034540 - repository.sttaa.ac.id

21
SEKOLAH TINGGITEOLOGIAMANAT AGUNG PEMAHAMAN HYMN SEBAGA\ NYANYIAN IBADAH DALAM IBADAH KAUM MUDA DIGEREJA-GEREJAINJILI TESIS Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Divinitas 034540 Oleh Yenny 2041112001 Jakarta 2014 PFRf-M

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 034540 - repository.sttaa.ac.id

SEKOLAH TINGGITEOLOGIAMANAT AGUNG

PEMAHAMAN HYMN SEBAGA\ NYANYIAN IBADAH DALAM IBADAH KAUM MUDA

DIGEREJA-GEREJAINJILI

TESIS

Diajukan KepadaSekolah Tinggi Teologi Amanat AgungUntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Magister Divinitas

034540

Oleh

Yenny2041112001

Jakarta

2014

PFRf-M

Page 2: 034540 - repository.sttaa.ac.id

SEKOLAH TINGGITEOLOGIAMANAT AGUNG

JAKARTA

Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung menyatakan bahwa tesis yang berjudul

PEMAHAMAN HYMN SEBAGAl NYANYIAN IBADAH DALAMIBADAH KAUM MUDA

DI GEREJA-GEREJAINJILI dinyatakan lulus setelah diuji oleh Tim Dosen Penguji

pada tanggal 8 Desember 2014.

Dosen Penguji Tanda Tangan

1. Astri Sinaga, S.S., M.Th.

2. Ester G. Nasranl, M.M.

3. Irwan Hidajat, S.Th., M.Pd.

Jakarta, tEOLOq.

Andréas Ijflimawan.

Ketua

Page 3: 034540 - repository.sttaa.ac.id

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sebenarnyabahwa tesis yang berjudul PEMAHAMAN HYMN SEBAGAINYANYIAN IBADAHDALAM IBADAH KAUM MUDA, sepenuhnya adalah hasil karya tulis saya sendiri danbebas dari plagiarisme.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa saya telah melakukan tindakanplagiarisme dalam penulisan tesis ini, saya akan bertanggung jawab dan siapmenerima sanksi apapun yang dijatuhkan oleh Sekolah Tinggi Teologi AmanatAgung.

Jakarta, 8 Desember 2014

METERAI fes.AtImpel

YennyNIM: 2041112001

Page 4: 034540 - repository.sttaa.ac.id

ABSTRAK

SEKOLAH TINGGITEOLOGIAMANAT AGUNG

JAKARTA

(A) Yenny (2041112001)

(B) PEMAHAMAN HYMN SEBAGAINYANYIAN IBADAH DALAMIBADAH KAUMMUDA DIGEREJA-GEREJAINJILI

(C) vi + 110 hlm; 2014

(D) Konsentrasi Musik dan Liturgi

(E) Ibadah kaum muda di beberapa gereja Injili saat ini, tidak lagi menyanyikanhymn sebagai nyanyian ibadah yang telah menjadi warisan yang berhargaberabad-abad lamanya. Kaum muda berpikir bahwa hymn merupakannyan>ian yang kuno, kaku, tidak cocok untuk kaum muda, dan tidak relevandengan konteks ibadah kaum muda saat ini. Hymn tidak lagi mendapattempat dalam ibadah kaum muda, akhirnya hilangnya apresiasi terhadaphymn dalam ibadah kaum muda. Penulis mencoba memberikan pemahamanhymn sebagai nyanyian ibadah, agar kaum muda memiliki paradigma yangbenar terhadap hymn. Penulisan ini bertujuan untuk memberikanpemahaman yang benar tentang hymn^ supaya hymn kembali mendapatkantempat dalam ibadah kaum muda, dan menjadi nyanyian ibadah yang akanterus dinyanyikan, karena hymn adalah pujian atau nyan)nan yangdipersembahkan kepada Allah, dan pujian ini digubah sebagai nyanyianibadah.

(F) BIBLIOGRAFI 68 (1959-2013)

(G) Astri Sinaga, S.S., M.Th.

