sekolah tinggi teologi amanat agung konsep ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/skripsi....

23
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP GEREJA MISIONAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKSIS MISI GEREJA SKRIPSI Diajukan kepada Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teologi Oleh Yuniriang Saoiago 1011512142 Jakarta 2019

Upload: others

Post on 18-Jul-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG

KONSEP GEREJA MISIONAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKSIS MISI GEREJA

SKRIPSI

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teologi

Oleh Yuniriang Saoiago

1011512142

Jakarta 2019

Page 2: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG JAKARTA Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung menyatakan bahwa skripsi yang berjudul KONSEP GEREJA MISIONAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKSIS MISI GEREJA dinyatakan lulus setelah diuji oleh Tim Dosen Penguji pada tanggal 6 Agustus 2019. Dosen Penguji Tanda Tangan 1. Fandy H. Tanujaya, B.Bus., Th.M. __________________________ 2. Astri Sinaga, S.S., M.Th. __________________________ 3. Hendro, S.Kom., M.Th. __________________________

Jakarta, 6 Agustus 2019

Casthelia Kartika, D.Th. Ketua

Page 3: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul KONSEP GEREJA MISIONAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKSIS MISI GEREJA, sepenuhnya adalah hasil karya tulis saya sendiri dan bebas dari plagiarisme.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa saya telah melakukan tindakan plagiarisme dalam penulisan skripsi ini, saya akan bertanggung jawab dan siap menerima sanksi apapun yang dijatuhkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung.

Jakarta, 6 Agustus 2019

Yuniriang Saoiago NIM: 1011512142

Page 4: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

i

ABSTRAK

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG

JAKARTA

(A) Yuniriang Saoiago (1011512142) (B) KONSEP GEREJA MISIONAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKSIS MISI

GEREJA (C) ix + 105 hlm; 2019 (D) Program Studi Teologi/Kependetaan (E) Skripsi ini membahas tentang konsep gereja misional dan implikasinya

terhadap praksis misi gereja. Banyak gereja belum memahami sepenuhnya panggilan Allah dalam bermisi di tengah-tengah dunia. Akibatnya misi gereja belum dikerjakan dengan maksimal, gereja seringkali hanya berfokus kepada kegiatan-kegiatan internal, dan kegiatan misi hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu atau departemen tertentu di dalam gereja. Skripsi ini memperkenalkan konsep gereja misional, yang hadir mengingatkan bahwa keberadaan gereja di tengah-tengah dunia untuk menjalankan misi Allah Tritunggal. Konsep misi gereja misional yang bersifat inkarnasional dan kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama ini sudah dikerjakan. Dengan konsep gereja sebagai komunitas kontras dan konsep jemaat sebagai misionaris, gerakan gereja misional mengajak seluruh jemaat untuk terlibat melaksanakan misi Allah. Skripsi ini memberikan beberapa usulan tentang bagaimana jemaat dapat terlibat secara praktis melaksanakan misi Allah di tengah-tengah dunia.

(F) Bibliografi 55 (1998-2018)

(G) Fandy H. Tanujaya, B.Bus., Th.M.

