seni instalasi: merdeka untuk merdesa - prasetya.ub.ac.id · diantara paparannya, eko menyebut...

3
Seni Instalasi: Merdeka Untuk Merdesa Dikirim oleh humas3 pada 25 Agustus 2010 | Komentar : 1 | Dilihat : 19501 Ilman Harun Seni instalasi adalah seni yang memasang, menyatukan dan mengkonstruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu. Sebagai turunan seni rupa yang bersifat kontemporer, seni jenis ini memiliki keterkaitan erat dengan dunia arsitektur. Dengan sifatnya yang abstrak, instalasi bahkan mampu menciptakan identitas sebuah ruangan. Kepada PRASETYA Online, mahasiswa Teknik Arsitektur angkatan 2006, Ilman Harun, menjelaskan definisi "seni instalasi" yang merupakan tema kegiatan "Open Arch 2010". Melalui kegiatan tersebut, Ilman dan teman-temannya yang tergabung di Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) sengaja memperkenalkan seni instalasi kepada masyarakat umum. "Selama ini seni instalasi belum pernah diperkenalkan di ruang publik karena kebanyakan dipamerkan secara eksklusif di ruang in-door", kata dia. "Bahkan mahasiswa arsitektur pun banyak yang masih awam dengan seni instalasi", tambahnya. Akan tetapi, Ilman menambahkan, ketidaktahuan ini ternyata tidak melanda mahasiswa di dua kota kiblat dunia arsitektur Indonesia yakni Bandung dan Yogyakarta. "Di dua kota inilah pameran seni instalasi sering digalakkan", tandasnya. Melalui usahanya memunculkan eksistensi arsitektur Malang, dalam Open Arch 2010 tersebut HMA berkolaborasi dengan mahasiswa seni rupa dan teknik arsitektur se-Malang Raya serta Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Cabang Malang. Dua event yang terkemas dalam kegiatan ini adalah workshop seni instalasi dan pameran. Dalam workshop selama sehari (17/7), panitia mengundang arsitek Indonesia yang juga mendalami seni instalasi, Eko Prawoto. Diantara paparannya, Eko menyebut bahwa dalam konteks visual, seni instalasi menyajikan visualisasi tiga dimensional yang memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu, suara, cahaya, gerak, serta interaksi spektator (pengunjung pameran) sebagai konsepsi akhir dari olah seni rupa. Makna yang diangkat dalam seni jenis ini, biasanya adalah masalah kontemporer dan sosial politik, yang kemudian dimanifestasikan dalam tema, topik dan konsepsi teknis.

Upload: hoangduong

Post on 06-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Seni Instalasi: Merdeka Untuk Merdesa

Dikirim oleh humas3 pada 25 Agustus 2010 | Komentar : 1 | Dilihat : 19501

Ilman Harun

Seni instalasi adalah seni yang memasang, menyatukan dan mengkonstruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu. Sebagai turunan seni rupa yang bersifat kontemporer, seni jenis ini memiliki keterkaitan erat dengan dunia arsitektur. Dengan sifatnya yang abstrak, instalasi bahkan mampu menciptakan identitas sebuah ruangan. Kepada PRASETYA Online, mahasiswa Teknik Arsitektur angkatan 2006, Ilman Harun, menjelaskan definisi "seni instalasi" yang merupakan tema kegiatan "Open Arch 2010". Melalui kegiatan tersebut, Ilman dan teman-temannya yang tergabung di Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) sengaja memperkenalkan seni instalasi kepada masyarakat umum.

"Selama ini seni instalasi belum pernah diperkenalkan di ruang publik karena kebanyakan dipamerkan secara eksklusif di ruang in-door", kata dia. "Bahkan mahasiswa arsitektur pun banyak yang masih awam dengan seni instalasi", tambahnya.  Akan tetapi, Ilman menambahkan, ketidaktahuan ini ternyata tidak melanda mahasiswa di dua kota kiblat  dunia arsitektur Indonesia yakni Bandung dan Yogyakarta. "Di dua kota inilah pameran seni instalasi sering digalakkan", tandasnya.

