self presentation suami dan istri dalam menampilkan diri di jejaring sosial facebook

23
SELF PRESENTATION SUAMI DAN ISTRI DALAM MENAMPILKAN PROFILE PICTURE DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK Firdha Nurul Aysia Ilmu Komunikasi - Universitas Brawijaya Abstrak/Abstract Penelitian ini membahas tentang self presentation yang ada suami dan istri dalam menampilkan diri di profile picture dalam jejaring sosial facebook. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan bagaimana pasangan suami istri menunjukkan dirinya di jejaring sosial facebook melalui profile picturenya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif karena penelitian ini menggambarkan fenomena komunikasi yang terjadi dimasyarakat, khususnya mengenai self presentation yang ada suami dan istri dalam menampilkan diri di profile picture. Penelitian ini menggunakan in-depth interview dan teori utama dramaturgi. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa Wanita cenderung ingin menunjukkan status mereka yang telah berubah setelah berlangsungnya pernikahan mereka dan Pria cenderung tidak begitu peduli pada bagaimana menampilkan diri mereka terutama pada perubahan status mereka yang telah menikah. Untuk itu istri memiliki dua pola dalam menampilkan dirinya di profile picture facebook. yaitu secara individual dan bersama pasangan. Dan disini pria memiliki tiga pola dalam menampilkan dirinya, yaitu individu, bersama komunitas dan bersama pasangan. This study discusses self-presentation that occurs between husband and wife in present themselves through social network facebook profile picture. The purpose of this study is to describe how the couple showed themselves through their facebook profile picture. This research uses descriptive qualitative method because this study describes the phenomenon of communication that occurs in the community, particularly regarding self-presentation that occurs between husband and wife in present themselves through profile picture. This study uses in-depth interviews and the main theories dramaturgi. This study shows that Women tend to show their status has changed after their marriage while Men tend not too concerned about how they present themselves, especially on the changes their married status. The wives have two patterns in presenting themselves through facebook profile picture, as an individual and as a couple while The husbands have three patterns in present themselves, as an individual, with the community and with their wives.

Upload: firdha-n-aysia-abubakar

Post on 26-Dec-2015

149 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Jurnal Skripsi Ilmu Komunikasi

TRANSCRIPT

Page 1: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

SELF PRESENTATION SUAMI DAN ISTRI DALAM

MENAMPILKAN PROFILE PICTURE DI JEJARING SOSIAL

FACEBOOK

Firdha Nurul Aysia Ilmu Komunikasi - Universitas Brawijaya

Abstrak/Abstract

Penelitian ini membahas tentang self presentation yang ada suami dan istri

dalam menampilkan diri di profile picture dalam jejaring sosial facebook. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan bagaimana pasangan suami istri menunjukkan dirinya di jejaring sosial facebook melalui profile picturenya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif karena penelitian ini menggambarkan fenomena komunikasi yang terjadi dimasyarakat, khususnya mengenai self presentation yang ada suami dan istri dalam menampilkan diri di profile picture. Penelitian ini menggunakan in-depth interview dan teori utama dramaturgi. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa Wanita cenderung ingin menunjukkan status mereka yang telah berubah setelah berlangsungnya pernikahan mereka dan Pria cenderung tidak begitu peduli pada bagaimana menampilkan diri mereka terutama pada perubahan status mereka yang telah menikah. Untuk itu istri memiliki dua pola dalam menampilkan dirinya di profile picture facebook. yaitu secara individual dan bersama pasangan. Dan disini pria memiliki tiga pola dalam menampilkan dirinya, yaitu individu, bersama komunitas dan bersama pasangan.

This study discusses self-presentation that occurs between husband and

wife in present themselves through social network facebook profile picture. The purpose of this study is to describe how the couple showed themselves through their facebook profile picture. This research uses descriptive qualitative method because this study describes the phenomenon of communication that occurs in the community, particularly regarding self-presentation that occurs between husband and wife in present themselves through profile picture. This study uses in-depth interviews and the main theories dramaturgi. This study shows that Women tend to show their status has changed after their marriage while Men tend not too concerned about how they present themselves, especially on the changes their married status. The wives have two patterns in presenting themselves through facebook profile picture, as an individual and as a couple while The husbands have three patterns in present themselves, as an individual, with the community and with their wives.

Page 2: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

Pendahuluan

Pada era perkembangan media online

saat ini situs jejaring sosial (social

Network site) merupakan salah satu

situs yang paling digandrungi oleh

masyarakat umum. Pengguna situs

jejaring sosial yang semakin

meningkat membawa pertumbuhan

yang signifikan dari waktu ke waktu.

Hal ini juga berdampak pada

perubahan sosial yang terjadi di

masyarakat. Semakin banyaknya situs-

situs pertemanan online yang muncul,

memungkinkan orang-orang memiliki

jaringan pribadi yang menghubungkan

dirinya kepada pengguna lainnya.

Dari situs-situs jejaring sosial

yang ada, pada saat ini facebook

adalah situs yang paling banyak

digemari oleh masyarakat. Facebook

berhasil menggeser situs jejaring sosial

lainnya dan berhasil menjaring banyak

pengguna dari beragam usia. Facebook

disini memiliki tampilan atau design

yang tergolong rapi dan nyaman

dipandang mata. Pengguna facebook

dimudahkan dengan teknologi yang

memudahkan dalam penggunaan

facebook, maksudnya penggunaan

facebook dapat mudah dimengerti dan

dipelajari oleh banyak orang dalam

waktu yang singkat. Facebook juga

memiliki lebih banyak fitur menarik

yang membedakannnya dengan

jejaring sosial lainnya, salah satunya

adalah fitur game dan lainnya.

Selain itu kelebihan facebook

yang menarik adalah facebook

memiliki fasilitas untuk menampilkan

profil diri kita secara lengkap. Melalui

profil diri inilah hubungan pertemanan

dengan orang lain menjadi menarik

bagi pengguna facebook itu sendiri.

Orang lain yang juga pengguna

facebook dapat melihat profil kita

sekaligus dapat mengenali kita.

Dengan mengetahui asal sekolah kita,

apa jabatan yang kita miliki, hobi

ataupun yang lainnya. Sebagai

pengguna facebook kita juga dapat

menampilkan foto terbaik kita sebagai

pelengkap profil yang tadinya telah

dibuat untuk dapat dilihat oleh

pengguna facebook lainnya. Fitur

profile picture yang digunakan oleh

pengguna facebook disini sebagai

sarana untuk menampilkan diri

mereka. Dalam penelitian ini melihat

bahwa profile picture adalah panggung

depan yang pertama kali dilihat oleh

pengguna

Erving Goffman dalam

bukunya “The Presentation of Self in

Everyday Life” mengemukakan

Page 3: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

adanya teori dramatugi. Teori

dramaturgi ini melihat bahwa banyak

kesamaan antara pementasan teater

dengan berbagai jenis peran yang kita

mainkan dalam interaksi dan tindakan

sehari-hari. Kehidupan sebenamya

adalah laksana panggung sandiwara,

dan di sana kita pamerkan serta kita

sajikan kehidupan kita, dan memang

itulah waktu yang kita miliki. Jadi

seperti aktor panggung, aktor sosial

membawakan peran, mengasumsikan

karakter, dan bermain melalui adegan-

adegan ketika terlibat dalam interaksi

dengan orang lain.

