selasa, 19 oktober 2010 | media indonesia 5 … desa sepahat dan tanjung, ... paten bengkalis, riau....

1
PASCABENCANA banjir ban- dang, Kementerian Lingkung- an Hidup menyarankan agar Kota Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, di- pindahkan ke sebelah selatan. Pasalnya, daerah baru itu lebih baik dan aman bagi masyarakat karena jauh dari hutan dan sungai besar. “Kota Wasior yang sekarang berada di bawah tebing yang curam dan dekat hutan. Juga ada empat sungai besar yang siap menerjang kota itu, sehing- ga berpotensi menjadi banjir bandang lagi,” kata Menteri Lingkungan Hidup Gusti Mu- hamad Hatta, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, kemarin. Namun, menteri mengakui pihaknya hanya memiliki ke- wenangan kebijakan dan koor- dinasi. Pemindahan suatu kota harus dilakukan dengan kepu- tusan bersama. Kementerian Lingkungan Hidup, lanjut dia, sudah mem- buat peta daerah yang berpo- tensi rawan bencana dan telah dikirimkan ke semua pemerin- tah daerah. “Ke depan, tinggal daerah sendiri yang mengantisi- pasi dengan mengacu pada peta itu. Jika ada pekerjaan di daerah hulu dan bisa menimbulkan bencana saat musim hujan seharusnya dihentikan untuk mengantisipasi terjadinya ben- cana alam,” tandas Gusti. Menjelang rekonstruksi Wa- sior, Kasubdit Pengembangan Permukiman Direktorat Jen- deral Cipta Karya Amirudin mengatakan pemerintah akan membangun 1.000 hunian se- mentara bagi korban yang ke- hilangan rumah. Pembangunan rumah akan dimulai setelah berakhirnya masa tanggap darurat. Berdasarkan Instruksi Pre- siden Susilo Bambang Yudho- yono, masa tanggap darurat di Wasior yang semula berakhir pada 14 Oktober, diperpanjang menjadi akhir Oktober. Dari lokasi bencana dilapor- kan, sedikitnya 146 korban masih dinyatakan hilang akibat banjir bandang. Evakuasi dan pencarian korban masih terus dilakukan. “Tim gabungan masih terus bekerja. Kami juga sudah menerjunkan puluhan alat berat untuk membantu pen- carian,” kata Komandan Kodim 1703/Manokwari Letnan Kolo- nel (kav) Edward Sitorus. Saat ini alat berat yang dike- rahkan mencapai 30 unit. Selain untuk mencari korban yang hilang, perangkat itu untuk membersihkan puing-puing. (SS/FO/Ant/N-3) MISTERI pola permukiman dan tata ruang Kerajaan Singhasari selama masa kekuasaan Raja Kertanegara (1254-1292) mulai terkuak. Menurut Amelia, ketua tim peneliti dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Jakarta, ekskavasi sejak Sabtu (9/10) sampai kemarin yang bertujuan memastikan posisi pola per- mukiman kuno menghasilkan sejumlah temuan penting. “Dari penggalian di areal TPU Jalan Ken Dedes, tim pe- neliti membuka 9 kotak seluas 7,9 x 4,3 meter dan di tempat itu ada struktur batu bata besar berukuran panjang 29 sentime- ter, lebar 19 cm, dan tebal 6 cm,” katanya. Di petak lainnya yang masih dalam satu lokasi di Kelurah- an Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, juga ditemukan struktur batu bata panjang sekitar 40-42 cm, lebar 20 cm, dan ketebalan 12 cm. Lokasi dua struktur batu bata mirip fondasi tersebut berdam- pingan hanya berjarak sekitar 1 meter dan bentuknya berbeda. Fondasi satunya berbentuk me- manjang dengan batu andesit tertata rapi di bawah batu bata. Sementara struktur batu bata di sebelahnya juga tertata rapi, namun tanpa batu andesit di bawahnya. Selain di permakaman, tim juga menggali lokasi lain di areal patung Dwarapala, 500 meter sebelah barat Candi Sing- hasari, untuk memastikan bekas bangunan pagar keliling yang menjadi pintu masuk kerajaan atau setidaknya permukiman kuno dengan menandai arca tersebut. Namun, tim tidak menemu- kan bekas bangunan pagar keliling seperti yang diharap- kan. Di lokasi ini mereka hanya menemukan pecahan tembikar dan keramik. “Ekskavasi pa- gar keliling belum terungkap karena sudah banyak berdiri bangunan rumah penduduk,” imbuh dia. Walau sudah menemukan fondasi rumah kuno, tim belum bisa memastikan apakah itu bekas reruntuhan Keraton Sing- hasari, rumah pejabat kerajaan, atau rumah penduduk biasa. Sebab, arah