seminar_potensi pasar manggis untuk pasar domestik supermarket)

45
1 BAB I PENDAHULUAN Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia. Tanaman ini mendapat julukan ratunya buah (queen of fruit) karena keistimewaan dan kelezatannya. Julukan lain untuk buah manggis adalah nectar of ambrosia, golden apple of hesperides , dan finest in the world (Departemen Pertanian, 2007). Manggis atau Mangosteen berasal dari Asia Tenggara. Pohon manggis hanya bisa tumbuh di hutan dan dataran tinggi tertentu yang beriklim tropis seperti di Indonesia, Filipina, Malaysia, Vietnam, Myanmar dan Thailand serta di Hawaii dan Australia Utara. Manggis juga dikenal sebagai tanaman buah budidaya. Manggis merupakan salah satu tanaman buah tropika yang tumbuhnya paling lambat, tetapi umurnya juga paling panjang. Membutuhkan 10-15 tahun untuk mulai berbuah dan tingginya bisa mencapai 10-30 meter (Jauhari N. F, 2009).

Upload: mustikadewi1

Post on 26-Jun-2015

744 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman buah asli

Indonesia. Tanaman ini mendapat julukan ratunya buah (queen of fruit) karena

keistimewaan dan kelezatannya. Julukan lain untuk buah manggis adalah nectar of

ambrosia, golden apple of hesperides, dan finest in the world (Departemen

Pertanian, 2007). Manggis atau Mangosteen berasal dari Asia Tenggara. Pohon

manggis hanya bisa tumbuh di hutan dan dataran tinggi tertentu yang beriklim

tropis seperti di Indonesia, Filipina, Malaysia, Vietnam, Myanmar dan Thailand

serta di Hawaii dan Australia Utara. Manggis juga dikenal sebagai tanaman buah

budidaya. Manggis merupakan salah satu tanaman buah tropika yang tumbuhnya

paling lambat, tetapi umurnya juga paling panjang. Membutuhkan 10-15 tahun

untuk mulai berbuah dan tingginya bisa mencapai 10-30 meter (Jauhari N. F,

2009).

Manggis secara alamiah baru berbuah setelah tanaman berumur lebih dari

10 tahun. Sementara di satu pihak petani pada umumnya berada dalam kondisi

ekonomi yang lemah, sehingga dalam usahataninya menghendaki tanaman yang

cepat menghasilkan untuk menunjang penerimaan rumah-tangga mereka. Untuk

mengatasi permasalahan teknis tersebut dilakukan upaya dengan dua model, yaitu

dengan model kebun campuran yang ditanam pada lahan-lahan yang dikuasai

masyarakat, dan/atau dengan membuat perkebunan manggis.

Page 2: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

2

Pusat penanaman manggis di Indonesia adalah Kalimantan Timur,

Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat,

Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara. Syafruddin (2009)

mengatakan ada 25 sentra manggis yang tersebar di Indonesia.

Potensi, peluang dan pengembangan tanaman manggis cukup cerah, baik

untuk memenuhi konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Peluang ekspor manggis

masih terbuka karena pasar buah-buahan termasuk manggis belum dibatasi oleh

kuota. Bahkan permintaan pasar dunia akan manggis belum terpenuhi.

Indonesia adalah salah satu negara tropis pensuplai manggis yang paling

digemari konsumen di pasar internasional. Pernyataan ini didukung oleh neraca

perdagangan yang cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Akan

tetapi, petani manggis di Indonesia belum dapat memenuhi permintaan pasar yang

luas baik di dalam maupun di luar negeri karena produksi manggis dalam negeri

menghadapi beberapa kendala teknis dan non-teknis, antara lain yaitu latar

belakang petani, budidaya manggis yang masih sederhana, penanganan produk

pascapanen dan diversifikasi produk olahan, cara penjualan produk, lemahnya

jaringan pemasaran dan kemitraan di tingkat petani. (Roni Kastaman, 2007).

Era globalisasi ditandai dengan semakin terbukanya perdagangan bebas

antar negara, termasuk di dalamnya buah-buahan. Permintaan pasar internasional

akan buah-buahan terutama manggis sangat dinamis dan selalu berubah-ubah

sesuai dengan permintaan konsumen. Dengan adanya kesepakatan perdagangan

antar negara dunia (WTO), yang saat ini diramaikan oleh China-ASEAN Free

Trade Agreement (CAFTA) sebagai regionalisasi perdagangan bebas,

Page 3: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

3

memberikan banyak peluang pasar bagi petani khususnya petani manggis di

Indonesia.

Program-program pemerintah saat ini cenderung menggalakkan ekspor bagi

setiap pemasaran komoditas dengan salah satu tujuannya untuk meningkatkan

devisa negara karena pasar internasional dinilai dapat memberikan peluang pasar

yang sangat luas dan keuntungan yang menjanjikan. Namun, hal ini tidak berarti

bahwa pasar modern dalam negeri tidak dapat memberikan keuntungan yang

setimpal. Termasuk dalam hal pemasaran buah-buahan terutama manggis sebagai

komoditas andalan untuk ekspor.