Page 5: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

ii

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

DAFTAR ISI ii

UCAPAN TERIMA KASIH v

BAB SATU: PENDAHULUAN 1

Latar Belakang Permasalahan 1

Pokok Permasalahan 12

Tujuan Penulisan 13

Pembatasan Penulisan 13

Metodologi Penulisan 14

Sistematika Penulisan 14

BAB DUA: LATAR BELAKANG GERAKAN GEREJA MISIONAL 15

Pendahuluan 15

Latar Belakang Historis Gerakan Gereja Misional 15

Pengaruh International Missionary Council 1952 di Willingen 15

Pengaruh Lesslie Newbigin 17

Pengaruh The Gospel and Our Culture Network 20

Pengaruh Penerbitan Buku Missional Church 23

Latar Belakang Teologis Gerakan Gereja Misional 29

Pemahaman Tentang Allah 29

Pemahaman Tentang Gereja 33

Pemahaman Tentang Injil 37

Pemahaman Tentang Budaya 42

Page 6: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

iii

Kesimpulan Bab 46

BAB TIGA: MISI GEREJA MENURUT GERAKAN GEREJA MISIONAL 47

Pendahuluan 47

Misi Gereja Bersifat Inkarnasional 47

Misi Gereja Bersifat Kontekstual 53

Gereja Sebagai Komunitas Kontras 57

Jemaat Sebagai Misionaris 64

Kesimpulan Bab 73

BAB EMPAT: IMPLIKASI KONSEP GEREJA MISIONAL PADA PRAKSIS

MISI GEREJA 74

Pendahuluan 74

Gereja Sebagai Penggerak Pelaksanaan Misi Allah 75

Pemimpin Memahami Hakikat Keberadaan Gereja 75

Pelayanan Khotbah Menyuarakan Keterlibatan Jemaat

dalam Misi Allah 79

Gereja Memperlengkapi Jemaat untuk Terlibat dalam Misi Allah 82

Keterlibatan Jemaat dalam Pelaksanaan Misi Allah 88

Memberitakan Injil di mana Jemaat Berada 88

Memahami Orang yang Belum Percaya 90

Melayani dengan Keramahtamahan 93

Bermisi dalam Kehidupan Sehari-hari 94

Kesimpulan Bab 98

Page 7: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

iv

BAB LIMA: KESIMPULAN 99

BIBLIOGRAFI 101

Page 8: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

1

BAB SATU

PENDAHULUAN

Latar Belakang Permasalahan

Edmund Woga menyampaikan bahwa dilihat dari segi keberadaannya, Gereja

sebagai sebuah perhimpunan tidak lepas dari panggilannya, yakni diutus ke dalam

dunia.1 Gereja menjadi tidak bermakna, begitu juga dengan statusnya sebagai

pengikut Yesus, jika Gereja mengabaikan panggilannya diutus Allah ke dalam dunia

untuk melaksanakan misi-Nya.2

Senada dengan pernyataan Woga, Christopher J. H. Wright juga menekankan

dalam bukunya yang berjudul Misi Umat Allah “bahwa yang terjadi bukanlah Allah

memiliki sebuah misi bagi gereja-Nya di dunia, tetapi bahwa Allah punya sebuah

gereja bagi misi-Nya di dalam dunia.”3 Misi tidak diciptakan bagi gereja, gerejalah

yang diciptakan bagi misi, oleh karena misi adalah gerakan yang berasal dari Allah

bagi dunia, dan gereja sebagai alat untuk menjalankan misi Allah.4

Misi adalah dari Allah (missio Dei). “Misi telah direncanakan dari sejak

kekekalan karya penyelamatan Allah bagi dunia ini, misi dikerjakan sejak

penciptaan, misi digenapi dalam karya kematian dan kebangkitan Kristus, misi

disampaikan melalui orang percaya.”5 Gereja ada karena ada misi, sehingga misi

1. Edmund Woga, Dasar-Dasar Misiologi (Yogyakarta: Kanisius, 2006), 191. 2. Woga, Dasar-Dasar Misiologi, 191. 3. Christopher J.H Wright, Misi Umat Allah (Surabaya: Perkantas, 2013), 27. 4. Wright, Misi Umat Allah, 27. 5. Ria Pasaribu, "Misi Allah," dalam mission possible: Karya Injil Melalui Talenta Medis, ed.

oleh Iwan Catur Wibowo & Yulius Tandyanto (Jakarta: Literatur Perkantas, 2012), 2.

Page 9: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

2

tidak hanya menjadi sebuah pilihan untuk dilakukan ataupun tidak dilakukan, misi

bukanlah kegiatan dari gereja yang dilakukan setelah seluruh kebutuhan gereja

terpenuhi, misi adalah hal yang sangat esensial dalam gereja.6

Gereja dipanggil dan dihimpun bukan hanya untuk mendengarkan sabda, dan

merayakan sakramen di dalam kelompoknya sendiri (Kis. 2:42). Tetapi selanjutnya

gereja diutus oleh Kristus untuk mewartakan Injil kerajaan Allah (Mrk. 16:15; Mrk.

3:13; Mat. 10:1-42), dan menjadi saksi-Nya kepada segala bangsa (Luk. 24:47)

sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8), sebagaimana Yesus sendiri diutus oleh Bapa (Yoh.

20:21). Gereja adalah tempat di mana para pengikut Yesus berkumpul, dan dunia

adalah tempat para pengikut Yesus diutus.7

Misi adalah natur Allah sebagai pemilik gereja, dan kehadiran gereja ada

dengan tujuan untuk melaksanakan misi Allah (1 Petrus. 2:9-10), untuk itulah gereja

tidak bisa tidak bermisi.8 Apabila gereja kehilangan pemahaman bahwa

keberadaannya untuk melaksanakan misi Allah, gereja kehilangan sifat misioner,

gereja tidak dapat dikatakan sebagai gereja lagi.9 J. Andrew Kirk menambahkan

gereja telah menjadi sesuatu yang lain dari komunitas yang diciptakan Yesus Kristus

yang disalibkan dan dibangkitkan itu.10

6. Pasaribu, "Misi Allah," 2. 7. Woga, Dasar-Dasar Misiologi, 189-191. 8. Nimrod Faoth, "Missiologi Poros Teologi yang Sebenarnya," dalam Berteologi Bagi Sesama,

ed. Fandy Tanujaya, Edison Rikardo A.S dan Yunus Septifan Harefa (Jakarta: STT Amanat Agung, 2016), 303.

