seleksi dan penempatan sdm 2
TRANSCRIPT
SELEKSI DAN PENEMPATAN SDM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penulisan
Sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang harus ada
dan relatif lebih penting bagi organisasi, karena hampir seluruh
kegiatan operasional organisasi dilakukan oleh manusia. Pencapaian
tujuan organisasi sangat bergantung pada kualitas sumber daya
manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang
berkualitas, organisasi harus merancang sistem pengadaan
karyawan yang tepat, salah satunya adalah dengan mengadakan
proses seleksi. Setelah proses seleksi selesai dilakukan, organisasi
perlu menempatkan para calon karyawan yang telah diterima pada
jabatan – jabatan yang dibutuhkan organisasi dan sesuai dengan
kemampuan mereka masing – masing, sehingga para calon
karyawan tersebut dapat bekerja dengan maksimal.
1.2. Rumusan Masalah
§ Seperti apa gambaran umum mengenai seleksi dan penempatan
SDM ?
§ Apakah arti penting seleksi dan penempatan SDM bagi kinerja
organisasi ?
1.3. Tujuan Penulisan
§ Untuk mengetahui gambaran umum mengenai seleksi dan
penempatan SDM.
§ Untuk mengetahui arti penting seleksi dan penempatan SDM bagi
kinerja organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Gambaran Umum Mengenai Seleksi dan Penempatan
SDM
Sebelum menjalankan proses seleksi, tentunya organisasi harus
mengadakan rekrutmen terlebih dahulu. Proses rekrutmen dilakukan
dengan tujuan mendapatkan persediaan calon karyawan sebanyak
mungkin sehingga organisasi memiliki kesempatan lebih besar
untuk memilih calon karyawan yang dianggap memenuhi standar
kualifikasi organisasi.
Stoner, dkk (1995) mendefinisikan rekrutmen sebagai suatu proses
pengumpulan calon pemegang jabatan yang sesuai dengan rencana
sumber daya manusia untuk menduduki suatu jabatan tertentu.
“The recruitment is the development of a pool of job candidates in
accordance with a human resource plan” (Stoner, at all, 1995).
Tujuan dari rekrutmen adalah mendapatkan calon karyawan
sebanyak mungkin sehingga memungkinkan pihak manajemen
(recruiter) untuk memilih atau menyeleksi calon sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Semakin banyak calon
yang berhasil dikumpulkan maka akan semakin baik karena
kemungkinan untuk mendapatkan calon terbaik akan semakin
besar.
Sebelum karyawan dapat direkrut untuk mengisi suatu jabatan
tertentu,recruiter harus memiliki gambaran yang jelas tentang
tugas-tugas dan kewajiban yang dipersyaratkan untuk mengisi
jabatan yang ditawarkan. Oleh sebab itu analisis jabatan merupakan
langkah pertama dalam proses rekrutmen dan seleksi. Sekali suatu
jabatan telah dianalisis, maka uraian atau pernyataan tertulis
tentang jabatan dan posisi jabatan tersebut dalam
perusahaan/organisasi akan tertuang dengan jelas.
Uraian atau pernyataan tertulis tersebut dinamakan uraian jabatan
(Job Description). Jika uraian jabatan telah tersusun dengan baik,
maka spesifikasi jabatan atau disebut juga “hiring specification”
akan mulai dikembangkan. Hiring specification didefinisikan sebagai
suatu uraian tertulis tentang pendidikan, pengalaman, dan
ketrampilan yang diperlukan untuk dapat mengisi suatu jabatan
tertentu sehingga dapat berfungsi dengan efektif. Job
Description dan Hiring Specification inilah yang seharusnya
dijadikan informasi dasar untuk memulai proses rekrutmen dan
seleksi dan penempatan.
Proses pemilihan atau penyeleksian karyawan / pegawai disebut
dengan proses seleksi. Dasar seleksi berarti penerimaan karyawan
baru hendaknya berpedoman kepada dasar tertentu yang digariskan
oleh internal maupun eksternal perusahaan supaya hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan. Dasar-dasar itu antara lain :
§ Kebijaksanaan perburuhan pemerintah
Seleksi penerimaan karyawan baru harus berdasarkan dan
berpedoman kepada Undang-Undang Perburuhan Pemerintah.
