sel darah merah

19
Sel Darah Merah; Struktur, Fungsi, dan Ketonusan Indra Setiawan 102010003 [email protected] MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 1150 JAKARTA 2011 4 January 2011

Upload: priskillia-alberta-k

Post on 24-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sel Darah Merah

Sel Darah Merah; Struktur, Fungsi, dan Ketonusan

Indra Setiawan

102010003

[email protected]

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 1150

JAKARTA

2011

4 January 2011

Page 2: Sel Darah Merah

PBL Blok 3 Dasar Biologi Sel 2010

Pendahuluan

Sel –sel darah merupakan bagian figuratif atau berbentuk sehingga dapat dilihat oleh

mata, meskipun dengan bantuan alat mikroskop. Seperti yang telah disebutkan sebelum ini,

sel –sel darah terdiri atas sel darah merah, leukosit dan trombosit. Ketiga macam sel ini

berasal sel –sel asal yang sama di sumsum tulang. Sel –sel asal di sumsum tulang tersebut

selanjutnya berdiferensiasi sehingga mengambil bentuk yang berbeda –beda. Setelah matang,

sel –sel tersebut keluar dari sumsum tulang dan masuk ke dalam darah dan berada di tempat

ini dalam jumlah yang berbeda dan menjalankan fungsi yang berbeda – beda pula. Bahkan

leukosit , seperti yang telah diuraikan terdiri atas 5 jenis sel dengan morfologi berbeda,

ternyata juga mempunyai peran yang berbeda – beda pula.1

Identifikasi istilah

1. Sumsum tulang merah : salah satu jenis sumsum tulang, terdapat di

dalam kanal medula tulang panjang dan ruang-ruang tulang berongga, berfungsi untuk

produksi sel-sel darah, penghancuran eritrosit yang sudah tua, dan penimbunan besi.

2. Membrane semipermeable : adalah selaput yang hanya dapat dilalui oleh ion-ion

tertentu (partikel solven) dan tidak dapat dilalui oleh partikel-partikel solute (zat

terlarut).

3. Hipertonus :suatu larutan yang konsentrasinya lebih tinggi (pekat) dari larutan lain.

4. Hipotonus :suatu larutan yang konsentrasinya lebih rendah (encer) dari larutan

lain.

Rumusan masalah

1. Ketonusan sel darah merah

Hipotesis

Sel darah merah dapat dirusak oleh ketonusan cairan lingkungannya

Skenario

Sel darah merah (eritrosit) merupakan komponen penting dalam tubuh manusia, yang

diproduksi oleh sumsum tulang merah dan pada waktunya akan dirusak oleh tubuh.

Membrane sel darah merah merupakan membrane semipermeable yang mempunyai kekuatan

1

Page 3: Sel Darah Merah

PBL Blok 3 Dasar Biologi Sel 2010

tertentu. Membrane tersebut dapat dirusak oleh larutan-larutan tertentu yang mempunyai

konsentrasi yang lebih besar (hipertonus) atau lebih kecil (hipotonus) daripada konsentrasi sel

darah merah.

Mind mapping

Landasan Teori

Sel

Sel adalah unit structural dari semua organisme hidup. Ada 2 jenis sel yang secara

fundamental berbeda, namun terdapat begitu banyak kemiripan biokimiawi di antara kedua

jenis sel tersebut sehingga banyak peneliti mengatakan bahwa kelompok sel yang satu

berevolusi dari kelompok sel lain.1

2

Eritrosit

Fungsi Ketonusan

Eritropoiesis

Struktur

Membran

Plasma

Inti Sel

Sitoplasma

Hemoglobin

Hipertonus

Hipotonus

Komposisi

Transportasi Sel

Pasif

Aktif

Page 4: Sel Darah Merah

PBL Blok 3 Dasar Biologi Sel 2010

Komponen Sel

Sitoplasma

Komponen sel terluar yang memisahkan sitoplasma dari lingkungan ektrasel adalah membram

plasma (plasmalema). Akan tetapi meskipun membrane plasma adalah batas luar sel, tetap ada

hubungan antara bagian dalam sel dan makromolekul ekstrasel. Membran plasma

mengandung protein yang disebut integrin yang berhubungan dengan filament sitoskeletal

sitoplasma dan molekul ekstrasel. Melalui hubungan inilah terjadi pertukaran timbal balik

yang konstan antara matriks ekstrasel dan sitoplasma. Sitoplasmanya sendiri terdiri atas

matriks, atau sitosol, yang di dalamnya terdapat organel, sitoskeleton, dan deposit

karbohidrat, lipid, dan pigmen.1

Sitoplasma sel eukariotik dibagi menjadi sejumlah kompartemen terpisah oleh

membrane yang mengatur lalu lalang ion dan molekul intrasel. Kompartemen ini memekatkan

enzim dan substrat terkait, sehingga meningkatkan efisiensi.1

Membrane plasma (membrane sel)

