sifat kayu dan penggunaannya

Upload: risakencanaputri

Post on 10-Oct-2015

161 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).

TRANSCRIPT

  • SIFAT-SIFAT KAYU DAN PENGGUNAANNYATeknologi Kayu

  • sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat). Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial). Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.

  • Sifat Fisik KayuBerat dan Berat JenisBerat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula. KeawetanKeawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.

    WarnaKayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.

  • Sifat Fisik KayuTeksturTekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).

    Arah SeratArah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).

    Kesan RabaKesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.

  • Sifat Fisik KayuBau dan RasaBau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.

    Nilai DekoratifGambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.

    HigroskopisKayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).

  • Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari : Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).

    Daya Hantar PanasSifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas. Sifat Fisik Kayu

  • Daya Hantar Listrik Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air. Sifat Fisik Kayu

  • Sifat Mekanik KayuKeteguhan TarikKeteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu : Keteguhan tarik sejajar arah serat dan Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat. Keteguhan tekan / KompresiKeteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu : Keteguhan tekan sejajar arah serat dan Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.

  • Keteguhan GeserKeteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu : Keteguhan geser sejajar arah serat Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan Keteguhan geser miringKeteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.

    Keteguhan lengkung (lentur)Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu : Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak. Sifat Mekanik Kayu

  • KekakuanKekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.

    KeuletanKeuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.

    KekerasanKekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu. Sifat Mekanik Kayu

  • Keteguhan BelahKeteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok : Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb. Sifat Mekanik Kayu

  • Macam Penggunaan KayuBangunan (Konstruksi)Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.

    Veneer biasaPersyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.

    Veneer mewahPersyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.

    Perkakas (mebel)Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin. Lantai (parket)Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.

  • PENGENALAN JENIS KAYU Manfaat Pengenalan Jenis KayuKegiatan penentuan jenis kayu (identifikasi jenis kayu) merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pengujian dalam arti luas yaitu menentukan jenis kayu, mengukur dimensi kayu untuk mendapatkan volume serta menetapkan mutu.Untuk mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan memeriksa sepotong kecil kayu. Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada umumnya dengan cara memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah dilihat seperti penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, ada tidaknya getah dan sebagainya.

  • Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian, moulding, dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya memperhatikan sifat-sifat kasar yang mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu jati (Tectona grandis) memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas). Namun apabila kayu tersebut diamati dalam bentuk barang jadi dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka satu-satunya cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan cara memeriksa sifat anatomi/strukturnya. Demikian juga untuk kebanyakan kayu di Indonesia, dimana antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih lazim dipakai dalam penentuan je-nis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat struktur).

  • Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis). Secara obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.

  • Sifat fisik/kasar atau makroskopis Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, penciuman, perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras, tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang, arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu, gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu, lingkaran tumbuh, bau, dan sebagainya.

  • Sifat struktur/mikroskopis Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran 10 kali. Sifat struktur yang diamati adalah :Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi). Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori). Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya dan keseragaman ukurannya.

  • Saluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu, misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara lain meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya, saluran interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada bidang lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel kayu dengan ukuran yang jauh lebih kecil. Sifat struktur/mikroskopis

  • Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.) Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti kempas (Koompasia malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus). Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu yang sering memiliki gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati (Tectona grandis) dan api-api (Avicennia spp).

    Sifat struktur/mikroskopis

  • Terdapat perbedaan yang mendasar antara sifat struktur kayu daun lebar dan sifat struktur kayu daun jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak mempunyai pori-pori kayu seperti halnya kayu-kayu daun lebar.Untuk menentukan jenis sepotong kayu, kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa kayu tersebut dengan memeriksa sifat kasarnya. Apabila dengan cara tersebut belum dapat ditetapkan jenis kayunya, maka terhadap kayu tersebut dilakukan pemeriksaan sifat strukturnya dengan mempergunakan loupe.