Seleksi usia harus didasarkan kepada Undang-Undang tanggal 6
Januari 1951 No.I Pasal 1. Peraturan perburuhan melarang adanya
diskriminasi kulit, agama, dan suku bangsa. Sebaliknya, Undang-
Undang tidak memperbolehkan mempekerjakan anak-anak dibawah
umur dan orang-orang yang terlibat dalam G-30-S/PKI. Hal-hal diatas
harus menjadi dasar kebijakan seleksi penerimaan karyawan baru
bagi setiap organisasi dan perusahaan.
§ Job specification
Dalam spesifikasi, telah ditetapkan, persyaratan dan kualifikasi
minimun dari orang yang dapat menjabat atau melakukan pekerjaan
tersebut. Dasar ini harus betul-betul menjadi pedoman pelaksanaan
seleksi, prinsipnya adalah “the right man on the right place and the
right man behind the right gun” Jadi, titik tolak pemikiran seleksi
hendaknya kepada apa yang akan dijabat, baru siapa yang akan
menjabatnya, bukan siapa baru apa. Jabatan atau pekerjaan apapun
yang akan diisi hendaknya diseleksi beradasarkan atas spesifikasi
jabatan atau pekerjaan tersebut.
§ Ekonomis rasional
Tindakan ekonomis hendaknya menjadi dasar pelaksanaan seleksi
supaya biaya, waktu, dan pikiran dimanfaatkan secara efektif
sehingga hasil efektif dapat dipertanggungjawabkan.
§ Etika sosial
Seleksi harus dilakukan sesuai dengan etika sosial. Artinya,
memperhatikan norma-norma hukum, agama, kebudayaan, dan
adat istiadat masyarakat serta hukum yang berlaku di negara
bersangkutan.
Tujuan organisasi melakukan seleksi adalah untuk mendapatkan :
§ karyawan yang qualified dan potensial
§ karyawan yang jujur dan berdisiplin
§ karyawan yang cakap dengan penempatan yang tepat
§ karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja
§ karyawan yang memenuhi syarat Undang-Undang Perburuhan
§ karyawan yang dapat bekerja sama
§ karyawan yang dinamis dan kreatif
§ karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab
§ karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi
§ karyawan yang mudah dikembangkan dimasa akan datang
§ karyawan yang bekerja secara mandiri
§ karyawan yang mempunyai budaya dan perilaku malu
§ untuk mengurangi tingkat absensi dan turn over karyawan
Berikut ini akan diuraikan sejumlah metode seleksi yang dilakukan
untuk melakukan rekrutmen pagawai baru.
Wawancara Pekerjaan
Wawancara pekerjaan merupakan sarana untuk bertukar informasi
antara pelamar dan pewawancara berkaitan dengan kesesuaian dan
minat pelamar dalam pekerjaan yang akan diisi. Informasi yang
tersedia dalam lamaran pelamar pekerjaan dapat diperiksa lebih
mendalam dalam wawancara, dan informasi lain yang relevan
terhadap kualifikasi pelamar dapat diperoleh. Karena wawancara
dapat menjadi lebih fleksibel, maka beberapa informasi yang belum
ada mengenai pelamar dapat dikumpulkan pada saat tersebut.
Permasalahan wawancara
Sebagai metode seleksi, wawancara merupakan hal yang
problematik. Penelitian memperlihatkan bahwa wawancara memiliki
reliabilitas test-retest yang baik (dua kali pewawancara yang sama)
dan reliabilitas konsistensi internal yang baik, tetapi reliabilitas
inter-rater yang rendah (antara rater/penilai yang berbeda).
Tes kemampuan, bakat, dan keterampilan
Tes digunakan untuk menyaring pelamar dengan dasar
keterampilan, kemampuan, dan bakat yang dapat diklasifikasikan
baik dengan test kertas maupun pensil atau tes sampel pekerjaan.
Baik kedua nilai maupun nilai minimum ditetapkan untuk menyaring
pelamar. Nilai “cut-off” dapat dinaikkan atau diturunkan tergantung
pada jumlah pelamar. Jika rasio seleksi rendah maka nilai cut-off
dapat ditingkatkan, sehingga meningkatkan kemungkinan pelamar
yang melebihi kualifikasi penerimaan.
Tes Kepribadian
Orang-orang sering mempercayai bahwa pekerjaan tertentu
memerlukan pribadi atau perangai yang unik. Sebagai contoh,
akuntan mungkin dipikirkan sebagai orang yang konservatif, sangat
teliti, dan pendiam, sedangkan penjual mobil bekas mungkin
digambarkan sebagai orang yang agresif, mencolok, dan berbicara
sopan.
