seni instalasi lengkap

9
SENI INSTALASI Seni instalasi (installation = pemasangan) adalah seni yang memasang, menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu. Biasanya makna dalam persoalan-persoalan sosial- politik dan hal lain yang bersifat kontemporer diangkat dalam konsep seni instalasi ini. Seni instalasi dalam konteks visual merupakan perupaan yang menyajikan visual tiga dimensional yang memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu, suara, pooja. PERKEMBANGAN kesenian dengan berbagai ragam bentuk kreasinya, memang selalu tak berimbang dengan tingkat apresiasi masyarakatnya. Terlebih lagi dalam perkembangan kesenian di luar seni-seni tradisional, yang memang telah menjadi bentuk baku dan telah lama. Paling tidak, dalam masyarakat Indonesia kebanyakan, apa yang disebut dengan seni modern, atau yang kini banyak diistilahkan dengan seni kontemporer, tetaplah merupakan sesuatu yang asing. Alih-alih menyebutnya sebagai karya seni yang menerbitkan rasa keindahan, tak jarang karya seni itu justru mendatangkan rasa bingung. Pada bagian mana indahnya? Banyak pendekatan yang tersedia untuk melihat persoalan jarak antara apresiasi masyarakat dan perkembangan karya seni. Dari mulai sosiologi seni, antropologi budaya, sejarah seni, teori kesenian hingga kaitannya dengan politik kebudayaan negara. Persoalan apresiasi seni masyarakat adalah persoalan yang menjadi "lingkaran setan" dalam perkembangan kesenian di

Upload: taufiq-wyra-hadie

Post on 01-Feb-2016

589 views

Category:

Documents


76 download

DESCRIPTION

Seni Instalasi lengkap

TRANSCRIPT

Page 1: Seni Instalasi lengkap

SENI INSTALASI

Seni instalasi (installation = pemasangan) adalah seni yang memasang, menyatukan, dan

mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran

makna tertentu. Biasanya makna dalam persoalan-persoalan sosial-politik dan hal lain yang

bersifat kontemporer diangkat dalam konsep seni instalasi ini.

    Seni instalasi dalam konteks visual merupakan perupaan yang menyajikan visual tiga

dimensional yang memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu, suara, pooja.

         PERKEMBANGAN kesenian dengan berbagai ragam bentuk kreasinya, memang

selalu tak berimbang dengan tingkat apresiasi masyarakatnya. Terlebih lagi dalam

perkembangan kesenian di luar seni-seni tradisional, yang memang telah menjadi bentuk

baku dan telah lama.

Paling tidak, dalam masyarakat Indonesia kebanyakan, apa yang disebut dengan seni modern,

atau yang kini banyak diistilahkan dengan seni kontemporer, tetaplah merupakan sesuatu

yang asing. Alih-alih menyebutnya sebagai karya seni yang menerbitkan rasa keindahan, tak

jarang karya seni itu justru mendatangkan rasa bingung. Pada bagian mana indahnya?

Banyak pendekatan yang tersedia untuk melihat persoalan jarak antara apresiasi masyarakat

dan perkembangan karya seni. Dari mulai sosiologi seni, antropologi budaya, sejarah seni,

teori kesenian hingga kaitannya dengan politik kebudayaan negara. Persoalan apresiasi seni

masyarakat adalah persoalan yang menjadi "lingkaran setan" dalam perkembangan kesenian

di Indonesia. Persoalan yang akhirnya turut mempengaruhi makna keberadaan karya seni dan

para seniman di tengah masyarakatnya.

Seni Instalasi

Demikian pula dengan seni instalasi. Seperti juga happening art atau performance art,

instalasi adalah sebuah bentuk karya seni yang lebih banyak membuat masyarakat

kebanyakan merasa bingung ketimbang mampu menikmatinya, lebih lagi mengapresiasi dan

mendapatkan suatu makna di dalamnya.

Seni instalasi kerap dipahami tak lebih dari sekadar pemandangan benda-benda yang

dipajang dengan cara yang ganjil. Dari mulai ranjang bayi yang diberi rantai, mesin jahit

yang berputar dengan jarum yang patah, hingga botol-botol kecil yang berisikan cairan dan

ditulisi "sperma" serta di baringkan di atas tanah yang penuh dengan pecahan kaca.