Page 5: 034540 - repository.sttaa.ac.id

DAFTARISI

ABSTRAK i

DAFTAR ISI ii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

BAB SATU: PENDAHULUAN 1

Latar Belakang Masalah 1

Pokok Permasalahan 8

Tujuan Penulisan 9

Pembatasan Penulisan 9

Metode Penelitian 10

Sistimatika Penulisan 11

BAB DUA: MENGENAL HYMN SEBAGAINYANYIANIBADAH 13

Hymn di dalam Alkitab 13

Perkembangan Hymn dalam Sejarah Gereja 19

Perkembangan Hymn pada Abad Mula-mula 19

Perkembangan Hymn pada Abad Pertengahan 22

Perkembangan Hymn pada Masa Reformasi 25

Perkembangan Hymn Memasuki Abad ke-20 33

Karakteristik Hymn 35

Digubah untuk Ibadah 36

Memiliki Pola Sajak dan Metrik yang Sederhana 39

Mengandung Nilai Teologi 44

Page 6: 034540 - repository.sttaa.ac.id

III

Kesimpulan 48

BAB TIGA: FUNGSIHYMN SEBAGAI NYANYIAN IBADAH 50

Hymn Berfungsi untuk Memproklamirkan Injil 50

Hymn sebagai Respons kepada Allah 63

Anugrah yang Diinisiasikan 65

Pengakuan Dosa 67

Pengampunan dan Pembaruan 68

Dedikasi kepada Allah 70

Hymn Berfungsi untuk Mendidik/Mengajar 72

Kesimpulan 81

BAB EMPAT: PENGGUNAAN HYMN DALAM IBADAH KAUM MUDA 82

Peranan Musik dalam Ibadah Kaum Muda 83

Penempatan Hymn yang Tepat dalam Ibadah Kaum Muda 89

Pemberian Makna untuk Apresiasi Hymn 93

Kesimpulan 100

BAB LIMA: PENUTUP 102

Kesimpulan 102

Refleksi 104

BIBLIOGRAFI 105

Page 7: 034540 - repository.sttaa.ac.id

BAB SATU

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penulisan

Salah satu yang menjadi isu penting dalam ibadah di beberapa gereja-gereja

Injili saat ini adalah perdebatan terhadap pemilihan nyanyian yang dinyanyikan.

Ada gereja yang berpendapat bahwa ibadah tradisional dengan hymn lebih tepat

dinyanyikan dalaiA ibadah. Nyanyian ini diperlahankan karcna sudah menjadi

tradisi dan cirl khas gereja yang tidak bisa diubah. Sebaliknya, tidak sedikit juga

gereja yang berpendapat bahwa nyanyian kontemporer yang lebih tepat untuk

konteks sekarang ini. Alasannya karena nyanyian kontemporer menjadi salah satu

faktor penyebab bertambahnya jumiah jemaat yang datang beribadah karena

merasa nyanyian tersebut dikenal dan bisa dinyanyikan dengan baik. Bagi mereka,

hymn dianggap sudah tidak cocok lagi untuk dinyanyikan karena nyanyian yang

sudah lama dan kuno. Ester Fujo memberikan contoh bagaimana gereja-gereja yang

ada di Amerika Utara, bahwa, "ibadah dengan gaya kontemporer dipakai oleh

jemaat-jemaat Pentakosta dan Karismatik dengan tujuan untuk mencari orang-

orang. Namun gereja di negara-negara non-Barat masih mempertahankan ibadah

budaya warisan nenek moyang mereka (tradisi), dan saat ini masih menghadapi

semacam "perang" antara ibadah tradisional vs kontemporer."i Dua kelompok ini

1. Ester Pujo, "Singing Ecumenica! Songs with One Voice" Jurnal Teologi Proklamasi, (Jakarta:Unit Pubiikasi dan Informas! STT Jakarta, 2008): 22.

1

Page 8: 034540 - repository.sttaa.ac.id

saling mempertahankan pendapat tentang nyanyian dalam ibadah dengan satu

tujuan, yaitu msningkatkan "kualitas ibadah dan jumlah jGinaat yang b6ribadah.