Mengekspor manggis adalah gagasan yang sangat bagus dalam hal

perolehan keuntungan bagi pelaku agribisnis manggis. Namun, saat ini ekspor

manggis ke pasar internasional mengalami berbagai hambatan terutama dalam

menghadapi pesaing ekspor yang lebih banyak menguasai pasar internasional di

berbagai negara. Thailand merupakan pesaing utama bagi negara-negara produsen

manggis termasuk Indonesia. (Roni Kastaman, 2007)

Di samping itu, prosedur ekspor yang mensyaratkan berbagai dokumen

penting meliputi perizinan, sertifikasi, kontrak, dll (Fruit Export Development

Centre, 2008) seringkali menjadi kendala bagi para pelaku agribisnis dalam

kelancaran usahanya. Misalnya buah manggis segar yang akan dipasarkan di

Jepang terlebih dahulu harus lulus pemeriksaan yang dilakukan oleh lembaga

sertifikasi yang berkompeten. Salah satunya yang berkantor pusat di Shibuya,

Tokyo. Pemeriksaan meliputi ada tidaknya kandungan pestisida dan bahan-bahan

kimia berbahaya lainnya yaitu Benzene hexachloride (BHC), Dichloro Diphenyl

Page 4: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

4

Trichloroethane (DDT), endrin, nitrofen, dan sebagainya. Contoh lainnya adalah

Australia sebagai salah satu negara importir manggis Indonesia. Untuk masuk

pasar Australia, persyaratan mutu dan keamanan pangannya demikian ketat,

terutama dikaitkan dengan ketentuan karantina produk agar terhindar dari hama

dan penyakit yang dikhawatirkan akan mengganggu sektor pertanian di Australia.

(Roni Kastaman, 2007)

Persentase manggis untuk ekspor masih kecil dibandingkan dengan total

produksi nasional yaitu sebesar 30%. Dengan kata lain, sebagian besar manggis

merupakan sisa ekspor yang kemudian dipasarkan dalam negeri. Baik di pasar

swalayan maupun pasar tradisional.

Keterbatasan produsen manggis dalam memenuhi standar produk pasar

internasional, tingkat konsumsi manggis dalam negeri, skala usaha manggis yang

masih kecil, rantai pasokan manggis yang panjang, perbedaan harga pokok

penjualan dalam dan luar negeri, dan perbedaan standardisasi produk supermarket

dan ekspor, merupakan beberapa fenomena yang dapat dijadikan indikator untuk

mengetahui besarnya potensial pasar manggis di supermarket dan berbagai

tantangannya bagi para pelaku agribisnis.

Pertumbuhan pasar modern yang pesat dewasa ini merupakan kesempatan

yang sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pasar pemasok buah-buahan segar

dengan kualifikasi produk tertentu bagi petani manggis. Studi literatur ini

dikhususkan pada pembahasan prospek pasar manggis dan berbagai tantangannya

di pasar lokal khususnya supermarket berdasarkan beberapa indikator di atas.

Page 5: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

5

BAB II

RUANG LINGKUP

Dalam laporan hasil penelitian Daniel Suryadarma, Adri Poesoro, Sri

Budiyati, Akhmadi dan Meuthia Rosfadhila (2007) dikemukakan bahwa

supermarket1 mulai merambah konsumen di Indonesia sejak tahun 1970-an.

Seiring perkembangan zaman, supermarket semakin dilirik sebagai tempat belanja

yang nyaman dan menarik sehingga pangsa pasarnya terus bertambah dan

mengakibatkan berkurangnya pangsa pasar tradisional ± 2 % setiap tahunnya.

Ditinjau dari besarnya pangsa pasar yang dicapai oleh supermarket tersebut

mengindikasikan bahwa supermarket merupakan salah satu pasar yang cukup

potensial bagi pemasaran komoditas manggis. Di samping itu, produk berkualitas

yang memenuhi standar ekspor hanya 30% dari total produksi nasional. Artinya,

sebanyak 70 % dari total produksi nasional manggis dipasarkan di dalam negeri

baik di pasar modern maupun pasar tradisional. Dari hasil penelitian Daniel

Suryadarma dkk. didapatkan informasi bahwa supermarket sebagai pasar modern

menyerap konsumen lebih banyak daripada pasar tradisional. Selain itu, manggis

dikatakan potensial untuk masuk ke supermarket karena grade product untuk

supermarket berbeda dari grade product untuk standar ekspor sehingga dapat

diasumsikan bahwa petani dapat memenuhi standar mutu produk yang lebih

mudah dibandingkan standar mutu ekspor. Tidak hanya itu, jaringan ekspor

manggis dan prosedurnya yang cukup rumit tidak jarang menyulitkan eksportir

1 Istilah “supermarket”dalam pembahasan ini digunakan sebagai terminologi yang mewakili semua segmen dari industri ritel modern.

Page 6: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

6

manggis dalam negeri. Kesulitan menembus dan menguasai pasar internasional

dengan harga tinggi yang disebabkan oleh lemahnya posisi jaringan ekspor

Indonesia merupakan salah satu alasan untuk mengarahkan para petani manggis

agar dapat memanfaatkan pangsa pasar yang cukup potensial di supermarket.

Akan tetapi ada beberapa hal yang menjadi catatan dan harus digarisbawahi.

Pertama, harga jual dalam negeri lebih rendah karena produk merupakan sisa

ekspor yang mutunya relatif kurang baik. Kedua, kebun manggis di Indonesia

tidak berkembang cepat secara komersial sehingga produksi sebenarnya masih

terbatas, sedangkan supermarket seperti industri yang menginginkan pasokan

produk yang kontinyu dan menetapkan standar kualitas meskipun dibawah standar

ekspor. Ketiga, belum diketahui pasti mengenai tingkat konsumsi dalam negeri

terhadap buah-buahan khususnya manggis. Keempat, saat ini volume produksi

terus bertambah seiring dengan perluasan sentra-sentra produksi sehingga suatu

saat diprediksikan manggis akan mengalami overproduct yang akan menyebabkan

harga manggis merosot tajam. Dengan demikian, tulisan ini dibuat untuk

mengetahui seberapa jauh prospek manggis di supermarket ditinjau dari segi

pertumbuhan supermarket, harga manggis, perkembangan produksi, dan pola

konsumsi lokal, serta tantangan apa saja yang harus dihadapi para petani manggis

dalam pemasaran manggis dalam negeri.