9. Faoth, "Missiologi Poros Teologi yang Sebenarnya, 303; Widi Artanto, Menjadi Gereja Misioner: Dalam Konteks Indonesia (Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 2008), 19.

10. J. Andrew Kirk, Apa Itu Misi? (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018), 36.

Page 10: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

3

Misi berkaitan dengan umat yang telah Dia tebus, dan apa yang mereka

lakukan dalam dunia sebagai utusan-Nya bagi mereka yang belum percaya.11 Tetapi

kenyataan yang terjadi, gereja sering kali tidak menunjukkan panggilan gereja

sesungguhnya, melaksanakan misi Allah di dalam dunia. Konsep bahwa gereja

dipanggil menjadi alat di dalam rencana Allah dalam melaksanakan misi-Nya, tidak

menjadi dasar gereja. Pdt. Widi Artanto mengatakan bahwa konsep mengenai

hakikat gereja dan misi, serta bagaimana menjadi misioner masih belum jelas

dipahami oleh gereja.12 “Di dalam konteks Indonesia gereja sering kali mengklaim

gereja melaksanakan misi Allah di tengah dunia, melalui berbagai program

pelayanan yang dilaksanakan oleh gereja.”13

Berbicara tentang misi gereja harus mempertimbangkan dan memikirkan di

mana gereja berada. Di mana pun gereja dipanggil seharusnya sangat perlu untuk

memahami konteks, agar gereja-gereja yang ada di Indonesia dapat melakukan

pekerjaan misi dengan cara yang kontekstual.14 Konteks Indonesia, serta gerejanya

cukup kompleks dan majemuk, tetapi permasalahan yang sering kali terjadi,

kehidupan jemaat sangat berbeda dengan konteks kehidupan masyarakat

sekitarnya, mereka tidak dapat hadir secara kontekstual di mana gereja dipanggil.15

Misi Alkitabiah adalah setia kepada teks namun menghargai konteks, ketika

Allah menyatakan kasih-Nya kepada umat manusia yang berdosa, Allah melakukan

rencana-Nya dengan kontekstual, Ia datang ke dalam dunia dengan berinkarnasi

11. John Stott, Murid Radikal yang Mengubah Dunia (Jawa Timur: Literatur Perkantas Jawa

Timur, 2016), 30. 12. Artanto, Menjadi Gereja Misioner, 19. 13. Artanto, Menjadi Gereja Misioner, 19. 14. John Ruck, Jemaat Misioner (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011), 50. 15. Ruck, Jemaat Misioner, 279.

Page 11: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

4

(Yoh. 1:14).16 “Untuk bisa menghadirkan pelayanan yang dapat dipahami oleh

komunitas konteks, maka syarat utamanya adalah memahami keadaan konteks

tersebut.”17

Andreas Anangguru Yewangoe dalam tulisannya Tantangan Gereja Memasuki

Abad XXI, menyampaikan bahwa, “seharusnya gereja dalam melaksanakan misi,

konteks yang ada harus selalu menjadi pertimbangan bagi gereja.”18 Mengabaikan

konteks tidak bisa memahami siapa orang-orang yang dituju, menciptakan

kesalahpahaman, mereka tidak akan menerima orang Kristen, membuat pelayanan

terhambat.

Purnawan Tenibemas menekankan bahwa konteks di mana orang yang

belum percaya berada sangat perlu untuk diperhatikan. Ia menegaskan dalam

tulisannya Misi yang Membumi, bahwa akan menjadi permasalahan jika dalam

bermisi gereja tidak mempertimbangkan konteks, orang yang menyampaikan kabar

baik dan orang yang belum percaya mengalami kesulitan untuk terhubung. 19

Orang yang belum percaya memiliki sistem kepercayaannya sendiri, budaya

dan pengalaman hidupnya juga memengaruhi pola pikirnya.20 Penting sekali

memberitakan Injil dalam pola yang dapat mereka pahami. Tuhan Yesus sendiri

datang dengan cara yang unik yakni inkarnasi, Allah masuk ke dalam konteks

16. Purnawan Tenibemas, prakata pada buku Misi yang Membumi (Bandung: Sekolah Tinggi

Alkitab Tiranus, 2011), 7-8. 17. Tenibemas, prakata pada buku Misi yang Membumi, 7-8. 18. Andreas Anangguru Yewangoe, Tantangan Gereja Memasuki Abad XXI (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2002), 20. 19. Tenibemas, Misi yang Membumi, 161. 20. Tenibemas, Misi yang Membumi, 161.

