sila pertama ini mengungkapkan hubungan yang · pdf fileketertiban sosial tunggal arti,...

9
A. KESERASIAN DALAM SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA. Sila pertama ini mengungkapkan hubungan yang serasi antara Pencipta dan ciptaanNya .. Wawasan tentang Pencipta itu mungkin berbeda pada manusia yang satu daripada manusia lainnya dan sebutan bagi Pencipta dapat pula berbeda. Walaupun demikian manusia yang mengakui dan yakin akan adanya Pencipta itu akan ber- ikhtiar memantapkan dan tidak mengganggu hubungan yang serasi antara Pencipta dan ciptaanNya apakah itu dirinya sendiri sebagai mahluk termulia maupun segala ciptaan pencipta yang ada dalam lingkungannya. Hal inilah yang mengharuskan manusia untuk hidup serasi dalam ling- kungan yang serasi pula. Karena itu maka wajarlah kalau hukum itu tidak hanya untuk keserasian hidup antara manusia - tetapi juga keserasian lingkungan pergaulan hidup mereka. B.. KESERASIAN DALAM SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB. Sila kedua ini menunjuk pada hubungan serasi antar- manusia perseorangan, antar - kelompok ataupun antara / seseorang dengankelompok. fHubungan adil dan beradab dapat -diumpamakan sebagai cahaya dan api; bila apinya besar maka cahayanya terang; jadi, bila peradabannya tinggi maka keadilanpun mantap. Peradaban merupakan kodrat khusus manusiawi. Sesuai dengan kodrat alami maka manusia mempunyai pikiran/cipta dan perasaan/rasa yang bila dikombinasikan akan meniadi kehendak/karsa yang merupakan motif daripada karya/sikap tindak. Karena penggunaan cipta, rasa dan karsa itu maka terbentuklah kalbu atau "gewet- 82 FILSAF AT HUKUM

Upload: doandat

Post on 02-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sila pertama ini mengungkapkan hubungan yang · PDF fileketertiban sosial tunggal arti, menyebabkan kekangan ... Adanya kalbu itu membedakan manusia sebagai mahluk termulia dari pada

A. KESERASIAN DALAM SILAKETUHANAN YANG MAHA ESA.

Sila pertama ini mengungkapkan hubungan yangserasi antara Pencipta dan ciptaanNya .. Wawasan tentangPencipta itu mungkin berbeda pada manusia yang satudaripada manusia lainnya dan sebutan bagi Penciptadapat pula berbeda. Walaupun demikian manusia yangmengakui dan yakin akan adanya Pencipta itu akan ber-ikhtiar memantapkan dan tidak mengganggu hubunganyang serasi antara Pencipta dan ciptaanNya apakah itudirinya sendiri sebagai mahluk termulia maupun segalaciptaan pencipta yang ada dalam lingkungannya. Hal inilahyang mengharuskan manusia untuk hidup serasi dalam ling-kungan yang serasi pula. Karena itu maka wajarlah kalauhukum itu tidak hanya untuk keserasian hidup antaramanusia - tetapi juga keserasian lingkungan pergaulanhidup mereka.

B.. KESERASIAN DALAM SILAKEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB.

Sila kedua ini menunjuk pada hubungan serasi antar-manusia perseorangan, antar - kelompok ataupun antara

/ seseorang dengankelompok.fHubungan adil dan beradab dapat -diumpamakan

sebagai cahaya dan api; bila apinya besar maka cahayanyaterang; jadi, bila peradabannya tinggi maka keadilanpunmantap.

