simulasi lampu gedung terkontrol

120
SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL MELALUI INTRANET Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Oleh : Irvan Febriansyah NIM : 103091029500 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

MELALUI INTRANET

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)

Oleh : Irvan Febriansyah

NIM : 103091029500

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010

Page 2: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

MELALUI INTRANET

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer (S.Kom.)

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

IRVAN FEBRIANSYAH

NIM : 103091029500

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

JAKARTA

2010

i

Page 3: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

MELALUI INTRANET

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Irvan Febriansyah 103091029500

Menyetujui,

Pembimbing I,

Viva Arifin, MMSI NIP. 197308102006042001

Pembimbing II

Herlino Nanang, MT NIP. 197312092005011002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durachman, MSC, MIT NIP. 19710522200604100250 378 017

ii

Page 4: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Simulasi Lampu Gedung Terkontrol Melalui Intranet”

telah di uji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis,

3 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Informatika.

Jakarta, 9 Juni 2010

Tim Penguji

Penguji I, Husni Teja Sukmana, Ph.D

NIP. 150 408 905

Penguji II,

Victor Amrizal, M.Kom NIP. 150 411 288

Pembimbing I

Viva Arifin, MMSI NIP. 19730810 2006 04 2 001

Pembimbing II

Herlino Nanang, MT NIP. 19731209 2005 01 1 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 2001 12 1 001

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durachman, MSC,MIT NIP. 19710522 2006 04 1 002

iii

Page 5: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

PERNYATAAN

DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIK KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN.

Jakarta, Agustus 2009 Irvan Febriansyah 103091029510

iv

Page 6: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

IRVAN FEBRIANSYAH, Simulasi Lampu Gedung Terkontrol Melalui Intranet. Dibawah bimbingan VIVA ARIFIN dan HERLINO NANANG.

ABSTRAK

Perkembangan teknologi di dunia semakin hari semakin pesat, komputer sudah berada hampir di semua rumah, gedung atau perkantoran. Kebanyakan komputer lebih sering digunakan untuk keperluan ketik-mengetik, film, musik dan permainan. Padahal komputer juga bisa digunakan untuk keperluan pengontrolan peralatan listrik rumah tangga seperti lampu, kipas angin dan lain-lain dengan memanfaatkan Parallel Port (Port printer). Semakin meningkatnya penggunaan teknologi informasi diberbagai bidang sehingga menjadi acuan penulis untuk mengatasi permasalahan tentang pengendali ruangan dari gedung-gedung yang mempunyai jarak yang cukup jauh untuk mematikan peralatan listrik pada ruang-ruangan di gedung-gedung yang berbeda. Sehingga untuk menghidupkan ruangan-ruangan dari banyak gedung membutuhkan tenaga dan waktu yang terbuang, hal tersebut sangat tidak efisien untuk jaman sekarang. Adapun metode yang digunakan penulis dalam dalam mengembangkan simulasi secara umum, dalam hal ini yang digunakan adalah model komputer. Pada sistem kontrol gedung ini terdiri dari Client dan Server. Perangkat lunak yang akan digunakan terdiri dari : Linux, PHP (Personal Home Page), Flash, JavaScript, Bahasa Pemrograman C, perangkat keras yang akan digunakan terdiri driver untuk pengontrolan lampu gedung dan sensor fotodioda. Kata Kunci : Intranet, Driver Pengendali Lampu, Sensor Fotodioda

v

Page 7: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaani Rahiim

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

semua, sekalian alam, yang menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-

baiknya, dan tidaklah diciptakan jin dan manusia malainkan hanya untuk

menyembah kepada-Nya.

Alhamdulillah kupersembahkan untuk-Mu. Ya Allah atas berkat dan

rahmat dan hidayah-Mu jualah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

serta salam tak lupa juga terlimpah kepada junjungan kita Baginda nabi Muhamad

SAW, yang telah memerdekakan umatnya dari musuh utama manusia yaitu

kebodohan.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis menytakan bahwa tidak dapat

terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Pada

kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Syopiansyah Jaya Saputra, M.Sis selaku Dekan Fakultas sains dan

Teknologi

2. Ibu Viva Arifin, MMSI dan bapak Herlino Nanang, MT, selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan motivasi, dukungan, nasehat dan

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Husni Teja Sukmana, Ph.D dan Victor Amrizal, MT, selaku penguji

yang telah memberikan saran dan kritik untuk tempat pengembangan disiplin

ilmu dan bagi penulis.

4. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc, M.IT, selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi.

5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknik Informatika juga seluruh Staf

Fakultas Sains dan Teknologi.

6. Keluarga terutama kedua orang tua serta kakak dan adik tercinta yang telah

memberikan dukungan secara penuh baik secara fisik ataupun jasmani.

vi

Page 8: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

7. Terima kasih kepada teman – teman saya Ari Dwi Apri Kurniawan, S.Kom ,

Ondy Gunnar Solskjaer, SE, Kocoy, S.Pd, Dedi Hartadi, ST, Andhika, Amd,

Niko, S.Kom, Lukman, S.Pd, Edward, serta crew padepokan cyberion yang

telah meluangkan tempat dan waktunya.

8. Teman-teman teknik Informatika angkatan 2003 khususnya kelas A yang telah

Memberi semangat selama menempuh kuliah di UIN

9. Serta semua pihak yang telah membantu dam penyusunan laporan ini, yang

tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Untuk semua pihak yang disebutkan diatas semoga Allah SWT

memberikan balasan yang berlipat ganda dan melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya, Amien.

Kesempurnaan hanyalah milik yang Kuasa, sedangkan kesalahan hanyalah

milik hamba-Nya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tertuang

didalam skripsi ini dalam berbagai segi masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan menjadi penghargaan

yang tidak kecil artinya bagi penulis. Meskipun sederhana penulis berharap

mudah – mudahan skripsi ini dapat memberi manfaat bagi yang memerlukan.

Jakarta, Februari 2010 Penulis

vii

Page 9: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL …..………………………………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN .................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................. v

KATA PENGANTAR ...................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................... 3

1.3. Pembatasan Masalah ..................................................... 3

1.4. Tujuan Penulisan ............................................................ 4

1.5. Manfaat Penelitian ......................................................... 4

1.6. Metode Penelitian ........................................................... 5

1.6.1. Metode Pengumpulan Data ............................... 6

1.6.2. Metode Pemodelan dan Simulasi ......................... 6

1.7. Sistematika Penulisan .................................................... 7

viii

Page 10: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

BAB II LANDASAN TEORI........................................................... 9

2.1. Definisi Simulasi ............................................................ 9

2.2. Definisi Pemodelan Sistem ........................................... 9

2.2.1. Jenis – Jenis Pemodelan ..................................... 10

2.3. Definisi Jaringan Komputer ........................................ 11

2.3.1. Pengenalan Jaringan .......................................... 12

2.3.2. Komponen Jaringan ............................................ 13

2.3.3. Tipe Jaringan ...................................................... 15

2.3.4. Topologi Jaringan ............................................... 16

2.4. Model Referensi TCP / IP ............................................ 18

2.4.1. World Wide Web (WWW) ................................. 21

2.4.2. Browser Web ..................................................... 22

2.4.3 Server Web ....................................................... 22

2.5. LINUX .......................................................................... 23

2.5.1. Pengenalan LINUX ............................................. 23

2.5.2. Perbedaan Mendasar LINUX .............................. 25

2.5.3. Kelebihan LINUX ............................................... 26

2.5.4. Bagian Sistem Operasi LINUX ......................... 27

2.6. Antar Muka (Interface) .................................................. 28

2.6.1. Dasar-Dasar Port Parallel ................................... 29

2.6.2. Port Parallel DB-25 ............................................. 31

2.6.3. Sensor Cahaya ................................................... 32

ix

Page 11: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

2.7. Sistem Kendali ............................................................... 33

2.7.1. Sistem Kontrol Terbuka (Open Loop) ................ 34

2.7.2. Sistem Kontrol Tertutup (Close Loop) ............... 35

2.8. Profesional Home Page (PHP) ....................................... 36

2.8.1. Dasar-Dasar PHP ............................................... 36

2.8.2. Tipe Data PHP .................................................... 37

2.8.3. Deklarasi variabel ............................................ 39

2.8.4. Operator dalam PHP .......................................... 41

2.8.5. Pengulangan dengan while dan for ..................... 42

2.9. Bahasa C......................................................................... 44

2.9.1. Struktur Dasar Bahasa C .................................... 45

2.9.2. Kompilasi .......................................................... 45

2.10. Komponen Pendukung.................................................. 46

2.10.1. Resistor ............................................................ 46

2.10.2. Transistor........................................................... 48

2.10.3. Dioda................................................................. 49

2.10.4. Fotodioda........................................................... 49

2.10.5. Operational Amplifier ........................................ 50

2.10.6. Relay.................................... ............................. 51

2.11. Hal – Hal yang Diperbandingan Antara Penulis

dengan Skripsi yang Sudah Ada ................................. 52

x

Page 12: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................. 53

3.1. Lokasi dan Waktu............................................................ 53

3.2. Alat ................................................................................. 53

3.3. Metode Pengumpulan Data ........................................... 55

3.4. Tahapan – Tahapan dalam pengembangan

Model Komputer ……………. ..................................... 57

BAB IV ANALISA DAN PENGEMBANGAN SISTEM …............. 60

4.1. Profil Fakultas Saints dan Teknologi ........................... 60

4.2. Memahami Sistem yang akan disimulasikan ................ 61

4.2.1. Spesifikasi Perangkat Lunak dan Perangkat

Keras Yang digunakan peneliti ......................... 62

4.3. Mengembangkan Model Komputer Dari Sistem ........... 63

4.4. Mengembangkan Model Komputer Untuk Simulasi ..... 66

4.5. Membuat Program (Software) Komputer .................... 68

4.5.1. Perancangan Software ...................................... 68

4.5.2. Pengaksesan Port Parallel Komputer Pada

Bahasa Pemograman PHP dan C ....................... 69

4.5.3. Perancangan Hardware ...................................... 72

4.6. Menguji, Menverifikasi dan Menvalidasi Keluaran

Simulasi ....................................................................... 80

4.6.1. Silent Tes ............................................................ 80

4.6.2. Ping Terus Menerus ........................................... 81

xi

Page 13: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

4.6.3. Cara Pengoperasian Alat .................................... 81

BAB V PENUTUP ............................................................................ 83

5.1. Kesimpulan .................................................................... 83

5.2. Saran .............................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 85

LAMPIRAN

xii

Page 14: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Topologi Ring …................................................................ 16

Gambar 2.2 Topologi Bus …................................................................. 17

Gambar 2.3 Topologi Star …................................................................... 17

Gambar 2.4 Topologi Daisy – Chain …............................................... 18

Gambar 2.5 Diagram Model Empat Layer TCP /IP …......................... 20

Gambar 2.6 Female Port Connector DB-25 …........…......................... 30

Gambar 2.7 Diagram Sistem Kontrol Terbuka (Open Loop) ……. 35

Gambar 2.8 Diagram Sistem Kontrol Tertutup (Close Loop) …… 36

Gambar 2.9 Diagram Langkah Interpreter ….......................... 44

Gambar 2.10 Diagram Langkah Compiler ….......................... 44

Gambar 2.11 Resistor Berkode Warna …................................. 47

Gambar 2.12 Komponen Trasistor …....................................... 48

Gambar 2.13 Simbol Fotodioda …........................................... 50

Gambar 2.14 Simbol Amplifier …............................................ 51

Gambar 2.15 Konstruksi Relay …........................................... 52

Gambar 4.1 Context Diagram Sistem Lampu Gedung Terkontrol

melalui Intranet…................................................................... 61

Gambar 4.2 Data Flow Diagram Sistem Lampu Gedung Terkontrol

melalui Internet………………………………………………. 64

xiii

Page 15: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

Gambar 4.3 Flowchart Sistem Lampu Gedung Terkontrol

melalui Intranet …................................................................... 67

Gambar 4.4 User Interface Sistem Lampu Gedung Terkontrol

melalui Internet…………………........................................... 71

Gambar 4.5 Konfigurasi IP Address Step 1 ……………………. 73

Gambar 4.6 Konfigurasi IP Address Step 2 ……………………. 75

Gambar 4.7. Tampilan Awal Sistem Lampu Gedung Terkontro

melalui Intranet ……………………………………… 75

Gambar 4.8 Rangkaian Driver ……………………………… 77

Gambar 4.10. Rangkaian Pendeteksi Cahaya Lampu LED

Menggunakan Sensor Fotodioda ……………………… 79

xiv

Page 16: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Signal Pada Port Printer ................................... 30

Tabel 2.2 Tabel Address Port Printer ............................................. 32

Tabel 4.1 Port-port Umum Untuk Koneksi Internet ...................... 73

Page 17: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi di dunia semakin hari semakin pesat,

komputer sudah berada hampir di semua rumah, gedung

atau perkantoran. Kebanyakan komputer lebih sering digunakan untuk

keperluan ketik-mengetik, film, musik dan permainan. Padahal komputer

juga bisa digunakan untuk keperluan pengontrolan peralatan listrik rumah

tangga seperti lampu, kipas angin dan lain-lain dengan memanfaatkan

Parallel Port (Port printer) pada komputer tersebut sehingga menjadikan

komputer sebagai alat bantu utama manusia. (Pratomo, 2004)

Dalam dunia komputer, port adalah satu set instruksi atau perintah

sinyal dimana microprocessor atau CPU (Central Processing Unit)

menggunakannya untuk memindahkan data dari atau ke piranti lain.

Penggunaan umum port adalah untuk berkomunikasi dengan printer,

modem, keyboard dan display. Kebanyakan port-port komputer adalah

berupa kode digital, di mana tiap-tiap sinyal atau bit adalah berupa kode

biner 1 atau 0. (Joni, dkk, 2006)

Dengan adannya jaringan intranet, suatu sistem peralatan yang

ditangani oleh komputer, maka semuanya akan terasa lebih otomatis, lebih

1

Page 18: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

2

praktis, lebih efisien dalam hal waktu yang menunjukkan keuntungan-

keuntungan bila dibandingkan dengan pengerjaan secara manual.

Penggunaan komputer untuk pengendalian lampu gedung yang

dilaksanakan secara sentral banyak membantu dalam melaksanakan,

rnenyalakan dan mematikan lampu digedung bertingkat, dimana pekerjaan

akan terasa lebih ringan dan pemakaian lampu didalam gedung dapat

diawasi sehingga dapat menghindari pemakaian lampu yang berlebihan,

sehingga untuk memantau dan mengontrol pemakaian listrik pada suatu

waktu dibagian gedung atau ruangan masih dikontrol dan dipantau oleh

seorang petugas yang berjaga, bisa dibayangkan apabila bangunan tersebut

relatif besar, luas dan mempunyai banyak ruangan juga banyak lantai,

sangat tidak efisien waktu yang dibutuhkan seorang petugas yang berjaga

hanya untuk memantau atau mengecek penggunaan listrik pada bangunan

gedung tersebut.

Pengontrolan berbasis intranet diatas memberikan ide kepada

penulis untuk dapat digunakan mengontrol lampu dengan memanfaatkan

fungsi dari parallel port. Komputer yang dikontrol memerlukan program

aplikasi berbasiskan bahasa pemograman C untuk pengontrolan

otomatisasi on/off lampu ruangan gedung. Skripsi ini penulis beri judul :

” SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL MELALUI

INTRANET ”.

Dalam penulisan judul tersebut diatas, sebenarnya sudah banyak

skripsi yang seperti penulis buat, namun dengan demikian hal yang

Page 19: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

3

membedakan dalam pembuatan skripsi penulis dengan orang lain adalah

dalam bahasa pemograman. Dimana penulis menggunakan web

programming dalam mengendalikan lampu LED, sedangkan skripsi yang

sudah ada sekarang masih banyak yang menggunakan visual programming

seperti visual basic, delphi dan java. Adapun kelebihan dari program yang

kami rancang menggunakan sensor fotodioda untuk mendeteksi hidup dan

matinya lampu dan menggunakan software opensource .

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan

bahwa permasalahan yang ada adalah :

1. Bagaimana membuat suatu aplikasi mengontrol lampu gedung secara

otomatis dalam suatu jaringan intranet ?

2. Bagaiamana memanfaatkan port parallel sebagai penghubung antara

hardware dan software ?

3. Bagaimana cara user untuk mendeteksi suatu lampu apabila dalam

keadaan mati/putus ?

1.3. Pembatasan Masalah

Pada pembahasan skripsi ini penulis membatasi masalah dengan

ruang lingkup sebagai berikut :

1. Simulasi pengontrolan lampu gedung menggunakan rangkaian PCB

yang sudah dipasang 8 buah lampu led dan menggunakan sensor

fotodioda.

Page 20: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

4

2. Penggunaan paralell port sebagai interface untuk mengendalikan

perangkat keras.

3. Perangkat lunak khusus dibuat dan ditujukan untuk mengontrol

peralatan listrik seperti lampu yang ada pada satu buah gedung yang

sama.

4. Kemampuan penggunaan aplikasi sebatas Local Area Network

1.4. Tujuan Penulisan

Tujuan yang diharapkan dari pembuatan skripsi ini adalah :

1. Mengaplikasikan dua komputer sebagai pengontrolan lampu gedung

melalui jaringan intranet sehingga lampu gedung tersebut dapat

dikontrol dari jauh mati dan hidupnya.

2. Meneliti dan menguji fenomena dan permasalahan yang terjadi.

3. Menyumbangkan gagasan penerapan alternatif sistem operasi dengan

konsep open source pada ruang lingkup pendidikan.

1.5. Manfaat Penelitian

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih

kepada pihak-pihak berikut :

a. Bagi Penulis:

1. Agar dapat mengetahui serta meneliti sistem kerja sebuah

pengendali lampu secara otomatis melalui web.

Page 21: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

5

2. Dapat membuat suatu sistem pengontrol terpusat, maka kerepotan

dalam hal mengontrol peralatan listrik seperti lampu dapat

diminimalisasi sehingga efisiensi dapat ditingkatkan.

b. Bagi Universitas:

1. Sebagai tolok ukur keberhasilan proses belajar mengajar yang

dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pihak akademik dan

sebagai referensi bagi mahasiswa dalam penelitian lebih lanjut

yang berkaitan dengan studi yang dibahas dalam laporan Tugas

Akhir ini.

c. Bagi Pengguna

1. Dengan pengendali jarak jauh, pekerjaan mematikan lampu akan

menjadi lebih mudah dan ringan

2. Menghemat waktu dan tenaga

1.6. Metode Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, diperlukan data-data informasi yang

lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran materi uraian

dan pembahasan. Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan,

ada beberapa metode yang penulis lakukan :

Page 22: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

6

1.6.1. Metode pengumpulan data adalah

1. Metode Observasi

Metode ini dilakukan dengan mengamati secara langsung

pada gedung FST UIN Jakarta.

2. Metode Studi Pustaka

Untuk menambah referensi akan teori-teori yang diperlukan

penulis melakukan studi pustaka dengan membaca dan

mempelajari secara mendalam literatur-literatur yang

mendukung penelitian ini. Diantaranya buku-buku, catatan,

dan artikel baik cetak maupun elektronik.

3. Metode Literatur

Studi Literatur ini merupakan kajian teoritis yang dilakukan

penulis atas referensi-referensi yang berkaitan dengan

penelitian. Kajian ini dimaksudkan untuk menjelaskan

beberapa teori terkait sebagai dasar pijakan dari analisa dan

simulasi yang akan dilakukan.

1.6.2. Metode Pemodelan dan Simulasi

Proses membuat suatu model adalah proses yang tak dapat

dijabarkan rumusannya secara pasti, lebih merupakan seni, yang

dapat diberikan sebagai pegangan dalam membuat suatu model

hanya petunjuk – petunjuk garis besarnya saja.

