selasa, 28 desember 2010 | media indonesia dpr … rancangan dari daftar ruu kumulatif terbuk a...

1
HUMAS KY PEMILIHAN KETUA KY: Komisioner Komisi Yudisial (KY) periode 2010-2015, (dari kiri) Imam Anshori Saleh, Taufiqurrohman, Suparman Marzuki, Abbas Said, dan Jaja Ahmad Jayus, memberikan keterangan pers seusai rapat pleno untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua KY di Jakarta, kemarin. 4 | Politik & HAM SELASA, 28 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA DPR Pilih Abaikan Suara Rakyat Aryo Bhawono yang diterima Media Indonesia, kemarin, ia lebih gamblang menyodorkan data. Rapor merah Rapor kinerja anggota DPR periode 2009-2014 untuk masa sidang di tahun pertama 2009- 2010 bidang legislasi masih ‘ke- bakaran’ alias merah total. Soalnya, target Program Le- gislasi Nasional (Prolegnas) 2010 yang dicanangkan sangat jauh dari harapan maksimal. ‘’Dari 70 RUU yang masuk da- lam Prolegnas 2010, baru enam yang disahkan menjadi UU. Delapan rancangan dari daftar RUU kumulatif terbuka telah di- sahkan menjadi UU. Sebanyak 16 RUU dalam proses pembi- caraan di tingkat pertama, serta 5 RUU telah diharmonisasi di Baleg,’’ ujar Ellena. ‘’Periode terdahulu (2004- 2009) di masa sidang pertama (2004-2005) mampu melahirkan 41 UU, sedangkan periode seka- rang (2009-2014) di masa sidang pertama (2009-2010) hanya mampu melahirkan 6 UU.’’ Rendahnya pencapaian terha- dap Prolegnas ini dikhawatirkan berimbas pada program legislasi daerah (prolegda) dalam mene- lurkan peraturan daerah. Prolegda merupakan pedo- man dan pengendali penyu- sunan perda yang mengikat lembaga yang berwenang (pe- merintah daerah dan DPRD) membentuk peraturan daerah. Untuk itu prolegda dipandang penting demi menjaga agar produk peraturan perundang- undangan daerah tetap berada dalam kesatuan sistem hukum nasional. Dalam kenyataannya, Pemda dan DPRD hanya mampu meng- hasilkan perda-perda bersifat rutinitas dan perda-perda cut and paste (sontek dan salin). (R-2) bhawono @mediaindonesia.com selama satu tahun,” tegasnya. Bukan DPR kalau tidak membantah tudingan tersebut. Sekjen DPR Nining Indra Saleh menganggap sepi tuntutan itu. Ia menyebutkan UU No 27 Ta- hun 2009 tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD hanya meng- atur tentang pertanggungjawa- ban fraksi saja. “Pasal 80 ayat 2 UU ini hanya mewajibkan laporan fraksi atas evaluasi anggotanya saja,” kilahnya. Adapun pengamat politik Ramlan Surbakti menyatakan justru kehadiran fraksi di DPR menjadi penghalang aspirasi masyarakat dengan anggota DPR. Anggota DPR justru lebih mematuhi keinginan fraksi da- ripada aspirasi masyarakat. “Mereka lebih takut terhadap parpolnya. Ini kekeliruan. Itu sebabnya DPR masih masuk dalam lingkaran setan karena lebih tunduk kepada parpol. Padahal parpol masih dimiliki oleh elite politik, bukan rak- yat,” tegasnya. Kritikan lain juga disampai- kan Presdir Perhimpunan Pem- bentuk Peraturan Daerah Indo- nesia (Perda-Indonesia) Ellena F Manambe. Dalam siaran pers P ERTANGGUNGJA- WABAN anggota DPR terhadap masyarakat menjelang tutup ta- hun masih rendah. Anggota DPR masih belum menyadari bahwa mereka memiliki tang- gung jawab langsung kepada masyarakat. “Mereka belum menyadari bahwa DPR adalah kerja ang- gota, bukan kerja fraksi atau partai politik (parpol),” ujar pakar hukum tata negara Irman Putra Sidin dalam diskusi La- poran Kinerja Tahunan Akbar Faizal di DPR, kemarin. Menurut Irman, konstitusi memberikan hak istimewa ke- pada setiap anggota DPR. Hak tersebut antara lain memanggil orang dan mengajukan ran- cangan undang-undang (RUU) atas nama pribadi. Anehnya hak istimewa ini tidak disadari sebagian besar anggota DPR. Mereka lebih mempertim- bangkan arahan parpol melalui fraksi. Padahal mereka dipilih secara langsung oleh rakyat. “Makanya pertanggungja- waban anggota DPR harus dilakukan atas nama pribadi, bukan fraksi. Tapi yang terjadi selama ini pertanggungjawab- an yang dilakukan malah atas nama fraksi. Ini berarti anggota DPR tidak melakukan tang- gung jawabnya,” ujarnya. Ungkapan senada juga dika- takan Koordinator Forum Ma- syarakat Peduli Parlemen Indo- nesia (Formappi) Sebastian Salang. Menurutnya, kewajiban pertanggungjawaban ini harus dilakukan secara terbuka. Se- kretariat Jenderal (Setjen) DPR RI harus melaporkan kepada publik anggota DPR yang tidak melakukan laporan pertang- gungjawaban. “Supaya publik tahu orang yang dipilih melakukan apa saja Pertanggungjawaban anggota DPR kepada masyarakat masih rendah. Mereka lebih mendengar