seri pembelajaran b

34
P e n g e m b a n g a n P e n g e m b a n g a n Pembelajaran Tatap Pembelajaran Tatap Muka, Muka, Tugas Terstruktur, dan Tugas Terstruktur, dan Tugas Mandiri Tidak Tugas Mandiri Tidak Terstruktur Terstruktur

Upload: akang-duadua

Post on 20-Jul-2015

24 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

P e n g e m b a n g a nP e n g e m b a n g a n

Pembelajaran Tatap Pembelajaran Tatap Muka, Muka,

Tugas Terstruktur, dan Tugas Terstruktur, dan Tugas Mandiri Tidak Tugas Mandiri Tidak

TerstrukturTerstruktur

Sosialisasi KTSP tahun 2008 pengembanagan model TM, PT dan TMTT

Kegiatan Tatap Muka

Sistem PaketStrategi pembelajaran ekspositori seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif;Strategi pembelajaran diskoveri inkuiri seperti, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi.

Sistem SKSStrategi pembelajaran ekspositori namun boleh juga menggunakan diskoveri inkuiri.

Sosialisasi KTSP tahun 2008 pengembanagan model TM, PT dan TMTT

Kegiatan Tugas TerstrukturSistem Paket

kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP;

Pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri;

Metode yang digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.

Sosialisasi KTSP tahun 2008 pengembanagan model TM, PT dan TMTT

Kegiatan tugas terstruktur dirancang dan dicantumkan dalam jadwal pelajaran meskipun alokasi waktunya lebih sedikit dibanding dengan kegiatan tatap muka;

Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik dimana peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar ;

Strategi yang disarankan adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori;

Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.

Kegiatan Tugas Terstruktursistim SKS

Sosialisasi KTSP tahun 2008 pengembanagan model TM, PT dan TMTT

Kegiatan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur

Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru namun tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran baik untuk sistem paket maupun sistem SKS;

Strategi pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek, eksplorasi, investigasi/penelitian ilmiah dan problem solving.

DIREKTORAT PENDIDIKAN NASIONALDITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

Hakikat Belajar dan Mengajar

• Hakikat BelajarAktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) pada individu yang belajar.

• Hakikat MengajarMembantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar.

Pembelajaran Berbasis Kompetensi

• Pembelajaran bukan hanya terbatas pada peristiwa yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua peristiwa yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia.

• Pembelajaran mencakup pula peristiwa-peristiwa yang dimuat dalam bahan-bahan cetak, gambar, program radio, televisi, film, slide, maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut.

Ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi

• Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi adalah menempatkan peserta didik sebagai subjek didik, yakni lebih banyak mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran.

PEMBELAJARAN TUNTAS• Pembelajaran tuntas (mastery learning) adalah

pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.

• Pembelajaran tuntas dilakukan dengan pendekatan diagnostik/preskriptif.

• Strategi pembelajaran tuntas menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan pembelajaran dilakukan kepada sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi juga memberikan layanan sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual peserta didik, sehingga potensi masing-masing peserta didik berkembang secara optimal.

BELAJAR TUNTAS Prinsip belajar tuntas untuk pencapaian kompetensi

sangat efektif untuk meningkatkan kinerja akademik (John B. Carrol, James Block and Benjamin Bloom)

“Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa mata pelajaran dan diajarkan sesuai dengan karakteristik mereka, maka sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan”. (John B. Carrol, A Model of School Learning)

Guru harus mempertimbangkan antara waktu yang diperlukan (berdasarkan karakteristik peserta didik) dan waktu yang tersedia (di bawah kontrol guru) (John B. Carrol)

JH. Block, B. Bloom:• “Peserta didik yang belajar lambat perlu

waktu lebih lama untuk materi yang sama, mereka dapat berhasil jika kompetensi awal mereka terdiagnosis secara benar dan mereka diajar dengan metode dan materi yang berurutan, mulai dari tingkat kompetensi awal mereka”

• Perhatian harus difokuskan pada pengajaran unit-unit terkecil, dan tes menggunakan acuan kriteria guna menentukan apakah peserta didik telah memiliki keterampilan yang dipersyaratkan pada setiap tingkatan keberhasilan belajarnya.

BELAJAR TUNTAS, Lanjutan…..

Mengapa harus pembelajaran tuntas?

Proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai peserta didik menguasai materi pembelajaran secara tuntas.

Akibatnya, banyak peserta didik yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah.

Hal ini menyebabkan mutu pendidikan secara nasional masih rendah.

Peran Peserta Didik

• Kurikulum berbasis kompetensi sangat menjunjung tinggi dan menempatkan peran peserta didik sebagai subjek didik.

• Fokus program sekolah bukan pada `Guru dan yang akan dikerjakannya’ melainkan pada `Peserta didik dan yang akan dikerjakannya’.

Peran Guru1. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam satuan-

satuan (unit-unit) yang lebih kecil dengan memperhatikan pengetahuan prasyarat.