Page 23: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

7

Proses tahapan dalam mengembangkan model dan simulasi

komputer secara umum sebagai berikut :

1. Memahami sistem yang akan disimulasikan.

2. Mengembangkan model dari sistem.

3. Mengembangkan model untuk simulasi.

4. Membuat program (software) komputer

5. Menguji, menverifikasi dan menvalidasi keluaran simulasi.

6. Mengeksekusi program simulasi.

1.7. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penulisan, batasan masalah, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisikan tentang pengenalan jaringan intranet dan

pengertian linux, antar muka, sistem kendali, gambaran

jaringan intranet secara umum, dasar – dasar pemograman

dalam pembuatan sistem dan komponen pendukung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan menjelaskan proses penelitian penulis

dalam merancang dan membangun sistem aplikasi pengendali

lampu tersebut.

Page 24: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

8

BAB IV ANALISIS DAN PENGEMBANGAN SISTEM

Berisikan perancangan jaringan berbasiskan Linux

menggunakan Apache sebagai web server dengan

pemograman berbasiskan bahasa C dan PHP dan cara kerja

sistem yang telah dibuat dan berisikan tentang langkah –

langkah pengujian serta pengoperasian driver.

BAB V PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan yang diambil berdasarkan

analisa dari hasil pengujian berupa kelebihan dan

kekurangan, serta saran – saran untuk penyempurnaan sistem

dan driver yang dibuat.

Page 25: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Simulasi

Simulasi adalah proses implementasi model menjadi program

komputer (software) atau rangkaian elektronik dan mengeksekusi software

tersebut sedemikian rupa sehingga perilakunya menirukan atau

menyerupai sistem nyata (realtitas). Jadi simulasi adalah proses merancang

model dari suatu sistem yang sebenarnya, mengadakan percobaan –

percobaan terhadap model tersebut.

Berdasarkan perangkat keras yang digunakan, maka ada 3 jenis

simulasi yaitu : simulasi analog, simulasi digital, dan simulasi hybrid.

Simulasi analog adalah simulasi yang implementasinya menggunakan

rangkaian elekronika analog seperti OpAmp (operational ampflifier)

untuk integrasi, pembanding, pembalik, penjumlah dan lain – lain.

Simulasi digital adalah simulasi yang mana implementasinya

menggunakan komputer digital. Simulasi hybrid adalah simulasi yang

mana implementasinya menggunakan gabungan rangkaian elektronik

analog dan komputer digital. (Sridadi, 2009)

2.2. Definisi Pemodelan Sistem

Pemodelan adala tahapan (langkah) dalam membuat model dari

suatu sistem nyata (realitas). Bahasa yang disepakati dalam pemodelan

9

Page 26: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

10

bisa dalam bentuk bahasa alamiah (natural) seperti bahasa indonesia,

bahasa gambar, bahasa simbol, bahasa matematika, atau bahasa komputer.

Namun demikian, kebanyakan model untuk simulasi biasanya dalam

bentuk model komputer.

2.2.1. Jenis – Jenis Model

Model dapat direpresentasikan dalam berbagai cara,

tergantung tujuan dari studi. Berapa jenis model dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

a. Model Skala adalah model yang dibuat biasanya dengan

memperkecil skala dari aslinya. Misalnya : model mobil, model

pesawat terbang.

b. Model Piktorial (Visual Grafis) adalah model yang dibuat

dengan menggambar rancangan yang sebenarnya belum ada.

Misalnya : designer mengambar model baju.

c. Model Verbal adalah model yang penjelasannya dengan kata –

kata. Misalnya proses inflasi tergantung dari beberapa faktor

ekonomi makro.

d. Model Skematis adalah model yang melukiskan unsur – unsur

sistem dalam bentuk skema, petak – petak dan arus barang atau

informasi. Model dapat berupa diagram seperti : diagram blok,

DFD (data flow diagram).

e. Model Simbolik (Matematika) adalah model dalam persamaan

matematika, seperti : persamaan diferensial, persamaan logika.

Page 27: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

11

f. Model Komputer adalah model dalam bentuk program

komputer (source code) yang ditulis menggunakan bahasa

komputer tertentu seperti C.

Adapun jenis model yang dipakai dalam penulisan skripsi ini

adalah model komputer.

2.3. Definisi Jaringan Komputer

Jaringan komputer secara bahasa sederhana atau umum dapat

diartikan sebagai suatu komunikasi yang dilakukan oleh beberapa

komputer yang terhubung melalui perangkat keras jaringan ( Ethernet

Card, Token Ring, Modem dan Sebagainya ) atau bisa diartikan juga

sebagai kumpulan interkoneksi sejumlah komputer. Dua buah komputer

dapat dikatakan membentuk suatu jaringan bila keduanya dapat saling

berkomunikasi atau bertukar informasi. Bila sebuah jaringan sudah

terbentuk maka kemudahan – kemudahan pun akan didapatkan, seperti

dalam melakukan komunikasi data, menggunakan perangkat keluaran

( printer ) secara bersama – sama.(Sembiring, 2003)

Intranet adalah konsep jaringan lokal yang mengadopsi teknologi

Internet, diperkenalkan pada akhir tahun 1995. Intranet adalah jaringan

local yang menggunakan standar komunikasi dan segala fasilitas Internet,

diibaratkan berinternet dalam lingkungan lokal. Intranet umumnya juga

terkoneksi ke Internet sehingga memungkinkan pertukaran informasi dan

Page 28: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

12

data dengan jaringan Intranet lainnya (Internetworking) melalui backbone

Internet

Dalam sebuah jaringan komputer biasanya terhubung banyak

komputer ke sebuah atau beberapa server. Server adalah komputer yang

difungsikan sebagai "pelayan" pengiriman data dan atau penerimaan data

serta mengatur pengiriman dan penerimaan data diantara komputer-

komputer yang tersambung. Fungsi pelayanan ini dimungkin oleh adanya

penggunaan perangkat lunak khusus untuk server.

Secara fisik, jaringan komputer merupakan komputer yang

dihubungkan dengan kabel data. Ada beragam jenis kabel data yang dibuat

untuk penggunaan tertentu seperti kabel RJ-45 untuk didalam ruangan,

dapat juga mempergunakan kabel UTP.

2.3.1. Pengenalan Jaringan

Di dalam jaringan dikenal beberapa istilah seperti server

dan client dimana penulis menggunakan kedua istilah tersebut,

berikut ini adalah penjelasan dari ketiga istilah tersebut :

a. Server : Suatu komputer pada jaringan yang bertugas

menyediakan layanan, bermacam – macam jenis

layanan yang dapat diberikan kepada client.

Misalnya adalah pengaksesan berkas, peripheral,

database, dan lain sebagainya.

b. Client : Sebuah terminal yang menggunakan layanan

tersebut

Page 29: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

13

2.3.2. Komponen Jaringan

Untuk membangun sebuah jaringan intranet ada hal utama

yang harus tersedia, yaitu komponen perangkat keras (hardware)

jaringan.(Herlambang, dkk, 2002).

Ada 3 kategori utama perangkat keras yang penulis gunakan untuk

membangun sebuah jaringan :

a. Server

Server adalah komputer induk yang bertugas mengontrol

aktivitas jaringan, melayani pemakai, dan menyediakan data

untuk dapat diproses dari workstation.

b. Workstation

Workstation atau client adalah komputer yang terhubung dalam

jaringan yang tugasnya memproses data yang berada pada

server dan juga dapat menggunakan aplikasi yang berada pada

server.

c. Media Komunikasi Jaringan

Untuk menghubungkan dua komputer atau lebih, baik pada

Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network

(MAN), dan Wide Area Network (WAN), diperlukan media

komunikasi jaringan.

Page 30: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

14

Beberapa media komunikasi jaringan ini antara lain adalah

sebagai berikut :

a. Kabel

Saat ini kebanyakan Local Area Network menggunakan media

komunikasi meskipun sudah tersedia media komunikasi jaringan

tanpa kabel (wireless) karena biaya menggunakan jaringan kabel

jauh lebih murah dibandingkan dengan jaringan tanpa kabel.

Kabel yang dipakai antara lain :

1. Kabel Unshield Twisted Pair (UTP)

Kabel Unshield Twsted Pair (UTP atau kabel jalinan ganda)

adalah kabel yang terdiri dari 8 buah kabel yang berlainan

warnanya. Warna pada kabel ini dijadikan sebagai standar

untuk menggurutkan susunan kabel sebelum dipasang pada

konektor. Konektor yang digunakan adalah konektor RJ-45.

Ada dua cara untuk memasang kabel UTP ke konektor RJ-45,

cara ini harus disesuaikan tujuannya, yaitu straight digunakan

untuk menghubungkan komputer ke hub atau switch dan

crosssover yang digunakan untuk menghubungkan 2 buah

komputer.

b. Konektor

Konektor adalah alat penghubung kabel ke network interface

card atau Local Area Network card. Setiap kabel berlainan

konektornya. Kabel UTP menggunakan konektor RJ-45.

Page 31: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

15

c. Network Interface Card (NIC)

Suatu Hardware yang digunakan untuk menghubungkan dua

komputer atau lebih. Pada saat ini terdapat 2 tipe Local Area

Network Card, yaitu PCI dan ISA. Komponen ini harus dipasang

pada slot motherboard dan juga harus disesuaikan tipenya.

2.3.3. Tipe Jaringan

Berdasarkan pada pengoperasian suatu jaringan, terdapat

dua tipe jaringan :

1. Tipe Client Server

Pada tipe jaringan client server, semua komputer yang terhubung

dalam jaringan dikontrol oleh komputer server, karena kontrol

pada jaringan dikendalikan server, pada tipe jaringan ini server

berfungsi memberikan layanan yang diperlukan oleh client,

sedangkan client hanya berfungsi menerima layanan dari server.

Pada tipe jaringan client server, semua data terpusat hanya pada

server.

2. Tipe Peer to Peer

Tipe jaringan peer to peer tidak memerlukan server khusus yang

bertugas untuk mengontrol komputer pada jaringan karena setiap

komputer bisa berfungsi sebagai server maupun client. Pada tipe

ini setiap komputer bisa memberikan layanan dan menerima

layanan.

Page 32: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

16

Tipe jaringan yang penulis terapkan pada simulasi lampu

gedung melalui intranet ini adalah Client Server.

2.3.4. Topologi Jaringan

Konfigurasi yang digunakan untuk membentuk jaringan

secara fisik disebut topologi jaringan. Jaringan dapat mempunyai

berbagai konfigurasi logis atau fisik. Namun demikian, tanpa melihat

bagaimana cara diimplementasikan, jaringan dapat dimasukan ke

dalam kategori umum di bawah ini. Topologi jaringan yang paling

umum adalah :

1. Topologi Ring

Jaringan dengan topologi ring ini mirip topologi bus hanya ujung

– ujungnya saling berhubungan membentuk suatu lingkaran

seperti tampak pada gambar 2.1. Pada lingkaran tertutup ini,

sejumlah komputer dihubungkan ke lingkaran tersebut.

Gambar 2.1. Topologi Ring

Page 33: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

17

2. Topologi Bus

Topologi Bus menghubungkan peralatan jaringan ke kabel tunggal

yang berjalan sepanjang jaringan. Dalam topologi bus, semua node

pada bus mempunyai kontrol yang sama. Satu ujung bus merupakan

head. Ujung head mengembalikan pesan ke dalam bus yang berjalan

pada arah berlawanan.

Gambar 2.2. Topologi Bus

3. Topologi Star

Dengan topologi star (bintang) ini, semua komputer dihubungkan ke

suatu hub seperti pada gambar 2.3. peralatan ini berfungsi ini sebagai

pengontrol seluruh komputer yang terhubung dalam jaringan. Pada

jaringan ini, lokasi sentral menerima pesan dari node pengiriman dan

menjalankannya ke node tujuan.

Gambar 2.3. Topologi Star

Page 34: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

18

4. Topologi Daisy – Chain

Merupakan peralihan dari topologi Bus dan topologi Ring, yaitu tiap

simpul terhubung langsung ke dua simpul lain melalui segmen kabel,

tetapi segmen membentuk saluran, bukan lingkaran utuh.

Gambar 2.4. Topologi Daisy – Chain

2.4. Model Referensi TCP/IP

TCP/IP adalah singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet

Protocol. Meskipun TCP/IP baru-baru ini saja menjadi protokol standard,

namun umumnya telah lebih dari 20 tahun, digunakan pertama kali untuk

menghubungkan komputer-komputer pemerintah (USA) dan sekarang telah

menjadi dasar bagi internet, jaringan terbesar dari jaringan komputer di

seluruh dunia. Pada saat ini, TCP/IP memiliki keunggulan sehubungan

dengan kompatibilitasnya dengan beragam perangkat keras dan sistem

operasi (Onno, 1999).

Tugas utama TCP adalah menerima pesan elektronik dengan panjang

sembarang dan membaginya ke dalam bagian-bagian, maka perangkat lunak

yang mengontrol komunikasi jaringan dapat mengirim tiap bagian dan

menyerahkan ke prosedur pemeriksaan bagian demi bagian. Apabila suatu

Page 35: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

19

bagian mengalami kerusakan selama transmisi, maka program pengirim

hanya perlu mengulang transmisi bagian itu dan tidak perlu mengulang

transmisi bagian itu dan tidak perlu mengulang dari awal.

TCP/IP adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan

fungsi-fungsi komunikasi data pada Wide Area Network (WAN), TCP

kepanjangan dari transmission-control-protocol dan IP kepanjangan dari

internetprotocol. Kedua protokol tersebut terpakai untuk menyatakan

sekelompok protokol TCP dan IP seperti user-datagram-protocol (UDP),

file transfer protocol (FTP),terminal-emulation-protocol (TELNET), dan

lain-lain.

TCP/IP merupakan hasil riset dan pengembangan protokol pada

percobaan jaringan packet-switched yang ditemukan oleh defense-advance-

research-project agency (DARPA) dengan nama ARPAnet pada tahun

1970, yang kemudian secara umum disebut protokol TCP/IP. Dalam

mempelajari arsitektur protokol ini maka konsep layer (lapisan) yang

termasuk keluarga TCP/IP masih diperlukan, karena berhubungan dengan

elemen didalam protokol lain yang dipakai pada aplikasi TCP/IP.

Page 36: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

20

Berikut merupakan model empat layer TCP/IP terlihat pada gambar di

bawah.

Application Layer

Transport Layer

Gambar 2.5 Diagram Model Empat Layer TCP/IP

Untuk mengoperasikan jaringan maka diperlukan sekumpulan standar

tentang tata cara yang diikuti semua peralatan agar dapat saling

berkomunikasi dan bekerjasama, sekumpulan standar inilah yang disebut

protokol yang dapat menyediakan berbagai fungsi komunikasi pada

jaringan.

Applications menggunakan network-protocol yang dipakai sebagai

dasar untuk berkomunikasi pada saat network-application berjalan pada

jaringan selanjutnya network-protocol menggunakan physical-connections

untuk mengirim data.

Dalam memberikan gambaran jarrringan beroperasi yang merupakan

gabungan elemen physical-connections protocols dan applications berada

Internet Layer

Network Internet Layer

TCP/IP Stack

Jaringan Fisik

Page 37: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

21

pada level teratas dan physical connections berada paling bawah, maka

protocol menjadi jembatan diantara keduanya.

2.4.1. World Wide Web (WWW)

Pada awalnya internet adalah sebuah proyek yang

dimaksudkan untuk menghubungkan para ilmuwan dan peneliti di

Amerika, namun saat ini telah tumbuh menjadi media komunikasi

global yang dipakai semua orang dimuka bumi. Pertumbuhan ini

membawa beberapa masalah penting mendasar, di antaranya

kenyataan bahwa Internet tidak diciptakan pada jaman Graphical

User Interface (GUI) seperti saat ini.

Internet dimulai pada masa dimana orang masih

menggunakan alat-alat akses yang tidak user-friendly yaitu terminal

dengan berbasis teks serta perintah-perintah command line yang

panjang-panjang serta susah diingat, sangat berbeda dengan apa

yang ada pada saat ini yang hanya mengklikkan tombol mouse pada

layar grafik berwarna. Popularitas Internet mulai berkembang pesat

setelah standar baru diperkenalkan kepada masyarakat yaitu HTTP

(Hypertext Transfer Protocol) dan HTML (Hypertext Markup

Language) sehingga pengaksesan Internet melalui protocol TCP/IP

menjadi lebih mudah dari sebelumnya. Dengan standar baru tersebut

maka informasi di Internet dapat disajikan secara visual dan lebih

menarik. Pemunculan HTTP dan HTML membuat orang mengenal

istilah baru dalam dunia Internet yang sangat popular yang

Page 38: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

22

diidentikkan dengan Internet itu sendiri yaitu World Wide Web

(WWW) atau Web.

2.4.2 Browser Web

Browser Web mempunyai tugas untuk menterjemahkan

informasi yang diterima dari server Web dan menampilkan pada

layar komputer pengguna. Umumnya Browser Web menerima data

dalam bentuk HTML, File HTML yang merupakan file teks biasa

yang selain berisi informasi yang hendak ditampilkan kepada user,

juga memiliki perintah-perintah untuk mengatur tampilan data-data

tersebut. Browser kemudian menerjemahkan perintah-perintah

tersebut. Meskipun sudah dibuat untuk menstandarkan format dan

elemen HTML, setiap jenis Browser bisa saja menerjemahkan file

HTML yang sama secara berbeda. Browser-browser Web yang

modern seperti sekarang ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang

mendukung tampilan multimedia berupa audio, animasi 3 dimensi

dan video. Perangkat lunak Browser Web yang populer sampai saat

ini adalah Mozilla Firefox, Netscape Navigator dan Microsoft

Internet Explorer.

2.4.3 Server Web

Server Web pada dasarnya adalah perangkat lunak khusus

yang bertugas melayani permintaan-permintaan dari Browser Web

akan dokumen-dokumen yang tersimpan di dalam server Web

tersebut. Beberapa perangkat lunak server Web memiliki fasilitas

Page 39: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

23

seperti server-side programming, security protocol dan lain

sebagainya. (Sembiring, 2003)

Perangkat lunak server Web yang ada sekarang tersedia untuk

dapat dijalankan pada berbagai platform dan lingkungan sistem

operasi. Diantaranya adalah sebagai berikut : Apache (UNIX),

Microsoft Internet Information Server (Microsoft Windows),

Netscape Fast Track dan banyak yang lainnya. Meskipun banyak

macam server Web yang tersedia akan tetapi secara fungsional

adalah sama yaitu untuk melayani permintaan-permintaan dari

Browser Web.

2.5 Linux

2.5.1 Pengenalan Linux

Linux dibaca sebagai "lainaks" atau "linaks", orang Indonesia

menyebutnya sebagai "linuks". Linux adalah salah satu "Sistem

Operasi" yang merupakan implementasi yang meniru Unix untuk

komputer "mikro". Unix adalah sistem operasi yang diciptakan oleh

Ken Thompson, Dennis Ritchie, dan Brian Kernighan pada tahun

1969, ketika diminta untuk menulis suatu sistem operasi yang akan

digunakan oleh komputer PDP-7. Unix didasarkan pada sistem

operasi MULTICS (MULTiplexed Information and Computing

System) sehingga mula-mula disebut UNICS (UNIplexed

Page 40: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

24

Information and Computing System), kemudian nama ini

dipopulerkan sebagai unix . (Wahyono, 2006)

Unix adalah produk komersial, lisensinya untuk komputer

mikro bisa berharga ratusan hingga ribuan dollar US, oleh sebab itu

diciptakan berbagai tiruan Unix agar bisa diperoleh dengan biaya

lebih murah. Salah satu versi-nya adalah minix yang ditulis oleh

Andy Tanenbaum untuk komputer berbasis 80386. Pada tanggal 5

Oktober 1991, Linus Benedict Torvalds, seorang mahasiswa

University of Helsinki di Finlandia, mengumumkan pada newsgroup

(comp.os.minix) bahwa dia telah berhasil menciptakan sebuah sistem

operasi mirip unix yang sangat sederhana, yang diberi nama linux.