  • Bagian-bagian KayuKulit LuarLapisan luar yang sudah matiFungsi : pelindung kayu terhadap serangan dari luar, misalnya iklim,serangan serangga, jamurKulit DalamBersifat hidup dan tipisFungsinya sebagai jalan zat yang mengandung gizi dari akar ke daunKambiumMerupakan jaringan yang tipis dan beningTerletak antara kulit dalam dan kayu gubal ke arah melingkar dari pohonKayu GubalBagian kayu muda, terdiri dari sel-sel yang masih hidupTerletak disebelah dalam kambiumFungsinya: sebagai penyalur cairan dan tempat penimbunan zat-zat yang mengandung giziJenis kayu yang bertumbuh cepat mempunyai lapisan yang lebih tebalWarna lebih terang dibanding kayu teras

  • Bagian-bagian KayuKayu TerasTerdiri atas sel-sel yang dibentuk melalui perubahan-perubahan sel hidup dalam lingkaran kayu gubal yang paling dalam.Kayu lebih awet, karena selnya lebih tuaWarna kayu lebih gelapHatiBagian kayu yang terletak dipusatBerasal dari kayu awal, yang dibentuk oleh kambiumSifatnya : rapuh dan lunakRenggat (Lingkaran Tahun)Menunjukkan perkembangan kayu dari musim kemarau-musim penghujanPetanda umur dari suatu pohonJari-jariTerdapat dari luar-ke dalam berpusat pada sumbu batangFungsi : menyampaikan zat bergizi dari kulit dalam ke bagian dalam dari pohonJari-jari teras tidak sama

  • Jenis-jenis KayuKayu JatiKayu teras coklat kekuningan, coklat kelabu sampai coklat tua/merah coklatKayu KamferKayu teras merah coklat, merah kelabu, merah. Kayu gubal hampir putih sampai coklat kuning mudaKayu KeruingKayu teras bervariasi dari merah jambu, merah coklat muda, merah sampai merah tua. Kayu gubal lebih muda dari kayu teras, putih, putih kotor kelabuKayu Meranti MerahKayu teras bervariasi dari merah jambu, merah coklat muda, merah, merah tua. Kayu gubal lebih muda dari kayu teras, putih, putih kotor kelabu. Kulit luar berwarna kelabu atau coklat.Kayu MahoniKayu teras coklat muda kemerah-merahan atau kekuning-kuningan sampai coklat tua kemerah-merahan.Kayu KelapaTidak ada teras dan gubal, warna coklat kemerah-merahan (inti batang tidak dapat dimanfaatkan)

  • Cacat-cacat KayuCacat kayu : Kelainan struktur dan anatomi dari kayu biasa sehingga mengakibatkan kekurangan/kesulitan pada penggunaan dan pengerjaan kayuFaktor-faktor perusak :Secara alam selama proses pertumbuhanDari luarBiologis hama (serangga perusak kayu), jamurNon biologis faktor fisik (angin/gempa bumi) faktor mekanis (pasang paku,mengukir) faktor kimia (pencemaran udara)

  • Cacat dalam pembentukan batangBatang kerucut terpancung menurunkan mutu kayu oleh serat-serat yang tidak sejajarBatang yang lurus dan tanpa cacat, batang yang ideal dan yang dikehendakiBatang bengkokBatang bengkok-puntir menghasilkan kayu yang sedikit dan yang mudah lengkungBatang bercabang menurunkan mutu kayu karena sertanya tidak teratur

  • Cacat dalam pembentukan anatomisJarak rengat berbeda keras. Kayu ini menyusut tidak teratur dan mudah pecahBatang memilin arah matahari menurunkan mutu kayu karena menyusut sehingga berubah bentuknya menjadi baling-balingMata kayu dibedakan : mata kayu yang sehat, mata kayu yang lepas, mata kayu busukMata kayu yang lepas atau busuk mengurangi keindahan kayu dan mempersulit pengerjaannya

  • Cacat pengaruh dari luarRetak pengeringan akibat penyimpanan batang kayu tidak terlindung dari sinar matahari. Memberi peluang hama bertelurHati/inti kayu yang membusuk. Pohon tua, kayu tidak dapat dimanfaatkan lagiRetak angin/penebangan. Retak yang melintang pada serat kayu. Kayu tidak dapat dimanfaatkan lagi.Kerusakan mekanik disebabkan oleh paku, pengukiran kulit dsb.