pintu masuk ba- ngunan itu belum jelas. Yang jelas, kata Amelia, temuan fondasi dan pecahan unsur bangunan, wadah, dan keramik sangat menguatkan penelitian sebelumnya bahwa kompleks perumahan kuno ber- ada di selatan, barat daya, dan barat dari bangunan suci, yakni Candi Singhasari. (BN/N-4) S EJAK dua pekan ter- akhir, kebakaran lahan di Riau semakin hebat. api telah membakar sekitar 5 ribu hektare (ha) lahan di Desa Sepahat dan Tanjung, Kecamatan Bukit Batu, Kabu- paten Bengkalis, Riau. Kebakaran yang sudah men- jadi ritual tahunan di Riau ini telah menghanguskan lahan kosong berupa semak belukar serta perkebunan sawit dan karet warga. Bukan itu saja. Sekitar 150 hektare perkebunan sawit mi- lik Pemerintah Provinsi Riau untuk program pemberantasan kemiskinan, kebodohan, dan infrastruktur (K2I) juga turut hangus terbakar. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau Fedrizal Labay, kemarin, mengatakan berbagai pihak sudah turun ke lapangan untuk melokalisasi api agar tidak meluas. “Namun, upaya tersebut agak sulit karena teriknya panas ma- tahari dan kencangnya tiupan angin,” kata Fedrizal. Sementara itu, Humas Sinar Mas Forestry Nurul Huda me- ngatakan api bahkan sudah mendekati lahan Hutan Tanam- an Industri (HTI) Arara Abadi. “Dari pantauan udara kami melihat kebakaran ini sudah menghanguskan sekitar 5.000 hektare lahan. Lokasi kebakaran ini hampir sama dengan yang terjadi pada 2008.” Perusahaan ini sudah menu- runkan enam regu pemadam yang berjumlah sekitar 60 orang untuk melokalisasi api yang tinggal 100 meter lagi memba- kar lahan HTI. Perusahaan ini juga melibatkan dua helikopter untuk mengangkut personel dan peralatan ke titik api yang sulit dijangkau karena tidak memiliki akses jalan darat. “Ka- mi juga berencana melakukan water boom untuk memadamkan api menggunakan heli,” ujar Nurul. Laporan dari masyarakat se- tempat menyebutkan kebakaran yang melanda lahan menyebab- kan kabut asap tebal. Bambang, warga setempat, mengatakan jarak pandang ha- nya maksimal sekitar 50 meter hingga pukul 09.00 WIB dan baru meningkat menjadi sekitar 100 meter di atas pukul 12.00. “Banyak warga juga sudah mengeluh sesak napas akibat menghirup udara yang bercam- pur dengan asap hasil kebakaran lahan. Kami minta pemerintah melakukan upaya pemadaman yang lebih gencar karena sudah cukup lama kebakaran ini ber- langsung,” ujarnya. Terus meningkat Hasil pantauan satelit Na- tional Oceanic Atmospheric and Administration (NOAA) 18, titik api (hot spot) kebakaran hutan dan lahan di Sumatra dalam lima hari terakhir terus meningkat tajam. ‘’Cuaca panas hingga 36 de- rajat celsius dalam beberapa hari terakhir membuat hot spot meningkat tajam. Dari pantauan terakhir terdeteksi sebanyak 144 titik api di Riau dan 358 titik api di Sumatra,’’ kata staf analisis Badan Metereologi, Klima- tologi, dan Geosika (BMKG) Pekanbaru Slamet Riyadi. Kecenderungan peningkat- an titik api terjadi sejak Kamis (14/10). ‘’Titik api terbesar terdapat di wilayah Riau bagian utara seperti Rokan Hilir, Du- mai, dan Bengkalis. Daerah itu kini sudah diselimuti kabut asap kuning.’’ (RK/TT/N-1) toni_hidayat @mediaindonesia.com 8 | Nusantara SELASA, 19 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Kebakaran yang menjadi ritual tahunan di Riau ini menghanguskan semak belukar serta perkebunan sawit dan karet warga. 5 Ribu Ha Lahan di Bengkalis Terbakar Toni Hidayat Kamera Elektronik Pantau Merapi Penetapan Status DPO Langgar HAM BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegu- nungapian (BPPTK) Yogyakarta memasang kamera elektronik pemantau aktivitas Gunung Merapi di Bukit Plawangan, Sleman, Daerah Istimewa Yog- yakarta (DIY). ‘’Pengamatan visual berbasis elektronik ini bisa mendapat- kan gambar yang detail tentang aktivitas vulkanik di puncak Gunung Merapi,’’ kata Kepala Seksi Metode dan Teknologi Mitigasi BPPTK Yogyakarta Agung Nandaka, kemarin. Dia mengungkapkan, pe- masangan kamera pemantau di Bukit Plawangan tersebut didasarkan atas pertimbangan kemudahan