sepasang arwah bisu - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam...

92

Upload: others

Post on 24-Dec-2019

12 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu
Page 2: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 2

SEPASANGARWAH BISU

e-Book & Setting :Begawan Alfarizi (abdulmadjid kaskuser)

Cover : Kalapalima

Page 3: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

3 SEPASANG ARWAH BISU

BASTIAN TITO

Hak cipta dan copy right padapengarang dibawah lindungan

undang-undang

Wiro Sableng telah Terdaftar padaDept. Kehakiman R.I. Direktorat

Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merekdibawah nomor 004245

Page 4: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 4

BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU 1

PADA MALAM menjelangdini hari itu beberapa orangmendatangi Bukit Batu Hangusdimana Sri Maharaja Mataramberada bersama ratusan orangpengungsi, menyelamatkan diri dariKotaraja yang tengah dilanda malapetaka.Selagi Raja menunggu kedatanganPendekar 212 Wiro Sableng yang dikalangan orang-orang Kerajaan disebutdengan nama Kesatria Panggilan,ternyata Sinuhun Muda Ghama Karadipasampai lebih dulu. Dia datang denganmenyamar sebagai Pendekar 212 WiroSableng, membawa batu segi tiga putihpalsu dengan niat sebenarnya bukanlain adalah untuk dapat menghabisi RajaMataram secepat mungkin.

Namun niat jahat tersebut gagal dilaksanakan karenadihalangi oleh Sri Padmi Kameswari yang muncul dalambentuk seekor anjing betina, bersama anaknya seekoranjing jantan. Kalau sang ibu berhasil menyelamatkanRaja Mataram dari serangan delapan sinar merah yangkeluar dari batu segi tiga Putih di tangan Sinuhun Muda,maka anaknya, seekor anjing kecil jantan mampu pulamenyelamatkan Ni Gatri.Seperti diceritakan dalam “Rob Jemputan”, meski Sri

Padmi Kameswari berniat jahat terhadapnya, RajaMataram bukan saja tidak membunuh perempuan itu,malah sewaktu sosok Sri Padmi Kameswari berubah

Page 5: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

5 SEPASANG ARWAH BISU

menjadi seekor anjing betina yang bunting besar dankesulitan dalam melahirkan anaknya, Raja bertindakmenolong. Ada ubi ada talas. Ada budi ada balas.

Ternyata kini Sri Padmi Kameswari muncul kembalidalam ujud anjing betina dan menyelamatkan RajaMataram dari serangan maut Sinuhun Muda walau diasendiri menderita cidera cukup parah. Sekujur tubuhmelepuh merah dan mengepulkan asap panas.Sementara itu anaknya, anjing kecil jantan menolong NiGatri.

Sinuhun Muda juga batal menghabisi Sri PadmiKameswari dengan Pukulan Delapan Sukma Merah. Initerjadi setelah mendapat peringatan dan seorang anaklelaki yang tidak terlihat ujudnya karena muncul dalambayangan cahaya kuning kemerahan, yang oleh SinuhunMuda dipanggil dengan nama Sang Junjungan.

Setelah diperingatkan Sinuhun Muda baru menyadarikalau saat itu di leher anjing betina yang hendakdibunuhnya melingkar seuntai kalung emas besar. Emasmerupakan benda pantangan bagi Sinuhun Muda GhamaKaradipa, juga bagi nyawa kembarannya yaitu SinuhunMerah Penghisap Arwah. Sebenarnya hanya sangatsedikit orang yang mengetahui kelemahan dua mahlukbernyawa kembar itu. Ini yang membuat Sinuhun Mudatersentak heran. Bagaimana mungkin Sri PadmiKameswari yang kini berujud seekor anjing betina itu bisamengetahui kelemahannya tersebut! Namun SinuhunMuda saat itu tidak bisa berpikir panjang. Meski dia tidakmerasa gentar tapi karena masih banyak urusan besaryang harus diselesaikan maka dia segera harusmeninggalkan Bukit Batu Hangus. Dia bermaksud hendakmenemui Sang Junjungan. Dia juga berharap nyawakembarannya yaitu Sinuhun Merah Penghisap Arwahtelah bertemu dengan Kesatria Roh Jemputan dan siapdengan rencana semula yaitu membunuh Pendekar 212Wiro Sableng.

Page 6: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 6

Pada saat Sinuhun Muda hendak bertindak pergiterjadilah satu kegemparan. Dari dalam gelap seorangperempuan melempar mayat Swara Pancala ke atassebuah batu besar.

* * *

SRI MAHARAJA Mataram Rakai Kayuwangimelompat ke arah batu di atas mana mayat SwaraPancala tergeletak. Sekujur tubuh penuh puluhan lubangluka dan bergelimang darah.“Swara Pancala! Hyang Jagat Bathara, mengapa satu

lagi orang kepercayaanku harus menemui ajal!”Baru saja Raja Mataram keluarkan ucapan tiba-tiba

ada suara perempuan berteriak.“Yang Mulia Raja Mataram! Manusia satu itu memang

pantas mati! Ketahuilah, dia telah berkhianat terhadap diriYang Mulia! Dia adalah kaki tangan Sinuhun MudaGharna Karadipa. Manusia keji penimbul malapetakaMalam Jahanam di Bhumi Mataram! Pemuda berpakaiandan berikat kepala hijau itu!”

Kegemparan di lereng Bukit Batu Hangus jadisemakin bertambah setelah terdengarnya suara teriakanperempuan tadi. Sinuhun Muda maupun Raja Mataramsama-sama tercekat.

Yang jelas perempuan yang barusan berteriakbukanlah perempuan yang tadi melemparkan mayatSwara Pancala. Berarti ada dua orang perempuan ditempat itu. Dan keduanya sama-sama belummemperlihatkan diri!

Selagi Raja Mataram mengalihkan pandangan kearah pemuda berpakaian dan berikat kepala hijau yangtadi menyaru sebagai Kesatria Panggilan Pendekar 212Wiro Sableng, tiba-tiba di dalam gelap ada satu bayanganhijau berkelebat sangat cepat. Bau harum menebar.

Page 7: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

7 SEPASANG ARWAH BISU

Sinuhun Muda merasakan satu tepukan di punggungnyadisertai suara perempuan berkata.“Sinuhun, cepat tinggalkantempat ini! Sebentar lagi

keadaan akan sangat tidak menguntungkan bagimu!” Sinuhun Muda yang sedang terkesiap dan juga marahmelihat kematian Swara Pancala tersentak.“Dewi Ular! Pasti dia yang barusan menepuk

punggungku! Jahanam! Aku punya dugaan dia yangmembunuh Swara Pancala! Sekarang mengapa diaberbaik-baik terhadapku! Perempuan keparat! Aku akanmemecahkan kepalamu Jilka terbukti memang kau yangtelah membunuh anak buahku itu!” Sinuhun Muda menggeram marah dalam hati. Lalu dia ingat.“Perempuan kedua yang tadi berteriak, suaranya

seperti suara Ratu Randang Sinuhun Muda membatin.Walau sebenarnya dia ingin membuktikan dugaan namuntidak menunggu lebih lama lagi Sinuhun Muda segeraberkelebat tinggalkan tempat itu ke arah lenyapnyabayangan perempuan yang tadi menepuk punggungnya.

Tak lama setelah berada di kaki bukit sebelah selatan,Sinuhun Muda melihat ada seorang perempuan duduk diatas batu sambil bernyanyi-nyanyi perlahan.

Page 8: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 8

BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU 2

RAHANG Sinuhun Mudamenggembung. Sepuluh jaritangan diremas hinggamengeluarkan suara bergemeletakan.“Benar-benar mahluk jahanam!

Habis membunuh masih bisa bernyanyinyanyi!” Sinuhun Muda menyumpah. Sekejapan saja dia sudah berada di depanperempuan yang duduk di atas batu. Danternyata perempuan ini memang Dewi Ular!Berpakaian sutera hijau, lengkap denganmahkota perak di atas kepala!“Perempuan iblis!” Sinuhun Muda

langsung mendamprat.Orang yang dibentak hentikan

nyanyian, berpaling ke arah SinuhunMuda lalu tersenyum. Dia menunjuk ke langit.“Malam begini indah. Di langit ada rembulan walau

setengah lingkaran. Rasanya kurang pantas merusakkeindahan dan dengan ucapan kotor bentakan kasar.Apakah...”“Tutup mulutmu!” Hardik Sinuhun Muda. Delapan

benjolan di kepalanya memancarkan cahaya terang. “Apa matamu buta tidak melihat Bhumi Mataram dilandamalapetaka? Dan aku yang menciptakan malapetaka itu!” Delapan cahaya merah mulai memancar keluar daridelapan benjolan di kening.

Di atas batu Dewi Ular kembali mengulum senyum.“Sinuhun, kau kelihatan begitu bangga dan merasa

hebat karena telah menimbulkan bencana di Bhumi

Page 9: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

9 SEPASANG ARWAH BISU

Mataram. Apa yang sesungguhnya kau cari? Hik ... hik.Sekarang aku melihat kau hendak membunuhku denganilmu Delapan Arwah Sesat Menembus Langit ... Apasalahku?!”“Kurang ajar! Bagaimana perempuan iblis ini tahu

nama ilmu yang aku miliki?!” Sinuhun Muda menggeram dalam hati.“Sinuhun, membunuhku tidak ada untungnya bagi

dirimu. Bukankah aku pernah berucap. Kalau kita berduabisa sating berbagi ilmu atau berbagi cinta.Bagaimanapun juga bersahabat adalah jauh lebih baikdari saling bermusuhan.”“Aku tidak tertarik pada ilmu kepandaianmu! Kau tidak

punya kemampuan apa-apa. Buktinya kau tidak sanggupmembunuh pemuda bernama Wiro Sableng itu!”“Hari selalu berubah. Hari kemarintidak sama dengan

hari ini. Hari ini tidak sama dengan hari besok. Besoktidak sama dengan lusa....”“Perempuan setan! Mengaku kalau kau yang telah

membunuh anak buahku Swara Pancala!” Sinuhun Muda menghardik keras.

Dewi Ular dongakkan kepala ke langit malam yangditerangi bulan setengah lingkaran lalu berkata. “Kalau Sinuhun sudah tahu mengapa mesti bertanya lagi? Lagipula sebenarnya lelaki itu yang minta dibunuh danmemang harus dibunuh. Seharusnya Sinuhun berterimakasih karena aku telah membunuh seorang musuh dalamselimut. Lebih baik Sinuhun menanyakan bagaimana caraaku membunuhnya!”

Sinuhun Muda tidak dapat lagi menahan amarahnya.Kaki kanan menendang ke depan, Lima jari kakimemancarkan cahaya merah.“Braaakkk!”Batu yang diduduki Dewi Ular hancur membentuk

keping-keping menyala merah. Sosok Dewi Ular sendiritelah lebih dulu melesat ke udara selamatkan diri.

Page 10: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 10

Perempuan ini pindah berdiri ke atas batu lain. Lalu tanpaperdulikan kemarahan Sinuhun Muda dia tertawapanjang. Puas tertawa perempuan ini berkata.“Di dalam gua dibelakang air terjun. Hik…hik... hik.

Sinuhun, dengar ceritaku. Mula-mula Swara Pancalamenanggalkan pakaian yang melekat di tubuhku. Sepertiini…” Dewi Ular memperagakan dengan membuka baju hijaunya di bagian dada. “Lalu dia memelukmenghangatkan tubuhku. Setelah itu dia membukapakaiannya pula. Lalu dia membuyarkan ilmu penyiraptubuh milik Sinuhun yang membuat diriku kaku tak bisabergerak. Ketika kami bercumbu dia bicara banyaktentang dirimu. Perihal dua nyawa kembar yang kaumiliki. Perihal pantangan Sinuhun yang tidak bolehbersentuhan dengan emas. Ah .... aku ingat. Itu sebabnyaSinuhun meminta mahkota emas kepala ular milikku laluditukar dengan mahkota perak bertabur batu permatayang ada di kepalaku saat ini. Sayang Swara Pancalatidak berumur panjang. Takdir menentukan dia mati ditanganku. Oh bukan .... bukan tanganku yangmembunuhnya. Tapi Nyi Jeneng Inten, ular hitam kepalaputih yang ada dalam perutku. Apa Sinuhun sempatmelihat puluhan lubang luka bekas patukan ular di tubuhlelaki itu? Hik ... hik! Sinuhun, ini dia ular yang membunuhSwara Pancala. Sinuhun pernah melihat sebelumnya.Pada pertemuan kita yang pertama ...”

Dewi Ular menahan nafas sambil perutdigembungkan. Saat itu juga dari perut yang tersingkap,dari arah pusar melesat keluar seekor ular besar hitamberkepala putih. Binatang ini tegakkan kepala lalumendesis panjang. Dewi Ular usap-usap kepala binatangitu beberapa kali. Setelah mendesis sekali lagi ular hitamkepala putih masuk lenyap ke dalam perut Dewi Ular.

Walau saat itu boleh dikatakan sosok Dewi Ularsebelah depan tersingkap polos namun Sinuhun Mudasama sekali tidak menaruh perhatian. Yang jadi ingatan

Page 11: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

11 SEPASANG ARWAH BISU

serta kekawatirannya adalah apa yang tadi dikatakanperempuan dari alam roh delapan ratus tahun mendatangitu.

Terutama perihal Swara Pancala memberi tahukelemahannya terhadap emas.“Aku harus segera menemui nyawa kembaranku

Sinuhun Merah Penghisap Arwah. Jika orang luar sudahmengetahui perihal pantangan emas itu, aku berduaharus segera menerapkan ilmu penangkal. Tapi apakahmasih ada waktu untuk meminta bantuan SangJunjungan dan pergi ke Gunung Mahameru?”

Sinuhun Muda menatap ke arah Dewi Ular.“Aku harus mengambil keputusan! Perempuan iblis ini

harus dihabisi sekarang juga! Kalau tidak bisa dibunuhaku harus mampu melemparnya kembali ke alam roh asalkedatangannya!”“Sinuhun! Apa yang ada di benakmu?” Tiba-tiba Dewi

Ular berseru. “Kau hendak membuat tubuhku kaku lagi hingga tidak berdaya? Hik ... hik! Kau tidak mampu lagimelakukan. Swara Pancala telah memberi tahu caramenangkal ilmu murahanmu itu! Kalau tidak percayasilahkan mencoba! Hik ... hik ... hik!”

Tampang Sinuhun Muda tampak berubah. Terlebihketika dilihatnya Dewi Ular menusukkan telunjuk tangankiri dan kanan di atas pelipis. Ini memang adalah salahsatu cara menangkal ilmu kesaktian yang dimiliki SinuhunMuda. Dalam keadaan seseorang bersikap seperti ituilmu kesaktiannya memang tidak akan mampu membuatorang itu menjadi kaku tak berdaya.“Kurang ajar! Perempuan iblis ini benar-benar telah

mengetahui penangkal ilmu Hawa Bumi Menutup JalanDarah Mencekal Urat. Swara Pancala! Syukur kau sudahmampus! Kalau tidak aku yang akan membongkar otakdalam batok kepalamu! Tapi aku tidak mau percaya kalautidak membuktikan sendiri! Bisa saja perempuan celakaini tahu sedikit lalu membual selangit!”

Page 12: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 12

Sinuhun Muda Ghama Karadipa lalu bantingkan kakikanan. Satu getaran hebat menggerus tanah, menjalar kearah sepasang kaki Dewi Ular. Namun tinggal dua jengkalhawa aneh itu akan memasuki tubuh Dewi Ular tiba-tibadess.... desss! Hawa sakti berbalik, menyerang ke arahSinuhun Muda.“Jahanam Kurang ajar! Perempuan celaka ini ternyata

benar menguasai ilmu penangkal!. Sinuhun Muda,memaki keras. Tubuhnya terpental ke udara sampai satutombak. Ada hawa aneh membuat pori-pori di sekujurpermukaan kulit tubuhnya menguap. Celaka! ilmu yangdilepaskannya untuk membuat Dewi Ular tak berdaya kinimenyerang dirinya sendiri! Karenanya begitu melayangturun dia cepat lepaskan dua pukulan tangan kosong kearah tanah. Dua dentuman keras menggelegar. Tanahterbongkar membentuk dua lobang besar. Sinuhun Mudamelayang turun. Jejakkan kaki di tepi lobang. Memanghanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalamtinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisamenyelamatkan diri dari serangan ilmu miliknya sendiri!

Ketika Sinuhun Muda berpaling ke arah batu tempatDewi Ular tadi berdiri dalam keadaan setengah telanjang,ternyata perempuan itu tidak ada lagi di tempat itu.“Perempuan iblis jahanam! Apa kau kira aku tidak bisa

mengejar kemana kau pergi?!”Sinuhun Muda melompat ke atas batu. Dua telapak

tangan di letakkan di bekas Dewi Ular menjejakkan duakakinya. Mulut komat kamit merapal mantera. Lalu diaberteriak keras.“Arwah Menebar Racun Kelumpuhan! Lumpuh!

Lumpuh” Bekas injakan kaki Dewi Ular di atas batu yang

ditempeli telapak tangan kepulkan asap merah. Asap inikemudian bergulung dan siap melesat di udara ke arahlenyapnya Dewi Ular. Jika asap merah sampaimenyentuh tubuh yang jadi sasaran maka kejap itu juga

Page 13: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

13 SEPASANG ARWAH BISU

Dewi Ular akan menjadi lumpuh seperti yang dialamiorang-orang di Bhumi Mataram! Namun apa yangdilakukan Sinuhun Muda jadi terganggu dan terhentiketika dari arah kegelapan di sebelah kiri kaki bukit batutiba-tiba terdengar suara tiupan seruling ditimpali tabuhantambur yang luar biasa keras hingga Sinuhun Mudamerasa kedua liang telinganya seperti hendak pecahmeledak! Cepat-cepat dia kerahkan tenaga dalam. Begiturasa sakit di telinga, hilang Sinuhun Muda segeraberkelebat ke balik sebuah batu besar, memandang kelereng bukit. Sepasang mata terpentang 1ebar. Takberkesip, tak percaya apa yang disaksikan!“Kakek … Nenek, mengapa menyiksa diri? Bukannya

Eyang berdua telah tentram di alam arwah? DewaBathara Agung, saya mohon …”

Suara tambur ditabuh dan suling ditiup semakinmenjadi-jadi. Namun sampai saat itu Sinuhun Mudamasih belum melihat siapa adanya orang-orang yangmenabuh tambur dan meniup suling itu.“Kalau bukan orang-orang berkepandaian tinggi

mustahil suara tambur dan tiupan suling bisa sepertihendak membongkar bumi menembus langit! Aku punyadugaan. Tapi bukankah mereka....”

Merasa tidak enak Sinuhun Muda berniat hendaktinggalkan Bukit Batu Hangus. Namun sepasang mahlukyang melayang di lereng bukit menatap denganpandangan mata menyorotkan amarah. Lalu dua mahlukini secara bergantian menggoyang-goyang dua tangan,jari-jemari digerak-gerakkan membentuk isyarat atautanda-tanda yang hanya bisa dimengerti oleh orang yangmengetahui. Melihat gerakan dua tangan dan sepuluhjari-jemari Itu Sinuhun Muda jadi berubah tampangnya.Muka yang ditumbuhi kumis, janggut dan cambangbawuk meranggas diusap berulang kali.“Aku harus segera menemui Sang Junjungan! Dua

orang tua ini agaknya tidak berpihak padaku! Eyang

Page 14: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 14

berdua kalau kalian sampai mencelakai cucumu ini, akubersumpah bersama nyawa kembarku akan membongkardan menghancurkan makam kalian! Mengapa dulu ketikamati kalian dikubur di tanah, tidak dibakar saja! Sekarangkalian muncul hendak mencelakai diriku!”