Peradaban merupakan kodrat khusus manusiawi.Sesuai dengan kodrat alami maka manusia mempunyaipikiran/cipta dan perasaan/rasa yang bila dikombinasikanakan meniadi kehendak/karsa yang merupakan motifdaripada karya/sikap tindak. Karena penggunaan cipta,rasa dan karsa itu maka terbentuklah kalbu atau "gewet-

82 FILSAFAT HUKUM

Page 2: Sila pertama ini mengungkapkan hubungan yang · PDF fileketertiban sosial tunggal arti, menyebabkan kekangan ... Adanya kalbu itu membedakan manusia sebagai mahluk termulia dari pada

VI. PANCASILA ADALAHSENDI KESERASIAN HUKUM.

Ketertiban merupakan pengertian konteksuil dan setiapusaha untuk memberi penjelasan tunggal terhadap penger-tuan itu yang berlaku bagi segala situasi sosial, berartisuatu pencakupan totaliter terhadap kehidupan sosial.Penafsiran diserahkan kepada pribadi-pribadi, yang masing-masing mernpunyai interpretasi sendiri. Suatu pandangansepihak juga berarti berhentinya ketaatan sosial terhadappandangan abstrak untuk bersama-sama membentuk keter-tiban. Kalau para earga memberi reaksi dengan menyata-kan bahwa tak ada ketertiban lagi; maka hal itu merupakanpertanda bahwa konstitusi ketertiban mulai runtuh, olehkarena tidak ada kepercayaan lagi. Suatu pendekatan se-pihak terhadap ketertiban atau kegiatan yang menujuketertiban sosial tunggal arti, menyebabkan kekanganpada kebebasan manusia untuk memberikan penafsiranpada kenyataan dan lingkungan sosial, yang berarti suatuancaman terhadap ketertiban sosial. Untuk sementaraadalah cukup untuk memberikan peluang pada terjadinyakoordinasi perilaku sosial, sehingga terjadi pengakuanterhadap adanya ketertiban sosial.

elah diuraikan dalam awal buku ini bahwa HukumT adalah (untuk mencapai) Keserasian/Kedamaianl

Keadilan. Dengan menegaskan bahwa Pancasilaadalah sendi Keserasian Hukum, memang haruslah terbuktibahwa benih keserasian tersebut terdapat dalam tiap sila-nya.

PANCASIL)_ ADALAH SEND! KESERASIAN HUKUM 81

Page 3: Sila pertama ini mengungkapkan hubungan yang · PDF fileketertiban sosial tunggal arti, menyebabkan kekangan ... Adanya kalbu itu membedakan manusia sebagai mahluk termulia dari pada

en" manusia. Adanya kalbu itu membedakan manusiasebagai mahluk termulia dari pada mahluk lain ciptaanAllah. Walaupun demikian kalbu manusia dapat berkeada-an positip atau negatip tergantung keadaan sarana (cipta,rasa, karsa) pembentukannya yang juga mungkin positipatau negatip; karena itu ada sebutan orang biadab ataurendah peradabannya,

@) Manusia dikatakan beradab, yaitu kalbunya positip,apabila ia mampu "mulat sarira'' atau mawas dirt yangakan terlihat pada sikap tindaknya. Untuk berkemampuanmawas diri manusia harus berikhtiar hidup :

1. sabenere (logis), yaitu dapat membuktikan apa ataumana yang benar dan yang salah;

2. samestine (ethis), yaitu bersikap tindak maton atauberpatokan dan tidak waton ialah asal saja sehinggasernbrono atau ngawur.Ukuran maton itu ialah :a. "sabutuhe " yang maksudnya tidak serakah.b. "sacukupe" yaitu mampu tidak berkekurangan

tetapi juga tidak serba berkelebihan.c. "saperlune", artinya lugu lugas tidak bertele-tele

tanpa ujung pangkal.3. sakepenake (estetis) yang harus diartikan : mencari

yang enak tanpa menyebabkan tidak enak pada pri-badi lain.

Manusia yang beradab, yaitu mampu "mulat sarira"selalu hams "tepa salira" terhadap orang lain dan ini hanyarnungkin bila dilandasi dua asas yaitu :

1. apa yang anda tidak ingin alami, janganlah menye-babkan orang lain mengalaminya; dalam rumus bahasaLatin inilah "neminem laedere" = jangan merugikan oranglain, sebagai asas yang ditujukan terhadap umum, siapasaja tanpa kecuali sehingga ini merupakan sendi "equality"

PANCASILA ADALAH SEND! KESERASIAN HUKUM 83

:: r :

Page 4: Sila pertama ini mengungkapkan hubungan yang · PDF fileketertiban sosial tunggal arti, menyebabkan kekangan ... Adanya kalbu itu membedakan manusia sebagai mahluk termulia dari pada

bagi pergaulan hidup yang merupakan satu kutub dalarncitra Keadilan.