Mungkin dengan cepat kita berpikir, kalau hanya bikin kayak begitu semua orang juga bisa!

Dengan kata lain, kita akan lebih mudah menikmati keindahan sebuah patung dan relief, atau

pesan semangat dari sebuah monumen ketimbang berhadapan dengan sebuah karya instalasi

Page 2: Seni Instalasi lengkap

yang hanya membuat kening berkerut. Jangankan melihat bentuknya sebagai sebuah karya

seni, mendengar namanya pun orang lebih banyak menghubungkannya dengan PLN!

Seperti artian harfiahnya (asal kata installation = pemasangan), seni instalasi memang

merupakan seni yang memasang, menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah benda yang

diangkap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu. Biasanya makna dalam

persoalan-persoalan sosial-politik.

Seni instalasi dalam konteks fenomena perkembangan kesenian, merujuk pada perkembangan

seni rupa kontemporer yang tumbuh di negara-negara Barat sejak sekira periode 1970-an,

meski gejala itu telah muncul pada pertengahan tahun 1960-an. Seni instalasi dalam sejumlah

hal senantiasa dihubungkan dengan perkembangan filsafat dan teori pemikiran post-modern.

Sebuah teori pemikiran yang merupakan perlawanan atau sikap kritis terhadap modernisme

yang dianggap terlalu memuja ilmu pengetahuan dan sains, universalisme, serta mengabaikan

lokalitas dan kemajemukan.

Modernisme yang memitoskan rasio dianggap telah menjurumuskan umat manusia pada dua

perang dunia yang menyesangsarakan.

Post-modern sebagai filsafat pemikiran akhirnya banyak mempengaruhi berbagai

perkembangan kebudayaan, termasuk seni rupa. Dengan formalisme yang menjadi

puncaknya --yang melulu hanya memikirkan pencarian bentuk-bentuk keindahan seperti pada

gaya lukisan abstrak-- sehingga seni dipahami sebagai sesuatu yang otonom dan universal,

lepas dari hubungannya dengan agama, tradisi, dan sosial-politik; modernisme dianggap telah

menjauhkan seni dengan konteks realitas masyarakatnya.

Di lain pihak, modernisme telah menyebabkan seni menjadi terkotak-kotak, seperti seni lukis,

seni patung, seni grafis. Dan inilah yang lalu ditolak oleh seni-seni post-modern. Pencarian

bentuk yang indah dan identifikasi-identifikasi seni tidak lagi menjadi perhatian. Bagi seni-

seni post-modern, soalnya sekarang adalah bagaimana merepresentasikan seluruh gagasan

dan mengkomunikasikannya pada publik.

Maka, seni-seni post-modern pun melabrak seluruh konvensi-konvensi seni modern. Dalam

seni rupa, melukis bukan harus selalu di atas kanvas, melainkan juga bisa di atas aspal,

bahkan kenyataan itu sendiri adalah kanvas yang bisa dilukisi. Demikian dengan seni patung

yang melulu harus menggunakan bahan tanah liat, tapi juga tubuh si seniman itu sendiri.

Dengan kata lain, seni post-modern telah melenyapkan batas antara seni lukis, keramik,

patung, grafis, bahkan batasan antara seni rupa, musik, sastra, tari, dan teater, Seni bagi

mereka telah menjadi keseluruhan yang sifatnya total.

Perkembangan di Indonesia

Page 3: Seni Instalasi lengkap

Banyak pendapat yang menyebut bahwa seni instalasi adalah bagian yang tak terpisahkan

dari seni post-modern. Gejala kemunculan seni instalasi mulai dikenal di Indonesia paling

tidak sejak munculnya apa yang disebut dengan Gerakan Seni Rupa Baru pada tahun 1975-

1979, yang bertujuan meruntuhkan definisi seni rupa yang terkungkung oleh seni patung,

lukis dan seni grafis, serta anti elitisme, seperti tampak karya-karya mereka, termasuk dalam

bentuk seni instalasi.

Perdebatan para seniman tentang seni post-modern dan seni instalasi mulai muncul pada

tahun 1993-1994. Diawali dari perdebatan tentang apakah seni instalasi identik dengan seni

rupa post-modern atau bukan, keberadaan seni instalasi lebih jauh kemudian dipertanyakan.