BAB III

PEMBAHASAN

Page 7: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

7

3.1 Keunggulan dan Prospek Manggis di Supermarket

3.1.1 Pertumbuhan Supermarket di Indonesia

Supermarket di Indonesia semuanya milik swasta dan izinnya

dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag).

Pemda umumnya tidak berwewenang untuk menolak izin yang dikeluarkan

oleh Pemerintah Pusat, meskipun beberapa pemda mensyaratkan agar

supermarket mengajukan izin lokal. (Daniel Suryadarma dkk., 2007: 11).

PricewaterhouseCoopers (dalam Daniel Suryadarma dkk., 2007:11)

mengatakan bahwa supermarket pertama di Indonesia dibuka pada 1970-an,

dan jumlahnya meningkat dengan pesat antara 1977 dan 1992—dengan rata-

rata pertumbuhan 85% setiap tahunnya. Hipermarket muncul pertama kali pada

1998, dengan pembukaan pusat belanja Carrefour dan Continent (yang

kemudian diambil alih oleh Carrefour) di Jakarta. Dari 1998 hingga 2003,

hipermarket bertumbuh rata-rata 27% per tahun, dari 8 menjadi 49 toko.

Kendati tidak mudah memastikan jumlah supermarket dan hypermarket di

seluruh Indonesia, sejak 2003, sekitar 200 supermarket dan hipermarket

merupakan milik dari 10 pemilik ritel terbesar.

Pertumbuhan supermarket dalam hal pangsa pasar juga mengesankan.

Laporan World Bank (2007) menunjukkan bahwa pada 1999 pasar modern

hanya meliputi 11% dari total pangsa pasar bahan pangan. Menjelang 2004,

jumlah tersebut meningkat tiga kali lipat menjadi 30%. Terkait dengan tingkat

penjualan, studi tersebut menemukan bahwa jumlah penjualan di supermarket

Page 8: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

8

bertumbuh rata-rata 15%, sementara penjualan di ritel tradisional menurun 2%

per tahun. Kecenderungan publik untuk berbelanja di pasar-pasar tradisional

telah mengalami penurunan rata-rata 2% per tahun. Meski pertumbuhan jumlah

supermarket di Indonesia terbilang pesat, penduduk yang tinggal di luar Jakarta

dan beberapa kota kecil lainnya di Jawa relatif belum tersentuh—86%

hipermarket berada di Jawa.

PricewaterhouseCoopers (dalam Daniel Suryadarma dkk., 2007:12-14)

menunjukkan besarnya pangsa pasar yang diserap oleh jaringan supermarket

yang dikelola oleh lima usaha ritel terbesar di Indonesia. Berdasarkan data

periode 2004/2005, berikut adalah ringkasannya sesuai urutan mulai dari yang

tertinggi hingga yang terendah. Tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Lima Usaha Ritel Terbesar di Indonesia

No

.

Nama

Ritel

Mulai

Operasi

(Tahun)

Pemilikan

Supermarket

Pemilikan

Hipermarket

Omzet

(Triliun)

1 Matahari 1958 37 17 7

2 Carrefour 1998 - 15 4,9

3 Hero 1970 99 40 3,8

4 Alfa 1989 35 35 3,3

5 Superindo 1997 38 - 0,985

*Data diolah

3.1.2 Diferensiasi Standar Mutu

1. Standar Mutu Ekspor Manggis

Page 9: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

9

Departemen Pertanian (2007) menjabarkan bahwa berdasarkan

Standar Codex STAN 204-1997, kriteria mutu buah manggis untuk

pasar internasonal adalah sebagai berikut:

1) Syarat minimum

(1) Utuh,

(2) Sepal harus lengkap dan segar,

(3) Penampakan buah segar, bentuk buah, warna dan rasa buah

sesuai varietas,

(4) Keadaan baik, tidak busuk/rusak, layak dikonsumsi,

(5) Bersih, bebas dari benda asing,

(6) Bebas dari segala bentuk kontaminasi pestisida dan benda

asing lainnya,

(7) Bebas dari penyakit getah kuning,

(8) Bebas dari kelembaban luar tidak normal, suhu udara ekstrim

keluar dari cold storage,

(9) Bebas dari kerusakan yang disebabkan oleh hama dan

penyakit,

(10)Bebas dari bau dan rasa asing,

(11)Buah bebas dari cacat,

(12)Setelah dibuka, daging buah tampak normal.

2) Pengkelasan manggis

(1) Kelas Ekstra

Page 10: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

10

Manggis pada kelas ini harus bermutu Super. Penampilan luar

harus berkarakter sesuai varietas dan/atau tipe komersial. Buah

harus bebas dari kerusakan tanpa pengecualian, kerusakan

sangat sedikit, tidak berpengaruh dari penampakan produksi

dan mutu buah di dalam kemasan.

(2) Kelas 1

Manggis pada kelas ini harus bermutu baik. Penampilan luar

harus berkarakter sesuai varietas dan/atau tipe komersial.

Kerusakan akibat kelalaian diperbolehkan asal tidak

berpengaruh dari penampakan produksi dan mutu buah di

dalam kemasan; kerusakan bentuk sedikit, kerusakan kulit dan

kelopak seperti memar, goresan atau mekanis lainnya sedikit.

Total kerusakan tidak lebih dari 10 %.

3) Persyaratan Ukuran Manggis

Ukuran buah ditentukan dari berat atau diameter melintang buah.

Ukuran buah manggis berdasarkan bentuk dan diameter tertera

pada Tabel 2.