2. apa yang boleh anda perdapat, biarkanlali oranglain berikhtiar mendapatkannya; rumus Latinnya terkenal"suum cuique tribuere" = bertindaklah sebanding, maksud-nya tidak lain mengarahkan agar disamakan apa yang tidakbeda dan dibedakan apa yang tidak sarna.Dalarn pergaulan hidup sendi "equity" ini akan kita alarnidalarn hal yang khusus/konkrit dan merupakan kutublainnya dalarn citra Keadilan.

Dengan demikian jelaslah bahwa sila Perikemanusiaanitu adalah sendi keserasian hukum, terutarna Hukum TataNegara dan Hukum Administrasi Negara (termasuk HukumAcara) maupun Hukum Pidana yang adanya perlu untukmencegah dan mengurangi aneka macarn sengketa dalarnpergaulan hidup manusia.

C. KESERASIAN DALAM SILAPERSATUAN INDONESIA.

Pada saat menjelang proklarnasi Indonesia Merdeka,Nusantara dihuni oleh kebinaan suku (Aceh diujung baratsarnpai Irian di ujung timur) dan golongan (selain Pribumijuga non pribumi). Walaupun pada tahun 1928 telahdikumandangkan lahirnya satu bangsa - Bangsa Indonesia,namun ketunggalan perlu dikukuhkan dalam MukadimahIndonesia sebagai suatu sila Pancasila.

Persatuan Indonesia tidak lain maksudnya ialahpersatuan suku serta golongan yang sekaligus pula terjelmasebagai satu bangsa, sehingga tidak sewajarnya yang satumeniadakan yang lain, tetapi haruslah ada keserasian anta-ra kebinaan suku serta golongan dan ketunggalan bangsa.

Keserasian dwi-tunggal tersebut haruslah mengeja-wantah dalam unsur uniformitas kebangsaan (tanpa

84 FILSAFAT HUKUM

Page 5: Sila pertama ini mengungkapkan hubungan yang · PDF fileketertiban sosial tunggal arti, menyebabkan kekangan ... Adanya kalbu itu membedakan manusia sebagai mahluk termulia dari pada

chauvinisem) berjalinan dengan unsur varietas kesukuanserta golongan (tanpa separatisem) dalam segala bidangkehidupan bangsa sehingga akan terbukti bahwa "BhinekaTunggal Ika" bukanlah semboyan semata-mata.

Dalam hukum sila ke tiga ini menjadi pembenaranPluralisem dalam bidang Hukum Keluarga dan HukumWaris, sedang Unifikasi menjadi keharusan dalam bidanglainnya (Hukum Tata Negara, Hukum Karya/AdministrasiNegara, Hukum Harta Kekayaan dan Hukum Pidana) daripada Tata Hukum Indonesia.

D. KESERASIAN DALAM SILAKERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH

HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAMPERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN.

/-Manusia sebagai pribadi maupun dalam kelompok

pergaulan hidup mempunyai aneka macam kepentingan.Pada suatu ketika kepentingan itu mungkin berbeda bagipribadi/kelompok yang satu dengan yang lainnya. Bahkankepentingan itu dapat bertentangan adanya; misalnya,kelompok yang satu menyetujui pembaharuan sedangyang lain menginginkan pelestarian dan sebagainya. Keada-an kelornpok yang berbeda kepentingan itu mungkin :

1. sederajat atau2. berbeda deraiat (Penguasa, atasan : Warga, bawahan).

