repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/2389/1/makalah seminar di padang.docx  ·...

15
PENGARUH ASAP CAIR YANG DIBUAT DARI TIGA JENIS KAYU TERHADAP PEMBEKUAN LATEKS CAIR DAN MUTU RIBBED SMOKED SHEET (RSS) Oleh : Tamrin, Achmad Fiqri Aulia dan Prayoga Jurusan Teknik Pertanian Unila, Jl. Sumantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung, Indonesia. [email protected] Abstraks Harga lateks pada saat ini msiah rendah, sehingga petani kesulitan untuk mengadakan zat pembeku lateks. Asap cair merupakan koagulan lateks yang dapat digunakan untuk pembekuan lateks cair. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh asap cair yang terbuat dari tiga jenis kayu terhadap mutu lateks beku dan muru RSS. Kayu karet, melinjo dan akasia digunakan sebagai bahan baku asap cair. Asap cair dengah kosentrasi asam asetat 4, 8 dan 12% digunakan untuk membekukan lateks cair. Mutu lateks beku dan RSS yang dibekukan dengan asap cair diamati. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis kayu tidak mempengaruhi lama lateks beku, rendemen lateks, kandungan kotoran, kandungan jamur RSS, dan kandungan gelembung RSS. Jenis kayu berpengaruh terhadap kandungan asam asetat didalam asap cair. Konsentrasi asap cair dapat mempengaruhi mutu lateks beku, semakin tinggi kosentrasi asap cair maka semakin cepat lateks beku dan semakin tinggi mutu RSS yang dihasilkan. Konsentrasi asap cair 8 -12 % dapat membekukan lateks selama 94 -197 menit dan mutu RSS tingkat I. Key word : Lateks , jebis kayu, asap cair, konsentrasi dan mutu I. PENDAHULUAN Harga lateks pada tingkat petani masih rendah Juni 1917, yaitu Rp 4000. Pada bulan September 2016 ada kecendrungan harga menaik yaitu Rp 4500/kg –

Upload: duongnhu

Post on 03-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/2389/1/Makalah seminar di padang.docx  · Web viewKey word : Lateks , jebis kayu, asap cair, konsentrasi dan mutu ... bahwa

PENGARUH ASAP CAIR YANG DIBUAT DARI TIGA JENIS KAYU TERHADAP PEMBEKUAN LATEKS CAIR DAN MUTU RIBBED SMOKED SHEET (RSS)

Oleh : Tamrin, Achmad Fiqri Aulia dan Prayoga

Jurusan Teknik Pertanian Unila, Jl. Sumantri Brodjonegoro No. 1Bandar Lampung, Indonesia. [email protected]

Abstraks

Harga lateks pada saat ini msiah rendah, sehingga petani kesulitan untuk mengadakan zat pembeku lateks. Asap cair merupakan koagulan lateks yang dapat digunakan untuk pembekuan lateks cair. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh asap cair yang terbuat dari tiga jenis kayu terhadap mutu lateks beku dan muru RSS. Kayu karet, melinjo dan akasia digunakan sebagai bahan baku asap cair. Asap cair dengah kosentrasi asam asetat 4, 8 dan 12% digunakan untuk membekukan lateks cair. Mutu lateks beku dan RSS yang dibekukan dengan asap cair diamati. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis kayu tidak mempengaruhi lama lateks beku, rendemen lateks, kandungan kotoran, kandungan jamur RSS, dan kandungan gelembung RSS. Jenis kayu berpengaruh terhadap kandungan asam asetat didalam asap cair. Konsentrasi asap cair dapat mempengaruhi mutu lateks beku, semakin tinggi kosentrasi asap cair maka semakin cepat lateks beku dan semakin tinggi mutu RSS yang dihasilkan. Konsentrasi asap cair 8 -12 % dapat membekukan lateks selama 94 -197 menit dan mutu RSS tingkat I.