Membrane plasma merupakan batas kehidupan. Membrane plasma memisahkan sel yang

hidup dengan lingkungan sekitarnya yang tidak hidup. Membrane plasma memiliki ketebalan

sekitar 8nm. Susunan membrane plasma yang lengkap dijelaskan menurut suatu model mosaic

cair. Membrane plasma memiliki struktur seperti lembaran tipis. Membrane plasma tersusun

dari molekul-molekul lipid, protein, dan karbohidrat yang membentuk suatu sifat lapisan

dengan sifat dinamis dan asimetri. Bersifat dinamis karena memiliki struktur seperti fluida,

sehingga molekul lipid dan protein dapat bergerak. Bersifat asimetri karena komposisi protein

dan lipid sisi luar tidak sama dengan sisi dalam membrane sel. Molekul-molekul tersebut

menyusun matriks lapisan fosfolipid rangkap yang disisipi oleh protein membrane. Terdapat

dua macam protein membrane yaitu protein integral dan peripheral. Satu unit fosfolipid terdiri

dari bagian kepala (fosfat) dan ekor (asam lemak). Sisi kepala merupakan sisi hidrofilik yang

menghadap ke luar membrane plasma. Sisi ekor merupakan hidrofob yang bersembunyi di

bagian dalam membrane plasma. Pada bagian membrane plasma yang menghadap keluar sel,

terdapat karbohidrat yang melekat pada protein membrane atau fosfolipid.2

3

Page 5: Sel Darah Merah

PBL Blok 3 Dasar Biologi Sel 2010

Nukleus

Nukleus adalah organel struktural yang paling menonjol dari sel eukariotik. Meskipun kira –

kira mengandung jumlah yang sama DNA, RNA dan protein, itu merupakan bahan genetik

dan implikasi fungsional yang membuat inti seperti organel penting. Sel dapat berupa

membagi (mitosis atau meiosis) - keadaan mereka berada dalam untuk proporsi yang sangat

kecil dari interfase mereka seumur hidup atau tidak membagi). Apa yang mengikuti adalah

deskripsi dari dia interfase inti.3

Nukleolus

lokus gen ribosomal DNA, sintesis RNA ribosom, dan perakitan intra sub-unit.3

Darah

Darah (kurang lebih berjumlah 5,5 L pada pria) terdiri atas sel dan cairan yang mengalir satu

arah secara teratur di dalam system sirkulasi tertutup. Darah terutama didorong ke depan oleh

kontraksi ritmik jantung dan terdiri atas 2 bagian: unsur berbentuk atau sel- sel darah, dan

plasma. Jika darah dikeluarkan dari system sirkulasi, darah akan membeku. Bekuan ini

mengandung unsure berbentuk dan cairan bening kekuningan yang disebut serum, yang

memisahkan diri dari bekuan.1

Darah yang dikumpulkan dan dicegah agar tidak membeku dangan menambahkan

antikoagulan (misalnya, heparin, sitrat) akan terpisah-pisah bila disentrifugasi, membentuk

lapisan-lapisan yang mencerminkan heterogenitasnya. Hematokrit adalah suatu perkiraan

volume tumpukan eritrosit per unit volume darah. Nilai normalnya adalah 40 – 50 % pada

pria dan 45% pada wanita. 1

Ada pun fungsi darah sebagai berikut:

1. Alat transport makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke seluruh

tubuh.

2. Alat transport O2, yang diambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke seluruh

tubuh.

3. Alat transport bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi seperti paru-paru,

ginjal dan kulit dan hati untuk diteruskan ke empedu dan saluran cerna sebagai tinja.

4

Page 6: Sel Darah Merah

PBL Blok 3 Dasar Biologi Sel 2010

4. Alat transport antar jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu jaringan

dibuat oleh jaringan lain. Hal ini tampak jelas, misalnya dalam transport lipoprotein

seperti LDL, HDL, dan hormone.