Dalam hubungan yang sederajat dapat timbul masalahmayoritas dan minoritas dengan perbedaan kepentingan,tetapi manusia yang beradab akan mencegah atau mengu-rangi kemungkinan perbedaan itu menjadi meruncingsehingga pergaulan hidup dapat terpelihara dan tidakberubah menjadi pergumulan hidup. Untuk mempertahan-kan kebersamaan dalam kebedaan diperlukan upaya yaituikhtiar mencapai keserasian dalam konsensus yang dapatbersifat substansiel atau formel. Konsensus formel sebagai

PANCASILA ADALAH SENDI KESERASIAN HUKUM 85

Page 6: Sila pertama ini mengungkapkan hubungan yang · PDF fileketertiban sosial tunggal arti, menyebabkan kekangan ... Adanya kalbu itu membedakan manusia sebagai mahluk termulia dari pada

konsensus tentang tidak adanya konsensus (substansiel),dapat dibenarkan apabila hal itu lebih serasi dari padamemaksakan konsensus substansiel.

Dalam lingkup kenegaraan, maka sila ke IV daripadaPancasila itulah yang merupakan upaya konsensus yangdalam (Ilmu) Hukum Internasional dikenal sebagai konsul-tasi. /Apabila pada suatu ketika peruncingan perbedaankepentingan terjadi tetapi masih diinginkan penanggulang-an melalui upaya damai agar dapat dipertahankan adanyaKebersamaan dalam Kebedaan, maka di samping konsul-tasi masih ada upaya l.l. "good offices" fjasa baik yaitu dengan pihak ke tiga

sebagai perantara para pihak yang bersengketa tetapipenyelesaiannya berupa konsensus antara ke duapihak saja.

2. "mediation" /penengahan dengan pihak ke tiga yangmenengahi penyelesaian perkara dengan konsensusantara ke tiga pihak.

3. peradilan yang dengan pihak ke tiga secara mandirimenyelesaikan sengketa antar pihak dalam bentukkeputusan yang wajib dipatuhi para pihak dalamsengketa. Sesungguhnya, menyelesaikan Perkara(sengketa) Perdata bidang perjanjian, kekeluargaanmaupun kewarisan tidaklah harus langsung melaluiperadilan tetapi (salah satu dari) ke tiga upaya terse-but dapat digunakan lebih dahulu.

Tentang upaya "good offices" dan "mediation" kiranyatepat diselenggarakan dengan perantara Lembaga BantuanHukum dalam ataupun luar Fakultas Hukum.

Dalam keadaan beda-derajat (Penguasa/atasan : War-ga/bawahan, orang tua : anak dsb.), maka konsepsi hu-bungan Kekuasaan dan Kepatuhan adalah yang menjadiintinya. Perbedaan kepentingan menghangat dalam hu-

86 FILSAF AT HUKUM

Page 7: Sila pertama ini mengungkapkan hubungan yang · PDF fileketertiban sosial tunggal arti, menyebabkan kekangan ... Adanya kalbu itu membedakan manusia sebagai mahluk termulia dari pada

bungan tersebut apabila timbul ketidak serasian antaranilai Ketertiban (kepentingan penguasa) dan nilai Kebe-basan (kepentingan warga). Keserasian antara kepentinganPenguasa dan kepentingan Warga tidak perlu goyah bilake dua pihak menginsyafi hakekat Kekuasa n yaitu peran-an .untuk menciptakan, mening atkan dan memeliharakeserasian maupun mencegah gangguan keserasian Keter-tiban : Kebebasan serta hakekat Kepatuhan sebagai peran-an untuk mengakui dan menuruti kekuasaan yang demi-kian.

E. KESERASIAN DALAM SILAKEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH

BANGSA INDONESIA.

Perumusan terakhir Pancasila terarah pada tujuansetiap pribadi manusia yaitu keserasian rohaniah danjasmaniah. Komposisi manusia terdiri dari unsur rohani/spirituil dan unsur jasmaniah/materiel serta unsur (antara)jalinan saraf yang menyetarafkan ke dua unsur lainnyaagar serasi dalam kepribadiannya. Peranan kodrati manusiaialah memelihara dan meningkatkan daya tahan ke tigansurnya.