Self presentation merupakan

bagian dari teori dramaturgi. Self

presentation didefinisikan sebagai

proses pengemasan atau mengelola

diri dalam rangka menciptakan kesan

tertentu kepada audiens (Goffman,

1599). Setiap individu memiliki cara

yang berbeda-beda dalam

menampilkan diri sesuai yang ia

inginkan di hadapan oran lain. Self

presentation yang ditampilkan

seseorang di dunia maya yang

dikhususkan kepada profile picture di

jejaring sosial facebook merupakan

salah satu proses dimana seseorang

tersebut mengelola pesan dan kesan

dirinya untuk dapat dinilai orang lain.

Sebuah penelitian dengan judul

“Fenomena Penggunan Situs Jejaring

Sosial Facebook sebagai Ajang

Penampilan Diri” yang disusun oleh

Astri Riyanti, mahasiswa Universitas

Diponegoro menghasilkan kesimpulan

bahwa facebook disini layaknya

sebuah panggung sandiwara, setiap

individu berlomba-lomba

menampilkan dirinya sebaik mungkin,

baik dari profil diri di facebook, foto

profil yang ditampilkan, mengunggah

foto diri terbaik atau pun dalam

melakukan update status. Semua

aktivitas tersebut dilakukan oleh

facebookers sebagai ajang penampilan

dirinya di mata orang lain di facebook.

Penelitian lain yang dilakukan

oleh Sasan Zarghooni dari Institute of

Psychology dengan judul “A Study

Self Presentation in Light of

Facebook” mendapatkan banyak sekali

fakta mengenai perilaku yang

dilakukan oleh pengguna facebook

dalam menampilkan diri di jejaring

sosial tersebut. Penelitian ini juga

menggunakan teori dramaturgi untuk

menjelaskan self presentation yang

dilakukan oleh para pengguna tadi.

Hasil penelitian adalah teori self

presentation saat ini mampu

menjelaskan bagian penting perilaku

Page 4: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

presentasi diri di situs jejaring sosial

seperti facebook. kesamaan ini bisa

jadi karena mekanisme presentasi diri

adalah bagian penting dari kita sehari-

hari perilaku, dan sangat melekat pada

konsep-diri kita.

Kemudian penelitian dari Chen

Zao dan Gonglue Jiang dengan judul

“Cultural Differences on Visual Self

Presentation through Social

Networking Site Profile Image”

meneliti mengenai perbedaan

pengguaan profile picture di jejaring

sosial facebook yang dilatari oleh

perbedaan budaya masing-masing

individu. Penelitian ini mengamati

profile picture dari setiap partisipan

yang berasal dari china dan amerika,

mereka tertarik pada bagaimana

perbedaan budaya juga dapat menjadi

faktor untuk menampilkan diri mereka

di jejaring sosial, pada penelitian ini

difokuskan pada jejaring sosial

MySpace dan facebook. Landasan

teori yang dipakai adalah self

presentation. Hasil dari penelitian ini

adalah pengguna dari china

menampilkan dirinya menggunakan

customize photo, sedangkan pengguna

dari amerika cenderung menampilkan

dirinya sendiri.

Penelitian melalu jejaring

sosial twitter membahas presentasi

diri, penelitian ini dilakukan oleh Jandi

E Luik. Penelitian dengan judul

“Media Sosial dan Presentasi Diri” ini

menghasilkan kesimpulan bahwa

presentasi diri melalui media sosial

terbentang luas untuk penggunanya.

Tidak adanya elemen nonverbal tidak

membuat ketimpangan pengguna

dalam mereka menampilkan diri

mereka. Sebagai pengguna mereka

dapat dengan bebas memakai fitur-

fitur yang telah disediakan oleh media

sosial tersebut untuk

mempresentasikan diri. Selain itu

dengan karakteristik yang dimiliki

media sosial membuat pengguna dapat

menampilkan diri mereka secara

dinamis dan kontinu.

Dari beberapa penelitian diatas,

disini dapat dilihat bahwa profile

picture di facebook merupakan salah

satu bentuk cara untuk menampilkan

dan mengelola kesan diri kita kepada

orang lain. Perbedaan pengguna ini

juga dapat berhubungan dengan

perbedaan bagaimana pria dan wanita

menampilkan diri mereka melalui

profile picture di jejaring sosial

facebook.

Page 5: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

Penelitian terdahulu yang

dijadikan refrensi oleh peneliti adalah

penelitian dari Hiroshi Ono dengan

judul “Gender and Internet”. penelitian

ini mencari apa saja perbedaan yang

ada pada pria dan wanita dalam

penggunaan internet dengan metode

survei. Hasil yang didapatkan dari

penelitian ini adalah wanita secara

signifikan cenderung menggunakan

internet lebih banyak dan sering

daripada pria, dan kesenjangan gender

dalam penggunaan internet dan

frekuensi penggunaan internet selalu

ada sepanjang waktu. Dari peneliatian

ini dapat disimpulkan pria dan wanita

memiliki perbedaan dalam

menggunakan internet maupun sosial

media, hal ini juga berdampak pada

bagaimana mereka menampilkan diri

mereka di jejaring sosial.

Penelitian dengan judul

“Putting your best face forward: The

Accuracy of Online Dating

Photographs” yang dilakukan oleh

Jefrrey T Hancock dan Catalina L

Toma mengambil fokus self

presentation yang dilakukan oleh

pasangan yang terdaftar dalam situs

kencan online. Penelitian

menghasilkan sebuah kesimpulan

bahwa setiap pria dan wanita yang

terdaftar dalam situs kencan online

tersebut memilki kecenderungan untuk

menampilkan diri mereka melalui

profile picture yang ada tidak apa

adanya, mereka melakukan editing

terhadap foto mereka dan memberikan

informasi palsu. seperti contohnya pria

menambahkan tinggi badan mereka

dan wanita mengurangi berat badan

asli mereka. Teori self presentation

disini dibagi dua yaitu yaitu self

enhancement yaitu peningkatan diri

dimana ia ingin diliat dari sisi

terbaiknya saja, dan aunthenticity yaitu

dimana ia menampilkan dirinya apa

adanya tanpa menutupi atau ingin

terlihat baik.