Page 15: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

15 SEPASANG ARWAH BISU

BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU 3

PENDEKAR 212 WiroSableng, hentikan lari dan dudukdi atas tumbangan batang kayu.Kepala digaruk-garuk lalumemandang ke arah Ratu Randangyang masih berlari berputar-putar.“Ratu Randang, bagaimana ini. Dari tadi

sudah tiga kali kita berputar-putar di sini-sinijuga!”“Aku tahu ... aku tahu!” Jawab Ratu

Randang sambil mengusap dagunya yangkeringatan. “Aku rasa sebenarnya kita sudah dekat ke tujuan. Bukit Batu Hanguspasti ada disekitar sini. Tapi ada orangyang menghalangi langkah danpandangan kita. Pasti Sinuhun Mudasialan itu! Ilmunya dan ilmu nyawakembarannya memang tinggi dan aneh-aneh. Itusebabnya orang-orang pandai di Istana tidak berdaya. Itupula sebabnya aku menyusup pura-pura bercintadengannya agar bisa mengetahui kelemahannya…” “Aku mendengar suara orang-orang berteriak. Ado

suara perempuan. Sepertinya ada satu kejadian hebat disekitar sini ...” Berkata Wiro.“Kita memang tidak bisa melihat, mereka, tapi masih

mampu mendengar suara. Walau sayup-sayup tadi akumendengar suara Raja Mataram. Sesuatu telah terjadidengan Swara Pancala. Orang itu telah menemui ajal. Itusebabnya tadi aku berteriak. Pengkhianat itu memangpantas mati. Ilmu kesaktian Sinuhun Muda membendung

Page 16: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 16

perasaan, menghambat penglihatan serta langkah kitetapi tidak menutup keseluruhan Pendengaran. Satu halyang aku yakini, sebenarnya kita sudah berada dekatdengan Bukit Batu Hangus.”

Ratu Rundang meneruskan lari satu kali lagi lalumendudukkan diri di atas batang kayu di samping Wiro.“Sinuhun Muda. Dia punya ilmu yang disebut Langit

Turun Ke Bumi. Pengaruh ilmu itu membuat kita tidakmengetahui jalan yang ditempuh. Itu sebabnya kita hanyaberputar putar disini. Aku bisa membuyarkan kekuatanilmu itu. Tapi aku merasa saat ini Sinuhun Muda tidakhanya menerapkan ilmu kesaktian itu, agaknya dia jugamenerapkan ilmu lain yang kalau aku tidak salahbernama Di Bumi Ada Enam Kesesatan. Di Langit AdaTujuh Kesesatan. Dalam Air Ada Delapan Kesesatan…”“Panjang amat nama ilmunya. Aku jadi keburu pingin

kencing mendengarnya!” Kata Pendekar 212 pula. Laludia menambahkan. “Namanya saja ilmu sesat-sesatan.Jelas sesat. Padahal kesesatan terbanyak ada dalam dirimanusta! Bukan cuma enam, tujuh atau delapan.Mungkin ribuan!”

Ratu Randang tertawa mendengar kata-kata sangpendekar.“Aku pernah membujuk Sinuhun untuk memberikan

ilmu penyesat itu padaku. ilmu itu lebih hebat dari yangkumiliki yaitu ilmu bernama Sang Pencipta BerbuatPenuh Kuasa...”“Ilmu yang tadi bisa menciptakan telaga penyesat

itu?” Tanya Wiro.Ratu Randang mengangguk.“Kau akhirnya berhasil mendapatkan ilmu sesat-

sesatan itu dari Sinuhun Muda?”Ratu Randang mencibir lalu menggeleng,“Kalau begitu kau harus mencoba pada, Sinuhun

yang satunya...”

Page 17: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

17 SEPASANG ARWAH BISU

“Mereka sama cerdiknya. Sinuhun Muda menjanjikan ilmu itu baru akan diberikan padaku asal aku bisamencari tahu dimana letak kelemahan Sri MaharajaMataram Rakai Kayuwangi. Aku berpura-pura akanmelakukan apa yang dimintanya. Tentu saja aku tidakmau mengkhianati Rajaku. Sementara itu dalam waktusingkat segala sesuatunya berubah.

Terutama sejak kau dan dua orang lainnya itu beradadi Bhumi Mataram ini...”“Kurasa saat berduaan dengan Sinuhun Muda kau

kurang hebat mencumbunya hingga dia tidak maumemberikan ilmu sesat-sesat itu. Menurutku dengankecantikan dan kebagusan tubuhmu kau bisa membuatdia menyembah kakimu...”“Oh, jadi aku ini cantik dan tubuhku bogus? Hik ... hik

... hik. Rupanya kau memperhatikan juga. Hik ... hik ...hik. Aku merasa, kau pasti cemburu kalau aku bilangbercumbu dengan Sinuhun Muda. Nanti aku jelaskansiapa yang sebenarnya bercumbu dengan pemudakeparat itu....”“Ketika di telaga kau berteriak pada Sinuhun Muda

kalau waktu bercinta yang kau berikan padanya bukantubuhmu tapi tubuh bangkai anjing. Bagaimanakejadiannya?”“Aku punya ilmu bisa merubah benda hidup atau

setengah hidup menyerupai diriku ...”Wiro tertegun lalu cepat-cepat berdiri. Dia

memperhatikan bagian belakang tubuh Ratu Randang.“Saat ini, apakah kau ujud beneran atau jejadian ... ?”

Bertanya Pendekar 212.Ratu Randang tertawa.“Ada apa kau memperhatikan punggungku? Biasanya

lelaki lebih suka memperhatikan dada perempuan. Kauterbalik! Hik…hik”“Aku mau tahu apakah punggungmu ada bolongnya

atau tidak. Di negeriku jika perempuan cantik

Page 18: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 18

punggungnya geroak berarti dia adalah hantu perempuanyang di sebut Kuntil Anak ...”“Apakah kau lihat punggungku bolong?” Tanya Ratu

Randang sambil kedipkan sepasang matanya yang julingbagus.“Tidak, mungkin belum,” jawab Wiro sambi1 tertawa.“Mengenai tubuh anjing yang kau berikan pada

Sinuhun Muda...”“Nanti saja aku ceritakan.” Kata Ratu Randang. “Aku

ingat sesuatu. Ketika di telaga kau lebih dulu mampumelihat Sinuhun Muda dan Swara Pancala. Katamu kaupunya sedikit ilmu. Coba kau pergunakan ilmu itu untukmemperhatikan keadaan sekitar sini. Siapa tahu kau bisamembuat buyar ilmu Sinuhun Muda.”

Wiro mengikuti ape yang dikatakan Ratu Randang.Tenaga dalam dialirkan ke arah sepasang mata. IlmuMenembus Pandang diterapkan. Namun sampai tiga kalidicoba dia tidak mampu menembus kegelapan, tidak bisamelihat apa-apa.“Tidak bisa kutembus...” Wiro memberi tahu.“Kalau begitu ya sudah. Sekarang ayo duduk lagi di

sebelahku…”Begitu Wiro duduk kembali di atas batang kayu di

sampingnya Ratu Randang bertanya. “Sudah, sekarang katakan tinggal berapa?”“Apanya yang tinggal berapa?” Balik bertanya Wiro.Ratu Randang menggeser duduknya lebih dekat.

Tiba-tiba perempuan ini merangkul leher song pendekar.Sesaat kemudian cuuppp .... cuuppp! Dia sudahmengecup bibir Wiro sampai due kali.

Habis mencium Ratu Randang melompat berdiri dentertawa-tawa geli. “Tinggal empat ratus sembilan puluh enam .... Empat ratus sembilan puluh enam kecupan!Masih banyak! Hik ... hik ... hik....”

Wiro geleng-geleng kepala. Belakang telapak tangankiri di dekatkan ke bibir yang barusan dikecup.

Page 19: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

19 SEPASANG ARWAH BISU

“Hai! Awas kau hapus! Awas kalau kau usap bekaskecupanku!” Kata Ratu Randang pula.

Murid Sinto Gendeng garuk-garuk kepala. Hanya bisatertawa cengengesan.“Aku rasa kau berpura pura sesat. Sebenarnya

memang sengaja membawaku ke tempat sunyi ini.Maksudmu mau...”

Ratu Randang cubit paha Pendekar 212. Tiba-tibaperempuan ini berkata. “Astaga ...”“Eh, ada apa? Mau menciumku lagi?” Tanya Wiro

sambil buru-buru menekap mulutnya.“Tadi kau menyebut-nyebut soal kencing. Aku jadi

ingat. Aku pernah mendengar cerita Eyang Dukun UmbutWatukara. Kurasa Eyang Dukun kini berada di Bukit BatuHangus dalam keadaan lumpuh. Konon ilmu sesat-sesatSinuhun Muda itu memiliki satu pantangan. Kawasan,yang dilindungi oleh ilmu tidak boleh sampai terkena airkencing manusia. Kalau sampai ada yang kencing ilmu ituakan buyar...”“Hemm .... Kencing laki-laki atau perempuan?” Tanya

Wiro yang mencurigai kalau Ratu Randang hendakmengerjainya.“Itu tidak aku ketahui. Tapi mengapa tidak kau coba

saja? Agar kita bisa sampai ke bukit itu. Aku kawatir kalauterlambat...”“Bagusnya kau saja yang kencing. Kencing

perempuan mancurnya lebih lebar den baunya lebihmantap!” Kata Wiro pula dengan senyum-senyum.

Ratu Randang terdiam lalu ikutan tersenyum.“Kau pasti mau melakukannya.”“Nanti kau mengintip.”“Husss! Jangan berpikir seperti itu. Ayo kencing saja.

Aku akan berpaling ke tempat gelap sana...” Kata Wiro.Ratu Randang tampak ragu-ragu.“Sudah belum?” Tanya Wiro.“Kau belum membalikkan badan!”

Page 20: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 20

“Ah!” Wiro menahan tawa. Lalu balikkan tubuh, memandang ke arah kegelapan.

Ratu Randang melangkah mendekati satu pohonbesar sambil menyingsingkan ke atas bagian bawahpakaiannya. Betisnya yang putih bagus tersingkap.“Kencingnya biar banyak Ratu!”Di depan pohon besar Ratu Randang berhenti.“Kencingnya jongkok! Jangan berdiri seperti laki-laki!”

Wiro kembali keluarkan ucapan sambil senyum-senyum.Tak lama kemudian terdengar langkah Ratu Randang

mendekati.Wiro berpaling.“Sudah?” Wiro bertanya sambil tertawa. “Banyak

kencingnya? Mengapa aku tidak mendengar suara merdusemburannya?”

Ratu Randang turunkan pakaian yang disingsingkan.Dengan wajah cemberut dia gelengkan kepala.“Aku tidak jadi kencing ...”“Wah, kenapa?”“Tidak mau saja...“Tidak mau karena apa?”“Aku takut...”“Takut sama apa? Takut sama siapa? Apa di dekat

pohon besar itu banyak semut rangrang? Atau ada ularatau mungkin kalajengking? Kau takut diantuk?”Ratu Randang goyangkan bahu. “Aku mendengar

kabar. Di kawasan ini banyak gentayangan mahluk halus.Siapa yang berbuat ulah yang tidak disenangi bisacelaka. Aku kawatir kalau kencing dianggap mengotoritempat kediaman mahluk halus gentayangan. Lalu anukudisumbat dipangpet. Celaka kalau aku tidak bisa kencingseumur umur...”

Wiro tercengang mendengar ucapan Ratu Randangnamun kemudian tertawa gelak-gelak.“Jangan tertawa! Kau saja yang kencing agar kita bisa

segera menemui Raja Mataram.”

Page 21: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

21 SEPASANG ARWAH BISU

Wiro menggeliat, senyum-senyum.“Aku .... Maksudku anuku....”“Kenapa anumu? Sebelumnya kau menantang mau

memperlihatkan cara kencing di depanku. Ayo lakukansekarang, Atau mungkin kau minta aku yang membukacelanamu? Begitu ... ?”

Ratu Randang lalu melangkah mendekati Wiro sambildua tangan diulurkan ke arah pinggang sang pendekar.“Eehhh....”Wiro goyangkan tangan sambil mundur.“Anu, maksudku bagaimana kalau mahluk halus juga

memencet anuku hingga medel dan aku tidak bisakencing seumur-umur seperti yang tadi kau bilang!”

Ratu Randang mencibir.“Mahluk halus hanya mengincar perempuan. Bukan

laki-laki. Ayo kencing cepat!”“Aduh, bagaimana ini? Aku mana bisa kencing kalau

dipaksa!” Selagi murid Sinto Gendeng kebingungan tiba-tiba

terdengar suara orang menabuh tambur dan suara tiupansuling luar biasa keras. Tanah bergetar dan kupingmengiang sakit seperti mau pecah! Wiro dan RatuRandang cepat menutupkan tangan masing-masing ketelinga.“Ratu, jangan-jangan kau membawaku ke tempat

yang salah. Ada orang pesta hajatan di sekitar sini. Kalautidak mengapa ada segala suara tambur dan suling...?”“Mana mungkin! Kalau orang hajatan yang

kedengaran pasti suara sinden dan gamelan!” Jawab Ratu Randang. Lalu perempuan ini memberi isyaratdengan gerakan tangan agar Wiro jangan bicara dulu.Ketika Ratu Randang memandang ke depan, perempuanini berseru.“Wiro lihat!”

Page 22: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 22

BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU 4

DALAM kegelapan malamRatu Randang dan Wirodapatkan diri mereka berada dilereng sebuah bukit batu. Udaradingin mencucuk jangat, tembussampai ke tulang, Perlahan-lahanmereka mulai mencium bau busuk.Memandang berkeliling Ratu Randangberbisik.“Wiro, apa kataku! Kita sudah berada di

Bukit Batu Hangus. Ada satu kekuatan yangmembuyarkan sirapan Sinuhun Muda.Lihat ke sana...”

Wiro menatap ke arah yang ditunjukRatu Randang. Samar-samar dia melihatbagian lereng yang lain dari bukit dimanamereka berada. Dalam gelap tampakratusan orang berkaparan. Di samping sebuahbatu besar dimana tergeletak sosok manusia berdiriseorang lelaki. Di tanah di sampingnya berbaring seekoranjing betina yang tubuhnya tampak hangus kemerahan,lidah terjulur basah oleh lelehan darah. Lelaki tadiberulang kali membungkuk mengusap kepala anjingbetina.

Semakin keras suara tambur dan suling, semakinjelas terlihat pemandangan di lereng bukit. Sepertinyakekuatan hentakan suara tambur dan tiupan suling itulahyang mengendurkan kekuatan ilmu Sinuhun Muda yangmembungkus kawasan Bukit Batu Hangus.

Wiro kerahkan ilmu Menembus Pandang.Memperhatikan ke arah batu besar.

Page 23: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

23 SEPASANG ARWAH BISU

“Ratu, aku mengenali orang yang terkapar di atas batu. Seperti yang kau teriaki tadi dia memang SwaraPancala. Lelaki gagah tapi kelihatan letih yang berdiri disamping batu, siapakah dia?”“Dia Rakai Kayuwangi, Sri Maharaja Mataram. Yang

Maha Kuasa melindungi hingga Raja tidak terserang ilmujahat dua Sinuhun yang melumpuhkan.”“Seperti yang lain-lain aku lihat ada empat benjolan

merah di kening Raja.”“Tadinya ada delapan benjolan! Itu perbuatan keji

Sinuhun Muda dan Sinuhun Merah. Aku pernahmenerangkan padamu. Beberapa waktu lalu ada satukejadian hebat. Atas kehendak Para Dewa delapanbenjolan berkurang menjadi empat.” (Peristiwa yang dimaksudkan Ratu Randang adalah kejadian sewaktu SriMaharaja Mataram menolong anjing betina perujudan SriPadmi Kameswari melahirkan anaknya. Atas budikebajikan sang Raja yang luar biasa besar itu Sri PadmiKameswari dengan pertolongan Yang Maha Kuasaberhasil menghancurkan empat dari delapan benjolanmerah yang ada di kening mereka. Baca serialsebelumnya berjudul “Roh Jemputan”)“Ratusan orang yang berkaparan di bukit sana.

Mereka lumpuh semua. Orang- orang tua, anak-anak.Sungguh mengerikan. Aku tidak tega melihat mereka...”“Selain lumpuh mereka diserang demam panas.

Kelaparan, pasti juga kehausan. Lalu hawa dingin dikalamalam seperti ini dan panas terik diwaktu siang. Jikatidak ada pertolongan, begitu siang datang akan banyakyang menemui ajal ...”

Wiro meraba tengkuknya yang mendadak terasadingin. “Seumur hidup baru kali ini aku melihat kejadian seperti ini. Aku tidak habis pikir mengapa ada orang-orang jahat yang tega berbuat sekejam dan sekeji ini?Apa yang mereka inginkan?”

Page 24: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 24

“Setelah melihat beberapa kejadian, walauaku tidakberhasil mencari tahu dari Sinuhun Muda, aku hanyapunya satu dugaan. Sinuhun Muda dan nyawakembarnya Sinuhun Merah Penghisap Arwahmenginginkan tahta Kerajaan. Dia ingin berkuasa danmenjadi Raja ““Kalau cuma tahta dan kekuasaan mengapa sampai

menyengsarakan seluruh rakyat Mataram? Mengapatidak berlaku jantan. Melakukan perang atau bertarungsatu lawan satu?”“Wiro, kau berpikir menurut asal alammu. Delapan

ratus tahun mendatang. Orang-orang di sini berpikirdelapan ratus tahun terbelakang. Mereka lebihmengandalkan ilmu kesaktian hitam dari padakejantanan...”

Wiro hanya bisa mengangguk perlahan Lalu bertanya.“Siapa sebenarnya dua Sinuhun bernyawa kembar itu?”“Itulah yang sampai saat ini menjadi satu teka-teki

besar. Namun cepat atau lambat kami orang-orangKerajaan akan mengetahui siapa adanya mereka.”

Wiro memandang ke arah timur Bukit Batu Hangus.“Aku melihat seorang anak perempuan. Berjalan

diantara sekelompok orang tua dan anak-anak yangterbujur di depan cegukan batu bukit. Ada seekor anjingkecil mengikuti kemana dia pergi. Astaga! Ni Gatri! Anakitu yang datang bersamaku. Aku tidak melihat gurukuEyang Sinto Gendeng. Mungkin dia juga berada di sini...”“Aku meragukan kalau gurumu ada di sini,” menyahuti

Ratu Randang.Wiro meraba batu putih segi tiga yang ada dibalik

dada pakaiannya.“Ratu, saatnya kita segera menemui Raja. Bukankah

aku harus memperlihatkan batu segi tiga putih padabeliau. Lalu seperti yang pernah diterangkan oleh SwaraPancala sewaktu datang ke alam asalku, Raja akan

Page 25: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

25 SEPASANG ARWAH BISU

bicara denganku melalui anak perempuan bernama NiGatri itu,” kata Wiro pula.“Kita akan segera menemui Raja. Tapi aku ingin kau

lebih dulu melihat sesuatu,” jawab Ratu Randang. Lalu dia menunjuk ke arah selatan.“Perempuan di dalam gelap sana. Lelaki yang bicara

membentak-bentak di hadapannya ...”“Dewi Ular dan Sinuhun Muda!”“Benar sekali. Lihat, mereka berkelahi! Sinuhun Muda

agaknya marah besar atas kematian Swara Pancala. Akumendengar teriakan Dewi Ular, mungkin sewaktumelempar mayat lelaki itu. Berarti Sinuhun tahu kalauDewi Ular yang telah membunuh anak buahnya.”

Dari tempatnya berada Wiro dan Ratu Randangmelihat bagaimana Dewi Ular akhirnya berkelebat pergi.Sinuhun Muda hendak mengejar tapi tidak jadi. Diasembunyi di balik batu besar. Menatap ke atas bukit.“Aku lihat tampang Sinuhun Muda seperti ketakutan,”

Wiro memberi tahu Ratu Randang. “Apa yang dilihatnya?!”“Suara tambur dan suling agaknya mempengaruhi

manusia jahanam itu.”“Ada sesuatu yang lain,” menyahuti Ratu Randang.

Lalu dia memegang bahu Pendekar 212 den berkata.“Lihat ke lereng, bukit sebelah kanan.”

Wiro alihkan pandangan ke arah yang dikataken RatuRandang.

Di lereng bukit tampak satu pemandanganmenakjubkan bercampur aneh. Seorang lelaki gemukpendek bermuka bopeng berjalan mendaki bukit. Ditangan kiri orang ini memegang sebuah tambur. Tangankanan memukul tambur tiada henti dalam irama yangteratur. Suara tambur yang dipukul bukan sajamembahana di udara malam, tapi menggetarkan lerengBukit Batu Hangus.

Page 26: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 26

Semua orang yang ada di atas bukit termasuk SriMaharaja Rakai Kayuwangi sama palingkan kepala danbertanya-tanya dalam hati, ada apa. Apa yang terjadi.Mereka semua tengah menunggu kedatangan KesatriaPanggilan yang katanya akan menolong menyelamatkanRaja dan rakyat Mataram. Kenapa kini yang munculsuara tambur. Rasa heran itu masih belum berakhir.