Tabel 2. Standar Codex STAN 204-1997 Untuk Buah Manggis

Page 11: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

11

Kode Ukuran Bobot

(gram)

Diameter

(mm)

A 30-50 38-45

B 51-75 46-52

C 76-100 53-58

D 101-125 59-62

E >125 >62

Sumber: Departemen Pertanian, 2007.

2. Standar Mutu Manggis di Supermarket

Dalam rangka melindungi kepentingan konsumen serta

meningkatkan daya saing maka diperlukan dukungan kebijakan baik

dalam budidaya maupun produksi buah manggis. Salah satu

kebijakan tersebut adalah dengan penerapan standar buah manggis. Di

Indonesia, standar mutu buah manggis untuk supermarket dan pasar

modern lainnya dapat mengaju kepada Standar Nasional Indonesia

(SNI 01–3211-1992). Klasifikasi dan standar mutu manggis terdiri

atas 3 jenis mutu, yaitu mutu super, mutu I, dan mutu II. Dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Standar Buah Manggis Menurut SNI

Page 12: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

12

Jenis Uji Mutu Super Mutu I Mutu II

Keseragaman Seragam Seragam Seragam

Diameter >65 mm 55-65 mm <55 mm

Tingkat

Keseragaman

Segar Segar Segar

Warna kulit buah Hijau

kemerahan

sampai muda

mengkilat

Hijau

kemerahan

sampai merah

muda

mengkilat

Hijau

kemerahan

Buah yang cacat

atau busuk

0 0 0

Tangkai atau

Kelopak

Utuh Utuh Utuh

Kadar kotoran

(b/b)

0 0 0

Serangan yang

hidup atau mati

Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Warna daging

buah segar

Putih bersih

khas manggis

Putih bersih

khas manggis

Putih bersih

khas manggis

Sumber: Departemen Pertanian (2007)

Standar mutu supermarket lebih ringan dibandingkan standar mutu

ekspor yang demikian ketat. Standar mutu ekspor bervariasi sesuai

dengan ketetapan persyaratan mutu negara-negara tujuan ekspor.

3.1.3 Keistimewaan Manggis

Page 13: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

13

Sejarah mengenai asal-usul manggis demikian merebak dan

berkesimpulan sama. Di antara beberapa tulisan didapatkan bahwa:

“Asal-usul manggis diduga berasal dari Asia Tenggara, mungkin

dari Indonesia (Pulau Kalimantan). Tanaman manggis menyebar ke

timur sampai ke Papua Nugini dan Kepulauan Mindanau (Filipina),

dan ke utara melalui Semenanjung Malaysia menyebar terus ke

Thailand bagian selatan, Myanmar, Vietnam, dan Kamboja. Tanaman

manggis telah dikenal oleh para peneliti dari Barat sejak awal tahun

1631. Tanaman ini dijumpai tumbuh liar pada kisaran jenis tanah dan

lokasi yang cukup luas.” (Warid Ali Qosim, 2007)

Pemerintah melalui Departemen Pertanian telah menetapkan beberapa

komoditas pertanian secara nasional yang dijadikan sebagai unggulan nasional

dalam menunjang pendapatan negara dari sektor non migas. Penetapan

komoditas pertanian unggulan nasional tersebut didasarkan atas beberapa

kriteria yaitu promosi ekspor, substitusi impor, eksistensi kelembagaan

kemitraan usaha, kesesuaian dengan komoditas unggulan spesifik daerah. Dari

sekian banyak komoditas yang menjadi unggulan nasional, buah manggis juga

termasuk sebagai buah unggulan nasional. (Departemen Pertanian, 2007)

Buah manggis ini dijadikan buah unggulan nasional sehubungan dengan

keunikan yang terdapat di dalamnya (bentuk unik, manfaat yang diperoleh

daripadanya banyak), selain untuk konsumsi buah segar juga untuk bahan baku

industri farmasi, industri makanan dan industri lainnya. Dari sisi negara

produsen, buah manggis hingga saat ini masih dibudidayakan dan diekspor

Page 14: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

14

oleh beberapa negara tertentu saja sehingga potensi pasarnya masih terbuka

lebar. (Departemen Pertanian, 2007).

Buah manggis antara lain dapat diolah menjadi sirup, jus, permen dan

puree. Jus manggis bahkan dipercaya dapat digunakan sebagai minuman diet.

Namun teknologi pengolahan buah manggis belum banyak dikuasai oleh para

pelaku usaha pengolahan hortikultura. (Direktorat Jenderal Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian).

Nilai jual manggis sangat tinggi. Terbukti dengan harganya yang jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lainnya. Hal ini cukup

beralasan. Di samping alasan keunikan rasa dan tampilan buah, manggis

memiliki nilai jual tinggi karena memiliki berbagai keistimewaan, yaitu:

1. Ekspor Manggis segar potensial, namun lebih potensial lagi adalah produk

olahannya yang memiliki sifat dan kemampuan dalam menyembuhkan

berbagai penyakit, seperti yang dikemukakan oleh Dr Ralph Moss,

pengarang buku “Cancer Theraphy” dan Dr James Duke, peneliti senior di

Departemen Pertanian Amerika Serikat, bahwa jus manggis memiliki

tingkat anti-oksidan yang tinggi untuk membersihkan senyawa radikal bebas

dalam tubuh, berikut vitamin dan mineral serta 200 senyawa biologis

xanthones aktif yang secara alami merupakan anti depresi, anti diabetes, dan

dapat membunuh mikroba, virus, leukemia dan sel kanker.

2. Dari 138 sifat penyembuhannya, manggis berhasil menyembuhkan satu

spektrum penyakit Millenia ( ).

