sejarah transmigrasi

40
1 Sejarah Singkat Transmigrasi

Upload: promosi-dan-motivasi

Post on 30-Mar-2016

327 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Transmigrasi

1Sejarah Singkat Transmigrasi

Page 2: Sejarah Transmigrasi

2 Sejarah Singkat Transmigrasi

Page 3: Sejarah Transmigrasi

3Sejarah Singkat Transmigrasi

KATA PENGANTAR

Penyelenggaraan Transmigrasi di Indonesia berawal dari jaman kolonisasi yaitu pada tahun 1905 ditandai dengan penempatan pertama sebanyak 155 Kepala Keluarga (KK) dari Kedu Jawa Tengah ke Gedong Tataan Provinsi Lampung. Istilah transmigrasi sendiri pertama kali dikemukakan oleh BungKarno pada tahun 1927 dalam harian Soeloeh Indonesia. Selanjutnya dalam Konferensi Ekonomi di Kaliurang Yogyakarta, bersamaan dengan Rapat Panitia Siasat Ekonomi tangal 3 Februari 1946Wakil Presiden Bung Hattamenyebutkan pentingnya transmigrasi untuk mendukung pembangunanindustrialisasi di luar Jawa. Buku ini menjelaskan tentang penyelenggaraan transmigrasi mulaisejak masa kolonisasi sampai pada masa reformasi sekarang ini yang mengalami perubahan makna dari satu masa ke masa berikutnya berdasarkan situasi dan kondisi jaman, keadaan sosial politik yang berkembang sertakebutuhan akan perlunya program transmigrasi pada masa bersangkutan.

Tanpa mengabaikan segala permasalahan yang ada, penyelenggaraan transmigrasi selama ini telah memberikan kontribusi yang cukup berartidalampembangunannasionalantaralaindari104PermukimanTransmigrasi(Kimtrans) telah berkembang menjadi ibukota Kabupaten/Kota, 383 Transmigrasi menjadi ibukota Kecamatan dan dari sejumlah 3.055 desa yang dibangun sejumlah 1.183 permukiman transmigrasi menjadi desa definitif,dan sisanya menjadi bagian dari desa-desa setempat.

Semoga buku ini dapat melengkapi buku-buku yang sudah ada tentang ketransmigrasian dan menambah wawasan tentang transmigrasi masa dulu, kini dan harapan kedepan. Akhirnya diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi maupun dalamprosespenulisanbuku ini.Kritik, sarandan tanggapanyang sifatnyakonstruktifdiharapkangunaperbaikanpenulisandimasayangakandatang.

Direktur JenderalPembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi,

Ir. H. Jamaluddien Malik, MMPembina Utama (IV/e)

NIP 19590721 198303 1 001

Page 4: Sejarah Transmigrasi

4 Sejarah Singkat Transmigrasi

Page 5: Sejarah Transmigrasi

1Sejarah Singkat Transmigrasi

Bermula di Lampung

Sejarah transmigrasi di Indonesia tak lepas dari sejarah pemberangkatan 155 kepala keluarga (KK) dari Kedu Jawa Tengah ke Gedong Tataan Lampung pada November 1905. Setelah Indonesia merdeka, pada 12 Desember 1950 dilaksanakan kembali pemindahan 23 KK penduduk dari Jawa Tengah ke Lampung, dengan nama transmigrasi. Peristiwa keberangkatan transmigran setelah proklamasi kemerdekaan itu kemudian ditetapkan sebagai Hari Bakti Transmigrasi (HBT). Untukmengenang penempatan warga transmigran di Lampung, di Gedong Tataan, Pesawaran Lampung didirikan Museum Nasional Transmigrasi. Selain Museum Nasional Transmigrasi, di Sukra Indramayu juga dibangun Makam Pioner Transmigrasi. Makam

SEJARAH SINGKAT TRANSMIGRASI

Page 6: Sejarah Transmigrasi

2 Sejarah Singkat Transmigrasi

Pioner ini untuk memperingati kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya67orangcalontransmigranasalBoyolalimenujuRumbiyaSumateraSelatanpada11Maret1974.