Key word : Lateks , jebis kayu, asap cair, konsentrasi dan mutu

I. PENDAHULUAN

Harga lateks pada tingkat petani masih rendah Juni 1917, yaitu Rp 4000. Pada bulan September 2016 ada kecendrungan harga menaik yaitu Rp 4500/kg – tetapi harga ini belum membuat petani untung, karena harga lateks masih dibawah harga normal Pada saat harga karet murah mem-buat petani karet kesulitan untuk membeli asam asetat sebagai bahan kimia pembeku karet. Sekarang petani berusaha untuk mencari bahan alternatif untuk membeku-kan lateks yang dapat dibuat sendiri oleh petani. Bahan pembeku lateks yang dimaksud adalah asap cair yang dapat dibuat dari bahan kayu. Asap cair juga dapat dibuat dari kayu karet yang banyak ditanam oleh petani karet.

Asap cair merupakan suatu proses piro-lisis yaitu proses pemanasan bahan kayu didalam ruang tertutup dengan kandungan oksigen yang rendah. Pemanasan kayu ini menghasilkan asap. Asap disalurkan pada pipa yang didinginkan dengan air pen-dingin. Asap yang melewati pipa yang didinginkan oleh air pendingin akan mencair. Asap yang terkondensasi menjadi cair dinamakan asap cair. Bahan baku untuk membuat asap cair dari bermacam-macam jenis kayu. Kayu karet banyak digunakan oleh petani karet untuk membuat asap cair, karena kayu karet tua merupakan biomassa yang kan-dungan lignoselulosa tinggi. Lignoselu-losa mengandung komponen penyusun utama meliputi Heloselulosa , Selulosa , Hemiselulosa , Lignin , dan Ekstraktif , (Boerhendhy, 2006). Disamping itu petani

Page 2: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/2389/1/Makalah seminar di padang.docx  · Web viewKey word : Lateks , jebis kayu, asap cair, konsentrasi dan mutu ... bahwa

memilih kayu yang banyak disekitar mereka, untuk mengurang biaya dalam pembuatan asap cair. Kegunaan asap bermacam-macam, diantaranya asap cair dapat digunakan sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional asap cair seperti anti jamur, antibakteri, antioksidan, dan dapat mem-perbaiki kualitas produk karet yang dihasilkan (Yunus, 2011). Pembuatan asap cair dapat juga dilaku-kan dari limbah hasil pengolahan kayu yaitu serbut gergaji. Serbuk gergaji dima-sukan kedalam reaktor, kemudian reaktor dipanaskan sehingga menghasilkan asap. Asap ini dikondensasi sehingga mengha-silkan asap cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tiga jenis kayu dan konsentrasi asap cair terhadap mutu lateks beku dan mutu RSS yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeta-hui pengaruh jenis kayu terhadap mutu asap cair, dan mengetahui pengaruh kon-sentrasi asap cair berbagai jenis kayu ter-hadap pembekuan lateks dan mutu RSS-nya.

II. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2016. Penelitiandilakukan di Laboratorium Rekayasa Bio-proses Pasca Panen Jurusan Teknik Perta-nian Fakultas Pertanian Universitas Lam-pung. Penelitian ini menggunakan dua perlakuan yaitu jenis kayu (kayu karet, kayu melinjo dan kayu akasia) dan kon-sentrasi asam asetat didalam asap cair. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu a) membuat asap cair dari kayu karet, kayu akasia dan kayu melinjo. Kemudian membekukan lateks cair dengan menggu-nakan asap cair dengan konsentrasi asam asetat didalam asap cair 4, 8 dan 12 %. Konsentrasi lateks diencerkan sampai kadar karet kering menjadi 18%. Pemberian asap cair dengan perban-dingan 131 ml per kg berat kering lateks cair. Lateks yang telah beku digiling

dengan mesin penggiling dengan ketebalan lebih kurang 2-3 mm. Selan-jutnya lateks dikeringkan dengan cara mengasapkannya. Pengamatan yang dilakukan adalah lama lateks beku, rendemen lateks, kandungan kotoran, kandungan jamur RSS, dan kandungan gelembung RSS.

III . HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Asap Cair

Pembuatan Asap cair dengan meng-gunakan kayu karet, kayu akasia dan kayu melinjo yang sudah tua atau yang sudah tidak produktif. Bagian kayu yang digu-nakan adalah batang pada bagian cabang. karena cabang memiliki diameter lebih kecil dan tingkat kekerasannya lebih rendah. Pemanfaatannya kayu ini bagi petani sangat terbatas seperti kayu bakar dan bahan baku pembuatan arang. Kayu karet, akasia dan melinjo yang dipirolisis masing-masing sebanyak 5 kg. Asap cair yang didapat dari kayu karet, kayu akasia, dan kayu melinjo masing-masing sebanyak 3500 , 3600 , dan 3800 ml. Disamping perbedaan dari segi volume asap cair, perbedaan juga terjadi pada komposisi asap cair yang dihasilkan. Menurut Girard, (1992) bahwa secara kuantitatif. komposisi asap dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya jenis kayu, kadar air kayu dan suhu pirolisis yang digunakan. Asap cair hasil pirolisis merupakan penguraian yang tidak teratur dari bahan-bahan organik yang disebabkan oleh adanya pemanasan tanpa berhubungan dengan udara luar (Wijaya dkk, 2008). Asap cair hasil pirolisis ini mengandung bermacam jenis zat. Menurut Towaha, dkk (2013), bahwa komposisi senyawa utama asap cair adalah air 11-92%, phenol 0,2-2,9%, asam 2,8-9,5%, karbonil 2,6- 4,0%, dan tar 1-7%. Kepekatan asap cair dapat dilihat secara visual dari warna dan aromanya. Semakin gelap warna asap cair dan semakin tajam aromanya maka kon-

Page 3: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/2389/1/Makalah seminar di padang.docx  · Web viewKey word : Lateks , jebis kayu, asap cair, konsentrasi dan mutu ... bahwa

sentrasi zat yang ada didalam asap cair tersebut semakin pekat.

B. Konsentrasi Asam dan pH (Derajat

Keasaman)

Asap cair hasil pirolisis dari kayu karet, kayu akasia dan kayu melinjo dilakukan pengukuran terhadap kandungan asam asetatnya. Hasil pengukuran asam asetat dan pH (derajat keasaman) asap cair dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Asam asetat dan pH Asap Cair

Jenis kayuKandungan asam

asetat (%) pHKayu karet 12,96 3,0Kayu akasia 7,44 3,4Kayu melinjo 4,68 3,7

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa setiap jenis kayu memiliki kandungan asam asetat yang berbeda-beda. Hal terse-but dikarenakan perbedaan pada kandung-an hemiselulosa, selulosa dan lignin masing-masing kayu. Menurut Sucahyo (2010) bahwa Hemiselulosa merupakan komponen kayu yang mengalami pirolisis lebih awal dan menghasilkan fural, furan, asam asetat dan homolognya. Pirolisis dari pentosan membentuk furfural, fural dan turunannya beserta suatu seri yang panjang dari asam karboksilat. Bersama-sama dengan selulosa, pirolisis heksosan membentuk asam asetat dan homolognya. Dekomposisi hemiselulosa terjadi pada suhu 200-250 oC. Fenol dihasilkan dari dekomposisi lignin yang terjadi pada suhu 300 oC dan berakhir pada suhu 400 oC. Proses selanjutnya yaitu pirolisis selulosa menghasilkan senyawa asam asetat dan senyawa karbonil seperti asetaldehid, glikosal dan akreolin. Pirolisa lignin akan menghasilkan senyawa fenol, gualikol, siringol bersama dengan homolog dan derivatnya.C. Aplikasi Asap Cair Dalam

