sengsara membawa nikmat

Upload: imelda-tamba

Post on 13-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

novela

TRANSCRIPT

SENGSARA MEMBAWA NIKMATMungkin kita pernah mendengar ungkapan sengsara membawa nikmat. Ungkapan ini punya banyak makna, di antaranya bila seseorang yang ingin berhasil, maka dia haruslah berjuang keras, walau sengsara sekalipun. Hal ini senada dengan peribahasa tua yang mengatakan berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Tetapi bagaimana kalau ungkapan di atas dibalik? Nikmat membawa sengsara, atau bersenang-senang dahulu, bersakit sakit kemudian. Apakah ada di antara kita yang berharap akhir hidupnya, atau akhir karirnya akan menderita sengsara ataukah sakit? Tentu tidak ada yang mau, bukan? Tetapi bukankah dalam kenyataan sehari hari banyak di antara kita, disadari atau tidak telah melakukan hal itu?Banyak orang yang mengaku bahwa yang dialaminya dalam hidup ini hanyalah penderitaan dan kesusahan semata. Itu sebabnya ada istilah banhwa Dunia ini tempat penderitaan dan kesusahan. Kita akui bahwa hal tersebut ada benarnya, sebab berbagai macam persoalan, masalah, pergumulan dan kesusahan terjadi silih berganti dalam pengalaman hidup manusia secara umum, ada sakit-penyakit, kemiskinan, kematian, masalah rumah tangga, masalah pekerjaan, bencana alam, dsb. Hal tersebut juga dialami orang percaya (pengikut Kristus), tidak sedikit orang percaya yang putus asa karena tidak sanggup menahan beban penderitaannnya. Lalu, timbul pertanyaan, benarkah bahwa mengikut Yesus harus mengalami penderitaan? atau apakah untungnya kita mengikut Yesus, jika ternyata hidup kita selalu dihadapkan dengan kesusahan? Sebab banyak orang berpikir bahwa motivasinya untuk percaya dan mengikut Yesus adalah supaya hidupnya diberkati dengan sandang, pangan, dan penuh kemakmuran, sukacita dan kesenangan. Motivasi semacam itu bisa kita lihat ketika Yesus memberi makan 5000 orang dan orang banyak mengikut Yesus hanya untuk mendapatkan makanan. (Markus 1:45)Untuk menjawab pertanyaan itu. Rasul Paulus menjelaskan dalam nats alkitab 2 KORINTUS 4:16-18 , Tentang penderitaan karena Kristus yang dialami oleh manusia lahiriah dan kemuliaan karena Kristus yang dialami oleh manusia batiniah. 2 Korintus 4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Ayat 16 ini menjelaskan bahwa: Penderitaan adalah bagian yang harus diterima orang percaya, Rasul Paulus berkata dalam 1 Kor 1:18 : pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Hidup orang percaya berbeda dengan orang dunia ini, Yesus menjadikan diriNya menjadi teladan bagi pengikutNya. Meneladani Yesus bukan hanya dalam sukacita, tetapi juga dalam penderitaanNya. Sebab sepanjang pelayananNya Yesus selalu mengalami tekanan, ancaman, dan penghinaan sampai puncaknya harus mati di kayu salib. Penderitaan yang dialami oleh Yesus, berkorban untuk kita, itulah yang harus menjadi teladan dalam kehidupan orang percaya, sebab Yesus berkata : Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. (Luk. 9:23). Oleh karena itu, Paulus ingin mengatakan bahwa betapapun pun beratnya tantangan yang dihadapi dalam tugas pelayanan, dia dan rekan sepelayanannya tidak akan tawar hati. Jangan tawar hati, artinya dalam penderitaan yang kita alami karena Kristus, kita harus senantiasa menguatkan dan meneguhkan hati. Sebab Tuhan akan menolong kita untuk melewatinya dan dihadapan kita ada harapan akan sukacita bersamaNya.Rasul Paulus memegang teguh keyakinannya pada Kristus, meskipun secara lahiriah (badaniah) dia semakin merosot, namun Allah senantiasa membaharui semangat, kekuatan dan memberi hikmat dan pengetahuan untuk mengemban tugas pelayanan itu. 2 Korintus 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Ayat 17 ini menyatakan bahwa Penderitaan orang percaya hanyalah sementara, sebelumnya Yesus sudah mengingatkan bahwa setiap orang percaya harus memikul salibnya, namun Yesus juga menjanjikan bahwa Dia akan memberi kekuatan, sehingga kita mampu memikulnya. Itu sebabnya Dia berkata : Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.