akses dan pemeli- haraan alat seandainya terjadi kerusakan. Pun, alat itu mam- pu mengirimkan data dengan teknologi broadband radio ke pusat informasi data di BPPTK Yogyakarta. ‘’Pengamatan dari kamera pemantau ini menjadi bahan evaluasi selain hasil la- poran dari pengamatan visual oleh petugas di pos pengamatan Merapi di Jrakah (Klaten), Selo (Boyolali), Babadan, Ngepos (Magelang), dan Kaliurang (Sle- man),’’ ungkapnya. Sebelumnya, Kepala BPPTK Yogyakarta Subandrio memas- tikan saat ini aktivitas Merapi menunjukkan tren meningkat dan mendekati kritis. Hal itu bisa dilihat dari meningkatnya aktivitas gempa vulkanik da- lam, gempa vulkanik dangkal, gempa fase banyak, hingga gu- guran material lava yang terjadi setiap hari. Terkait dengan peningkatan semburan solfatara Gunung Merapi, Satuan Pelaksana Pe- nanggulangan Bencana (Sat- lak PB) Klaten, Jawa Tengah (Jateng), hari ini akan membagi- kan masker kepada penduduk di lereng gunung tersebut. Sementara itu, perbaikan jalur evakuasi bagi warga tiga desa penghuni lereng Gunung Merapi di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jateng, dipercepat. ‘’Kami berharap pekerjaan itu bisa selesai satu bulan ke depan. Ini penting untuk meminimalisa- si timbulnya korban jiwa,’’ kata Bupati Boyolali Seno Samodro. (SO/FR/JS/WJ/N-1) KRIMINALISASI pengusaha oleh polisi di Kalimantan makin menjadi. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Direktur PT Sari Borneo Yufanda, Haji Jah- rian, juga dimasukkan daftar pencarian orang. “Padahal, saat ini, Haji Jah- rian sedang sakit parah dan dirawat di RS Mount Elisabeth, Singapura. Sudah ada surat keterangan langsung dari dok- ter dan dokumen lain, yang secara periodik disampaikan ke Polda Kalimantan Tengah,” kata Direktur PT Sari Borneo, Akhmad Sholihin, di Banjar- masin, Kalimantan Selatan, kemarin. Ketua Komisi Anti-KKN Ka- limantan Selatan Prof Ideham Jarkasi juga melihat penetapan status DPO oleh polisi ini telah melanggar hak asasi manusia. “DPO seharusnya ditetapkan untuk orang yang tidak dike- tahui keberadaannya, atau melarikan diri dan mengabai- kan tiga kali panggilan.” Ia menilai tindakan polisi tidak benar. Sebagai penegak hukum, polisi dituding telah melanggar hak asasi manusia. Haji Jahrian ditetapkan se- bagai tersangka setelah peru- sahaan yang bergerak dalam bidang investasi pembangunan dan pengelolaan jalan tambang itu mendapat proyek di Barito Timur, Kalimantan Tengah. Se- lain menimpa PT Sari Borneo, ada enam perusahaan lain yang dikriminalisasi. Ketujuh kasus yang diduga melibatkan maa tambang itu sudah dilaporkan ke Satgas Pemberantasan Maa Hukum dan Komisi III DPR. PT Sari Borneo terjerat se- telah melakukan kerja sama investasi senilai Rp45 miliar de- ngan Pemkab Barito Timur dan satu perusahaan lain. Investasi digunakan untuk pembuatan, perawatan, dan pengelolaan jalan eks Pertamina untuk jalan tambang dan perkebunan. Dalam pengelolaan itu diatur adanya kontribusi (fee) jalan, didasarkan pada Perda 5/2006 dan Perbup 26/2007. Namun, di tengah jalan, Pem- kab Barito Timur secara sepihak menghentikan kerja sama dan mengalihkannya ke Asosiasi Penambangan Bartim tanpa dasar hukum jelas. (DY/N-3) Pindah ke Selatan, Wasior Lebih Aman Pola Permukiman Singhasari Mulai Terkuak TITIK API MELUAS: Ribuan pohon mati akibat kebakaran hutan di Kabupaten Pelalawan, Riau, beberapa waktu lalu. Kebakaran hutan di Riau terus meluas. Hingga kemarin, terdapat 144 titik api yang terdeteksi oleh satelit. KERAJAAN SINGHASARI: Para pekerja membersihkan temuan fondasi bangunan kuno peninggalan Kerajaan Singhasari yang sedang didokumentasikan oleh tim peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, di Jalan Ken Dedes, Kelurahan Candirenggo, Malang, Jawa Timur, kemarin. Penemuan ini menguak tabir pola permukiman dan tata ruang Kerajaan Singhasari masa pemerintahan Raja Kertanegara (1254-1292). temuan fondasi dan pecahan unsur bangunan, wadah, dan keramik sangat menguatkan penelitian sebelumnya’’ ANTARA/FB ANGGORO MI/BAGUS SURYO