Pria dan wanita merupakan

makhluk yang memiliki sifat dan sikap

atau perilaku yang berbeda. Dipandang

dari aspek biologis perilaku ini adalah

suatu kegiatan atau aktivitas

organisme atau makhluk hidup yang

bisa dilihat. Sedangkan perilaku

manusia pada hakikatnya adalah

tindakan atau aktivitas dari manusia itu

sendiri yang mempunyai bentangan

yang sangat luas antara lain berjalan,

berbicara, menangis, tertawa,

membaca dan sebagainya, sehingga

dapat disimpulkan bahwa perilaku

manusia adalah semua kegiatan atau

Page 6: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

aktivitas manusia baik yang dapat

diamati langsung maupun yang tidak

dapat diamati oleh pihak luar

(Notoatmodjo, 2003). Pria dan wanita

yang telah memasuki jenjang

penikahan cenderung mengalami

perubahan-perubahan perilaku, karena

mereka memasuki pengalaman atau

situasi yang tidak pernah mereka alami

sebelumnya. Pernikahan merupakan

lembaga paling utama bagi manusia

yang sangat berbeda dengan lembaga

sosial yang lain.

Peran yang dilakukan oleh

suami dan istri ini sangat berbeda.

Suami berperan sebagai pemimpin dan

memiliki tanggung jawab yang lebih

besar untuk menjalankan kehidupan

rumah tangga yang tentu saja tetap

mendapatkan dukungan dari sang istri.

Sedangkan istri memiliki peran untuk

dapat mengurus rumah tangga dengan

baik, sebagai pengasuh dan pendidik

anak-anak serta pelindung, Seorang

istri disini juga dapat mencari nafkah

untuk mendapatkan keuangan

tambahan bagi keluarganya. Peran

yang dijalankan antaranya membentuk

keseimbangan agar pernikahan dapat

menjadi baik dan berlangsung lama

serta bahagia.

Kehidupan rumah tangga yang

dilalui bersama-sama antara keduanya

tentu saja juga diiringi dengan peran

sosial yang ada di masyarakat. Peran

sosial yang berlaku ini dapat dikaitkan

dengan kajian gender yang

mengangkat isu konstrusksi sosial pria

dan wanita yang ada masyarakat.

Dalam Women’s Studies Encyclopedia

gender dijelaskan bahwa gender

adalah suatu konsep struktural yang

berupaya membuat perbedaan

(distinction) dalam hal, perilaku,

peran, mentalitas dan karakteristik

emosional antara laki-laki dan

perempuan yang berkembang

dimasyarakat. Gender dipandang

sebagai suatu dasar untuk menentukan

perbedaan sumbangan laki-laki dan

perempuan pada kebudayaan dan

kehidupan kolektif yang sebagai

akibatnya mereka menjadi laki-laki

dan perempuan (Wilson:2007).

Menurut Lips (Steveson, 1994)

sex merupakan istilah bagi kondisi

biologis seseorang, yaitu jantan atau

betina, atau male atau female. Sex

disini adalah pembagian jenis kelamin

secara biologis yang melekat pada

jenis kelamin tertentu, yang secara

kodrati memiliki fungsi yang berbeda

satu sama lain. Sex sebagai alat

Page 7: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

biologis tersebut akan melekat

selamanya pada pria dan wanita dan

fungsinya tidak dapat ditukar.

Sedangkan gender adalah peran sosial

dimana peran laki-laki dan perempuan

ditentukan (Suprijadi dan Siskel,

2004).

Konsep gender disini adalah

sifat yang melekat pada kaum pria dan

wanita yang dibentuk oleh faktor-

faktor sosial maupun budaya,

Sehingga lahir beberapa anggapan

tentang peran dan bentuk sosial antara

pria dan wanita. Contoh bentukan

sosial yaitu perempuan dikenal sebagai

makhluk yang lemah lembut, lebih

emosional dan memiliki sifat keibuan.

Sedangkan untuk pria, ia dianggap

kuat, lebih rasional dan perkasa.

Namun sifat dari keduanya tidaklah

bersifat selamanya, sifat tersebut juga

dapat berubah atau bertukar dari waktu

ke waktu. Sehingga istilah “gender”

sering dipakai untuk memberikan

batasan yang jelas dari “sex”.

Pria dan wanita yang telah

menikah memiliki peran masing dalam

kehidupan rumah tangganya, peran

sebagai suami atau istri atau sebagai

orang tua bagi anak-anaknya. Dalam

bersikap atau berperilaku pria dan

wanita yang telah menikah tentu saja

mengalami perbedaan dan perubahan

dari sebelum mereka menikah. Hal ini

juga berdampak bagaimana mereka

menampilkan mereka di masyarakat,

termasuk bagaimana menampilkan diri

mereka dalam jejaring sosial facebook

yang sekarang mulai banyak

bermunculan. Pria dan wanita

menampilkan dirinya secara berbeda,

satu sama lain. Begitu juga yang

terjadi pada pasangan suami dan istri.

Salah satu jejaring sosial yang saat ini

paling banyak digunakan adalah

facebook.

Penelitian ini melihat bagaimana

pasangan suami dan istri yang baru

saja menikah menampilkan dirinya

melalui profile picture di jejaring

sosial facebook. Terdapat euforia

pernikahan yang terjadi diantara

keduanya, dimana perasaan yang

mereka rasakan setelah memasuki

jenjang pernikahan ini mereka

tampilkan melalui akun facebooknya.

Terdapat perbedaan yang terlihat

dalam perilaku laki-laki dan

perempuan ini berkaitan dengan

bagaimana ia menampilkan diri

Page 8: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

mereka di jejaring sosial, facebook

pada khususnya. Dari perbedaan antara

laki-laki dan wanita yang ada juga

adanya self presentation yang

merupakan bagian dari teori

dramaturgi yang dilakukan oleh para

pengguna facebook. Maka dari latar

belakang yang telah disampaikan

diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dan merumuskan

pertanyaan utama dalam penelitian ini,

yaitu Bagaimana self presentation

suami dan istri dalam menampilkan

dirinya di profile picture pada jejaring

sosial facebook ?

Tinjauan Pustaka Facebook

Facebook disini adalah layanan

jejaring sosial yang diluncurkan pada

bulan februari 2006, dimiliki dan

dioperasikan oleh Facebook Inc.

Facebook didirikan oleh Mark

Zuckerberg bersamateman sekamarnya

dan sesama mahasiswa Universitas

Hardvard, yaitu Eduardo

Saverin, Andrew McCollum, Dustin

Moskovitz dan Chris Hughes. Semula

pengguna situs ini hanya terbatas

untuk kalangan mahasiswa Harvard

saja, namun secara perlahan situs ini

terbuka untuk mahasiswa di

universitas lain dan akhirnya diperluas

untuk setiap orang diseluruh dunia

dengan syarat yaitu pengguna

facebook berusia minimal 13 tahun.