suara partai politiknya. Pemilihan Ketua KY secara Terbuka nyepakati perubahan beberapa pasal pada Peraturan KY No 1 juncto No 3 Tahun 2005 Pasal 3 ayat 1 tentang mekanisme pemilihan pimpinan KY. “Jadi para stakeholder bisa mengikuti proses pemilihan pimpinan KY, termasuk pers. Secara teknis tinggal menunggu undangan dari sekjen,” terangnya. Perubahan pun disepakati pada Pasal 6 ayat 2 tentang masa jabatan pimpinan KY sela- ma 2,5 tahun dengan sistem periodisasi, dan dapat dipilih kembali selama periode lima tahun. Jaja menerangkan, perio- disasi tersebut dimaksudkan untuk memperkuat mekanisme kontrol, kerangka norma antisi- patif, kerangka memegang teguh PROSESI pemilihan Ketua Komisi Yudisial (KY) ditetap- kan terbuka untuk umum, langsung, bebas, dan rahasia. Waktu pemilihan disepakati Jumat (31/12). “Jumat nanti sudah terpilih. Dalam waktu dekat informasi sudah bisa di- akses oleh semua pihak,” tegas Wakil Ketua KY Sementara Jaja Ahmad Jayus pada konferensi pers, kemarin. Rapat pleno yang dipimpin Ketua Sementara KY Abbas Said dan Wakil Ketua Sementa- ra KY Jaja Ahmad Jayus itu juga menyepakati beberapa perubahan pada peraturan KY tentang pemilihan pimpinan dan masa jabatannya. Jaja menjelaskan rapat me- amanat 2,5 tahun berikutnya, menjaga kolektivitas sesama anggota KY. “Jadi kalau ada norma yang kurang bagus bisa dikoreksi pada periode kedua juga agar lebih akuntabel. Ini bukan ga- gasan baru karena pada periode sebelumnya sudah pernah diba- has, hanya belum dikonkretkan. Periodisasi seperti ini juga terjadi di MK, dengan periode tiga ta- hun,” papar Jaja. Anggota Komisioner KY lain- nya, Imam Anshori Saleh, tidak menampik soal sejumlah nama yang bakal duduk dalam jajaran pimpinan. “Besok pagi (hari ini) sudah mengerucut berapa calon, format sudah ada,” ujarnya. Rapat pun menyepakati Pasal 7 tentang penegasan mengenai pimpinan sementara. Anggota KY tertua ditetapkan sebagai ke- tua sementara dan yang termuda sebagai wakil ketua sementara. Anggota Komisioner KY Suparman Marzuki menga- takan sistem pemilihan akan dilakukan secara musyawarah, namun tak menutup kemung- kinan adanya aklamasi atau voting. Paket pemilihan an- tara ketua dan wakil ketua akan dilakukan terpisah. Dia pun menambahkan belum ada anggota komisioner yang mencalonkan diri sebagai calon ketua. ‘’Semua anggota komi- sioner mempunyai potensi dan kemungkinan untuk terpilih,’’ katanya. (*/R-2) RUU Pemilu Kada Tentukan Kualitas DINAMIKA BURUKNYA kualitas pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada) 2010 tak lepas dari kerangka hukum yang tidak bisa mengon- trol secara tegas netralitas penyelenggara. Oleh karena itu, Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengingatkan, RUU Pemilu Kada menjadi momentum krusial perbaikan kualitas. “Bayangkan saja UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sudah berkali-kali beberapa ketentuannya dibatalkan MK. Kerangka hukum yang ada sekarang ini gagal mengontrol peserta, penyelenggara, pengawas, dan penegak hukum untuk jadi aktor pemilu kada yang baik,” ucapnya, di Jakarta, kemarin. Mendagri Gamawan Fauzi menilai, faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai pelanggaran dalam pemilu kada bukan hanya soal penyelenggaraan, tapi juga ada faktor lain dari sistem itu sendi- ri. Hal itu menjadi masukan dalam pembahasan RUU Pemilu Kada nanti. “Tentunya KPU sudah berusaha, tapi bisa saja ditemukan kekurangan. Faktornya bermacam macam,” ucapnya. (*/P-4) Kisruh Ahmadiyah di Tasikmalaya SEJUMLAH lembaga pemerhati anak yang tergabung dalam Koalisi Advokasi Hak Anak Indonesia mendesak pemerintah untuk menghentikan pengisolasian anak di Panti Asuhan Khas- nah Kautsar Kawalu Tasikmalaya, yang dikelola oleh jemaah Ahmadiyah. “Kami meminta agar pemerintah membuka gembok yang mengisolasi anak di dalam Panti Asuhan tersebut,” ujar Gregor Hadiyanto Nitihardjo, Direktur SIS Children’s Villages Indonesia, di Jakarta, kemarin. Rumah tempat tinggal belasan anak yatim piatu ini sudah 20 hari tergembok. Penguncian panti terjadi ketika Front Pembela Islam (FPI) mengadakan pawai saat memperingati Tahun Baru Islam. Dalam kesempatan yang sama, pemerhati anak Seto Mulyadi yang juga tergabung dalam koalisi ini mengingatkan agar anak tidak dilibatkan dan dieksploitasi dalam persoalan Ahmadiyah. “Anak seharusnya tidak dilibatkan. Anak harus berada di posisi netral yang aman,” tegasnya. (Wta/P-4) MI/M IRFAN Mereka belum menyadari bahwa DPR adalah kerja anggota.” Irman Putra Sidin Pakar hukum tata negara