Melalui usahanya memunculkan eksistensi arsitektur Malang, dalam Open Arch 2010 tersebut HMA berkolaborasi dengan mahasiswa seni rupa dan teknik arsitektur se-Malang Raya serta Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Cabang Malang. Dua event yang terkemas dalam kegiatan ini adalah workshop seni instalasi dan pameran. Dalam workshop selama sehari (17/7), panitia mengundang arsitek Indonesia yang juga mendalami seni instalasi, Eko Prawoto. Diantara paparannya, Eko menyebut bahwa dalam konteks visual, seni instalasi menyajikan visualisasi tiga dimensional yang memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu, suara, cahaya, gerak, serta interaksi spektator (pengunjung pameran) sebagai konsepsi akhir dari olah seni rupa. Makna yang diangkat dalam seni jenis ini, biasanya adalah masalah kontemporer dan sosial politik, yang kemudian dimanifestasikan dalam tema, topik dan konsepsi teknis.

instalasi gedhegMengangkat tema "Merdeka Untuk Merdesa" yang artinya merdeka untuk hidup layak, seluruh peserta workshop kemudian diberi waktu satu bulan untuk membuat seni instalasi. Terbagi dalam enam kelompok, masing-masing peserta diberi kebebasan memilih bahan (bambu, seng, gedheg, spanduk bekas, dll) dengan skala 1:1 untuk mengkreasikan seluruh ide mereka. Menggandeng perupa Malang seperti Bambang Awi, Pak Yon dan Pak Hendong, seluruh peserta mendapat bimbingan untuk penguatan konsep, seni dan teknis. "Karena hampir semuanya mahasiswa arsitektur yang tidak memiliki skill pertukangan, kami pun memberikan kebebasan kepada mereka untuk

instalasi keterlibatan

mempekerjakan tukang", ujar Ilman.

Enam karya seni instalasi dari kelompok tersebut kemudian dipamerkan selama lima hari (18-22/8) di Taman Kertanegara depan Stasiun Kota Malang. "Selama ini Taman Kertanegara tidak begitu diperhatikan, orang-orang hanya melihat sambil lalu sembari melewatinya begitu saja", kata Ilman. Dengan adanya seni instalasi, menurutnya Taman Kertanegara bisa disulap menjadi ruang publik karena memang salah satu fungsi dari seni jenis ini adalah menciptakan ruang dan memberinya identitas. Merujuk pada tema merdeka untuk merdesa (hidup layak), melalui enam karya seni instalasi ini, Ilman dkk berupaya mengekspresikan harapan masyarakat dan kota Malang untuk hidup layak. "Ekspresi enam karya seni instalasi ini memiliki bentuk yang berbeda-beda tetapi tetap ada satu ekspresi yang sama yakni harapan", katanya.  

instalasi bambu

Salah satu karya yakni instalasi bambu, peserta mengekspresikan nilai harapan melalui bambu yang tegak didalamnya. Sementara nilai lainnya, kepahlawanan, dimanifestasikan pada balon-balon yang memang berisikan nama-nama pahlawan, dan nilai kerjasama diekspresikan melalui tali yang diikatkan pada pagar dan tiang.

Karya lainnya yakni seni keterlibatan, merupakan komposisi dari gedheg, lonjoran bambu dan gelas minuman. "Pada karya seni instalasi ini, masyarakat dilibatkan membuat dan menuliskan harapan mereka masing-masing", ujarnya.

instalasi periskop

Sementara untuk seni instalasi periskop, salah satu kelompok mencoba melihat perjalanan sejarah Kota Malang. "Pada periskop terbesar, mereka memberikan tanda tanya yang artinya kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada masa mendatang", terang Ilman.

Bukan hanya sekedar pameran, pada kesempatan tersebut, panitia juga menggelar kompetisi enam karya seni instalasi ini. "Kompetisi bertujuan agar mereka lebih bersemangat ketika bekerja. Karena untuk dipamerkan di ruang publik, sehingga harus optimal dan tidak hanya sekedar main-main", katanya. Juri yang dihadirkan untuk menilai adalah Galih Widjil Pangarsa (dosen Teknik Arsitektur UB), Nino Haris Wibisono (Ketua IAI Cabang Malang) dan Gembyak Karjono (Dewan Kesenian Malang). Tampil sebagai juara pertama versi penilaian juri pada kompetisi ini adalah instalasi bambu sementara pemenang pilihan masyarakat adalah instalasi keterlibatan. Para pemenang ini selanjutnya berhak atas hadiah berupa uang tunai dan nilai kum untuk masuk anggota IAI. [nok]