sejarah walisanga : sunan kalijaga ( sejarah kelas x )

10
SUNAN KALIJAGA 1. Farabela Putri Dini Hari X MIA 7/09 2. Matahari Prasetyaningtyas X MIA 7/20 3. Nandito Heidar Mandiri X MIA 7/30 4. Nurul Latifa Dewaty X MIA 7/31

Upload: khansha-hanak

Post on 14-Jan-2017

318 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

SUNAN KALIJAGA

1. Farabela Putri Dini Hari X MIA 7/09

2. Matahari Prasetyaningtyas X MIA 7/20

3. Nandito Heidar Mandiri X MIA 7/30

4. Nurul Latifa Dewaty X MIA 7/31

BIOGRAFISunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan

nama Raden Said. Dia adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Berdasarkan

satu versi masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di Cirebon. Pada saat Sunan Kalijaga berdiam di sana, dia sering berendam di sungai (kali), atau jaga kali.

• Van Den Berg menyatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

• Babad Tuban menyatakan bahwa Aria Teja alias 'Abdul Rahman berhasil mengislamkan Adipati Tuban, Aria Dikara, dan mengawini putrinya. Dari perkawinan ini ia memiliki putra bernama Aria Wilatikta.

• Menurut catatan Tome Pires, penguasa Tuban pada tahun 1500 M adalah cucu dari peguasa Islam pertama di Tuban. Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said adalah putra Aria Wilatikta. Sejarawan lain seperti De Graaf membenarkan bahwa Aria Teja I ('Abdul Rahman) memiliki silsilah dengan Ibnu Abbas, paman Muhammad. Sunan Kalijaga mempunyai tiga anak salah satunya adalah Umar Said atau Sunan Muria.

AJARAN  Marsudi ajining sarira.

Artinya, Kanjeng Sunan Kalijaga mengajak kita untuk menghargai diri sendiri, kemudian setelah itu kita baru menghargai orang lain. 

Manembah.

Artinya menyembah. Dalam hal ini, Kanjeng Sunan Kalijaga mengajak kepada kita untuk menyembah Allah Swt sebagai Tuhan pencipta alam semesta. Menyembah juga berarti mematuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah Swt yang tercantum dalam Al Quran maupun hadis.

Mangabdi. Mangabdi berarti mengabdi atau bakti di mana dalam hal ini Kanjeng Sunan Kalijaga mengajak kita untuk berbakti kepada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita.

Maguru. Maguru secara literal-bahasa berarti berguru. Dengan ajaran ini, Kanjeng Sunan Kalijaga mengajak kepada kita untuk belajar dan mencari ilmu.

Martapa. Secara bahasa, martapa berarti bertapa. Kanjeng Sunan Kalijaga mengajarkan kita untuk memiliki laku prihatin, hidup sederhana dan tidak berlebihan.

KEISTIMEWAAN• Sunan Kalijaga memiliki dua pusaka linuwih.

Yakni Kutang Antakusuma dan Keris Kiai Crubuk, yang hingga sekarang diyakini keberadaannya sebagai simbol keyakinan atau pedoman menuju hidup hakiki.

• Sunan memiliki sebuah karya yaitu “Soko Tatal” yakni satu dari empat tiang penyangga Masjid Agung Demak yang dibuat dengan serpihan – serpihan kayu tatal.

Dalam berdakwah, paham keagamaannya, cenderung “sufsistik berbasis salaf ”, yang menggunakan kebudayaan sebagai jalan berdakwah.

• Sunan Kalijaga satu dari sembilan wali yang tersohor

dengan karyanya, Ia dapat dikatakan sebagai ahli

budaya, misalnya: pengenalan agama secara luwes

tanpa menghilangkan adat-istiadat/kesenian daerah,

menciptakan baju Taqwa, menciptakan tembang

Dandanggula dan Dandanggula Semarangan,

menciptakan lagu Lir Ilir, pencipta seni ukir bermotif

daun-daunan, memerintahkan sang murid bernama

Sunan Bayat untuk membuat bedug di Masjid guna

mengerjakan sholat jama’ah.

• Sunan Kalijaga memiliki “ Karamah “ pemberian dari Allah berupa keunggulan lahir dan batin yang tidak bisa dimiliki sembarang orang.

• Dikenal sebagai mubaligh

• Dikenal sebagai Wali yang memiliki kharisma tersendiri diantara wali lain.

• Sunan Kalijaga sebagai tokoh yang melahirkan kreasi baru yaitu dengan adanya wayang kulit dengan segala perangkat gamelannya.

• Sunan Kalijaga mempunyai kemampuan mendalang ( memainkan wayang ), sehingga dia dikenal dengan nama Ki Dalang Sida Brangti ( Pajajaran ), Ki Dalang Bengkok ( Tegal ), dan Ki Dalang Kumendung ( Purbalingga ).