Pembekuan Lateks

Asap cair kayu karet, akasia, dan melinjo dalam penelitian ini telah mengalami proses pengendapan selama 14 hari hingga didapati warna asap cair yang berwarna kuning agak coklat terang. Asap cair juga diuji kandungan asam asetat dan pH.Tahap awal pada proses pembekuan lateks yaitu pengumpulan bahan dasar yaitu lateks segar dan penentuan KKK. Hal ini untuk mengetahui jumlah air yang akan dibutuhkan untuk melakukan pengen-ceran lateks. Komposisi kimia lateks segar secara garis besar adalah 25-40% karet dan 60-75% merupakan bahan bukan karet. Kandungan bukan karet ini selain air adalah protein (globulin dan havein), kar-bohidrat (sukrosa, glukosa, galaktosa dan fruktosa), lipida (gliserida, sterol, dan fos-folipida). Komposisi ini bervariasi tergan-tung pada jenis tanaman, umur tanaman, musim, sistem deres dan penggunaan stimulan. (Triwijoso dan Siswantoro. 1989 dan Setyamidjaja, 1983). Lateks segar mengandung KKK lebih besar dari 18%. Agar penyebaran bahan pembeku merata didalam lateks, maka lateks harus diencer menjadi kadar KKK 18% dan dimasukkan kedalam wadah. Lateks diberikan koagulan asap cair sesuai konsentrasi yang telah ditetapkan . setelah beberapa lama lateks akan beku sesuai de-ngan tingkat konsentrasi asam asetat yang diberikan. Volume pemberian asam asetat pada lateks dapat dilihat pada Tabel 2 dengan konsentrasi asam asetat dari asap cair seperti pada Tabel 1 .

Tabel 2.Volume penggunaan asam asetat setiap 1 liter lateks kosentrasi KKK 18 % (ml)

Jenis kayuKonsentrasi

4% 8% 12%Karet 7,7 15,4 22,5

Akasia 13,5 26,4 39,2Melinjo 20,6 41,8 62,4

Page 4: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/2389/1/Makalah seminar di padang.docx  · Web viewKey word : Lateks , jebis kayu, asap cair, konsentrasi dan mutu ... bahwa

Asap cair yang dimasukkan kedalam lateks mengandung senyawa-senyawa kimia yang berfungsi sebagai antioksidan yang dapat melindungi partikel-partikel karet dari bakteri perusak antioksidan (Yulita, 2012). Asap cair dapat meng-hambat perkembangbiakan bakteri sehingga nilai plastisitas awal dan plastisitas setelah pengusangan tetap tinggi (Solichin dan Anwar, 2006)

D. Lama Beku Lateks

Lama beku lateks ditentukan dengan cara mengamati lateks yang sudah diberi-kan larutan koagulan sesuai dengan kon-sentrasinya. Lama beku diukur dengan menggunakan stopwatch untuk mengeta-hui waktu yang dibutuhkan lateks untuk membeku. Latek dikatakan beku apabila paku yang rungcing diletakkan diatas permukaan lateks. Apabila paku yang runcing tidak tenggelam kedalam lateks, maka dikatakan latekx telah beku. Lama lateks beku dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan analisis sidik ragam dengan taraf α ( 5%) menunjukkan bahwa jenis kayu tidak mempengaruhi lama beku lateks, sedangkan konsentrasi asap cair berpengaruh terhadap lama beku lateks.

Tabel 3. Lama waktu beku lateks cair (menit)

Kosentrasi (%)

Jenis kayu

Rata-rataKayu karet

Kayu Akasia

Kayu melinjo

4 637 567 571 591

8 442 197 463 367

12 146 94 143 127

Rata-rata

408 286 392 362

Jenis kayu tidak mempengaruhi lama beku lateks. Hal ini dikarenakan kompo-nen dari kayu seperti hemiselolosa, selu-losa dan lignin sama dimiliki oleh ketiga jenis kayu, Hanya berbeda dalam kon-sentrasi masing-masing komponen kayu. Setiap jenis kayu atau bahan akan meng-hasilkan senyawa yang berbeda (Darmadji, 1997). Perbedaan komponen ini akan menghasilkan konsentrasi kandungan asam asetat yang berbeda. Jadi jenis kayu tidak mempengaruhi lama beku latek cair. Menurut Setyamidjaja (1993), bahwa lateks akan membeku apabila pH karet turun mencapai pH 4,5 – 5,5 (kondisi isoelektrik partikel karet). Penurunan nilai pH lateks dapat dilakukan dengan cara menambahkan larutan asam atau asam yang ditimbulkan oleh mikroba yang berkembang pada lateks cair. Komposisi kimia lateks cair cocok sebagai media mikroba tertentu untuk tumbuh.