Jejak langkah karya besar para pioner pembangunan daerah tersebut baru dapat dirasakan setelah lebih dari puluhan tahun. Diantara karya besarnya itu terbukanya peluang pekerjaan dibidang pertanian, pembangunan desa, kecamatan, kabupaten, kota, dan provinsi baru. Bahkan karya yang terbesar adalahlahirnya anak keturunan transmigran yang tergabung dalam organisasi Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI) dalam berbagai profesi. Hal tersebut menunjukkan,ucapan Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno, dalam suatu acara Musyawarah Gerakan Transmigrasi di Jakarta 28 Desember1964,bahwatransmigrasisoalmatihidupIndonesia,benar adanya.

(1)MakamPionirPembangunanTransmigrasi,(2)MenakertransRIDrs.H.A.MuhaiminIskandarM.Si,(3)DirjenP2KTransIr.H.JamaluddienMalik,MMpadasaatmenghadirikegiatanziarahnasionaldalamrangkaHariBaktiTransmigrasidimakamperintispembangunantransmigrasidiDesaSukra,

KecamatanSukra,Indramayu,JawaBarat

(1) (2) (3)

Page 7: Sejarah Transmigrasi

3Sejarah Singkat Transmigrasi

Kebijakan pemerintah terhadap program transmigrasi sangat fluktuatif, sesuai dengan situasinya. Pengelolaan program ini juga silih berganti ditangani oleh jawatan dan kementerian berbeda-beda. Misalnya, pernah oleh Biro RekonstruksiNasional (BRN) yangmengirimkan transmigrandi Sumber JayaLampung (1955). Kemudian Jawatan Transmigrasi, Departemen Sosial, Departemen Dalam Negeri. Pernah juga Departemen Transkopemada (Transmigrasi, Koperasi, dan Pembangunan Daerah), Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi (Nakertranskop), Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan(PPH), Kementerian Negara Transmigrasi dan Kependudukan,serta Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kemudian istilah departemen berganti menjadi kementerian, sehingga nama lembaganya menjadi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Sejak Proklamasi Kemerdekaan, Indonesia telah menerbitkan Undang-Undang dan Peraturan yang berkaitan dengan ketransmigrasian, yaitu:

• Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 1958 tentang Pokok-Pokok Penyelenggaraan Transmigrasi

• PERPU No. 29 Tahun 1960 tentang Pokok-PokokPenyelenggaraan Transmigrasi

• Perpres No.5 tahun 1965 tentang Gerakan NasionalTransmigrasi

• UU No. 3 Tahun 1972 tentang Pokok-pokok Ketransmigrasian, • UU No. 15/1997 tentang Ketransmigrasian.• UU No. 29/2009 tentang Ketransmigrasian.

Page 8: Sejarah Transmigrasi

4 Sejarah Singkat Transmigrasi

Garis waktu transmigrasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkanbahwa Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah (pulau) yang berpenduduk padat ke daerah (pulau) lain yang berpenduduk jarang. Sedangkan didalam kamus BahasaInggris tidak ada istilah khusus transmigrasi, yang ada migrasi (migration). Artinya, perpindahan seseorang dari suatu negara untuk menetap.

Istilah Transmigrasi pertama kali dikemukakan oleh BungKarnopada tahun1927dalamHarian Soeloeh Indonesia.Kemudian Egbert de Vries pakar berkebangsaan Belanda padatahun1934.SelanjutnyadalamKonferensiEkonomidiKaliurangYogyakarta, bersamaan dengan Rapat Panitia Siasat Ekonomi, tanggal3Februari1946WakilPresidenBung Hatta menyebutkan pentingnya Transmigrasi untuk mendukung pembangunan industrialisasi di luar Jawa.