Di belakang si gemuk pendek bopeng yang memukultambur berjalan mengikuti seorang lelaki berbadan tinggikurus. Wajah penuh dengan bintik-bintik putih. Diamemegang suling dan meniup suling begitu asyik denganmata sesekali terpejam pejam. Suara suling yang ditiupmelengking keras di udara malam yang dingin, mencucukke bumi dan menggetar bukit batu. Semua orang yangada di bukit batu untuk beberapa lama terpaksa menekaptelinga masing-masing. Untung saja tangan merekabebas dari kelumpuhan. Kalau tidak berarti akanbertambah pula penderitaan orang-orang itu. Namunbelasan orang yang tidak tahan oleh hebatnya suaratambur dan suling merasakan kepala mereka pening.Lalu satu demi satu mereka terbaring jatuh dalamkeadaan setengah sadar.

Siapakah adanya dua orang aneh itu. Sepertidiceritakan dalam serial Mimba Purana Satria LoncengDewa (baca “Perawan Sumur Api”, “Arwah Candi Miring”, “Pangeran Bunga Bangkai”, “Dewi Tangan Jarangkong” dst. karangan Bastian Tito) kedua orang ini dikenaldengan name Si Tambur Bopeng dan Si Suling Burik.Walau mereka sebenarnya adalah orang-orangberkepandaian tinggi namun berpenampilan lugu polos,terkadang lucu dan sesekali bisa konyol menjengkelkanorang.

Hebatnya di depan Si Tambur Bopeng den Si SulingBurik, saat itu di udara malam yang dingin, tampakseorang kakek dan seorang nenek yang sama-samamengenakan pakaian selempang kain putih. Mereka

Page 27: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

27 SEPASANG ARWAH BISU

melangkah melayang seolah mengikuti alun suara tamburden suling. Rambut putih disanggul di atas kepala. SiTambur Bopeng den Si Suling Burik di sebelah belakangbertindak seperti dua orang pengiring. Di satu tempathanya beberapa tombak dari beradanya Raja MataramRakai Kayuwangi, due kakek nenek berhenti berjalan tapitubuh masih tetap mengambang di udara malam.Sepasang mate menatap menyorotkan amarah ke lerengbukit sebelah bawah tempat Sinuhun Muda mengintai dibalik batu. Bergantian sepasang kakek nenek aneh inimenggerakkan tangan, membuat Isyarat bahasa yanghanya dimengerti oleh orang yang mengetahui.

Walau Sinuhun Muda tidak mengetahui isyarat apayang dimaksudkan oleh sepasang kakek nenek yangdipangglinya Eyang itu, namun dia maklum kalaukeduanya tengah melontarkan hawa amarah besar.Karenanya setelah menyumpah-nyumpah sendiriSinuhun Muda tinggalkan tempat itu. Memutuskan untukmenemui nyawa kembarannya yaitu Sinuhun MerahPenghisap Arwah.

Sesaat setelah Sinuhun Muda meninggalkan BukitBatu Hangus, Sri Maharaja Mataram menjadi terkesiapketika sepasang kakek nenek berselempang kain putihyang masih melayang di udara memalingkan dirt kearahnya lalu sama-sama membungkuk memberikanpenghormatan. Sementara itu Si Tambur Bopenghentikan menabuh tambur den Si Suling Burik turunkansuling yang ditiup.

Rakai Kayuwangi segera pula membungkukmembalas penghormatan orang. Raja Mataram berusahamendekat namun gerakannya seperti terhalang tembokyang tidak kelihatan. Akhirnya Raja menyapa daritempatnya berdiri.“Orang tua berdua, saya yakin kedatangan kalian

merupakan rahmat Para Dewa atas diri saya dan rakyat

Page 28: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 28

Mataram. Kalau saya boleh tahu siapakah geranganorang tua berdua adanya?”

Atas pertanyaan Raja, kakek berselempang kain putihsegera gerakkan dua tangan dan jari-jarinya!. Setelah itunenek di sebelahnya bergantian melakukan hal yangsama.

Melihat hat ini semua orang yang ada di situ termasukRaja Mataram segera maklum kalau sepasang kakeknenek itu tidak bisa bicara alias bisu. Raja mendekatibeberapa orang tokoh Istana, bicara dengan GarungParawata lalu Panglima Pasukan Kerajaan ini berserumenanyakan siapa diantara semua orang yang ada diBukit Batu Hangus tahu bahasa tangan dan isyarat orangbisu. Tidak ada seorangpun yang menjawab.“Yang Mulia, kita harus mencari seorang bisu. Hanya

orang bisu Mau gagu yang tahu bahasa isyarat tanganitu...” Berkata Soka Kandawa sambil batuk-batuk. Orangtua ini dialah salah seorang tokoh Istana yang dikenaldengan gelaran Tabib Sakti Sepuluh Jari Dewa yangseperti semua orang yang ada di situ berada dalamkeadaan lumpuh serta menderita demam panas.“Tidak mungkin kita menemukan orang bisu dalam

keadaan seperti ini,” jawab Raja Mataram.Eyang Dukun Umbut Watukura setengah berbisik

berkata pada Raja Mataram. “Yang Mulia, saya menduga dua kakek nenek itu bukan dari alam kita. Mereka datangdari alam arwah, alam roh. Lihat, sampai saat ini dua kakimereka tidak menginjak tanah atau batu bukit...”

Page 29: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

29 SEPASANG ARWAH BISU

BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU 5

RAKAI KAYUWANGI DYAHLOKAPALA terperangahmenyadari kebenaran ucapan EyangDukun.“Saya sependapat dengan Eyang

Dukun. Mereka tidak mungkin munculbegitu saja. Ini semua pasti kehendak ParaDewa yang hendak menyelamatkanMataram,” ucap Raja Mataram. Lalu dia mengangkat tangan ke arah dua kakeknenek. “Orang tua berdua, saya tahu kalian datang dengan membawa maksud baik,hendak menyampaikan sesuatu yang baik.Namun sayang sekali antara kita tidak bisabertutur kata. Bahasa gerakan tanganorang tua berdua tidak kami ketahuiartinya. Kami mohon maaf. Kami mohonpetunjuk bagaimana caranya ..”

Belum habis Raja berucap tiba-tiba si nenekberselempang kain putih membalikkan tubuh danmeluruskan jari telunjuk tangan kanannya ke arahPendekar 212 Wiro Sableng.

Ditunjuk begitu rupa Wiro yang baru saja datangbersama Ratu Randang tentu saja terkejut. SementaraRaja dan semua orang yang ada di Bukit Batu Hangusbertanya-tanya siapakah pemuda berambut panjangdisamping Ratu Randang, dari atas bukit Ni Gatri berlarimendatangi Wiro sambil berseru, “Kakak!”

Raja dan orang-orang yang ada di Bukit Batu Hangussegera maklum kalau pemuda yang datang bersama

Page 30: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 30

Ratu Randang adalah Pendekar 212 Wiro Sableng yangmereka sebut sebagai Kesatria Panggilan. Walau dalamkeadaan lemah dan sakit hampir semua orang bersorakgirang. Banyak pula yang menampungkan tanganmengucapkan doa terima kasih pada Yang Maha Kuasa.Harapan mereka atas datangnya pertolongan sungguhsangat besar.

Saat itu Sri Maharaja Mataram Ingin segera menemuisang pendekar namun Raja merasa tidak enak kalaumeninggalkan kedua orang tua dari alam arwah itu begitusaja. Apa lagi saat itu si nenek tengah menunjuk-nunjukke arah Wiro. Sekali menunjuk dia usapkan tangan kekening, tangan dikepretkan lalu menunjuk lagi danmengusap lagi, mengepret lagi. Melihat ini Wiro sendirijadi ikut ikutan mengusap keningnya sambil berpikir pikirapa yang dimaksud si nenek.“Aku ditunjuk-tunjuk. Memangnya ada apa di jidatku...”

pikir Wiro.Ketika Ni Gatri berdiri di hadapannya Wiro mengusap

kepala anak perempuan ini. Di belakang Ni Gatri, anjingjantan kecil yang selalu mengikuti anak perempuan ini,tidak berhenti menyalak. Ni Gatri mendukung binatang ini,membelai tengkuknya agar tidak menyalak lagi. Namunanak anjing ini hanya diam dan tenang sebentar lalukembali menyalak.“Wiro, anak anjing terus menyalak. Ada pertanda yang

tidak baik,” bisik Ratu Randang.Pendekar 212 maklum dan anggukkan kepala. “Kita

harus waspada. Awasi semua orang yang ada di sinitermasuk pemukul tambur dan meniup suling. Jugakakek nenek aneh itu.” Wiro lalu bertanya pada Ni Gatri.“Kau baik-baik saja Ni Gatri?”Si anak perempuan mengangguk. Lalu dia menunjuk

ke arah nenek berjubah biru, bermuka bundar takmemiliki alis yang duduk di tanah, tersandar pada sebuahbatu. Nenek ini bukan lain adalah Rauh Kalidathi.

Page 31: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

31 SEPASANG ARWAH BISU

“Nenek itu yang telah menyelamatkan Gatri ketika adaorang jahat hendak menculik Gatri...” Si anak perempuan memberi tahu.

Wiro hendak bertanya perihal gurunya, Eyang SintoGendeng. Namun Ni Gatri mendahului berkata“Kakak, sewaktu tadi ada orang bertanya siapa yang

tahu bahasa gerak tangan Isyarat orang bisu sebenarnyaGatri mau menjawab kalau Gatri tahu sedikit bahasaorang bisu. Dulu Gatri punya teman anak lelaki gagu.Kalau bicara dia memakai bahasa gerakan tangan...”

Mendengar ucapan Ni Gatri Ratu Randang berkata.“Kalau begitu lekas kita menemui Raja. Aku akan beritahukalau kau mengerti bahasa gerakan tangan orang bisu.Nanti kau bisa bicara dalam bahasa isyarat langsungpada sepasang kakek nenek itu…” Ratu Randang cepat pegang lengan Ni Gatri.

Namun Wiro berkata.“Gatri, kau tadi melihat nenek yang melayang itu

menunjuk-nunjuk ke arahku. Lalu dia membuat gerakantangan mengusap kening dan mengepret beberapa kali.Kau tahu apa yang dikatakannnya...”“Kalau tidak salah Gatri mengira, nenek itu hendak

memberi tahu bahwa Kakak ...”Belum sempat Ni Gatri menyelesaikan ucapan tiba-

tiba terjadi dua hal hebat. Yang pertama dari lereng bukitsebelah selatan muncul getaran aneh. Ketika dengancepat getaran menyentuh tubuh Ni Gatri, tak ampun lagianak ini langsung terhuyung dan rubuh di atas bebatuan.Wajah pucat, mata nyalang tapi pandangan kosong.

Hal kedua sebelum tubuh Ni Gatri jatuh menyentuhbebatuan, dari langit kelam berkelebat selarik sinar hijau.Sinar menyapu bagian alas kepala Ni Gatri. Saat itu jugatubuh Ni Gatri yang berada dalam keadaan kaku tak bisabergerak tak bisa bersuara kini seolah berubah menjadibatu, kulit berubah kehijau-hijauan! Anjing kecil yang adadalam gendongannya meraung keras lalu melompat.

Page 32: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 32

Turun ke tanah dan berlari berputar putar mengelilingisosok Ni Gatri.“Celaka! Apa yang terjadi! Ni Gatri!” Wiro berteriak.Raja Mataram cepat mendatangi. Namun saat itu

anjing betina yang cidera berat perujudan dari Sri PadmiKameswari berteriak.“Tahan! Jangan sentuh tubuh anak itu sebelum

memiliki benda penangkal. Dia terkena ilmu pembungkamtubuh yang dilepas Sinuhun Muda! Yang Mulia cepattanggalkan kalung emas di leher saya. Patahkan jadi dua.Yang pertama Yang Mulia simpan di saku pakaian.Patahan kedua berikan pada pemuda berambut gondrongyang barusan datang bersama Ratu Randang....”

Sri Maharaja Mataram terkesiap. Ratu Randangtercengang. Anjing betina telah membuka rahasiapenangkal atau kelemahan Sinuhun Muda! Wiro sendiridelikkan mata dan nekad hendak memegang tubuh NiGatri. Namun begitu tangan diulurkan hendak menyentuhNi Gatri tiba-tiba dari tubuh anak perempuan itu melesatkeluar selarik sinar merah, menyambar ke arah Pendekar212.

Wiro kertakkan rahang, melompat mundur sambillepaskan pukulan Kincir Padi Berputar. Sambaran sinarmerah yang menyerang dalam bentuk garis lurus bukansaja berhasil di tahan namun kemudian dibuntalbergelung membentuk lingkaran berputar seperti kincirpadi. Begitu Wiro pukulkan tangannya ke bawah makaujung lingkaran merah ikut menghunjam ke tanah, amblasmasuk ke dalam celah-celah batu bukit dan buummm!

Satu letusan keras menggelegar. Sebagian batu-batubesar yang ada di tempat itu hancur berkeping-keping.Wiro sendiri jatuh terduduk di tanah. Mukanya tampakpucat. Tubuh bergetar tergontai-gontai. Lengan bajusebelah kanan dikobari api!

Ratu Randang berteriak. Dengan cepat perempuan inipergunakan ke dua tangannya untuk memadamkan api!

Page 33: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

33 SEPASANG ARWAH BISU

“Wiro .... !”“Aku tak apa-apa...” Berkata Pendekar 212 sambil

berdiri. Tapi keningnya mengernyit tanda dia tengahmenahan sakit. Ratu Randang yang masih kawatir robeksalah satu bagian lengan baju yang terbakar. Di balikrobekan tampak kulit lengan mengelupas kehitam-hitaman.“Sinuhun Muda. Tadi aku lihat dia sudah pergi. Pasti

mahluk jahanam itu kembali lagi. Dia menyerang anakperempuan itu dengan ilmu pembungkam Hawa BumiMenutup Jalan Darah Mencekal Urat. Celaka! Aku tidakmampu memusnahkan ilmu itu. Tapi ... Ni Gatri tidakhanya diserang ilmu Sinuhun Muda. Ada ilmu lain yangtadi memancarkan cahaya kehijauan menyerang anak ituhingga tubuhnya berubah sekeras batu!” Berkata Ratu Randang.“Aku tahu,” jawab Wiro. Dia menatap ke arah Ni Gatri.

Wiro lebih mengawatirkan anak perempuan itu daridirinya sendiri. Di tanah tempat tubuhnya terkapar anjingbetina perujudan Sri Padmi Kameswari kembali berteriak.“Yang Mulia! Cepat tanggalkan kalung di leher saya!”Kali ini, tidak menunggu lebih lama Raja Mataram

Rakai Kayuwangi segera mendatangi, membuka kalungemas besar yang melingkar di leher anjing betina. Lalukraakk! Kalung emas yang berbentuk lempengan cukuptebal itu patah dua. Raja Mataram menyimpan satupatahan di dalam saku celananya. Patahan yang laindiberikan kepada Wiro. Begitu Wiro memegang patahankalung emas saat itu juga cidera di lengan kanannyapupus lenyap!

Sesaat setelah kalung emas besar tanggal darilehernya tiba-tiba anjing betina yang tergeletak di tanahmeraung perlahan. Kepala diangkat, sepasang matamenatap ke arah Raja Mataram lalu jatuh terkulai. Secaraaneh tubuh anjing betina ini berubah jadi kepulan asaplalu lenyap dari pemandangan.

Page 34: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 34

“Sri Padmi Kameswari!” Raja berseru. Dia mengusap kepala binatang itu namun si anjing betina sudah tidakbernafas lagi. Anjing kecil tahu kalau ibunya sudah matimenyalak panjang berhiba-hiba lalu menjilati tanah bekastubuh induknya tadi tergeletak.

Wiro cepat menggendong tubuh Ni Gatri, dibaringkandi atas sebuah batu rata. Raja Mataram keluarkanpotongan kalung yang ada padanya. Benda itu kemudiandiusapkan di tubuh Ni Gatri, mulai dari kepala, kening,wajah terus turun ke dada dan sampai ke ujung kaki.Melihat hal ini Wiro keluarkan pula patahan kalung emasyang ada padanya dan melakukan hal yang sama.“Desss! Desss! Desss!”Asap merah mengepul keluar dari delapan bagian

tubuh Ni Gatri namun anak perempuan ini tetap dalamkeadaan diam kaku tidak bergerak tidak bersuara.“Ilmu Sinuhun Muda sudah musnah...” bisik Ratu

Randang pada Wiro. Ilmu satunya masih membungkamanak perempuan itu. Siapa gerangan yang telahmenyerangnya...”

Tiba-tiba suara tambur dan tiupan suling kembaliterdengar di Bukit Batu Hangus. Si Tambur Bopeng dan &Suling Burik mulai berjalan menuruni lereng bukit.Sepasang kakek nenek ikut pula bergerak. Seperti tadikeduanya melangkah melayang dalam udara malam yangdingin. Si nenek kembali menunjuk-nunjuk ke arah Wiro.Usapkan tangan kanan di atas kening lalu dikepretkan.

Di samping si nenek, kakek arwah bisu berulang kalimenggerakkan tangan dari pinggang ke atas Sepertigerakan orang mencabut senjata yang tersisip dipinggang. Lalu kakek ini menunjuk-nunjuk ke arah SiTambur Bopeng dan Si Suling Burik.

Wiro cepat mengejar. Dia menghampiri si gemukpendek si Tambur Bopeng.“Sababat! Nenek alam arwah itu berulang kali

menunjuk ke arahku. Mengusap kening lalu tangan

Page 35: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

35 SEPASANG ARWAH BISU

dikibaskan. Jika kau tahu apa arti tanda gerakan tanganyang dilakukan nenek itu harap kau mau mengatakan!”“Tam! Tam! Tam!”Si Tambur Bopeng lalu membuka mulut.“Aku Si Tambur Bopeng. Bersama temanku Si Suling

Burik kami hanya berlaku sebagai pengantar. Kami tidaktahu apa arti gerakan tangan...”“Kalian mau memberi tahu siapa adanya dua kakek

nenek itu?” Wiro bertanya.“Sepasang Arwah Bisu!” Berkata Si Tambur Bopeng.“Sepasang Arwah Bisu!” Menirukan temannya Si

Suling Burik.“Kalian membawa Sepasang Arwah Bisu dari mana,

mau di antar dipulangkan kemana? Kalau kami inginmenemui mereka harus mencari dimana?!” Ratu Randang kini yang mengajukan pertanyaan.

Si Tambur Bopeng dan Si Suling Burik hentikanlangkah sebentar. Keduanya memandang pada RatuRandang. Lalu kedip kedipkan mata.“Cantik sekali ... Cantik sekali! Ha…ha…ha!” Si

Tambur Bopeng lalu kembali tabuh tamburnya dan mulaimelangkah lagi menuruni lereng bukit.“Dadanya bagus ... Dadanya montok. Aku bisa

melihat celah putihnya. Ha ... ha ... ha!” Si Suling Burik kini yang bicara lalu tertawa gelak-gelak.“Matanya juling bagus! Sungguh mempesona!” Si

Tambur Bopeng kembali keluarkan ucapan.“Bukan mempesona. Tapi menggairahkan!” Menyahuti

Si Suling Burik. Lalu kedua orang aneh ini tertawa gelak-gelak.“Sialan!” maki Ratu Randang. “Kalian belum

menjawab pertanyaanku!”“Memaki saja suaranya begitu merdu. Apa lagi

merayu! Ha ... ha ... ha!” Si Tambur Bopeng berucap lalu pukul tamburnya.“Tam! Tam! Tam!”

Page 36: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 36

Si Suling Burik tiup sulingnya kencang. kencanghingga Wiro dan Ratu Randang terpaksa hentikanlangkah dan tekap telinga musing-masing.“Hai jangan pergi! Jawab dulu pertanyaanku! Di mana

kami bisa menemui Sepasang Arwah Bisu. Kami butuhketerangannya!”“Alam arwah begitu luas. Datang dan pergi sulit

diketuhui. Sepasang, Arwah Bisu laksana dua buah jarumdi tengah padang pasir. Bagaimana kami bisa tahu.Bagaimana kami bisa menjawab!”“Kalau begitu kalian saja memberi tahu dimana kami

bisa menemui kalian!” Ratu Randang masih berusaha,“Tam! Tam! Tam!”Si Tambur Bopeng lalu menjawab.“Kami dua sahabat yang tidak punya juntrungan,

berarti tidak punya rumah kediaman. Kalau mau mencarikami dimana banyak mayat disitu kami biasa berkeliaran.Dunia mayat sejuk dan rukun tenteram tidak seperti duniamanusia yang selalu hidup dalam pertengkaran danpermusuhan, keserakahan, iri dengki, sombong dankebencian serta kejahatan penuh tipu muslihat!”