Upload: lephuc

Post on 30-May-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PASCABENCANA banjir ban-dang, Kementerian Lingkung-an Hidup menyarankan agar Kota Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, di-pindahkan ke sebelah selatan. Pasalnya, daerah baru itu lebih baik dan aman bagi masyarakat karena jauh dari hutan dan sungai besar.

“Kota Wasior yang sekarang berada di bawah tebing yang curam dan dekat hutan. Juga ada empat sungai besar yang siap menerjang kota itu, sehing-

ga berpotensi menjadi banjir bandang lagi,” kata Menteri Lingkungan Hidup Gusti Mu-hamad Hatta, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, kemarin.

Namun, menteri mengakui pihaknya hanya memiliki ke-wenangan kebijakan dan koor-dinasi. Pemindahan suatu kota harus dilakukan dengan kepu-tusan bersama.

Kementerian Lingkungan Hidup, lanjut dia, sudah mem-buat peta daerah yang berpo-tensi rawan bencana dan telah

dikirimkan ke semua pemerin-tah daerah. “Ke depan, tinggal daerah sendiri yang mengantisi-pasi dengan mengacu pada peta itu. Jika ada pekerjaan di daerah hulu dan bisa menimbulkan bencana saat musim hujan seharusnya dihentikan untuk mengantisipasi terjadinya ben-cana alam,” tandas Gusti.

Menjelang rekonstruksi Wa-sior, Kasubdit Pengembangan Permukiman Direktorat Jen-deral Cipta Karya Amirudin mengatakan pemerintah akan

membangun 1.000 hunian se-mentara bagi korban yang ke-hilangan rumah. Pembangunan rumah akan dimulai setelah berakhirnya masa tanggap darurat.

Berdasarkan Instruksi Pre-siden Susilo Bambang Yudho-yono, masa tanggap darurat di Wasior yang semula berakhir pada 14 Oktober, diperpanjang menjadi akhir Oktober.