Dimasa Orde Lama (1964) Menteri Transmigrasi danKoperasi Achadi pernah mengusulkan agar istilah transmigrasi yang berbau asing diganti dengan bahasa Indonesia. Jenderal Suharjo mengusulkan transmigrasi dirubah menjadi Alih Setra. Apa komentar Ir. Soekarno: “Barang kali dikalangan Saudara-Saudara ada yang bisa menemukan satu perkataan Indonesia yang tepat untuk menterjemahkan, untuk menyalin perkataan transmigrasi. Saudara Hardjo barangkali?! Dia mengusulkan perkataan yang, waduh, bukan main, “alih-setra”! Alih, ya, mengerti, alih itu pindah. Setra itu artinya padang. Padang yang luas. Setra atau ksetra. Didalam cerita Mahabarata, ada disebut misalnya kuruksetra. Padang yang luas, miliknya para kuru,

Page 9: Sejarah Transmigrasi

5Sejarah Singkat Transmigrasi

korawa, yang disitulah terjadi pertempuran yang maha hebat, yang dinamakan Baratayuda. Jadi Pak Jenderal Suharjo yang duduk disitu itu ingin memaksudkan dengan perkataan “alih setra” atau ”alih ksetra” dipindah padang. Alih artinya pindah, ksetra artinya padang. Tapi Bapak sendiri kok tidak enak rasanya itu, alih setra”.

Program kolonisasi sendiri awalnya bagian dari politik balas budi yang dirancang oleh penjajah Belanda. Semulakolonisasi dilakukan Belanda sebagai tanggapan atas tulisanC. Th. van Deventer, “En Ereschuld” (Utang Budi) yang dimuatdalam majalah De Gids tahun 1899. Tulisan itu menceritakan kemiskinan di Pulau Jawa akibat Peraturan Tanam Paksa (Cultuur stelsel). Tahun 1860Multatuli (nama samaranDouwesDekker,AsistenResidenLebak,Banten)menulisbukuMaxHavelaar.Bukuini mengisahkan tentang penderitaan petani teh akibat tekanan pejabatpemerintahBelanda.

Page 10: Sejarah Transmigrasi

6 Sejarah Singkat Transmigrasi

Tulisan itu kemudian mendapat tanggapan dari Raja Belanda, dan menugaskan Minister van Kolonien untukmelakukan program perbaikan. Sehingga Pemerintah Belandamengenalkan Politik Balas Budi (Etische Politiek). Politik balasbudi adalah upaya memperbaiki nasib warga pribumi, melalui irigasi, edukasi, dan kolonisasi.

Untuk merealisasikan hal itu, maka bulan November 1905 dimulailah pengiriman kolonisasi ke Gedung Tataan, Lampung sebanyak155KK(815jiwa).Berturut-turutkemudiantahun1906sampai 1942 telah diberangkatkan sebanyak 30 kali, dengan

tujuan Bengkulu (Kepahiang), Sumatra Selatan (Tugu Mulyo),Sumatra Utara, Jambi, Kalimantan Selatan (Kecamatan Purwosari Barito Kuala), Sulawesi (Wonomulyo, Palopo) dengan jumlahkeseluruhansebanyak60.155KKatau235.802jiwa1.

1 ) Siswono Yudohusodo, Transmigrasi Kebutuhan Negara Kepulauan, halaman 73.

Page 11: Sejarah Transmigrasi

7Sejarah Singkat Transmigrasi

Dimasa penjajahan, bahkan sebelum adanya pengiriman kolonis ke Lampung, pada tanggal 15 Agustus 1890, Belanda telahmengirimkan kolonis ke Suriname, sebuah negarajajahanBelanda

di Amerika Latin. Komunitas yang berada di Suriname tersebut bekerja sebagai buruh kontrak di perkebunan tebu, perikanan, dan pertambangan2.Pada5Februari1954adasebagianwargaSuriname asal Indonesia yang kembali ke Indonesia, kemudian ditempatkan di Tongar, Pasaman Barat, Sumatra Barat. Anakketurunan repatrian Suriname ini juga aktif mendukung perkembangankabupatenPasamanBarat.

Dengan adanya fakta itu, maka jelas bahwa ada benang merah tentang proses antara Kolonisasi dengan Transmigrasi. Namun secara substansial, kolonisasi adalah pemindahan penduduk untuk kepentingan penjajah; sedangkan dalam transmigrasi sebagai bentuk gerakan persatuan nasional.

