sifat heat cured acrylic

3
Sifat-Sifat Heat Cured Acrylic Sifat-sifat fisik basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas meliputi: 1. Pengerutan polimerisasi Ketika monomer metil metakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli (metil-metakrilat), kepadatan berubah dari 0,94 menjadi 1,19 g/cm. Perubahan menghasilkan pengerutan polimetrik sebesar 21%. Akibatnya, perubahan volumetrik yang ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi sekitar 6-7% sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium dan klinis. 2. Perubahan dimensi Pemrosesan akrilik yang baik akan menghasilkan dimensi stabilitas yang bagus. Proses pengerutan akan diimbangi oleh ekspansi yang disebabkan oleh penyerapan air. Percobaan laboratorium menunjukkan bahwa ekspansi linier yang disebabkan oleh penyerapan air adalah hampir sama dengan pengerutan termal yang diakibatkan oleh penyerapan air. 3. Konduktivitas termal Konduktivitas termal merupakan pengukuran termofisika mengenai seberapa baik panas disalurkan melalui suatu bahan. Basis resin mempunyai konduktivitas termal yang rendah yaitu 0,0006 (0C/cm).

Upload: khairunnisa-rasyidin

Post on 09-Aug-2015

85 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sifat Heat Cured Acrylic

Sifat-Sifat Heat Cured Acrylic

Sifat-sifat fisik basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas meliputi:

1. Pengerutan polimerisasi

Ketika monomer metil metakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli (metil-metakrilat),

kepadatan berubah dari 0,94 menjadi 1,19 g/cm. Perubahan menghasilkan pengerutan

polimetrik sebesar 21%. Akibatnya, perubahan volumetrik yang ditunjukkan oleh massa

terpolimerisasi sekitar 6-7% sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium

dan klinis.

2. Perubahan dimensi

Pemrosesan akrilik yang baik akan menghasilkan dimensi stabilitas yang bagus. Proses

pengerutan akan diimbangi oleh ekspansi yang disebabkan oleh penyerapan air. Percobaan

laboratorium menunjukkan bahwa ekspansi linier yang disebabkan oleh penyerapan air

adalah hampir sama dengan pengerutan termal yang diakibatkan oleh penyerapan air.

3. Konduktivitas termal

Konduktivitas termal merupakan pengukuran termofisika mengenai seberapa baik panas

disalurkan melalui suatu bahan. Basis resin mempunyai konduktivitas termal yang rendah

yaitu 0,0006 (0C/cm).

4. Solubilitas

Meskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah kecil monomer

dilepaskan, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.

5. Penyerapan air

Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan dalam jangka

waktu tertentu. Resin akrilik menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan pada lingkungan

basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek yang nyata pada sifat mekanik, fisik

Page 2: Sifat Heat Cured Acrylic

dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air sebesar 0,69 mg/cm2. Umumnya mekanisme

penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Difusi adalah berpindahnya suatu substansi

melalui rongga yang menyebabkan ekspansi pada resin atau melalui substansi yang dapat

mempengaruhi kekuatan rantai polimer. Umumnya, basis gigitiruan memerlukan periode 17

hari untuk menjadi jenuh dengan air. Dari hasil klinikal menunjukkan bahwa penyerapan air

yang berlebihan bisa menyebabkan diskolorasi.

6. Porositas

Adanya gelembung permukaan dan di bawah permukaan dapat mempengaruhi sifat fisik,

estetika dan kebersihan basis gigitiruan. Porositas cenderung terjadi pada bagian basis

gigitiruan yang lebih tebal. Porositas disebabkan oleh penguapan monomer yang tidak

bereaksi dan berat molekul polimer yang rendah, disertai temperatur resin mencapai atau

melebihi titik didih bahan tersebut. Porositas juga dapat terjadi karena pengadukan yang

tidak tepat antara komponen polimer dan monomer. Timbulnya porositas dapat

diminimalkan dengan adonan resin akrilik yang homogen, penggunaan perbandingan

polimer dan monomer yang tepat, proses pengadukan yang terkontrol dengan baik, serta

waktu pengisian bahan ke mould yang tepat.

7. Stabilitas Warna

akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik. Yulin Lai dkk (2003)

mempelajari stabilitas warna dan ketahanan terhadap stain dari nilon, silikon serta dua jenis

resin akrilik, dan menemukan bahwa resin akrilik polimerisasi panas menunjukkan nilai

diskolorasi yang paling rendah setelah direndam dalam larutan kopi.