  • Pengawetan KayuTujuan : pencegahan terhadap hama dan jamurCara pengawetan :Pengawetan sementaraPengawetan tetapPemilihan jenis kayu yang tahanPembuatan konstruksi yang baikPenggunaan bahan/larutan kimiaPenambahan keindahan (cat dan vernis)

  • Penggunaan bahan/larutan kimiaTindakan pencegahanObat bergaram (dilarutkan dalam air) untuk kayu yang belum keringObat berminyak (dilarutkan dalam minyak) untuk kayu yang sudah kering sekaliTindakan perlawananRacun yang dapat dimakanRacun yang dapat dihirupRacun yang dapat melekat

  • Kelas kayu menurut keawetannya

    Kelas(Tingkat) keawetan kayuIIIIIIIVVSelalu berhubungan dengan tanah lembab8 tahun5 tahun3 tahunSangat pendekSangat pendekTidak terlindung, tetapi dilindungi dari pemasukan air20 tahun15 tahun10 tahunBeberapa tahunSangat pendekTidak berhubungan dengan tanah lembab, dibawah atap dan dilindungi dari kelemasan bebanTak terbatasTak terbatasSangat lamaBeberapa tahunpendekBerada di atas tetapi selalu dipeliharaTak terbatasTak terbatasTak terbatas20 tahun20 tahunSerangan rayapTidakJarangAgak cepatSangat cepatSangat cepatSerangan bubuk, kayu kering dsbTidak TidakHampir tidakTak seberapaSangat cepat

  • Kelas kayu menurut kekuatannya

    Kelas KuatBerat Jenis KEring (kg/dm3)Keteguhan lentur mutlak (kg/cm2)Keteguhan tekan mutlak (kg/cm2)I> 0.90> 1.100 > 650II0.90 0.601.000 725650 425III0.60 0.40725 500425 300IV0.40 0.30500 360300 215V< 0.30< 360< 215

  • Kelas kayu menurut pemakaiannya

    Kayu bangunan strukturalKayu bangunan non strukturalKayu bangunan untuk keperluan lainDigunakan dalam struktur bangunan, yang penggunaannya memerlukan perhitungan bebanDigunakan dalam bagian bangunan, yang penggunaannya tidak memerlukan perhitungan bebanDiluar klasifikasi kayu bangunan struktural maupun non struktural, dipergunakan sebagai bahan bangunan pendukung ataupun bangunan sementara

  • Syarat-syarat umum mutu kayu

    UraianMutu AMutu BMata kayuMaksimum 1/6 lebar balok atau 3,5 cm Maksimum lebar balokLebarnya renggat yang berbeda karena pohon tumbuh sebelah dan berat jenis berbeda pulaMaksimum 1/10 dari tinggi balokMaksimum 1/10 dari tinggi balokArah serat, serat miringKemiringan serat maksimum 1:10Kemiringan serat mak 1:7Retak-retak- arah radial- arah renggatMaksimum1:4 tebal kayuMaksimum 1:5 tebal kayuMaksimum 1:3 tebal kayuMaksimum 1:4 tebal kayuLubang penggerek < 1.0 mm- 1.0 2.0 mm- > 2.0 mmMaksimum 16 lubang per 100 m2Maksimum 2 lubang per 100 m2Tidak diperkenankanMaksimum 32 lubang per 100 m2Maksimum 4 lubang per 100 m2Tidak diperkenankanCacat tergabungDiperkenankan asal saja jarak cacat yang satu dengan yang lainnya tidak kurang dari 2x lebar permukaan kayu, dan dengan jumlah pengaruh kumulatif tidak melebihi satu ukuran cacat tunggal maksimum yang diperkenankanCacat lain seperti jamur,hati rapuh/retak berlawanan serat kayuTidak diperkenankanTidak diperkenankan

  • Ukuran kayu dalam perdagangan (kayu gergajian)

  • ****************************************