Dari lokasi bencana dilapor-kan, sedikitnya 146 korban masih dinyatakan hilang akibat

banjir bandang. Evakuasi dan pencarian korban masih terus dilakukan. “Tim gabungan masih terus bekerja. Kami juga sudah menerjunkan puluhan alat berat untuk membantu pen-carian,” kata Komandan Kodim 1703/Manokwari Letnan Kolo-nel (kav) Edward Sitorus.

Saat ini alat berat yang dike-rahkan mencapai 30 unit. Selain untuk mencari korban yang hilang, perangkat itu untuk membersihkan puing-puing.(SS/FO/Ant/N-3)

MISTERI pola permukiman dan tata ruang Kerajaan Singhasari selama masa kekuasaan Raja Kertanegara (1254-1292) mulai terkuak. Menurut Amelia, ketua tim peneliti dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Jakarta, ekskavasi sejak Sabtu (9/10) sampai kemarin yang bertujuan memastikan posisi pola per-mukiman kuno menghasilkan sejumlah temuan penting.

“Dari penggalian di areal TPU Jalan Ken Dedes, tim pe-neliti membuka 9 kotak seluas 7,9 x 4,3 meter dan di tempat itu ada struktur batu bata besar berukuran panjang 29 sentime-

ter, lebar 19 cm, dan tebal 6 cm,” katanya.

Di petak lainnya yang masih dalam satu lokasi di Kelurah-an Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, juga ditemukan struktur batu bata panjang sekitar 40-42 cm, lebar 20 cm, dan ketebalan 12 cm.

Lokasi dua struktur batu bata mirip fondasi tersebut berdam-pingan hanya berjarak sekitar 1 meter dan bentuknya berbeda. Fondasi satunya berbentuk me-manjang dengan batu andesit tertata rapi di bawah batu bata. Sementara struktur batu bata

di sebelahnya juga tertata rapi, namun tanpa batu andesit di bawahnya.

Selain di permakaman, tim

juga menggali lokasi lain di areal patung Dwarapala, 500 meter sebelah barat Candi Sing-hasari, untuk memastikan bekas bangunan pagar keliling yang menjadi pintu masuk kerajaan atau setidaknya permukiman kuno dengan menandai arca tersebut.

Namun, tim tidak menemu-kan bekas bangunan pagar keliling seperti yang diharap-kan. Di lokasi ini mereka hanya menemukan pecahan tembikar dan keramik. “Ekskavasi pa-gar keliling belum terungkap karena sudah banyak berdiri bangunan rumah penduduk,”

imbuh dia.Walau sudah menemukan

fondasi rumah kuno, tim belum bisa memastikan apakah itu bekas reruntuhan Keraton Sing-hasari, rumah pejabat kerajaan, atau rumah penduduk biasa. Sebab, arah pintu masuk ba-ngunan itu belum jelas.

Yang jelas, kata Amelia, temuan fondasi dan pecahan unsur bangunan, wadah, dan keramik sangat menguatkan penelitian sebelumnya bahwa kompleks perumahan kuno ber-ada di selatan, barat daya, dan barat dari bangunan suci, yakni Candi Singhasari. (BN/N-4)

SEJAK dua pekan ter-akhir, kebakaran lahan di Riau semakin hebat. api telah membakar

sekitar 5 ribu hektare (ha) lahan di Desa Sepahat dan Tanjung, Kecamatan Bukit Batu, Kabu-paten Bengkalis, Riau.

Kebakaran yang sudah men-jadi ritual tahunan di Riau ini telah menghanguskan lahan kosong berupa semak belukar serta perkebunan sawit dan karet warga.

Bukan itu saja. Sekitar 150 hektare perkebunan sawit mi-lik Pemerintah Provinsi Riau untuk program pemberantasan

kemiskinan, kebodohan, dan infrastruktur (K2I) juga turut hangus terbakar.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau Fedrizal Labay, kemarin, mengatakan berbagai pihak sudah turun ke lapangan untuk melokalisasi api agar tidak meluas.

“Namun, upaya tersebut agak sulit karena teriknya panas ma-tahari dan kencangnya tiupan angin,” kata Fedrizal.