Wiro dan Ratu Randang sating berpandanganmendengar ucapan kedua orang itu. Ratu Randangpegang tangan Wiro.“Sudah, tidak perlu diikuti lagi. Percuma saja. Hidup di

Bhumi Mataram tapi tidak mau menolong. Sudah burukrupa bertingkah pula!”“Oala! Kita dibilang buruk rupa. Berarti kita ini orang-

orang jelek ya?” Si Suling Burik berkata.“Kasihan kita berdua! Ha... ha... ha!” Si Tambur

Bopeng menyahuti lalu tertawa mengekeh.“Ratu, Kau tabu siapa sebenarnya dua kakek nenek

dari alam arwah tadi itu?” Ratu Randang menggeleng.

Page 37: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

37 SEPASANG ARWAH BISU

“Kita akan tanyakan pada para tokoh di Bukit Batu Hangus. Mungkin diantara mereka ada yang bisamemberi jawaban...”“Aku sempat melihat wajah Sinuhun Muda yang

ketakutan ketika menatap ke arah sepasang kakeknenek.”“Aku juga memperhatikan,” jawab Ratu Randang.“Kita harus menolong Ni Gatri. Kalau anak itu bisa di

sadarkan pasti dia akan memberi tahu apa arti semuagerak tangan Sepasang Arwah Bisu.”

Baru saja Wiro selesai berkata tiba-tiba di lereng bukitsebelah kanan terdengar suara tawa cekikikan.“Tidak ada yang mampu menolong anak perempuan

itu! Kecuali Sinuhun Merah Penghisap Arwah! Kepadanyasemua orang di muka Bhumi Mataram ini harus tunduk!”“Dewi Ular ...!” Bisik Ratu Randang.“Bukan, bukan Dewi Ular,” jawab Pendekar 212 Wiro

Sableng.

Page 38: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 38

BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU 6

BEGITU pandangan mataPendekar 212 Wiro Sablengmembentur sosok tinggi kurus hitamyang kepalanya ditancapi empattusuk konde perak, dia langsungberteriak.“Nek! Eyang Sinto”Sinto Gendeng berdiri di atas sebuah

batu besar, berkacak pinggang. Wajah yanghanya ditutupi kulit tipis dan sorotan matatampak galak. Mendadak sang muridtersentak heran ketika lebihmemperhatikan ternyata Eyang SintoGendeng muncul dengan beberapakeanehan.

Di kening nenek kelihatan adadelapan benjolan merah. Lalu tidaktampak tongkat kayu butut yang selalu dibawa kemana-mana. Keanehan ke tiga Wiro tidak mencium bau pesing.Malah kini dia mencium bau harum begitu santar keluardari tubuh dan pakaian sang guru!“Nek!”Ratu Randang mendekati Pendekar 212 lalu berbisik.“Aku dengar kau menyebut memanggil Nenek. Nenek

siapa?”“Nenek guruku. Eyang Sinto Gendeng. Dia berdiri di

atas batu sana. Bukankah aku pernah bercerita ketikadalang ke Bhumi Mataram aku ditemani guruku dan anakperempuan bernama Ni Gatri.”

Page 39: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

39 SEPASANG ARWAH BISU

Ratu Randang kerenyitkan kening. Mata julingnyamenatap ke arah batu besar di seberang sana. Matadiusap beberapa kali lalu sambil geleng kepalaperempuan ini berkata.“Aku belum buta.Yang berdiri di atas batu besar itu

bukan seorang nenek. Tapi seorang gadis. Di kepalanyamemang ada empat tusuk konde perak. Ngeri jugakarena tusuk konde itu sepertinya ditancap. Gadis iniberkulit hitam manis. Wajahnya memang cantik tapidandanannya seronok. Pupur tebal, alis mata mencongdan bibir berselomotan cairan warna merah!”“Ratu, kau jangan bergurau. Aku juga tidak buta! Aku

sudah bilang guruku seorang nenek-nenek jelek seram.Dan saat ini sosoknya aku lihat berdiri di atas batu sana.Cuma satu kelainan yang aku lihat pada dirinya. Biasanyatubuh dan pakaiannya bau pesing. Kini dia wangisekali...”“Aku juga mencium bau wangi itu!” menyahuti Ratu

Randang. “Kau ingat sewaktu aku bersama si katai Jambal Ungu alias Raja Dukun Batu Berlumut bertemudirimu pertama kali di tepi telaga? Waktu itu Raja Dukunmengatakan tidak ada nenek-nenek muncul di BhumiMataram. Yang ada seorang gadis cantik berkulit hitammanis yang tubuh serta pakaiannya harum selangit. Dikepalanya ada empat tusuk kundai! Nah, gadis di atasbatu itulah orangnya!”

Wiro menggaruk kepala. Mulut melongo.“Bagaimana ini? Tidak mungkin! Mana mungkin aku

punya guru seorang gadis yang mungkin seusiaku. Akumelihat nenek-nenek. Kau melihat gadis. Ada yang tidakberes! Ada yang tidak nyambung! Lalu mengapa adadelapan benjolan aneh di kepalanya....”“Wiro, aku punya dugaan siapapun perempuan yang

berdiri di atas batu dia sudah berada di bawah kekuasaanSinuhun Merah Penghisap Arwah! Delapan benjolan itutanda yang tidak bisa disangsikan lagi! Jangan-jangan

Page 40: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 40

gurumu sudah kena disirap benaknya dengan ilmu yangdisebut Delapan Jalur Arwah, Pencuci Otak!”“Celaka guruku! Celaka Eyang Sinto Gendeng....”“Eyang Sinto Gendeng ... ? Itu berati Sinto gila atau

sinting. Hik ... hik. Nama aneh. Setahu kabar yang akudengar dia mengaku bernama Sinto Weni...”“Itu nama aslinya.” Jawab Wiro.Sementara itu semua orang yang ada di Bukit Batu

Hangus termasuk Raja Mataram bertanya tanya siapagerangan adanya gadis cantik berdandan celemonganyang berdiri di atas batu. Kelihatannya gadis itu mengenalKesatria Panggilan Wiro Sableng. Namun sikapnya jelaskurang bersahabat.

Selagi Wiro kebingungan tiba-tiba terdengarbentakan.“Anak Setan! Lekas datang ke sini! Siapa perempuan

di sampingmu? Rupanya kau sudah punya kekasih barudi negeri ini? Dasar pemuda mata bongsang!”“Wiro, kau dengar gadis di atas batu itu bicara

padamu? Mengapa kau dipanggilnya dengan sebutanAnak Setan? Kau juga disebut pemuda mata bongsang!Aku dikatakannya kekasih barumu. Aku sih mau-mau dansenang saja. Hik ... hik ... hik!” Ratu Randang tertawa cekikikan.“Anak Setan! Apa telingamu tuli tidak mendengar aku

menyuruhmu datang ke sini?!”“Wiro, kalau gadis di atas batu memang gurumu,

sebaiknya kau lekas mendatangi. Jangan perdulikanperbedaan penglihatanmu dengan apa yang aku lihat.Mulut gadis itu seperti ember! Kita berdua bisa dibikinmalu!”

Mendengar ucapan Ratu Randang Wiro akhirnyaberanjak. Namun sebelum melompat ke atas batu dimanagurunya berdiri diam-diam Wiro selipkan batu segi tigapipih.

Page 41: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

41 SEPASANG ARWAH BISU

“Ratu, kalau terjadi apa-apa dengan diriku, berikanbatu itu pada Raja.”

Ratu Randang jadi merasa tidak enak. Batu cepat-cepat dimasukkan ke balik pakaian.

Wiro melompat ke atas batu besar, berdiri di sampingsang guru. Sambil membungkuk Wiro menyapa.“Nek, aku sudah di sini. Anu, bajumu baru, bagus

Nek. Kau dapat dari mana? Bau tubuh dan pakaianmuharum sekali Nek, seperti wangi bidadari turun darikahyangan. Aku ...”

Sinto Gendeng delikkan mata.“Apa?! Semua orang memanggil aku anak gadis

cantik! Kau menyebut aku Nenek! Kau mau memberimalu diriku! Dasar murid kurang ajar!”“Plaakk!”Satu tamparan melanda keras pipi Wiro hingga sudut

bibirnya luka berdarah. Semua orang yang menyaksikanterutama Ratu Randang tentu saja jadi terkejut.

Sambil usap darah di pinggir mulut sementaratelinganya masih berdenging saking kerasnya tamparanWiro bertanya.“Nek, eh Eyang Sinto, kenapa kau jadi galak begini.

Aku melihat ada delapan benjolan di keningmu. Akukawatir...”“Diami” Hardik Sinto Gendeng. “Mau delapan mau

seratus benjolan di keningku bukan urusanmu! SinuhunMerah Penghisap Darah telah memberi ilmu kesaktianpadaku! Dan aku tahu kau menempatkan dirimu sebagaimusuh Sinuhun Merah Penghisap Darah! Kau bersekutudengan Raja Mataram.”“Eyang, sewaktu kita masih berada di alam delapan

ratus tahun mendatang kau sudah tahu kalau kita datangke sini memang untuk menolong serta membela Raja danrakyat Mataram. Aku heran kalau Eyang tiba-tibaberubah. Apa yang terjadi dengan diri Eyang?”

Page 42: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 42

Sinto Gendeng yang dimata Wiro ujudnya tetapterlihat seperti nenek tiba-tiba ulurkan tangan jambakrambut gondrong sang murid.“Anak Setan! Kau dengar baik-baik! Yang pantas

dibela adalah Sinuhun Merah Penghisap Arwah! BukanRaja Mataram! Kau dengar?!”

Hardikan keras Sinto Gendeng terdengar oleh semuaorang yang ada di Bukit Batu Hangus. Membuat merekajadi terkejut.“Eyang, mahluk yang namanya Sinuhun Penghisap

Arwah justru biang racun semua malapetaka di negeri ini.Dia pasti telah menyirapmu dengan ilmu hitam. Otakmusudah dicuci. Eyang harus segera sadar...”

Sinto Gendeng tertawa panjang.“Kau dari dulu memang anak badung! Tidak mau

mendengar apa yang aku bilang! Sekarang mewakiliSinuhun Marah Penghisap Arwah sebaiknya otakmu akucuci juga!”

Habis berkata begitu Sinto Gendeng arahkankeningnya ke kepala sang murid. Delapan benjolanmerah pancarkan cahaya terang.“Delapan jalur Arwah Pencuci Otak!”Ratu Randang berteriak begitu menyadari serangan

ilmu apa yang hendak dilancarkan Sinto Gendengterhadap Wiro.“Wiro! Lekas melompat dari atas batu! Selamatkan

dirimu!” Teriak Ratu Randang.Sementara itu di telinga Sinto Gendeng tiba-tiba

mengiang suara memperingatkan.“Sinto Weni! Jangan kau serang pemuda itu! Dia

membekal emas pantangan!”Namun terlambat. Wiro terlambat melompat

selamatkan diri. Sinto Gendeng terlambat mendengarsuara ngiangan. Delapan benjolan merah telah keburumenyemburkan delapan larik sinar merah yang langsungmenyambar ke arah kening Pendekar 212!

Page 43: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

43 SEPASANG ARWAH BISU

BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU 7

DARI balik pakaian di bagianmana Wiro menyimpan sebagianpatahan kalung emas yangdiberikan Sri Padmi Kameswarimenderu sinar kuning bergemerlapyang dengan cepat membungkusseluruh kepala sang pendekar. Dari bagianbawah dada di atas perut memancar cahayaputih menyilaukan. ltulah cahaya hawa saktiyang keluar dari senjata sakti mandragunaKapak Maut Naga Geni 212!“Blaaarrr!”Delapan larik cahaya merah

menghantam kening sang pendekar!Wiro berteriak keras. Kepalanya

laksana meledak. Tubuh terpental dariatas batu lalu jatuh terkapar di atas batuyang lain. Tubuhnya mulai dari dada sampai kepala tidakkelihatan karena tertutup buntalan asap merah.

Ratu Randang terpekik. Lalu menghambur memeluktubuh Pendekar 212. Kedua tangan mengusap ke dada,terus ke atas ke arah kepala. Perempuan ini merasa legakarena dia masih meraba dada dan kepala Wiro utuhwalau ada hawa panas seperti bara. Tadinya diamenyangka tubuh Wiro sudah hancur hanya tinggalbagian perut ke bawah! Semua orang di Bukit BatuHangus termasuk Sri Maharaja Mataram keluarkanseruan tertahan. Mereka sepertinya tidak memperdulikanapa yang terjadi dengan gadis cantik bertusuk kondeempat tapi lebih menaruh kawatir pada Wiro.

Page 44: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 44

Ketika kepulan asap hitam membuntal ke atas danlenyap dalam kegelapan udara malam menjelang dini hariyang dingin Ratu Randang melihat kepala Pendekar 212merah seperti saga!“Dewa Agung, Jagat Bathara!” Teriak Ratu Randang

setengah meratap. Dua tangan ditekapkan ke pipi Wiro.“Aku tidak apa-apa. Aku tidak apa-apa...” Wiro

keluarkan ucapan.“Jangan bicara! Ada racun jahat dalam tubuhmu!”“Tidak, tidak ada racun. Kalaupun ada semoga Yang

Maha Kuasa melindungi diriku...” Wiro mencoba bangun. Dibantu oleh Ratu Randang. Saat itu warna merah dikepala dan wajahnya perlahan-lahan mulai memudar danakhirnya lenyap.“Guruku .... Eyang Sinto Gendeng, aku kawatir.

Bagaimana keadaannya?”Ratu Randang jadi marah besar mendengar ucapan

Wiro.“Guru atau siapapun iblis perempuan itu! Dia hendak

membunuhmu! Paling tidak hendak mencelakaimu hinggamenjadi budak Sinuhun Merah Penghisap Arwah seumur-umur! Dan kau masih menanyakan bagaimanakeadaannya! Oala betapa setia dan berbaktinya muridyang teraniaya!”“Guruku tidak sejahat itu! Dia berbuat karena otaknya

sudah keracunan. Dia tidak sadar apa yang dilakukannya.Aku harus menolongnya.”“Gurumu edan! Kau gila! Sama saja!” teriak Ratu

Randang. Lalu dia ambil tangan Wiro dan tempatkan dibagian mana terletak patahan kalung emas. Wiro merasadenyutan sakit di kepalanya perlahan-lahan lenyap.Penglihatannya yang tadi agak buram kini mulai jelaskembali. Hawa panas jauh berkurang.

Raja Mataram berlari menghampiri Wiro bermaksudhendak menolong. Wiro sendiri saat itu sudah berdiri. Diamemandang ke arah batu besar di atas mana tadi Sinto

Page 45: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

45 SEPASANG ARWAH BISU

Gendeng berada. Dia melihat gurunya duduk terjengkangdi atas batu. Seluruh tubuh dan pakaian tampak diselimutijelaga hitam!

Mata mendelik besar. Kepala menggembung danberdenyut-denyut seperti mau meledak. Dari telinga dansela bibir darah mengucur.“Nek! Eyang!” Teriak Wiro begitu melihat keadaan

gurunya. “Eyang, maafkan aku!”“Edan! Kenapa minta maaf segala?!” teriak Ratu

Randang. Bukan kau yang menyerang gurumu! Diadihantam balik oleh serangannya sendiri yang tadiditujukan padamu karena di tubuhmu ada lempengankalung emas!”

Wiro tidak perdulikan ucapan Ratu Randang. Diamelompat hendak menolong sang guru. Tapi tiba-tiba sinenek meraung dahsyat lalu kaki kanannya melesat keatas.“Duukk!”Tendangan keras berkekuatan tenaga dalam tinggi

menghantam dada Pendekar 212 hingga terpental. SelagiWiro masih melayang di udara dilanda kesakitan luarbiasa, dada serasa jebol dan darah mengucur dari selabibir, Sinto Gendeng bangkit berdiri. Dua tangandipentang ke atas. Kepala digoyang. Mata dikedipi“Wuuutt! Wuuutt!”Dari mata Sinto Gendeng berkiblat dua larik cahaya

biru menyilaukan hingga seluruh lereng Bukit BatuHangus menjadi terang benderang. Dua larik sinar inimenyambar laksana kilat ke arah Pendekar 212. Suaraderunya menggidikkan bulu roma! Dalam penguasaandan kendali ilmu hitam Sinuhun Merah Penghisap Darah,diluar sadarnya si nenek benar-benar hendak menghabisisang murid!

Bukannya bergerak selamatkan diri, Wiro malah tegaktak bergerak. Sikap seperti orang terkesima, mulutberucap menyebut nama ilmu yang dipergunakan Sinto

Page 46: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 46

Gendeng untuk menghabisinya! “Sepasang Sinar Inti Roh. Eyang Sinto tidak pernah mau memberikan ilmu itupadaku. Dia hendak membunuhku. Apa salahku ....”

Ketika Sinto Gendeng menyerang pertama kali, diamempergunakan ilmu dahsyat yang didapat dari SinuhunMerah Penghisap Arwah. Tapi ketika menendang danmenghantamkan serangan Sepasang Sinar Inti Roh, diamengandalkan ilmu kesaktian yang dimilikinya sendiri!ilmu kesaktian ini memang tidak diwariskannya kepadasang murid walau Wiro pernah menanyakan. Dan ilmukesaktian ini tidak bisa ditangkal oleh patahan kalungemas besar masih yang ada pada Wiro!

Ratu Randang cepat dorong Pendekar 212 hinggajatuh ke tanah dan menggelinding di lereng bukit batu.Sementara dua larik sinar biru menderu di udara malamdengan cepat Ratu Randang selamatkan diri denganmelompat ke kiri sambil lepaskan pukulan bernama DiDalam Gelap Tangan Penghukum Membelah Jagat gunamenangkis sambaran dua larik cahaya biru yang luarbiasa ganas. Dengan pukulan inilah dalam jarak dekatRatu Randang memecahkan kepala si katai Raja DukunBatu Berlumut, dukun kepercayaan Sinuhun Muda danSinuhun Merah.

Ternyata Ratu Randang tidak bertindak sendirian.Dari jurusan lain Sri Maharaja Mataram, Eyang DukunUmbut Watukura, Garung Parawata dan Soka Kandawaalias Tabib Sakti Sepuluh Jari Dewa serta beberapatokoh silat Istana lainnya yang ada di Bukit Batu Hangusikut melancarkan serangan ke arah dua larik cahaya biruyang keluar dari sepasang mata Sinto Gendeng dan saatitu siap membelah tubuh Kesatria Panggilan alias WiroSableng yang adalah muridnya sendiri!

Gabungan pukulan sakti orang-orang di Bukit BatuHangus yang memancarkan berbagai warna cahaya sertabermacam deru menggidikkan membuat bukit batubergetar hebat. Meski terluka parah namun Wiro yang

Page 47: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

47 SEPASANG ARWAH BISU

melihat apa yang terjadi dan maklum kalau gurunya tidakakan sanggup menghadapi sekian banyak seranganbalasan serta merta berteriak.“Tidak! Jangan! Tahan serangan! Eyang Sinto lekas

nienyingkir!”Namun apa yang sudah diduga akan terjadi tidak

dapat dihindarkan. Dentuman dahsyat menggelegarketika dua cahaya biru bentrokan di udara dengangabungan cahaya pukulan beberapa orang sakti! BukitBatu Hangus laksana dilanda gempa. Bebatuan besarlongsor menggelinding dari lereng ke kaki bukitmenimbulkan suara bergemuruh. Dua larik sinar biruserangan Sinto Gendeng bukan saja musnah berantakan,tapi taburan cahaya berbalik ke arahnya begitu gabungancahaya pukulan sakti lawan datang menghantam!“Eyang!”Wiro kembali berteriak. Dibawah kecamuk pukulan

sakti yang laksana badai dia hendak menghamburmenolong sang guru namun Ratu Randang lebih cepatmemegang lengannya. Perempuan ini lalu menarik Wirokuat-kuat hingga keduanya jatuh ke tanah danbergulingan di antara bebatuan.

Hanya sekejapan mata lagi Sinto Gendeng akandihajar oleh ilmu kesaktiannya sendiri dan cahayagabungan pukulan sakti orang-orang di Bukit BatuHangus, tiba-tiba dari atas langit yang diterangi rembulansetengah lingkaran ada cahaya kuning memancar terangdan melayang ke bawah. Jauh di atas langit terdengargenta lonceng membahana tiga kali berturut turut.

Dari dalam cahaya kuning terdengar suara anak kecil.Kematian bagian semua insan. Nyawa manusia

adalah semata milik Yang Maha Pencipta dan MahaKuasa yang patut dihormati. Mengapa manusia terkadangbertindak mendahului-Nya, membunuh manusia lainseolah dia yang menciptakan dan menghidupkannya?Jangan membuat sejuta alasan untuk menghalalkan

Page 48: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 48

kematian seorang insan. Sungguh besar tanggungjawabnya di dunia dan juga di akhirat.”