Page 15: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

15

3. Jus manggis menurut Dr Sam Walters (Sweney Assoc., 2006) memiliki skor

ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity) yang jauh lebih tinggi,

dibandingkan dengan jus buah-buahan lainnya, yaitu 170.000, dibandingkan

dengan Vit E oil (3472), apel granat (3037), blueberry (2400), Noni (1505)

dan rapsberry (1220), di mana makin tinggi skor ORAC (artinya, makin

banyak oxygen radikal yang dapat diserap oleh makanan), makin kebal

tubuh terhadap serangan penyakit apapun.

4. Para pengkonsumsi jus manggis menyatakan bahwa efek penyembuhan atas

berbagai penyakit yang mereka derita (misalnya, Poly Myalgia Rhuematica

-a form of arthritis- and carpal tunnel syndrome) berlangsung hanya

beberapa hari.

5. Hasil studi bebas (The Doctor Choice, 2004) menunjukan sedikitnya 34

gangguan kesehatan yang dapat dicegah dengan mengkonsumsi jus

manggis, yaitu: anti lesu, anti inflamasi, anti nyeri, anti mual, anti depresi,

anti takut, anti alzheimer, anti tumor & kanker, anti penuaan, antioxidan,

anti biotik, anti virus, anti jamur, anti keriput, anti lipid darah,

antiathrosclerosis, anti serangan jantung, anti tekanan darah rendah, anti

kegemukan, anti diabetes, anti osteoporosis, anti sakit gusi, anti arthritik,

anti alergi, anti batu ginjal, anti demam, anti parkinson, anti diare, anti sakit

syaraf, anti vertigo, anti glaucoma, anti katarak, dan anti gangguan system

tubuh.

6. Daging buah yang dikeringkan, daun, dan kulit pohon manggis umum

digunakan di seluruh Asia baik untuk pengobatan luar maupun dalam.

Page 16: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

16

Misalnya sebagai bedak, astringent, salep, jam dan teh. Buah ini digunakan

untuk mengatasi: penyakit kulit, termasuk eksim, gonorrhea; gleet; diarrhea

pada orang dewasa dan anak-anak. Penyakit saluran kemih, seperti cystitis;

menstrual irregularity; thrush; dan luka bekas khitan. Ekstrak dari daging

buahnya yang disebut "amibiasine" dapat menyembuhkan disentri. Sedang

di dunia barat, manggis diyakini dapat menyembuh segala penyakit mulai

dari depresi, Parkinson, kanker, sakit gigi sampai jantung.

7. Produk olahan manggis berupa berbagai jus manggis yang dipasarkan dalam

berbagai merek dagang dalam kemasan yang menampilkan cita-rasa sedikit

masam tapi manis segar disukai oleh konsumen. Sedang dari daging kulit

buahnya (pericarp) terdapat senyawa biologis aktif – diidentifikasi sebagai

xanthones, yang memiliki sifat menyembuhkan berbagai penyakit, memiliki

kemampuan sebagai anti Oxidan yang 100 kali lebih kuat daripada vitamin

A, C dan E. Hasil penelitian menunjukan bahwa buah ini mengandung

komponen anti inflamatori yang potensial, inhibitor cox-2 dan sejumlah

vitamin, mineral serta anti-oksidan yang dapat mencegah pembekuan darah,

menurunkan kadar kolesterol darah dan membantu fungsi jantung.

8. Secara alami, di dalam buah manggis itu sendiri terdapat berbagai jenis

xanthones yang menghambat efek negatif radikal bebas di dalam tubuh,

sehingga mengkonsumsi 2-3 ons buah ini setiap hari dapat menjamin

kondisi tubuh yang prima.

Page 17: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

17

3.2 Tantangan Manggis Ke Supermarket

Permasalahan yang masih dijumpai dalam agribisnis manggis ini antara

lain terkait masalah budidaya, manajemen kebun, pascapanen dan sistem

pemasaran, sebagaimana pada Gambar 1.

Sumber: Roni Kastaman, 2007

Gambar 1. Permasalahan dalam Agribisnis Manggis Saat Ini

3.2.1 Rantai Pasokan Manggis

Dalam kaidah pemasaran modern saat ini unsur rantai pasokan hingga

jaringan distribusi dan pemasaran menjadi kata kunci keberhasilan. tanaman

manggis mempunyai peluang yang cukup baik untuk dikembangkan.Namun

dalam pengembangannya masih dijumpai kendala terutama fluktuasi harga

Page 18: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

18

yang cukup tajam. Pada umumnya petani tidak memasarkan hasil panennya ke

pedagang besar atau pasar umum akan tetapi petani menjual hasil panennya

secara tebasan kapada tengkulak, sehingga diperoleh gambaran mata-rantai

penjualan di daerah sentra sebagai berikut :

1. Pasar Ekspor

PETANI TENGKULAK BANDAR PEMASOK

EKSPORTIR

2. Pasar Lokal

PETANI TENGKULAK PASAR LOKAL

Sumber : Roni Kastaman, 2007

Gambar 2. Rantai Pemasaran Manggis di Pasar Lokal dan

Internasional

Rantai pemasaran dimulai dari petani menjual kemudian dibeli oleh

tangkulak dan dijual kepada pedagang/pengumpul kemudian dibawa keluar

kota atau ke luar negeri. Harga manggis di tingkat petani manggis berkisar Rp.