Situs jejaring sosial facebook ini

menyediakan fasilitas-fasilitas yang

memungkinkan pengguna untuk

berkomunikasi dengan pengguna lain

melalui dunia maya. Sebelum

menggunakan situs jejaring facebook

ini, calon pengguna harus mendaftar

terlebih dahulu. Kemudian pengguna

dapat membuat profil pribadi dan

dapat menambahkan pengguna lainnya

sebagai teman. Pengguna disini dapat

bertukar pesan melalui update status

yaitu pemberitahuan otomatis yang

Page 9: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

nantinya akan masuk ke timeline dan

dapat dikomentari oleh pengguna lain.

Pengguna juga dapat mengunduh foto,

video, tulisan atau artikel dan lain-lain

yang juga dapat dikomentari oleh

pengguna lain. Selain itu, pengguna

dapat bergabung dengan grup

pengguna dengan ketertarikan yang

sama, diurutkan berdasarkan tempat

kerja, sekolah atau perguruan tinggi,

atau ciri khas lainnya, dan

mengelompokkan teman-teman

mereka ke dalam daftar seperti "Rekan

Kerja" atau "Teman Dekat" dan lain-

lain.

Facebook disini memiliki

kelebihan yang tidak dimiliki oleh

situs jejaring sosial lainnya yaitu

memiliki jaringan layanan informasi

berantai antara satu dengan yang

lainnya, memiliki fitur games dan

hubungan sosial melalui dunia maya.

Pada saat ini hampir semua portal

sosial berita di Indonesia secara resmi

memiliki link dengan facebook. Selain

itu kelebihan facebook yang menarik

adalah facebook memiliki fasilitas

untuk menampilkan profil diri kita

secara lengkap, melalui profil diri

inilah hubungan pertemanan dengan

orang lain menjadi menarik dan bisa

menjadi penting. Orang lain dapat

mengenal dan melihat profil kita,

dengan mengetahui asal sekolah kita,

apa jabatan yang kita miliki, hobi

ataupun yang lainnya.

Menurut dominikus (2008) ada

beberapa kelebihan facebook dengan

situs jejaring sosial lainnya, seperti :

1. Tampilannya lebih sederhana.

Tidak banyak ijklan yang dipasang,

ada dua iklan yang otomatis

berubah.

2. Memiliki fasilitas tag foto, jadi

dalam sebuah foto kita bisa

memberikan keterangan pada foto

tersebut. Ketika kursor mouse

diarahkan tentu saja akan berisi

keterangan mengenai apa yang ada

dalam foto tersebut, seperti nama

masing-masing orang yang ada

dalam foto.

3. Mampu menyimpan foto dalam

beberapa album dengan kapasitas

yang besar.

4. Memiliki fasilitas chat, yaitu bisa

secara langsung apabila ada teman

yang online.

Page 10: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

5. Memiliki aplikasi dalam jumlah

cukup banyak.

6. Memilki fasilitas untuk

mengiklankan produk atau usaha.

7. Proses request friend yang mudah

hanya cukup meng-add dan

memasukkan kode captcha

(security code).

8. Informasi yang ditampilkan di

facebook umumnya adalah data

personal yang dibuat dengan

benar.

9. Memiliki fasiltas event, yaitu

dimana seseorang bisa mengetahui

informai mengenai event yang

diadakan oleh teman lainnya.

10. Memiliki fasilitas status update,

yaitu bebeas menuliskan apa yang

sedang ada di pikiran seseorang

pada saat itu yang bisa dilihat dan

dikomentari oleh teman lainnya.

11. Memiliki fasilitas privacy setting,

yaitu bisa mengeset siapa saja

yang boleh mengakses informasi

profile kita dan siapa saja yang

tidak diperbolehkan (Yulistin,

2010:67).

Teori Dramaturgi

Mengacu pada pada pendapat

Leary, the process by which people

convey to others that they are a certain

kind of person or possess certain

characteristic (Leary, 1996:17). Setiap

orang selalu berusaha untuk

mempresentasikan atau menyajikan

diri dengan sebaik-baiknya di hadapan

orang lain. Tentunya setiap orang

ingin menujukkan sisi diri yang paling

baik di depan orang lain, baik melalui

komunikasi verbal maupun non-

verbal, komunikasi langsung seperti

tatap muka ataupun melalui dunia

maya.

Erving Goffman dalam

bukunya “The Presentation of Self in

Everyday Life” yang diterbitkan pada

tahun 1959, melihat bahwa banyak

kesamaan antara pementasan teater

dengan berbagai jenis peran yang kita

mainkan dalam interaksi dan tindakan

sehari-hari. Kehidupan sebenamya

adalah laksana panggung sandiwara,

dan di sana kita pamerkan serta kita

sajikan kehidupan kita, dan memang

itulah waktu yang kita miliki. Jadi

seperti aktor panggung, aktor sosial

membawakan peran, mengasumsikan

karakter, dan bermain melalui adegan-

adegan ketika terlibat dalam interaksi

dengan orang lain.

Dramaturgi juga menjelaskan bahwa

identitas manusia adalah tidak stabil

dan merupakan setiap identitas

Page 11: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

tersebut merupakan bagian kejiwaan

psikologi yang mandiri. Identitas

manusia bisa saja berubah-ubah

tergantung dari interaksi dengan orang

lain. Disinilah dramaturgi masuk,

bagaimana kita menguasai interaksi

tersebut (Littlejohn,1996:165).

Selayaknya pertunjukan drama,

seorang aktor dalam kehidupan juga

harus mempersiapkan kelengkapan

pertunjukan. Kelengkapan ini antara

lain memperhitungkan setting, kostum,

penggunakan kata (dialog) dan

tindakan non verbal lain, hal ini

tentunya bertujuan untuk

meninggalkan kesan yang baik pada

lawan interaksi dan memuluskan jalan

mencapai tujuan. Inti dari dramaturgi

bukanlah menghubungkan perilaku

dengan penyebabnya, namun

menghubung- kan tindakan dengan

maknanya (Mulyana, 2010, h.107).

Dalam buku Metode Penelitian

Komunikasi oleh Deddy Mulyana,

Goffman (1956) menggunakan

metaphor teater yaitu membagi

kehidupan sosial dalam dua wilayah :

- Wilayah depan (front region), yaitu

tempat atau peristiwa sosial yang

memungkinkan individu

menampilkan peran forman atau

bergaya layaknya actor yang

berperan. Wilayah ini disebut juga

panggung (front stage) yang ditonton

khalayak. Front stage terdiri dari,

Front Personal yaitu berbagai

macam perlengkapan sebagai

pembahasan perasaan dari sang

aktor.

- Wilayah belakang (back region)

yaitu tempat untuk mempersiapkan

perannya di wilayah depan, disebut

juga panggung belakang (back

stage) atau kamar rias tempat

pemain sandiwara bersantai

mempersiapkan diri atau berlatih

untuk memainkan perannya

dipanggung depan.