Sementara itu, Humas Sinar Mas Forestry Nurul Huda me-ngatakan api bahkan sudah mendekati lahan Hutan Tanam-an Industri (HTI) Arara Abadi. “Dari pantauan udara kami melihat kebakaran ini sudah menghanguskan sekitar 5.000 hektare lahan. Lokasi kebakaran

ini hampir sama dengan yang terjadi pada 2008.”

Perusahaan ini sudah menu-runkan enam regu pemadam yang berjumlah sekitar 60 orang untuk melokalisasi api yang tinggal 100 meter lagi memba-kar lahan HTI. Perusahaan ini juga melibatkan dua helikopter untuk mengangkut personel dan peralatan ke titik api yang sulit dijangkau karena tidak memiliki akses jalan darat. “Ka-mi juga berencana melakukan water boom untuk mema damkan api menggunakan heli,” ujar Nurul.

Laporan dari masyarakat se-tempat menyebutkan kebakaran yang melanda lahan menyebab-kan kabut asap tebal.

Bambang, warga setempat,

mengatakan jarak pandang ha-nya maksimal sekitar 50 meter hingga pukul 09.00 WIB dan baru meningkat menjadi sekitar 100 meter di atas pukul 12.00.

“Banyak warga juga sudah mengeluh sesak napas akibat menghirup udara yang bercam-pur dengan asap hasil kebakaran lahan. Kami minta pemerintah melakukan upaya pe madaman yang lebih gencar karena sudah cukup lama kebakaran ini ber-langsung,” ujarnya.

Terus meningkatHasil pantauan satelit Na-

tional Oceanic Atmospheric and Administration (NOAA) 18, titik api (hot spot) kebakaran hutan dan lahan di Sumatra dalam lima hari terakhir terus

meningkat tajam. ‘’Cuaca panas hingga 36 de-

rajat celsius dalam beberapa hari terakhir membuat hot spot meningkat tajam. Dari pantauan terakhir terdeteksi sebanyak 144 titik api di Riau dan 358 titik api di Sumatra,’’ kata staf analisis Badan Metereologi, Klima-tologi, dan Geofi sika (BMKG) Pekanbaru Slamet Riyadi.

Kecenderungan peningkat-an titik api terjadi sejak Kamis (14/10). ‘’Titik api terbesar terdapat di wilayah Riau bagian utara seperti Rokan Hilir, Du-mai, dan Bengkalis. Daerah itu kini sudah diselimuti kabut asap kuning.’’ (RK/TT/N-1)

[email protected]

8 | Nusantara SELASA, 19 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Kebakaran yang menjadi ritual tahunan di Riau ini menghanguskan semak belukar serta perkebunan sawit dan karet warga.

5 Ribu Ha Lahan di Bengkalis Terbakar

Toni Hidayat

KameraElektronikPantauMerapi

PenetapanStatus DPO Langgar HAM

BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegu-nungapian (BPPTK) Yogyakarta memasang kamera elektronik pemantau aktivitas Gunung Merapi di Bukit Plawangan, Sleman, Daerah Istimewa Yog-yakarta (DIY).

‘’Pengamatan visual berbasis elektronik ini bisa mendapat-kan gambar yang detail tentang aktivitas vulkanik di puncak Gunung Merapi,’’ kata Kepala Seksi Metode dan Teknologi Mitigasi BPPTK Yogyakarta Agung Nandaka, kemarin.

Dia mengungkapkan, pe-masangan kamera pemantau di Bukit Plawangan tersebut didasarkan atas pertimbangan kemudahan akses dan pemeli-haraan alat seandainya terjadi kerusakan. Pun, alat itu mam-pu mengirimkan data dengan teknologi broadband radio ke pusat informasi data di BPPTK Yogyakarta. ‘’Pengamatan dari kamera pemantau ini menjadi bahan evaluasi selain hasil la-poran dari pengamatan visual oleh petugas di pos pengamatan Merapi di Jrakah (Klaten), Selo (Boyolali), Babadan, Ngepos (Magelang), dan Kaliurang (Sle-man),’’ ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala BPPTK Yogyakarta Subandrio memas-tikan saat ini aktivitas Merapi menunjukkan tren meningkat dan mendekati kritis. Hal itu bisa dilihat dari meningkatnya aktivitas gempa vulkanik da-lam, gempa vulkanik dangkal, gempa fase banyak, hingga gu-guran material lava yang terjadi setiap hari.