3000 – Rp. 4000 per kilogram yang dijual pada pengumpul, namun pada

umumnya petani manggis menjual hasil panennya dengan sistem tebas pada

para tengkulak. Dalam hal ini para tengkulak yang ada tidak dapat

dipersalahkan sepenuhnya, karena hal ini menyangkut kemudahan para

tengkulak menyediakan modal dan dana bagi kebutuhan petani manggis yang

dapat dicairkan setiap saat dengan jaminan berupa hasil panen yang nantinya

akan menjadi milik tengkulak. Manggis yang dijual dengan sistem tebas

Page 19: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

19

dihargai tanpa berdasarkan kualitas namun berdasarkan perkiraan kasat mata

ketika tanaman manggis mulai berbunga. Harga yang didapatkan petani terasa

besar karena seketika itu juga petani dapatkan, meskipun potensi hasil panen

manggis jauh lebih besar daripada perkiraan. Sedangkan pada musim kemarau

hanya mencapai 40-90 ton per bulan.

Sementara itu jika harga buah manggis dikelompokkan pada masing-

masing tingkat pelaku usaha manggis, maka akan didapatkan informasi harga

sbb:

- Harga Petani Rp. 2.500,-/kg sebelum grading

- Harga Tengkulak Rp. 3.500,- sebelum grading

- Harga Bandar Rp. 6.000,-/kg kelas Super

- Hasil grading Rp. 2.000,-/kg kelas BS

- Harga Supplier Rp. 8.500,-/kg (kelas Super), Rp.3.000,-/kg (BS)

- Harga Eksportir Rp. 27.500,- di Negara tujuan dalam packing.

3.2.2 Harga Lokal yang Rendah

Harga buah manggis untuk pasar ekspor jauh lebih tinggi dibanding harga

di pasar lokal, sekitar 5-8 kali. Namun demikian, persyaratan mutu buah

manggis dari negara-negara pengimpor sangat tinggi sehingga banyak buah

manggis yang tidak memenuhi syarat untuk diekspor (Balai Besar

Pengembangan Mekanisasi Pertanian).

Berdasarkan informasi harga sesuai tingkat pelaku usaha manggis

tersebut di atas, terbukti bahwa harga ekspor dapat mencapai hampir 4 kali

Page 20: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

20

lipat harga lokal. Menjelang hari raya Imlek biasanya permintaan ekspor buah

manggis ke China meningkat. Meskipun hari raya Imlek masih beberapa bulan

ke depan namun harga manggis saat Imlek ini sudah mulai merangkak naik.

(Adithya Ramadhan, 2008).

Tahun 2008 harga manggis kualitas ekspor di sentra manggis Kabupaten

Tasikmalaya di Kecamatan Puspahiang seharga Rp 12.000-Rp 14.000 per

kilogram. Mendekati hari-H Imlek, harga manggis bisa mencapai Rp 35.000

per kilogram. (Adithya Ramadhan, 2008).

Menurut salah satu Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di sentra

manggis kabupaten Tasikmalaya, permintaan saat Imlek tidak terbatas.

Artinya, karena tingginya permintaan eksportir relatif tidak terlalu ketat

menerapkan persyaratan kualitas ekspor. Sehingga hampir 80 persen manggis

dari sentra manggis di Tasikmalaya diekspor ke China, Hongkong, dan

Singapura. (Adithya Ramadhan, 2008).

3.2.3 Pengembangan Produksi Manggis yang Lambat Secara Komersil

Hambatan lain dalam pengembangan komoditi manggis ini ialah

kemampuan produksi manggis hanya dapat dilakukan satu tahun sekali.

Sehingga manggis menjadi sumber pendapatan yang tidak utama bagi petani,

namun dapat menjadi pendapatan yang cukup besar ketika panen tiba,

sementara ketika tanaman manggis tidak berbuah petani harus mengandalkan

pada komoditas lain. Untuk menjembatani waktu panen dengan waktu panen

berikutnya sangat diperlukan kegiatan lain yang dapat menjamin kelangsungan

Page 21: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

21

hidup para petani terutama pada pemenuhan kebutuhan mendasar (basic

neeeds) petani.

Buah manggis saat ini mayoritas masih dikonsumsi dalam bentuk segar.

Belum banyak teknologi pengolahan buah manggis yang dikembangkan di

Indonesia baik oleh Balai Litbang, ataupun peneliti lainnya. Pengembangan

manggis lebih difokuskan pada peningkatan produksi dan peningkatan mutu

buah manggis segar. (Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2006).

Tingkat mutu dan kualitas buah manggis selama ini belum tercapai

optimal. Keseragaman ukuran dan tingkat kematangan buah masih sulit

dicapai. Tingkat kematangan sangat berpengaruh terhadap mutu dan daya

simpan manggis. Buah dipanen setelah berumur 104 hari sejak bunga mekar

(SBM). Pemanenan dilakukan dengan cara memetik/memotong pangkal

tangkai buah dengan alat bantu pisau tajam. Untuk mencapai buah di tempat

yang tinggi dapat digunakan tangga bertingkat dari kayu/galah yang dilengkapi

pisau dan keranjang di ujungnya. Pemanjatan seringkali diperlukan karena

manggis adalah pohon hutan yang umurnya dapat lebih dari 25 tahun.

(Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian).

Saptana dkk. (dalam Roni Kastaman, 2007: 7) mengemukakan bahwa

walaupun manggis ini sebagai buah unggulan nasional akan tetapi dalam

kenyataannya masih terkendala dalam pengembangannya. Hasil evaluasi

pengembangan agribisnis hortikultura di Kawasan sentra komoditas

hortikultura nasional menunjukkan bahwa ternyata masih dijumpai beberapa

kendala seperti :

Page 22: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

22

1. Produktivitas dan kualitas belum optimal;

2. Kehilangan hasil dalam penanganan pascapanen tinggi;

3. Kerusakan selama distribusi dan pemasaran cukup tinggi;

4. Penekanan masih pada on-farm;

5. Berbagai infrastruktur pemasaran (Cold Storage, STA, Pasar Lelang)

yang dibangun belum dapat dioperasionalkan secara optimal; dan

6. Masih lemahnya kelembagaan kemitraan usaha yang terbangun.

3.2.4 Ketidakpastian Tingkat Konsumsi Lokal

Roni Kastaman (2007) menunjukkan gambaran umumnya adalah

sebagaimana diuraikan pada bahasan berikut.