Pada wilayah depan para

pemain memlilki kesempatan untuk

menciptakan image terhadap

pertunjukkannya yang skenarionya

sudah diatur sedemikian rupa dan

berbeda jauh dengan apa yang ada di

wilayah belakang. Pada bagian lain

penampilan individu secara teratur

berfungsi secara umum dan tetap

untuk mendefinisikan situasi bagi

mereka yang menyaksikan penamilan

itu, dikenal juga setting dan personal

front untuk kemudian dibagi lagi

menjadi penampilan (appearance) dan

gaya (manner) (Mulyana, 2008:39).

Page 12: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

Teori Self Presentation

Self presentation yang

ditampilkan oleh seseorang melalui

profile picture di jejering sosisal

facebook merupakan salah satu proses

dimana seseorang tersebut mengelola

kesan dirinya untuk dapat dinilai orang

lain. Self presentation ini dilakukan

secara sadar maupun tidak sadar.

Goffman (1959) terkenal dengan

karyanya tentang self presentation.

Dalam bukunya Goffman

menyebutkan self presentation dengan

istilah impression management. Dalam

“penyajian diri dalam hidup sehari-

hari”, ia mengungkapkan bahwa

individu-individu menampilkan diri

secara verbal dan non verbal.

Selain itu, Baumesiter

menyatakan bahwa presentasi diri

dapat bergerak sebagai cara

membangun diri dengan cara yang

menyenangkan penonton (Bortree,

2005). Manusia mencari tahu tentang

siapa dirinya dan apa yang ia miliki di

dalam dirinya. Banyak orang yang

memberikan perhatian terhadap image/

citra yang ia tampilkan kepada orang

lain. Dengan cara yang sama, orang

tersebut juga memperhatikan citraan

yang mereka tampilkan melalui

perilaku kepada public (Jap, 2013)

Jika presentasi diri ini dibawa

dalam kehidupan virtual, dalam hal ini

di World Wide Web, maka terbentuk

sebuah identitas virtual (Virtual

Identity). Identitas virtual yang

terbentuk bisa sangat bervariatif.

Bahkan, format teknologi Web 2.0 dan

kemajuan media baru membuat

identitas virtual merupakan sebuah

proses yang terus menerus selayaknya

proses yang terjadi di dunia nyata

(Lister dkk, 2009:269).

Identitas juga menjadi salah

satu fokus dari Haraway (1991)

mengenai perpaduan antara manusia

dengan teknologi yang tergambarkan

dalam cyborg. Selain itu, identitas juga

bisa dilihat dari sisi mengkonstrusi

kembali identitas diri maupun

komunitas (Turkle, 1997). Presentasi

diri yang terjadi di dalam new media

akan berbeda-beda berdasarkan jenis

mediumnya. Jika medium tersebut

adalah homepage pribadi, maka

presentasi diri akan terjadi lebih

konstan dan tetap. Hal disebabkan

frekuensi untuk melakukan perubahan-

perubahan di dalam medium tersebut

tidak terlalu tinggi. Kondisi yang

berbeda muncul ketika mediumnya.

Page 13: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

Interpersonal Relationship

Komunikasi adalah salah satu

interaksi yang selalu dilakukan oleh

manusia sebagai mahluk sosial.

Komunikasi dapat terjadi dimana-

mana dan kapan saja, misal dirumah

ketika para anggota keluarga sedang

berkumpul atau di kampus pada saat

para mahasiswa sedang berdiskusi.

Komunikasi menyentuh segala aspek

dari kehidupan manusia. Komunikasi

juga sekaligus menentukan kualitas

dari hidup kita.

Hubungan interpersonal adalah

proses interaksi antara individu dengan

individu lain dengan cara

berkomunikasi. Menurut Joseph De

Vito, Komunikasi antar pribadi

(Interpersonal Communication) dapat

diartikan ”is the communication that

takes place between two person who

have an established relationships” (De

Vito, 2004: 4). Komunikasi ini

merupakan suatu proses pengiriman

dan penerimaan pesan diantara dua

orang atau bisa lebih dengan

mengamati adanya berbagai efek yang

timbul dan adanya umpan balik setelah

informasi diberikan.

Komunikasi antar pribadi dinilai

paling ampuh dibanding bentuk-

bentuk komunikasi lainnya.

Komunikasi antar pribadi ini

dapat mengubah sikap atau perilaku

komunikan. Hal ini dikarenakan pada

umumnya komunikasi ini berlangsung

dengan cara tatap muka, dimana selain

dapat mengetahui gerak-gerik dari

komunikan juga dapat memperoleh

feed back secara langsung pula.

Komunikasi interpersonal ini sangat

berguna digunakan untuk mengubah

sikap dan kepercayaan serta opini dari

orang yang dijadikan komunikan.

Konsep Gender

Gender adalah pembagian peran,

kedudukan, dan tugas antara laki-laki

dan perempuan yang ditetapkan oleh

masyarakat berdasarkan sifat

perempuan dan sifat laki-laki yang

dianggap pantas menurut norma-

norma, adat istiadat kepercayaan atau

kebiasaan masyarakat. (Djohani, 1996,

h.7). Gender adalah konsep yang

mengacu pada peran-peran dan

tanggung jawab laki-laki dan

perempuan yang terjadi akbiat dari dan

dapat berubah oleh keadaan sosial dan

budaya masyarakat. Sedangkan

menurut Sri Sundari Sasongko gender

adalah perbedaan peran, fungsi dan

tanggung jawab laki-laki dan

perempuan yang merupakan hasil dari

Page 14: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

konstruksi sosial dan dapat berubah

sesuai dengan perkembangan zaman

(Sasongko,2007:6) Dalam buku Baron & Byrne

(2003) istilah jenis kelamin dan gender

sering kali digunakan bergantian

(Gilbert, 1999), tetapi kita akan

mengadopsi istilah dari banyak bidang

(contoh, Beckwith, 1994), yang

membedakan keduanya dengan cara

berikut. Jenis kelamin (sex) di

definisikan sebagai istilah biologis

berdasarkan perbedaan anatomi fisik

antara laki-laki dan perempuan.

Gender merujuk pada segala sesuatu

yang berhubungan dengan jenis

kelamin individu termasuk peran,

tingkah laku, kecenderungan dan

atribut lainnya yang mendefinisikan

arti menjadi seorang laki-laki atau

perempuan dengan kebudayaan yang

ada. Dari beberapa pengertian diatas

dapat disimpulkan bahwa gender

merupakan pembagian peran dan

tanggung jawab antara laki-laki dan

perempuan yang dikonstruksi oleh

lingkungannya, namun gender ini

dapat berubah sesuai dengan tempat

dan waktunya.

Secara umum lahirnya gender

membuat adanya perbedaan peran,

tanggung jawab, fungsi dan ruang

antara laki-laki dan perempuan

dimasyarakat. Gender dijadikan

parameter dalam pengindetifikasian

peran laki-laki dan perempuan, hal ini

membuat seringkali masyarakat lupa

bahwa sebenarnya gender sifatnya

tidak bersifat permanen dan dapat

berubah seiring waktu berjalan. Secara

sederhana perbedaan telah melahirkan

perbedaan peran, fungsi dan tanggung

jawab.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kualitatif deskriptif. Penelitian

kualitatif menjaga dan mempertahan-

kan bentuk dan isi dari interaksi

manusia. Riset kualitatif bertujuan

untuk menjelaskan fenomena dengan

sedalam-dalamnya melalui

pengumpulan data sedalam-dalamnya.