Linux sendiri mulai dibuat oleh Linus B. Torvalds disekitar

tahun 1989. Sistem operasi baru ini kemudian mendapat perhatian

para programmer dipenjuru dunia melalui bulletin boards, e-mail,

dan sebagainya. Para programmer ini mengembangkan linux dengan

menambahkan berbagai modul. Pengembangan linux didasarkan

pada BSD UNIX System V dari Universitas California. Hak cipta

linux dipegang oleh GNU General Public License (GPL). Suatu

badan yang mengatur distribusi Freeware. GPL membolehkan

distribusi linux secara gratis asalkan "source code-nya" disertakan.

Linux adalah suatu sistem operasi yang bersifat multi user dan

multi tasking, yang dapat berjalan di berbagai platform termasuk

processor Intel 386 maupun yang lebih tinggi. Linux dapat

Page 41: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

25

berinteroperasi secara baik dengan sistem operasi yang lain,

termasuk Apple, Microsoft dan Novell. Nama linux sendiri

diturunkan dari pencipta awalnya Linus B. Torvalds, yang

sebetulnya mengacu pada suatu kumpulan software lengkap yang

bersama-sama dengan kernel menyusun suatu sistem operasi yang

lengkap. Lingkungan sistem operasi ini mencakup ratusan program,

termasuk compiler, interpreter, editor dan utilitas.

Kelompok pengembang yang tersebar di seluruh dunia yang

telah bekerja dan menjadikan linux portabel ke suatu platform baru,

begitu juga mendukung komunitas pengguna yang memiliki beragam

kebutuhan dan juga pengguna dapat turut serta bertindak sebagai tim

pengembang sendiri.

2.5.2. Perbedaan Mendasar Linux

Satu hal yang membedakan Linux terhadap sistem operasi

lainnya adalah Hak Cipta (Copyright) dan harganya. Linux ini lebih

murah dan dapat diperbanyak serta didistribusikan kembali tanpa

harus membayar fee atau royalti kepada seseorang. Tetapi ada hal

lain yang lebih utama selain pertimbangan harga yaitu mengenai

source code. (Ardiansyah.dkk, 2002)

Source code linux tersedia bagi semua orang sehingga setiap

orang dapat terlibat langsung dalam pengembangannya. Kebebasan

ini telah memungkinkan para vendor perangkat keras membuat

driver untuk device tertentu tanpa harus mendapatkan lisensi source

Page 42: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

26

code yang mahal atau menandatangani Non Disclosure Agreement

(NDA). Dan itu juga telah menyediakan kemungkinan bagi setiap

orang untuk melihat ke dalam suatu sistem operasi yang nyata dan

berkualitas komersial.

Karena linux itu tersedia secara bebas di internet, berbagai

vendor telah membuat suatu paket distribusi yang dapat dianggap

sebagai versi kemasan linux. Paket ini termasuk lingkungan Linux

lengkap, perangkat lunak untuk instalasi dan mungkin termasuk

perangkat lunak khusus dan dukungan khusus.

2.5.3. Kelebihan Linux

Di sini akan dijelaskan beberapa kelebihan dari sistem operasi

linux dibandingkan dengan sistem operasi yang lain. Dan berikut ini

adalah beberapa fakta dari hal-hal yang menguntungkan dengan

menggunakan program dan file-file linux:

1. Pada dasarnya semua data tersimpan di dalam hardisk walau ada

beberapa kondisi dimana data tersimpan di disket. linux

memberikan beberapa proses spesial dimana terminal, printer dan

device hardware lainnya dapat diakses seperti kita mengakses file

yang tersimpan dalam hardisk atau disket.

2. Ketika program dijalankan, program tersebut dijalankan dari

hardisk ke dalam RAM dan setelah dijalankan akan dinamakan

sebagai proses.

Page 43: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

27

3. Linux menyediakan servis untuk membuat, memodifikasi

program, proses dan file.

4. Linux mendukung struktur file yang bersifat hirarki.

5. Linux adalah salah satu sistem operasi yang termasuk ke dalam

kelas sistem operasi yang dapat melakukan multitasking.

Multitasking sendiri adalah keadaan dimana suatu sistem operasi

dapat melakukan banyak kerjaan pada saat yang bersamaan.

6. Selain multitasking, linux juga dapat mendukung multiuser. Yaitu

sistem operasi yang pada saat bersamaan dapat digunakan oleh

lebih dari satu user yang masuk ke dalam sistem. Bahkan untuk

linux juga mendukung untuk multiconsole dimana pada saat

bersamaan di depan computer langsung tanpa harus melalui

jaringan dan memungkinkan lebih dari satu user masuk ke dalam

sistem.

2.5.4. Bagian Sistem Operasi Linux

Sistem Operasi linux terdiri dari kernel, program sistem dan

beberapa program aplikasi. Kernel merupakan inti dari sistem

operasi yang mengatur penggunaan memori, piranti masukan

keluaran, proses-proses, pemakaian file pada file system dan lain-

lain. Kernel juga menyediakan sekumpulan layanan yang digunakan

untuk mengakses kernel yang disebut system call. System call ini

digunakan untuk mengimplementasikan berbagai layanan yang

dibutuhkan oleh sistem operasi. Program sistem dan semua program-

Page 44: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

28

program lainnya yang berjalan di atas kernel disebut user mode.

Perbedaan mendasar antara program sistem dan program aplikasi

adalah program sistem dibutuhkan agar suatu sistem operasi dapat

berjalan sedangkan program aplikasi adalah program yang

dibutuhkan untuk menjalankan suatu aplikasi tertentu. Contoh :

daemon merupakan program sistem dan pengolah kata (word

processor) merupakan program aplikasi.

2.6. Antarmuka (Interface)

Interface atau antarmuka adalah rangkaian yang bertugas

menyesuaikan kerja dari piranti peripheral yang sesuai dengan cara kerja

komputer itu sendiri. Rangkaian ini diperlukan karena besarnya (tegangan,

arus, daya dan kecepatan proses) piranti peripheral kebanyakan tidak sesuai

dengan peripheral input-output device, maka besaran ini harus disesuaikan

dengan bantuan interface.

Untuk menghubungkan piranti peripheral seperti relay, motor,

indicator, sensor, catu daya, IC, yang dapat diprogram, pembangkit

frekuensi dan lain-lain ini perlu interface. Pengertian interface sendiri adalah

rangkaian elektronik yang digunakan untuk menghubungkan antara dua

sistem, agar sistem tersebut bisa berkomunikasi atau proses handshaking.

Dengan bantuan interface komputer dapat digunakan sebagai pemberi dan

penerima sinyal dari rangkaian yang akan dikontrol. (Raharjo, dkk, 2006)

Page 45: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

29

Interface (sistem antarmuka) digunakan untuk dialog antara processor

dengan peralatan peripheral. Interface yang digunakan sebagai penghubung

antara rangkaian adalah port parallel atau disebut juga dengan port printer.

Peralatan ini dibuat untuk pengaturan dari berbagai peralatan, dimana

dibutuhkan suatu rangkaian sebagai perantara antara komputer dengan

peralatan yang akan dikontrol. Untuk menghubungkan antara komputer

dengan rangkaian driver, maka digunakan interface, sehingga nantinya

interface akan meneruskan perintah dari komputer untuk rangkaian driver.

2.6.1. Dasar-dasar Port Parallel

Port parallel merupakan salah satu interface yang ada dari

beberapa jenis interface. Port parallel sudah disediakan sebagai

alternatif port serial untuk pengiriman data ke printer yang

teknologinya cepat berkembang. Port parallel printer mempunyai

kemampuan mengirim 8 bit data sedangkan port serial hanya dapat

mengirim 1 bit data dalam waktu yang bersamaan. (Sutadi, 2002)

Dengan cepat berkembangnya teknologi komputer, kebutuhan

untuk hubungan external pun bertambah, port parallel kemudian

menjadi alat yang dapat dihubungkan kebanyakan peripheral device

yang fungsinya sebagai pengontrol dan penerima input dari eksternal

device.

Konektor yang digunakan pada port printer adalah DB-25

dengan jumlah pin 25 buah, masing-masing nomor pin dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

Page 46: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

30

Gambar 2.6. Female Port Connector DB-25

Pin-pin port printer merupakan pintu komunikasi dua arah, dari

komputer ke eksternal peripheral dan sebaliknya dari internal

peripheral. Nama-nama sinyal yang terdapat pada pin konektor DB-

25 port printer tersebut adalah:

Tabel 2.1 Tabel Signal pada Port Printer

Nomor Pin Nama Sinyal Input/Output

1 Strobe Input/Output 2 Data 0 Input/Output 3 Data 1 Input/Output 4 Data 2 Input/Output 5 Data 3 Input/Output 6 Data 4 Input/Output 7 Data 5 Input/Output 8 Data 6 Input/Output 9 Data 7 Input/Output 10 Ack Input 11 Busy Input 12 Paper Empty Input 13 Select Input 14 Auto Feed Output 15 Error Input 16 Initialize Printer Output 17 Select Input Output

18-25 Ground -

Nama sinyal-sinyal tersebut pada tabel pada dasarnya

dirancang untuk printer merupakan nama yang mengacu pada alat

Page 47: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

31

pencetak, akan tetapi port printer sebagai mana yang penulis

sampaikan pada bab terdahulu mempunyai kemampuan untuk

pengontrolan terhadap peripheral yang sangat baik, setidak-tidaknya

tersedia 8 input/output dan 5 input, serta 4 output tambahan untuk

proses pengontrolan.

2.6.2. Port Parallel DB-25

Paralel Port (DB-25 female) yang sering kita jumpai pada

belakang CPU (Central Processing Unit), yang sering kita gunakan

sebagai interface antara printer dengan CPU. Paralel Por interface

yaitu rangkaian yang bertugas menyesuaikan kerja dari piranti

peripheral yang sesuai dengan cara kerja komputer itu sendiri.

(Sutadi, 2002).

Pada saat komputer pertama kali dihidupkan BIOS (Basic

Input/Output System) menetapkan jumlah port yang ada dan

menentukan alamat port untuk LPT0, LPT1, LPT2. Setiap port

parallel standard IEEE 1284 terdiri atas tiga port address: data port,

status port dan control port yang membentuk hubungan dua arah

(bidirectional) dari dan ke printer. Data port yang biasanya terdapat

pada IBM PC compatible adalah:

Page 48: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

32

Tabel 2.2. Tabel Address Port Printer

Printer Data Port Status Control

LPT 0 0x3BC 0x3BD 0x3BE

LPT 1 0x378 0x379 0x37A

LPT 2 0x278 0x279 0x27A

Tetapi pengalamatan dasar port parallel (BASE) pada linux

adalah 0x3bc untuk file /dev/lp0, 0x378 untuk file /dev/lp1,

dan 0x278 untuk file /dev/lp2.

2.6.3. Sensor Cahaya

Terdapat banyak peranti yang dapat digunakan sebagai

sensor cahaya antara lain fotoresistor, fotodioda, dan fototransistor.

Berdasarkan panjang gelombangnya sensor cahaya diklasifikasikan

menjadi sensor inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet.

Sensor cahaya mempunyai banyak kegunaan pada sistem

otomasi. Beberapa contohnya antara lain deteksi kertas pada

printer, penentuan banyaknya lampu yang dibutuhkan suatu

ruangan, dan penentuan nyala lampu blitz pada kamera.

Pada skripsi disini penulis menggunakan sensor fotodioda

sebagai sensor cahaya yang berguna untuk mengetahui keadaan

lampu hidup atau mati. Fotodioaada adalah satu alat yang dibuat

untuk berfungsi paling baik berdasarkan kepekaannya terhadap

Page 49: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

33

cahaya. Makin kuat cahayanya, makin banyak pula jumlah

pasangan elektron dan makin besar pula arus baliknya. (Adi

Nugroho Agung, http://www.ikhsanpratama.wordpress.com=

sensor cahaya : 2010)

2.7. Sistem Kendali

Karya manusia yang dapat dikategorikan sebagai mesin-mesin adalah

mekanisme yang dikontrol, terdiri atas bagian-bagian yang terpasang mati

dan bagian-bagian yang dapat bergerak untuk melaksanakan pengubahan

gaya, gerak atau listrik agar menghasilkan suatu usaha, yang keseluruhan

sifatnya terkontrol.

Baik itu dikontrol langsung oleh manusia sebagai operator maupun

yang terkontrol secara otomatis berdasarkan rancangan kerja suatu alat

tertentu. Tujuan pengontrolan/pengendalian adalah untuk menciptakan hasil

kerja yang optimal, sesuai dengan output yang diharapkan dan

meminimalkan kesalahan.

Sedangkan untuk fungsi kendali itu sendiri meliputi :

1. Menerima input dan output referensi (sesuai dengan tingkah laku sistem

yang diinginkan).

2. Menerima informasi output melalui elemen baik dan membandingkan

dengan output mengambil suatu keputusan melalui perhitungan-

perhitungan yang cukup rumit.

Page 50: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

34

Dilihat dari prinsipnya, fungsi dasar suatu kendali adalah mencakup

operasi pengukuran, perbandingan, perhitungan dan koreksi. Dimana

pengukuran merupakan operasi otomatisasi penafsiran mengenal suatu

proses dikontrol oleh sistem. Perbandingan merupakan pengujian kesetaraan

antara nilai yang diukur dengan yang diharapkan.

Perhitungan akan memberikan keyakinan yang menunjukkan seberapa

besar perbedaan antara nilai yang diukur dengan nilai yang diharapkan.

Sedangkan koreksi merupakan penentu langkah pengaturan untuk

mengurangi perbedaan antara hasil yang diukur dengan nilai yang

diharapkan kendali dapat disebut sebagai prosedur yang bisa mempunyai

pengaruh terhadap hasil akhir suatu proses atau operasi.

Kendali terhadap waktu atau respon merupakan variabel yang

tergantung jenis aplikasi merupakan faktor yang cukup berarti yang

mempunyai pengaruh langsung terhadap keefektifan hasil akhir. Sistem

kontrol berdasarkan cara kerjanya dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu

sistem kontrol loop terbuka dan sistem kontrol loop tertutup.

2.7.1. Sistem Kontrol Terbuka (Open Loop)

Sistem yang keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap

aksi kontrol disebut dengan sistem kontrol terbuka (open loop).

Dengan kata lain, sistem kontrol terbuka (open loop) keluarannya

tidak dapat dipergunakan sebagai perbandingan umpan balik dengan

masukan. Dalam suatu sistem kontrol terbuka (open loop), keluaran

tidak dapat dibandingkan dengan masukan acuan. Jadi untuk tiap

Page 51: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

35

masukan acuan berhubungan dengan kondisi operasi tertentu,

sebagai akibat ketepatan dari sistem tergantung kepada kalibrasi.

Pengontrol Sistem

Pengontrol Input Output

Gambar 2.7. Diagram Sistem Kontrol Terbuka (Open Loop)

2.7.2. Sistem Kontrol Tertutup (Close Loop)

Sistem yang mempertahankan hubungan yang ditentukan antara

keluaran dan beberapa masukan acuan, dengan membandingkan

mereka dan dengan menggunakan perbedaan sebagai alat kontrol

dinamakan sistem kontrol umpan balik yang sering kali disebut

sebagai Sistem Kontrol Tertutup (Close Loop).

Pada Sistem Kontrol Tertutup (Close Loop), semi kesalahan yang

bekerja, yaitu perbedaan antara sinyal masukan dan sinyal umpat

balik (yang mungkin sinyal keluarannya sendiri atau fungsi dari

sinyal keluaran dan turunannya), disajikan ke controller sedemikian

rupa untuk mengurangi kesalahan dan membawa keluaran sistem ke

nilai yang dikehendaki. Istilah Sistem Kontrol Tertutup (Close

Loop)selalu berarti penggunaan aksi kontrol umpan balik untuk

mengurangi kesalahan sistem.

Suatu kelebihan dari Sistem Kontrol Tertutup (Close Loop)

adalah penggunaan umpan balik yang membuat respon sistem relatif

Page 52: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

36

kurang peka terhadap gangguan external dan perubahan internal pada

parameter sistem.

Pengontrol Sistem

Pengontrol

Umpan Balik

OutputInput

Gambar 2.8. Diagram Sistem Kontrol Tertutup (Close Loop)

2.8. Profesional Home Page (PHP)

PHP adalah salah satu bahasa pemrograman di Internet. PHP bersifat

cepat, gratis dan murah (free), selain itu PHP mendukung penggunaan

database seperti MySQL, PostgreSQL, mSQL, Oracle etc. Untuk dapat

menjalankan PHP melalui browser, maka anda diharuskan terlebih dahulu

meng-install web server ( misalnya Apache, PWS, IIS ) lalu menginstall

PHP. (Sutarman, 2003)

2.8.1. Dasar-Dasar PHP

Pada sub bab ini akan masuk lebih jauh tentang PHP.

Untuk mulai menulis sebuah halaman php, perlu diketahui

beberapa hal, seperti variabel dan konstanta, percabangan,

perulangan dan lainnya. Berikut ini dijelaskan dasar-dasar untuk

menulis sebuah halaman PHP. PHP dijalankan dalam file

berekstensi *.php, *.php3 atau *.phtml, itu tergantung dengan

Page 53: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

37

setting-an PHP anda, tetapi secara umum ekstensi file PHP adalah

*.php. (Hakim, dkk, 2003)

Kode PHP dapat menyatu dengan tag-tag HTML dalam

satu file atau disebut embedded. Kode PHP diawali dengan tag <?

atau <?php dan ditutup dengan ?>

Contoh :

<?php phpinfo(); ?>

Struktur penulisan dalam PHP, sama seperti dalam bahasa C,

yaitu setiap pernyataan diakhiri oleh semicolon (;) dan bersifat case

sensitive untuk penulisan nama variabel. Cara penulisan komentar

dalam PHP juga sama dengan bahasa C.

Contoh :

<?php $nama = “Komunitas Underground”; // memberikan komentar pada satu baris $NAMA = “KOMITEK”; /* daerah komentar */ print “$nama = variable menggunakan huruf kecil.<br>”; print “$NAMA = variable menggunakan huruf besar.”; ?>

2.8.2. Tipe Data PHP

PHP mempunyai lima macam tipe data, yaitu :

1. Integer

2. Float/double atau bilangan pecahan

3. String

4. Array

5. Class dan Object

Page 54: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

38

1. Integer

Yang termasuk dalam tipe data ini adalah bilangan bulat (tidak

pakai koma).

contoh :

//Tipe data integer $umur = 25; $nilai = 90;

pernyataan seperti $umur = 25; disebut pernyataan

penugasan. Dalam contoh tersebut maksudnya adalah

memberikan nilai 25 ke variabel $umur.

2. Float/double atau bilangan pecahan

Disebut juga bilangan pecahan. Terdapat tanda titik yang

merupakan pemisah antara bagian bulat dan pecahan.

Contoh :

/* Tipe data Floating/Double*/ $harga = 2500.00; $nilai = 89.45;

3. Strings

Kumpulan huruf ataupun kata

Contoh :

// Tipe data strings $nama = ”Irvan Febriansyah”; $umur = ”24 Tahun”;

4. Array

Array adalah kumpulan beberapa data yang disimpan dalam

satu variabel. Jadi, berbeda dengan variabel sebelumnya yang

Page 55: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

39

hanya menyimpan satu nilai saja, array dapat menampung lebih

dari satu nilai.