I Daya tahan unsur jasmaniah dipelihara dan ditingkatkansarana kegiatan ekonomis (pangan, papan dan sandang),berolahraga dan sebagainya.Daya tahan unsur rohaniah terdiri dari dua tingkat yaitu :

1. taraf alami yang meliputi cipta, rasa dan karsa, seba-gai potensi serta,

2. taraf budaya (kesadaran) yang berupa trias-spiritualiayaitu: .a. logika - ilmu pengetahuanb. estetika - kesenian (sebagai daya kreasi) danc. ethika - keimanan ; keahlakan ; sopan santun;

hukum.

PANCASILA ADALAH SENDI KESERASIAN HUKUM 87

Page 8: Sila pertama ini mengungkapkan hubungan yang · PDF fileketertiban sosial tunggal arti, menyebabkan kekangan ... Adanya kalbu itu membedakan manusia sebagai mahluk termulia dari pada

Dalam taraf budaya ini manusia terbedakan darimahluk lainnya ataupun robot.

Mewujudkan Keadilan Sosial bagi seluruh RakyatIndonesia berarti bahwa secara merata dan berkesinam-bungan setiap manusia Indonesia mengalami sungguhkeserasian rohaniah; jasmaniah.

Dalam Hukum Harta Kekayaan/Hukum Ekonomi(sektor produksi ~ tukar menukar - konsumsi) haruslahdiutamakan keserasian rohaniah; jasmaniah dalam jalinandengan keserasian kebaruan; kelestarian dan keserasiankebebasan; ketertiban.

VII. PEN U T U P.

ada awal tulisan ini telah dijelaskan tentang pelbagaiP pengartian yang dapat diberikan pada hukum. Dengan

bertitik tolak pada hukum dalam arti sebagai jalinannilai-nilai, telah dijelaskan suatu pengantar terhadap filsa-fat hukum yang mencakup perenungan tentang nilai-nilai,perumusan nilai-nilai dan penyerasian nilai-nilai yangberpasangan tetapi bertegangan, telah dianalisa beberapaantinomi dalam filsafat hukum. Dengan-dernikian diharap-kan akan diperoleh suatu gambaran yang singakt, deskrip-tif dan analitis tentang filsafat hukum. Disamping itudiberikan suatu uraian mengenai ketertiban sosial dan Pan-casila yang merupakan sendi keserasian hukum, sesudahpemberian penjelasan singkat mengenai hak-hak azasi.Apakah kegunaan penjelasan-penjelasan tersebut ?

Kegunaan dari uraian-uraian tersebut diatas dapatlahdijelaskan dengan mengutip sebagian dari kata pengantar

88 FILSAFATHUKUM

Page 9: Sila pertama ini mengungkapkan hubungan yang · PDF fileketertiban sosial tunggal arti, menyebabkan kekangan ... Adanya kalbu itu membedakan manusia sebagai mahluk termulia dari pada

DAFTAR KEPUSTAKAAN:

Edwin W. Peterson didalarn buku yang berjudul "TheLegal Philosophies of Lask, Radbruch and Dabin", sebagaiberikut:

"The primary task of the legal philosopher is toreveal and to maintain the dominant long-run in-fluence of ideas over events, of the general over theparticular. In discharging this task he may help hisgeneration to understand the basic trends of the lawfrom one generation to the next, and the commoncultural ties of seemingly disparate national legalsystems. He may, again, create from these commonideal goods of the world's culture general theories,beliefs, and insights that will be accepted and usedas guides by corning generations."

Kutipan tersebut diatas secara langsung menjelaskan fungsidari ahli filsafat hukum, dan kegunaan filsafat hukumdalam arti yang luas.

Apeldoorn, van L.J. Inleiding tot de studie van hetNederlandsche Recht. Zwolle Tjeenk-Willink, 1966.

Dahrendorf, R. Essays in the theory of society. Stanford:Stanford University Press, 1968.

Friedmann, Wolfgang. Legal Theory. Fifth edition. Lon-don: Stevens & Sons, 1967.

Fromm, Erick. Man for Himself. Greenwich, Conn :A Fawcett Premier Book, 1955.

Garfinkel, H. Studies in Ethnornethodology.' EnglewoodCliffs: Prentice Hall, 1967.

DAFTAR KEPUSTAKAAN 89