Upload: lamthien

Post on 14-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUMAS KY

PEMILIHAN KETUA KY: Komisioner Komisi Yudisial (KY) periode 2010-2015, (dari kiri) Imam Anshori Saleh, Taufiqurrohman, Suparman Marzuki, Abbas Said, dan Jaja Ahmad Jayus, memberikan keterangan pers seusai rapat pleno untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua KY di Jakarta, kemarin.

4 | Politik & HAM SELASA, 28 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

DPR PilihAbaikan

Suara Rakyat

Aryo Bhawonoyang diterima Media Indonesia, kemarin, ia lebih gamblang menyodorkan data.

Rapor merahRapor kinerja anggota DPR

periode 2009-2014 untuk masa sidang di tahun pertama 2009-2010 bidang legislasi masih ‘ke-bakaran’ alias merah total.

Soalnya, target Program Le-gis lasi Nasional (Prolegnas) 2010 yang dicanangkan sangat jauh dari harapan maksimal. ‘’Dari 70 RUU yang masuk da-lam Prolegnas 2010, baru enam yang disahkan menjadi UU. Delapan rancangan dari daftar RUU kumulatif terbu ka telah di-sahkan menjadi UU. Sebanyak 16 RUU dalam pro ses pembi-caraan di tingkat per tama, serta 5 RUU telah dihar monisasi di Baleg,’’ ujar Ellena.

‘’Periode terdahulu (2004-2009) di masa sidang pertama (2004-2005) mampu melahirkan 41 UU, sedangkan periode se ka-rang (2009-2014) di masa sidang pertama (2009-2010) hanya mampu melahirkan 6 UU.’’

Rendahnya pencapaian terha-dap Prolegnas ini dikhawatirkan berimbas pada program legislasi daerah (prolegda) dalam mene-lurkan peraturan daerah.

Prolegda merupakan pedo-man dan pengendali penyu-sun an perda yang mengikat lem baga yang berwenang (pe-me rintah daerah dan DPRD) membentuk peraturan daerah. Untuk itu prolegda dipandang penting demi menjaga agar pro duk peraturan perundang-undangan daerah tetap berada dalam kesatuan sis tem hukum nasional.