Sejak transmigrasi dilaksanakan tanggal 12 Desember 1950, maka apa yang dikatakan Soekarno telah terbukti. Hampir tidak ada masyarakat Indonesia yang tidak tahu apaitu transmigrasi. Walaupun kemajuan sudah banyak dicapai

2 ) Pada tanggal 4-8 Desember 2004 Tim dari Depnakertrans dan DPP PATRI melakukan kunjungan ke Suriname. Dari kunjungan tersebut dapat diinformasikan bahwa komunitas dari Indonesia sudah ada 4 orang menjadi Menteri, Tokoh Politik, dan anggota Parlemen.

Page 12: Sejarah Transmigrasi

8 Sejarah Singkat Transmigrasi

dengan adanya transmigrasi, tetapi persoalan kesenjangan pembangunan belum teratasi. Diantaranya kesenjangan antara kawasanBarat,Tengah,danTimur,kawasantertinggal,daerahperbatasan antar negara, dan pulau terluar. Semuanya menjadi tugas negara melalui transmigrasi.

Periodisasi3 pelaksanaan transmigrasi di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga periode, yaitu (1) zaman pemerintahankolonial Belanda, 1905-1941, (2) masa pendudukan tentaraJepang, 1942-1945, dan (3) periode setelah kemerdekaanIndonesia,1945-2005.Deskripsidalamtulisan inimembagi lagizamanpemerintahankolonialBelandamenjaditahappercobaankolonisasi antara tahun 1905-1911, periode Lampongsche volksbanks padakurunwaktu tahun1911-1929, serta zamandepresi ekonomi dunia antara tahun 1930-1941. Sedangkansetelah zaman kemerdekaan Indonesia, dibagi menjadi masapemerintahan orde lama, masa pemerintahan orde baru, serta masa reformasi.

Zaman Kolonial Belanda1. Masa Percobaan Kolonisasi

Masa percobaan kolonisasi ini terjadi antara tahun 1905 –1942. Kebijakan kolonisasi pendudukdari pulau Jawa ke luarJawa dilatarbelakangi oleh: (1) Melaksanakan salah satu program politik etis, yaitu emigrasi untuk mengurangi jumlah penduduk

3 ) Nugraha Setiawan, Satu Abad Transmigrasi Di Indonesia: Perjalanan Sejarah Pelaksanaan, 1905-2005. Paper Dosen Fakultas Peternakan, UNPAD.

Page 13: Sejarah Transmigrasi

9Sejarah Singkat Transmigrasi

pulau Jawa dan memperbaiki taraf kehidupan yang masih rendah. (2) Pemilikan tanah yang makin sempit di pulau Jawa akibat pertambahan penduduk yang cepat telah menyebabkan taraf hidup masyarakat di pulau Jawa semakin menurun. (3) Adanya kebutuhan pemerintah kolonial Belanda danperusahaan swasta akan tenaga kerja di daerah-daerah perkebunan dan pertambangan di luar pulau Jawa.

Penduduk yang berhasil dipindahkan pada periode percobaan kolonisasi 1905-1911 adalah sekitar 4.800 orang.

Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk setiap peserta kolonisasi pada masa ini sekitar 750 gulden per keluarga. Jumlah yang besar tersebut termasuk anggaran untuk membuat fasilitas kolonisasi seperti pembuatan saluran irigasi, penyiapan lahan dan pemukiman, serta biaya administrasi.

2. Periode Lampongsche Volksbanks

Antara tahun 1912-1922 jumlah penduduk yang diberangkatkan ke daerah kolonisasi sebanyak 16.838 orang.Kemudian pada tahun 1922 dibuka lagi pemukiman kolonisasi baruyanglebihbesaryangdiberinamaWonosobodidekatKotaAgung dan dekat Sukadana, Lampung. Berikutnya dibuka unitpermukiman kecil di Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan,dan Sulawesi.