5. Mempertahankan keseimbangan dinamis (homeostasis) dalam tubuh, termasuk

didalamnya ialah mempertahankan suhu tubuh, mengatur keseimbangan distribusi air

dan mempertahankan keseimbangan asam-basa sehingga pH darah dan cairan tubuh

tetap dalam keadaan yang seharusnya.

6. Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang umumnya selalu

dianggap punya potensi menimbulkan ancaman.2

Sel Darah Merah

Merupakan sel yang terbanyak di dalam darah. Karena sel ini mengandung senyawa yang

berwarna merah, hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah. Sel darah

merah mempunyai ciri khas yaitu tidak berinti, yang menutup lapangan pandangan.

Sesungguhnya bila dilihat dari satu arah, SDM tampak sebagai lingkaran. Bila dilihat dalam

arah yang tegak lurus dari arah yang pertama, akan tampak bentuk penampang dwicekung

atau bikonkaf dari SDM. Dengan demikian, dalam keadaan biasa, morfologi SDM bukanlah

berupa sebuah bola, akan tetapi berupa suatu cakram dwicekung atau bikonkaf. Namun SDM

dapat juga mengambil bentuk lain yaitu bentuk silinder atau bahkan kerucut. SDM juga dapat

berbentuk bola yang sempurna, seperti yang tampak dalam keadaan sferositosis. Diameter

SDM manusia biasanya sebesar 7,82± mm, sedangkan tebal cakram adalah 0,81±0,35 mm di

tempat yang paling tipis dan 2,58±0,27 di tempat yang paling tebal. Volume SDM rata-rata

adalah 94 ± 14 fL (femtoliter, 1 fL = 10-15 L atau ± 16 mm2. Ukuran – ukuran ini dapat

berubah menjadi lebih besar atau lebih kecil. Bila ukurannya lebih besar namanya

makrositosis, bila lebih kecil namanya mikrositosis.3

Eryhrocytes (sel darah merah) dalam kondisi normal, sel-sel ini tidak pernah

meninggalkan sistem peredaran darah. Seperti kebanyakan mamalia, eritrosit manusia

tersuspensi dalam media isotonik adalah disk cekung ganda fleksibel dengan diameter sekitar

7,5 µm, tebal 2,6 µm pinggirnya, dan hanya 0,75 µm tebal di tengah. Bentuk cekung ganda ini

menyediakan rasio permukaan yang besar ke volume dan memfasilitasi pertukaran gas.

Konsentrasi normal eritrosit dalam darah adalah sekitar 3,9-5,5 juta per wanita microliterin

dan 4,1-6 juta per microliter pada laki-laki.4

5

Page 7: Sel Darah Merah

PBL Blok 3 Dasar Biologi Sel 2010

Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf berdiameter kira-kira 8 µm, dan tidak

memiliki nucleus. Bentuk eritrosit sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel

tersebut beredar melewati kapiler-kapiler. Eritrosit dapat dianggap sebagai kantung yang

dapat berubah menjadi berbagai jenis bentuk. Pria dewasa normal memiliki 5,4 juta sel darah

merah per mikroliter darah. Wanita normal memiliki 4,8 juta sel darah merah per mikroliter

darah. Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan perbedaan umur.

Setiap butir eritrosit mengandung hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pigmen

yang member warna merah pada darah. Setiap hemoglobin terdiri dari protein yang disebut

globin dan pigmen non-protein yang disebut hem. Setiap hem berikatan dengan rantai

polipeptida yang mengandung besi. Fungsi utama hemoglobin adalah mengangkut oksigen

dari paru-paru membentuk oksihemoglobin.

Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum

tulang. Pembentukannya diatur oleh sebuah hormone glikoprotein yang disebut dengan

eritropoietin. Sel pertama yang diketahui sebagain rangkaian pembentukan eritrosit disebut

proeritoblas. Dengan rangsangan yang sesuai maka dari sel-sel tunas ini dapat dibentuk

banyak sekali sel. Proeritoblas kemudian akan membelah beberapa kali. Sel-sel baru dari

generasi pertama ini disebut basofil eritroblas sebab dapat dicat dengan warna basa. Sel-sel ini

mengandung sedikit sekali hemoglobin. Pada tahap berikutnya akan mulai terbentuk cukup

hemoglobin yang disebut polikromatofil eritroblas. Sesudah terjadi pembelahan berikutnya,

maka akan terbentuk lebih banyak lagi hemoglobin. Sel-sel ini disebut ortokromatik eritoblas.