E. Berat Kering Lateks

Berat kering yaitu berat bahan setelah kehilangan kandungan air saat pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Pengamatan dilakukan setelah karet dioven dengan suhu 105°C selama 24 jam. Berdasarkan analisis sidik ragam dengan taraf α = 5% menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh jenis kayu dan konsentrasi asap cair terhadap berat kering lateks seperti yang terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Berat Kering Lateks (%)

Kon sentrasi

(%)

Jenis kayuRata-rataKayu

karetKayu

AkasiaKayu

melinjo

4 32,47 32,69 33,46 32,87

8 34,03 38,95 35,53 36,17

12 30,54 29,66 38,71 32,97

Rata- 32,35 33,77 35,90 34,00

Page 5: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/2389/1/Makalah seminar di padang.docx  · Web viewKey word : Lateks , jebis kayu, asap cair, konsentrasi dan mutu ... bahwa

rata

Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa berat kering yang dihasilkan bervariasi, tidak menunjukkan pengaruh perlakuan terhadap berat kering lateks. Hal ini dikarenakan lateks akan beku apabila pH lateks mencapai pH 4,5-5,5. Jika pH lateks sudah tercapai maka lateks akan beku. Hampir sumua lateks pada percobaan ini mempunyai pH 4,5-5,5.

F. Tekstur lateks Penentuan tekstur pada RSS menggu-nakan meja sortir. Hasil pengamatan terhadap tektur menunjukan bahwa kon-sentrasi dan jenis kayu tidak mempenga-ruhi terhadap tektur RSS yang dihasilkan. Hasil RSS menunjukkan bahwa semua RSS hasil percobaan dalam kondisi kering, bersih dan kuat. RSS yang dihasilkan kering, bersih dan kuat merupakan akibat dari suatu proses, bukan pengaruh dari perlakuan. Proses pengolahan yang baik akan menghasilkan RSS yang bermutu. Perbedaan jenis kayu dapat menghasilkan warna RSS yang sedikit berbeda seperti Gambar 1. Perbe-daan warna disebabkan oleh perbedaan kandungan asap cair yang dihasilkan yang berdampak terhadap warna lateks yang dihasilkan.

Kayu Karet

Kayu akasia

Kayu Melinjo

Gambar 1. Tekstur karet

G. Kotoran (Pasir / Benda Asing) Hasil pengamatan terhadap kotoran (pasir / benda asing) pada RSS menggu-nakan meja sortir dapat dilihat pada Tabel 5 (lampiran). Hasil pengamatan dilakukan secara manual dengan bantuan meja yang disinar dari bawah. Hasil pengamatan pada Tabel 5 menun-jukkan bahwa sebagian besar perlakuan pada konsentrasi 4 % terdapat kotoran (pasir / benda asing) didalamnya. Pada konsentrasi 4 % lebih banyak terdapat kotoran (pasir / benda asing) dapat diakibatkan karena waktu pembekuan lebih lama dibandingkan konsentrasi 8 % dan 12 %. Waktu pembekuan yang lama memungkinkan RSS terkena pasir atau benda asing lainnya. Pembekuan lateks yang lama menunjukkan bahwa lateks lama dalam kondisi cair, sehingga peluang benda asing masuk kedalam lateks cair semakin besar. Kontaminasi berupa tali karung berasal dari bahan lateks yaitu pada saat penuang-an lateks ke wadah percobaan potongan tali karung yang digunakan untuk mem-bersihkan bak penampung lolos dari saringan dikarenakan ukurannya sangat kecil, kontaminasi berupa binatang kecil berasal dari binatang yang hinggap pada saat penirisan sheet dan kontaminasi pasir yang berasal dari bahan lateks yang lolos dari saringan karena ukurannya sangat kecil. Pada mutu RSS adanya kontaminasi kotoran (pasir / benda asing) tidak dapat ditolerir, walaupun hasil dari parameter mutu lainnya baik.

Kontaminasi Tali karung

Page 6: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/2389/1/Makalah seminar di padang.docx  · Web viewKey word : Lateks , jebis kayu, asap cair, konsentrasi dan mutu ... bahwa

Gambar 4. Kontaminasi RSS

Untuk menghindarkan benda asing ada didalam RSS, maka pengolahan RSS harus lebih bersih dan mengikut standar operasi prosedur pengolahan lateks cair.