1. Tanggapan positif dari Konsumen, baik dalam lingkup domestik

(lokal) maupun global (manca negara) tentang komoditas manggis

1) banyak tanggapan positif dari konsumen, terutama konsumen Luar

Negeri, baik atas produk segar maupun produk olahan yang

berkaitan dengan sifat dan kemampuan penyembuhan & terapi

berbagai penyakit (xanthones, anti-oksidan, anti-inflamatori, dsb);

2) rasa buah yang sesuai dan disukai oleh konsumen Luar Negeri,

sehingga disebut sebagai queen of fruits (segar manis sedikit

asam);

3) tampilan (bentuk, warna buah dan tekstur daging buah) manggis

yang eksotik menarik;

Page 23: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

23

4) kulit, daun, batang manggis sebagai bahan baku untuk zat pewarna,

kosmetik, ramuan jamu;

5) bila memungkinkan konsumen ingin menikmati manggis dalam

waktu tidak secara musiman, baik dalam bentuk segar maupun

produk olahannya. Bahkan produk olahan manggis di luar negeri

lebih banyak dikonsumsi dalam bentuk minuman maupun kapsul

atau obat-obatan dan bahan baku farmasi lainnya.

2. Respon Negatif dari Konsumen manggis

1) konsumen, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, langsung

menolak produk segar yang bergetah, kulit keras, tidak

mengkilat/cacat, tidak memenuhi ukuran kriteria SPS (sanitary &

Phytosanitary), WTO, eco-labelling, ISO;

2) efek samping mengkonsumsi manggis buah segar (rasa pahit

dilidah, gangguan pencernaan/asam perut, buah kadaluarsa, dsb);

3) kemasan buah segar/produk olahan yang tidak/kurang higienis.

Dari segi pemasaran, pasar manggis pada saat ini menunjukan permintaan

yang relatif besar daripada penawarannya, hal ini berlaku untuk pasar di dalam

negeri maupun pasar ekspor. Hal ini tercermin dari harga buah manggis yang

jauh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan harga buah-buahan lainnya.

(Roni Kastaman, 2007).

Segmen pasar buah manggis di dalam negeri berasal dari golongan

ekonomi menengah ke atas. Namun demikian karena diberlakukan tingkatan

mutu kualitas, dari yang paling baik sampai pada mutu yang paling rendah,

Page 24: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

24

segmen pasar konsumen buah manggis dapat menjangkau semua lapisan

masyarakat. Sasaran konsumen menyebar sesuai dengan strata mutu hasil

sortasi. (Roni Kastaman, 2007).

Akan tetapi, sebagian besar masyarakat belum memiliki kesadaran akan

pentingnya pola hidup sehat melalui konsumsi buah-buahan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa permintaan dalam negeri jauh lebih rendah dibandingkan

dengan permintaan masyarakat luar negeri yang memiliki pola hidup sehat dan

sumber penghasilan yang lebih tinggi.

3.2.5 Potensi Overproduct

Pohon manggis di Indonesia pada umumnya dipanen pada bulan

November sampai Maret tahun berikutnya. Produksi panen pertama hanya 5-10

buah/pohon, kedua rata-rata 30 buah/pohon, selanjutnya 600-1.000 buah/pohon

sesuai dengan umur pohon. Pada puncak produksi, tanaman yang dipelihara

intensif dapat menghasilkan 3.000 buah/pohon dengan rata-rata 2.000

buah/pohon. Produksi satu hektar (100 tanaman) dapat mencapai 200.000 butir

atau sekitar 20 ton buah. (Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian).

Pusat penanaman pohon manggis tersebar hampir di seluruh wilayah

Indonesia, diantaranya terbesar di Jawa Barat (2.601 Ha), tersebar diantaranya

di Jasinga, Ciamis dan Wanayasa, diikuti Sumatera Barat (890 Ha), Jawa

Timur (671 Ha), Sumatera Utara (657 Ha), Riau (619 Ha), Jambi (464 Ha),

Bangka Belitung (359 Ha), Sumatera Selatan (289 Ha), Kalimantan Barat (108

Page 25: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

25

Ha), Kalimantan Tengah (110 Ha), dan Sulawesi Utara (92 Ha) seperti terlihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Manggis tahun 2003

    M A N G G I SNO PROPINSI L. PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI

    (HA) (TON/HA) (TON) 1.  Nanggroe Aceh D. 226 4,68 1.058 2.  Sumatera Utara 657 11,40 7.489 3.  Sumaterta Barat 890 9,83 8.746 4.  R i a u 619 4,32 2.672 5.  J a m b i 464 9,23 4.285 6.  Sumatera Selatan 289 13,96 4.033 7.  Bengkulu 88 5,77 508 8.  Lampung 123 5,06 622 9.  Bangka Belitung 359 3,23 1.161   SUMATERA 3.715 8,23 30.574 10.  DKI Jakarta - - - 11.  Jawa Barat 2.601 10,75 27.967 12.  Jawa Tengah 550 5,60 3.078 13.  D I. Yogya 263 8,20 2.157 14.  Jawa Timur 671 7,57 5.080 15.  Banten 625 6,70 4.189   J A W A 4.710 9,02 42.471