Dalam kenyataannya, Pemda dan DPRD hanya mampu meng-hasilkan perda-perda bersifat rutinitas dan perda-perda cut and paste (sontek dan salin). (R-2)

[email protected]

selama satu tahun,” tegasnya.Bukan DPR kalau tidak

mem bantah tudingan tersebut. Sekjen DPR Nining Indra Saleh menganggap sepi tuntutan itu. Ia menyebutkan UU No 27 Ta-hun 2009 tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD hanya meng-atur tentang pertanggungjawa-ban fraksi saja. “Pasal 80 ayat 2 UU ini hanya mewajibkan laporan fraksi atas evaluasi anggotanya saja,” kilahnya.

Adapun pengamat politik Ramlan Surbakti menyatakan justru kehadiran fraksi di DPR menjadi penghalang aspirasi ma syarakat dengan anggota DPR. Anggota DPR justru lebih mematuhi keinginan fraksi da-ripada aspirasi masyarakat.

“Mereka lebih takut terhadap parpolnya. Ini kekeliruan. Itu se babnya DPR masih masuk da lam lingkaran setan karena le bih tunduk kepada parpol. Pa dahal parpol masih dimiliki oleh elite politik, bukan rak-yat,” tegasnya.

Kritikan lain juga disampai-kan Presdir Perhimpunan Pem-bentuk Peraturan Daerah Indo-nesia (Perda-Indonesia) Ellena F Manambe. Dalam siaran pers

PERTANGGUNGJA-WABAN anggota DPR terhadap masyarakat menjelang tutup ta-

hun masih rendah. Anggota DPR masih belum menyadari bah wa mereka memiliki tang-gung jawab langsung kepada masyarakat.

“Mereka belum menyadari bahwa DPR adalah kerja ang-gota, bukan kerja fraksi atau partai politik (parpol),” ujar pa kar hukum tata negara Irman Putra Sidin dalam diskusi La-poran Kinerja Tahunan Akbar Faizal di DPR, kemarin.

Menurut Irman, konstitusi memberikan hak istimewa ke-pada setiap anggota DPR. Hak tersebut antara lain memanggil orang dan mengajukan ran-cang an undang-undang (RUU) atas nama pribadi. Anehnya hak istimewa ini tidak disadari sebagian besar anggota DPR. Mereka lebih mempertim-bangkan arahan parpol melalui fraksi. Padahal mereka dipilih secara langsung oleh rakyat.

“Makanya pertanggungja-waban anggota DPR harus di la kukan atas nama pribadi, bukan fraksi. Tapi yang terjadi selama ini pertanggungjawab-an yang dilakukan malah atas nama fraksi. Ini berarti anggota DPR tidak melakukan tang-gung jawabnya,” ujarnya.

Ungkapan senada juga dika-takan Koordinator Forum Ma-syarakat Peduli Parlemen Indo-ne sia (Formappi) Sebastian Sa lang. Menurutnya, kewajiban pertanggungjawaban ini harus dilakukan secara terbuka. Se-kretariat Jenderal (Setjen) DPR RI harus melaporkan kepada publik anggota DPR yang tidak melakukan laporan pertang-gung jawaban.

“Supaya publik tahu orang yang dipilih melakukan apa saja

Pertanggungjawaban anggota DPR kepada masyarakat masih rendah. Mereka lebih mendengar suara partai politiknya.

Pemilihan Ketua KY secara Terbukanyepakati perubahan beberapa pasal pada Peraturan KY No 1 juncto No 3 Tahun 2005 Pasal 3 ayat 1 tentang mekanisme pemilihan pimpinan KY. “Jadi para stakeholder bisa mengikuti proses pemilihan pimpinan KY, termasuk pers. Secara teknis ting gal menunggu undangan dari sekjen,” terangnya.

Perubahan pun disepakati pada Pasal 6 ayat 2 tentang ma sa jabatan pimpinan KY sela-ma 2,5 tahun dengan sistem periodisasi, dan dapat dipilih kembali selama periode lima ta hun. Jaja menerangkan, perio-disasi tersebut dimaksudkan untuk memperkuat mekanisme kontrol, kerangka norma antisi-patif, kerangka memegang teguh

PROSESI pemilihan Ketua Ko misi Yudisial (KY) ditetap-kan terbuka untuk umum, lang sung, bebas, dan rahasia. Waktu pemilihan disepakati Jumat (31/12). “Jumat nanti sudah terpilih. Dalam waktu dekat informasi sudah bisa di-akses oleh semua pihak,” tegas Wakil Ketua KY Sementara Jaja Ahmad Jayus pada konferensi pers, kemarin.