Page 12: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

5

tertentu, hal ini seharusnya menjadi model untuk pelayanan misi masa kini. Dimana

gereja harus memahami konteks, sebagai kendaraan untuk membagikan Injil.21

Nimrod Faoth menyampaikan, bahwa sangat penting untuk memahami dan

memiliki konsep misi, karena mengingat banyak warga jemaat memiliki konsep

yang salah tentang misi:

Warga jemaat berpendapat yang lebih penting rajin ke gereja. Misi, penginjilan tanggung jawab pendeta, tanggung jawab para profesional. warga jemaat tidak mengetahui bahwa misi dan penginjilan sebagai tanggung jawabnya dalam misi. Terjadi pergeseran mendasar, pelaksanaan misi Allah dipengaruhi bidang studi, bukan status dalam Kristus.22

Gereja yang tidak memiliki konsep, gereja dipakai oleh Allah untuk

menjalankan misi-Nya di dalam dunia, pada akhirnya gereja tidak menyuarakannya

kepada jemaat bahwa mereka bertanggung jawab dalam pelayanan misi. Bambang

Eko Putranto menyampaikan, gereja seharusnya menyuarakan panggilan gereja

dalam melaksanakan misi Allah, namun gereja telah lalai menyuarakannya.23

Gereja melaksanakan misi dalam praktiknya hanya dilaksanakan oleh

departemen misi, komisi penginjilan yang dimiliki oleh gereja. “Pelaksanaan misi

hanya dikerjakan oleh beberapa orang, mereka bertanggung jawab merencanakan

dan mengkoordinir misi, yang menjadi salah satu dari program misi.”24

Mengupayakan segala hal untuk umat Allah, mengadakan berbagai program dalam

21. Tenibemas, Misi yang Membumi, 161-165. 22. Faoth, "Missiologi Poros Teologi yang Sebenarnya," 286. 23. Bambang Eko Putranto, Misi Kristen: Menjangkau Jiwa Menyelamatkan Dunia

(Yogyakarta: Andi, 2007), 6-8. 24. Kuiper, Missiologia, 102-103.

Page 13: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

6

gereja, tetapi tanpa keterkaitannya kepada tanggung jawab sebagai umat Allah

untuk melaksanakan misi-Nya.

Faoth dalam pelayanannya ia mengamati aktivitas gereja dalam praktik misi,

penginjilan di seluruh nusantara dan ia mendapati penekanan pelayanan jemaat,

lebih berfokus mengajar dengan berbagai doktrin, melaksanakan konseling, dan

berbagai program sesuai dengan keahlian pendeta, dan tidak menjalankan panggilan

gereja untuk melaksanakan misi Allah.25

Kebanyakan gereja merasa bahwa mereka sudah melaksanakan panggilan

mereka dalam misi Allah dengan mengadakan bulan misi dalam setahun sekali.

Pelaksanaan bulan misi biasanya diadakan di dalam gereja, ketika program bulan

misi selesai maka pelayanan misi di gereja juga ikut selesai. Gereja biasanya

melaksanakan perjalanan misi jangka pendek dengan mengutus beberapa aktivis

untuk pergi ke pedalaman dalam beberapa waktu yang telah ditentukan, dan gereja

mengutus misionaris untuk melayani di luar negeri.

Militansi misi dan penginjilan nyaris tak terlihat, ada banyak hal yang keliru dalam memahami misi. Seruan radikal misioner model Yohanes Pembaptis: “Bertobatlah, sebab kerajaan sorga sudah dekat” (Mat. 4:17), sayup terdengar di mimbar gereja, lantang bersuara hanya pada bulan misi sekali setahun, namun kemudian lenyap ditelan waktu. Artinya, banyak hambatan utama pelaksanaan misi bukan faktor eksternal, melainkan internal.26

“Selama abad ke-20 gereja dalam usaha mendefinisikan misinya, banyak

penekanan yang berbeda-beda, yang terjadi pada akhirnya dari tiap penekanan

terfokus hanya pada beberapa aspek penting dari panggilan gereja, dan sebagai

25. Faoth, "Missiologi Poros Teologi yang Sebenarnya," 286. 26. Faoth, "Missiologi Poros Teologi yang Sebenarnya," 287.

Page 14: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

7

akibatnya aspek-aspek penting lainnya sering diabaikan.27 Hal ini juga dikarenakan

karena tidak memahami kekayaan cara Allah bekerja melalui gereja.”28

Pdt Widi Artanto menyampaikan, usaha untuk membangun kembali konsep dan pemahaman mengenai gereja yang misioner menjadi relevan, misi gereja saat ini sedang mengalami semacam krisis, dalam pelaksanaan dan pemahaman misi. Keadaan gereja di indonesia belum memberikan gambaran yang memuaskan, bahwa gereja memang sudah melaksanakan misi Allah sesuai dengan panggilannya sebagai gereja. Banyak gereja terperangkap di dalam sikap eksklusif dan hidup untuk dirinya sendiri saja, sibuk dengan kesibukan-kesibukan ke dalam untuk kepentingan-kepentingan anggotanya. Gereja dilihat sebagai pusat segala kegiatan, dan yang ada di luar tembok gereja dipandang dan dinilai bukanlah tanggung jawab gereja.29