Hinggaakhirtahun1921jumlahpendudukasal Jawadi desa-desa kolonisasi Gedong Tataan Pesawaran, Lampung telah mencapai jumlah 19.572 orang. Antara tahun 1905-1929 jumlah orang Jawa yang dipindahkan ke luar Jawa sudah

Page 14: Sejarah Transmigrasi

10 Sejarah Singkat Transmigrasi

Page 15: Sejarah Transmigrasi

11Sejarah Singkat Transmigrasi

mencapai angka 24.300 orang. Dengan demikian jika dihitung berdasarkan jumlah orang yang diberangkatkan antara tahun 1905-1911 sebanyak 4.800 orang, berarti antara tahun 1911-1929pemerintahkolonialBelandatelahmemindahkanpendudukmelalui program kolonisasi sekitar 19.500 orang.

Untuk mendukung pelaksanaan kredit kolonisasi, pemerintah kolonial mendirikan Lampongsche Volksbank pada Maret 1911. Namun kekuatan lembaga keuangan tersebut tidak bertahan lama. Pada 1926 masalah perkreditan telahberakumulasi, yang mengakibatkan pada 1928 bank mengalami kebangkrutan.

3. Zaman Depresi Ekonomi Dunia

Pada tahun 1930 terjadi depresi ekonomi dunia. Menjelang depresi ekonomi (1929-1930) terjadinya arus migrasi penduduk yang deras dari pulau Jawa untuk menjadi kuli kontrak di Sumatera. Depresi ekonomi yang terus berlanjut telah berpengaruh terhadap perekonomian pemerintah kolonial Belanda.Pada periode ini ada penekanan untuk mengkaitkankegiatan kolonisasi dengan upaya membangun basis penyediaan pangan khususnya beras untuk pulau Jawa.

Sejak tahun 1930 terjadi arus perpindahan penduduk dari Pulau Jawa ke luar Jawa melalui kolonisasi secara besar-besaran. Pemerintah pun memperketat persyaratan untuk mengikuti kolonisasi yaitu: (1) peserta harus benar-benar petani, sebab jika bukan dapat menyebabkan ketidakberhasilan di lokasi kolonisasi, (2) fisik harus kuat agar bisa bekerja keras, (3) harus muda untuk menurunkanfertilitasdipulauJawa,(4)sudahberkeluargauntukmenjamin ketertiban di lokasi baru, (5) tidak memiliki anak kecil

Page 16: Sejarah Transmigrasi

12 Sejarah Singkat Transmigrasi

danbanyakanakkarenaakanmenjadibeban, (6)bukanbekaskuli kontrak karena dianggap sebagai provokator yang akan menimbulkan keresahan di pemukiman baru, (7) harus waspada terhadap “perkawinan kolonisasi” sebagai sumber keributan, (8) jika wanita tidak sedang hamil karena diperlukan tenaganya pada tahun-tahun pertama bermukim di tempat baru, (9) jika bujangan harus menikah terlebih dahulu di Jawa karena dikhawatirkan mengganggu istri orang lain, dan (10) peraturan tersebut tidak berlaku jika seluruh masyarakat desa ikut kolonisasi.

Antara tahun 1905-1941 hingga menjelang masuknyaJepangkeIndonesia(1942),pendudukyangberhasildipindahkanberjumlah189.938orang.Walaupunjumlahituhanyaseperlimadari target pemindahan, tetapi secara ekonomis warga kolonisasi lebih baik tingkat kehidupannya dibandingkan ketika masih di daerah asalnya.

4. Zaman Pendudukan Jepang

Ketika tentara Jepangmasuk ke Indonesia (1942-1945),kegiatan transmigrasi tetap dilaksanakan. Akan tetapi karena sibuk dengan peperangan, penguasa Jepang tidak sempat melakukan pengadministrasian kegiatan transmigrasi seperti halnya pada zaman pemerintah kolonial Belanda, sehinggasangat sedikit dokumentasi mengenai transmigrasi yang bisa ditemukan. Diperkirakan selama kekuasaan Jepang, penduduk pulau Jawa yang berhasil dipindahkan ke luar Jawa melalui transmigrasi sekitar 2.000 orang.