Rapat pleno yang dipimpin Ketua Sementara KY Abbas Said dan Wakil Ketua Sementa-ra KY Jaja Ahmad Jayus itu ju ga menyepakati beberapa per ubahan pada peraturan KY tentang pemilihan pimpinan dan masa jabatannya.

Jaja menjelaskan rapat me-

amanat 2,5 tahun berikutnya, menjaga kolektivitas sesama anggota KY.

“Jadi kalau ada norma yang kurang bagus bisa dikoreksi pada periode kedua juga agar lebih akuntabel. Ini bukan ga-gasan baru karena pada periode sebelumnya sudah pernah diba-has, hanya belum dikonkretkan. Periodisasi seperti ini juga terjadi di MK, dengan periode tiga ta-hun,” papar Jaja.

Anggota Komisioner KY lain-nya, Imam Anshori Saleh, tidak menampik soal sejumlah nama yang bakal duduk dalam jajaran pimpinan. “Besok pagi (hari ini) sudah mengerucut berapa calon, format sudah ada,” ujarnya.

Rapat pun menyepakati Pasal

7 tentang penegasan mengenai pimpinan sementara. Anggota KY tertua ditetapkan sebagai ke-tua sementara dan yang termuda sebagai wakil ketua sementara.

Anggota Komisioner KY Suparman Marzuki menga-takan sistem pemilihan akan dilakukan secara musyawarah, namun tak menutup kemung-kinan adanya aklamasi atau voting. Paket pemilihan an-tara ketua dan wakil ketua akan dilakukan terpisah. Dia pun menambahkan belum ada anggota komisioner yang mencalonkan diri sebagai calon ketua. ‘’Semua anggota komi-sioner mempunyai potensi dan kemungkinan untuk terpilih,’’ katanya. (*/R-2)

“RUU Pemilu Kada Tentukan Kualitas

DINAMIKA

BURUKNYA kualitas pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada) 2010 tak lepas dari kerangka hukum yang tidak bisa mengon-trol secara tegas netralitas penyelenggara. Oleh karena itu, Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengingatkan, RUU Pemilu Kada menjadi momentum krusial perbaikan kualitas.

“Bayangkan saja UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sudah berkali-kali beberapa ketentuannya dibatalkan MK. Kerangka hukum yang ada sekarang ini ga gal mengontrol peserta, penyelenggara, pengawas, dan penegak hu kum untuk jadi aktor pemilu kada yang baik,” ucapnya, di Jakarta, kemarin.

Mendagri Gamawan Fauzi menilai, faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai pelanggaran dalam pemilu kada bukan hanya soal penyelenggaraan, tapi juga ada faktor lain dari sistem itu sendi-ri. Hal itu menjadi masuk an dalam pembahasan RUU Pemilu Kada nanti. “Tentunya KPU sudah berusaha, tapi bisa saja ditemukan kekurangan. Faktornya bermacam macam,” ucapnya. (*/P-4)

Kisruh Ahmadiyah di TasikmalayaSEJUMLAH lembaga pemerhati anak yang tergabung dalam Koalisi Advokasi Hak Anak Indonesia mendesak pemerintah untuk menghentikan pengisolasian anak di Panti Asuhan Khas-nah Kautsar Kawalu Tasikmalaya, yang dikelola oleh jemaah Ahmadiyah.

“Kami meminta agar pemerintah membuka gembok yang mengisolasi anak di dalam Panti Asuhan tersebut,” ujar Gregor Hadiyanto Nitihardjo, Direktur SIS Children’s Villages Indonesia, di Jakarta, kemarin.

Rumah tempat tinggal belasan anak yatim piatu ini sudah 20 hari tergembok. Penguncian panti terjadi ketika Front Pembela Islam (FPI) mengadakan pawai saat memperingati Tahun Baru Islam.

Dalam kesempatan yang sama, pemerhati anak Seto Mulyadi yang juga tergabung dalam koalisi ini mengingatkan agar anak tidak dilibatkan dan dieksploitasi dalam persoalan Ahmadiyah. “Anak seharusnya tidak dilibatkan. Anak harus berada di posisi netral yang aman,” tegasnya. (Wta/P-4)

MI/M IRFAN

Mereka belum menyadari bahwa DPR adalah kerja anggota.” Irman Putra SidinPakar hukum tata negara