(Mat 11:28). Rasul Paulus sangat mengerti dan memahami pernyataan Yesus tersebut, sehingga Paulus berani berkata bahwa :penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. (Ay. 17). Paulus tahu bahwa penderitaan yang dialaminya hanyalah sementara, dan dia tidak hanya mengharapkan kemuliaan di dunia ini, tetapi lebih jauh daripada itu harapannya kepada Kristus adalah untuk kemuliaan kekal yang akan diperolehnya kelak. Itu sebabnya dia berkata dalam 1 Kor 15:19 : Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. 2 Korintus 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. Ayat 18 ini menyatakan bahwa Fokus kepada yang kekal, bukan kepada yang sementara, Paulus menggambarkan dunia ini sesuatu yang kelihatan dan kesementaraan, dan yang tidak kelihatan itulah kekekalan. Apa yang kita alami dan kita lihat selama kita hidup di dunia ini adalah fana dan akan berlalu, oleh karena itu Paulus menyatakan bahwa dia tidak memfokuskan dirinya kepada dunia ini, tetapi fokus kepada pengharapan yang belum dilihatnya yaitu surga kekal yang telah disediakan bagi orang percaya. Paulus berkata dalam Filipi 3:13b-14 : aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Itu sebabnya Rasul Paulus berkata: Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal, sekalipun kita tetap membutuhkan yang kelihatan itu, tetapi harus disadari bahwa hal-hal yang kelihatan itu adalah terbatas, sehingga yang menjadi fokus utama (prioritas) adalah memperhatikan yang tidak kelihatan yaitu berkat sorgawi, kemuliaan yang akan dialami bersama Kristus.Penderitaan yang kita alami sekarang ini hanyalah sementara dan tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita (Roma 8:18). Penderitaan itu adalah bagian hidup manusia, termasuk orang percaya. Selama kita hidup, penderitaan pasti selalu ada. Tetapi, kita juga percaya bahwa Tuhan bekerja lewat penderitaan kita. Oleh karena itu, jika Tuhan bekerja dan bersama kita, apakah yang harus takutkan?. Selama kita ada di dunia ini dan bersentuhan dengan hal-hal yang kelihatan, tentu saja kita tidak bisa terlepas dari hal-hal lahiriah, tetapi Paulus mengajak kita untuk tidak terfokus kepada hal-hal yang lahiriah itu, melainkan mengarahkan pikiran kita kepada hal-hal batiniah (kerohanian) yaitu memandang Kristus dan kemuliaanNya yang akan dianugerahkan bagi orang percaya. Sebab hal-hal lahiriah kita itu akan semakin merosot, misalnya : Tubuh kita akan semakin tua dan lemah, harta dan kekayaan kita akan akan hilang dan rusak oleh karat, tetapi hal-hal batiniah kita yaitu iman, pengharapan dan kasih akan menjadi harta sorgawi yang kekal yang tidak akan bisa rusak oleh ngengat dan karat. Bagi orang percaya penderitaan memiliki arti sbb:1. Penderitaan atau pencobaan merupakah ujian iman bagi orang percaya. Pencobaan yang bertubi-tubi atau dalam bahasa Ibrani = peirasmos (baca. pi-ras-mos) = pemurnian hidup.Ujian yang datang dalam kehidupan kita adalah ujian yang datang dengan tiba-tiba dan tidak satu manusiapun yang mengetahui akan datangnya ujian dalam kehidupannya. 