Contoh :

/*Tipe data array */ $nama[0]= ”irvan”; $nama[1]= ”febrinasyah”; echo =”Nama Saya = $nama[0] $nama[1]”; hasilnya: Nama Saya = irvan febriansyah

5. Class dan Object

Class adalah definisi (cara menggambarkan) suatu benda.

Object adalah benda nyata yang ada dalam session, Object

merupakan instance dari class.

Tiap object memiliki nilai yang berbeda-beda untuk masing-

masing properties. Hal ini juga sering dikatakan object

memiliki state yang berbeda satu dengan lainnya.

Contoh :

/*Tipe data class & object*/ Class bikin_program{ Function bikin(){ return ”Kuasai bahasa pemprogramman dengan serius”; }

} $obj= new bikin_program;

echo ”syarat menjadi programmer adalah”.$obj->bikin();

2.8.3. Deklarasi variabel

Variabel akan sangat berguna dalam PHP, terutama karena kita

tahu PHP banyak digunakan untuk menampilkan halaman hompej

yang dinamis, yang cerdas, yang mampu merespons keinginan

Page 56: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

40

pengunjungnya. Dalam PHP penamaan variabel harus memenuhi

beberapa aturan (Siswoutamo, 2005), yaitu:

1. Diawali dengan tanda $. Sebenarnya tanda $ sendiri tidak

termasuk nama dari variabel ini, tetapi hanya sekedar

memberitahukan bahwa apa yang anda tulis adalah variabel.

Jadi $ini adalah variabel, dan "ini" bukan variabel.

2. Setelah tanda $, variabel harus diawali dengan huruf. Tidak

boleh memulai variabel dengan angka, atau tanda baca lainnya.

Sebagai contoh $3tidakvalid bukanlah penamaan variabel

yang dibenarkan.

3. Nama variabel hanya terdiri dari huruf, angka dan tanda garis

bawah (_). Jadi nama seperti $boleh_dong dibenarkan, dan

nama seperti $apa_liat-liat tidak dibenarkan.

4. Tidak dibenarkan memberikan nama variabel dengan sesuatu

(perintah, dan lain-lain) yang sudah ada dan memiliki fungsi

tertentu. Misalnya anda tidak dibenarkan menamakan variabel

anda dengan $print.

5. Penamaan variabel pada PHP case sensitive, artinya huruf besar

dibedakan dengan huruf kecil. Contohnya variabel $ini tidak

sama dengan variabel $iNi.

Contoh penggunaan variabel dalam script PHP adalah sebagai

berikut :

Page 57: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

41

<? php $keadaan = "saya bingung tentang PHP"; print ("Sebelum membaca skripsi ini $keadaan"); print ("<p>"); $keadaan = "saya mahir PHP"; print ("Setelah membaca skripsi ini $keadaan"); ?>

Dapat dilihat pada kode di atas diberi nama variabel $keadaan.

Kemudian variabel itu diisi dengan kata "saya bingung

tentang PHP" dan ditampilkan hasilnya menggunakan

perintah print. Di sini perlu diperhatikan bahwa saat melakukan

perintah print, variabel tidak diapit oleh tanda petik maupun

koma di atas.

Kemudian berikutnya isi variabel $keadaan di ubah dengan

memasukkan kata "saya mahir PHP", dan kembali saya

menampilkan variabel itu dengan perintah print.

2.8.4. Operator dalam PHP

Operator merupakan suatu simbol yang dipakai untuk

memanipulasi data, seperti perkalian, penjumlahan, pengurangan,

pembagian.

a. Operator Aritmatika

1. Aritmatika ^ Pangkat

2. Aritmatika – Negasi

3. Aritmatika * , / , \ Perkalian, pembagian, pembagian

Integer Aritmatika Mod Sisa pembagian

4. Aritmatika + , - Penjumlahan, Pengurangan

Page 58: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

42

5. Concatenation & Penggabungan string

6. Pembanding = Sama dengan

7. Pembanding <> Tidak sama dengan

8. Pembanding < Kecil dari

9. Pembanding > Besar dari

10. Pembanding <= Kecil dari atau sama dengan

11. Pembanding >= Besar dari atau sama dengan

12. Pembanding Is Adalah

13. Logika Not Logika Not

14. Logika And Logika And

15. Logika Or Logika Or

16. Logika Xor Logika Xor

17. Logika Eqv Logika Eqv

18. Logika Imp Logika Imp

2.8.5. Pengulangan dengan while dan for

Pengulangan sangat penting untuk membuat sekumpulan

statement dilakukan secara berulang kali. PHP juga menyediakan

fasilitas untuk pengulangan yaitu while dan for sebagai berikut:

1. While <? $count = 1; while ($count <=3) { print ("Baris nomer $count<br>"); $count = $count + 1; } ?>

Page 59: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

43

Jika script di atas dijalankan maka akan muncul tampilan

seperti di bawah ini.

Baris nomer 1

Baris nomer 2

Baris nomer 3

Pengulangan tersebut akan terus dijalankan selama nilai

$count lebih kecil atau sama dengan 3.

2. For

<? for ($count = 1; $count <= 3; $count++) { print ("Ini adalah baris ke-$count <br>"); } ?> Jika script di atas dijalankan maka akan muncul tampilan

seperti di bawah ini.

Ini adalah baris ke-1

Ini adalah baris ke-2

Ini adalah baris ke-3

Pada saat baris pengulangan (yang dimulai dari for ($count

= 1; $count <= 3; $count++)) dijalankan untuk pertama

kali, maka nilai $count adalah 1.

Page 60: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

44

2.9. Bahasa C

Bahasa pemrograman adalah suatu kumpulan kata (perintah) yang

siap digunakan untuk menulis suatu kode program sehingga kode – kode

program yang kita tulis tersebut akan dapat dikenali oleh kompilator.

(Utami, dkk, 2004)

Bahasa C merupakan salah satu contoh bahasa tingkat tinggi proses

untuk merubah dari bentuk bahasa tingkat tinggi ke tingkat rendah dalam

bahasa pemrograman ada dua tipe, yakni interpreter dan compiler.

Interpreter membaca program berbahasa tingkat tinggi kemudian

mengeksekusi program tersebut seperti gambar pada berikut:

Gambar 2.9. Diagram Langkah Interpreter

Sedangkan compiler membaca program dan menterjemahkan secara

keseluruhan kemudian baru dieksekusi. Dalam kasus ini program tingkat

tinggi ini dinamakan kode sumber (source code) dan hasil dari terjemahan

sering dinamakan object code atau executeble.

Input Interpreter Output

executor Object Code

Compiler Output Input

Gambar 2.10. Diagram Langkah Compiler

Page 61: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

45

2.9.1. Struktur Dasar Bahasa C

Bentuk dasar dari bahasa C meliputi:

1. Praprosessor

2. Prototipe fungsi

3. Variabel

4. Fungsi

Bentuk program C seperti tertampil pada ilustrasi berikut

Bentuk Komentar /* Bentuk Program C */ #include <stdio.h> float jumlah(float x, float y);

Praprosessor Prototipe fungsi

main() fungsi { int a=6; Variabel int b=3; float c; }

2.9.2. Kompilasi

Nama program bahasa C disimpan dalam ekstensif *.c,

untuk menjadikan program dapat dijalankan maka sourcecode

harus dikompile terlebih dahulu. Dalam LINUX digunakan GNU

Compiler Collection yang disingkat GCC untuk mengkompile

source C. Perintah dasar untuk mengkompile adalah:

# gcc [option] [nama file]

Pada GCC ada dari 100 option yang bisa diberikan pada gcc.

Bentuk paling sederhana dalam mengkompile adalah tanpa

menggunaka option sama sekali misalnya gcc test.c. Hasil

Page 62: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

46

kompilasi tanpa option bila sukses akan menghasilkan file

executable bernama a.out. untuk menghasilkan file yang dapat di

eksekusi dengan nama selain a.out maka dapat dipergunakan

perintah:

# gcc -O [nama file] –o [nama hasil] # gcc –O output.c –o output

2.10. Komponen Pendukung

2.10.1. Resistor

Resistor/tahanan diberi simbol dengan notasi R dalam satuan

ohm. Dalam eletronika tahanan berfungsi sebagai pengatur arus atau

tegangan sesuai dengan kebutuhan. Sebagai pengatur arus tahanan

dihubungkan parallel dan untuk pengatur tegangan, tahanan

dihubungkan seri.(Pratomo, 2004)

Beberapa tahanan yang dihubungkan secara paralel adalah untuk

memperkecil nilai tahanannya, dengan rumus:

1/Rt = 1/R1 + 1/R2 +….+ 1/Rn

Sedangkan tahanan yang dihubungkan seri adalah untuk

memperbesar nilai tahanan, dengan rumus:

Rt = R1 + R2 + … + Rn

Untuk mengetahui nilai suatu tahanan dapat kita lakukan

dengan dua cara. Cara yang pertama adalah dengan menggunakan

Page 63: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

47

alat ukur tahanan ohm meter. Dengan pengukuran langsung ini, nilai

tahanan tersebut dapat kita lihat dengan melihat angka yangtertera

pada alat ukur tersebut. Untuk mengetahui nilai tahanan resistor ini

dapat ditentukan berdasarkan kode warna.

Untuk membaca nilai dari resistor yang berkode warna seperti

gambar.

HijauBiruCoklat

Perak 10%

Gambar 2.11. Resistor Berkode Warna

Untuk membaca nilai dari resistor yang berkode warna seperti

gambar. Maka mulailah dengan garis yang paling dekat ujung

resistor. Garis pertama adalah angka pertama, garis kedua adalah

angka kedua, garis ketiga adalah pengali 10, yang menyatakan

banyaknya nol yang terdapat dibelakang angka kedua yaitu:

kelipatan dari 10. Jadi resistansi resistor pada gambar 2 = hijau, biru,

coklat, perak adalah 560 ohm toleransi perak 10% yang artinya:

Besar tahanan awal 56 x 10 = 560 ohm Besar toleransi 560 x 10% =

56 ohm Jadi besar tahanan 560 ohm ± 56 ohm

Page 64: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

48

2.10.2. Transistor

Transistor merupakan piranti semikonduktor yang digunakan

sebagai saklar dan penguat pada rangkaian. Transistor banyak dibuat

dari bahan silicon. Transistor memiliki tiga kaki, yaitu emitor, basis

dan kolektor, dan terdiri dari dua jenis yaitu transistor tipe NPN dan

PNP.

Pada rangkaian saklar elektronik, sinyal inputnya berlogika 1

(5 Volt) atau 0 (0 Volt). Nilai ini selalu dipakai pada basis transistor

dengan kolektor dan emitor sebagai short atau open circuit. Pada

transistor NPN, pemberian tegangan positif dari basis ke emitor

menyebabkan kolektor dan emitor terhubung singkat sehingga

transistor aktif. Memberikan tegangan negative atau nol volt dari

basis ke emitor menyebabkan hubungan kolektor dan emitor terbuka

atau transistor mati.

Gambar 2.12. Komponen Transistor

Page 65: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

49

2.10.3. Dioda

Dioda adalah peralatan semi konduktor (setengah penghantar)

bipolar yaitu kutub Anoda dan kutub Katoda. Dalam operasinya,

dioda akan bekerja bila diberi arus bolak –balik (AC) dan berfungsi

sebagai penyearah. Selain itu dioda dapat mengalirkan arus searah

(DC) dari kutub Anoda (+) ke kutub Katoda (-). Jika kutub Anoda

diberi arus negatif dan kutub Katoda diberi arus positif maka dioda

akan bersifat menahan arus listrik.

Dioda merupakan gabungan antara bahan semi konduktor tipe

P dan bahan semi konduktor type N. Bahan tipe P adalah bahan

campuran yang terdiri dari germanium atau silikon dengan

alumunium dan merupakan bahan yang kekurangan elektron dan

bersifat positif. Bahan tipe N adalah bahan campuran yang terdiri

dari germanium atau silikon dengan fosfor merupakan bahan yang

kelebihan elektron dan bersifat negatif.

2.10.4. Fotodioda

Fotodioda merupakan komponen elektronik yang nilai

hambatannya berpengaruh terhadap cahaya, ketika tidak ada cahaya

yang mengenai fotodioda, niai hambatan antara kaki fotodioda

sangat besar, sebaliknya ketika ada cahaya yang mengenai fotodioda,

nilai hambatan antara kakinya menjadi sangat kecil. Gambar 2.13

menunjukkan simbol fotodioda.

Page 66: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

50

Gambar 2.13. Simbol Fotodioda

2.10.5. Operational Amplifier

Operational Amplifier atau Op-Amp adalah IC yang

umumnya digunakan untuk penguatan sinyal dan nilai

pengaturannya dapat dikontrol melalui penggunaan resistor dan

komponen lainnya. Umumnya Op-Amp terdiri dari dua input dan

satu output. Beberapa poin karakteristik Op-Amp adalah sebagai

berikut :

a. Impedansi input sangat besar

b. Bandwith tidak terbatas

c. Impedansi output mendekati nol

Page 67: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

51

Gambar 2.14. Simbol Fotodioda

Op-Amp juga dapat digunakan sebagai rangkaian pembanding atau

biasa disebut komparator. Pada rangkaian pembanding, Op-Amp

akan membandingkan nilai tegangan antara kaki inverting dan non-

inverting, kemudian akan mengeluarkan tegangan logika 1 atau 0

pada kaki outputnya

.

2.10.6. Relay

Relay adalah sebuah saklar elektromagnetik yang bila dialiri

arus akan menimbulkan medan magnet pada kumparan untuk

menarik saklar. Relay biasanya menggunakan medan magnet dari

sebuah kumparan untuk membuka atau menutup satu atau beberapa

kontak saklar. Relay berguna untuk menutup dan membuka dari

jarak jauh secara otomatis rangkaian yang bertegangan tinggi atau

berarus tinggi.

Rangkaian relay pada dasarnya adalah kumparan sebuah inti

feromagnetik dan sebuah armatur yang dapat bergerak, yang

merupakan sebuah inti feromagnetik tempat dipasangnya kontak

yang dapat berfungsi sehingga penyambung dan terputus arus.

Page 68: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

52

Apabila arus mengalir melalui kumparan, maka intinya akan

mengalami pemagnetan dan pada inti ini timbul garis gaya yang juga

melalui armatur dan badan relay. Kesenjangan antara inti dan

armatur di isi dengan garis magnetic yang berusaha menyusut. ini

mengatisi tegangan pegas dan menarik armatus kearah inti sehingga

menutup kontak relay.

Gambar 2.15. Konstruksi Relay

Jadi relay terdiri dari sebuah lilitan kawat (kumparan coil)

yang terlilit pada suatu inti dari besi lunak. Kalau kumparan dilalui

arus listrik, maka besi lunak berubah menjadi magnet. Magnet ini

menarik (atau menolak) suatu lidah (pegas), dan lidahpun membuat

kontak (atau melepas kontak). Kalau kumparan dialiri arus, maka inti

menjadi magnet. Inti ini menarik jangkar, sehingga kontak antara B

dan A terputus (terbuka), kontak B dan C menutup. Jenis relay

semacam ini dinamakan relay dengan kontak tukar.

Page 69: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu

Lokasi yang dijadikan sebagai sampel penelitian bertempat di

Fakultas Saints dan Teknologi sedangkan waktu penelitian dilaksanakan

dari bulan Agustus hingga September 2009 jadwal pelaksanaan penelitian

terlampir pada lampiran III.

3.2 Alat

Persyaratan minimal kebutuhan perangkat keras yang digunakan

dapat digolongkan menjadi dua yaitu kebutuhan perangkat keras di sisi

penyedia layanan (server) dan kebutuhan perangkat keras di sisi pengguna

layanan (client).

1. Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan

aplikasi adalah :

a) Adobe Photoshop, digunakan sebagai perangkat lunak untuk

mendisain gambar pada web.

b) Macromedia Dreamwiever sebagai perangkat lunak untuk

mendesain web dan sebagai tools coding.

c) Apache sebagai perangkat lunak untuk web server bahasa

pemograman PHP.

Page 70: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

d) PHP dan Bahasa C sebagai bahasa pemrograman sistem yang akan

dibuat.

e) Mozilla, IE, Opera dan sejenis browser lainya sebagai alat penampil

program yang telah dibuat.

2. Spesifikasi perangkat keras yang digunakan peneliti dalam simulasi

pengendali lampu gedung adalah:

a. Sisi penyedia layanan (server

Perangkat keras minimal yang sebaiknya dipenuhi pada sisi

penyedia layanan antara lain :

1. Prosesor : Dualcore PIV Asus

2. Memori : 1 Gb

3. Harddisk : 120 Gigabyte

4. Perangkat Komunikasi : VIA PCI 10/100MB Fast Ethernet

b. Sisi pengguna layanan (client)

Perangkat keras minimal yang sebaiknya dipenuhi pada sisi

pengguna layanan (client) antara lain :

1. Pentium III 600 MB keatas

2. Hardisk 10 Gb

3. Memori 256 MB

4. Ehernet Card

Page 71: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

3.3 Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi

Metode ini dilakukan dengan mengamati secara langsung pada gedung

FST UIN Jakarta.

2. Metode Studi Pustaka

Untuk menambah referensi akan teori-teori yang diperlukan penulis

melakukan studi pustaka dengan membaca dan mempelajari secara

mendalam literatur-literatur yang mendukung penelitian ini. Diantaranya

buku-buku, catatan, dan artikel baik cetak maupun elektronik dapat

dilihat pada daftar pustaka

3. Metode Literatur

Studi Literatur ini merupakan kajian teoritis yang dilakukan penulis atas

referensi-referensi yang berkaitan dengan penelitian. Kajian ini

dimaksudkan untuk menjelaskan beberapa teori terkait sebagai dasar

pijakan dari analisa dan simulasi yang akan dilakukan.

Page 72: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

3.4. Tahapan – Tahapan dalam Pengembangan Model Komputer

Proses tahapan dalam mengembangkan model dan simulasi secara

umum, dalam hal ini yang digunakan adalah model komputer yaitu sebagai

berikut :

a. Memahami sistem yang akan disimulasikan

Jika pengembang model tidak atau belum mengetahui cara kerja sistem

yang akan dimodel simulasikan maka pengembang perlu meminta

seorang ahli (pakar) dibidang sistem yang bersangkutan. Misalnya

sistem elekronik perlu seorang ahli elektro. Hasil dari pemahaman

sistem dapat berupa penjelasan kata – kata atau diagram konteks

(context diagram) yang menjelaskan hubungan antara sistem dengan

lingkungannya. Dalam hal ini context diagram dapat dilihat di bab 4

sub bab 4.2.

b. Mengembangkan model komputer dari sistem

Apabila pengembang sudah mengetahui cara kerja sistem yang

bersangkutan, maka tahap berikutnya adalah menformulasikan model

komputer dari sistem disesuaikan dengan karakteristik sistem dan

tujuan dari permodelan. Kadang – kadang model komputer lebih mudah

dipahami dengan digabung dengan model diagram seperti diagram alir

data (data flow diagram). Dalam hal ini data flow diagram dapat dilihat

di bab 4 sub bab 4.3.