Suara anak kecil lenyap. Cahaya kuning melesat kelangit.

Pada saat yang hampir bersamaan satu dentumandahsyat menggelegar. Separuh lereng Bukit Batu Hangusamblas. Ratusan keping batu sebesar-besar kepalamencelat ke udara yang berubah gelap pekat. Ketikakeadaan kembali terang, Wiro berteriak keras.“Nek! Eyang Sinto!”Batu di atas mana tadi Sinto Gendeng terkapar tak

kelihatan lagi, sudah hancur bertabur ke udara. Di bekasbatu besar itu kini menganga sebuah lobang besar.Tanah berwarna merah tidak beda seperti kubangan tapiisinya bukan air atau lumpur melainkan tanah yang telahberubah menjadi bara panas!

Pendekar 212 menjerit sekali lagi. Melompat dan jatuhberlutut di tepi lobang.“Eyang, kau sudah mati atau bagaimana?! Eyang

Sinto!”Tangan kanan ditutupkan ke wajah, tangan kiri

menggaruk kepala.Suara Wiro setengah sesenggukan. Ketika ada satu

tangan memegang bahunya, perasaan sedih itu berubahmenjadi ledakan amarah. Mulut berteriak. Tangan kanandipentang ke atas. Tangan itu mulai dari ujung jari sampaike siku serta merta kelihatan berubah seperti perakmenyilaukan! Pukulan Sinar Matahari!

Page 49: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

49 SEPASANG ARWAH BISU

BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU 8

WIRO balikkan tubuh.Tangan kanan yang sudah dialiritenaga dalam dan hawa saktiPukulan Sinar Matahari siapdihantamkan ke arah orang yangbarusan memegang bahunya.“Wiro! Ini aku! Kau mau

membunuhku?!”Ratu Randang berteriak sambil cepat

pergunakan ke dua tangan mencekal lengankanan Wiro. Namun begitu menyentuhlengan sang pendekar perempuan inimenjerit keras sambil kibas-kibaskankedua tangannya. Dia laksana memegangsepotong besi panas! Kawatir Wiro akantetap melepas pukulan sakti, dalammenahan sakit Ratu Randang gantimerangkul pinggang sang pendekar lalu jatuhkan diri ketanah. Keduanya bergulingan sebentar di lereng bukitsebelum tertahan oleh satu gundukan batu besar.

Wiro berusaha lepaskan diri dari rangkulan RatuRandang.“Wiro! Kau mau melakukan apa?!”“Kalian orang-orang Mataram telah membunuh guruku

Eyang Sinto Gendeng!”Sepasang mata Pendekar 212 membeliak tak

berkesip, berkilat kilat laksana dikobari api. Rahangmenggembung. Wiro jadi tambah beringas ketika SriMaharaja Mataram mendatangi dan berdiri disampingnya.

Page 50: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 50

“Wiro, dengar aku!” Kata Ratu Randang pula sambil menyeka noda darah di sudut bibir dan dagu Wiro. “Tidak ada yang membunuh gurumu! Gurumu tidak mati!”“Tidak mati?! Mayatnya memang tidak ada! Karena

pasti sudah hancur lebur jadi bubuk dihajar sekianbanyak pukulan sakti ditambah dua larik cahaya biru yangberbalik menghantam dirinya sendiri.”“Tidak Wiro. Percaya apa yang aku katakan. Gurumu

sekarang pasti berada di satu tempat aman.Telah diselamatkan oleh Satria Lonceng Dewa Mimba

Purana, anak keramat pilihan Para Dewa.” (Mengenai siapa adanya Mimba Purana harap baca serial SatriaLonceng Dewa, Pendekar Bhumi Mataram karanganBastian Tito)

Pendekar 212 menyeringai.“Anak keramat pilihan Para Dewa? Aneh

kedengarannya. Apakah anak itu yang pernah masuk kedalam tubuh Ni Gatri dan bicara padaku sewaktu akutidak mau mengambil batu putih segi tiga dari tanganMayat Aneh Keempat ... ?” (Baca serial sebelumnya RohJemputan”)“Aku mendengar kejadian itu dari Raja Dukun .... “

kata Ratu Randang pula. Diam-diam dia merasa legakarena amarah Wiro kini tampak mengendur dan cahayaputih perak yang membungkus tangan kanan sangpendekar perlahan lahan sirna.“Kalau di Bhumi Mataram ini memang ada anak

keramat yang punya kesaktian hebat, mengapa aku jauh-jauh harus didatangkan ke sini? Suruh saja anak keramatitu menghabisi semua mahluk jahat terkutuk yang ada diBhumi Mataram ini! Yang katanya telah menimbulkanbencana Malam Jahanam! Air banjir merah busuk!Demam panas! Benjolan .... apa lagi?!”

Sri Maharaja Mataram dan Ratu Randang salingpandang mendengar ucapan Wiro.

Page 51: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

51 SEPASANG ARWAH BISU

“Kesatria Panggilan. Ketahuilah, Satria Lonceng Dewa punya pantangan. Anak keramat itu tidak bolehmembunuh mahluk bernyawa. Binatang ataupunmanusia…!”

Wiro berdiri, memandang Raja Mataram dan RatuRandang sejenak lalu sambil tertawa dia berkata.“Di negeri ini rupanya ada hukum aneh. Seseorang

boleh mencelakai bahkan membunuh puluhan sampairatusan rakyat Mataram. Tapi yang namanya anakkeramat yang konon sakti hanya berpangku tanganmembiarkan semua itu terjadi dengan berucap : Janganmembuat sejuta alasan untuk menghalalkan kematianseorang insan! Jika itu hukum yang berlaku di negeri inisampai kiamat mahluk- mahluk jahat akan terus menebarmalapetaka seenaknya! Tak ada rasa takut. Soalnyapembunuhan sudah seperti dihalalkan!”

Ratu Randang sampai pucat wajahnya mendengarkata-kata Wiro. Raja Mataram cepat-cepat berkata.“Kesatria Panggilan. Jangan kau salah menduga.

Tanggung jawab semua kejadian yang ada di BhumiMataram tidak di tangan Satria Lonceng Dewa yangbernama Mimba Purana itu. Tapi berada di ataspundakku. Aku tidak malu mengatakan bahwa aku dansemua orang pandai di negeri ini tidak sanggupmenumpas mahluk-mahluk jahat itu. Sesuai petunjukPara Dewa itu sebabnya kami mendatangkanmu ke siniguna dimintakan bantuan. Kuharap kau tidak merasamenyesal atas semua kejadian yang tidak terduga ini.Kami minta maaf...”“Yang Mulia, saat ini saya lebih mementingkan

mencari guru saya lebih dulu! Jika memang beliau masihhidup bagaimana dan dimana keberadaannya. Kalausudah menemui ajal maka kewajiban bagi sayamengubur jenazahnya secara layak. Guru saya sebagaimanusia bisa saja bersifat dan bertindak jahat. Tapi

Page 52: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 52

sebagai seorang murid saya tetap punya kewajiban untukmengurus jenazahnya. Kalau memang dia masih hidup...”

Habis berkata begitu Wiro melompat ke tempat NiGatri tergeletak. Dengan mendukung anak perempuan inidi bahu kirinya dia tinggalkan tempat itu.

Anjing kecil yang kelahirannya ditolong oleh RajaMataram menyalak panjang lalu melompat ke bahu kananPendekar 212,

Raja Mataram terkesiap.Ratu Randang berteriak sambil coba mengejar.“Wirol Tunggu!”Namun sekali berkelebat sang pendekar sudah lenyap

di kegelapan lereng timur Bukit Batu Hangus bersama NiGatri dan anjing kecil berbulu hitam anak Sri PadmiKameswari!“Dewa Agung, bagaimana ini?!” Ratu Randang

tampak bingung. Rakai Kayuwangi masih tertegun ditempatnya berdiri.

Ratu Randang lalu keluarkan batu putih segi tiga yangdiberikan Wiro padanya. Maksudnya segera hendakdiserahkan pada Raja Mataram. Namun RakaiKayuwangi Dyah Lokapala berkata.“Aku tidak memerlukan batu itu lagi. Simpan saja.

Mungkin lebih berarti jika kau yang Memiliki...”Paras Ratu Randang agak berubah. Dalam hati dia

menduga-duga jangan- jangan sang Raja sudah maklumbagaimana hubungannya dengan Pendekar 212 walaubaru mengenal belum satu harian!“Aku yakin pemuda tadi adalah Kesatria Panggilan

yang asli. Pendekar Dua Satu Dua Wiro Sableng yangberasal dari negeri delapan ratus tahun mendatang.Sekarang tugasmu adalah mengejar pendekar itu sampaidapat. Jangan berani kembali sebelum kau berhasilmendapatkannya! Dari sikap dan gerak-gerik kalianberdua aku bisa menduga kalau kalian saling menyukaisatu sama lain...”

Page 53: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

53 SEPASANG ARWAH BISU

Paras Ratu Randang tampak bersemu merah. Dintidak ingin Raja Mataram ini bicara lebih banyak lagitentang dirinya dan Wiro. Maka buru-buru dia berkata.“Yang Mulia, sesuai perintah saya pergi sekarang.” “Tunggu. Ada satu hal yang aku ingin tanyakan.

Waktu meninggalkan Kotaraja sebelum bencana MalamJahanam terjadi, kau mengatakan akan pergi menemuiArwah Ketua di Candi Miring. Apakah kau telahmenemuinya?”“Saya mohon maafmu Yang Mulia. Saya memang

belum menemui Arwah Ketua. Saya melakukan satu hallain yang menurut hemat saya lebih penting. Maafkankalau saya melangkahi Yang Mulia dan bertindak seorangdiri. Saya menjalin hubungan dengan Sinuhun MerahPenghisap Arwah.

Saya berhasil membuat dia tertarik dan berpura puraberkhianat pada Yang Mulia. Bersama Raja Dukun BatuBerlumut saya ditugaskan untuk menghadang danmembunuh Kesatria Panggilan. Kemudian tidak terdugasaya menemui Kesatria Panggilan selagi dikeroyok olehSeratus Jin Perut Bumi. Kalau tidak salah sayamenghitung dia berhasil membunuh sekitar dua puluh JinPerut Bumi. Saat saya datang Kesatria Panggilan telahdililit Jin Ketua dengan lidah panjangnya...”“Ketika aku tersentuh lidah itu, tubuhku seperti

terpanggang. Cairan yang di lidah mengandung racun.Nyawaku hampir melayang kalau tidak ditolong olehSatria Lonceng Dewa Mimba Purana. Kesatria Panggilansendiri tidak mengalami cidera? Tidak keracunan?”“Tidak Yang Mulia. Saya rasa dia memiliki darah kebal

racun atau ada ilmu kesaktian yang membendung hawapanas serta racun lidah...”“Senjata mustika sakti yang konon ada di dalam

tubuhnya. Aku rasa senjata itu yang menyelamatkandirinya.” Kata Raja Mataram pula,

Raru Randang lanjutkan ceritanya.

Page 54: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 54

“Saya memerintahkan Jin Ketua untuk tidakmembunuh Kesatria Panggilan. Jin Ketua menurut dantampak takut. Mungkin karena mengetahui kalau sayaadalah kekasih Sinuhun Merah. Hik…hik ... hik! Saya sendiri kemudian berhasil menghabisi Raja Dukun BatuBerlumut.”“Aku akan menceritakan pada para tokoh yang ada di

sini kalau Raja Dukun Batu Berlumut telah terbunuh.Mudah-mudahan kematiannya akan mengurangikekuatan sirap ilmu hitamnya. Sekarang pergilah. Waktukita semakin sempit. Tak lama lagi fajar akanmenyingsing.”

Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala melangkahmendekati Ratu Randang. Din memperhatikan sejenaknoda darah di lari-jari perempuan ini. Yaitu darahPendekar 212 Wiro Sableng yang menempel ditangannya ketika dia menyeka darah itu dari wajah Wiro.“Ratu, tidak sulit bagimu untuk mencari dan mengejar

Kesatria Panggilan. Darahnya masih melekat ditanganmu. Lebih mudah bagimu menjajagi kemana dinpergi. Bukankah kau memiliki ilmu pencari jejak bernamaKaki Mengejar tangan Mencekal”“Saya tidak akan mempergunakan ilmu itu Yang

Mulia.” Menyahuti RatuRandang.Raja Mataram kerenyitkan kening, tampak heran.“Lalu? Apa yang akan kau lakukan?” Tanya Rakai

Kayuwangi pula.“Saya akan pergunakan ilmu Tanpa Mata

Mengandalkan Penciuman.” Jawab Ratu Randang.“Astaga! Bukankah itu ilmu kesaktian yang dimiliki

mahluk Sinuhun Merah Penghisap Arwah?” Raja bertanya heran dari tidak percaya.

Ratu Randang tersenyum.“Saya berhasil menyiasati Sinuhun goblok itu. Dia

memberikan ilmu itu pada saya.”Raja pegang keningnya, Dia ingat sesuatu.

Page 55: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

55 SEPASANG ARWAH BISU

“Kalau begitu, sewaktu masih di Istana kaumemperlihatkan tanda dun telapak tangan berjari empatdi dadamu. Berarti …”“Itu pertanda dari Sinuhun Merah bahwa dia sangat

menantikan kedatanganku” “Ratu, kau benar-benar luar biasa. Tapi kalau Sinuhun

memberikan ilmu kesaktiannya padamu lalu kaumemberikan apa padanya?”“Bangkai anjing! Hik ... hik ... hik!” Jawab Ratu

Randang lalu tertawa panjang cekikikan. Perempuan inidekatkan tanganya yang bernoda darah Pendekar 212 kehidung lalu pejamkan mata dan mencium dalam-dalam.

Sekali berkelebat sosok Ratu Randang lenyap kearahPendekar 212 Wiro Sableng.

Raja Mataram menarik nafas Panjang. Dia menatapke arah rembulan setengah lingkaran di langit malamyang semakin mendekati ujungnya. Perlahan-lahanmulutnya berucap.“Ananda Kesatria Lonceng Dewa, saya merasa

sangat perlu bertemu dengan Ananda. Rencana yangtengah dijalankan mendadak menyimpang dari yangdiharapkan. Saya benar-benar kawatir ......”

Baru saja Raja Mataram selesai berucap tiba-tiba adasuara mengiang di kedua telinganya. Suara anak kecillaki-laki.“Yang Mulia Raja Mataram. Jangan ada kekawatiran

dalam diri Yang Mulia. Berdoalah bersama semua orangyang ada di Bukit Batu Hangus. Yang Maha Kuasa pastiakan menolong kita semua.”“Terima kasih Ananda. Ada satu hal yang terasa

mengganjal di hati saya,..”“Hal apakah itu Yang Mulia?” Tanya suara mengiang.“Apakah ... apakah Ananda mendengar semua

ucapan Kesatria Panggilan yang tadi berada di bukit ini?”“Saya mendengar semua Yang Mulia.”

Page 56: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 56

“Saya mohon maafmu. Mungkin pemuda itu bicara terlalu lancang mengenai diri Ananda. Saya harapAnanda tidak marah.”

Suara mengiang terdengar tertawa.“Kemarahan jauh dari dalam diri saya wahai Yang

Mulia. Mudah-mudahan begitu seterusnya. Justru sayasuka pada pemuda itu. Dia bicara polos pertanda hatinyaputih. Dia bicara apa adanya, tidak ada yang dikarangtidak ada pula yang disembunyikan. Kita tidak salahmemilihnya untuk datang ke Bhumi Mataram. Saya akanmenemui Kesatria Panggilan melalui seseorang. Kalaukelak nanti Yang Mulia bertemu lagi dengan KesatriaPanggilan, Yang Mulia tidak perlu meminta pertolonganKakek Kumara Gandamayana sebagai perantara untukmasuk ke dalam tubuh anak perempuan bernama NiGatri.”“Ananda Mimba Purana, saya merasa sangat lega

mendengar semua kata-kata Ananda.”“Yang Maha Kuasa menciptakan langit, daratan dan

lautan begitu luas. Penuh kelegaan. Mengapa kita umatmanusia yang diciptakannya tidak bisa berhati lega?”“Terima kasih Ananda. Terima kasih... Mengenai

Kakek Kumara Gandamayana, apakah Anandamengetahui dimana keberadaannya?”“Orang yang ditanyakan telah berada di samping

Yang Mulia”, Jawab suara mengiang.Ada suara terpaan angin. Raja Mataram berpaling ke

kiri. Betul seperti yang dikatakan suara mengiang. Saatitu di samping Rakai Kayuwangi telah berdiri kakekbersorban dan berjubah kelabu Kumara Gandamayana.Orang tua ini tersenyum sedikit lalu membungkuk.“Maafkan kalau saya datang terlambat wahai Yang

Mulia. Satria Lonceng Dewa meminta saya mengantarkangadis dari alam delapan ratus tahun itu ke satu tempat.”

Raja terkejut.“Maksud Kakek gadis bernama Sinto Weni itu?”

Page 57: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

57 SEPASANG ARWAH BISU

“Betul sekali Yang Mulia.”“Berarti waktu tadi cahaya kuning turun dari langit,

Kakek menyertai Satria Lonceng Dewa?”Kumara Gandamayana mengangguk.“Kalau begitu sekarang berada dimana gadis itu?”

Tanya Raja Mataram pula.“Mohon maafmu Yang Mulia. Satria Lonceng Dewa

berpesan untuk sementara jangan memberi tahu kepadasiapapun.”

Rakai Kayuwangi terdiam. Meski hatinya kurang enakmendengar ucapan Kumara Gandamayana namundengan tersenyum dia berkata.“Saya Raja Mataram, apa Kakek tidak menaruh rasa

percaya, pada, diriku? Kita menghadapi malapetaka inisecara bersama, Mengapa ada sesuatu yangdisembunyikan ... ?”

Si kakek membungkuk dalam-dalam.“Mohon maaf Yang Mulia beribu maaf. Saya hanya

melakukan apa yang dipesankan Satria Lonceng Dewa.Tapi terhadap Sri Maharaja mana saya berani menolakpermintaan. Gadis cantik bernama Sinto Weni, guruKesatria panggilan itu berada di…” Lalu Kumara Gandamayana menyebutkan nama satu tempat.

Raja Mataram anggukkan kepala. “Kakek Kumara, mari kita temui para sahabat di atas bukit sana.”

Ketika hendak melangkah pergi Raja Matarammencium sesuatu. Dia bertanya pada kakek disebelahnya.“Kakek Kumara, apa kau barusan mencium bau

harum .... ?”Kumara Gandamayana dongakkan kepala, hirup

udara malam dalam-dalam lalu gelengkan kepala.“Saya tidak mencium bau apa-apa, Yang Mulia.”Raja Mataram memandang berkeliling.

Memperhatikan terutama bagian-bagian lereng bukit yang

Page 58: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 58

gelap. Kedua orang itu kemudian melanjutkan melangkahmendaki lereng bukit.

Di balik satu batu besar tak jauh dari tempat dimanaRaja dan pembantunya tadi bercakap-cakap, seseorangyang sejak tadi mendekam bersembunyi sunggingkansenyum. Mulut berucap perlahan.“Mahluk dun nyawa kembar Sinuhun Muda Sinuhun

Merah. Aku tahu dimana nenek perot yang kalian lihatsebagai gadis cantik itu berada. Jika kalian maubersahabat dan menurut apa mauku, aku akan beritahutempatnya. Tapi kalau tidak silahkan cari sendiri. Dansampai kiamat kalian tidak bakal menemukan!” Lalu dengan gerakan cepat tanpa suara orang ini segeraberkelebat pergi.

Page 59: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

59 SEPASANG ARWAH BISU

BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU 9

SETELAH cukup lama berlariWiro menyadari kalau dia laritanpa tujuan mau pergi kemana.Sang pendekar hentikan langkah.Anjing kecil di bahu kanan menyalakperlahan. Sosok Ni Gatri di bahu kiriterasa hangat tapi diam tak bergerak.Memandang berkeliling Wiro dapatkan dirinyaberada dalam satu rimba belantara kecil yangcukup rapat pepohonannya. Hampir semuakulit pohon di sekitar situ tampak berwarnahijau, diselimuti lumut. Di sebelah kanan,tanah hutan kelihatan mendaki membentukbukit dan dipenuhi batu-batu besar yangjuga berwarna hijau karena tertutup lumut.“Agaknya hutan ini jarang dimasuki

orang. Perasaanku tidak enak. Jangan-jangan aku sudah kesasar. Aku harus segera keluar darisini.”