Riset ini tidak mengutamakan

besarnya populasi, atau sampling-nya

sangat terbatas. Data yang terkumpul

sudah mendalam dan bisa menjelaskan

fenomena yang diteliti, maka tidak

perlu mencari sampling lainnya. Di

sini yang lebih ditekankan adalah

persoalan kedalaman (kualitas) data

bukan banyaknya (kuantitas) data

(Kriyantono, 2007:48).

Page 15: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

Analisis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Dengan analisis deskriptif penelitian

ini mengamati adanya self presentation

yang ditunjukkan oleh laki-laki dan

perempuan, dalam hal ini yang

dimaksudkan adalah pasangan suami

istri dalam menampilkan dirinya

melalui profile picture di jejaring

sosial facebook. Dengan penelitian

deskriptif diperoleh informasi yang

mendalam dari masing-masing

informan.

Penetian ini berfokus pada: (1)

Bagaimana front stage yang dibuat

seseorang di dunia maya, lebih

khususnya pada pasangan suami istri

dalam menampilkan dirinya melalui

profile picture jejaring sosial facebook.

Penelitian ini juga mengacu pada back

stage karena front stage dan back

stage tidak dapat dipisahkan. Sehingga

perlu juga diketahui apa saja yang

terjadi pada back stage meski tidak

diungkap terlalu dalam di penelitian

ini. (2) Dalam front stage masih

terbagi lagi dalam appearance

(tampilan) dan manner (gaya),

penelitian ini menggunakan sosial

media sehingga hanya memfokuskan

pada appearance (tampilan) yang

ditampilkan oleh pasangan suami istri

tersebut di jejaring sosial facebook. (3)

Perbedaan yang ada pada suami istri

dalam menampilkan profile picture di

jejaring sosial facebook. (4) Tidak

mengkaji about (identitas atau

informasi mengenai pengguna), photo

cover, status, comment dan lain-lain.

Informan disini akan memberikan

informasi yang dibutuhkan selama

proses penelitan. Pemilihan informan

untuk penelitian ini menggunakan

metode purposive sampling dimana

teknik ini mencakup orang-orang yang

diseleksi atas dasar kriteria-kriteria

tertentu yang dibuat periset

berdasarkan tujuan riset (Kriyantono,

2010:158).

Terdapat dua sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu

data primer yang didapat melalui

dokumenter yaitu dokumen-dokumen

yang diperoleh dari lapangan, dalam

penelitian ini data primer berupa

gambar atau foto dari informan yang

dijadikan profile picture di akun

jejering sosial facebook yang mereka

miliki. Dan data sekunder yang dalam

penelitian ini diperoleh dari

wawancara mendalam yang dilakukan

pada informan yang sudah ditentukan

dengan kriteria-kriteria tertentu.

Teknik pengumpulan data yang

Page 16: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

digunakan adalah wawancara

mendalam kepada masing-masing

informan dan dokumentasi yang

berupa profile picture para informan.

Analisis data dibagi menjadi

tiga tahapan yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan

kesimpulan Miles dan Hubermas

(dalam Sugiono, 2012). Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan

metode triangulasi sumber yaitu

menguji kredibilitas data dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh

melalui sumber yang berbeda. Data

yang telah diperoleh kemudian akan

dibandingkan dengan data lain dengan

sumber yang berbeda. Analisis

triangulasi sumber ini digunakan untuk

memperoleh kesimpulan secara

mendalam atas jawaban yang

diberikan oleh masing-masing

informan sehingga nantinya akan

diketahui bagaimana suami istri

tersebut menampilkan dirinya di

jejaring sosial facebook.

Hasil dan Pembahasan

Konsep dramaturgis

mengamati konteks perilaku individu

dalam mencapai tujuan untuk dapat

memerankan “peran” yang ia miliki.

Permainan peran tentang bagaimana

seorang individu berusaha

menampilkan sisi terbaik dari dirinya

yang nantinya dapat dilihat oleh orang

lain. Individu ini kemudian

menciptakan komunikasi dan kondisi

dimana kemudian hal ini menimbulkan

makna-makna yang mereka kelola.

Wawancara yang telah

dilakukan kepada masing-masing

pasangan suami istri menghasilkan

berbagai macam bentuk dan cara yang

dilakukan oleh individu-individu

tersebut dalam menampilkan dirinya.

Sama halnya dengan pemaknaan dan

kesadaran diri dalam mengelola kesan

meraka di jejaring sosial facebook,

terdapat dua cara yang mereka pilih

tentang bagaimana mereka

menampilkan dirinya. Pertama,

mereka yang memilih untuk tidak

menampilkan diri terbaik yang mereka

miliki. Cara ini mereka pilih karena

mereka lebih mementingkan

kehidupan di keseharian mereka

daripada di jejaring sosial facebook.

Cara yang kedua adalah

menampilkan sisi diri terbaik dan

mengelolanya agar mendapatkan kesan

yang mereka inginkan. Apa yang

mereka kelola, tampilkan dan

sampaikan di profile picture jejaring

sosial facebook telah melalui proses

seleksi pribadi dari individu-individu

Page 17: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

agar mendapatkan respon yang

diinginkan. Kelompok informan yang

memilih untuk menampilkan diri

seperti ini memiliki kecenderungan

untuk menampilkan peningkatan akan

presentasi dirinya. Seperti salah satu

informan yang pendapatnya mewakili

informan lainnya yaitu Ayu, ia

memiliki keinginan agar orang lain

dapat mengetahui status sosialnnya

yang telah berubah. Awalnya ia hanya

seorang wanita lajang sekarang ia telah

menjadi istri dari seorang lelaki. Hal

ini merupakan salah satu bentuk

peningkatan presentasi menurut Ayu.

Lebih jelasnya lagi hasil yang

didapat dari wawancara yang telah

dilakukan adalah 1 dari 3 orang

informan wanita memilih untuk tidak

menandai momen bahagia pernikahan

mereka dengan menjadikannya profile

picture dan 2 orang lainnya

beranggapan bahwa menampilkan diri

mereka sebagai seorang istri perlu

dilakukan, salah satunya menampilkan

diri melalui profile picture. Sehingga

dapat dinilai bahwa wanita cenderung

ingin menunjukkan status mereka yang

telah berubah dengan berlangsungnya

pernikahan mereka.