Gereja-gereja Injill tidak mau kalah dengan gereja-gereja kontemporer dalam hal

nyanyian dalam ibadah. Mereka saling berlomba untuk memberikan gaya ibadah

yang baru dan menarik, supaya bisa menjadi ibadah yang diminati banyak orang.

Inilah fenomena yang biasa disebut "perang ibadah" atau "worship war". Hart and

Muether mengungkapkan bahwa, "worship war merupakan istilah yang

menggambarkan tentang pertentangan-pertentangan/perdebatan yang terjadi di

gereja, yang disebabkan hal-hal seperti menggantikan organ dengan gitar, hymn

dengan lagu-lagu pendek, mimbar dengan panggung. ̂ Peperangan yang paling

khusus terjadi di dalam ibadah, mayoritas masalah musik dan puji-pujian.3

Thomas G. Long melihat bahwa "perang antara ibadah tradisional dengan

kontemporer {hymn dan kontemporer) merupakan sebuah formula yang sering

muncul."+ Munculnya perdebatan ini bisa berdampak kepada anggapan bahwa

ibadah tradisional seolah-olah tidak lagi relevan di jaman modem. Kenny Lamm

menambahkan bahwa, "gereja dengan ibadah kontemporer melihat kenaikan yang

lebih signifikan pada jumlah orang-orang di luar gereja yang datang kepada

Kristus,"5 dengan menggunakan nyanyian kontemporer dalam ibadah. Nyanyian

2 D G Hart and John R. Muether, With Reverence and Awe: Retuming to the Basics ofRe/ormed Worsh/p(Phillipsburg,NewJersey:P&R Publishing, 2Q02j,12.3. Mark Labberton, Bahaya Ibadah Sejati (Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur, 2001),

4. Thomas G. Long, Beyond the Worship Wars: Building Vital and Faithful Worship, (The AlbanInstitute,^2Ml)^3.^^^^^ "Worship Wars 10: Should Churches Offer Differing Styles of Worship?"hnn-//hlnP.nrh;.pH5;t nrg/renewinpwnrshin/2011/04/19/worship-wars-10/, (diakses 30 April2014).

Page 9: 034540 - repository.sttaa.ac.id

menjadi alat utama yang bisa dipakai untuk menjangkau dan menjadi ketertarikan

bagi banyak orang. Nyanyian yang mudah dihafal, enak dinyanyikan dan didengar,

serta syairnya yang sederhana. Webber melihat bahwa "gereja dengan ibadah

kontemporer telah memperkenalkan bentuk pendekatan yang baru secara

menyeluruh untuk mengumpulkan/menarik orang datang beribadah."^ Mereka

sangat memperhatikan situàsi dan kondisi serta perkembangan masyarakat dalam

hal ibadah. Hal ini ditambahkan juga oleh Nindiyo Sasongko yang mengatakan

bahwa, "gereja-gereja kontemporer tampil dengan wajah segar dalam berbagai

bidang pelayanan yang market sensitive - peka pasar, peka dengan keinginan orang-

orang dl zaman ini, termasuk ibadah yang ditata untuk menarik pengunjung

gereja."^ Ada sesuatu yang ditawarkan untuk menjadi daya tarik dalam ibadah

tersebut. Ibadah kontemporer lebih diarahkan untuk menjangkau orang secara

kuantitas. Orang'Orang mencari ibadah yang demikian karena merasa ibadah

seperti ini mampu memberikan kepuasan dan menganggap inilah yang dinamakan

ibadah". Nyanyian kontemporer yang dinyanyikan dalam ibadah, dianggap sebagai

pendorong yang kuat bagi jemaat untuk datang beribadah. Maka tidak heran jika

gereja-gereja Injili yang masih memakai ibadah tradisional dengan menggunakan

hymn, mulai menyadari bahwa jumlah jemaat yang beribadah semakin merosot,

karena lagu-lagu yang dinyanyikan tidak sesuai dengan selera orang-orang saat ini.