Agar tidak tersesat Wiro balik ke arah jalan yangditempuh sebelumnya. Namun sampai tiga kali dicobakembali lagi ke tempat semula, di bawah bukit kecil yangbanyak batunya.“Celaka, aku benar-benar tersesat. Hutan aneh....”Tiba-tiba anak anjing di bahu kanan Wiro menyalak

keras berulang kali. Wiro Usap punggung binatang ini.Tapi anjing berbulu hitam masih terus menyalak.“Sobat kecil. Kau mau-mauan ikut bersamaku. Ada

apa, kau melihat sesuatu saat ini?”

Page 60: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 60

Anjing kecil menggereng halus, jilat bahu pakaianWiro lalu melompat turun ke tanah. Saat itulah Wiromelihat kalau sebagian dari tanah digenangi cairanmerah.“Malapetaka Malam Jahanam rupanya sampai juga ke

sini. Tapi tidak seperti di tempat lain, cairan merah di sinitidak menebar bau busuk.”

Anjing kecil menyalak sekali lagi lalu lari ke arah bukitberbatu-batu.“Hai! Kau mau kemana! Kalau kau tersesat aku tidak

akan mencarimu!”Seperti tahu kalau orang bicara padanya, anak anjing

berhenti berlari. Dia memandang pada Wiro, menyalaksebentar lalu lari lag1 ke atas bukit.“Mungkin binatang itu tahu jalan keluar dari hutan ini.

Baiknya aku ikuti saja.” Kata Wiro dalam hati.Ketika Wiro mencapai pertengahan bukit tiba-tiba

telinganya menangkap suara perempuan menangis, tidakterlalu keras tapi cukup jelas dan berhiba-hiba. Wirohentikan langkah. Perasaan yang sejak tadi tidak enakkini berkembang menjadi perasaan bargidik!.“Perempuan menangis di dalam rimba belantara. Di

malam buta menjelang pagi. Jangan-jangan hutan inidihuni demit perempuan.” Berpikir sampai di situ Wiro memutuskan untuk kembali turun ke kaki bukit. Namunanak anjing malah terus lari ke atas bukit yangbebatuannya semakin banyak dan tambah besar-besar.

Wiro keluarkan suara bersiul. Anjing hitam berhenti,menoleh sebentar, menatap ke arah sang pendekar. Wirocepat lambaikan tangan memberi tanda agar binatang ituturun dari pertengahan bukit. Namun anjing hitam malahmembalikkan badan dan kembali lari ke atas bukit.“Anjing kecil! Kalau kau mau naik ke atas bukit

silahkan saja. Aku memilih turun kembali! Aku harusmencari pertolongan untuk anak perempuan ini!” Wiro berkata lalu balikkan badan, siap menuruni bukit ke arah

Page 61: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

61 SEPASANG ARWAH BISU

tadi dia datang. Mendadak di atas bukit, di antara suaratangisan perempuan kini terdengar suara ratapan sedih.“Wahai insan kepada siapa aku berharap. Langkah

lurusmu telah benar. Mengapa mendadak berbalik arah?Dua Puluh satu hari tersiksa di atas bukit dalam hutanlarangan. Ketika sebutir harapan dan setetes budi munculberharap akan datangnya cahaya pertolongan, mengapaharapan kau pupus begitu saja? Padahal setiap budi adabalasannya. Setiap kebajikan ada pahalanya. Aku telahberkaul siapa saja yang menolong diriku. Jika dia seorangperempuan ....”

Anak anjing hitam tiba-tiba menyalak panjang. Begitukerasnya hingga Wiro tidak mendengar kelanjutan suaraperempuan yang meratap di antara tangisnya. Lalu suaraitu kembali berulang. Wahai insan kepada siapa akuberharap ...”

Wiro usap punggung dan membelai rambut Ni Gatri.Dia memandang ke atas bukit. Ke arah batu-batu besarberlapis lumut hijau. Anjing kecil hitam tak kelihatan lagi.“Hutan larangan .... Perempuan yang menangis

menyebut hutan ini hutan larangan. Jangan-jangan diademit atau jin perempuan yang hendak menjebakku. Ataubisa saja kaki tangan atau ujud samaran mahluk celakabernama Sinuhun Muda atau Sinuhun Merah PenghisapArwah!”

Wiro merenung berpikir pikir sejenak. Lalu berbisik ketelinga Ni Gatri karena dia tahu walau dalam keadaankaku tak mampu bergerak anak itu masih tetap bisamendengar.“Ni Gatri, kita tidak akan lama. Kita sudah kepalang

tersesat. Ada baiknya kita naik ke atas bukit sebentar.Melihat siapa perempuan yang barusan bicara. Yangjelas dari suaranya dia bukan guruku Eyang SintoGendeng yang menurut penglihatan orang di sini telahberubah menjadi seorang gadis cantik berdandancelemongan!”

Page 62: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 62

Setelah berucap, Wiro tepuk-tepuk punggung Ni Gatrilalu lari ke atas bukit. Dia sengaja kerahkan ilmu lari sertaterapkan ilmu meringankan tubuh. Laksana terbang diamelompat dari satu batu ke batu lainnya yang licinberlumut. Tak selang berapa lama Wiro telah berada diatas bukit, berdiri di atas satu batu besar yang palingtinggi dari batu-batu lain di sekitarnya.

Cahaya rembulan setengah lingkaran lumayan terang,Ketika dia memandang ke bawah Wiro melihat sepetaktanah rata. Di tengah tanah rata anjing kecil hitam tampakmenggeser-geserkan tubuh pada sebuah batu besarsambil terus-terusan menyalak.

Wiro melompat turun. Begitu dua kaki menginjaktanah dan dia berdiri di sisi lain dari batu besar, kejutmurid Sinto Gendeng bukan alang kepalang! Di sampingbatu, tergeletak sosok seorang gadis yang rambutpanjang hitamnya tergerai lepas menutupi tanah.Sepasang mata tertutup. Dua tangan terkembang kesamping tiada daya. Walau wajah pucat namunkecantikan yang dimilikinya jelas kentara dibawahtemaram cahaya rembulan. Di pelipis dan pipi yang kotorterlihat alur air mata. Bibir tampak hijau. Yang membuatWiro terkesiap adalah ketika menyaksikan bagaimanatubuh gadis itu mulai dari pinggang ke bawah tenggelamdan terhimpit di bawah sebuah batu sangat besar danberlumut tebal!

Mengetahui ada seseorang berdiri di dekatnya, gadisyang tergeletak di tanah dan ternyata dalam keadaansiuman keluarkan ucapan.“Terima kasih Yang Maha Kuasa. Terima kasih Dewa

Bathara Agung. Setelah dua puluh satu hari tersiksabegini rupa, akhirnya Kau mengirimkan seorang insan ketempat ini. Tempat yang tidak pernah didatangi dandijamah manusia. Wahai insan yang datang. Aku jugasangat berterima kasih padamu. Juga pada anjing yangmenuntun jalan dan datang bersamamu. Di atas semua

Page 63: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

63 SEPASANG ARWAH BISU

kesengsaraan ini aku mohon, tolong singkirkan batubesar yang menghimpit tubuhku dari pinggang ke bawah.Semoga Yang Maha Kuasa memberi kekuatan dankemampuan serta berkatatas dirimu...”

Walau tak habis pikir bagaimana bisa ada kejadianyang seperti ini namun Wiro cepat turunkan tubuh NiGatri dari bahu dan dibaringkan di atas sebuah batu.

Meskipun kedua niatanya terpejam namun gadis yangterjepit di bawah batu seperti mengetahui lalu berkata.“Wahai insan, kau membawa satu beban dalam

perjalanan. Agaknya ada satu perkara besar yang tengahkau hadapi. Sungguh budimu luhur sekali, masih maumemberi perhatian pada nasib diriku.”

Wire berdiri di depan batu besar, menggaruk kepalaberulang kali, mengelilingi batu satu kali lalu kembaliberdiri meneliti. Batu dipukul-pukul. Perkiraannya palingtidak batu besar berlumut itu memiliki bobot seribu kati.Dia berpikir-pikir bagaimana cara menyingkirkan batubesar itu tanpa orang yang terjepit dibawahnya tambahmengalami cidera.“Kalau aku dorong kawatir batu bergerak lamban.

Tubuh gadis yang terhimpit akan tambah hancur.Kasihan, agaknya dia akan cacat seumur hidup.”

Wiro perhatikan bagian bawah batu besar. Berpikirlagi. “Kalau dihantam dengan pukulan sakti, salah-salahgadis dibawah batu tubuhnya akan ikut tercabik-cabik.”

Wiro garuk-garuk kepala lagi. Dia membungkuk,berusaha melihat bagian bawah batu. Dia tak dapatmelihat tubuh sebelah bawah si gadis yang terhimpitkarena sudah amblas masuk ke dalam tanah!

Page 64: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 64

BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU 10

PENDEKAR 212 WiroSableng berpaling pada gadisyang terhimpit di bawah batu.Sebenarnya dia merasa heranbagaimana hal ini bisa terjadi.Namun dia menolong lebih cepat adalahlebih baik dari pada bertanya membuangwaktu. Wiro lantas berkata.“Gadis malang, bertahanlah. Aku akan

coba menolongmu melepas dari himpitanbatu besar. Tapi jika aku tidak berhasil,mohon aku dimaafkan...”

Tanpa membuka sepasang matanya,gadis di bawah batu menjawab “Aku akan berdoa pada Yang maha Kuasa, untukkeselamatan diriku dan keberhasilanpertolonganmu. Lakukanlah apa yang kaubisa lakukan. Sesungguhnya aku sudah membuat kaul...”

Tanpa perhatian yang diucapkan orang Wiromengangkat tangan memberi tanda agar si gadis dibawah batu berhenti bicara. Lalu dia mundur sampaisejarak tiga langkah dari batu besar. Dua kaki menjejaktanah di samping kanan kepala si gadis. Perlahan-lahanWiro membuat gerakan setengah berlutut. Kaki kiri disebelah depan lutut ke atas. Lutut kanan menempel ketanah. Lalu mulut berucap.“Gusti Allah, mohon saya diberi kemampuan untuk

menolong, Eyang Sinto dimanapun kau berada,bagaimanapun keadaanmu saat ini saya mohonkeikhlasanmu. Juga Kakek Tua Gila, saya sangat

Page 65: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

65 SEPASANG ARWAH BISU

mengharap bantuanmu. Tanpa pertolonganmu ya GustiAllah dan dua guru yang saya hormati, sesungguhnyasaya tidak punya daya untuk menyelamatkan gadis ini.”

Sambil mengerahkan tenaga dalam penuh dan alirkanhawa sakti perlahan-lahan Wiro angkat tangan kiri. Hanyadalam bilangan sekejapan mata saja tangan kiri itutampak bergetar dan mulai mengeluarkan hembusanangin, kedengarannya perlahan saja namun bersiur terus-menerus. Batu besar di depan sana tampak bergoyangdan terangkat sampaisetengah jengkal dari tubuh gadisyang terhimpit. Dinding Angin Berhembus TindihMenindih. Itulah ilmu kesaktian yang tengah dikeluarkanPendekar 212 yang didapat dari Eyang Sinto Gendeng.Seandainya Wiro pukulkan tangan kiri ke depan dalamgerakan cepat maka batu besar yang beratnya sekitarseribu kati itu akan terpental. Namun Wiro tidakmelakukan hal itu karena dalam kehati-hatiannya diaakan mengandalkan ilmu pukulan kesaktian lain yaituDewa Topan Menggusur Gunung yang dipelajari dari TuaGila, kakek sakti dart pulau Andalas yang semasa mudadikenal dengan nama Sukat Tandika dan merupakansalah seorang kekasih Sinto Gendeng. (Mengenai riwayatlengkap Tua Gila baca serial Wiro Sableng berjudul “Tua Gila Dari Andalas”, “Asmara Darah Tua GiIa” sampai “Gerhana Di Gajah Mungkur” terdiri dari 11 Episode)

Begitu melihat batu besar bergetar dan terangkat keatas Wiro berteriak.“Tahan!”Telapak tangan kanan dikembang, lalu secepat kilat

dipukulkan kebagian bawah batu besar.“Dess!”Batu seberat seribu kati itu mencelat mental ke udara

sejauh belasan tombak. Di satu tempat jauh di udara batumeledak dengan mengeluarkan suara berdentum keras.“Terima kasih Gusti Allah, terima kasih Eyang Sinto.

Terima kasih Kakek Tua Gila!” Wiro mengucap lalu

Page 66: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 66

berseru gembira. Sosok gadis yang ditolong tidaktersentuh angin pukulan atau batu. Tidak mengalamicidera sedikitpun. Untuk mengeluarkan bagian bawahtubuh yang berada di dalam tanah murid Sinto Gendengcepat menarik bahu si gadis. Dentuman pecahnya batubesar di udara tadi telah membuat sepasang matanyayang sejak lama terpejam kini terpentang membuka.

Begitu bagian bawah tubuh si gadis terangkat keluardari dalam tanah murid Sinto Gendeng tersentak denberseru kaget. Mata terbelalak, mulut ternganga. Dibawah pakaian yang tersingkap Wiro melihat satupemandangan yang sulit dipercaya!

Bagian bawah tubuh gadis itu tidak cidera sedikitpun.Tapi! Ini yang membuat murid Sinto Gendeng sampaikeluarkan seruan. Dua paha putih gadis yang barusanditolongnya saling berdempet rapat satu sama lain, tidakada celah sedikitpun. Lalu di bawah dua paha yangdempet menyatu itu terlihat hanya satu tempurung lutut.Selanjutnya di bawah lutut hanya ada satu betis, satupergelangan kaki dan sebuah kaki lengkap dengantelapak dan lime jari. Namun jari ini sama panjang danrata hingga tidak jelas apakah itu kaki kanan atau kakikiri!“Oaia ! Yang aku tolong ini manusia atau mahluk

jejadian ?” Pikir Pendekar 212 Wiro Sableng. Lalu dia bertanya.“Sahabat malang, apa yang terjadi dengan dirimu.

Mengapa kakimu seperti ini?”Gadis yang ditanya bungkukkan tubuh, lipat kakinya

yang hanya satu lalu berlutut di tanah. Rambut yangpanjang hitam disentak ke belakang hingga tergerai dipunggung. Wajahnya yang tadi pucat kini tampakberdarah dan kecantikannya kelihatan lebih jelas.Sepuluh jari disusun di atas kepala lalu dia berkata.“Kakak berambut panjang, aku sangat berterima kasih

padamu. Kau telah menyelamatkan diriku dari azab

Page 67: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

67 SEPASANG ARWAH BISU

sengsara himpitan batu. Semoga Yang Maha Kuasamemberi berkah selebar bumi, seluas langit den seluaslautan padamu.”“Aku tidak mengharapkan semua ucapan itu, tapi aku

berterima kasih atas kata katamu.” Menjawab Wiro. “Kalau aku boleh tahu bagaimana kejadiannya sampai dirimu dihimpit batu besar. Tubuhmu sedikitpun tidakcidera. Tapi kenapa kakimu seperti itu. Bagaimana kauberjalan? Ape keadaanmu seperti ini akibat himpitan batuatau sejak kau dilahirkan?”“Aku senang kau bertanya dan aku gembira kau

memperhatikan keadaan diriku. Aku telah menjadi korbankutukan ilmu jahat seseorang. Belum puas denganmerubah ujud kedua kakiku, dua puluh satu hari yanglalu, dalam keadaan kaki seperti ini aku dibawa ke tempatini, lalu tubuhku dihimpit dengan batu besar. Aku tidakada daya untuk menyelamatkan diri, tidak pernah adaorang yang lewat di sekitar sini. Sampai kau datang.Kalau bulan di langit sempat mencapai bulat penuh, danaku masih terhimpit batu besar itu, nyawaku tidak akantertolong lagi karena konon itu akan berubah menjadibola api raksasa yang akan membuat lumat leleh seluruhtubuhku.”“Selama dua puluh satu hari bagaimana kau bisa

bertahan hidup tidak makan tidak minum ?” Tanya Wiro pula.“Para Dewa masih menolongku. Untung tanganku

cukup panjang hingga aku bisa menggapai batu danmencungkil lumut. Lumut hijau itu mengandung banyakair. Itu makanan den minumanku selama dua puluh satuhari ....”“Gusti Allah maha kuasa...” Ucap Wiro.“Gusti Allah? Siapa itu Gusti Allah? Raja mana dia ?”

tanya si gadis.Wiro jadi tersenyum.Perlahan lahan gadis berkaki tunggal berdiri.

Page 68: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 68

Wiro hendak bertanya lagi. Saat itu si gadis telahmemalingkan kepala ke arah batu dimana Ni Gatriterbaring dalam keadaan kaku, tak bisa bergerak takdapat bersuara.“Gadis di alas batu itu, apamukah?”“Dia sahabatku...”Si gadis menatap Wiro cukup lama.“Logat bicaramu. Kau bukan penduduk di negeri ini.

Kau bukan orang Bhumi Mataram.”“Kau betul. Aku datang dari negeri jauh.”“Dari negeri mana ? Kerajaan mana Wiro menggaruk

kepala. Lalu menjawab kalau dirinya datang dari alamdelapan ratus tahun mendatang.“Alam delapan ratus tahun mendatang? Sulit aku

membayangkan.” Si gadis lalu kembali memandang kearah Ni Gatri. “Sahabatmu itu, ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya. Die menanggung kesengsaraanyang membuat dia tidak mampu bergerak, tidak sanggupbicara.”“Bagaimana kau tahu ?” tanya Wiro heran.Yang ditanya tidak menjawab. Melainkan membuat

satu gerakan aneh. Kaki tunggalnya yang menginjaktanah menekuk sedikit lalu saat itu juga tubuhnya laksanabola membal ke udara dan di lain kejap dia sudah beradadi dekat batu besar dimana Ni Gatri tergeletak. Wirocepat-cepat mendatangi!. Ketika dia sampai di samping sigadis berkaki tunggal gadis ini tengah memperhatikansosok Ni Gatri tanpa berkedip sementara sepuluh jaritangan saling diusap dirangkum-rangkum satu sama lain.“Mudah-mudahan aku tidak keliru. Anak perempuan

sahabatmu ini mengalami dua kali serangan jarak jauhyang hebat. Serangan pertama datang melalui alur tanah,membuat tubuhnya kaku tak bisa bicara tak mampubergerak. Serangan kedua berupa sinar hijau yangdatang dari langit, membuat tubuh anak ini seolahberubah menjadi batu! Serangan pertama telah musnah

Page 69: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

69 SEPASANG ARWAH BISU

oleh munculnya satu kekuatan hebat. Namun serangankedua masih menguasai gadis ini. Lihat saja tubuhnyaberwarna kehijauan seperti batu berlumut...”

Wiro terkejut karena dia tahu kalau memang itulahyang dialami Ni Gatri.“Sahabat, kau tidak melihat kejadiannya. Bagaimana

kau bisa mengetahui?” Atas pertanyaan itu gadis berkaki tunggal hanya mengangkat bahu.

Wiro jadi penasaran. Dia bertanya lagi.“Kau tabu siapa yang melakukan dua perbuatan jahat

itu?”“Aku tidak mungkin menyebut nama. Namun aku tahu,

serangan pertama dilakukan oleh seorang yang berasaldari negeri ini. Serangan kedua dilakukan oleh orang lain,berasal dari negeri jauh. Mungkin sama dengan negeridari mana kau berasal. Katamu negeri delapan ratustahun mendatang!”

Pendekar 212 luar biasa kaget. Dalam hati diamembatin. “Aku yakin serangan pertama dilakukan oleh mahluk bernama Sinuhun Muda itu. Tapi kalau serangankedua .... ? Siapa pelakunya? Di Mataram hanya ada tigaorang yang datang dari negeri delapan ratus tahunmendatang. Aku, Ni Gatri yang jadi korban dan Wiromerasa tangkuknya dingin. “Apa mungkin Eyang Sinto yang melakukan? Aku tidak percaya. Tapi lalu siapa lagi? Atau mungkin mahluk alam roh delapan ratus tahunmendatang yang disebut Kesatria Jemputan itu...”“Sahabat, bagaimanapun aku harus membalas budi

besarmu telah menyelamatkan diriku dari himpitan batu...““Dalam menolong aku tidak pernah minta balasan,”

jawab Wiro pula. “Semua langkah dan tindakan manusia sudah ditentukan oleh Gusti Allah.”“Kau lagi-lagi menyebut nama Gusti Allah. Satu ketika

aku ingin kau menjelaskan siapa yang disebut Gusti Allahitu.”