Dari pemaparan diatas nampak adanya permasalahan di dalam pemahaman

dan pelaksanaan misi di Indonesia. Para penulis diatas menyuarakan pentingnya

gereja memahami tujuan keberadaannya, yaitu untuk melaksanakan misi Allah.

Dalam hal ini penulis meyakini konsep gereja misional dapat menjadi jawaban dari

permasalahan pemahaman dan pelaksanaan misi gereja di Indonesia.

Konsep gereja misional berkembang di konteks negara-negara Barat,

khususnya di daerah Amerika Utara. Menurut penulis meskipun konsep gereja

misional berkembang dalam konteks Barat tetapi konsep ini dapat diterapkan dalam

konteks Indonesia. Permasalahan yang dihadapi dalam konteks Indonesia, memiliki

kesamaan dengan permasalahan pemahaman dan pelaksanaan misi yang ada di

Amerika utara, lebih dari itu penulis percaya konsep gereja misional bukanlah

konsep yang baru.30 Konsep gereja misional berakar kepada Alkitab dan konsep ini

27. Ajith Fernando, Allah Tritunggal dan Misi (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,

2008), 9. 28. Fernando, Allah Tritunggal dan Misi, 9. 29. Artanto, Menjadi Gereja Misioner, 8. 30. Untuk penjelasan bahwa konsep gereja misional bukanlah hal yang baru, penjelasan ini

dapat dilihat dalam bab 2, pada bagian latar belakang historis gerakan gereja misional.

Page 15: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

8

menyuarakan keberadan gereja untuk melaksanakan misi Allah di tengah-tengah

dunia.

Sama seperti yang sudah dipaparkan mengenai permasalahan pemahaman

dan pelaksanaan misi di Indonesia, pemikir dari gerakan gereja misional juga

mengeluhkan, menggumuli bagaimana gereja yang tidak melaksanakan misi. Setelah

para pemikir konsep gereja misional melihat permasalahan yang terjadi dalam

konteks mereka di Amerika Utara, dengan semangat yang sama yang disampaikan

oleh para penulis di konteks Indonesia, menyuarakan agar gereja kembali

memahami bahwa keberadaan gereja untuk melaksanakan misi Allah. Konsep gereja

misional menegaskan dan menyuarakan bahwa keberadaan gereja untuk

menjalankan misi Allah Tritunggal, bukan sebuah model, strategi sehingga dapat

diterapkan di manapun, karena konsep ini menyuarakan panggilan gereja yang telah

dilupakan.

Konsep gereja misional menegaskan dan membawa gereja untuk memahami

kembali bahwa misi bukan sekadar kegiatan gereja. Sebaliknya, misi adalah hasil

dari inisiatif Allah, yang berakar pada tujuan Allah untuk memulihkan dan

menyembuhkan ciptaan.31 Salah satu tema utama Alkitab adalah misi, yang berarti

mengutus, tema ini menggambarkan tujuan dari tindakan Allah dalam sejarah

manusia.32

Gereja misional dalam konsep dan prinsipnya membawa gereja memahami

bahwa hadirnya gereja adalah tanda bahwa kerajaan Allah telah dimulai di bumi,

31. Darrell L. Guder, ed., Missional Church: A Vision for the Sending of the Church in North

America (Grand Rapids: Eerdmans, 1998), 4. 32. Guder, Missional Church, 4.

