setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi

4
Nama Kelompok : *Nur Annisa Fitri * Sri Untari Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok , organisasi , dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu . Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal . Banyak prinsip-prinsip dalam komunikasi, disini kami hanya membahas satu prinsip yaitu setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. Setiap orang tidak bebas menilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus. Sehingga kita tidak bisa tidak berkomunikasi, kita selalu berkomunikasi bahkan ketika kita berpikir bahwa kita tidak sedang berkomunikasi atau tidak ingin berkomunikasi. Bahkan diam pun bisa berarti sesuatu, akan tetapi ini tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Komunikasi baru tercipta ketika seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya

Upload: nur-annisa-fitri

Post on 12-Aug-2015

550 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi

Nama Kelompok : *Nur Annisa Fitri * Sri Untari

Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi.

Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok,

organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan

lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang

dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti

oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,

menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu .

Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal. Banyak prinsip-prinsip dalam

komunikasi, disini kami hanya membahas satu prinsip yaitu setiap perilaku mempunyai potensi

komunikasi.

Setiap orang tidak bebas menilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud

mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat

dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang

dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus. Sehingga kita tidak bisa tidak

berkomunikasi, kita selalu berkomunikasi bahkan ketika kita berpikir bahwa kita tidak sedang

berkomunikasi atau tidak ingin berkomunikasi. Bahkan diam pun bisa berarti sesuatu, akan tetapi

ini tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Komunikasi baru tercipta ketika

seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. Misalnya saja

seorang mahasiswa duduk paling belakang di kelas dengan wajah tanpa ekspresi dan tatapan

kosong. Meskipun mahasiswa tersebut berkata bahwa ia sedang tidak berkomunikasi dengan

dosen atau dengan mahasiswa lain tetapi dari perilaku mahasiswa tersebut jelas-jelas tersirat

bahwa dia tidak tertarik dengan materi di kelas, karena itu ia melamun atau ingin kelas segera

bubar.

Mungkin implikasi terbesar dari prinsip bahwa komunikasi itu adalah hal yang tidak

terelakkan adalah bahwa kita perlu untuk sebisa mungkin belajar mengontrol, menggunakan

seefektif mungkin segala macam aspek perilaku kita karena segala sesuatu mengenai diri kita itu

mengkomunikasikan baik disadari atau pun tidak. Selain itu tidak hanya kata-kata yang kita

ucapkan tetapi juga dari cara kita berpakaian, cara kita berjalan, cara kita mengeluh, cara kita

berterima kasih, cara kita melakukan kontak mata atau menghindari kontak mata

Page 2: Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi

mengkomunikasikan semuanya. Jika kita berharap untuk sebisa mungkin memahami orang lain,

kita perlu memperhatikan pesan dan makna yang tidak secara jelas dikirimkan oleh mereka

seperti pesan yang terkirim dari baju, gerakan tubuh, kontak mata bahkan diam. Kita tidak dapat

berkomunikasi. Tidak berarti semua perilaku adalah komunikasi, sebagai contoh pada saat kita

diminta untuk tidak berkomunikasi, hal ini sangat sulit dilakukan karena setiap hal yang kita

lakukan berpotensi untuk ditafsirkan, ketika kita melotot ditafsirkan marah, ketika tersenyum

ditafsirkan gembira. Begitu pula dengan sikap diam dapat ditafsirkan setuju.

Contoh 1: “Aku benci kamu” disampaikan dengan nada menggoda dan mungkin dapat diartikan

sebaliknya.

Contoh 2 : Saat seseorang tidak sengaja bersin di sebelah orang lain, orang yang bersin itu

bertindak sebagai komunikator secara tak langsung, sebab ia menyampaikan suatu komunikasi,

namun tanpa ia sadari. Walaupun begitu, orang di sebelahnya sebagai komunikan dapat dengan

sadar menerima pesan tersebut sebagai suatu komunikasi. Setelah tahu si komunikator bersin, si

komunikan dapat merespon, dengan berpikir kalau orang di sebelahnya sedang sakit flu karena

takut tertular, sampai berdiri dan mencari tempat duduk lain untuk menghindari si komunikator

yang bersin.

Contoh 3 : Tersenyum = bahagia, cemberut = ngambek, diam = malu, ragu-ragu, malas, tidak

peduli. Diam atau bungkam itu menyampaikan pesan yang maknanya mungkin tidak sesuai

dengan makna di kepala anda.

Proses penyesuaian komunikasi hanya dapat terjadi bila para komunikatornya

menggunakan sistem isyarat yang sama. Ini jelas kelihatan pada orang-orang yang menggunakan

bahasa berbeda. Anda tidak akan bisa berkomunikasi dengan orang lain jika sistem bahasa anda

berbeda. Tetapi, prinsip ini menjadi sangat relevan bila kita menyadari bahwa tidak ada dua

orang yang menggunakan sistem isyarat yang persis sama. Orang tua dan anak, misalnya, bukan

hanya memiliki perbedaan kata yang berbeda, melainkan juga mempunyai arti yang berbeda

untuk istilah yang mereka gunakan. Sebagian dari seni komunikasi adalah mengidentifikasikan

isyarat orang lain, mengenali bagaimana isyarat-isyarat tersebut digunakan, dan memahami apa

artinya. Mereka yang hubungannya akrab akan menyadari bahwa mengenali isyarat-isyarat orang

lain memerlukan waktu yang sangat lama dan seringkali membutuhkan kesabaran. Jika kita ingin

benar-benar memahami apa yang dimaksud seseorang, bukan sekadar mengerti apa yang

dikatakan atau dilakukannya, kita harus mengenal sistem isyarat orang itu.