Dramaturgi melihat kehidupan

sebagai layaknya pertunjukan teater

(Goffman, 1959). Penelitian ini

melihat profile picture sebagai

panggung depan atau front stage di

jejaring sosial facebook. Dimana

setiap orang atau audiens dapat

melihat front stage ini secara langsung

dan jika mau juga langsung dapat

memberikan penilaian kepada individu

yang dituju setelah melihat profile

picturenya. Informan wanita yang

memilih untuk menampilkan dirinya

sebagai seorang wanita yang sudah

bersuami telah memenuhi bagian dari

front stage yang diungkapkan oleh

teori dramaturgi.

Setting merupakan atribut-

atribut yang menunjang peran. Setting

dalam teater juga dapat dikenal

sebagai suasana panggung yang

mampu membangun suasana untuk

sang actor (Mulyana, 2008, h.39).

Setting panggung dalam penelitian ini

adalah jejaring sosial facebook. Selain

setting, terdapat pula personal front

yang merujuk pada hal-hal yang terkait

oleh penampilan yang ingin

ditampilkan ke hadapan audiens

(Mulyana, 2010). Misalnya saja

informan wanita yaitu Vizca yang

ingin dilihat sebagai wanita yang

menikah menampilkan dirinya melalui

profile picture dengan menggunakan

Page 18: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

atribut baju pengantin. Baju pengantin

disini merupakan perangkat ekspresif

yang sangat membantu untuk

membuat audiens untuk

mengidentifikasi Vizca sebagai wanita

yang telah menikah.

Bagi Beta, informan wanita

yang memilih untuk tidak

menunjukkan dirinya sebagai wanita

yang telah menikah sebenarnya

memiliki kesempatan yang sama untuk

menampilkan dirinya. Hanya saja

kesempatan itu tidak ia gunakan,

karena ia tidak ingin kehidupan

pribadinya diketahui oleh teman-

temannya di jejaring sosial facebook.

Self presentation yang ia tampilkan

tidak maksimal, dengan berbagai

pendapat yang ia ungkapkan

menghasilkan profile picture yang ia

pilih tidak menampilkan dirinya yang

telah memiliki seorang suami. Setting

dan personal front yang ia tampilkan

melalui profile picturenya pun

menyulitkan pengguna facebook

lainnya untuk mengidentifikasi status

dari Beta.

Dari penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa kecenderungan

seorang wanita adalah menampilkan

dirinya sebagai wanita yang memiliki

pasangan atau suami. Hal ini mereka

pilih untuk mengurangi

kesalahpahaman akan status mereka,

selain itu mereka mengaku lebih

nyaman jika memberitahukan

statusnya kepada orang lain melalui

profile picturenya. Setiap informan

memiliki “panggung” sendiri-sendiri

untuk menampilkan dirinya dan

mereka memiliki kesempatan yang

sama untuk mengelola kesan dirinya

sebaik mungkin dihadapan orang lain.

Berbeda dengan hasil yang

diperoleh dari informan laki-laki, 2

dari 1 orang informan laki-laki ini

menganggap profile picture ini

bukanlah salah satu hal yang penting

untuk dipikirkan dalam menampilkan

diri mereka sebagai laki-laki yang

telah menikah. Pengungkapan

informasi diri dapat dilakukan secara

tidak sadar dan seseorang biasanya

hanya mengungkapkan sedikit

informasi mengenai dirinya kepada

orang lain di jejaring sosial. Tidak

semua hal yang ada pada dirinya ia

ungkap atau ia tuangkan dalam

jejaring sosial facebook ini.

Tiga dari informan laki-laki ini

menganggap kehidupan sosial di dunia

nyata lebih penting daripada

kehidupannya di dunia maya yaitu

dijejaring sosial facebook. Mereka

Page 19: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

lebih menghargai komunikasi dan

interaksi secara langsung daripada

interaksi melalui jejaring sosial. Hal

ini yang mendasari bagaimana mereka

memilih menampilkan dirinya

dijejaring sosial facebook.

Konsep Goffman (1959) yang

lain mengenai dramaturgi adalah

bagaimana usaha individu berusaha

menampilkan atau melakukan

pertukaran informasi mengenai sisi

terbaik dirinya. Usaha ini menurut

kelompok informan laki-laki yang

tidak menampilkan dirinya yang telah

menikah adalah telah terpenuhinya

informasi mengenai dirinya yang telah

menikah. Hal ini dapat ditunjukkan

dengan foto-foto yang diunggah atau

ditag ke mereka telah cukup

menjelaskan status mereka. Fitur about

yang didalamnya terdapat status

hubungan ”married with” juga sudah

mendukung mengenai status mereka

yang sudah menikah.

Hal-hal itulah yang membuat

kelompok laki-laki yang tidak

menunjukkan status dirinya yang

sudah menikah merasa cukup

menunjukkan statusnya, sehingga

mereka merasa tidak perlu

menunjukkan statusnya yang telah

memiliki istri. Teori dramaturgi juga

menjelaskan bahwa identitas individu

itu cenderung tidak stabil dan bisa saja

berubah-ubah tergantung dengan siapa

individu itu berinteraksi. Tidak

menutup kemungkinan hal ini bisa

terjadi pada kelompok informan laki-

laki ini.

Sedangkan pada laki-laki yang

memilih menampilkan dirinya sebagai

seorang suami di jejaring sosial

facebook, mengelola kesan dirinya

sebaik mungkin agar kesan yang ia

inginkan dapat tersampaikan dengan

baik kepada audiens. Sama halnya

dengan informan wanita dalam

menyampaikan kesan dirinya,

informan laki-laki ini menggunakan

foto dengan baju pengantin yang

dipilih sebagai profile picture. Setting

dan personal front yang ia tampilkan

melalui profile picturenya ia kelola

sedemikian rupa hingga orang lain

yang melihat akun facebooknya dapat

langsung mengidentifikasinya.

Dramaturgi menurut Goffman

(1959) memahami bahwa dalam

komunikasi dan interaksi antar

individu terdapat “kesepakatan” yaitu

sebuah perilaku yang disetujui oleh

informan dan teman-teman pengguna

facebook yang bertindak sebagai

audiens. “kesepakatan” ini adalah

Page 20: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

sebuah perilaku yang menyetujui

adanya nilai dan kesan dari seorang

individu yang merupakan hasil akhir

dari tujuan pengelolaan diri. “Bermain

peran” juga merupakan salah satu cara

yang dapat mengacu tercapainya

“kesepakatan” tersebut.

Sebagai contoh misalnya pada

informan laki-laki Indra, ia adalah

salah satu informan yang

menampilkan dirinya sebagai seorang

yang telah menikah. Ia bermain

sebagai seorang suami, kemudian ia

menampilkan dirinya di profile picture

dengan menggunakan foto yang

menggunakan baju pengantin. Teman-

teman pengguna facebook yang

melihat profile picturenya secara tidak

langsung pasti dapat langsung

mengetahui bahw ia adalah laki-laki

yang sudah menikah. Penilaian yang

diberikan oleh pengguna facebook

yang lain ini yang disebut dengan

kesepakatan.