Page 73: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

c. Mengembangkan model komputer untuk simulasi

Kadang – kadang model komputer yang dihasilkan pada tahap b diatas

terlalu rumit, sehingga tergantung tujuan dari simulasi, model

komputer perlu disederhanakan. Diagram alir data pada tahap b diatas

dirinci lebih lanjut sehingga menghasilkan beberapa chart alir (flow

chart). Dalam hal ini flow chart diagram dapat dilihat di bab 4 sub bab

4.4.

d. Membuat program (software) komputer

Beberapa flowchart hasil dari tahap c diatas kemudian diimplemetasi

lebih lanjut menjadi program (software) komputer. Ada beberapa

bahasa komputer (kompiler) yang cocok untuk simulasi komputer,

namun ada juga bahasa komputer yang tidak cocok untuk simulasi

komputer, ini tergantung fasilitas apa saja yang tersedia pada komputer

yang bersangkutan untuk mendukung simulasi misalnya pustaka

(library) fungsi dan prosedur, gui (graphical user interface),

berorientasi objek, ketergantungan perangkat keras. Yang mendukung

pembuatan software / hardware dapat dilihat di bab 4 sub bab 4.5.

e. Menguji, memverifikasi dan menvalidasi keluaran simulasi

Simulasi pada dasarnya adalah menirukan sistem nyata, sehingga tolak

ukur baik tidaknya simulasi adalah sejauh mana kemiripan hasil

simulasi dibandingkan dengan sistem nyata. Pengujian (testing)

dilakukan pada tingkat modul program. Verifikasi dilakukan untuk

membuktikan bahwa hasil implementasi program komputer sudah

Page 74: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

sesuai dengan rancangan model konsep dari sistem yang bersangkutan.

Validasi dilakukan dengan membandingkan hail keluaran simulasi

dengan data yang diambil dari sistem nyata. Dalam hal ini dapat dilihat

di bab 4 sub bab 4.6.

f. Mengeksekusi program simulasi untuk tujuan tertentu.

Eksekusi (running) program komputer bisa dilakukan secara waktu

nyata (real time)

Dalam hal ini penulis melakukan tahapan diatas hanya sampai

Menguji, memverifikasi dan menvalidasi keluaran simulasi tidak sampai

kepada waktu nyata / realtime.

Page 75: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

BAB IV

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN SISTEM

4.1. Profil Fakultas Sains Teknologi

Sejarah Fakultas Sains dan Teknologi (FST) tidak bisa dilepaskan

dari sejarah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

secara keseluruhan. Perjalanan sejarah UIN Jakarta merupakan cermin dari

perjuangan umat Islam Indonesia yang tak kenal lelah untuk memiliki

sebuah lembaga pendidikan tinggi yang mampu menghasilkan intelektual

yang profesional dan bermoral, dimulai dari berdirinya Akademi Dinas

llmu Agama (ADIA) pada tanggal 1 Juni 1957 sampai periode I960,

sebagai fakultas dari IAIN Al-Jami'ah yang berpusat di Yogyakarta (1960-

1963) dan sebagai IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari tahun 1963

sampai resmi menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sesuai dengan

Keputusan Presiden RI Nomor 31 Tahun 2002, 20 Mei 2002.

Fakultas Saint dan Teknologi memiliki gedung perkuliahan 7

lantai yang memilliki kombinasi kelas besar dengan kapasitas 40 orang

dan kelas kecil dengan kapasitas maksimum 20 orang. Gedung saint dan

teknologi dilengkapi dengan studio cyber multimedia, 3 teater room yang

memiliki masing - - masing kapasistas 250 orang serta dilengkapi dengan

studio bisnis manajemen, serta dilengkapi dengan 33 laboratorium yang

terintegrasi dengan labortarium terpadu. (Ayun Qurrotu,

http://www.youtube.com= video profil FST:2007)

Page 76: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

4.2. Memahami Sistem yang akan disimulasikan

Sebagai aturan di dalam proses penganalisaan bahwa perlu

dilakukan pendefenisian secara menyeluruh terlebih dahulu terhadap

sistem yang dirancang, artinya harus ada gambaran jelas mengenai ruang

lingkup pembahasan dari sistem dimana medianya adalah context diagram.

Context diagram adalah sebuah gambaran dari sistem yang menampilkan

atau memperlihatkan batasan-batasan dari suatu sistem, entity-entity yang

berinteraksi secara umum yang mengalir diantara entity dari sistem.

Berikut ini dapat dilihat gambar context diagram sistem yang dirancang .

Gambar 4.1 Context Diagram Sistem Lampu Gedung Terkontrol

melalui Intranet

Sistem Kendali Lampu Gedung

Komputer Terkontrol

Informasi On/Off

Kirim Data 1 bit

Tampilkan Informasi

Kirim Permintaan

Sinyal On/Off

Lampu Gedung

User (Client)

Page 77: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

Dari context diagram di atas dapat dilihat bahwa sistem ini

berinteraksi dengan tiga external entity, yaitu user sebagai pengendali

yang melakukan pengontrolan jarak jauh lewat intranet. Komputer kontrol

berfungsi untuk menggerakkan sistem kendali untuk lampu dalam ruangan

gedung dengan data yang diperolehnya dari server.

Jika sistem kendali untuk lampu dalam ruangan gedung aktif

maka komputer kontrol akan mengirim bit 1 ke server Web dan sebaliknya

jika tidak aktif maka sistem akan mengirim bit 0, lalu data tersebut

diproses melalui script yang ada dan selanjutnya di tampilkan di Browser

Web user/client sebagai informasi dari keadaan lampu ruangan dalam

gedung.

4.2.1 Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang

digunakan peneliti dalam pembuatan aplikasi.

1. Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan

aplikasi adalah :

a. Adobe Photoshop 7 sebagai program untuk mendesain

gambar pada web.

b. Macromedia Dreamwiever sebagai program untuk

mendesain web dam tools coding.

c. Apache sebagai web server bahasa pemograman PHP.

d. PHP dan Bahasa C sebagai bahasa pemograman sistem

yang akan dibuat.

Page 78: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

2. Spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan

aplikasi adalah :

a. Port Parallel

b. Sensor Fotodioda

c. Lampu

d. Personal Computer (PC)

e. Kabel LAN

4.3. Mengembangkan Model Komputer dari Sistem

Dengan mengacu pada context diagram sebelumnya maka untuk

memperjelas proses yang terjadi pada setiap entity diuraikanlah proses

tersebut ke dalam bentuk Data Flow Diagram (DFD), sehingga dari DFD

tersebut akan terlihat untuk kerja dan ruang lingkup dari sistem yang

dirancang serta elemen-elemen yang ada dan yang terlibat didalamnya,

baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Pembahasan

mengenai DFD tersebut hanya sampai pada level 0 saja sesuai dengan

gambar 4.2 berikut :

Page 79: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

Jalankan Web Browser

User Request

Gambar 4.2

Data Flow Diagram Sistem Lampu Gedung Terkontrol melalui Intranet

User Web Browser

Web Server

Tampilkan Informasi

Informasi Lampu Gedung

User Request

Informasi Status Lampu Gedung

Data dikirim

Alat Kontrol (Driver)

Lampu

Olah Data User

Data Permintaan

Kirim dataBit

Script PHP

Data Bit Desimal Data

1 Bit

On/Off

Olah bit Komputer

Kontrol

Page 80: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

Pengendalian jarak jauh melalui intranet akan tergantung

sepenuhnya kepada permintaan user/client. User mengakses

Website sistem pengendalian lampu gedung melalui Web Browser,

pada tampilan Web tersebut user/client akan dihadapkan kepada

delapan tombol yang dapat hidupkan lampu di delapan tingkat

ruangan gedung (on) dan matikan lampu di delapan tingkat

ruangan gedung (off). Menekan salah satu tombol (button) yang

ada pada halaman Web tersebut mengakibatkan script PHP yang

ada pada server meresponnya dan kemudian mengirimnya ke

komputer kontrol. Komputer kontrol akan

mengaktifkan/mematikan sistem pengendali lampu ruangan gedung

sesuai dengan data yang diterimanya dari server.

Setelah sistem pengendali lampu ruangan gedung menerima

sinyal On/Off, maka komputer kontrol juga akan mengirim data

satu bit berupa On/Off ke client untuk diproses menjadi informasi

mengenai sistem pengendali lampu ruangan gedung dan keadaan

ruangan oleh script PHP dan selanjutnya ditampilkan di Web

Browser user/client yang bertindak sebagai end-user dari sistem

kendali lampu ruangan gedung.

Page 81: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

4.4. Mengembangkan Model Komputer Untuk Simulasi

Setelah dilakukan perancangan alat, maka langkah selanjutnya

adalah membuat modul program yang digunakan untuk membangun

sistem kendali lampu ruangan melalui Internet ini. Dalam proses

perancangan program ini diawali dengan menentukan logika yang

mendasari program tersebut, dimana pada penulisan ini, alat yang

digunakan adalah Flow Chart. Agar dapat menjalankan sistem

pengendalian lampu ruangan gedung melalui Internet, program yang ada

di server dilengkapi dengan script PHP yang bertujuan untuk mengirim

parameter ke program driver yang ada padjja computer server. Adapun

algoritma program tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3 :

Page 82: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

Mulai

Masukkan dari User (Client) berupa kondisi lampu

ruangan gedung

Aktifkan sistem

PHP memberikan point set Program

Driver

Program Driver memberikan perintah ke driver dan mengirimkan Informasi keadaan sistem pengendalian lampu

gedung ke user/client

PHP menampilkan informasi sistem pengendalian lampu

ruangan gedung ke user/client

PHP memberikan point set Program

Driver

Program Driver memberikan perintah ke driver dan mengirimkan Informasi keadaan sistem pengendalian lampu

gedung ke user/client

PHP menampilkan informasi sistem pengendalian lampu

ruangan gedung ke user/client

Keluar

Selesai

Yes

No

Yes

No

Gambar 4.3

Flowchart Sistem Lampu Gedung Terkontrol melalui Internet

Dari flowchart di atas dapat dilihat bahwa script PHP yang ada di

server akan selalu melakukan pengeditan data keadaan sistem

pengendalian lampu ruangan gedung sesuai dengan permintaan dari

user/client dan menyimpan data tersebut untuk diolah program driver.

Page 83: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

4.5. Membuat Program (Sofware) Komputer

4.5.1. Perancangan Software

1. Bahasa C

LINUX dapat mengakses untuk semua port hanya dengan

memanggil ioperm syscall, berikut ini source code untuk

mengendalikan lampu ruangan gedung:

#include <stdio.h> #include <stdlib.h> #include <unistd.h> #include <asm/io.h> /* printer port base address */ #define base 0x378 main(int argc, char **argv) { int value; if (argc!=2) fprintf(stderr, "Error: Wrong number of arguments. This program needs one argument which is number between 0 and 255.\n"), exit(1); if (sscanf(argv[1],"%i",&value)!=1) fprintf(stderr, "Error: Parameter is not a number.\n"), exit(1); if ((value<0) || (value>255)) fprintf(stderr, "Error: Invalid numeric value. The parameter number must be between 0 and 255\n"), exit(1); if (ioperm(base,1,1)) fprintf(stderr, "Error: Couldn't get the port at %x\n", base), exit(1); outb((unsigned char)value, base); }

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Page 84: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

sebelum file-file system gedung terkontrol ini ditempatkan

pada tempatnya semua filenya berada pada directory

/home/irvan. user harus mempunyai hak akses sebagai

root untuk mengatur sistem gedung terkontrol ini, sekarang

compile file output.c yang berisi source code output parallel

port dengan perintah :

#gcc -O output.c -o output

Agar web server dapat menjalankan program maka hak izin file

(permission) harus dirubah dengan perintah berikut:

#chmod +s output

Setelah permission file sudah dirubah, simpan file output pada

directory /usr/sbin/, ini dimaksudkan agar user dapat

mengakses file output dengan mengeksekusi langsung melalui

terminal maupun web browser dengan perintah dibawah ini:

#cp output /usr/sbin/

karena filenya berada pada directory

/home/irvan/control/, sebelumnya penulis harus

berada di directory /home/ari/control/ dengan

perintah:

#cd /home/irvan/control/

Page 85: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

Di dalam directory /home/irvan/control/ terdapat file

index.php, control.php serta directory /images yang berisi

gambar-gambar design web untuk informasi ke user, salin

semua file ke directory /var/www dengan perintah:

#cp * /var/www –r

Karena ada directory yang mau disalin maka ditambahkan

dengan option -r agar semua file yang berada di dalam

directory dapat disalin.

File index.php secara default dapat langsung dikenal oleh web

server, jalankan Apache Web Server dengan perintah sebagai

berikut:

#apache start

Jika belum dikenal konfigurasi pada file httpd.conf di

directory /etc/apache/ di baris dibawah ini ditambahkan

index.php

<IfModule mod_dir.c> DirectoryIndex index.html index.htm index.shtml index.cgi index.php </IfModule>

Setelah dikonfigurasi restart kembali Apache dengan perintah;

#apache restart

Page 86: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

Setelah Web Server diaktifkan jalankan Web Browser dengan

menggunakan Mozilla-Firefox setelah itu ketik pada address

URL dengan alamat http://localhost seperti pada

gambar 4.4 dibawah ini:

Gambar 4.4 User Interface Sistem Lampu Gedung Terkontrol

Melalui Intranet

Dengan konfigurasi seperti ini maka user/client bila ingin

mengakses halaman Web sistem kendali gedung terkontrol

cukup dengan memanggil http://localhost/ atau

http://namadomain/.

Page 87: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

4.5.2. Perancangan Hardware

1. Server

Server yang digunakan adalah sebuah Personal Computer

(PC) yang mempunyai spesifikasi Intel Dual Core dengan

memory 1 Gn, Ethernet VIA PCI 10/100MB Fast Ethernet

Adapter Compatible. Sistem Operasi yang digunakan ialah

Ubuntu ver. 9.0.4 dengan Kernel 2.6.12 yang didukung oleh

Apache ver. 1.3.33 Web Server digunakan untuk melayani

permintaan dari user/client yang mengakses server tersebut,

segala informasi mengenai server diatur pengaksesannya oleh

Apache. Setting Internet Protocol (IP) address untuk komputer

server pada sistem pengendalian lampu ruangan gedung ini

menggunakan alamat IP 192.168.0.1 dengan perintah sebagai

berikut:

#ifconfig eth0 192.168.0.1

Untuk melihat apakah IP sudah dikonfigurasi apa

belum, bisa dengan menggunakan perintah berikut:

#ifconfig eth0

eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:A0:C9:99:5C:4C inet addr:192.168.0.1 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0 UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1 RX packets:4679 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0 TX packets:3520 errors:0 dropped:0 overruns:83 carrier:0 collisions:2 txqueuelen:100 Interrupt:9 Base address:0xf8e0

Page 88: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

Setiap koneksi Transmission Control Protocol (TCP)

dihubungkan ke sebuah port yang dinyatakan dengan bilangan 16

bit. Secara bersama-sama, IP address dan TCP port menyatakan

koneksi internet (socket). Beberapa proses yang dijalankan pada

mesin yang sama tidak dapat memakai socket yang sama (port

yang sama). Sebagian TCP Port mempunyai pemakaian khusus

untuk protokol dan services tingkat tinggi. Nomor-nomor port

tersebut diantaranya ialah:

Tabel 4.1 Port-port Umum Untuk Koneksi Intranet

HTTP(Hypertext Transfer Protocol) 80 FTP(File Transfer Protocol) 21

SMTP(Simple Mail Transfer Protocol) 25 POP3 (Post Office Protocol, ver 3) 110

Telnet 23

2. User/Client

Langkah awal seorang user/client haruslah terhubung ke

jaringan Intranet dan memiliki program Web Browser untuk

mengakses halaman-halaman Web yang banyak terdapat di

Intranet tersebut. Setelah user/client membuka Web Browser

maka user/client tersebut akan melakukan permintaan alamat

melalui protocol HTTP untuk mengakses halaman Web sistem

pengendalian lampu ruangan gedung.

User yang berada dimana saja dapat mengakses server

dan melakukan penekanan (click) tombol (button) yang tersedia

pada halaman Web tersebut. Pada halaman Web tersebut akan

Page 89: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

terdapat pilihan untuk lampu mana saja yang aktif setelah itu

tekan (click) tombol (button) yang masing-masing berfungsi

untuk mengaktifkan atau mematikan lampu tiap ruangan

gedung serta terdapat informasi ruangan mana saja yang aktif.

Dalam simulasi ini penulis menggunakan jaringan

Intranet dengan konfigurasi sebagai berikut:

1. Step 1

Konfigurasi IP address client di control panel -

>Network Connection adalah untuk mengisi

alamat IP address.

Gambar 4.5 Konfigurasi IP Address Step 1

Page 90: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

2. Step 2

Local Area Connection ->Internet

Protocol (TCP/IP)-> pada IP address dengan

alamat 192.168.0.2 Subnet mask

255.255.255.0 Default gateway

192.168.0.1

Gambar 4.6 Konfigurasi IP Address Step 2

3. Step 3

Jalankan web browser Mozilla-Firefox, isi address URL

dengan IP Address Server Komputer Terkontrol yaitu

192.168.0.1 hasilnya akan seperti gambar dibawah ini:

Gambar 4.7 Tampilan Awal Sistem Lampu Gedung Terkontrol melalui Intranet

Page 91: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

3. Perangkat Keras Sistem Pengontrol Lampu Gedung

Perangkat keras untuk Sistem Pengontrol Lampu

Gedung tediri dari: rangkaian driver kontrol sebagai interface

dengan komputer server, miniatur gedung sebagai gedung

terkontrol. Pada prinsipnya rangkaian driver merupakan sebuah

rangkaian yang bekerja dengan memanfaatkan prinsip kerja

dari transistor sebagai saklar, maksudnya dengan

memanfaatkan dua keadaan yang terjadi pada transistor yaitu

dalam keadaan saturasi (tertutup), cut off (terbuka), keadaan ini

penulis dapati dengan mengubah-ngubah tegangan yang masuk

pada basis transistor, perubahan tegangan penulis atur dengan

mengubah besar nilai resistor yang penulis pasang sebagai

pengatur besar kecilnya tegangan yang mengalir ke basis.

Dalam rangkaian yang penulis gunakan seperti yang

telah penulis ketahui bahwa tegangan keluar dari paralel port

adalah sebesar 5 volt, dengan menggunakan perhitungan,

penulis dapati bahwa untuk membuat kondisi transistor dalam

keadaan terbuka dan tertutup penulis dapati harga dari Rb nya

adalah sebesar 330 ohm. Ketika tegangan dari parallel port = 0

Volt maka disaat itu transistor akan bekerja pada daerah cut off,

sehingga tidak ada tegangan yang mengalir melalui colektor ke

emitor menuju ground, yang akan mengakibatkan relay tidak

Page 92: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

akan bekerja. Jika relay tidak bekerja maka kontak yang

terhubung saat itu adalah kontak Normally Close. Sebaliknya

disaat tegangan dari parallel port sama dengan 5 volt, maka

disaat itu transistor akan bekerja pada daerah saturasi, ini

berarti transistor akan dalam keadaan tertutup, sehingga ada

tegangan yang mengalir melalui kolektor ke emitor menuju

ground yang mengakibatkan relay mendapat tegangan,

sehingga kumparannya akan bekerja menarik kontak Normally

Close menjadi keadaan Normally Open. Yang juga akan

berpengaruh kepada hubungan kontak dengan selected switch.

Gambar 4.8 Rangkaian Driver

Page 93: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

3.1. Sensor Foto dioda

Pada Prinsip kerja dari fotodioda jika sebuah sambungan-pn

dibias maju dan diberikan cahaya padanya maka pertambahan arus

sangat kecil sedangkan jika sambungan pn dibias mundur arus

akan bertambah cukup besar. Cahaya yang dikenakan pada

fotodioda akan mengakibatkan terjadinya pergeseran foton yang

akan menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi dari

sambungan. Ketika elektron-elektron yang dihasilkan itu masuk ke

pita konduksi maka elektron-elektron itu akan mengalir ke arah

positif sumber tegangan sedangkan hole yang dihasilkan mengalir

ke arah negatif sumber tegangan sehingga arus akan mengalir di

dalam rangkaian. Besarnya pasangan elektron ataupun hole yang

dihasilkan tergantung dari besarnya intensitas cahaya yang

dikenakan pada fotodioda.

