semen sebagai liner

3
 Liner adalah bahan yang ditempatkan sebagai lapisan yang tipis pada dinding kavitas dan fungsi utamanya adalah untuk memberikan penghalang bagi iritasi kimia, liner tidak berfungsi sebagai insulator terhadap thermal shock (Combe dalam Aryono, 2011). Liner merupakan material yang diletakkan diantara dentin (kadang-kadang pulpa) dan restorasi unt uk me mberikan pe rl ind ungan pulpa. Ke but uha n aka n pe li ndu ng sebelum me re st ora si  berghant ung pada perlua san, loka si pre parasi d an mate rial restoras i yang akan d igunakan.  Denta l Line rs me rupakan la pi san ti pis material yang di gun akan se bag ai bar ri er unt uk melindungi dentin dari reaktan residual yang berdifusi keluar dari restorasi/ cairan rongga mulut yang dap at men emb us int erf ace gig i-re sto ras i. Line jug a seb agai pen yeka t ele ktr ik mat eri al met alik , membarikan per lindunga thermal dan med ikas i pul pa. Keb utuh an lin ers bil a akan dilakukan restorasi metal yang luas ke pulpa yang tidak berkaitan dengan struktur gigi seperti amalgam, cast gold, atau restorasi indirect. Fungsi yang lain adalah melindungi pulpa pada kavitas yang dalam sebagai pulpa capping, merangsang pembentukan dentin sekunder, sebagai bahan terapeutik dan bersifat bakteriostatik. Beberapa jenis semen yang dapat digunakan sebagai liner adalah kalsium hidroksida, ZOE dengan viskositas rendah dan ionomer kaca. Bahan-bahan ini diletakkan dalam lapisan tipis pada lant ai pul pa. De ngan demikia n, juga dapa t men jag a adhe si per muka an antar res tor asi gig i, mencegah masuknya mikroorganisme ke dentin dan iritasi. Calcium Hydroxide Kalsium hidroksida bersifat lebih soluabel dalam cairan rongga mulut dibandingkan zinc  phosph ate dan adhesive cement sehingga kompat ibel dengan segala jenis bahan restorasi. CaOH  bersif at bakteriostati k karenasif at basanya juga antisep tik dari et hylene tolue nde sulfonam ide. Efek CaOH terhadap pulpa-dentin antara lain: Melindungi pulpa dari iritasi kimia dengan kemampuan sealing yang dimiliki Menstimulasi pembentukan dentin reparatif atau dentin sekunder Stimulasi pembentukan dentinal bridge ketika diaplikasikan langsung pada jaringan pulpa Mengurangi permeabilitas dentin segera karena adanya CaOH Jangka panjang: deposisi intratubular garam mineral dalam dentin Komposisi dan setting CaOH:

Upload: lia-ismatul-m

Post on 19-Jul-2015

781 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Semen Sebagai Liner

5/17/2018 Semen Sebagai Liner - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/semen-sebagai-liner 1/3

 

Liner adalah bahan yang ditempatkan sebagai lapisan yang tipis pada dinding kavitas dan fungsi

utamanya adalah untuk memberikan penghalang bagi iritasi kimia, liner tidak berfungsi sebagai

insulator terhadap thermal shock (Combe dalam Aryono, 2011).

Liner merupakan material yang diletakkan diantara dentin (kadang-kadang pulpa) dan restorasi

untuk memberikan perlindungan pulpa. Kebutuhan akan pelindung sebelum merestorasi

 berghantung pada perluasan, lokasi preparasi dan material restorasi yang akan digunakan.

 Dental Liners merupakan lapisan tipis material yang digunakan sebagai barrier untuk 

melindungi dentin dari reaktan residual yang berdifusi keluar dari restorasi/ cairan rongga mulut

yang dapat menembus interface gigi-restorasi. Line juga sebagai penyekat elektrik material

metalik, membarikan perlindunga thermal dan medikasi pulpa. Kebutuhan liners bila akan

dilakukan restorasi metal yang luas ke pulpa yang tidak berkaitan dengan struktur gigi seperti

amalgam, cast gold, atau restorasi indirect.

Fungsi yang lain adalah melindungi pulpa pada kavitas yang dalam sebagai pulpa capping,

merangsang pembentukan dentin sekunder, sebagai bahan terapeutik dan bersifat bakteriostatik.

Beberapa jenis semen yang dapat digunakan sebagai liner adalah kalsium hidroksida, ZOE

dengan viskositas rendah dan ionomer kaca. Bahan-bahan ini diletakkan dalam lapisan tipis pada

lantai pulpa. Dengan demikian, juga dapat menjaga adhesi permukaan antar restorasi gigi,

mencegah masuknya mikroorganisme ke dentin dan iritasi.