Namun lepas dari itu maraknya seni instalasi dalam praktik-praktik kesenian di berbagai kota,

menjadi soal tersendiri dalam hubungannya dengan apresiasi masyarakat. Terlebih tak jarang

karya-karya itu dipamerkan di ruang-ruang publik.

Apakah seni instalasi itu sebenarnya? Apakah setiap orang bisa membuat seni instalasi?

Kedua pertanyaan itu memerlukan penjelasan yang lebih panjang. Namun yang jelas, seni

instalasi tidaklah cukup hanya sekadar dilihat dari pajangan bentuknya. Sebab, ia menyimpan

wacana pemaknaan, hubungannya dengan suatu konteks, termasuk dengan konteks biografi si

seniman itu sendiri.

Secara bentuk, setiap orang mungkin bisa membuatnya, tapi belum tentu ketika dilakukan

pembacaan pada wacana pemaknaan, konteks dan hubungan benda-benda itu dengan biografi

dirinya.

"Seni instalasi tidak bisa kita cari dalam budaya dan seni tradisional masyarakat Indonesia,

karena ia berasal dari paradigma dan teks budaya yang berbeda, yakni masyarakat post-

kolonial di Barat ," ujar kritikus seni Aminudin Th.Siregar.

Nah, kalau begitu, rasanya cukup jelas, mengapa seni instalasi sulit diapresiasi oleh

masyarakat awam. Tapi sebagai sebuah karya seni, ia bukan berarti lalu harus ditolak.

Seni Instalasi (Instalation) berkembang sejak tahun 1970an. terutama di Amerika Serikat dan

Eropa para penggiatnya diantaranya adalah Joseph Beuys (German) Daniel Buren (Perancis),

Hans Haacke, Robert Irwin dan Judy Pfaff. Seni instalasi juga tumbuh di Indonesia dan mula-

mula muncul pada saat gerakan seni rupa baru yang muncul pada 1975. saat itu, ada

keinginan dari para pemuda, seperti Fx Harsono, Hardi B Muni Ardi, Nyoman Warta dan Jim

Supangkat untuk menampilkan karya yang tidak lagi tersekat. pada masa kini seni instalsi

digiatkan oleh para perupa seperti heri Dono, Tisna Sanjaya , dadang kristanto, krisna murti,

Kandur manik dan Teguh Ostenrik. Trisna Sanjaya Melalui Seni Instalasinya yang berjudul

Page 4: Seni Instalasi lengkap

pohon tidak tumbuh tergesa menanam seribu pohon mahoni dibandung dan solo sebagai

bentuk daya kritisnya selaku perupa atas kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak

pada kelestarian lingkungan.

Tokoh-TokohTokoh :poojaVito AcconciGustavo AguerreArtur BarrioSylvie BélangerMaurice BenayounGuillaume BijlChristian BoltanskiChristoph BüchelStefano CagolJanet CardiffMarco CasagrandeThe Chapman BrothersBruce CharlesworthJudy ChicagoChristo and Jeanne-ClaudeAnne ClearyDenis ConnollyMark DivoPascal DombisJohn Duncan (artist)Leif ElggrenOlafur EliassonShahram EntekhabiIngrid FalkJohn FeknerJames Robert FordIgnazio FresuBernhard GalValery GrancherAnn HamiltonMona HatoumCarl Michael von HausswolffGottfried HelnweinRobert IrwinMark JenkinsIlya KabakovKazuo KataseJonathon Keats

Mike KelleyEd KienholzMeeli KõivaBarbara KrugerJanis KounellisWolfgang LaibMatthieu LauretteLennie LeeRichard LongMary LucierDavid MachJohn K. MelvinAnnette MessagerYouri Messen-JaschinOrlando MohorovicCornelia ParkerJudy PfaffLiz PhillipsArne QuinzeMaria ReidelbachRene RietmeyerKen RinaldoDon RitterDavid RokebySandy SkoglundPatrice StellestNathaniel SternSarah SzeMassimo TacconYoko TerauchiJames TurrellCamille UtterbackBill ViolaBanks VioletteMatej Andraz VogrincicZbigniew WąsielElisabeth Wierzbicka WelaKrzysztof WodiczkoMuhammad Arif Maimun (Cumun)Wardy