Akhirnya, banyak jemaat khususnya kaum muda di gereja-gereja Injili,

meninggalkan hymn sebagai nyanyian ibadah yang sudah menjadi warisan gereja

6. Robert E. Webber, Worship Old&New, (Grand Rapids: Zondervan, 1994), 158.7. Nindiyo Sasongko, "Mengenai Nyanyian Gereja dan Tempatnya dalam Liturgi." Veritas:

Jurna] Teologi dan Pelayanan, (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2007): 205.

Page 10: 034540 - repository.sttaa.ac.id

berabad-abad lamanya. Hymn sudah mulai bergeser dari tempat yang semestinya

sebagai nyanyian ibadah, dan dianggap tidak relevan dengan ibadah kaum muda

saat ini. Terjadi pergeseran dari ibadah tradisiona! kepada ibadah kontemporer.

Model yang diterapkan dalam ibadah kaum muda ini, justru banyak

mengalami kontroversi, karena ibadah didasarkan pada nyanyian yang sesuai

dengan selera. Bagi orang-orang senior dalam gereja ibadah tradisional, pastinya

akan merasa ada sesuatu yang hilang, yaitu warisan berharga tidak dlpakai lagi dan

soolah-nlah disinEkirkan karena dianggap usang. Orang-orang yang menghargai

hymn sangat menentang dan tidak setuju dengan model ibadah tersobut. Adanya

satu pengharapan bahwa hymn juga blsa menjadi nyanyian yang didengungkan dan

dinyanyikan dalam ibadah kaum muda. Tentunya di dalam masalah ini, ada yang pro

dan ada yang kontra. Mereka yang suka dengan hymn, tidak akan menyetujui ibadah

dengan nyanyian kontemporer, begitu pun sebaliknya. Ada beberapa alasan yang

dilontarkan atas bergesernya hymn sehingga tidak dinyanyikan dalam ibadah.

Penama, hymn dianggap sebagai nyanyian yang identik dengan nyanyian kuno dan

kaku. Orang-orang menyadari bahwa hymn merupakan nyanyian yang diciptakan

ribuan tahun silam, sesuai dengan konteks pada jaman itu. Jadi untuk saat ini, hymn

tidak cocok dan relevan lagi dinyanyikan dalam ibadah kaum muda, karena sudah

berbeda konteks dan jaman. Kedua, hymn juga dianggap kurang enak dinyanyikan,

karena kata-katanya terlalu puitis, mengingat hymn berawal dari puisi kepada

Tuhan yang diberikan notasi sehingga menjadi sebuah nyanyian yang bisa

dinyanyikan dalam ibadah. Selain itu musik yang dimainkan untuk mengiringi hymn

juga sangat terbatas dan tidak bisa diekspresikan dengan gaya kaum muda. Ketiga,

Page 11: 034540 - repository.sttaa.ac.id

Hymn juga dianggap sebagai nyanyian yang bisa membuat suasana ibadah kaum

muda jadi kaku, terfokus pada tradisi gereja, dan kurang mampu untuk menjangkau

anak muda datang beribadah.

Ada baiknya kaum muda mengerti tentang arti hymn dan kontemporer yang

sebenarnya. Kontemporer menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti:

"pada waktu yang sama; semasa; sewaktu; pada masa kini; dewasa ini."8 Jadi

nyan)nan kontemporer merUpakan nyanyian yang diciptakan untuk konteks saat ini.

Nyanyian tersebut relevan untuk saat ini, tapi belum tentu untuk sepuluh tahun

yang akan datang. Nyanyian ini akan dinyanyikan kembali tapi tidak sesering atau

popular lagi seperti awal-awal penciptaan. Lambatlaun akan ditinggalkan dan

diganti dengan nyanyian yang lebih baru. Contohnya bisa dilihat pada sekitar tahun