Meskipun demikian, terdapat dua tipe umum dari tes kepribadian
yang kadang-kadang digunakan dalam keputusan seleksi. Yaitu tes
kepribadian self-report dan teknik proyektif. Ukuran kepribadian ini
telah sering digunakan dalam seleksi posisi calon managerial dan
juga sering digunakan sebagai bagian dari pusat penilaian yang
merupakan metode identifikasi potensi bakat managerial yang
populer.
Promosi yang didasarkan pada prestasi kerja menggunakan hasil
penilaian atas hasil karya yang sangat baik dalam promosi atau
jabatan sekarang. Dan juga perlu adanya analisis yang matang
terhadap kemampuan seseorang dan mengenai potensi yang
bersangkutan.
Sedangkan promosi yang didasarkan kepada senioritas adalah
dihitung dari lamanya bekerja. Dan perusahaan menempuh cara ini
dengan tiga pertimbangan (Handoko, 2000 : 171 ) yaitu :
1. sebagai penghargaan atas jasa – jasa seseorang paling sedikit
dilihat dari segi loyalitas kepada organisasi.
2. Penilaian biasa bersifat objektif dengan membandingkan masa
kerja.
3. Mendorong organisasi untuk mengembangkan karyawan untuk
dipromosikan. Tetapi cara ini terdapat kelemahan karena karyawan
yang paling senior belum tentu karyawan yang produktif.
Sedangkan untuk para karyawan baru, para karyawan baru yang
telah selesai menjalankan program seleksi harus segera
mendapatkan tempat pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan
keahlian yang dimilikinya. Salah satu fungsi MSDM untuk mengurus
hal ini adalah placement atau penempatan karyawan.
Penempatan karyawan berarti mengalokasikan para karyawan pada
posisi kerja tertentu, hal ini khusus terjadi pada karyawan baru.
Kepada para karyawan lama yang telah menduduki jabatan atau
pekerjaan termasuk sasaran fungsi penempatan karyawan dalam
arti mempertahankan pada posisinya atau memindahkan pada
posisi yang lain.
Penempatan staffing terdiri dari dua cara:
1). Karyawan baru dari luar perusahaan dan
2). Penugasan di tempat yang baru bagi karyawan lama yang
disebutimplacement atau penempatan internal.
Penempatan adalah penugasan atau penugasan kembali seorang
karyawan kepada pekerjaan barunya. Keputusan penempatan lebih
banyak dibuat oleh manajer lini, biasanya supervisor seorang
karyawan dengan berkonsultasi menentukan penempatan karyawan
di masa datang. Peranan departemen SDM adalah memberi nasihat
kepada manajer lini tentang kebijakan perusahaan dan memberikan
konseling kepada para karyawan.
Dalam alur ini, terdapat tiga jenis penting dari penempatan, yaitu
promosi, transfer, dan demosi. Berikut ini dijelaskan tiga jenis
penempatan dan separasi.
1. Promosi
Promosi terjadi apabila seorang karyawan dipindahkan dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran,
tanggung jawab dan atau level. Umumnya diberikan sebagai
penghargaan, hadiah (reward system) atas usaha dan prestasinya di
masa lampau, maka akan muncul dua permasalahan.
2. Transfer dan Demosi
Transfer dan demosi adalah dua kegiatan utama penempatan
karyawan lainnya yang ada pada perusahaan.
3. Job-Posting Programs
Job-posting program memberikan informasi kepada karyawan
tentang pembukaan lowongan kerja dan persyaratannya.
Pengumuman tentang lowongan kerja tersebut mengundang para
karyawan yang memenuhi syarat untuk melamarnya. Biasanya
diumumkan melalui bulletin atau surat kabar perusahaan baik surat
kabar biasa maupun elektronik. Kualifikasi dan ketentuan lain
biasanya diambil dari informasi analisis pekerjaan, melalui
pencalonan diri ataupun dengan rekomendasi supervisor, karyawan
yang tertarik dapat mengajukan permohonan kepada departemen
SDM.
Beberapa Masalah dalam Penempatan
Terdapat tiga hal yang mendasari keputusan penempatan bagi SDM,
yaitu efektivitas, tuntutan hukum, dan prevensi PHK.