Tidak hanya di bidang transmigrasi, kondisi kependudukan yang parah dimulai ketika tentara Jepang mengambil alih kekuasaandaripemerintahanBelanda.Padaperiodeinikondisi

Page 17: Sejarah Transmigrasi

13Sejarah Singkat Transmigrasi

perekonomian di Indonesia sangat buruk. Beberapa komoditiseperti tekstil, alat-alat pertanian, bahan pangan menghilang dari pasaran. Terjadi pula mobilisasi tenaga kerja (romusha) untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan, tambang minyak bumi, rel kereta api, dan proyek-proyek pertahanan Jepang, baik di dalam maupun di luar negeri.

Transmigrasi Setelah Kemerdekaan

1. Masa Orde Lama

Ketika baru merdeka dari penjajahan Jepang, di Indonesia masih terjadi gejolak politik, sehingga permasalahan kepadatan penduduk masih terabaikan. Baru tahun 1948 pemerintahRepublik Indonesia membentuk panitia untuk mempelajari program serta pelaksanaan transmigrasi yang diketuai oleh A. H. D. Tambunan. Walaupuntelah terbentuk kepanitiaan, keputusan yang menyangkut masalah transmigrasi baru diambil pada tahun 1950. Pemberangkatan kembali setelah era kemerdekaan akhirnya dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 1950, dengan daerah tujuan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran Lampung.

Page 18: Sejarah Transmigrasi

14 Sejarah Singkat Transmigrasi

Di Sumatera eks permukiman transmigrasi yang menjadi desa di Bengkulusebanyak 99 desa. Sedangkan beberapa desa eks permukiman transmigrasi yang menjadi ibu kota kecamatan di Bengkulusebanyak 4 lokasi, yaitu: GiriMulya,PadangMulya (BengkuluUtara), Muara Sahung (Kaur), dan Air Periukan (Seluma). Beberapa unit permukimantransmigrasi lama tahun penempatan 1963 antara lain:Pekik Nyaring, Sumber Agung, Sumber Rejo, Rama Agung (Bengkulu Utara). Di ProvinsiLampung penyelenggaraan transmigrasi termasuk istimewa4. Karena Lampung daerah pertama tujuan kolonisasi tahun 1905. Selain itu, tahun 1950 di Lampung telah dilaksanakan program transmigrasi pasca kemerdekaan. Di Lampung pula ada unit-unit permukiman transmigrasi tematik. Misalnya, Transmigrasi yangdilakukanmelaluiBiroRekonstruksiNasional(BRN)tahun

4 ) Transmigrasi Bernyanyi, Tempo: edisi 23-03-1974. Ragam transmigrasi di Lampung. Ada transmigrasi kolonisasi Belanda itu berlangsung pada 1905. Ada transmigrasi umum yang diatur Direktorat Transmigrasi. Ada transmigrasi spontan, yang datang dengan kemauan sendiri. Ada Transmigrasi TNI-AD alias Transad di Poncowati, Transmigrasi Polri (TransPolri) di Bandar Sakti dan Gunung Sugih. Juga Transmigrasi Pramuka di Way Abung dan Rajabasa Lama Way Jepara.

Page 19: Sejarah Transmigrasi

15Sejarah Singkat Transmigrasi

1951 di Sumberjaya, Transmigrasi Angkatan Darat (Transad) di Poncowati Lampung Tengah (1964), Transmigrasi Polri (TransPolri) di Bandar Sakti dan Gunung Sugih Lampung Tengah(1972),TransmigrasiPramuka(TransPram)diWayAbung5 dan Rajabasa Lama, Way Jepara, Lampung Timur (1976). Nama-nama transmigrasi tematik tersebut tidak masuk dalam daftar unit permukiman transmigrasi yang dikelola oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Penyelenggaraan transmigrasi di Provinsi Lampung tahun 1905 (kolonisasi) ditandai dengan penempatan pertama sejumlah 155 KK transmigran yang berasal dari daerah Kedu Jawa Tengah keDesa BagelenGedong Tataan, 25 km sebelahbaratkotaBandarLampung.Daritahun1905hinggatahun1943di Provinsi Lampung telah ditempatkan transmigran sebanyak 51.010 KK atau 211.720 jiwa di kawasan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, Gadingrejo Wonosobo Tanggamus,dan kawasan Metro, Sekampung Trimurjo dan Batanghari diLampung Tengah.