 16.  B a l i 303 6,19 1.877 17.  N.T.B. 80 2,53 202 18.  N. T. T 0,1 10,00 1   BALI  &  N. T. 383 5,43 2.080

 19.  Kalimantan Barat 108 6,09 658 20.  Kalimantan Tengah 110 5,95 654 21.  Kalimantan Selatan 39 9,87 385 22.  Kalimantan Timur 31 8,13 252   KALIMANTAN 288 6,77 1.949 23.  Sulawesi Utara 92 9,95 915 24.  Sulawesi Tengah 36 5,00 180 25.  Sulawesi Selatan 35 6,86 240 26.  Sulawesi Tenggara - - - 27.  Gorontalo 37 2,78 103   SULAWESI 200 7,19 1.438 28.  Maluku - - - 29.  Maluku Utara 57 9,82 560 30.  Papua 1 1,00 1   MALUKU & PAPUA 58 9,67 561   LUAR JAWA 4.644 7,88 36.602   INDONESIA 9.354 8,45 79.073

Sumber : Ditjen Bina Produksi Hortikultura, 2003

Dengan alasan bahwa prospek manggis Indonesia sangat cerah serta

berbagai alasan lainnya, saat ini upaya peningkatan produksi melalui perluasan

Page 26: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

26

sentra produksi manggis sedang gencar dilaksanakan. Dengan demikian,

volume produksi akan terus mengalami peningkatan sehingga timbul suatu

prediksi bahwa manggis akan mengalami overproduct. Jika volume manggis

ini melebihi jumlah permintaan konsumen dunia, sesuai prediksi tersebut, maka

akan menurunkan harga manggis secara drastis.

Page 27: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

27

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.1.1 Di saat kondisi petani yang kurang berdaya saing dalam standar mutu

ekspor yang ketat, supermarket merupakan pilihan yang tepat sebagai

pasar manggis dalam negeri karena beberapa alasan, yaitu; pangsa

pasar supermarket terus mengalami peningkatan setiap tahun, standar

mutu supermarket lebih mudah dipenuhi oleh petani manggis dan

keistimewaan manggis yang memberikan prospek cerah.

4.1.2 Masih banyak kendala baik teknis maupun non-teknis yang harus

dihadapi oleh peminat dan para pelaku agribisnis manggis.

4.2 Saran

4.2.1 Untuk mengantisipasi harga yang rendah, manggis dapat ditawarkan

dalam bentuk produk olahan yang memiliki khasiat banyak dan nilai jual

yang lebih tinggi.

4.2.2 Berpijak pada kenyataan tersebut, upaya-upaya pengembangan manggis

ke depan harus dilakukan lebih intensif dan lebih baik lagi baik di sektor

hulu maupun hilirnya.

4.2.3 Secara umum diperlukan koordinasi dan sinergi antar stakeholder

permanggisan di Indonesia baik dalam kebersamaan teknis maupun

ekonomi.

Page 28: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

28

DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. 2006. Alat Pemetik Buah Manggis Tipe Teleskopik. Tangerang: Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.

Direktorat Budidaya Tanaman Buah. 2007. Profil Manggis di Indonesia. Jakarta: Departemen Pertanian.

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. “Road Map Pengembangan Agroindustri Manggis”.

Fruit Export Development Centre. 2008. Ekspor Buah ke Eropa. Tangerang : FEDC.

”Harga Manggis di Jambi Terdongkrak Oleh Kehadiran Perusahaan”. Melalui <http://www.kapanlagi.com/h/0000224873.html> [20/04/10]

Jauhari N. F. 2009. “Sejarah Singkat Manggis”. Melalui <http://xamthonesehat.blogspot.com/2009/12/sejarah-singkat-manggis.html> [24/04/10]

”Keistimewaan Manggis Indonesia”. Melalui <http://id.voi.co.id/fitur/voi-pesona-indonesia/1298-keistimewaan-manggis-indonesia-.html> [20/04/10]

“Kenalilah Organisme Pengganggu Tanaman Manggis”. Melalui <http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr282066.pdf> [20/04/10]

“Manggis Asal Sumut Harganya Sampai 15 Pounsterling per Buah di London”. Melalui <http://hariansib.com/?p=114383 > [20/04/10]

Qosim, Warid Ali. 2007. “Sejarah, Penyebaran, dan Botani Tanaman Manggis”. Melalui <http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/21/sejarah-penyebaran-dan-botani-tanaman-manggis/> [20/04/10]

Ramadhan, Adithya. 2008. “Jelang Imlek Permintaan Manggis Meningkat”. Melalui <http://m.kompas.com/news/read/data/2008.11.16.19552038> [20/04/10]

Roni Kastaman. 2007. Analisis Sistem & Strategi Pengembangan Futuristik Pasar Komoditas Manggis Indonesia. Penelitian Lab. Sistem & Manajemen Keteknikan Pertanian. Universitas Padjadjaran.

Saptana, Endang L. Hastuti, Kurnia Suci Indraningsih, Ashari, Supena Friyatno Sunarsih Valeriana Darwis. 2005. Laporan Akhir Pengembangan Model

Page 29: SEMINAR_Potensi Pasar Manggis Untuk Pasar Domestik Supermarket)

29

Kelembagaan Kemitraan Usaha Yang Berdayasaing Di Kawasan Sentra Produksi Hortikultura. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sosial Ekonomi Petanian Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Suryadarma, Daniel. dkk. 2007. Dampak Supermarket terhadap Pasar dan Pedagang Ritel Tradisional di Daerah Perkotaan di Indonesia. Lembaga Peneliti SMERU.

Syafruddin. 2009. “25 Daerah Sentra Manggis”. Tabloid Sinar Tani, 1 April.

World Bank. 2007. Horticultural Producers and Supermarket Development in Indonesia. Jakarta: World Bank.