Page 70: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 70

Wiro hanya angguk-anggukan kepala.Dari belakang kepalanya yang tertutup rambut hitam

panjang, gadis berkaki tunggal mengeluarkan sebuahbenda lalu diserahkan pada Wiro. Ketika Wiro menerimaden memperhatikan ternyata benda itu adalah sekuntumBunga Matahari yang masih sangat segar.

Sebelum Wiro sempat bertanya untuk apa bunga itu,si gadis di hadapannya telah lebih dulu berkata.“Pergilah ke Prambanan. Bawa anak perempuan

sahabatmu itu. Masuk ke dalam Candi Siwa. Di dalamcandi ada sebuah ruangan dimana terdapat patung LoroJonggrang. Berikan Bunga Matahari itu padanya. Niscayakau dan anak perempuan itu akan mendapatberkahnya...”“Terima kasih. Ini kembang bagus. Tapi bagaimana

mungkin aku memberikannya pada sebuah patung?Tangan patung tak mungkin akan mengambilnya sepertimanusia hidup. Atau bunga ini aku letakkan di atas batudi kaki patung ?”

Si gadis tersenyum. Dengan suara sabar dia berkata.“Pergilah ke candi itu. Kau akan melihat kekuasaan

Para Dewa yang mengasihi orang-orang yang teraniaya.”Wiro terdiam. Si gadis menatap ke langit. Dia seperti

melihat sesuatu di atas sana. Lalu dia berkata pada Wiro.“Sahabat, aku harus meninggalkanmu sekarang....”

Sambil berkata gadis itu menggerak-gerakkan duatangannya membuat tanda atau isyarat.

Wiro kaget.“Astaga ! Kau mempergunakan bahasa tangan,

bahasa orang bisu!”Si gadis terus saja menatap langit den menggerak-

gerakkan jari-jari tangan. Begitu gerakan dihentikan, diaberpaling pada Wiro den berkata.“Sahabat, kau bicara dengan siapa?”

Page 71: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

71 SEPASANG ARWAH BISU

Si gadis berpaling, menatap Wiro sebentar tapi tidakmenjawab. Dua tangan dan sepuluh jari kembali digerak-gerakkan.“Gadis ini. Dia tengah bicara dengan seseorang lewat

tanda gerakan tangan,” pikir Pendekar 212. Make Wiro lantas bertanya.“Kau ... Apa hubunganmu dengan dua kakek nenek

yang dipanggil dengan sebutan Sepasang Arwah Bisu!”Gadis berkaki tunggal bukannya menjawab

pertanyaan Wiro malah berkata.“Tadi aku hendak mengatakan sesuatu, tapi selalu

terpotong. Ketahuilah, ketika diriku terhimpit di bawahbatu besar, dalam doaku kepada Yang Maha Kuasa, akutelah mengucapkan kaul. Jika ada seseorang yangmenolong melepaskan diriku dari himpitan batu, jika diaperempuan akan aku angkat sebagai saudara kandung.Kalau dia seorang lelaki maka kepadanya aku akanmengambilnya sebagai suami, menyerahkan diri danberbakti sebagai Istri!”

Kejut Pendekar 212 bukan alang kepalang.“Apa?!” Katanya tergagau.“Kalau aku pergi sekarang berarti aku akan datang

lagi mencarimu. Kalau kita berpisah sekarang berartiakan ada saat kita saling bertemu kembali dan bersatuuntuk selama-lamanya. Yang Maha Kuasa telahmenjawab doaku. Bukankah itu satu kenyataan, satuberkah rahmat yang agung?”

Lalu gadis itu pegang tangan Wiro yang memegangBunga matahari. Dengan sangat khusuk dan penuhperasaan dia mencium belakang tangan sang pendekar.Wiro tak kuasa menarik tangan itu agar tidak sampaidicium. Namun entah mengapa dia tidak mampu. Malahdari tiupan hembusan nafas si gadis dia merasa adahawa sejuk nyaman masuk ke dalam tangan danmenjalar keseluruh tubuhnya.

Page 72: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 72

“Aku pergi…” ucap si gadis setengah berbisik disertai senyuman. Lalu sekali membalikkan badan, tubuhnyamembal ke udara.“Tunggu! Ini tidak mungkin! Kau belum memberi tahu

siapa namamu!” Wiro berseru.Dalam kegelapan terdengar gema suara jawaban.“Kalau Yang Kuasa memberikan jalan bagi segala

kemungkinan, mengapa kita sepasang insan bisa masihmenaruh kebimbangan? Sahabat, kalau kita bertemu lagi,saat itulah kita akan saling memberi tahu nama. Memangkurang pantas rasanya kalau sepasang calon suami istritidak tahu nama satu sama lainnya.”

Wiro geleng-geleng kepala dan tegak tersandar kepinggiran batu dimana Ni Gatri terbujur. Kepala digarukpulang balik. Tiba-tiba anjing hitam kecil yang sejak tadientah berada dimana tahu-tahun muncul, menyalakpendek dan melompat ke atas bahu. Beberapa lamabinatang ini menjilati kedua kaki anak perempuan itu lalumelompat ke bahu kanan Wiro.

Selagi Wiro mengingat-ingat peristiwa yang baru sajadialaminya mendadak dari arah kiri ada suara perempuanberkata.“Malam penuh berkah. Seorang sahabat telah

mendapatkan calon Istri. Wahai, apakah aku masih bolehmemberikan empat ratus sembilan puluh enam ciumanyang masih bersisa? Tidakkah sang calon istri akanmenaruh rasa cemburu? Tidakkah diriku akan merasabersalah?”

Walau tahu siapa yang bicara namun tetap saja Wiromelengak kaget.

Page 73: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

73 SEPASANG ARWAH BISU

BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU 11

RATU RANDANG berdiritersenyum di hadapan Pendekar212 Wiro Sableng. Sepasang matayang juling bagus dikedipkan.“Ratu, apakah kau sudah lama

berada tempat ini?” Bertanya Wiro.“Cukup lama. Aku mendengar semua

dengan gadis barkaki satu itu. Sebenarnyaaku tidak ingin menguping pembicaraanorang. Namun begitu sampai disini,sepasang kakiku seolah tidak mau beranjakdari balik pohon sana. Maafkan diriku kalautelah berbuat lancang.”“Tidak apa-apa. Malah aku senang kau

mendengar semua pembicaraan.”“Aku juga senangmengetahui kau

secara tak terduga menemukanseorang calon istri”.“Ratu, maksudku bukan begitu. Aku ke negeri ini

bukan untuk mencari istri.”“Tapi bukankah soal langkah dan jodoh itu sudah

diatur oleh Yang Maha Kuasa. Oleh Gusti Allahmu?Kurasa tak ada pemuda yang menolak mendapat istriseorang gadis cantik.”

Wiro garuk kepala.“Kau menolak menjadi suami gadis itu karena cacat di

tubuhnya?”Wiro menggeleng. “Orang cacat dan tidak cacat

bagiku sama saja. Tapi perkawinan tidak bisa terjadihanya karena seseorang telah mengucapkan kaul.”

Page 74: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 74

“Lalu mengapa kau tidak terang-terangan mengatakanpada gadis berkaki tunggal itu kalau kau tidak maumenjadi suaminya? Sekarang sudah kepalang diamenganggap dirimu sebagai calon suami.” “Kuharap saja dia nanti mengerti kalau mengambil

suami tidak semudah itu. Kalau aku datang bersamasembilan teman lelaki menolongnya dari himpitan batu,lantas apakah dia harus kawin dengan sepuluh suamisekaligus ?!” Wiro tertawa gelak-gelak. Berhenti tertawaWiro menatap wajah Ratu Randang. “Atau jangan-jangankau memang maunya aku kawin dengan gadis tadi.”

Ratu Randang tersenyum tapi membuang mukamemandang ke arah lain.“Ratu, apakah kau kenal dengan gadis itu. Atau

pernah melihat dia sebelumnya?” Wiro kemudian bertanya.

Rate Randang menjawab dengan gelengan kepala.“Tadi aku lihat dia memakai bahasa gerakan tangan.

Bahasa orang bisu. Ketika melakukan hal itu diamenatap ke langit. Agaknya dia tengah bicara denganseseorang atau beberapa orang yang aku tidak mampumelihat. Mungkinkah gadis itu bicara dengan dua kakeknenek Sepasang Arwah Bisu yang tadi muncul melayangdi atas Bukit Batu Hangus?”“Aku tidak tahu Wiro. Rasanya ada hal lain yang harus

segera kau lakukan. Kau ingat Bunga Matahari yangdiberikan gadis tadi? Kau ingat apa yang dikatakannya?Kau harus segera membawa Ni Gatri ke Candi Siwamenemui patung Nyi Loro Jonggrang. Aku yakin palingtidak sebagian dari rahasia yang ada akan segeraterjawab. Aku akan mengantarmu ke sana”. Lalu Ratu Randang mengangkat tubuh Ni Gatri yang terbaring diatas batu.“Ratu, biar aku saja yang memanggul Ni Gatri.” Kata

Wiro sambil mendekat dan hendak mengambil sosok NiGatri dari gendongan Ratu Randang. Namun perempuan

Page 75: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

75 SEPASANG ARWAH BISU

itu bukan menyerahkan Ni Gatri malah dia gelungkantangan kiri ke leher Wiro lalu berbisik.“Wiro, aku tidak mau mengatakan. Mungkin hatiku

sudah tidak karuan rasa terhadapmu. Kita berpisah hanyasebentar saja. Tapi mengapa hatiku sangat rindupadamu. Aku mengejarmu ke sini. Wiro maafkan kalauaku berucap lancang. Mudah-mudahan gadis berkakisatu itu tidak melihat apa yang aku lakukan ini.” Lalu cuupp. Ratu Randang kecup bibir Pendekar 212 penuhmesra dan lama.“Ratu, kau bilang kita harus segera ke Candi Siwa,”

ucap Wiro agak kelagapan bernafas.“Aku tahu ... aku tahu,” bisik Ratu Randang. Lalu

sekali lagi dia mencium mesra sang pendekar. Kemudiansambil, mengulum senyum den balikkan badanperempuan ini berkata.“Tinggal empat ratus sembilan puluh empat. Hik ...

hik. Masih banyak!”Begitu Ratu Randang berkelebat menuruni bukit, Wiro

dengan anjing kecil hitam masih berada di bahukanannya segera mengikuti. Sambil berlari murid SintoGendeng berkata dalam hati.“Ratu Randang, pengakuanmu bahwa kau

mengajarku karena rindu terhadapku kurasa tidakseluruhnya benar. Pasti kau diperintah oleh RajaMataram.”

* * *

DI SEBELAH timur sekilas cahaya terang tampak dilangit. Pertanda tak lama lagi fajar akan segeramenyingsing. Ratu Randang hentikan lari tepat di tanggabesar yang menuju ke atas Candi Siwa. Diamenyerahkan tubuh Ni Gatri pada Wiro.“Kau tidak ikut masuk ke dalam candi ?” tanya Wiro.

Page 76: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 76

“Aku tidak diamanatkan. Aku tidak mau menyalahi apa yang sudah diatur. Pergilah cepat. Sebentar lagi fajarmenyingsing. Aku berharap semuanya bisa selesaisebelum sang surya terbit. Aku sangat kawatir. SemogaPar Dewa menolongmu.”

Seolah mengerti kalau dia juga tidak diperlukan ikutmasuk ke dalam candi, anjing hitam kecil melompat daribahu kanan Wiro, turun ke tanah lalu duduk di undakanpertama tangga menuju ke atas candi.

Sambil mendukung Ni Gatri, Wiro menaiki tanggabatu. Di dalam candi terdapat beberapa ruangan berisipatung. Akhirnya Wiro menemukan ruangan yang agaktemaram tapi bersih dimana terletak sebuah patungperempuan cantik tinggi besar bernama Batari Durgayang lebih dikenal dengan sebutan Loro Jonggrang.Demikian pandainya para pemahat yang membuat,patung itu seolah- olah hidup dan memandang tersenyumkepada siapa saja yang berada dalam ruangan itu.

Wiro menatap wajah patung sebentar lalu diameletakkan tubuh Ni Gatri di kaki patung yang menginjakpalung seekor Banteng yang konon bernama Nandi dantelah dibunuh oleh Batari Durga karena hendakmencelakai dirinya dan mengacau negeri. Seperti yangdiceritakan, dalam serial Satria Lonceng Dewa MimbaPurana, Loro Jonggrang adalah patung yang didatangiAnanthawuri anak perawan Desa Sorogedug untukdiminta pertolongan. Oleh sang patung yang dipanggildengan sebutan Dewi oleh Ananthawuri, Loro Jonggrangmemberikan sebuah jimat berupa sebuah batu saktibernama Batu Kaladungga. (Baca serial Mimba Purana,Satria Lonceng Dewa karangan Bastian Tito berjudul“Perawan Sumur Api”, “Arwah Candi Miring”, “Pangeran Bunga Bangkai”, “Dewi Tangan Jerangkong” dst.)

Setelah membaringkan Ni Giatri, Wiro luruskanbadan. Untuk beberapa lama dia hanya memandangiwajah patung dan menggaruk kepala satu kali.

Page 77: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

77 SEPASANG ARWAH BISU

“Aku harus bicara bagaimana?” Pikir Wiro.Diluar dugaan, yang membuat Pendeker 212 terkejut

tiba-tiba dia mendengar suara perempuan menyapa.“Orang muda berambut panjang, yang berasal dari

negeri terpaut jauh dari masa sekarang, yang datangmembawa seorang anak perempuan dalam keadaankaku tidak bergerak tidak bersuara. Mengapa berlama-lama dan seperti bingung. Sebentar lagi fajar akanmenyingsing, matahari akan terbit dan malam akanberganti dengan siang. Katakan apa maksudkedatanganmu. Katakan apa yang bisa aku lakukan.”

Wiro tercengang. Bagaimana patung itu bisamengetahui mengenai dirinya serta keadaan Ni Gatri.Lebih dari itu baru sekali ini dia melihat ada patung bisabicara. Akibatnya, patung itu tersenyum ke arahnya. Danbukan cuma tersenyum. Mulut dan bibir patung yangterbuat dari batu itu jelas-jelas bergerak pertanda patunginilah yang memang barusan bicara padanya! Wiro cepat-cepat membungkuk.“Patung cantik sakti ....”Mendengar kata-kata Wiro, patung Loro Jonggrang,

tertawa.“Maafkan saya. Saya harus memanggil apa?”Wiro bertanya.“Kau mau memanggil diriku apa terserah saja.”

Patung menjawab.“Saya....” Wiro menggaruk kepala. “Saya akan

memanggilmu Dewi saja. Boleh ...?”Sang patung cantik tersenyum.“Panggilan itu mengingatkan aku pada seorang

perawan desa yang pernah datang menemuiku beberapatahun lalu. Namanya Ananthawuri. Entah dimana diasekarang. Dia juga memanggilku dengan sebutan Dewi”“Patung Dewi ... Maksudku Dewi Loro Jonggrang,

saya bernama Wiro Sableng....”

Page 78: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 78

Sepasang alis mata patung Loro Jonggrangberkerenyit naik.“Apa? Coba ulangi. Siapa namamu?”“Nama saya Wiro Sableng...”“Oohh... Tadi kurasa aku salah mendengar.” Loro

Jonggrang tersenyum.Wiro menggaruk kepala.“Nama saya memang kedengaran aneh.”“Banyak orang bernama aneh. Misal Kebo Panaran.

Tapi orang itu bukan kebo atau kerbau benaran. Kaubernama Wiro Sableng. Aku yakin kau juga tidak sablengbenaran.”

Wiro tertawa den menggaruk kepala.“Dewi, saya datang ke sini, membawa anak

perempuan bernama Ni Gatri yang saya anggap adik ituuntuk minta pertolonganmu. Sesuatu telah terjadi atasdirinya. Tubuhnya keras seperti batu den berwarna hijau.Semua ini terjadi ada hubungannya dengan malapetakaMalam Jahanam yang menimpa Bhumi Mataram.”

Sesaat wajah cantik patung Loro Jonggrang tampakmuram.“Selama dunia terkembang orang-orang jahat selalu

berada dimana-mana. Itu sebabnya Para Dewa memintaagar kita berlaku waspada. Wiro, kau datang ataskemauan sendiri atau ada yang menyuruh?”“Ada seorang sahabat baik yang memberi nasihat.”

Jawab Wiro.“Laki-laki atau perempuan? Adakah dia mempunyai

nama ?”“Perempuan. Maaf, saya tidak menanyakan siapa

namanya.”“Bagaimana aku bisa yakin kalau kau memang datang

atas petunjuk perempuan itu?”Wiro ingat pada Bunga Matahari yang diberikan gadis

berkaki tunggal. Dengan cepat bunga itu dikeluarkan laludiperlihatkan seraya berkata.

Page 79: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

79 SEPASANG ARWAH BISU

“Sahabat itu memberikan Bunga Matahari ini pada saya. Disertai pesan saya harus menyerahkannya padaDewi”

Mendengar ucapan Wiro tiba-tiba yang membuatPendekar 212 terkejut setengah mati, tangan kananpatung Loro Jonggrang bergerak. Diulurkan mengambilBunga Matahari yang dipegang sang pendekar.

Setelah memperhatikan bunga sebentar, Nyi LoroJonggrang bertanya. “Aku tahu siapa perempuan itu.Seorang gadis yang terkena tenung guna-guna ilmuhitam. Wiro, sekarang beritahu. Pertolongan apa yangingin kau dapatkan dariku. Apakah kau percaya aku bisamenolong?”“Dewi, kalau Yang Maha Kuasa telah menuntun saya

datang kesini, berarti Dewilah memang orangnya tempatsaya minta tolong.” Wiro menunjuk pada sosok Ni Gatri yang terbaring di lantai ruangan batu.

Loro Jonggrang menatap Ni Gatri agak lama. Laluperhatiannya kembali pada Bunga Matahari yangdipegang di tangan kanan. Perlahan-lahan bunga didekatkan ke wajahnya lalu ditiup. Bagian kuning bundarBunga Matahari berubah menjadi putih berkilau. LoroJonggrang ulurkan tangan, mengembalikan BungaMatahari yang telah berubah kepada Wiro.“Usapkan bagian putih bunga di ubun-ubun, kening,

dada, perut dan telapak kaki anak perempuan itu. Mudah-mudahan Yang Maha Kuasa menolongmenyembuhkannya.”

Wiro cepat mengambil Bunga Matahari danmelakukan apa yang dikatakan Patung Dewi Lorojonggrang. Begitu selesai mengusapkan bagian putihBunga Matahari di kedua kaki Ni Gatri, tiba-tiba anakperempuan itu mengerang pendek, menggeliat lalubergerak bangun dan duduk di atas batu. Wajah dansekujur tubuh yang tadi kehijauan kini kembali ke warnaasli. Dua matanya menatap ke arah Wiro tapi tampak

Page 80: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 80

pandangannya kosong. Ni Gatri berpaling pada LoroJonggrang. Anak ini tersenyum namun senyumnyahampa.“Ni Gatri, kau sudah sembuh?”Ni Gatri mengangguk.“Ni Gatri, bicaralah. Jangan diam saja.” Kata Wiro.Anak perempuan itu menggerakkan mulut berulang

kali. Tapi tidak ada suara yang keluar. Wajahnya sepertimau menangis.“Ni Gatri! Kau tidak bisa bicara? Kau bisu ?!” Tanya

Wiro.Yang ditanya mengangguk.Wiro pejamkan mata. Peluk anak perempuan itu lalu

berpaling ke arah patung Loro Jonggrang.“Wiro, kau tak usah kawatir. Bila besok matahari terbit

dan mulai meninggi, anak itu akan bisa bicara dengansendirinya.”“Tapi Dewi, Ni Gatri harus bisa bicara sekarang. Ada

hal sangat penting yang harus diterangkannya. Kalau diabaru bicara besok, sudah sangat terlambat. Dariketerangan anak ini saya akan melakukan sesuatu...”“Wiro, aku tidak bisa melangkahi ketentuan yang

dibuat Para Dewa. Kalau anak itu tidak bisa bicarasebelum waktunya, aku tidak mungkin membuat diamampu bicara sekarang juga.”

Murid Sinto Gendeng garuk-garuk kepala.“Hal sangat penting apa yang harus diterangkan anak

itu padamu?”“Malam tadi ada dua kakek nenek aneh yang konon

bernama Sepasang Arwah Bisu. Mereka datang ke BukitBatu Hangus tempat Raja dan keluarga serta ratusanpengungsi lainnya berada. Sepasang kakek nenekmemberi petunjuk dalam bahasa gerak tangan orangbisu. Hanya Ni Gatri yang tahu arti gerak tangan itu.Namun sebelum sempat bicara dia telah diserang hebathingga kaku dan tak bisa bersuara.”