Page 16: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

9

dan hadir sebagai umat yang telah terlebih dahulu mengalami kerajaan Allah dari

pemerintahan yang sempurna yang akan datang. Gereja adalah agen dan alat

pemerintahan Allah, yang memegang otoritas kunci (Mat. 16:19) dan otoritas

pengampunan (Yoh. 20:19-23).33

Konsep gereja misional menekankan bahwa gereja dan umat Allah

seharusnya berkeyakinan kita adalah umat yang di utus oleh Allah Tritunggal. Kita

adalah umat yang ikut serta dipanggil untuk menjadi tanda yang setia, umat yang

terlebih dahulu mengalami kerajaan Allah dan menjadi pemberita kerajaan Allah

itu.34 Memahami Allah memiliki misi dalam dunia, tetapi tidak bisa berhenti di situ

saja, kita juga harus memahami konteks. Sehingga kita dapat mewujudkan kabar

baik dimana konteks gereja dipanggil.35

Sesungguhnya mudah untuk mendefinisikan gereja misional, karena terdiri

dari dua kata yang sangat akrab dan sederhana, yaitu “misi” dan “gereja” tetapi

orang-orang memahami bahwa misi, orang pergi ke luar negeri sebagai misionaris

asing, menjadi pelopor gereja baru di tengah-tengah beragam etnis, pergi untuk

melaksanakan misi jangka pendek, mengumpulkan dana untuk pekerjaan misi.36

Dalam setiap definisi ini, misi didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan gereja

sebagai bagian dari kehidupan dan program-programnya, demikian pula ketika

menggunakan kata gereja, menggambarkan apa yang terjadi di dalam, mereka yang

33. Guder, Missional Church, 101. 34. Jr. Woodward, "A Working Definition of Missional Church," JR Woodward,

http://jrwoodward.net/2008/04/a-working-definition-of-missional-church/ (diakses 1 Mei 2019). 35. Woodward, "A Working Definition of Missional Church." 36. Alan J. Roxburgh dan M. Scott Boren, Introducing the Missional Church: What It Is, Why It

Matters, How to Become One (Grand Rapids: BakerBooks, 2009), 28-30.

Page 17: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

10

berada di dalam dunia kehidupan gereja. 37 Singkatnya, gereja adalah untuk orang

yang ada di dalam sementara misi untuk orang luar, ini adalah persepsi umum yang

keliru.38

“Kata “misional” diperkenalkan pada tahun 1998 karena definisi “misi” dan

“gereja” yang disajikan di atas keliru dan salah, namun, menambahkan -al di akhir

kata mission, menciptakan makna baru yang tidak segera kita lihat atau pahami.”39

Alan J, Roxburgh, dan M. Scott Boren menyampaikan bahwa kata “missional” sebagai

undangan untuk mempertimbangkan cara baru untuk menjadi gereja.40

Konsep gereja misional memberikan konsep yang Alkitabiah, mengingatkan

gereja untuk terlibat melaksanakan misi.41 Konsep gereja misional menekankan

bahwa gereja dipanggil dan kemudian diutus untuk mewakili pemerintahan Allah.42

Konsep gereja misional berusaha mengingatkan orang-orang, tentang siapa umat

Allah yang telah dipanggil dan terus dibentuk, untuk melaksanakan tugas panggilan

sebagai umat Allah.43

Konsep gereja misional menekankan bahwa gereja menjadi perpanjangan

tangan Tuhan dan seharusnya memberi pengaruh dalam misi Allah. Memperbaharui

komunitas agar selaras kepada panggilan gereja di dalam misi. Memikirkan apa yang

37. Roxburgh dan Boren, Introducing the Missional Church, 28-30. 38. Roxburgh dan Boren, Introducing the Missional Church, 28-30. 39. Roxburgh dan Boren, Introducing the Missional Church, 30-31. 40. Roxburgh dan Boren, Introducing the Missional Church, 30-31. 41. J. Todd Billings, "What Makes a Church Missional?," Christianity Today.

https://www.christianitytoday.com/ct/2008/march/16.56.html (diakses 9 November 2018). 42. Guder, Missional Church, 46. 43. Roxburgh dan Boren, Introducing the Missional Church, 44.

Page 18: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

11

perlu di ubah untuk melibatkan orang-orang dalam komunitas bahwa misi gereja,

adalah bagian dari tanggung jawab kehidupan mereka sebagai umat Allah.44

Darrell L. Guder dkk45 menyampaikan “Gereja di Amerika Utara memahami

bahwa gereja adalah tempat membuat kegiatan dan program pelayanan untuk umat

Allah yang ada di dalam gereja, semuanya berfokus ke dalam tidak ada

keterkaitannya dengan panggilan gereja yang diutus untuk melaksanakan misi Allah

di dalam dunia.”46 Konsep gereja misional menekankan, misi bukanlah sesuatu yang

dilakukan oleh gereja hanya sebagai bagian dari program.47 Panggilan dan tindakan

Allah membentuk identitas gereja, misi gereja didasarkan pada misi Allah di dunia.48