Berdasarkan keberhasilan penempatan pertama tersebutkemudian pada tanggal 12 Desember 1950, sebanyak 23 KK dengan 77 jiwa transmigran ditempatkan di Provinsi Lampung melaluipolaTransTunaKarya,TransBencanaAlamdanTransPramuka. Tanggal 12 Desember kemudian ditetapkan sebagai HariBhaktiTransmigrasi.

Padaperiode1950–1969penempatantransmigrankeProvinsiLampung mencapai 53.263 KK atau sebanyak 221.035 jiwa

5 ) Memandu Transmigrasi, Tempo, edisi 17-08-1974. Saat itu Ir. Tarsi Joyodipuro, Kepala Direktorat Transmigrasi Lampung menyatakan, dari 102 orang transmigrasi pramuka yang dikirim ke Way Abung tahun 1972, hanya tinggal 69 orang lagi.

Page 20: Sejarah Transmigrasi

16 Sejarah Singkat Transmigrasi

dengan Pola Tanaman Pangan. Total perpindahan penduduk ke Provinsi Lampung melalui program transmigrasi dari tahun 1905 hinggatahun1969sejumlah104.273KKatau432.755jiwa.

Proses transmigrasi yang diselenggarakan BiroRekonstruksi Nasional dimulai adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 1951 tentang pembentukan Dewan RekonstruksiNasional(DRN).DRNdiketuaiolehWakilPerdanaMenteriRI,danpelaksanaannyadilakukanolehBiroRekonstruksiNasional (BRN) yang dipimpin oleh seorang Direktur. Pada1951 Biro Rekonstruksi Nasional (BRN) mentransmigrasikan800 KK dari Jawa Barat yang langsung ditempatkan oleh Ir.Soekarno(PresidenRIPertama).KelompoktransmigranBRNinitergabungdalamtigaorganisasipejuang,yakni:LOBA,PartisanSiliwangi (PS) dan RAPIH, berasal dari Kabupaten Tasikmalayadan Kabupaten Karawang. Penempatan LOBA di Way Petai(Sukapura)danKebunTebu(Purajaya,PuraWiwitan).PARTISANSILIWANGI dan RAPIH, wilayah Fajar Bulan dan Air Keruh.Setiaptransmigranmendapatkanlahanseluas+4Ha/KK.Padatanggal 14 November 1952 Presiden Soekarno meresmikannama Sumberjaya, sekaligus melakukan Pembangunan Tugu Ir. Soekarno.

Page 21: Sejarah Transmigrasi

17Sejarah Singkat Transmigrasi

Target pemindahan pendudukpadazamanorde lama dinilai sangat ambisius dan tidak realistis, dimana sasaran “Rencana 35 Tahun Tambunan” adalah mengurangi penduduk pulau

Jawa agar mencapai angka 31 juta jiwa pada tahun 1987 dari jumlahpenduduksebanyak54jutajiwapadatahun1952.Padakenyataannya antara tahun 1950-1959 pemerintah hanya berhasilmemindahkantransmigransebanyak227.360orang.

Revisi target transmigran sebenarnya telah dilakukan dengan yang lebih realistis. Selama lima tahun, antara tahun 1956-1960direncanakanpemindahanpendudukJawasebanyak2 juta orang, atau rata-rata 400 ribu orang per tahun. Padarencana delapan tahun selanjutnya, yaitu antara tahun 1961-1968,JawatanTransmigrasimenurunkan lagi targetnyamenjadi1,56 juta orang, atau rata-rata 195ribuorangpertahun.