Page 81: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

81 SEPASANG ARWAH BISU

“Bahasa gerak tangan orang bisu...” Loro Jonggrang mengulang. Dua tangannya diangkat, sepuluh jari tanganbergerak gerak. Sambil menatap ke arah Ni Gatri, LoroJonggrang bertanya. “Kau mengerti isyarat-isyarat yangaku buat?” Anak yang ditanya anggukkan kepala.

Mendadak sebagian tubuh patung Loro Jonggrangsebelah atas membuat gerakan membungkuk. Duatangan yang terus bergerak-gerak memancarkan cahayaputih. Lalu sama sekali tidak diduga oleh Wiro, duatangan itu dipukulkan ke arahnya.

Sepuluh larik cahaya putih berkiblat dalam ruanganbatu. Lima larikan menghantam tepat di kepala sangpendekar. Lima larikan lagi menyapu di kedua tangannya.

Walau Wiro tidak merasakan sakit namun tubuhnyaterpental hingga dia jatuh terduduk di lantai ruangan. NiGatri terduduk di pangkuannya. Di luar candi terdengarsuara anjing kecil menggonggong.“Dewi, mengapa kau menyerangku...”“Siapa bilang aku menyerangmu!” jawab Loro

Jonggrang sambil mengulum senyum.

Page 82: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 82

BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU 12

WIRO berdiri. Dua tangandiperhatikan. Kepala yangbarusan dihantam lima larik cahayaputih diusap-usap. Kepala dan duatangannya memang tidak ciderasama sekali.“Dewi, maafkan kalau saya salah

menduga. Tapi sepuluh sinar putih tadi...”“Wiro, ambil kembali Bunga Matahari yang

ada di lantai. Sekarang kau boleh membawaanak perempuan itu meninggalkan candi.Sesampai di luar jika ada orang bicara ataubertanya padamu jangan dijawab sebelumkau berjalan ke arah timur sejauh empatpuluh langkah. Pada langkah yang keempat puluh lemparkan Bunga Mataharike udara. Sesuatu akan terjadi.Semoga Yang Maha Kuasa menolongmu.”“Dewi, kau memberi tahu maksud sepuluh cahaya

Loro Jonggrang tersenyum lalu menjawab.“Tadi aku hanya memberikan sedikit ilmu padamu.

Agar kau bisa mengerti bahasa isyarat tangan orang bisudan mampu pula balas bicara dengan membuat gerakanyang sama pada kedua tanganmu.”

Pendekar 212 terkesiap. Dia seperti mau berteriaksaking girangnya. Tapi tahu diri sang Wiro buru-burumembungkukkan tubuh mengucap terima kasih berulangkali. Di sampingnya Ni Gatri ikut-ikutan membungkuknamun tidak bisa mengeluarkan suara.

Page 83: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

83 SEPASANG ARWAH BISU

“Dewi, rasa terima kasih kami berdua tidak terhingga. Kami tidak bisa memba1as budi baikmu...”“Wiro, jika kalian berdua bahagia, aku juga merasa

bahagia. Jika kau bisa menolong Raja dan rakyatMataram aku sungguh sangat bersyukur...”“Dewi, apakah saya boleh pergi sekarang?”Kepala patung Loro Jonggrang mengangguk. Mulut

tersenyum.Wiro membungkuk sekali lagi. Ketika dia melangkah

ke pintu dia ingat sesuatu.“Dewi, apakah saya boleh menjabat tanganmu?”

Wajah patung Loro Jonggrang tampak tercengang.Namun kemudian kepala patung tampak mengangguk.Wiro ulurkan tangan. Dalam waktu yang bersamaan LoroJonggrang juga mengulurkan tangan. Wiro menyalamitangan kanan patung lalu menciumnya penuh hormat.Astaga! Murid Sinto Gendeng tersentak dia merasakantangan patung itu tidak beda dengan tangan manusiaatau gadis biasa. Halus dan juga harum!“Dewi, saya minta diri. Harap maafkan kalau ada

ucapan dan tindakan saya yang lancang. Saya sangatmenghormati dirimu.” Diam-diam Wiro jadi ngeri sendiri.

Sebelum Wiro meninggalkan ruangan patung LoroJonggrang berkata.“Wiro kau lupa membawa Bunga Matahari di lantai.”Wiro terkejut dan cepat berbalik. Seat itu Bunga

Matahari yang ada di lantai dekat kepala patung Bantengtelah melayang ke udara. Wiro cepat menangkapnya.“Wiro, satu hal sebelum kau pergi. Jaga baik-baik

senjata mustika sakti berbentuk kapak yang ada dalamrongga dadamu. Ada orang jahat yang inginmerampasnya!”

Murid Sinto Gendeng terkejut lalu cepat-cepatmembungkuk dan mengucapkan terima kasih.“Dewi, kalau semua urusan ini sudah selesai, saya

akan menyambangimu lagi di sin!. Bolehkah?”

Page 84: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 84

“Aku senang mendengar kata katamu itu Wiro. Kau bisa menemuiku kapan saja. Selagi masih ada di BhumiMataram ini. Atau kelak setelah kau sampai dan kembalilagi ke negeri asalmu delapan ratus tahun mendatang.Aku akan selalu ada di dalam candi yang sama.”“Di alam delapan ratus tahun mendatang apakah nanti

kau juga bisa bicara dan tersenyum seperti saat ini?” Tanya Wiro pula.

Loro Jonggrang tertawa merdu. Kepala diangguk danmata kiri dikedipkan.

* * *

BEGITU Wiro keluar dari dalam candi bersama NiGatri yang kini tidak digendong lagi tapi bisa jalan sendiri,anjing kecil di tangga candi menyalak panjang dan lariberjingkrak-jingkrak seolah senang.

Ratu Randang cepat mendatangi di kaki tangga danbertanya.“Wiro, kau sudah menemui Nyi Loro Jonggrang? Kau

bicara padanya ? Apa yang dikatakannya?”Wiro tidak menjawab. Pada seat menginjakkan kaki di

tanah dia langsung berjalan ke arah timur. Di sebelahnyamelangkah Ni Gatri. Karena Wiro tak menjawab RatuRandang segera mengikutinya dengan perasaanterheran-heran.“Wiro, aku bertanya. Apakah kau sudah bertemu

dengan Nyi Loro Jonggrang? Apakah kau sudahmendapat petunjuk?”

Sesuai pesan Loro Jonggrang, Wiro tetap tidakmenjawab den berjalan terus.“Wiro! Hai! Kau tuli atau bagaimana! Aku bertanya kau

tak mau menjawab. Kau seperti orang mimpi melekberjalan di malam buta ! Hantu mana yang menemanimu?!”

Page 85: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

85 SEPASANG ARWAH BISU

Wiro tetap diam. Sementara itu sambil melangkah disamping Wiro, Ni Gatri palingkan kepala dan letakkan jaritelunjuknya di atas bibir. Melihat isyarat ini Ratu Randangmenjadi terkejut.“Apa ? Kau memberi tahu kalau Wiro sekarang

menjadi bisu ?!”Ni Gatri tidak menjawab karena memang tidak bisa

bersuara.“Astaga! Kau ini diapakan sama Loro Jonggrang?

Atau apa ada setan jahat kesasar didalam candi masukke dalam dirimu hingga kau kesambet tidak bisamendengar tidak bisa bicara ?! Atau mungkin kau bicaradan bertingkah kurang ajar membuat Loro Jonggrangmarah !”

Ratu Randang berucap setengah ketakutan denseperti mau menangis. Ketika dia hendak merangkulpemuda itu tiba-tiba Wiro hentikan langkah. Itulahlangkah yang ke empat puluh !

Wiro perhatikan Bunga Matahari di tangan kanan.Lalu menatap ke langit yang diterangi bulan setengahlingkaran. Tangan kanan bergerak dan dengan kekuatantenaga luar yang dimiliki Wiro lempar bunga itu tinggi-tinggi ke udara.

Di udara malam Bunga Matahari pijarkan cahayaputih. Sesaat udara tampak terang. Justru dalam terangitulah mendadak ada delapan larik cahaya merah datangmenyambar dart arah selatan!“Sinuhun Muda!” Teriak Ratu Randang.Perempuan ini segera pukulkan tangan kanan ke

etas, melepas Sang Pencipta Berbuat Penuh Kuasa.Selarik cahaya putih yang mengembang membentukkipas terbuka berkiblat, menyambar menghadangdelapan larik cahaya merah.“Blarrrr!”“Bummm!”

Page 86: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 86

Bentrokan hebat membuat delapan cahaya merahden cahaya putih berpijar seperti bunga api raksasa.Menyusul suara dentuman dahsyat yang sepertimenggoyang langit malam den menggetarkan kawasanPrambanan. Bunga Matahari yang tadi dilempar Wiromelayang jatuh ke bawah dan cepat ditangkap Wirosebelum menyentuh tanah. Anjing kecil menyalak tiadahenti.

Ratu Randang terpekik. Tubuhnya terguling di tanah.Wiro den Ni Gatri cepat mendatangi perempuan itu. Airmuka Ratu Randang tampak pucat . Dd sela bibirnyakelihatan darah meleleh.“Wiro, dadaku sakit...” Ucap Ratu Randang setengah

berbisik.Wiro jadi bingung. Tapi cuma sebentar.“Kau tak apa-apa. Mudah-mudahan ini bisa mengobati

luka dalammu.”Wiro usapkan ke dada Ratu Randang Bunga Matahari

pemberian gadis berkaki tunggal yang telah diberikekuatan sakti oleh Loro Jonggrang. Ajaib ! Saat itu jugarasa sakit didada Ratu Randang lenyap. Malahperempuan ini seolah mendapatkan satu kekuatandahsyat di dalam tubuhnya. Dia hendak mengarahkansesuatu namun saat itu dari langit malam datangmenyapu gulungan cahaya merah, membuntalmenghunjam ke tanah dimana Wiro, Ni Gatri, RatuRandang den anjing kecil berada.

Dari warna cahaya yang menyerang dan ingatteriakan Ratu Randang tadi Wiro merasa yakin serangandahsyat itu pasti dilancarkan oleh orang yang sama yakniSinuhun Muda ! Tidak menunggu lebih lama Wiro segerakeluarkan potongan kalung emas yang diberikan SriPadmi Kameswari. Seperti diketahui emas adalahpantangan bagi diri dan semua ilmu kesaktian yangdimiliki Sinuhun Muda dan Sinuhun Merah PenghisapArwah.

Page 87: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

87 SEPASANG ARWAH BISU

Namun saat itu di udara malam tiba-tiba terdengarsuara tawa bergelak.“Kesatria Panggilan! Kau boleh punya satu gunung

emas! Jangan mengira saat ini kau bisa selamat dariseranganku ! He ... he ... he !”

Anjing kecil meraung panjang. Ni Gatri tercekat. RatuRandang terkesiap. Ratu Randang berteriak.“Wiro ! Jangan-jangan mahluk keparat itu telah

memiliki ilmu penolak penangkal yang kita miliki. Celaka !Kita bisa mati semua!”

Hawa panas yang berasal dari gulungan cahayamerah menerpa tiga orang dan anjing kecil yang ada dihalaman kawasan candi. Wiro dengan nekad segera siapmelepas pukulan Sinar Matahari. Namun terlambat!

Hanya sekejapan lagi semua mereka itu akan disapulumat dan leleh oleh gulungan cahaya merah yang luarbiasa panasnya tiba-tiba!“Tam! Tam! Tam!”Di kejauhan terdengar suara, orang menabuh tambur.

Udara malam laksana tercabik cabik. Tanah bergeletar.Lalu menyusul suara, tiupan suling yang membuncah

liang telinga!Saat itu pula gulungan cahaya merah bergoyang

keras. Seperti ada kekuatan dahsyat menghantam daridalam tanah gulungan cahaya merah terpental ke atas.Setiap terdengar suara tambur dan suling, gulungancahaya merah kembali terlempar ke atas hingga akhirnyaseolah amblas lenyap di atas langit!“Suara tambur dan tiupan suling itu! Menolong kita!”

Ucap Ratu Randang.“Dua manusia aneh bernama Si Tambur Bopeng dan

Si Suling Burik!” Kata Wiro pula. Semua orangmemandang ke arah kejauhan dari mana, datangnyasuara tambur dan suling. Namun mereka tidak melihatapa-apa.

Page 88: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 88

Wiro segera hendak terapkan Ilmu MenembusPandang namun tidak jadi karena tiba-tiba di langitmuncul melayang dua kakek nenek berselempang kainputih yang tidak asing lagi!“Kakek nenek Sepasang Arwah Bisu!” Wiro setengah

berseru. “Berarti bukan hanya suara tambur den suling yang menolong kita.

Tapi kehadiran dua kakek nenek itu juga sangatmempengaruhi orang yang menyerang kita. Ratu, kauingat bagaimana tampang Sinuhun Muda ketakutan:ketika melihat dua kakek nenek itu di Bukit BatuHangus?”

Tanpa menunggu jawaban Ratu Randang Wiromelambaikan tangan sambil berteriak.“Kakek nenek Sepasang Arwah Bisu, kami butuh

bantuanmu!”Dua kakek nenek yang melangkah mengambang di

udara tukikkan pandangan kebawah. Ketika melihat Wiroden kawan-kawan keduanya segera melayang turunnamun tidak sampai menjejakkan kaki di tanah.

Dua kakek nenek itu melayang tak jauh dari hadapanCandi Wisnu.

Wiro segera mendatangi. Ratu Randang, dan anjingkecil yang kini digendong oleh Ni Gatri mengikuti daribelakang.

Begitu sampai di hadapan Sepasang Arwah Bisu,Wiro membungkuk hormat. Setelah meluruskan tubuhkembali dengan cepat dia menggerak gerikkan tangandan sepuluh jari. Lalu tangan kanan diusapkan ke keningden dikepretkan.

Ratu Randang terkejut. Juga Ni Gatri.“Hai ! Wiro ! Dari mana kau belajar dan tahu bahasa

tangan orang bisu itu ?!” Bertanya Ratu Randang.“Dari Dewi Loro Jonggrang. Nanti akan aku ceritakan.

Aku menunggu jawaban dua kakek nenek itu. Akubarusan menanyakan pada mereka apa arti gerakan

Page 89: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

89 SEPASANG ARWAH BISU

sepuluh jari tangannya dan usapan di kening sertakepretan tangan yang pernah dilakukannya di Bukit BatuHangus. Nah, mereka tengah bersiap-siap menjawab.Yang akan bicara agaknya si kakek.”

Bukan saja Ratu Randang dan Ni Gatri yang terkejutmelihat Wiro mampu melakukan pembicaraan orang bisudengan bahasa gerakan tangan, sepasang kakek nenekyang melayang di depan Candi Wisnu tampak tercengangden sesaat keduanya saling pandang lalu sama-samatersenyum. Si kakek kemudian menunjuk ke arah Wirodengan telunjuk tangan kanan. Lalu dia mulai menggerakgerakkan sepuluh jari tangan, meletakkan tangan kanandi atas kening lalu seperti sebelumnya yang dilakukankakek ini kepretkan tangan itu ke bawah.“Astaga!” Wiro berseru tertahan melihat gerakan si

kakek.“Apa katanya?” Tanya Ratu Randang yang jadi tidak

sabaran.“Kakek itu bilang. Aku datang membawa segudang

ilmu. Tetapi mengapa tidak dipergunakan.” Wiro menjelaskan.“Lalu kening yang diusap dan tangan yang

dikepretkan, apa artinya?”“Si kakek berkata, aku punya ilmu yang bisa

membersihkan benjolan di kening. Ratu, harap kau diamdulu. Aku akan bertanya pada mereka.”

Lalu Wiro gerakkan jari-jari tangannya.Melihat gerakan jari-jari tangan yang dibuat Wiro,

Sepasarg Arwah Bisu saling pandang, lalu si nenekmenggerakkan tangan memberi jawaban.“Luar biasa ! Bagaimana mereka tahu ilmu yang aku

miliki !”“Tanyakan siapa mereka sesungguhnya.” Ratu

Randang berbisik.Wiro melakukan apa yang dikatakan Ratu Randang.

Sepuluh jari tangan bergerak lincah. Yang segera dibalas

Page 90: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 90

oleh kakek berselempang kain Putih dan langsungdiartikan Wiro, diberi tahu pada Ratu Randang.“Ketika negeri bersimbah darah, orang-orang jahat

hendak merebut tahta. Anak dan menantuku menemuiajal di dalam dosa. Satu setunya cucuku yang masthhidup ternyata tidak berbakti pada kami berdua...”“Tanyakan siapa cucunya yang masih hidup itu !” Bisik

Ratu Randang.Wiro menggerakkan jari-jari kedua tangan.Di atas sana Sepasang Arwah Bisu sama-sama

gelengkan kepala. Si nenek berkata melalui gerakantangan. Yang diartikan Wiro pada Ratu Randang.“Kami tidak akan memberi tahu. Karena kami

berharap dia masih bisa keluar dari kesesatan...”Tiba-tiba suara tambur dan suling bergema kembali.

Tak lama kemudian Si Tambur Bopeng den Si SulingBurik muncul dari balik Candi Wisnu. Sepasang ArwahBisu memutar tubuh. Seperti sebelumnya mereka siapmelangkah mengambang mengikuti kedua orang itu.“Wiro, kau ingat. Waktu di Bukit Batu Hangus si kakek

beberapa kali menunjuk-nunjuk pada penabuh tamburdan suling itu. Lalu tangan kanannya digerakkan kepinggang, ditayangkan ke atas. Lekas tanyakan pada sikakek sebelum mereka pergi apa arti gerakannya itu!”“Kek! Tunggu! Jangan pergi dulu!” Wiro berteriak.

Sambil berlari mengikuti gerakan melayang SepasangArwah Bisu Wiro gerak-gerakkan tangan ke pinggang laludilayangkan ke atas. Sepuluh jari tangan digerakkan terusmenerus.

Setelah berdiam diri dan melayang terus, akhirnya sikakek berhenti sebentar lalu menjawab apa yangditanyakan Wiro melalui isyarat gerakan tangan. Di lainkejap kedua kakek nenek itu lenyap dalam temarammalam.“Apa katanya?” Ratu Randang bertanya begitu berada

di sebelah Wiro.

Page 91: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

91 SEPASANG ARWAH BISU

“Kakek itu memberitahu ada sebuah senjata. Akukurang jelas apakah sebilah keris atau sebilah pedang.Jika ingin tahu dimana beradanya senjata itu maka harusmengikuti si penabuh tambur dan meniup seruling.”“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Tanya Ratu

Randang pula.“Saat ini kita tidakmungkin mengikuti Si Tambur

Bopeng dan Si Suling Burik. Kita harus segera menemuiRaja di Bukit Batu Hangus. Sebelum matahari terbit akuharus sudah berhasil melakukan sesuatu...”“Melakukan sesuatu apa ?” Tanya Ratu Randang

ingin tahu.Wiro tak menjawab. Dia cepat mendukung Ni Gatri.

Memberi tanda pada anak anjing hitam agar naik kebahunya. Lalu ke tiga orang itu segera berlari cepatlaksana terbang menuju Sukit Batu Hangus.

Namun sebelum mencapai tujuan, di tengah jalantiba-tiba seorang berpakaian dan bermantel hitam,mengenakan ikat kepala kain merah tiba-tiba berkelebatmenghadang. Orang ini berdiri di tengah jalan sambilberkacak pinggang lalu tertawa bergelak. Dari sepasangmata dan dari dalam mulut memancar cahaya merahseolah ada kobaran api menggidikkan. Wiro dan jugaRatu Randang punya dugaan orang ini tidak munculseorang diri. Mungkin ada satu atau dua orang lain yangikut bersamanya tapi saat itu sengaja bersembunyi.

Mula-mula Wiro tidak mengenali siapa adanya orangini. Tapi begitu mendekat den melihat wajah orang lebihjelas, terkejutlah Pendekar 212 !

T A M A T

Page 92: SEPASANG ARWAH BISU - storage.googleapis.com · hanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisa menyelamatkan diri dari serangan ilmu

SEPASANG ARWAH BISU 92

Siapakah orang yang menghadang Pendekar 212Wiro Sableng ?

Apakah Wiro mampu menjaga Kapak Maut Naga Geni212 yang ada di dalam tubuhnya sebelum sempatdipergunakan untuk, menumpas orang-orang jahat diBhumi Mataram?

Benarkah dua Sinuhun telah memiliki ilmu barupenangkal kelemahan mereka terhadap emas?

Lalu bagaimana dengan Sinto Gendeng? Dimanasebenarnya nenek ini berada?

Ikuti serial berikutnya berjudul :DEWI KAKI TUNGGAL