sidang lisan kajian pengelolaan limbah padat b3 di...
TRANSCRIPT
KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO SURABAYA
SIDANG LISAN
Oleh:PALUPI MUTIARA PERDANA
TEKNIK LINGKUNGAN - FTSP - ITS
PembimbingProf. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MAppSc
Pendahuluan
85%
11%4%
Limbah RS di Bandung
Limbah Medis Padat
Limbah Infeksius
Limbah Berbahaya lain
Sumber: Data KLH tahun 2006
Tujuan
Mengidentifikasi jumlah timbulan serta komposisi limbah padat B3 berdasarkan jenis dan sumbernya.
Mengevaluasi kondisi pengelolaan limbah padat B3 yang meliputi sistem reduksi, pemilahan, pewadahan, pengumpulan, penyimpanan, pemanfaatan, pemusnahan dan pengangkutan serta membandingkannya dengan fasilitas yang tersedia di rumah sakit.
Merekomendasikan alternatif teknologi pengelolaan limbah padat B3 ke depannya untuk lebih dapat meningkatkan kesesuaiannya dengan peraturan yang berlaku.
Tinjauan Pustaka
Mudah meledak
Mudah terbakar
Reaktif
Infeksius
Korosif
Beracun
Tinjauan Pustaka
Pewadahan limbah medis dapat berupa kontainer atau kantong plastik berwarna kuning dan terdapat lambang infeksius.
Pengumpulan limbah medis menggunakan trolley khusus tertutup Penyimpanan limbah medis pada musim hujan paling lama 48 jam
dan musim kemarau 24 jam.
Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan APD yang terdiri atas: topi/helm; masker; pelindung mata; pakaian panjang; sepatu boot; sarung tangan khusus.
Sebelum disolidifikasi, limbah harus dianalisis karakteristiknya, dilakukan uji TCLP, uji kuat tekan dan lolos uji Paint Filter test.
Limbah B3 dari sumber yang spesifik pada Tabel 1 Bapedal No. 4 (1995) tempat penimbunannya harus di landfill Kategori I yaitu Secure Landfill Double Liner.
Pengumpulan, penyimpanan dan pengangkutan yang dilakukan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku
Melakukan penimbunan abu pasca bakar dari kegiatan pengolahannya di TPA Benowo
Sampah medis keseluruhan yang dihasilkan sebanyak35686 Kg, sedangkan sampah non medisnya sebanyak133066 Kg per bulan
RSUD Dr. Soetomo
Limbah Medis
Limbah Kimia
Limbah Non Medis
Limbah FarmasiLimbah Benda TajamLimbah SitotoksisLimbah Jaringan TubuhLimbah Plastik danSisa Makanan
RSUD Dr. Soetomo
Dilakukanpenyimpanan digudang farmasi sampaiterkumpul dalam jumlahbesar lalu dilakukanpenghapusan barang
Kerangka Penelitian
Pengumpulan Data
Sumber limbah padat B3 RS
Jumlah timbulan limbah padat B3 RS Jenis dan komponen limbah padat B3 RS Kondisi pengelolaan limbah padat B3 di RSUD Dr Soetomo
Menggunakan tekniksampling stratified random sampling dengan cara alokasiala Neyman
Pelaksanaan Evaluasi Kondisi
Hasil dan Pembahasan
Pemilahan yang dilakukan belum sesuai dengan jenisnya, mulai dari sumber hingga menuju lokasi pengolahannya.
Belum melengkapi pewadahannya dengan menggunakan identitas wadah berupa warna kantong plastik dan pelabelan sesuai dengan Kepmenkes 1204 th. 2004.
Pengumpulan limbah padat B3 belum menggunakan trolley tertutup dan belum dilengkapi dengan simbol yang dapat terlihat dari jarak yang memadai.
Proses insinerasi belum mencapai suhu maksimal untuk dapat menghancurkan limbah padat B3 dan tidak dilengkapi dengan alat pembersih gas.