“Konteks yang terjadi di Amerika Utara juga menghadapi para pemimpin

gereja, yang mengaku bahwa mereka tahu bagaimana membangun program gereja

dan mempromosikan kegiatan gereja, tetapi gagal membawa jemaat untuk

memahami bahwa keberadaan mereka melaksanakan misi Allah.”49

Konsep gereja misional juga menekankan bagaimana seharusnya gereja

harus kontekstual. Mereka menghadapi konteks di mana kelangsungan hidup gereja,

tidak menjadi berkat kepada orang-orang yang memiliki keyakinan yang berbeda,

kehidupan umat malah tidak mencerminkan dirinya sebagai umat Allah.50 Gereja

pada saat ini telah lalai untuk menerjemahkan apa yang disampaikan Alkitab, bahwa

44. Roxburgh dan Boren, Introducing the Missional Church, 20. 45. Ketika menyebut Guder dkk, penulis merujuk kepada keenam penulis yang bersama-

sama bergabung untuk penulisan buku Missional Church: A Vision for Sending of the Church in North America. Buku ini adalah hasil penelitian yang memperkenalkan konsep gereja misional. Keenam penulis itu adalah: Darrell L. Guder, Lois Barret, Inagrace T. Dietrich, George R. Hunsberger, Alan J. Roxburgh, Craig Van Gelder.

46. Guder, Missional Church, 44. 47. Guder, Missional Church, 82. 48. Guder, Missional Church, 82. 49. Roxburgh dan Boren, Introducing The Missional Church, 52. 50. Guder, Missional Church, 78-79.

Page 19: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

12

sesungguhnya gereja kontekstual dan relevan, dengan waktu dan tempat gereja saat

ini.51

Konsep gereja misional menekankan bahwa gereja berhubungan terus-

menerus dan dinamis baik dengan Injil maupun dengan realitas kontekstualnya.52

Maka penting bagi gereja untuk mempelajari konteksnya dengan cermat dan

memahaminya. Dalam berkelanjutannya kehidupan gereja tetap kembali kepada

kontekstualisasi, karena setiap orang hidup dalam budaya, maka studi kepedulian

gereja tentang konteksnya akan menolong gereja untuk menerjemahkan kebenaran

Injil sebagai kabar baik bagi masyarakat di mana gereja di utus.53

Pokok Permasalahan

1. Gereja seringkali melupakan esensi keberadaannya atau belum memiliki

konsep yang memadai tentang panggilannya, yaitu untuk melaksanakan misi

Allah Tritunggal di tengah-tengah dunia. Konsep yang kurang memadai ini

memengaruhi praksis-praksis misi yang dikerjakan oleh gereja

2. Praksis misi gereja seringkali dijalankan dengan berat sebelah, dibatasi pada

pelaksanaan misi ke tempat-tempat yang jauh, padahal misi seharusnya juga

dikerjakan secara inkarnasioanal dan kontekstual di tempat di mana gereja

dan jemaat berada.

3. Misi belum menjadi kegerakan bagi seluruh jemaat. Misi hanya dilakukan

dan dikerjakan oleh departemen misi, komisi Pekabaran Injil, aktivis atau

51. Guder, Missional Church, 78-79. 52. Guder, Missional Church, 18. 53. Guder, Missional Church, 18.

Page 20: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

13

jemaat yang berminat saja. Padahal jika gereja sungguh-sunguh menyadari

esensi gereja dalam melaksanakan misi, gereja tidak hanya melibatkan

segelintir orang melainkan seluruh jemaat.

Tujuan Penulisan

Maka dengan demikian penulisan ini bertujuan:

1. Memperkenalkan konsep gereja misional dari perspektif historis dan

teologis sebagai jawaban atas masalah terkait dengan pemahaman dan

pelaksanaan misi di gereja.

2. Menjelaskan konsep tentang misi gereja sebagaimana dipahami oleh

gerakan gereja misional.

3. Memperlihatkan implikasi-implikasi konsep gereja misional tentang misi

gereja dalam praksis-praksis misi yang dikerjakan oleh gereja dan yang

melibatkan seluruh jemaat.

Pembatasan Penulisan

Skripsi ini hanya membahas tentang konsep misi gereja menurut gerakan

gereja misional dan implikasi pada praksis misi gereja. Skripsi ini tidak memberikan

suatu model bagaimana gereja melaksanakan misi yang ideal, karena konsep gereja

misional bertujuan untuk menyuarakan agar gereja kembali mengingat

keberadaannya untuk melaksanakan misi Allah.

Page 21: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

14

Metodologi Penulisan

Penelitian ini akan dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif, di mana

penulis akan melakukan studi pustaka yang mencakup buku, artikel, jurnal, dan

website yang berkaitan dengan topik yang diangkat, konsep gereja misional dan

implikasinya terhadap praksis misi gereja.