H. Zat Damar / Jamur

Hasil pengamatan zat damar / jamur pada RSS dengan menggunakan meja sortir. Semua unit percobaan pada penelitian ini menghasilkan RSS yang tidak ada kandungan jamurnya. Kandung-an jamur yang ada pada RSS dimungkin-kan pada kondisi lateks dalam kondisi lembab, atau pada kondisi udara lembab. Perlakuan jenis kayu dan tingkat konsen-trasi tidak berpengaruh terhadap zat damar / jamur. Contoh RSS yang diserang jamur dapat dilihat pada Gambar 5.

\

Gambar 5. Contoh zat damar / jamur pada RSS

I. Gelembung Udara

Hasil pengamatan gelembung udara pada RSS menggunakan meja sortir dapat dilihat pada Tabel 6 (lampiran). Gelem-bung udara pada RSS dimungkinkan apabila lateks diserang oleh mikroba. Mikroba yang ada didalam latek dapat menghasilkan gas. Gas yang dihasilkan dapat merupakan gelembung udara pada saat lateks sudah kering. Pada lateks yang mengalami pembekuan cepat tidak ada mengandung gelembung udara. Tabel 6. menunjukkan pada seluruh perlakuan dengan konsentrasi 4 % hasilnya seragam yaitu terdapat gelembung udara seukuran 4 kali kepala jarum pentul dan merata. Pada konsentrasi 8 dan 12 % setiap perlakuan hasilnya hampir seragam yaitu tidak ada gelembung udara kecuali pada perlakuan asap cair kayu melinjo ulangan 2 terdapat gelembung udara seukuran 2 kali kepala jarum pentul dan merata. Selanjutnya pada konsentrasi 12 % hasilnya hampir seragam yaitu tidak ada gelembung udara kecuali pada perlakuan asap cair kayu melinjo ulangan 1 terdapat gelembung udara seukuran kepala jarum pentul dan merata. Dengan demikian semakin tinggi konsentrasi asap cair yang digunakan maka semakin kecil kemung-kinan terdapat gelembung udara. Gelembung udara yang timbul dalam karet lembaran dapat disebabkan karena penggumpalan terjadi terlalu cepat dengan menggunakan asam yang berlebih, atau asam yang terlalu pekat, penyaringan yang kurang baik, waktu penggumpalan terlalu lama dan kurang sempurna. Apabila lateks telah menggumpal sempurna, maka di atas gumpalan tersebut digenangi air untuk mencegah terjadinya oksidasi dengan uda-ra yang dapat mengakibatkan timbulnya bercak-bercak hitam pada permukaan koagulum (Anonim, 1997). Dalam penelitian ini penyebab semua perlakuan dengan konsentrasi 4 % terdapat gelem-bung udara dikarenakan waktu peng-gumpalan yang terlalu lama dan kurang sempurna yaitu lebih dari 12 jam sehingga peluang terdapatnya gelembang udara lebih besar dibandingkan perlakuan

Komtaminasi serangga kecil

Kontaminasi pasir

Page 7: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/2389/1/Makalah seminar di padang.docx  · Web viewKey word : Lateks , jebis kayu, asap cair, konsentrasi dan mutu ... bahwa

dengan konsentrasi 8 dan 12 % yang hanya memerlukan waktu pembekuan selama 2-3 jam.