2. Penderitaan dapat menjadi alat di tangan Tuhan. Baik itu penderitaan, masalah ataupun sakit penyakit, hal itu dapat menjadi alat bagi Tuhan untuk mendidik kita menjadi manusia yang lebih baik. Dalam kisah tentang seorang buta yang bertemu dengan Tuhan Yesus (Yoh 9:1-41), murid bertanya: Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?. Jawab Yesus: Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Menjadi sebuah kesimpulan bahwa pekerjaan-pekerjaan Tuhan dinyatakan melalui penderitaan yang dialami oleh seseorang.Fanny J. Crosby, adalah pengarang lagu yang terkenal dengan lagu ciptaannya Blessed Assurance atau Ku Berbahagia (KJ392). Karena kesalahan dalam penanganan medis ketika masih kecil Fanny J. Crosby menjadi buta, namun hal ini membuat Fanny J. Crosby menjadi alat perpanjangan tangan Tuhan dan kemuliaan nama Tuhan melalui lagu-lagu yang telah di ciptakannya.Cornelia Corrie ten Boom adalah seorang Belanda, yang bersama dengan ayah dan anggota keluarga lainnya membantu banyak orang Yahudi melarikan diri dari Holocaust Nazi selama Perang Dunia II. Bukunya yang paling terkenal The Hiding Place berisi tentang cobaan. Pada masa 10 tahun akhir hidupnya, ia banyak menolong orang Yahudi. Pada suatu saat, seorang malaikat datang kepadanya, menyampaikan pesan bahwa di 5 tahun sisa hidupnya dia akan mengalami stroke, dan menawarkan sebuah pilihan apakah dia mau pulang ke rumah Bapa dan tidak mengalami sakit tersebut lagi atau tetap tinggal di dunia untuk mengalami penderitaan. Akhirnya Corrie memilih untuk tetap hidup 5 tahun lagi atas dasar pemberitahuan bahwa kemuliaan Tuhan akan lebih dinyatakan melalui penderitaannya di dunia 5 tahun lagi.Sebagai kesimpulan, percayakan hidupmu kepada Tuhan meskipun kita berada dalam penderitaan. Tidak ada salahnya kita berdoa supaya Tuhan sembuhkan kita dari sakit-penyakit kita dan memberikan jalan keluar atas masalah yang kita alami, tapi mari kita berdoa juga agar Tuhan menunjukkan hal-hal luar biasa yang Tuhan rencanakan melalui penderitaan tersebut. Dalam 1 Petrus 4:13 tertulis Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Meski di saat kita mengalami banyak penderitaan namun kita harus tetap dapat bersukacita. Kesengsaraan yang telah dialami oleh Kristus Yesus telah mengerjakan sesuatu yang luar biasa untuk rencana Allah yang besar.Hidup penuh syukur membangkitkan kuasa besar untuk menghadapi berbagai kesulitan hidup karena dengan bersyukur kita memperoleh kekuatan yang terus-menerus mengalir memberi hidup berkelimpahan.Hati yang bersyukur adalah tanda orang percaya (4:15) yang membangkitkan kuasa besar dalam kehidupan Kristen. Mengapa? Karena dengan selalu bersyukur kita memperoleh kekuatan yang terus-menerus mengalir, yang memberi hidup berkelimpahan. Seseorang yang hatinya penuh ucapan syukur berarti dia sedang menyaksikan bahwa hidupnya adalah hidup yang tidak berkekurangan. Ada orang yang secara luar hidupnya terlihat berkelebihan dibandingkan orang lain, namun ternyata memiliki hati yang selalu bersungut-sungut, selalu merasa kurang dengan hidupnya. Tetapi Paulus, meskipun hidup pas-pasan, bahkan kekurangan tetapi justru memperkaya dan menjadi berkat bagi banyak orang.Menjadi pengikut Kristus tidak selalu indah dan lancar. Ada begitu banyak tantangan, rintangan dan hambatan dalam hidup, pekerjaan dan pelayanan. Kemampuan mengucap syukur adalah satu kekuatan yang kita butuhkan untuk mengatasi semua rintangan ini. Mari kita memulai tahun yang baru ini dengan hati yang penuh bersyukur! 1 Tesalonika 5:18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."