Hasil dan Pembahasan
Tipe Rotary Kiln (1980) Hoval MultiZon Tipe CV (1995)
CMC Tipe Rotary Kiln (2001)
Kondisi udarayang keluar daricerobonginsinerator
Hasil dan Pembahasan
Mass Balance
(%) (Kg/hari) (%) (Kg/hari) (%) (Kg/hari) (%) (Kg/hari) (%) (Kg/hari) (%) (Kg/hari) (%) (Kg/hari) (%) (Kg/hari)
Limbah bersifat tajam 11.47 130.35 129.87 90.91 - 0.00 - 0.00 100.00 90.91 0.00 27.27 27.27 27.27Limbah farmasi 22.25 252.76 251.83 176.28 - 0.00 - 0.00 100.00 176.28 0.00 52.89 52.89 52.89Limbah kimia 1.76 19.94 19.87 13.91 - 0.00 - 0.00 100.00 13.91 0.00 4.17 4.17 4.17Limbah infeksius 50.14 569.62 567.54 397.28 70.34 279.45 - 0.00 100.00 279.45 117.83 119.18 119.18 119.18Limbah botol infus 14.38 163.40 162.80 113.96 79.45 90.55 98.00 88.73 2.00 1.81 23.42 7.57 7.57 7.57
100.00 1136.07 99.63 1131.91 70.00 792.33 - 369.99 - 88.73 - 562.36 141.24 30.00 211.08 100.00 211.08 100.00 211.080.37 4.16 30.00 343.73 - 343.73 - 343.73 - 343.73 0.00 - 343.73 - 343.73 - 343.73
422.34 703.60
70.00 492.52 - 492.52 - 492.52
Limbah B3 yang tidak Terkelola
Σ Mass Balance 1136.07 1136.07 1136.07
Menuju Tahapan SelanjutnyaLimbah yang termanfaatkanLimbah yang melebur
1136.07
88.73
1136.071136.07 1136.07
88.73 88.73 88.73
1136.071136.07
Pengemasan PengangkutanDari Kegiatan sebelumnya
(Kg/hari)
70.00 100.00 100.00
Pengumpulan Penyimpanan Pemanfaatan Hasil pasca bakar insinerator
(%) (Kg/hari)
Pengolahan
30.00Toksik
Infeksius
Total (Σ)
99.63
Komposisi Limbah B3Total Limbah B3 Pewadahan
Desain Wadah, Trolley, Kontainer dan Tempat Pengumpulan Sementara
Kesimpulan
1. Timbulan serta komposisi limbah padat B3 RSUD Dr. Soetomo: Timbulan limbah padat B3 pada bulan April 2011 adalah
1136.07 Kg/hari dengan volume 8961.19 L/hari, yang terdiri atas limbah toksik bersifat tajam (11.61%); limbah toksik farmasi (21.17%); limbah toksik kimia (1.61%) dan limbah infeksius (65.61%).
Limbah Toksik Limbah Infeksius
Kesimpulan
Timbulan limbah B3 terbesar dihasilkan oleh Ruang Rawat Inap Bedah dengan timbulan rata-rata sebesar 105.28 Kg/hari dengan volume 880.77 L/hari (11 ruangan).
Volume limbah padat B3 pada bulan April 2011 adalah 8961.19 L/hari, yang terdiri atas limbah toksik bersifat tajam (14.72%); limbah toksik farmasi (33.55%); limbah toksik kimia (0.91%) dan limbah infeksius (50.82%).
Komposisi timbulan limbah B3 terbesar yaitu limbah infeksius sebesar 745.39 Kg/hari dengan volume rata-rata sebesar 4554.73 L/hari.
Kesimpulan2. Kondisi pengelolaan limbah padat B3 pada saat ini adalah:
Pengelolaan limbah padat B3 RSUD Dr. Soetomo yang meliputi reduksi, pewadahan, pengumpulan, penyimpanan, pemusnahan, pemanfaatan, pengemasan dan pengangkutan belum benar-benar mengikuti peraturan mengenai pengelolaan B3 yang ada.
Pemilahan yang dilakukan belum sesuai dengan jenisnya, mulai dari sumber hingga menuju lokasi pengolahannya.
Belum melengkapi sistem pewadahan dan pengumpulannya sesuai dengan persyaratan pada Kepmenkes 1204 th 2004.
Insinerator belum mencapai suhu maks. untuk dapat menghancurkan limbah dan alat pembersih gas tidak berfungsi lagi.
Kesimpulan
3. Rekomendasi alternatif teknologi pengelolaan limbah padat B3: Memodifikasi proses insinerator agar dapat bekerja pada suhu
minimal 1100ºC dengan DRE minimal 99.99 %. Apabila memungkinkan mengganti bahan bakar insinerator dengan
gas LNG, LPG dengan fuel rasio yang sesuai agar dapatmeningkatkan efisiensinya.
KesimpulanRekomendasi untuk meningkatkan pengelolaan limbah padat B3:
Dilakukan audit terhadap bahan-bahan farmasi secara kontinu untukmenghindari terbuangnya bahan kadaluarsa.
Pewadahan disarankan bervolume memadai dengan pegas pembuka.
Memperbaiki peralatan pengendali pencemaran gas buang pada cerobongincinerator agar dapat bekerja maksimum.
Melaksanakan housekeeping yang lebih baik.
Memilah kemasan yang tidak terkontaminasi dengan upaya 3R.
Memperbarui atau meng-update secara periodik SOP RSUD Dr. Soetomo danmelakukan pelatihan bagi seluruh petugas yang menangani limbah medis agar dapat secara konsisten menjalankan SOP yang disusun pihak RSUD Dr. Soetomo.
Abu insinerator disarankan ditimbun di Secure Landfill sesuai peraturan.
Perlu evaluasi secara periodik mengenai sistem pengelolaan limbah padatB3nya agar benar-benar sesuai dengan kondisi rumah sakit dan peraturan.
Saran
Perlu adanya penelitian lebih lengkap dan berjangka panjang untuk mendapatkan data timbulan dan volume limbah medis berkategori B3 di RSUD Dr. Soetomo yang lebih akurat.
Perlu kajian timbulan limbah medis berkategori B3 berdasarkan jumlah okupansi untuk memperoleh data indikator produksi limbah medis berkategori B3 per satuan bed atau per satuan orang.