Komponen yang terdapat dalam membuat sensor dioda ini

terdiri dari :

1. IC LM358N

Komponen IC ini merupakan IC OpAmp, terdapat dua buah

OpAmp pada IC ini. OpAmp difungsikan sebagai comparator,

yaitu untuk membandingkan tegangan pada kaki fotodioda

dengan tegangan referensi.

Page 94: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

2. IC 7805

IC ini disebut juga sebagai IC regulator, output dari IC ini

menghasilkan tegangan +5V yang stabil.

3. Variabel Resistor

Resistor ini memiliki hambatan yang dapat diatur besarnya

4.6. Menguji, Memverifikasi dan Menvalidasi Keluaran Simulasi

Setelah semua perangkat keras dan perangkat lunak yang

mendukung sistem ini selesai dirancang dan dikonfigurasi, maka untuk

tahap selanjutnya ialah pengujian sistem, pada pengujian ini dilakukan tes

terhadap beberapa kondisi dari aktivitas dari server dan komputer terkontrol.

4.6.1. Silent Test

Pada pengujian silent test ini dilakukan dengan

menghubungkan dua unit Personal Computer (PC), yaitu : server,

dan client/user. Setelah server dan dalam keadaan standby maka

client/user mengakses server dengan menggunakan Web Browser

Mozilla-Firefox dan memanggil alamat dari sistem pengendalian

lampu ruangan gedung. Pada tampilan utama Web site sistem

pengendalian lampu ruangan gedung user/client diminta untuk

memasukkan username & password demi keamanan, setelah

username & password cocok client/user akan diberikan URL file

control.php yang dapat mengontrol lampu ruangan gedung dengan

penekanan tombol (button) tanpa memperhatikan urutan penekan.

Page 95: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

Selama proses pengujian ini komputer server tidak melakukan

kegiatan apapun.

4.6.2. Ping Terus-menerus

Pengujian dengan ping terus menerus ke komputer server

menggunakan dua unit Personal Computer (PC), yaitu: server dan

user/client. Satu unit dari user/client diset untuk melakukan ping

(pada DOS prompt diketikkan ping 192.168.0.1 -t) terus

menerus tanpa berhenti selama proses pengujian tahap ini

berlangsung. Ping ini dilakukan untuk mencoba sedikit mengganggu

kerja server.

Komputer user/client yang satu lagi digunakan untuk

melakukan pengendalian lampu gedung. Dalam kasus ini kerja

server akan sedikit terganggu karena disamping melayani permintaan

pengendalian lampu gedung juga melayani permintaan ping dari

user/client secara bersamaan. Komputer server dalam keadaan

standby, karena komputer server juga sebagai kompuer untuk

mengontrol lampu ruangan gedung, dan juga sebagai browser atas

permintaan client/user, client/user melakukan pengendalian lampu

gedung. Beban server pada tahap ini lebih berat dari dua kondisi

sebelumnya karena melakukan browsing juga melayani permintaan

user/client pada waktu yang bersamaan.

Page 96: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

4.6.3. Cara Pengoperasian Alat

Setelah rancangan sistem telah dibahas dan untuk tahap-

tahap dalam mengoperasian alat “Aplikasi Gedung Terkontrol

Melalui Intranet” ada beberapa langkah sebagai berikut :

a. Aktifkan Apache Web Server pada komputer terkontrol pastikan

hubungan jaringan antara server & user/client terhubung.

b. Pada komputer user/client jalankan aplikasi web browser

Mozilla-Firefox dengan memasukkan alamat server.

c. Pada halaman login, isi username & password dengan benar,

maka akan diberikan URL tampilan halaman “Aplikasi Gedung

Terkontrol Melalui Intranet”, pilih pada checkbox lampu lantai

berapa saja yang mau diaktifkan

Page 97: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan perancangan sistem kendali lampu ruangan

gedung jarak jauh lewat Intranet ini dapat diambil beberapa kesimpulan, keterbatasan

sistem dan saran-saran sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan

a. Penggunaan paralel port sebagai interface untuk mengendalikan perangkat

keras, merupakan salah satu cara pemanfaatan dari sinyal-sinyal yang

dikeluarkan oleh pin-pin paralell port. Diantaranya pin-pin data yang terdiri

dari D0-D7, yang berfungsi sebagai keluaran dari parallel port dengan

tegangan keluaran TTL sebesar 5 Volt, pin status yang berfungsi sebagai

input masukan untuk PC, sehingga memungkinkan kita merancang sebuah

sistem dengan mengambil umpan balik dari perangkat luar.

b. Dengan adanya rangkain pendeteksi cahaya cahaya lampu LED

menggunakan sensor fotodioda, maka dapat diketahui keadaan status lampu

hidup / mati.

c. Dari pengujian kinerja sistem pendukung diperoleh hasil, bahwa sistem

kendali lampu ruangan yang digunakan sebagai objek pengendalian dapat

dikontrol oleh user melalui media Internet.

d. Karena keterbatasan input dari port parallel untuk mendeteksi status lampu

hanya bisa di deteksi 4 lampu.

e. Semakin sedikit sumber daya server yang digunakan, semakin sedikit

pemakai jaringan Internet maka proses pengontrolan semakin cepat

dilakukan, begitu pula sebaliknya apabila sumber daya server terbagi untuk

aktifitas yang lain.

60

Page 98: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

61

5.2 Saran-saran

a. Sistem ini juga dapat bekerja bila terkoneksi ke internet. Untuk itu perlu

dipikirkan pengembangannya dengan menambah server komputer agar

dapat terkoneksi ke internet.

b. Untuk menghindari user yang tidak berkepentingan disarankan membuat

aplikasi validasi user dengan menggunakan metode antara lain database,

metode session & metode cookies.

c. Dalam perancangan sistem ini dapat dikembangkan lagi dengan pengaturan

gedung secara keseluruhan misalnya pengontrolan gerbang, lift, eskalator

dan lainnya.

d. Penggunaan paralel port interface memiliki kekurangan yakni dalam

mencetak informasi ke printer tidak dapat dilakukan selama rangkaian

terpasang.

e. Agar dapat mengetahui keadaan status 8 lampu hidup / mati di dalam

aplikasi, maka yang digunakan adalah port serial .

Page 99: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

85

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, et all. 2002. Open Source LINUX : Membangun Kekuatan Baru Teknologi Informasi Dunia. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Ayun Qurratu. “Video Profil FST : 2007 03:41:58. Didownload http://www.youtube.com

12 September 2009. Adi Nugroho Agung. “Sensor Cahaya : 1 Januari 2010, 13.00:21. Didownload

http://www.ikhsanpratama.wordpress 12 Februari 2010. Daryant, Tri. 2009. Membangun Prototype Aplikasi Pengendali Listrik Ruangan Pada

Gedung Berbasis Jaringan Tcp/Ip Pengendalian Lampu Lalu Lintas Berbasis : Skripsi Tidak Diterbitkan.

Hakim Lukmanul dan Musalini Uus. 2003. 150 Rahasia dan Trik Menguasai PHP. Jakarta

: Elex Media Komputindo.. Indartono Sony. 2007. Komunikasi Paralel Pada Rancang Bangun Pengontrolan Lampu

Rumah Via Sms (Short Message Service) Menggunakan Borland Delphi 6.0 : Skripsi Tidak Diterbitkan

Pratomo, Andi. K. 2004. Rangkaian Elektronik Praktis. Jakarta : Puspa Swara. Purwanto Mufid D dan Herlambang M. Tito. 2002. Membangun Web Server dengan

LINUX. Jakarta : Elex Media Komputindo. Purbo W Onno. 1999. TCP/IP Standar, Desain, dan Implementasi. Jakarta : Elex Media

Komputindo. Utami Ema dan Suwanto Rahardjo. 2004. Belajar Bahasa C di GNU/LINUX.. Yogyakarta :

Graha Ilmu. Sembiring, Jhony H. 2003. Jaringan Komputer Berbasis Linux.. Jakarta : Elex Media

Komputindo. Raharjo Budi dan Joni I Made. 2006. Pemograman C dan Implementasinya. Bandung :

Elex Media Komputindo

Sridadi, Bambang. Pemodelan dan Simulasi Sistem : Teori, Aplikasi dan Contoh Program

dalam Bahasa C. Jakarta. 2009.

Sutarman. 2003. Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Jakarta:Graha Ilmu,. Siswoutomo Wiwit. 2005. .PHP Undercover. Jakarta : Elex Media Komputindo. Sutadi, Dwi. 2002. I/O Bus & Motherboard. Yogyakarta : Andi.

Page 100: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

Simulasi Lampu Gedung Terkontrol Melalui Intranet

Irvan Febriansyaha, Viva Arifinb dan Herlino Nanangc

aSMahasiswar Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tel : 087888832125 Fax : (021) 8727845 e-mail : [email protected]

bStaf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : 08129430430

e-mail : [email protected]

cStaf Pengajar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tel : (021) 823026 Fax : (021) 8624025 e-mail : [email protected]

ABSTRACT

Technological developments in the world is increasingly rapidly, computers have been in almost every house, building or office space. Most computers more frequently used for typing purposes, film, music and games. Though computers can also be used for the purpose of controlling household electrical appliances such as lights, fans and others using Parallel Port (Printer Port). The increasing use of information technology in different fields so that a reference writers to overcome the problem of controlling the room from the buildings that have long distances to turn off electrical equipment in-room space in different buildings. So to turn the rooms of many buildings require energy and time wasted, it is very inefficient for today. The method used in developing simulation writers in general, in this case used is a computer model. In this building the control system consists of the Client and Server. The software will be used consisting of: Linux, PHP (Personal Home Page), Flash, Java Script, C Programming Language, hardware drivers that will be used to control the lamp consists of buildings and photodiode sensors to determine the status lights. Keywords: Network Intranet, Lamp Driver Controller, Sensor Photodiodes

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di dunia semakin hari semakin pesat, komputer sudah berada hampir di semua rumah, gedung atau perkantoran. Kebanyakan komputer lebih sering digunakan untuk keperluan ketik-mengetik, film, musik dan permainan. Padahal komputer juga bisa digunakan untuk keperluan pengontrolan peralatan listrik rumah tangga seperti lampu, kipas angin dan lain-lain dengan memanfaatkan Parallel Port (Port printer) pada komputer tersebut sehingga menjadikan komputer sebagai alat bantu utama manusia. (Pratomo, 2004)

Dalam dunia komputer, port adalah satu set instruksi atau perintah sinyal dimana microprocessor atau CPU (Central Processing Unit) menggunakannya untuk memindahkan data dari atau ke piranti lain. Penggunaan umum port adalah untuk berkomunikasi dengan printer, modem, keyboard dan display. Kebanyakan port-port komputer adalah berupa kode digital, di mana tiap-tiap sinyal atau bit adalah berupa kode biner 1 atau 0. (Joni, dkk, 2006). Dengan adannya jaringan intranet, suatu sistem peralatan yang ditangani oleh komputer, maka semuanya akan terasa lebih otomatis, lebih praktis, lebih efisien dalam hal waktu yang menunjukkan keuntungan-keuntungan bila dibandingkan dengan pengerjaan secara manual. Penggunaan komputer untuk pengendalian lampu gedung yang dilaksanakan secara sentral banyak

Page 101: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

membantu dalam melaksanakan, rnenyalakan dan mematikan lampu digedung bertingkat, dimana pekerjaan akan terasa lebih ringan dan pemakaian lampu didalam gedung dapat diawasi sehingga dapat menghindari pemakaian lampu yang berlebihan, sehingga untuk memantau dan mengontrol pemakaian listrik pada suatu waktu dibagian gedung atau ruangan masih dikontrol dan dipantau oleh seorang petugas yang berjaga, bisa dibayangkan apabila bangunan tersebut relatif besar, luas dan mempunyai banyak ruangan juga banyak lantai, sangat tidak efisien waktu yang dibutuhkan seorang petugas yang berjaga hanya untuk memantau atau mengecek penggunaan listrik pada bangunan gedung tersebut. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang ada adalah : 1. Bagaimana membuat suatu aplikasi mengontrol

lampu gedung secara otomatis dalam suatu jaringan intranet ?

2. Bagaiamana memanfaatkan port parallel sebagai penghubung antara hardware dan software ?

3. Bagaimana cara user untuk mendeteksi suatu lampu apabila dalam keadaan mati/putus ?

1.3. Pembatasan Masalah

Pada pembahasan skripsi ini penulis membatasi masalah dengan ruang lingkup sebagai berikut : 1. Simulasi pengontrolan lampu gedung

menggunakan rangkaian PCB yang sudah dipasang 8 buah lampu led dan menggunakan sensor fotodioda.

2. Penggunaan paralell port sebagai interface untuk mengendalikan perangkat keras.

3. Perangkat lunak khusus dibuat dan ditujukan untuk mengontrol peralatan listrik seperti lampu yang ada pada satu buah gedung yang sama.

4. Kemampuan penggunaan aplikasi sebatas Local Area Network

1.4. Tujuan Penulisan Tujuan yang diharapkan dari pembuatan skripsi ini adalah : 1. Mengaplikasikan dua komputer sebagai

pengontrolan lampu gedung melalui jaringan intranet sehingga lampu gedung tersebut dapat dikontrol dari jauh mati dan hidupnya.

2. Meneliti dan menguji fenomena dan permasalahan yang terjadi.

3. Menyumbangkan gagasan penerapan alternatif sistem operasi dengan konsep open source pada ruang lingkup pendidikan.

1.5. Manfaat Penulisan Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih kepada pihak-pihak berikut : a. Bagi Penulis:

1. Agar dapat mengetahui serta meneliti sistem kerja sebuah pengendali lampu secara otomatis melalui web.

2. Dapat membuat suatu sistem pengontrol terpusat, maka kerepotan dalam hal mengontrol peralatan listrik seperti lampu dapat diminimalisasi sehingga efisiensi dapat ditingkatkan.

b. Bagi Universitas: 1. Sebagai tolok ukur keberhasilan proses

belajar mengajar yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pihak akademik dan sebagai referensi bagi mahasiswa dalam penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan studi yang dibahas dalam laporan Tugas Akhir ini.

c. Bagi Pengguna 1. Dengan pengendali jarak jauh, pekerjaan

mematikan lampu akan menjadi lebih mudah dan ringan

2. Menghemat waktu dan tenaga 1.6. Metode Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, diperlukan data-data informasi yang lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran materi uraian dan pembahasan. Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan, ada beberapa metode yang penulis lakukan : 1.6.1. Metode Pengumpulan Data : 1. Metode Observasi

Metode ini dilakukan dengan mengamati secara langsung pada gedung FST UIN Jakarta.

2. Metode Studi Pustaka Untuk menambah referensi akan teori-teori yang diperlukan penulis melakukan studi pustaka dengan membaca dan mempelajari secara mendalam literatur-literatur yang mendukung penelitian ini. Diantaranya buku-buku, catatan, dan artikel baik cetak maupun elektronik.

3. Metode Literatur Studi Literatur ini merupakan kajian teoritis yang dilakukan penulis atas referensi-referensi yang berkaitan dengan penelitian. Kajian ini

Page 102: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

dimaksudkan untuk menjelaskan beberapa teori terkait sebagai dasar pijakan dari analisa dan simulasi yang akan dilakukan.

1.6.2. Metode Pemodelan dan Simulasi Proses membuat suatu model adalah proses yang tak dapat dijabarkan rumusannya secara pasti, lebih merupakan seni, yang dapat diberikan sebagai pegangan dalam membuat suatu model hanya petunjuk – petunjuk garis besarnya saja. Proses tahapan dalam mengembangkan model dan simulasi komputer secara umum sebagai berikut : 1. Memahami sistem yang akan disimulasikan. 2. Mengembangkan model dari sistem. 3. Mengembangkan model untuk simulasi. 4. Membuat program (software) komputer 5. Menguji, menverifikasi dan menvalidasi

keluaran simulasi. 6. Mengeksekusi program simulasi. 2. LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Simulasi

Simulasi adalah proses implementasi model menjadi program komputer (software) atau rangkaian elektronik dan mengeksekusi software tersebut sedemikian rupa sehingga perilakunya menirukan atau menyerupai sistem nyata (realtitas). Jadi simulasi adalah proses merancang model dari suatu sistem yang sebenarnya, mengadakan percobaan – percobaan terhadap model tersebut.

2.2. Definisi Pemodelan Sistem

Pemodelan adala tahapan (langkah) dalam membuat model dari suatu sistem nyata (realitas). Bahasa yang disepakati dalam pemodelan bisa dalam bentuk bahasa alamiah (natural) seperti bahasa indonesia, bahasa gambar, bahasa simbol, bahasa matematika, atau bahasa komputer. Namun demikian, kebanyakan model untuk simulasi biasanya dalam bentuk model komputer.

2.3. Definisi Jaringan Komputer

Jaringan komputer secara bahasa sederhana atau umum dapat diartikan sebagai suatu komunikasi yang dilakukan oleh beberapa komputer yang terhubung melalui perangkat keras jaringan ( Ethernet Card, Token Ring, Modem dan Sebagainya ) atau bisa diartikan juga sebagai kumpulan interkoneksi sejumlah komputer. Dua buah komputer dapat dikatakan

membentuk suatu jaringan bila keduanya dapat saling berkomunikasi atau bertukar informasi.

2.4. Model Referensi TCP/IP

TCP/IP adalah singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol. Meskipun TCP/IP baru-baru ini saja menjadi protokol standard, namun umumnya telah lebih dari 20 tahun, digunakan pertama kali untuk menghubungkan komputer-komputer pemerintah (USA) dan sekarang telah menjadi dasar bagi internet, jaringan terbesar dari jaringan komputer di seluruh dunia. Pada saat ini, TCP/IP memiliki keunggulan sehubungan dengan kompatibilitasnya dengan beragam perangkat keras dan sistem operasi (Onno, 1999).

2.5. Linux

Linux dibaca sebagai "lainaks" atau "linaks", orang Indonesia menyebutnya sebagai "linuks". Linux adalah salah satu "Sistem Operasi" yang merupakan implementasi yang meniru Unix untuk komputer "mikro". Unix adalah sistem operasi yang diciptakan oleh Ken Thompson, Dennis Ritchie, dan Brian Kernighan pada tahun 1969, ketika diminta untuk menulis suatu sistem operasi yang akan digunakan oleh komputer PDP-7. Unix didasarkan pada sistem operasi MULTICS (MULTiplexed Information and Computing System) sehingga mula-mula disebut UNICS (UNIplexed Information and Computing System), kemudian nama ini dipopulerkan sebagai unix. 2.6. Antar Muka Interface atau antarmuka adalah rangkaian yang bertugas menyesuaikan kerja dari piranti peripheral yang sesuai dengan cara kerja komputer itu sendiri. Rangkaian ini diperlukan karena besarnya (tegangan, arus, daya dan kecepatan proses) piranti peripheral kebanyakan tidak sesuai dengan peripheral input-output device, maka besaran ini harus disesuaikan dengan bantuan interface. Untuk menghubungkan piranti peripheral seperti relay, motor, indicator, sensor, catu daya, IC, yang dapat diprogram, pembangkit frekuensi dan lain-lain ini perlu interface. Pengertian interface sendiri adalah rangkaian elektronik yang digunakan untuk menghubungkan antara dua sistem, agar sistem tersebut bisa berkomunikasi atau proses handshaking. Dengan bantuan interface komputer dapat digunakan sebagai pemberi dan penerima sinyal dari rangkaian yang akan dikontrol. (Raharjo, dkk, 2006)

Page 103: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

2.7. Sistem Kendali

Karya manusia yang dapat dikategorikan sebagai mesin-mesin adalah mekanisme yang dikontrol, terdiri atas bagian-bagian yang terpasang mati dan bagian-bagian yang dapat bergerak untuk melaksanakan pengubahan gaya, gerak atau listrik agar menghasilkan suatu usaha, yang keseluruhan sifatnya terkontrol. Baik itu dikontrol langsung oleh manusia sebagai operator maupun yang terkontrol secara otomatis berdasarkan rancangan kerja suatu alat tertentu. Tujuan pengontrolan/pengendalian adalah untuk menciptakan hasil kerja yang optimal, sesuai dengan output yang diharapkan dan meminimalkan kesalahan.