Dimana warnanya menjadi merah. Akhirnya, bila sitoplasma dari sel-sel ini sudah dipenuhi

oleh hemoglobin sehingga mencapai konsentrasi lebih kurang 34%, nucleus akan memadat

sampai ukurannya menjadi lebih kecil dan terdorong dari sel. Sel-sel ini disebut retikulosit.

Retikulosit berkembang menjadi eritrosit dalam satu sampai dua hari setelah dilepaskan dari

sumsum tulang.

Jangka hidup eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh sel-

sel fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Di dalam hati, hemoglobin diubah menjadi

pigmen empedu yang berwarna kehijauan. Pigmen empedu diekskresikan oleh hati ke dalam

empedu. Zat besi dari hemoglobin tidak diekskresikan, tetapi dugunakan kembali untuk

membuat eritrosit baru.1

6

Page 8: Sel Darah Merah

PBL Blok 3 Dasar Biologi Sel 2010

Gambar 1: Sel Darah Merah5

Hemoglobin

Merupakan suatu protein yang kompleks, yang tersusun dari protein globin dan suatu senyawa

bukan protein yang dinamakan hem. Hem sendiri juga suatu senyawa yang rumit, yang

tersusun dari suatu senyawa lingkar yang bernama porfirin, yang bagian pusatnya ditempati

oleh logam besi (Fe). Jadi hem adalah senyawa porfirin-besi (Fe-porfirin), sedangkan

hemoglobin adalah kompleks antara globin-hem. Satu molekul hem mengandung 1 atom besi,

demikian pula 1 protein hanya mengikat 1 molekul hem. Sebaliknya, 1 molekul hemoglobin

terdiri atas 4 buah kompleks molekul globin dengan hem. Jadi, dalam tiap molekul

hemoglobin terkandung 4 atom besi. 1

Besi dalam hemoglobin sangatlah penting untuk menjalankan fungsi pengikatan dan

penglepasan oksigen. Sebenarnya hanya dengan molekul besi yang ada di hemoglobib itulah

oksigen yang diikat dan dibawa. Bila terjadi kekurangan besi, jumlah hemoglobin juga

berkurang, sehingga jumlah oksigen juga berkurang. Hal ini tampak jelas dalam keadaan

kekurangan (defisiensi) besi, yang menimbulkan keadaan kekurangan darah atau anemia,

yang lebih tepat disebut sebagai kekurangan hemoglobin.1

Pada manusia, hemoglobin yang lazim tidak hanya satu macam saja. Pada orang

dewasa sehat, telah diketahui terdapat 2 macam hemoglobin ada bersama sama. Kedua

hemoglobin tersebut ialah HbA1 dan HbA2 ( A singkatan dari adult, dewasa). Padaa bayi

terutama trimester pertama, hemoglobin yang terdapat dalam SDM bukanlah salah satu atau

dua HbA tersebut, akan tetapi hemoglobin yang lain yang bernama HbF (F singkatan dari

fetal, jabang bayi).1

7

Page 9: Sel Darah Merah

PBL Blok 3 Dasar Biologi Sel 2010

Sumsum tulang

Pada kondisi normal, produksi sel-sel darah oleh sumsum tulang disesuaikan dengan

keperluan tubuh, yang akan meningkatkan aktivitas sumsum beberapa kali lipat dalam waktu

singkat bila diperlukan. Sumsum tulang ditemukan di dalam kanal medula tulang panjang dan

ruang-ruang tulang berongga. Dua jenis sumsum tulang telah dibahas sesuai penampakannya

pada pemerikasaan umum: sumsum tulang merah, atau hematogen, yang warnanya

disebabkan banyaknya eritrosit dan sel pembentuk darah, dan sumsum tulang kuning yang,

yang warnanya disebabkan banyaknya sel adipose. Pada neonates, semua sumsum tulang

berwarna merah dank arena itu aktif menghasilkan sel-sel darah. Dengan bertumbuhnya anak,

kebanyakan sumsum tulang berubah secara bertahap menjadi kuning. Pada keadaan tertentu,

seperti pendarahan hebat atau hipoksia, sumsum tulang kuning diganti oleh sumsum tulang

merah.6

Sumsum tulang merah

Sumsum tulang merah terdiri atas stroma, korda hematopoietic, dan kapiler sinusoid. Stroma

adalah anyaman 3 dimensi yang terdiri atas sel-sel retikulin yang mengandung sel-sel

hematopoietic dan makrofag. Matriks sumsum tulang mengandung kolagen tipe I dan III,

fibronektin, laminin, dan proteoglikan. Laminin, fibronektin dan suatu substansi pengikat sel

lain, yaitu hemonektin, berinteraksi dengan reseptor sel untuk mengikat sel pada matriks.