1998-an, nyan3nan yang sangat popular dan sering dinyanyikan dalam ibadah saat

itu, nyanyian berjudul "Dia Sanggup", "Allah Roh Kudus", di mana Welyar Kauntu

dan Djohan Handojo yang menonjol di jaman tersebut Setiap minggu nyanyian

tersebut terdengar dalam ibadah dan menjadi popular. Sekitar tahun 2006-an,

mulailah muncul nyanyian yang baru dan popular serta menjadi pilihan jemaat

dalam ibadah yaitu "Bapa yang Kekal" dan "Janji-Mu S'perti Fajar". Di masa ini,

Franky Sihombing menjadi idola kaum muda, sehingga lagu yang dinyanyikan

disukai kaum muda. Namun dalam perkembangan lima tahun terakhir ini, justru

kaum muda mengarahkan perhatian kepada "True Worshiper" yang dikenal dengan

nyanyian kontemporer yang sangat enerjik, menarik, sederhana dan sesuai dengan

8. Hasan Alwi, éd., Kamus Besar Bahasa Indonesia, 3th ed. (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),591.

Page 12: 034540 - repository.sttaa.ac.id

selera kaum muda. Perubahan terjadi sesuai dengan perkembangan yang ada. Ada

masanya nyanyian kontGmporer yang lama tidak lagi popular ssperti psrtama kali

dikumandangkan.

Bagaimana dengan hymnl Sesungguhnya banyak kaum muda yang tidak

memahami arti hymn yang sebenarnya. Selama ini hymn hanya dipahami secara

sempit, yaitu sebagai nyan3dan yang kuno. Namun sebenarnya hymn memiliki

pengertian yang sederhana tapi punya makna yang mendalam. Eskew dan McElrath

mengutip dari tulisan Car! F. Frice menuliskan bahwa, "hymn dalam istilah teknis

adalah puisi liris yang digubah untuk dinyanyikan dan menyatakan sikap umat

terhadap Tuhan atau kehendak Tuhan dalam hidup manusia. Sebuah hymn

bentuknya sederhana dan metrikal, menggugah secara emosi, bergaya puitis, dan

berkualitas dari sisi spiritual serta isinya sehingga dapat menyatukan umat ketika

menyanyikannya."9 Hymn dibuat oleh orang-orang yang memiliki pengalaman hidup

yang beriman kepada Tuhan. Sydnor menambahkan bahwa, "tujuan diciptakannya

hymn supaya memungkinkan orang-orang Kristen mengidentifikasikan dengan

pengalaman-pengalaman iman untuk mengalami pencerahan rohani,

mendengarkan panggilan untuk melaksanakan keinginan Tuhan, dan merefleksikan

kasih Allah yang nyata secara terus-menerus/'i» Harapan bagi penggubah hymn agar

setiap orang yang menyanyikannya dibawa untuk memiliki pengalaman iman

kepada Tuhan. Meskipun hymn diciptakan berabad-abad lamanya, tapi hymn tetap

didengungkan dalam ibadah sampai saat ini. Contohnya hymn "How GreatThou

9. Harry Eskew dan Hugh T. McElrath, Sing with Understanding: An Introduction to ChristianHymnology, (Nashville, Tennessee, 1995), ix.

10. James Rawlings Sydnor, Hymns:A Congregational Study, (lllinois: AGAPE, 1982), 3.

Page 13: 034540 - repository.sttaa.ac.id

Art", "Amazing Grâce", "Blassed Assurance", merupakan hymn yang terus

dinyan3nkan dan didengar dalam ibadah. Jaman dan waktu berubah, tapi hymn tetap

menjadi nyanyian yang didengungkan.

Tidak mengertinya kaum muda akan bal inilah yang merubah pandangan

mereka tentang ibadah dengan melupakan hymn sebagai nyan3nan ibadah, sehingga

hymn tidak lagi dinyanyikan dalam ibadah kaum muda. Hymn tidak lagi

mendapatkan apresiasi dalam diri kaum muda, dan hymn dinilai menjadi nyan)nan

yang sudah tidak relevan dengan ibadah kaum muda saat ini. Kaum muda

seharusnya jangan meninggalkan hymn sebagai nyanyian ibadah, karena hymn

memiliki nilai yang baik dan Alkitabiah. Pengajaran yang terkandung di dalamnya

menjadi warisan yang harus selalu diajarkan turun-temurun.