1). Efektivitas
Efektivitas penempatan harus mampu meminimalisir kemungkinan
terjadinya kekacauan bagi karyawan dan perusahaan. Unluk
mengurangi kekacauan, keputusan promosi dan transfer harus
dibuat sesuai dengan langkah-langkah seleksi. Ketika penempatan
ditetapkan, karyawan baru harus mendapatkan pengenalan untuk
mengurangi kecemasan dan mempercepat sosialisasi dan proses
belajar.
2). Tuntutan Hukum
Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada kontrak
resmi tertulis disebut hubungan kerja sukarela dan dilanjutkan
dengan persetujuan. Kedua pihak harus memberitahukan apabila
hubungan itu berakhir. Hak perusahaan untuk memberhentikan
pekerja setiap saat tanpa sebab menjadi dikenal sebagai doktrin
pemberi kerja. Doktrin ini menyebutkan bahwa pemilik atau
manajemen punya hak di atas hak pekerja atas pekerjaan mereka.
Secara sederhana dikatakan bahwa seorang pekerja dapat dipecat
dengan alasan apa pun termasuk tanpa alasan. Selama ini pula,
pemerintah dan hukum telah membatasi hak ini, hakim hendaknya
mempelajari dengan cermat buku pedoman pekerja, janji
manajemen dan sumber-sumber lain untuk mencari kontrak kerja.
3). Pencegahan Separasi (PHK)
Salah satu bidang kreatif MSDM adalah upaya pencegahan separasi.
Ketika departemen SDM dapat mencegah perusahaan kehilangan
SDM yang bernilai, maka uang yang ditanam dalam rekrutmen,
seleksi, orientasi dan pelatihan tidak hilang. Uang juga dapat
dihemat dengan mengurangi keperluan penyebaran pekerja yang
tersisa.
2.2. Arti Penting Menyeleksi dan Menempatkan SDM bagi
Kinerja Organisasi
Setiap organisasi dalam mencari dan memilih calon – calon
karyawan, tentunya akan berusaha sebaik mungkin untuk
mendapatkan yang terbaik dan yang paling sesuai dengan
lebutuhan organisasi. Untuk mendapatkan calon – calon karyawan
yang berkualitas tentunya organisasi harus melakukan proses
seleksi yang baik.
Organisasi melakukan seleksi untuk mencari dan memilih calon
karyawan yang akan diterima / ditolak oleh organisasi. Dengan
proses seleksi tersebut diharapkan organisasi akan mendapat calon
– calon karyawan yang benar – benar sesuai dengan jabatan yang
dibutuhkan oleh organisasi. Dalam hal ini karyawan yang terpilih
akan merasa puas apabila mereka ditempatkan pada jabatan yang
sesuai denan kemampuan mereka masing –masing. Itulah
sebabnya, setelah melakukan proses seleksi organisasi harus
melakukan proses penempatan.
Penempatan karyawan yang sesuai pada posisi yang tepat bukan
saja menjadi keinginan organisasi tetapi juga menjadi keinginan
karyawan. Dengan demikian karyawan yang bersangkutan dapat
mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang dibebankan kepadanya,
sehingga karyawan akan merasa termotivasi dan bersemangat
dalam bekerja dan memberikan kontribusi yang maksimal bagi
organisasi. Demikianlah apabila pelaksanaan proses seleksi yang
dilakukan oleh organisasi tepat, maka dapat menunjang terhadap
kesesuaian penempatan karyawan, yang pada akhirnya diharapkan
akan memberikan pengaruh positif bagi kinerja organisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Proses pemilihan atau penyeleksian karyawan / pegawai disebut
dengan proses seleksi. Sedangkan penempatan karyawan berarti
mengalokasikan para karyawan pada posisi kerja tertentu, hal ini
khusus terjadi pada karyawan baru. Kepada para karyawan lama
yang telah menduduki jabatan atau pekerjaan termasuk sasaran
fungsi penempatan karyawan dalam arti mempertahankan pada
posisinya atau memindahkan pada posisi yang lain. Apabila
pelaksanaan proses seleksi yang dilakukan oleh organisasi tepat,
maka dapat menunjang terhadap kesesuaian penempatan
karyawan, yang pada akhirnya diharapkan akan memberikan
pengaruh positif bagi kinerja organisasi.
3.2. Saran
§ Organisasi harus melakukan analisis jabatan yang baik sebelum
melakukan serangkaian proses seleksi dan penempatan SDM.
§ Memilih metode seleksi SDM yang tepat dan sesuai dengan situasi
dan kondisi organisasi.