Sinusoid dibentuk oleh selapis sel endotel.6

Kapiler-kapiler sinusoid diperkuat oleh suatu lapisan eksternal dari sel-sel reticular

yang tidak utuh dan suatu jalinan serat retikulin linggar. Pelepasan sel-sel tulang matur dari

sumsum diatur oleh releasing factor yang dihasilkan sebagai respons terhadap keperluan

organisme. Sejumlah zat dengan aktivitas pelepasan telah dijelaskan, yang meliputi

komponen C3 dari komplemen, hormone, dan sejumlah toksin bekteri.6

Fungsi utama sumsum tulang merah adalah produksi sel-sel darah, penghancuran sel

darah merah yang tua dan penimbunan besi yang dihasilkan dari perombakan hemoglobin.5

Efek osmosis terhadap keseimbangan air

8

Page 10: Sel Darah Merah

PBL Blok 3 Dasar Biologi Sel 2010

Keseimbangan air pada sel tak berdinding

Ketika mempelajari perilaku sel dalam larutan, konsentrasi zat terlarut dan

permeabilitas membrane harus sama diperhitungkan. Kedua faktor ini diperhitungkan dalam

konsep tonisitas, kemampuan larutan untuk menyebabkan sel memperoleh atau kehilangan

air. Tonisitas larutan bergantung sebagian pada konsentrasi zat terlarut yang tidak dapat

melintasi membrane, relatif terhadap yang terdapat dalam sel. Jika terdapat konsentrasi zat

terlarut bukan penembus yang lebih tinggi di larutan sekeliling, air akan cenderung

meninggalkan sel, dan demikian sebaliknya.8

Jika suatu sel tanpa dinding, misalnya sel hewan, direndam dalam lingkungan yang

isotonic terhadap sel, tidak aka nada pergerakan netto air melintasi membrane plasma. Air

mengalir melintasi membrane, namun dengan laju yang sama dalam kedua arah. Dalam

lingkungan isotonic, volume sel hewan stabil.

Sekarang mari kita pindahkan sel tersebut ke dalam larutan yang hipertonik terhadap

sel, dalam kasus ini mengacu pada zat terlarut. Sel akan kehilangan air ke lingkungan,

mengerut, dan mungkin mati. Inilah salah satu alasan mengapa peningkatan salinitas danau

dapat membunuh hewan-hewan yang hidup di situ. Jika danau menjadi hipertonik terhadap sel

hewan, sel mungkin mengerut dan mati. Akan tetapi, bagi sel hewan, mengambil terlalu

banyak air dapat sama berbahayanya dengan kehilangan air. Jika kita menempatkan sel dalam

larutan hipotonik terhadap sel, air akan memasuki sel lebih cepat daripada keluar sel, dan sel

akan membengkak serta lisis seperti balon air yang kepenuhan.8

Sel tanpa dinding kaku tidak dapat mentoleransi pengambilan maupun kehilangan air

yang berlebih. Masalah keseimbangan air ini secara otomatis terpecahkan jika sel semacam

itu hidup dalam lingkungan isotonic. Air laut isotonic bagi banyak hewan avertebrata laut.

Sel-sel sebagian besar hewan terestial terendam dalam cairan ekstraselular yang isotonic

terhadap sel. Hewan dan organism lain yang tidak memiliki dinding sel kaku yang hidup

dalam lingkungan hipotonik atau hipertonik harus memiliki adaptasi khusus untuk

osmoregulasi, yaitu control keseimbangan air. Misalnya, protista paramecium memiliki

membrane plasma yang sangat kurang permeable terhadap air daripada membrane pada

sebagian besar sel lainnya. Tapi hal ini hanya memperlambat pengambilan air, yang secara

terus-menerus memasuki sel. Sel paramecium tidak meletus karena dilengkapi dengan