Kaum muda perlu diberikan pemahaman dan pengetahuan tentang arti hymn

yang sebenarnya, supaya hymn tidak akan hilang tetapi terus dinyanyikan dalam

ibadah kaum muda. Pengalaman iman dari para penggubah hymn. akan memberikan

inspirasi bagi kaum muda untuk menghargai hymn sebagai nyanyian ibadah. Dengan

demikian, kaum muda akan memiliki semangat dan antusias untuk menyanyikan

hymn.

Dalam tesis ini, penulis tidak memaksakan bahwa ibadah kaum muda harus

menggunakan model ibadah yang tradisional dengan nyanyian hymn secara

keseluruhan, karena penulis juga melihat perkembangan jaman dan nyanyian

kontemporer yang dengan mudahnya mampu menguasai orang-orang khususnya

kaum muda saat ini. Penulis justru mendorong dan memberikan saran, supaya

dalam ibadah kaum muda hymn mendapatkan tempat dan apresiasi, serta menjadi

Page 14: 034540 - repository.sttaa.ac.id

nyanyian yang dicintai dan terus diingat sepanjang masa sebagai warisan yang

berharga. Oleh sebab itu kaum muda harus diberikan pemahaman tentang hymn

dan mendorong mereka untuk menyanyikan hymn, supaya pengajaran di dalam

hymn tidak akan hilang, dan kaum muda bisa memberikan apresiasi kepada hymn

sebagai nyanyian ibadah di dalam ibadah kaum muda.

Pokok Permasalahan

Dalam penelitian ini, ada beberapa pokok permasalahan yang akan diteliti untuk

pengembangan tesis ini, sebagai berikut:

1. Apresiasi kaum muda terhadap Hymn semakin menurun, sehingga kaum

muda tidak lagi menyanyikan Hymn dalam ibadah, yang merupakan nyanyian

warisan berabad-abad lamanya.

2. Hilangnya Hymn di tengah ibadah kaum muda akan mengakibatkan kaum

muda kehilangan koneksitasnya dengan gereja yang masih memelihara hymn

sebagai warisan tradisi iman.

3. Kaum muda perlu memahami lebih dalam apakah yang dimaksud dengan

Hymn, supaya di dalam ibadah mereka, Hymn memiliki tempatyang

signifikan, serta menjadi nyanyian yang bisa dicintai dan didengungkan

dalam ibadah.

Page 15: 034540 - repository.sttaa.ac.id

Tujuan Penulîsan

Tujuan dari penulisan dan penelitian tesis ini yang akan dicapai oleh penulis,

adalah:

1. Memaparkan bahwa kaum muda di beberapa gereja-gereja Injili tidak lagi

memberikan apresiasi atau tempat yang signifikan bagi hymn dalam ibadah

mereka.

2. Memberikan pemahaman tentang arti hymn yang sebenarnya, sejarah

terciptanya hymn sebagai nyanyian jemaat, serta teologi yang terkandung di

balik lagu hymn tersebut, sehingga kaum muda mengetahui dan memiliki

paradigma yang benar tentang hymn.

3. Memberikan pemahaman dan wawasan bahwa hymn dapat digunakan dalam

ibadah kaum muda tanpa mengurangi esensi hymn itu sendiri, serta

beberapa prinsip yang bisa dipakai untuk menjadi solusi, supaya hymn bisa

dinyanyikan dalam ibadah kaum muda.

Pembatasan Penulisan

Di dalam tesis ini, penulis memberikan batasan penulisan terhadap

pemahaman hymn sehingga bisa mendapatkan tempat dalam ibadah kaum muda.

Hymn yang dimaksud dalam penulisan ini adalah pujian atau nyanyian ibadah yang

dinyanyikan oleh jemaat dalam ibadah komunal dan ditujukan kepada Tuhan.