Gambar 6. Gelembung udara pada RSS sebesar 4 kali kepala jarum

pentul

J. Hasil Mutu RSS Berdasarkan pengamatan parameter mutu tekstur, kotoran (pasir / benda asing), zat damar / jamur dan gelembung udara diperoleh hasil mutu RSS. Pembekuan menggunakan kaogulan asap cair dari kayu karet, akasia dan melinjo dengan konsentrasi 4 , 8 dan 12 %, Hasil mutu RSS dapat dilihat pada pada Tabel 7. (lampiran) Berdasarkan pengamatan yang dilaku-kan, pada konsentrasi 4 % menghasilkan mutu RSS 4. Tetapi terdapatnya konta-minasi seperti tali karung, kontaminasi binatang kecil dan kontaminasi pasir sehingga sebagian besar tidak dapat masuk kelas mutu seperti yang disajikan dalam Tabel 7. Hanya 2 unit percobaan yang masuk kriteria RSS 4. Konsentrasi 4 % tidak dapat direkomendasikan sebagai bahan pembeku lateks dikarenakan memerlukan waktu yang lama (± 12 jam) untuk membekukan lateks serta mutu RSS yang dihasilkan kurang bagus yaitu RSS 4. Secara umum mutu RSS dengan menggunakan konsentrasi 8 % mengha-silkan mutu RSS 1. Pada konsentrasi 8 % dapat direkomendasaikan sebagai bahan pembeku lateks dikarenakan mutu yang dihasilkan mutu RSS 1, walaupun terdapat RSS 2 pada satu percobaan masih dapat ditolerir. Hasil mutu pada konsentrasi 12 % hasil mutu yang dihasilkan seragam yaitu RSS

1. Pada konsentrasi 12 % dapat direkomendasikan sebagai bahan pembeku lateks karena hasil mutu RSS yang dihasilkan seragam yaitu RSS 1. semakin tinggi konsentrasi asap cair yang digunakan maka mutu yang dihasilkan semakin baik.

Gambar 10. Hasil mutu RSS konsentrasi 12 %

IV. KESIMPULAN

Kesimpulan penelitian ini adalah:

1. Jenis kayu tidak mempengaruhi lama lateks beku, rendemen lateks, kandungan kotoran, kandungan jamur RSS, dan kandungan gelembung RSS. Jenis kayu berpengaruh terhadap kandungan asam asetat didalam asap cair.

2. Kosentrasi asam asetat didalam asap cair mempengruhi lama beku, kandungan gelembung dan mutu RSS.

Page 8: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/2389/1/Makalah seminar di padang.docx  · Web viewKey word : Lateks , jebis kayu, asap cair, konsentrasi dan mutu ... bahwa

3. Asap cair dapat digunakan untuk pembekuan lateks dengan kosentrasi asam asetat didalam asap cair sekitas 8%.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim. 1997. Kumpulan Pedoman Pengolahan Karet (Buku I, II, III, IV, V, VI, VII). Tim Standardisasi Pengolahan Karet. Direktorat Jendral Perkebunan, Jakarta.

[2] Boerhendy. I. dan Shinta. D. A. 2006. Potensi Pemanfaatan Kayu Karet untuk Mendukung Peremajaan Perkebunan Karet Rakyat.Jurnal Litbang Pertanian, 25(2) : 61-67.

[3] Girrard, J.P. 1992. Smoking in Technology of Meat Products. Clermont Ferrand. Ellis Horwood, New York pp: 165:205

[4] Towaha. J. Aunillah. A. dan Purwanto. E. H. 2012. Pemanfaatan Asap Cair Kayu Karet Dan Tempurung Kelapa Untuk Penanganan Polusi Udara PadaLump. Buletin RISTRI 4(1): 69-78.

[5] Setyamidjaja, S. 1993. Karet Budidaya dan Pengolahan. Penerbit Karnisius, Yogtakarta,

[6] Sucahyo. L. 2010. Kajian Pemanfaatan Asap Cair Tempurung kelapa sebagai Bahan Koagulan lateks dalam Pengolahan Ribbed Smoked Sheet (RSS) dan Pengurangan Bau Busuk

Bahan Olahan karet.Skripsi.Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

[7] Solichin, M dan A.Anwar. 2006. Deorub K Pembeku Lateks dan Pencegah Timbulnya Bau Busuk Karet. Sinar Tani. 11-17 Oktober 2006

[8] Triwijoso, S.U. dan O. Siswantoro . 1989. Pedoman Teknis Pengawatan dan Pemekatan Lateks Havea. Balai Penelitian Perkebunan Bogor.

[9] Wijaya, M., Noor, E., Irawadi, T. T., dan Pari, G. 2008. Perubahan Suhu Pirolisis Terhadap Struktur Kimia Asap Cair dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan, 2, 73-77.

[10] Yulita.E. 2012. Pengaruh Asap Cair Serbuk Kayu Limbah Industri terhadap Mutu Bokar.Jurnal Riset Industri,6(1) :13-22.