Sistematika Penulisan

Skripsi ini ditulis dalam lima bab. Bab pertama isinya menunjukkan bahwa

gereja seharusnya mendasari keberadaanya dipanggil untuk melaksanakan misi

Allah, tetapi yang terjadi gereja tidak mendasari dan memahami keberadaan gereja

sesungguhnya dipanggil untuk melaksanakan misi Allah. Konsep gereja misional

menegaskan kepada gereja pentingnya mendasari keberadaan gereja dipanggil dan

diutus mengemban misi Allah di dalam dunia. Bab kedua akan membahas tentang

latar belakang historis dan teologis gerakan gereja misional. Bab ketiga membahas

misi gereja dalam pandangan gerakan gereja misional. Bab keempat membahas

implikasi konsep gereja misional terhadap praksis misi di gereja. Bab kelima akan

diisi dengan bagian penutup, berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan melalui penulisan ini.

Page 22: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

99

BAB LIMA

KESIMPULAN

Dalam penulisan yang telah dilakukan tentang konsep gereja misional, dapat

disimpulkan bahwa konsep ini dapat menjadi jawaban dari permasalahan yang

diangkat. Alan J. Roxburgh dan M. Scott Boren membahas khusus dalam satu bagian

bab bukunya Introducing The Missional Church bahwa konsep gereja misional dapat

diterapkan dalam gereja di manapun, dalam berbagai bentuk, tradisi, struktur,

gereja besar maupun gereja kecil.1

Berdasarkan pengalaman Roxburgh sebagai salah seorang tim penulis gereja

misional, pada saat konsep gereja misional ini dikenal dan menjadi populer, orang-

orang dari berbagai denominasi bertanya apakah gereja mereka bisa menerapkan

konsep gereja misional. Ketika diperhadapkan dengan pertanyaan ini, ia

menegaskan bahwa konsep gereja misional adalah sesuatu yang tidak memecah

belah gereja, konsep gereja misional hadir bukan untuk membuat denominasi baru,

tetapi konsep gereja misional hadir untuk mencari cara untuk menjadi gereja, dalam

berbagai tantangan gereja pada hari ini.2 Darrel L. Guder sebagai pelopor konsep

gereja misional menyampaikan bahwa tujuan hadirnya gereja misional adalah untuk

mengingatkan gereja bahwa keberadaannya, diutus untuk melaksanakan misi Allah

1. Alan J. Roxburgh dan M. Scott Boren, Introducing the Missional Church: What It Is, Why It

Matters, How to Become One (Grand Rapids: BakerBooks, 2009), 49. 2. Roxburgh dan Boren, Introducing the Missional Church, 48.

Page 23: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG KONSEP ...repository.sttaa.ac.id/id/eprint/475/1/Skripsi. 2019...kontekstual diyakini dapat mengubah pemahaman dan praksis-praksis misi yang selama

100

di dalam dunia.3 Gereja menjalani panggilannya melaksanakan misi Allah, sangat

ditentukan apakah gereja memahami tujuan keberadaan gereja. Banyak gereja tidak

melaksanakan misi, ada juga gereja yang melaksanakan misi tetapi hanya sebagai

sebuah program bukan karena dasar panggilan gereja, hal ini dikarenakan karena

belum memahami sepenuhnya tujuan Allah bagi gereja.

Konsep gereja misional memberikan penegasan bahwa misi yang

dilaksanakan oleh gereja berfokus kepada orang yang belum percaya,

mempertimbangkan konteks kehidupan dan keberadaan mereka. Pelaksanaan misi

tidak hanya di tempat yang jauh, tetapi di mana gereja ditempatkan di situlah gereja

melaksanakan misi Allah. Konsep gereja misional menyampaikan gereja

melaksanakan misi Allah dipengaruhi sangat kuat oleh gereja yang memahami

keberadaannya, pemimpin menyadari hakikat gereja untuk melaksanakan misi

Allah, pelayanan dalam gereja membawa jemaat memahami bahwa mereka terlibat

dalam misi Allah, kegiatan di dalam gereja bukan hanya menumbuhkan iman

seorang Kristen, tetapi pertumbuhan iman orang Kristen terhubung kepada

panggilan mereka untuk terlibat dalam misi Allah.

Penulis menemukan jika gereja mengadopsi konsep gereja misional, maka

misi gereja akan berubah, karena konsep gereja misional terutama memberikan

pemahaman bahwa gereja dan orang Kristen dipanggil untuk melaksanakan misi

Allah di dunia. Gereja dan orang Kristen memahami bahwa mereka memiliki

tanggung jawab yang besar untuk terlibat dalam misi Allah.

3. Darrell L. Guder, ed., Missional Church: A Vision for the Sending of the Church in North

America (Grand Rapids: Eerdmans, 1998), 12.