Dalam penulisan ini penulis membatasi penulisan lebih mendalam tentang hymn,

Page 16: 034540 - repository.sttaa.ac.id

10

peranannya di dalam ibadah sebagai nyanyian ibadah, dan bagaimana

menempatkannya dalam ibadah kaum muda di gereja-gereja Injili saat ini. Adapun

ibadah kaum muda yang dimaksud dalam tulisan ini, hanya dibatasi pada tiga gereja

Injili di antaranya: Gereja Kristus Tuhan (GKT) Surabaya, Gereja Krlstus Yesus

[GKY), dalam haï ini jemaat Kebayoran Barii dan Fan indah, dan Gereja Kristen

Kalam Kudus [GKKK] Mangga Besarjakarta.

Metode Penelitian

Melalui penyusunan tesis ini, penulis menggunakan metode "kualitatiPi -

deskriftif'i2. Dalam hal ini penulis melakukan beberapa analisa yang diterapkan,

terutama meliputi studi pustaka yang dapat memberikan penjelasan terhadap isi

penulisan ini. Selain dari buku, penulis juga melakukan kajian dari beberapa artikel,

jurnal-jurnal, Internet, atau informas! lainnya yang berhubungan dengan judul

penulisan. Penulis juga melakukan wawancara secara langsung, baik kepada hamba

Tuhan, orang-orang yang terlibat dalam pelayanan ibadah, dan kaum muda yang

11. Subagyo meniiliskan "Kata kiialitatif sendiri menyiratkan penekanan pada proses danmakna yang tidak secara ketat diperiksa atau diukur dari segi jumiah, intensicas, dan frekuensinya,tetapi menekankan sifat realitas yang disusun secara sosial, hubungan antara peneliti dan yangditeliti, dan pembaCasan situasional yang membentuk penelitian". Andréas B. Subagyo, Ph.D,PengantarRisetKuantitatif&Kualitatif, (Bandung; Yayasan Kalam Hidup, 2004), 62

12. Sumadi menuliskan "Secara harafiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yangbermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai sltuasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti ini penelitian deskriptif itu adalah akumulsi data dasar dalam cara deskriptifsemata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saiing hubungan, mentest hipotesis, membuatramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untukmenemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode deskriftif'. Sumadi Suryabrata,Mcio:lolofji Peuelinn. (Jukarlai Rajagrafindo Persada, 2012), 76.

Page 17: 034540 - repository.sttaa.ac.id

11

terlibat langsung dalam ibadah dan pelayanan kaum muda, supaya tesis ini sesuai

dengan perkembangan kaum muda saat.

Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tesis ini secara garis besar terbagi menjadi lima bab, yang

dijabarkan sebagai berikut:

Bab satu, berisi pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, pokok

permasalahan, tujuan penulisan, pembatasan penulisan, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab dua, penulis merijelaskan tentang pengenalan terhadap hymn, dengan

memaparkan terlebih dahulu hymn di dalam perspektif Alkitab, perkembangan

hymn dalam sejarah gereja sejak abad mula-mula sampa memasuki abad ke-20, dan

karakteristik yang melekat di dalam hymn, sehingga menolong kaum muda untuk

memahami hymn yang sesungguhnya.

Bab tiga, penulis membahas tentang peranan hymn di dalam ibadah, di mana

hymn berfungsi untuk menyatakan proklamasi Injil, hymn dipakai sebagai respons

jemaat kepada Allah di dalam ibadah, dan hymn yang didasari pada Alkitab,

berfungsi sebagai pengajaran/didikan.

Bab empat, penulis memberikan beberapa prinsip yang menjadi solusi untuk

diterapkan dalam ibadah kaum muda, di antaranya: peranan musik di dalam ibadah

kaum muda, menempatkan hymn yang tepat pada tempatnya, dan mendorong kaum

Page 18: 034540 - repository.sttaa.ac.id

nmnjig

12

muda untuk memaknai hymn agar hymn mendapatkan apresiasi yang tinggi dari

kaum muda.

Bab lima, dari hasil penulisan ini secara keseluruhan, maka di bab ini penulis

memberikan kesimpulan dari seluruh isi tesis yang telah ditulis.

Page 19: 034540 - repository.sttaa.ac.id
Page 20: 034540 - repository.sttaa.ac.id
Page 21: 034540 - repository.sttaa.ac.id