2.8. PHP

PHP adalah salah satu bahasa pemrograman di Internet. PHP bersifat cepat, gratis dan murah (free), selain itu PHP mendukung penggunaan database seperti MySQL, PostgreSQL, mSQL, Oracle etc. Untuk dapat menjalankan PHP melalui browser, maka anda diharuskan terlebih dahulu meng-install web server ( misalnya Apache, PWS, IIS ) lalu menginstall PHP. (Sutarman, 2003)

2.9. Bahasa C

Bahasa pemrograman adalah suatu kumpulan kata (perintah) yang siap digunakan untuk menulis suatu kode program sehingga kode – kode program yang kita tulis tersebut akan dapat dikenali oleh kompilator. (Utami, dkk, 2004) Bahasa C merupakan salah satu contoh bahasa tingkat tinggi proses untuk merubah dari bentuk bahasa tingkat tinggi ke tingkat rendah dalam bahasa pemrograman ada dua tipe, yakni interpreter dan compiler 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu

Lokasi yang dijadikan sebagai sampel penelitian bertempat di Fakultas Saints dan Teknologi sedangkan waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus hingga September 2009 jadwal pelaksanaan penelitian terlampir pada lampiran III.

3.2. Alat

Persyaratan minimal kebutuhan perangkat keras yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua yaitu kebutuhan perangkat keras di sisi penyedia layanan

(server) dan kebutuhan perangkat keras di sisi pengguna layanan (client). 1. Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam

pengembangan aplikasi adalah : 1. Adobe Photoshop, digunakan sebagai perangkat

lunak untuk mendisain gambar pada web. 2. Macromedia Dreamwiever sebagai perangkat

lunak untuk mendesain web dan sebagai tools coding.

3. Apache sebagai perangkat lunak untuk web server bahasa pemograman PHP.

4. PHP dan Bahasa C sebagai bahasa pemrograman sistem yang akan dibuat.

5. Mozilla, IE, Opera dan sejenis browser lainya sebagai alat penampil program yang telah dibuat.

2. Spesifikasi perangkat keras yang digunakan peneliti dalam simulasi pengendali lampu gedung adalah: a. Sisi penyedia layanan (server

Perangkat keras minimal yang sebaiknya dipenuhi pada sisi penyedia layanan antara lain : 1. Prosesor : Dualcore PIV Asus 2. Memori : 1 Gb 3. Harddisk : 120 Gigabyte 4. Perangkat Komunikasi : VIA PCI 10/100MB Fast Ethernet

b. Sisi pengguna layanan (client)

Perangkat keras minimal yang sebaiknya dipenuhi pada sisi pengguna layanan (client) antara lain : 1. Pentium III 600 MB keatas 2. Hardisk 10 Gb 3. Memori 256 MB 4. Ehernet Card

3.3. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi Metode ini dilakukan dengan mengamati secara langsung pada gedung FST UIN Jakarta.

2. Metode Studi Pustaka Untuk menambah referensi akan teori-teori yang diperlukan penulis melakukan studi pustaka dengan membaca dan mempelajari secara mendalam literatur-literatur yang mendukung penelitian ini. Diantaranya buku-buku, catatan, dan artikel baik cetak maupun elektronik dapat dilihat pada daftar pustaka

3. Metode Literatur Studi Literatur ini merupakan kajian teoritis yang dilakukan penulis atas referensi-referensi yang berkaitan dengan penelitian. Kajian ini dimaksudkan untuk menjelaskan beberapa teori terkait sebagai dasar pijakan dari analisa dan simulasi yang akan dilakukan

Page 104: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

3.4. Tahapan – Tahapan dalam Pengembangan Model Komputer

Proses tahapan dalam mengembangkan model dan simulasi secara umum, dalam hal ini yang digunakan adalah model komputer yaitu sebagai berikut : a. Memahami sistem yang akan disimulasikan

Jika pengembang model tidak atau belum mengetahui cara kerja sistem yang akan dimodel simulasikan maka pengembang perlu meminta seorang ahli (pakar) dibidang sistem yang bersangkutan. Misalnya sistem elekronik perlu seorang ahli elektro. Hasil dari pemahaman sistem dapat berupa penjelasan kata – kata atau diagram konteks (context diagram) yang menjelaskan hubungan antara sistem dengan lingkungannya. Dalam hal ini context diagram dapat dilihat di bab 4 sub bab 4.2.

b. Mengembangkan model komputer dari sistem Apabila pengembang sudah mengetahui cara kerja sistem yang bersangkutan, maka tahap berikutnya adalah menformulasikan model komputer dari sistem disesuaikan dengan karakteristik sistem dan tujuan dari permodelan. Kadang – kadang model komputer lebih mudah dipahami dengan digabung dengan model diagram seperti diagram alir data (data flow diagram). Dalam hal ini data flow diagram dapat dilihat di bab 4 sub bab 4.3.

c. Mengembangkan model komputer untuk simulasi Kadang – kadang model komputer yang dihasilkan pada tahap b diatas terlalu rumit, sehingga tergantung tujuan dari simulasi, model komputer perlu disederhanakan. Diagram alir data pada tahap b diatas dirinci lebih lanjut sehingga menghasilkan beberapa chart alir (flow chart). Dalam hal ini flow chart diagram dapat dilihat di bab 4 sub bab 4.4.

d. Membuat program (software) komputer Beberapa flowchart hasil dari tahap c diatas kemudian diimplemetasi lebih lanjut menjadi program (software) komputer. Ada beberapa bahasa komputer (kompiler) yang cocok untuk simulasi komputer, namun ada juga bahasa komputer yang tidak cocok untuk simulasi komputer, ini tergantung fasilitas apa saja yang tersedia pada komputer yang bersangkutan untuk mendukung simulasi misalnya pustaka (library) fungsi dan prosedur, gui (graphical user interface), berorientasi objek, ketergantungan perangkat keras. Yang mendukung pembuatan software / hardware dapat dilihat di bab 4 sub bab 4.5

e. Menguji, memverifikasi dan menvalidasi keluaran simulasi Simulasi pada dasarnya adalah menirukan sistem nyata, sehingga tolak ukur baik tidaknya simulasi adalah sejauh mana kemiripan hasil simulasi dibandingkan dengan sistem nyata. Pengujian

(testing) dilakukan pada tingkat modul program. Verifikasi dilakukan untuk membuktikan bahwa hasil implementasi program komputer sudah sesuai dengan rancangan model konsep dari sistem yang bersangkutan. Validasi dilakukan dengan membandingkan hail keluaran simulasi dengan data yang diambil dari sistem nyata. Dalam hal ini dapat dilihat di bab 4 sub bab 4.6.

f. Mengeksekusi program simulasi untuk tujuan tertentu. Eksekusi (running) program komputer bisa dilakukan secara waktu nyata (real time)

Dalam hal ini penulis melakukan tahapan diatas hanya sampai Menguji, memverifikasi dan menvalidasi keluaran simulasi tidak sampai kepada waktu nyata / realtime.

4. ANALISIS DAN PENGEMBANGAN

SISTEM 4.1. Profil Fakultas Sains Teknologi Sejarah Fakultas Sains dan Teknologi (FST) tidak bisa dilepaskan dari sejarah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta secara keseluruhan. Perjalanan sejarah UIN Jakarta merupakan cermin dari perjuangan umat Islam Indonesia yang tak kenal lelah untuk memiliki sebuah lembaga pendidikan tinggi yang mampu menghasilkan intelektual yang profesional dan bermoral, dimulai dari berdirinya Akademi Dinas llmu Agama (ADIA) pada tanggal 1 Juni 1957 sampai periode I960, sebagai fakultas dari IAIN Al-Jami'ah yang berpusat di Yogyakarta (1960-1963) dan sebagai IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari tahun 1963 sampai resmi menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sesuai dengan Keputusan Presiden RI Nomor 31 Tahun 2002, 20 Mei 2002. Fakultas Saint dan Teknologi memiliki gedung perkuliahan 7 lantai yang memilliki kombinasi kelas besar dengan kapasitas 40 orang dan kelas kecil dengan kapasitas maksimum 20 orang. Gedung saint dan teknologi dilengkapi dengan studio cyber multimedia, 3 teater room yang memiliki masing - - masing kapasistas 250 orang serta dilengkapi dengan studio bisnis manajemen, serta dilengkapi dengan 33 laboratorium yang terintegrasi dengan labortarium terpadu. (Ayun Qurrotu, http://www.youtube.com= video profil FST:2007)

Page 105: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

4.2. Memahami Sistem yang akan disimulasikan Sebagai aturan di dalam proses penganalisaan bahwa perlu dilakukan pendefenisian secara menyeluruh terlebih dahulu terhadap sistem yang dirancang, artinya harus ada gambaran jelas mengenai ruang lingkup pembahasan dari sistem dimana medianya adalah context diagram. Context diagram adalah sebuah gambaran dari sistem yang menampilkan atau memperlihatkan batasan-batasan dari suatu sistem, entity-entity yang berinteraksi secara umum yang mengalir diantara entity dari sistem. Berikut ini dapat dilihat gambar context diagram sistem yang dirancang .

Gambar 4.1 Context Diagram Sistem Lampu Gedung Terkontrol melalui Intranet

Dari context diagram di atas dapat dilihat bahwa sistem ini berinteraksi dengan tiga external entity, yaitu user sebagai pengendali yang melakukan pengontrolan jarak jauh lewat intranet. Komputer kontrol berfungsi untuk menggerakkan sistem kendali untuk lampu dalam ruangan gedung dengan data yang diperolehnya dari server. Jika sistem kendali untuk lampu dalam ruangan gedung aktif maka komputer kontrol akan mengirim bit 1 ke server Web dan sebaliknya jika tidak aktif maka sistem akan mengirim bit 0, lalu data tersebut diproses melalui script yang ada dan selanjutnya di tampilkan di Browser Web user/client sebagai informasi dari keadaan lampu ruangan dalam gedung.

4.3. Mengembangkan Model Komputer dari Sistem Dengan mengacu pada context diagram sebelumnya maka untuk memperjelas proses yang terjadi pada setiap entity diuraikanlah proses tersebut ke dalam bentuk Data Flow Diagram (DFD), sehingga dari DFD tersebut akan terlihat untuk kerja dan ruang lingkup dari sistem yang dirancang serta elemen-elemen yang ada dan yang terlibat didalamnya, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Pembahasan mengenai DFD tersebut hanya sampai pada level 0 saja sesuai dengan gambar 4.2 berikut :

Gambar 4.2

Data Flow Diagram Sistem Lampu Gedung Terkontrol melalui Intranet

Sistem Kendali Lampu Gedung

User (Client)

Lampu Gedung

Komputer Terkontrol

Sinyal On/Off

Kirim Permintaa

Tampilkan Informasi

Kirim Data 1 bit

Informasi On/Off

Web Browser

Web Server User

Alat Kontrol (Driver)

Lampu

Jalankan Web Browser

User Request

User Request

Olah Data User

Data Permintaan

Data dikirim

Kirim data Bit Desimal

Data Bit Desimal

Informasi Status Lampu Gedung

Informasi Lampu Gedung

Tampilkan Informasi

Data 1 Bit

On/Off

Olah bit

Script PHP

Komputer Kontrol

Page 106: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

Pengendalian jarak jauh melalui intranet akan tergantung sepenuhnya kepada permintaan user/client. User mengakses Website sistem pengendalian lampu gedung melalui Web Browser, pada tampilan Web tersebut user/client akan dihadapkan kepada delapan tombol yang dapat hidupkan lampu di delapan tingkat ruangan gedung (on) dan matikan lampu di delapan tingkat ruangan gedung (off). Menekan salah satu tombol (button) yang ada pada halaman Web tersebut mengakibatkan script PHP yang ada pada server meresponnya dan kemudian mengirimnya ke komputer kontrol. Komputer kontrol akan mengaktifkan/mematikan sistem pengendali lampu ruangan gedung sesuai dengan data yang diterimanya dari server. Setelah sistem pengendali lampu ruangan gedung menerima sinyal On/Off, maka komputer kontrol juga akan mengirim data satu bit berupa On/Off ke client untuk diproses menjadi informasi mengenai sistem pengendali lampu ruangan gedung dan keadaan ruangan oleh script PHP dan selanjutnya ditampilkan di Web Browser user/client yang bertindak sebagai end-user dari sistem kendali lampu ruangan gedung. 4.4. Mengembangkan Model Komputer Untuk Simulasi Setelah dilakukan perancangan alat, maka langkah selanjutnya adalah membuat modul program yang digunakan untuk membangun sistem kendali lampu ruangan melalui Internet ini. Dalam proses perancangan program ini diawali dengan menentukan logika yang mendasari program tersebut, dimana pada penulisan ini, alat yang digunakan adalah Flow Chart. Agar dapat menjalankan sistem pengendalian lampu ruangan gedung melalui Internet, program yang ada di server dilengkapi dengan script PHP yang bertujuan untuk mengirim parameter ke program driver yang ada padjja computer server. Adapun algoritma program tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3 : Dari flowchart di atas dapat dilihat bahwa script PHP yang ada di server akan selalu melakukan pengeditan data keadaan sistem pengendalian lampu ruangan gedung sesuai dengan permintaan dari user/client dan menyimpan data tersebut untuk diolah program driver.

Mulai

Masukkan dari User (Client) berupa kondisi lampu

Gambar 4.3

Flowchart Sistem Lampu Gedung Terkontrol melalui Internet

ruangan gedung

Aktifkan sistem

PHP memberikan

point set P

Program Driver memberikan perintah ke driver dan

mengirimkan Informasi keadaan sistem pengendalian l d k / li t

PHP menampilkan informasi sistem

pengendalian lampu d k

PHP memberikan

point set P

Program Driver memberikan perintah ke driver dan

mengirimkan Informasi keadaan sistem pengendalian l d k / li t

PHP menampilkan informasi sistem

pengendalian lampu d k

Keluar

No

Ye

No

Ye

Selesai

Page 107: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

4.5. Membuat Program (Sofware) Komputer 4.5.1. Perancangan Software 1. Bahasa C LINUX dapat mengakses untuk semua port hanya dengan memanggil ioperm syscall, berikut ini source code untuk mengendalikan lampu ruangan gedung: 4.5.2. Perancangan Hardware 1. Perangkat Keras Sistem Pengontrol Lampu Gedung Perangkat keras untuk Sistem Pengontrol Lampu Gedung tediri dari: rangkaian driver kontrol sebagai interface dengan komputer server, miniatur gedung sebagai gedung terkontrol. Pada prinsipnya rangkaian driver merupakan sebuah rangkaian yang bekerja dengan memanfaatkan prinsip kerja dari transistor sebagai saklar, maksudnya dengan memanfaatkan dua keadaan yang terjadi pada transistor yaitu dalam keadaan saturasi (tertutup), cut off (terbuka), keadaan ini penulis dapati dengan mengubah-ngubah tegangan yang masuk pada basis transistor, perubahan tegangan penulis atur dengan mengubah besar nilai resistor yang penulis pasang sebagai pengatur besar kecilnya tegangan yang mengalir ke basis. Dalam rangkaian yang penulis gunakan seperti yang telah penulis ketahui bahwa tegangan keluar dari paralel port adalah sebesar 5 volt, dengan menggunakan perhitungan, penulis dapati bahwa untuk membuat kondisi transistor dalam keadaan terbuka dan tertutup penulis dapati harga dari Rb nya adalah sebesar 330 ohm. Ketika tegangan dari parallel port = 0 Volt maka disaat itu transistor akan bekerja pada daerah cut off, sehingga tidak ada tegangan yang mengalir melalui colektor ke emitor menuju ground, yang akan mengakibatkan relay tidak akan bekerja. Jika relay tidak bekerja maka kontak yang terhubung saat itu adalah kontak Normally Close. Sebaliknya disaat tegangan dari parallel port sama dengan 5 volt, maka disaat itu transistor akan bekerja pada daerah saturasi, ini berarti transistor akan dalam keadaan tertutup, sehingga ada tegangan yang mengalir melalui kolektor ke emitor menuju ground yang mengakibatkan relay mendapat tegangan, sehingga kumparannya akan bekerja menarik kontak Normally Close menjadi keadaan Normally Open. Yang juga akan berpengaruh kepada hubungan kontak dengan selected switch.

Gambar 4.8 Rangkaian Driver

2. Sensor Fotodioda Rangkaian diatas adalah pendeteksi cahaya dari lampu LED. Rangkaian ini menggunakan sensor Fotodioda sebagai sensor pendeteksi cahaya lampu LED dan Op-Amp sebagai pembanding tegangan. Pada saat tidak ada cahaya lampu LED, hambatan dari fotodioda akan sangat besar, hal ini menyebabkan tegangan pada kaki 3 Op-Amp menjadi lebih besar dari tegangan referensi yang terhubung pada kaki 2 Op-Amp. Jika tegangan pada kaki 3 Op-Amp lebih besar daripada kaki 2 Op-Amp, maka Op-Amp akan mengeluarkan logika 1 pada kaki 1 Op-Amp, hal ini akan membuat LED indikator output mati. Jika lampu LED nyala, cahaya dari lampu LED akan terdeteksi oleh fotodioda, sehingga hambatan pada kaki fotodioda menjadi sangat rendah. Hal ini akan menyebabkan tegangan pada kaki 3 Op-Amp menjadi lebih kecil dari tegangan referensi kaki 2 Op-Amp. Jika tegangan pada kaki 3 Op-Amp lebih kecil daripada kaki 2 Op-Amp, maka Op-Amp akan mengeluarkan logika 0 pada kaki 1 Op-Amp, hal ini akan membuat LED indikator output nyala.

Page 108: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

4.6. Menguji, Memverifikasi dan Menvalidasi Keluaran Simulasi Setelah semua perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung sistem ini selesai dirancang dan dikonfigurasi, maka untuk tahap selanjutnya ialah pengujian sistem, pada pengujian ini dilakukan tes terhadap beberapa kondisi dari aktivitas dari server dan komputer terkontrol. 4.6.1 Silent Test Pada pengujian silent test ini dilakukan dengan menghubungkan dua unit Personal Computer (PC), yaitu : server, dan client/user. Setelah server dan dalam keadaan standby maka client/user mengakses server dengan menggunakan Web Browser Mozilla-Firefox dan memanggil alamat dari sistem pengendalian lampu ruangan gedung. Pada tampilan utama Web site sistem pengendalian lampu ruangan gedung user/client diminta untuk memasukkan username & password demi keamanan, setelah username & password cocok client/user akan diberikan URL file control.php yang dapat mengontrol lampu ruangan gedung dengan penekanan tombol (button) tanpa memperhatikan urutan penekan. Selama proses pengujian ini komputer server tidak melakukan kegiatan apapun. 4.6.2. Ping Terus-menerus Pengujian dengan ping terus menerus ke komputer server menggunakan dua unit Personal Computer (PC), yaitu: server dan user/client. Satu unit dari user/client diset untuk melakukan ping (pada DOS prompt diketikkan ping 192.168.0.1 -t) terus menerus tanpa berhenti selama proses pengujian tahap ini berlangsung. Ping ini dilakukan untuk mencoba sedikit mengganggu kerja server. Komputer user/client yang satu lagi digunakan untuk melakukan pengendalian lampu gedung. Dalam kasus ini kerja server akan sedikit terganggu karena disamping melayani permintaan pengendalian lampu gedung juga melayani permintaan ping dari user/client secara bersamaan. Komputer server dalam keadaan standby, karena komputer server juga sebagai kompuer untuk mengontrol lampu ruangan gedung, dan juga sebagai browser atas permintaan client/user, client/user melakukan pengendalian lampu gedung. Beban server pada tahap ini lebih berat dari dua kondisi sebelumnya karena melakukan browsing juga melayani permintaan user/client pada waktu yang bersamaan.