Dengan lebih banyaknya

informan laki-laki yang menampilkan

dirinya bukan sebagai seorang laki-

laki yang sudah menikah, hal ini dapat

dinilai bahwa informan laki-laki

cenderung tidak begitu peduli pada

bagaimana menampilkan diri mereka

terutama pada perubahan status

mereka yang telah menikah. Mereka

lebih nyaman menampilkan diri

mereka tanpa embel-embel suami.

Sehingga didapatkan kesimpulan

bahwa perbedaan yang ada antara

informan laki-laki dan informan

wanita yang dilihat melalui profile

picture adalah informan wanita

memiliki kecenderungan untuk

menampilkan statusnya sebagai

seorang yang sudah menikah dan

informan laki-laki tidak.

Kesimpulan

1. Wanita cenderung ingin

menunjukkan status mereka yang telah

berubah setelah berlangsungnya

pernikahan mereka. Mereka tampilkan

itu melalui profile picture di akun

jejaring sosial facebook mereka.

Namun temuan dalam penelitian ini

menghasilkan bahwa tidak semua

orang ingin menunjukkan status

mereka. Sehingga menampilkan

dirinya seorang diri. Untuk itu istri

memiliki dua pola dalam menampilkan

dirinya di profile picture facebook.

yaitu secara individual dan bersama

pasangan.

2. Pria cenderung tidak begitu peduli

pada bagaimana menampilkan diri

mereka terutama pada perubahan

status mereka yang telah menikah. Pria

Page 21: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

merasa cukup menampilkan diri

mereka yang sudah menikah dengan

foto-foto yang diunggah atau di tag

dan fitur about yang didalamnya

terdapat status hubungan ”married

with” juga sudah mendukung

mengenai status mereka yang sudah

menikah. Sehingga mereka tidak

masalah jika menggunakan profile

picture individual maupun dengan

komunitasnya. Namun temuan lainnya

juga menghasilkan bahwa pria juga

ingin menunjukkan status

pernikahannya dengan menggunakan

profile picture bersama pasangan.

Untuk itu dapat disimpulkan disini pria

memiliki tiga pola dalam

menampilkan dirinya, yaitu individu,

bersama komunitas dan bersama

pasangan.

Daftar Pustaka Buku : Baron, Robert & Donn Byrne.

Psikologi sosial edisi. 2003. Erlangga. Jakarta

Goffman, Erving. 1959. The Presentation of Self in Everyday Life. New York. Double Day

LittleJohn, Stephen W. 2006. Theories of Human Communicaction. Fifth Edition. California. Belmont: Wads Worth

LittleJohn, Stephen & Karen A Foss. 2009. Theories of Human

Communicaction. Ninth Edition.

Kriyantono. Rachmat, Teknik dan Riset Komunikasi. 2010. Kencana Prenada Media Grup. Jakarta

Moleong, L.J, 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya

Sugiono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta

Mulyana, D. 2010. Metode Penelitian Komunikasi: paradigm baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya. Bandung. Remaja Rosdakarya

Djohani dkk. 1996. Buku Acuan Penerapan PRA Berbuat Bersama Berperan Setara. Studio Driya Media. Bandung.

Fakhrurroja, H. dan Munandar, A. (2009).Twitter ngoceh dapet duit. Yogyakarta: Jogja GreatPublisher.

DeVito, Joseph H. 2001. Interpersonal Communication Book. Ninth Edition, Person Education Inc. New York

Hofstetter, Fred T. 2001. Multimedia Literacy Third Edition, New York : McGraw-Hill.

Grant, August E & Foust, Jim. 2008 edisi kesebelas. The Internet & The World Wide Web dalam (ed) Grant, August E & Meadows, Jeniffer H. Communication Technology Update and Fundamental. Oxford : Elsevier Inc

Shedletsky, Leonard J & Aitken, Joan E. 2004. Human Communication on Internet. New York,USA : Pearson Education

Page 22: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

Leary, M.R. 1996. Self presentation Impression Management and interpersonal behavior. Boulder.co city: Westwive press

Skripsi : Riyanti, Astri, Fenomena Penggunan

Situs Jejaring Sosial Facebook sebagai Ajang Penampilan Diri. 2010. Universitas Diponegoro. Semarang

Yulistin, Relia, Motivasi penggunaan situs jejaring sosial facebook pada khalayak dewasa dini (studi fenomenologi pada dewasa dini pengguna facebook). 2010. Universitas Brawijaya. Malang

Darmayanti, Sandra Dewi. Manajemen konflik pasangan laki-laki dan perempuan berstatus pacaran (Studi pada Pasangan Dewasa Awal 18-25 tahun di Kota Malang) 2013. Universitas Brawijaya. Malang.

Luik, Jandi E. Media Sosial dan Presentasi Diri. 2013. Universitas Kristen Petra Surabaya.

- Jurnal : Boyd D. M., & Ellison, N. B. (2007)

Social Network Sites: Definition, History, and Schoolarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), Article 11, http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html

BKKBN, Konsep dan Teori Gender, Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2007,

http://www.rudifebriamansyah.webege.com/index.php?p=1_9

Ayu, Prista. (2012). Teori Dramaturgi Erving Goffman. Diakses pada 20 Juni 2013.

http://pristality.wordpress.com/2011/11/29/teori-dramaturgi-erving-goffman/).

Zao Chen, Gonglue Jiang. (2010). Cultural Differences on Visual Self Presentation through Social Networking Site Profile Image. Diakses pada tanggal 26 Juni 2012

http://research.microsoft.com/enus/um/beijing/groups/hci/pubs/1774_chi2011_chenzhao.pdf

Ono Hiroshi, Zavodny Madeline. (2003). Gender and Internet.. diakses pada tanggal 26 Juni 2013. http//www.english.illinois.edu/-people-/faculty/debaron/482/482readings/onogender.pdf

Candra, Puspita A. 2008. Penggunaan Internet pada Anak-anak Sekolah Usia 6-12 tahun di Surabaya. Diakses pada tanggal 29 Juni 2013 http://journal.unair.ac.id/article_4572_media137_category8.html

Jap, Olivia. 2013. Self Presentation Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui akun twitter. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2014

www.facebook.com

Page 23: Self Presentation Suami dan Istri dalam Menampilkan Diri di Jejaring Sosial Facebook

- http://www.facebook.com/ayurahmaniyah.mukti?ref=ts&fref=ts

- http://www.facebook.com/prasetyo.putro.940

- http://www.facebook.com/petty.karismandani?fref=ts

- http://www.facebook.com/kardiman.sulaksono

- http://www.facebook.com/beatta.rahmat?fref=ts

- http://www.facebook.com/beben.fidianata?fref=ts

- http://www.facebook.com/cool.cfc/about

- http://www.facebook.com/herlina.eka?fref=ts

- http://www.facebook.com/mufarendra?fref=ts

- http://www.facebook.com/vizcardine.novic