Calcium Hydroxide

Kalsium hidroksida bersifat lebih soluabel dalam cairan rongga mulut dibandingkan zinc

 phosphate dan adhesive cement sehingga kompatibel dengan segala jenis bahan restorasi. CaOH

 bersifat bakteriostatik karenasifat basanya juga antiseptik dari ethylene toluende sulfonamide. Efek 

CaOH terhadap pulpa-dentin antara lain:

• Melindungi pulpa dari iritasi kimia dengan kemampuan sealing yang dimiliki

• Menstimulasi pembentukan dentin reparatif atau dentin sekunder 

• Stimulasi pembentukan dentinal bridge ketika diaplikasikan langsung pada jaringan pulpa

• Mengurangi permeabilitas dentin segera karena adanya CaOH

• Jangka panjang: deposisi intratubular garam mineral dalam dentin

Komposisi dan setting CaOH:

Page 2: Semen Sebagai Liner

5/17/2018 Semen Sebagai Liner - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/semen-sebagai-liner 2/3

 

Pasta base: calcium tungstate, tribasic calcium phosphate, zinc oxide dalam glycol

salisilat

Pasta katalis: calcium hydroxide, zinc oxide, zinc stearate dalam etilene toluene

sulfonamide

Bahan yang berperan dalam proses setting: calcium hydroxide + salisilat yang

 bereaksi membentuk amorphous calcium disalisilat

Filler: calcium tungstate/ barium sulfat radiopacity

Light cured CaOH calcium hydroxide dan barium sulfat

I onomer kaca ( glass ionomer )

Kekuatan tarik dari ionomer kaca hibrid lebih tinggi dari ionomer kaca konvensional.

Peningkatan ini di akibatkan oleh modulus elastisitasnya yang lebih rendah dan deformasi plastis

yang lebih banyak yang dapat di tahan sebelum terjadinya fraktur.

Karakteristik ionomer kaca hibrid telah diatur sehingga mereka bisa digunakan sebagai

liners atau bases. Kekuatan tekan dan tarik dari liners lebih rendah dari pada semen restorasi yang

lain. Semen glass ionomer memiliki compressive strength dan hardness lebih kecil dari semen

silikat. Compressive strength semen glass ionomer sebesar 150 Mpa (22.000 psi), sedangkan

semen silikat besarnya 180 Mpa (26.000 psi). Tensile strength semen glass ionomer sebesar 6,6

Mpa (960 psi) sedangkan semen silikat sebesar 3,5 Mpa (500 psi). Besarnya hardness semen glass

ionomer adalah 48 KHN, sedangkan semen silikat sebesar 70 KHN.

Kegunaan yang paling utama dari liners ionomer kaca adalah untuk sebagai bahan pengikat

lanjut antara gigi dan restorasi komposit. Karena adanya adhesi pada dentin, maka kemungkinan

dari formasi celah pada tepi gingiva yang terletak pada dentin, sementum atau keduanya

disebabkan oleh penyusutan polimerisasi dari resin.

Keuntungan dari ionomer kaca di atas resin bonding agent yang menjamin ikatan adhesive,

mengurangi sensitivitas tekhnik dan membentuk mekanisme anti kariogenik melalui pelepasan

florida. Ketika digunakan pada keadaan ini, prosedur yang lebih di anjurkan adalah tekhnik sandwich. Tekhnik ini memberikan keuntungan berupa kualitas yang diinginkan dari ionomer kaca

yang memberikan estetika dari restorasi komposit. Tekhnik sandwich di rekomendasikan untuk 

restorasi komposit kelas 2 dan 5 ketika pasien individual memiliki resiko karies yang tinggi. Hal

tersebut berlaku untuk formulasi semen ionomer kaca konvensional dan semen ionomer kaca

hibrid like-curable.

Page 3: Semen Sebagai Liner

5/17/2018 Semen Sebagai Liner - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/semen-sebagai-liner 3/3

 

Dental cavity lining

Lining kavitas adalah suatu tindakan meletakkan suatu bahan semen di dasar kavitas.

Bahan semen yang digunakan secara umum untuk lining kavitas ialah semen kalsium hidroksida,

semen Zinc Oxide Eugenol, semen Zinc Phosphat dan semen Zinc Polykarboksilat. Keempat

semen di atas dapat dimanipulasikan sedemikian rupa agar didapat suatu konsistensi yang tepat

untuk lining kavitas. Selain digunakan sebagai bahan lining, semen-semen di atas juga dapat

digunakan untuk fungsi yang lain seperti: kaping pulpa, tambalan sementara, bahan pengisi saluran

akar gigi sulung dan lain sebagainya. Dengan mengenal sifat dari semen-semen tersebut kita dapat

memilih semen yang sesuai dengan keadaan gigi yang dirawat.

Anusavice, Kenneth J. 1996. Phillips’ Science of Dental Materials. Pennsylvania: W.B. Saunders

Company

Craig, Robert G., John M. Powers. 2002. Restorative Dental Materials : 11th edition. Missouri:

Mosby Inc.