4.6.3 Cara Pengoperasian Alat Setelah rancangan sistem telah dibahas dan untuk tahap-tahap dalam mengoperasian alat “Aplikasi

Gedung Terkontrol Melalui Intranet” ada beberapa langkah sebagai berikut : 1. Aktifkan Apache Web Server pada komputer

terkontrol pastikan hubungan jaringan antara server & user/client terhubung.

2. Pada komputer user/client jalankan aplikasi web browser Mozilla-Firefox dengan memasukkan alamat server.

3. Pada halaman login, isi username & password dengan benar, maka akan diberikan URL tampilan halaman “Aplikasi Gedung Terkontrol Melalui Intranet”, pilih pada checkbox lampu lantai berapa saja yang mau diaktifkan

5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perancangan sistem kendali lampu ruangan gedung jarak jauh lewat Intranet ini dapat diambil beberapa kesimpulan, keterbatasan sistem dan saran-saran sebagai berikut :

a. Penggunaan paralel port sebagai interface untuk

mengendalikan perangkat keras, merupakan salah satu cara pemanfaatan dari sinyal-sinyal yang dikeluarkan oleh pin-pin paralell port. Diantaranya pin-pin data yang terdiri dari D0-D7, yang berfungsi sebagai keluaran dari parallel port dengan tegangan keluaran TTL sebesar 5 Volt, pin status yang berfungsi sebagai input masukan untuk PC, sehingga memungkinkan kita merancang sebuah sistem dengan mengambil umpan balik dari perangkat luar.

b. Dengan adanya rangkain pendeteksi cahaya cahaya lampu LED menggunakan sensor fotodioda, maka dapat diketahui keadaan status lampu hidup / mati.

c. Dari pengujian kinerja sistem pendukung diperoleh hasil, bahwa sistem kendali lampu ruangan yang digunakan sebagai objek pengendalian dapat dikontrol oleh user melalui media Internet.

d. Karena keterbatasan input dari port parallel untuk mendeteksi status lampu hanya bisa di deteksi 4 lampu.

e. Semakin sedikit sumber daya server yang digunakan, semakin sedikit pemakai jaringan Internet maka proses pengontrolan semakin cepat dilakukan, begitu pula sebaliknya apabila sumber daya server terbagi untuk aktifitas yang lain.

Page 109: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

5.2. Saran-saran

a. Sistem ini juga dapat bekerja bila terkoneksi ke internet. Untuk itu perlu dipikirkan pengembangannya dengan menambah server komputer agar dapat terkoneksi ke internet.

b. Untuk menghindari user yang tidak berkepentingan disarankan membuat aplikasi validasi user dengan menggunakan metode antara lain database, metode session & metode cookies.

c. Dalam perancangan sistem ini dapat dikembangkan lagi dengan pengaturan gedung secara keseluruhan misalnya pengontrolan gerbang, lift, eskalator dan lainnya.

d. Penggunaan paralel port interface memiliki kekurangan yakni dalam mencetak informasi ke printer tidak dapat dilakukan selama rangkaian terpasang.

e. Agar dapat mengetahui keadaan status 8 lampu hidup / mati di dalam aplikasi, maka yang digunakan adalah port serial .

DAFTAR PUSTAKA Ardiansyah, et all. 2002. Open Source LINUX :

Membangun Kekuatan Baru Teknologi Informasi Dunia. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Ayun Qurratu. “Video Profil FST : 2007 03:41:58. Didownload http://www.youtube.com 12 September 2009.

Adi Nugroho Agung. “Sensor Cahaya : 1 Januari 2010, 13.00:21. Didownload http://www.ikhsanpratama.wordpress 12 Februari 2010.

Daryant, Tri. 2009. Membangun Prototype Aplikasi Pengendali Listrik Ruangan Pada Gedung Berbasis Jaringan Tcp/Ip Pengendalian Lampu Lalu Lintas Berbasis : Skripsi Tidak Diterbitkan.

Hakim Lukmanul dan Musalini Uus. 2003. 150 Rahasia dan Trik Menguasai PHP. Jakarta : Elex Media Komputindo..

Indartono Sony. 2007. Komunikasi Paralel Pada Rancang Bangun Pengontrolan Lampu Rumah Via Sms (Short Message Service) Menggunakan Borland Delphi 6.0 : Skripsi Tidak Diterbitkan

Pratomo, Andi. K. 2004. Rangkaian Elektronik Praktis. Jakarta : Puspa Swara. Purwanto Mufid D dan Herlambang M. Tito. 2002.

Membangun Web Server dengan LINUX. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Purbo W Onno. 1999. TCP/IP Standar, Desain, dan Implementasi. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Utami Ema dan Suwanto Rahardjo. 2004. Belajar Bahasa C di GNU/LINUX.. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sembiring, Jhony H. 2003. Jaringan Komputer Berbasis Linux.. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Raharjo Budi dan Joni I Made. 2006. Pemograman C dan Implementasinya. Bandung : Elex Media Komputindo

Sridadi, Bambang. Pemodelan dan Simulasi Sistem : Teori, Aplikasi dan Contoh Program dalam Bahasa C. Jakarta. 2009.

Sutarman. 2003. Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Jakarta:Graha Ilmu,.

Siswoutomo Wiwit. 2005. .PHP Undercover. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Sutadi, Dwi. 2002. I/O Bus & Motherboard. Yogyakarta : Andi.

Page 110: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

LAMPIRAN LISTING PROGRAM

/******************************************************************/ /* Listing Program File ‘output’ dengan menggunakan Bahasa C */ /* SISTEM LAMPU GEDUNG TERKONTROL MELALUI INTERNET */ /******************************************************************/ /******************************************************************/ /* Simple parallel port output control program for Linux */ /* Written and copyright by Tomi Engdahl 1998 */ /* (e-mail: [email protected]) */ /* The program output the data value to PC parallel port data pins*/ /* (default lpt1 I/O address 0x378). The data values are given */ /* as the command line parameter to the program. The number can be*/ /* in decimal (0..255) or hexadecimal format (0x00..0xFF). */ /******************************************************************/ #include <stdio.h> #include <stdlib.h> #include <unistd.h> #include <asm/io.h> /* printer port base address */ #define base 0x378 main(int argc, char **argv) { int value; if (argc!=2) fprintf(stderr, "Error: Wrong number of arguments. This program needs one argument which is number between 0 and 255.\n"), exit(1); if (sscanf(argv[1],"%i",&value)!=1) fprintf(stderr, "Error: Parameter is not a number.\n"), exit(1); if ((value<0) || (value>255)) fprintf(stderr, "Error: Invalid numeric value. The parameter number must be between 0 and 255\n"), exit(1); if (ioperm(base,1,1)) fprintf(stderr, "Error: Couldn't get the port at %x\n", base), exit(1); outb((unsigned char)value, base); }

Page 111: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

<?php /******************************************************************/ /* Listing Program User Interface pada file ‘index.php’ */ /* SISTEM LAMPU GEDUNG TERKONTROL MELALUI INTERNET */ /* Coding by Ari Dwi Apri Kurniawan */ /* On the Fly -> http://ikarisba.pandela.org/outsourcing/ari */ /* mailto:[email protected] */ /* Copyleft 2006 */ /******************************************************************/ ?> <HTML> <HEAD> <TITLE>---==[ ARI COMPUTER SYSTEM ]==---</TITLE> </HEAD> <script language=javascript> var text="Welcome to ACS [Ari Computer System] \"The Best Solution for Your System\""; var length=text.length; var width=100; var pos=-(width+2); function scroll(){ pos++; var scroller=" "; if(pos==length){ pos=-(width+2); } if(pos<0){ for(var i=1;i<=Math.abs(pos); i++){ scroller=scroller+" "; } scroller=scroller+text.substring(0,width-i+1); } else{ scroller=scroller+text.substring(pos,width+pos); } window.status=scroller; setTimeout("scroll()",80); } </script> <BODY bgcolor="#091322" onLoad="scroll()"> <table border="0" width="550" height="400" align="center" cellpadding="5" cellspacing="5"> <tr> <td height="22">

Page 112: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

<object classid="clsid:D27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,29,0" width="550" height="400"> <param name="movie" value="images/open.swf"> <param name="quality" value="high"> <embed src="images/open.swf" quality="high" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" type="application/x-shockwave-flash" width="550" height="400"> </embed> </object> </td> </tr> <tr> <td align="center"> <font color="#66FF00" size="1" face="Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif"> --] please insert your user name and password to access system [-- </font> </td> </tr> <? if (!isset($nama) && !isset($password)) { ?> <tr> <td> <form name="login" method="post" action=""> <div align="left"> <table border="5" align="center" cellpadding="5" cellspacing="5"> <tr> <td> <font color="#66FF00" size="2" face="Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif"> <b>User Name</b> </font> </td> <td> <font color="#66FF00" size="2" face="Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif"> <b>:</b> </font> </td> <td> <input type="text" name="user_name"> </td> </tr> <tr> <td>

Page 113: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

<font color="#66FF00" size="2" face="Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif"> <b>Password</b> </font> </td> <td> <font color="#66FF00" size="2" face="Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif"> <b>:</b> </font> </td> <td> <input type="password" name="password"> </td> </tr> <tr> <td></td> <td></td> <td> <input type="submit" name="login" value="LOGIN"> </td> </tr> <?php } else if ($user_name=="ari" && $password=="ari") { echo ("<tr><td align='center'><font color='#66FF00' size='5' face='Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif'> PLEASE CLICK <a href='control.php'>HERE</a></font></td></tr>"); } else { echo ("<tr><td align='center'><font color='red' size='2' face='Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif'> user name or password incorrect</font><br><font color='red' size='5' face='Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif'> ACCESS DENIED </font></td></tr>"); } ?>

</table> </div> </form> </td> </tr> </table> </BODY> </HTML>

Page 114: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

<?php /******************************************************************/ /* Listing Program User Interface pada file ‘control.php’ */ /* SISTEM LAMPU GEDUNG TERKONTROL MELALUI INTERNET */ /* Coding by Ari Dwi Apri Kurniawan */ /* On the Fly -> http://ikarisba.pandela.org/outsourcing/ari */ /* mailto:[email protected] */ /* Copyleft 2006 */ /******************************************************************/ ?> <html> <head> <title>--= ACS [ Ari Computer System ] =--</title> <meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=iso-8859-1"> </head> <body bgcolor="#0A0E12" leftmargin="0" topmargin="0" marginwidth="0" marginheight="0"> <table width="421" height="596" border="0" align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" id="Table_01"> <form name="form1" method="post" action="control.php"> <tr> <td colspan="6"><img src="images/control_01.gif"

width="421" height="72" alt=""></td> </tr> <tr>

<td><img src="images/control_02.gif" width="59" height="14" alt=""></td>

<td><img src="images/control_03.gif" width="22" height="14" alt=""></td>

<td colspan="2"><img src="images/control_04.gif" width="145" height="14" alt=""></td>

<?php if(isset($lt7)) { echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt7_on.gif'

width='159' height='58' alt=''></td>"; }else{ echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt7_off.gif'

width='159' height='58' alt=''></td>"; } ?> <td rowspan="3"><img src="images/control_06.gif"

width="36" height="58" alt=""></td> </tr> <tr> <td><img src="images/control_07.gif" width="59"

height="20" alt=""></td> <td bgcolor="0A0E12"><input name="lt7" type="checkbox"

id="lt7"value="128"></td>

Page 115: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

<td colspan="2"><img src="images/control_09.gif" width="145" height="20" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_10.gif" width="59" height="24" alt=""></td> <td><img src="images/control_11.gif" width="22" height="24" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_12.gif" width="145" height="24" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_13.gif" width="59" height="15" alt=""></td> <td><img src="images/control_14.gif" width="22" height="15" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_15.gif" width="145" height="15" alt=""></td>

<?php if(isset($lt6)) {

echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt6_on.gif' width='159' height='57' alt=''></td>";

}else{ echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt6_off.gif' width='159' height='57' alt=''></td>";

} ?>

<td rowspan="3"><img src="images/control_17.gif" width="36" height="57" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_18.gif" width="59" height="20" alt=""></td> <td bgcolor="0A0E12"><input name="lt6" type="checkbox" id="lt6"value="64"></td> <td colspan="2"><img src="images/control_20.gif" width="145" height="20" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_21.gif" width="59" height="22" alt=""></td> <td><img src="images/control_22.gif" width="22" height="22" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_23.gif" width="145" height="22" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_24.gif" width="59" height="14" alt=""></td> <td><img src="images/control_25.gif" width="22" height="14" alt=""></td>

Page 116: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

<td colspan="2"><img src="images/control_26.gif" width="145" height="14" alt=""></td>

<?php if(isset($lt5)) {

echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt5_on.gif' width='159' height='56' alt=''></td>";

}else{ echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt5_off.gif' width='159' height='56' alt=''></td>";

} ?>

<td rowspan="3"><img src="images/control_28.gif" width="36" height="56" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_29.gif" width="59" height="20" alt=""></td> <td bgcolor="0A0E12"><input name="lt5" type="checkbox" id="lt5"value="32"></td> <td colspan="2"><img src="images/control_31.gif" width="145" height="20" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_32.gif" width="59" height="22" alt=""></td> <td><img src="images/control_33.gif" width="22" height="22" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_34.gif" width="145" height="22" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_35.gif" width="59" height="12" alt=""></td> <td><img src="images/control_36.gif" width="22" height="12" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_37.gif" width="145" height="12" alt=""></td>

<?php if(isset($lt4)) {

echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt4_on.gif' width='159' height='56' alt=''></td>";

}else{ echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt4_off.gif' width='159' height='56' alt=''></td>";

} ?>

<td rowspan="3"><img src="images/control_39.gif" width="36" height="56" alt=""></td>

</tr> <tr>

Page 117: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

<td><img src="images/control_40.gif" width="59" height="21" alt=""></td> <td bgcolor="0A0E12"><input name="lt4" type="checkbox" id="lt4"value="16"></td> <td colspan="2"><img src="images/control_42.gif" width="145" height="21" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_43.gif" width="59" height="23" alt=""></td> <td><img src="images/control_44.gif" width="22" height="23" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_45.gif" width="145" height="23" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_46.gif" width="59" height="12" alt=""></td> <td><img src="images/control_47.gif" width="22" height="12" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_48.gif" width="145" height="12" alt=""></td>

<?php if(isset($lt3)) {

echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt3_on.gif' width='159' height='57' alt=''></td>";

}else{ echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt3_off.gif' width='159' height='57' alt=''></td>";

} ?>

<td rowspan="3"><img src="images/control_50.gif" width="36" height="57" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_51.gif" width="59" height="21" alt=""></td> <td bgcolor="0A0E12"><input name="lt3" type="checkbox" id="lt3"value="8"></td> <td colspan="2"><img src="images/control_53.gif" width="145" height="21" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_54.gif" width="59" height="24" alt=""></td> <td><img src="images/control_55.gif" width="22" height="24" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_56.gif" width="145" height="24" alt=""></td>

</tr>

Page 118: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

<tr> <td><img src="images/control_57.gif" width="59" height="12" alt=""></td> <td><img src="images/control_58.gif" width="22" height="12" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_59.gif" width="145" height="12" alt=""></td>

<?php if(isset($lt2)) {

echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt2_on.gif' width='159' height='56' alt=''></td>";

}else{ echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt2_off.gif' width='159' height='56' alt=''></td>";

} ?>

<td rowspan="3"><img src="images/control_61.gif" width="36" height="56" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_62.gif" width="59" height="21" alt=""></td> <td bgcolor="0A0E12"><input name="lt2" type="checkbox" id="lt2"value="4"></td> <td colspan="2"><img src="images/control_64.gif" width="145" height="21" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_65.gif" width="59" height="23" alt=""></td> <td><img src="images/control_66.gif" width="22" height="23" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_67.gif" width="145" height="23" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_68.gif" width="59" height="14" alt=""></td> <td><img src="images/control_69.gif" width="22" height="14" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_70.gif" width="145" height="14" alt=""></td>

<?php if(isset($lt1)) {

echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt1_on.gif' width='159' height='58' alt=''></td>";

}else{

Page 119: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

echo"<td rowspan='3'><img src='images/lt1_off.gif' width='159' height='58' alt=''></td>";

} ?>

<td rowspan="3"><img src="images/control_72.gif" width="36" height="58" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_73.gif" width="59" height="20" alt=""></td> <td bgcolor="0A0E12"><input name="lt1" type="checkbox" id="lt1"value="2"></td> <td colspan="2"><img src="images/control_75.gif" width="145" height="20" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_76.gif" width="59" height="24" alt=""></td> <td><img src="images/control_77.gif" width="22" height="24" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_78.gif" width="145" height="24" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_79.gif" width="59" height="16" alt=""></td> <td><img src="images/control_80.gif" width="22" height="16" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_81.gif" width="145" height="16" alt=""></td>

<?php if(isset($ltdasar)) {

echo"<td rowspan='4'><img src='images/ltdasar_on.gif' width='159' height='76' alt=''></td>";

}else{ echo"<td rowspan='4'><img src='images/ltdasar_off.gif' width='159' height='76' alt=''></td>";

} ?>

<td rowspan="4"><img src="images/control_83.gif" width="36" height="76" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/control_84.gif" width="59" height="20" alt=""></td> <td bgcolor="0A0E12"><input name="ltdasar" type="checkbox" id="ltdasar"value="1"></td> <td colspan="2"><img src="images/control_86.gif" width="145" height="20" alt=""></td>

Page 120: SIMULASI LAMPU GEDUNG TERKONTROL

</tr> <tr>

<td rowspan="2"><img src="images/control_87.gif" width="59" height="40" alt=""></td> <td><img src="images/control_88.gif" width="22" height="11" alt=""></td> <td colspan="2"><img src="images/control_89.gif" width="145" height="11" alt=""></td>

</tr> <tr> <td colspan="2" background="images/control_90.gif">

<div align="center"><input name="hidup" type="submit" id="hidup" value=" AKTIFKAN "

style="width:110px; height:28px;"></div></td> <td><img src="images/control_91.gif" width="55" height="29" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td colspan="6"><img src="images/control_92.gif" width="421" height="49" alt=""></td>

</tr> <tr>

<td><img src="images/spacer.gif" width="59" height="1" alt=""></td> <td><img src="images/spacer.gif" width="22" height="1" alt=""></td> <td><img src="images/spacer.gif" width="90" height="1" alt=""></td> <td><img src="images/spacer.gif" width="55" height="1" alt=""></td> <td><img src="images/spacer.gif" width="159" height="1" alt=""></td> <td><img src="images/spacer.gif" width="36" height="1" alt=""></td>

</tr> </form> <?php $output=$ltdasar + $lt1 + $lt2 + $lt3 + $lt4 + $lt5 + $lt6 + $lt7; exec ("/usr/sbin/output $output"); ?> </table> </body> </html>