesalahan maka mulai print dan foto copy tranparan.

    Setelah di fotocopy pola kemudian sablon pada PCB kosong

    kemudian disetrika sampai gambar jalur yang ada pada plastik

    transparan berpindah ke PCB kosong.

    Kemudian dilarutkan dengan larutan clorida.

    3.6.3 Pengujian

    Melakukan pengecekan kembali, apakah rangkaian bekerja seperti

    percobaan yang pertama pada Breadboard. Jika rangkaian bekerja normal

  • kemudian melakukan pengujian. Pengujian alat kontrol ini dilakukan di Workshop

    Jurusan Teknik Elektro, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

    3.7 Perancangan dan Pembuatan Konstruksi dan Desain Alat

    Dalam perancangan dan pembuatan konstruksi dan desain simulasi

    pengaman rumah agar dalam pembuatannya dapat berjalan dengan baik dan lancar

    maka susunan perancangan mengikuti tahapan-tahapan berikut ini. Tahapan-

    tahapan pembuatan konstruksi dan desain alat dapat dijelaskan dengan tahapan-

    tahapan di bawah ini :

    1. Perancangan Cassing Alat

    2. Perancangan Kuntruksi Rumah

    3.7.1 Perancangan Cassing Alat

    Sebuah kotak yang tepat untuk alat pengaman rumah dengan pendeteksian

    pintu dan jendela untuk mengatasi tegangan sentak harus memenuhi beberapa hal

    yaitu bahan bersifat isolator yang tidak tembus tegangan, memiliki ruang yang

    cukup untuk menampung rangkaian serta mempunyai bentuk penampilan yang

    menarik. Untuk memenuhi hal yang pertama yaitu harus bersifat isolator maka

    bahan yang seharusnya dipakai adalah dari bahan kayu. Namun mengingat bahwa

    banyaknya kotak yang terbuat dari seng dipasaran maka kotak rangkaian dibuat

    dari bahan kayu dan dibuat secara manual.

  • Perancangan cassing alat dibuat dari bahan kayu yang berukuran

    panjang 22 cm, lebar 12 cm dan tinggi 10 cm. Adapun langkah-langkah

    pembuatan kotak atau cassing rangkaian yaitu sebagai berikut

    Pilih kayu yang bagus dan mudah dipaku agar menemukan hasil yang

    rapi

    Melakukan pengukuran kotak agar sesuai dengan rangkaian pada PCB,

    dan diberi kelonggaran agar pada saat memasang rangkaian PCB tidak

    susah.

    Setelah itu dipotong sesuai dengan ukuran dengan menggunakan

    gergaji kayu atau mesin gergaji

    Kemudian kayu yang sudah dipotong dirancang seperti kotak. Ujung

    kayu diisi lem fok terlebih dahulu sebelum dipaku agar kotak yang

    dbuat kuat.

    Setelah kotak selesai kemudian menentukan lubang jalur kabel input

    dan output dengan cara bor sesuai dengan ukuran input dan output.

    Setelah itu casing di cat supaya hasilnya bagus.

    Gambar 3.9 Kotak Rangkaian

  • Gambar 3.10 Tutup Kotak Rangkaian

    3.7.2 Perancangan Kuntruksi Rumah

    Perancangan kuntruksi rumah dibuat dari bahan kayu dan gabus

    yang berukuran panjang 59 cm, lebar 4 cm dan tinggi 40 cm. Adapun

    langkah-langkah pembuatan kotak atau cassing rangkaian yaitu sebagai

    berikut

    Menyiapkan kayu dan gabus yang akan digunakan.

    Merancang rumah dengan menggambar pada kertas supaya sesuai

    dengan yang inginkan

    Setelah rancangan sesuai dengan yang diinginkan kemudian mulai

    membuat kuntruksi dengan melakukan pengukuran-pengukuran

    supaya kuntruksi rumah bagus dan rapi

    Setelah diukur lalu dipotong sesuai dengan ukuran

    Kemudian diisi lem pada ujung-ujung potongan kayu setelah itu

    dipaku sesuai dengan pola rumah yang dibuat

    Setelah rumah selesai kemudian di tepel kertas coklat supaya rapi dan

    bagus

  • Gambar 3.11 Kuntruksi Rumah

    3.8 Instrumen Penelitian

    Tabel 3.1 Daftar Nama Alat Beserta Fungsinya

    No Nama Alat Jumlah Fungsi

    1 Lux Meter 1 buah Mengukur intensitas cahaya

    2 Multitester Digital 2 buah Mengukur besaran tegangan yangterdapat pada titik-titik pengukuran

    3 Multitester Analog 1 buah Mengukur besaran tegangan yangterdapat pada titik-titik pengukuran

    Sedangkan peralatan-peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam

    pembuatan simulasi pengaman rumah dapat dilihat pada tabel 3.2 dan Tabel 3.3

    sebagai berikut .

  • Tabel 3.2. Daftar Nama dan Fungsi Peralatan Pembuatan Alat

    No Nama Alat Fungsi Jumlah

    1 Penyedot Untuk menyedot timah 1 buah

    2 Palu Besi Untuk membuat rata benda kerja 1 buah

    3 Ragum Untuk penjepit dan pemipih benda kerja 1 buah

    4 Gergaji besi Untuk Memotong benda kerja 1 buah

    5 Bor dan matabor

    Untuk membuat lubang atau rongga 1 buah

    6 Kikir Besi(pipih, bulat,persegi )

    Untuk membuat rata permukaan bendakerja

    3 buah

    7 Meteran danpenggaris

    Untuk mengukur panjang atau lebar bendakerja

    1 buah

    8 Soder listrik Untuk mematri pemasangan komponen 1 buah

    9 Tang(kombinasi,cucut, potong )

    Untuk memotong, mengerat benda kerja 3 buah

    10 Obeng (-) (+) Untuk Pengerat baut 2 buah

    Tabel 3.3. Daftar Nama Bahan-bahan Pembuatan Alat

    No Nama Bahan Jumlah/Ukuran

    1 Papan kayu 1 m x 50 cm

    2 Reng Kayu 4 m

    3 Kabel 3 jenis Secukupnya

    4 Timah Secukupnya

    5 Komponen-komponen elektronika daya (dalamrangkaian terlampir)

    Secukupnya

  • 6 Baut mur Secukupnya

    7 Baut ulir Secukupnya

    8 Skun kabel Secukupnya

    9 Papan PCB dan pelarut Secukupnya

    10 Soket Kabel 1 buah

    11 Gabus secukupnya

    3.9 Pengumpulan data

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur yang akan diujikan

    dengan mempergunakan alat ukur.

    3.10 Analisa data

    Setelah dilakukan pengumpulan data melalui pengukuran-pengukuran

    yang telah dilakukan, data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan cara

    perbandingan yaitu membandingakan data pengukuran dengan data perancangan

    alat apakah sesuai dengan yang diinginkan atau belum.