9

Page 11: Sel Darah Merah

PBL Blok 3 Dasar Biologi Sel 2010

vakuola kontraktil, organel yang berfungsi sebagai pompa untuk mendorong air keluar dari sel

secepat air masuk ke sel melalui osmosis.8

Gambar 2: Peristiwa osmosis8

Gambar 3: Peristiwa Osmosis Pada Sel Darah Merah9

10

Page 12: Sel Darah Merah

PBL Blok 3 Dasar Biologi Sel 2010

Pembahasan Skenario

Sel darah merah yang diproduksi oleh sumsum tulang merah akan dirusak setelah hidup

selama 120 hari. Sel darah merah yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagosit yang

terdapat dalam hati dan limpa. Di dalam hati, hemoglobin diubah menjadi pigmen empedu

yang berwarna kehijauan. Pigmen empedu diekskresikan oleh hati ke dalam empedu. Zat besi

dari hemoglobin tidak diekskresikan, tetapi dugunakan kembali untuk membuat eritrosit baru.

Sel darah merah mempunyai kekuatan tertentu yaitu bisa memfasilitasi pertukaran antara CO2

dengan O2. Sel darah merah dapat dirusak oleh larutan yang konsentrasi yang lebih rendah

atau lebih tinggi karena sel darah merah merupakan membrane semipermiabel yang dapat

dipengaruhi oleh konsentrasi zat.

Kesimpulan

Sel darah merah merupakan sel yang terbanyak di dalam darah dan fungsinya juga sangat

penting yaitu mengikat dan membawa O2 dari paru – paru untuk diedarkan dan dibagikan ke

seluruh sel di berbagai jaringan untuk memenuhi keperluan tubuh akan oksigen setiap saat.

Selain itu fungsi lain daripada Sel darah merah adalah mengikat dan mempermudah

transportasi gas CO2 yang terbentuk di seluruh jaringan yang mampu melakukan metabolism

sacara aerob (dengan menggunakan oksigen), untuk dibawa ke jaringan pembuangan ekskreta

yang berbentuk gas, yaitu paru – paru. Dengan demikian, di dalam paru – paru terjadi

pertukaran gas dengan lingkungan : oksigen diambil dari lingkungan dan CO2 dikeluarkan ke

lingkungan. Kemudian sel darah merah dapat dipengaruhi oleh ketonusan cairan

lingkungannya (hipertonus, hipotonus, atau isotonus), hal ini dikarenakan adanya peristiwa

osmosis dalam sel, tepatnya pada membrane plasma (membrane sel) yang bersifat selektif

permeable.

Daftar pustaka

1. Junqueira L C, Carneiro J. Histologi dasar. Edisi 10. Jakarta: EGC;2007.p.222-39.

2. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni E W. Biologi SMA dan MA. Jakarta:

Erlangga;2007.p.120-2.

3. Telser AG. Histology. USA: Mosby Elsivier; 2007.p. 4-8

4. Mescher AL. Histology text and atlas 12th Ed. New York: Mc Grawhill; 2010.p. 204

11

Page 13: Sel Darah Merah

PBL Blok 3 Dasar Biologi Sel 2010

5. Diunduh dari http://image.wistatutor.com/content/feed/u1713/untitled.JPG pada

tanggal 27 Desember 2010.

6. Sadikin H M. Biokimia darah. Jakarta: Widya Medika;2003.p.11-6.

7. Campbell N A, Reece J B. Biologi. Edisi 8, jilid 1. Jakarta: Erlangga;2010.p.143-4.

8. Diunduhdarihttp://www.google.co.id/imglanding?q=hipertonik&hl=id&client=firefox-

a&rls=org.mozilla:enUS:official&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=I5QW9z2W1TDcxM:&i

mgrefurl=http://ourspirit.wordpress.com/&imgurl=http://

ourspirit.files.wordpress.com/2010/10/

picture1.png&zoom=1&w=940&h=624&ei=8nQeTciDKIT6cMnpqMUF&iact=hc&o

ei=5HQeTZGDCcHqrAfw2fS8Cw&esq=4&page=4&tbnh=119&tbnw=179&start=65

&ndsp=23&ved=1t:429,r:7,s:65&biw=1366&bih=575 pada tanggal 27Desember

2010.

9. Diunduh dari http://www.teachnet.ie/mamond/IMAGES/RBCsIn2Solutions.gif pada

tanggal 27 Desember 2010.

12