Terkait dengan peningkatan semburan solfatara Gunung Merapi, Satuan Pelaksana Pe-nanggulangan Bencana (Sat-lak PB) Klaten, Jawa Tengah (Jateng), hari ini akan membagi-kan masker kepada penduduk di lereng gunung tersebut.

Sementara itu, perbaikan jalur evakuasi bagi warga tiga desa penghuni lereng Gunung Merapi di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jateng, dipercepat.

‘’Kami berharap pekerjaan itu bisa selesai satu bulan ke depan. Ini penting untuk meminimalisa-si timbulnya korban jiwa,’’ kata Bupati Boyolali Seno Samodro. (SO/FR/JS/WJ/N-1)

KRIMINALISASI pengusaha oleh polisi di Kalimantan makin menjadi. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Direktur PT Sari Borneo Yufanda, Haji Jah-rian, juga dimasukkan daftar pencarian orang.

“Padahal, saat ini, Haji Jah-rian sedang sakit parah dan dirawat di RS Mount Elisabeth, Singapura. Sudah ada surat keterangan langsung dari dok-ter dan dokumen lain, yang secara periodik disampaikan ke Polda Kalimantan Tengah,” kata Direktur PT Sari Borneo, Akhmad Sholihin, di Banjar-masin, Kalimantan Selatan, kemarin.

Ketua Komisi Anti-KKN Ka-limantan Selatan Prof Ideham Jarkasi juga melihat penetapan status DPO oleh polisi ini telah melanggar hak asasi manusia. “DPO seharusnya ditetapkan untuk orang yang tidak dike-tahui keberadaannya, atau melarikan diri dan mengabai-kan tiga kali panggilan.”

Ia menilai tindakan polisi tidak benar. Sebagai penegak hukum, polisi dituding telah melanggar hak asasi manusia.

Haji Jahrian ditetapkan se-bagai tersangka setelah peru-sahaan yang bergerak dalam bidang investasi pembangunan dan pengelolaan jalan tambang itu mendapat proyek di Barito Timur, Kalimantan Tengah. Se-lain menimpa PT Sari Borneo, ada enam perusahaan lain yang dikriminalisasi. Ketujuh kasus yang diduga melibatkan mafi a tambang itu sudah dilaporkan ke Satgas Pemberantasan Mafi a Hukum dan Komisi III DPR.

PT Sari Borneo terjerat se-telah melakukan kerja sama investasi senilai Rp45 miliar de-ngan Pemkab Barito Timur dan satu perusahaan lain. Investasi digunakan untuk pembuatan, perawatan, dan pengelolaan jalan eks Pertamina untuk jalan tambang dan perkebunan.

Dalam pengelolaan itu diatur adanya kontribusi (fee) jalan, didasarkan pada Perda 5/2006 dan Perbup 26/2007.

Namun, di tengah jalan, Pem-kab Barito Timur secara sepihak menghentikan kerja sama dan mengalihkannya ke Asosiasi Penambangan Bartim tanpa dasar hukum jelas. (DY/N-3)

Pindah ke Selatan, Wasior Lebih Aman

Pola Permukiman Singhasari Mulai Terkuak

TITIK API MELUAS: Ribuan pohon mati akibat kebakaran hutan di Kabupaten Pelalawan, Riau, beberapa waktu lalu. Kebakaran hutan di Riau terus meluas. Hingga kemarin, terdapat 144 titik api yang terdeteksi oleh satelit.

KERAJAAN SINGHASARI: Para pekerja membersihkan temuan fondasi bangunan kuno peninggalan Kerajaan Singhasari yang sedang didokumentasikan oleh tim peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, di Jalan Ken Dedes, Kelurahan Candirenggo, Malang, Jawa Timur, kemarin. Penemuan ini menguak tabir pola permukiman dan tata ruang Kerajaan Singhasari masa pemerintahan Raja Kertanegara (1254-1292).

temuan fondasi dan pecahan unsur bangunan, wadah, dan keramik sangat menguatkan penelitian sebelumnya’’

ANTARA/FB ANGGORO

MI/BAGUS SURYO