[11] Yunus. M. 2011. Teknologi Pembuatan Asap Cair dari Tempurung Kelapa sebagai Pengawet Makanan.Jurnal Sains dan Inovasi 7(1):53– 61.

[12] Darmadji, P. 1997. Aktivitas Anti Bakteri Asap Cair Yang Diproduksi Dari Bermacam-Macam Limbah Pertanian. Agritech 16 (4): 19-22..

[13] Setyamidjaja, D. 1983. Karet. CV Yasaguna: Jakarta.

Tabel 5. Kotoran (pasir / benda asing) RSS

Kotoran (pasir / benda asing) Konsentrasi 4 % Konsentrasi 8 % Konsentrasi 12 %

Asap cair kayu karet

Ulangan 1 Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Ulangan 2 Kontaminasi tali karung Tidak ada Tidak ada

Ulangan 3 Kontaminasi tali karung Tidak ada Tidak ada

Asap cair kayu akasia

Ulangan 1 Kontaminasi binatang kecil Tidak ada Tidak ada

Ulangan 2 Kontaminasi binatang kecil Tidak ada Tidak ada

Page 9: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/2389/1/Makalah seminar di padang.docx  · Web viewKey word : Lateks , jebis kayu, asap cair, konsentrasi dan mutu ... bahwa

Ulangan 3 Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Asap cair kayu melinjo

Ulangan 1 Kontaminasi pasir Tidak ada Tidak ada

Ulangan 2 Kontaminasi binatang kecil Tidak ada Tidak ada

Ulangan 3 Kontaminasi binatang kecil Tidak ada Tidak ada

Tabel 6. Gelembung udara RSS

Gelembung udara Konsentrasi 4 % Konsentrasi 8 % Konsentrasi 12 %

Asap cair kayu karet

Ulangan 1 Seukuran 4 kali kepala jarum pentul dan merata Tidak ada Tidak ada

Ulangan 2 Seukuran 4 kali kepala jarum pentul dan merata Tidak ada Tidak ada

Ulangan 3 Seukuran 4 kali kepala jarum pentul dan merata Tidak ada Tidak ada

Asap cair kayu

akasia

Ulangan 1 Seukuran 4 kali kepala jarum pentul dan merata Tidak ada Tidak ada

Ulangan 2 Seukuran 4 kali kepala jarum pentul dan merata Tidak ada Tidak ada

Ulangan 3 Seukuran 4 kali kepala jarum pentul dan merata Tidak ada Tidak ada

Asap cair kayu

melinjo

Ulangan 1 Seukuran 4 kali kepala jarum pentul dan merata Tidak ada Seukuran kepala jarum

pentul dan merata

Ulangan 2 Seukuran 4 kali kepala jarum pentul dan merata

Seukuran 2 kali kepala jarum pentul dan

merataTidak ada

Ulangan 3 Seukuran 4 kali kepala jarum pentul dan merata Tidak ada Tidak ada

Tabel 7. Hasil Mutu RSS

Mutu RSS Konsentrasi 4 %

Konsentrasi 8 %

Konsentrasi 12 %

Asap cair kayu karet

Ulangan 1 RSS 4 RSS 1 RSS 1Ulangan 2 RSS 4* RSS 1 RSS 1Ulangan 3 RSS 4* RSS 1 RSS 1

Asap cair kayu akasia

Ulangan 1 RSS 4* RSS 1 RSS 1Ulangan 2 RSS 4* RSS 1 RSS 1Ulangan 3 RSS 4 RSS 1 RSS 1

Asap cair kayu melinjo

Ulangan 1 RSS 4* RSS 1 RSS 1Ulangan 2 RSS 4* RSS 2 RSS 1Ulangan 3 RSS 4* RSS 1 RSS 1

Keterangan : * : Tidak masuk kelas mutu RSS

Page 10: repository.lppm.unila.ac.idrepository.lppm.unila.ac.id/2389/1/Makalah seminar di padang.docx  · Web viewKey word : Lateks , jebis kayu, asap cair, konsentrasi dan mutu ... bahwa