2. Menata indikator berdasarkan cakupan serta urutan unit.

3. Menyajikan materi dengan metode dan media yang sesuai.

4. Memonitor seluruh pekerjaan peserta didik.5. Menilai perkembangan peserta didik dalam

pencapaian kompetensi (kognitif, psikomotor, dan afektif).

6. Menggunakan teknik diagnostik.7. Menyediakan sejumlah alternatif strategi

pembelajaran bagi peserta didik yang mengalami kesulitan.

PENILAIAN BERKELANJUTANSistem evaluasi menggunakan penilaian berkelanjutan,yang ciri-cirinya adalah: • Ulangan dilaksanakan untuk melihat ketuntasan

setiap Kompetensi Dasar.• Ulangan dapat mencakup satu atau lebih Kompetensi

Dasar.• Hasil ulangan dianalisis dan ditindaklanjuti melalui

program remedial dan program pengayaan.• Ulangan mencakup aspek kognitif dan psikomotor.• Aspek afektif diukur melalui kegiatan inventori

afektif seperti pengamatan, kuesioner, dsb.• Nilai akhir semester merupakan nilai kumulatif dari

keseluruhan nilai perolehan, selama satu semester yang terkait.

PEMBELAJARAN REMEDIALPEMBELAJARAN REMEDIAL

• Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik.

• Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan, hanya waktu pencapaian yang berbeda. Oleh karenanya perlu adanya program pembelajaran remedial (perbaikan)

PRINSIP PEMBELAJARAN REMEDIAL

• AdaptifAdaptif• InteraktifInteraktif• Fleksibilitas dalam metode Fleksibilitas dalam metode

pembelajaran dan penilaianpembelajaran dan penilaian• Pemberian umpan balik sesegera Pemberian umpan balik sesegera

mungkinmungkin• Pelayanan sepanjang waktuPelayanan sepanjang waktu

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

PESERTA DIDIK• Kesulitan ringan (kurang perhatian saat

mengikuti pelajaran)

• Kesulitan sedang (gangguan belajar dari luar peserta didik, misalnya : faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan)

• Kesulitan berat (ketunaan pada diri peserta didik misalnya tuna rungu, tuna netra, dan tuna daksa)

TEKNIK UNTUK MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

• Tes prasyarat,• Tes diagnosis,• Wawancara,• Observasi.

PELAKSANAAN REMEDIALPELAKSANAAN REMEDIAL

• Pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,

• Belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus,

• Pemberian tugas/latihan,• Belajar kelompok dengan bimbingan

alumni atau tutor sebaya, • dan lain-lain, yang semuanya diakhiri

dengan ulangan.

TES ULANG• Tes ulang diberikan kepada peserta

didik yang telah mengikuti program pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan.

• Nilai hasil tes ulang tidak melebihi batas Kriteria Ketuntasan Minimal.

PEMBELAJARAN PENGAYAAN

• Peserta didik yang telah mencapai kompetensi lebih cepat dari peserta didik lain dapat mengembangkan dan memperdalam kecakapannya secara optimal melalui pembelajaran pengayaan.

• Pembelajaran pengayaan dapat diartikan sebagai suatu pengalaman atau kegiatan peserta didik yang telah melampaui persyaratan minimal (KKM) yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan.

PEMBELAJARAN PENGAYAANLanjutan ….• Pembelajaran pengayaan memberikan

kesempatan bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakat serta mengoptimalkan kecakapannya.

• Pengayaan merupakan penguatan pada KD tertentu dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya, diskusi dan lain-lain

Tingkat Kelebihan Kemampuan Belajar

• Belajar lebih cepat• Menyimpan informasi lebih

mudah• Keingintahuan yang tinggi • Berpikir mandiri• Superior dalam berpikir abstrak • Memiliki banyak minat

Pelaksanaan Pengayaan

Pemberian pengayaan agar tepat sasaran, perlu ditempuh langkah-langkah sistematis yaitu: mengidentifikasi kelebihan kemampuan

peserta didik; memberikan perlakuan (treatment)

pembelajaran pengayaan.

TEKNIK IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERLEBIH PESERTA DIDIK

• Tes IQ (Intelligence Quotient)• Tes inventori• Wawancara• Pengamatan (observasi)

Kegiatan EksplorasiKegiatan yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud dapat berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.

Keterampilan Proses

Kegiatan yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.

Jenis Pembelajaran Pengayaan

Pemecahan Masalah

Program yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif

Jenis Pembelajaran Pengayaan (lanjutan …)

Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

1. Belajar Kelompok2. Belajar mandiri

3. Pembelajaran berbasis tema4. Pemadatan kurikulum

Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

1. Belajar KelompokSekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial.

2. Belajar MandiriSecara mandiri peserta didik belajar tentang sesuatu yang diminati.

Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

3. Pembelajaran Berbasis TemaMemadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan berbagai disiplin ilmu.

4. Pemadatan KurikulumPemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi materi yang belum diketahui peserta didik.

• Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan ini tidak lepas dengan penilaian.

• Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa tetapi cukup dalam bentuk portofolio dan harus dihargai sebagai nilai lebih dari peserta didik yang lainnya

Penilaian