Pada periode rencana delapan tahun, muncul kebijakan Transmigrasi Gaya Baru pada Musyawarah Nasional GerakanTransmigrasiyangdiselenggarakanpadabulanDesember1964.Konsepnya memindahkan kelebihan fertilitas total yang diperkirakan mencapai angka 1,5 juta orang per tahun. Pada kebijakan ini, muncul pula ide untuk melaksanakan transmigrasi swakarya, artinya transmigran baru ditampung oleh transmigran lamasepertiyangpernahdilakukanpadazamanBelandadengansistem bawon, kemudian membuka hutan, membangun rumah, dan membuat jalan sendiri, sehingga tanggungan pemerintah tidak terlampau besar.

Page 22: Sejarah Transmigrasi

18 Sejarah Singkat Transmigrasi

Minat penduduk pulau Jawa untuk ikut transmigrasi padaperiodeinicukuptinggi.Bahkanmerekamauberangkatkedaerah transmigran atas biaya sendiri tanpa bantuan pemerintah. Di tempat tujuan mereka cukup melapor untuk memperoleh sebidang lahan dan bantuan material lainnya.

Padazamanordelama,adapengkategoriantransmigrasi,sehingga dikenal istilah transmigrasi umum, transmigrasi keluarga, transmigrasi biaya sendiri, dan transmigrasi spontan. Dalam sistem transmigrasi umum segala keperluan transmigran, sejak pendaftaran sampai di lokasi menjadi tanggungan pemerintah. Pemerintah juga menanggung biaya hidup selama delapan bulan pertama, bibit tanaman, serta alat-alat pertanian.

Transmigrasi keluarga merupakan sistem transmigrasi beruntun, artinya jika ada keluarga transmigran ingin mengajak keluarganya yang masih tinggal di pulau Jawa untuk tinggal di daerah transmigrasi, maka transmigran lama harus menanggung biaya hidup dan perumahan transmigran baru. Sistem ini tidak jalan, karena terlalu memberatkan peserta transmigrasi, sehingga tidak dilaksanakan sejak 1959.

Transmigrasi biaya sendiri, mengharuskan calon transmigran mendaftar di tempat asal, kemudian berangkat ke lokasi dengan ongkos sendiri, setelah sampai di lokasi mereka mendapatkan lahan dan subsidi seperti transmigran umum. Sedangkan transmigrasi spontan selain menanggung sendiri ongkos ke lokasi, mereka pun harus mengurus sendiri keberangkatannya. Di tempat tujuan baru mereka lapor untuk mendapatkan lahan di daerah yang telah ditentukan.

Page 23: Sejarah Transmigrasi

19Sejarah Singkat Transmigrasi

2. Masa Orde Baru

Pada zaman orde baru (1967-1998), tujuan utamatransmigrasi tidak semata-mata memindahkan penduduk dari Pulau Jawa ke luar Jawa, namun ada penekanan pada tujuan memproduksi beras dalam kaitan pencapaian swasembada pangan. Pembukaan daerah transmigrasi diperluas ke wilayah KalimantanBarat,KalimantanSelatan,Sulawesi,bahkansampaike Papua.

Tahun 1965-1969, belum ditentukan target jumlahtransmigran yang harus dipindahkan. Bahkan terkesanpemerintah belum begitu perhatian terhadap program transmigrasi. Daerah transmigran seperti Lampung, Jambi, Sumatera Selatan yang pada awalnya banyak sekali menerima transmigran, pada periode ini hanya menerima sekitar 52% dari total transmigran yang diberangkatkan. Jumlah yang dikirim ke Sulawesi sekitar 25%, sisanya ke pulau-pulau lain seperti Kalimantan dan Papua.

Jika pada masa orde lama dikenal empat katagori transmigrasi, pada periode ini hanya dikenal dua kategori yaitu transmigrasi umum dan transmigrasi spontan. Pada transmigrasi spontan pemerintah hanya mengorganisir perjalanan dari

Page 24: Sejarah Transmigrasi

20 Sejarah Singkat Transmigrasi

daerah asal ke tempat tujuan, ongkos-ongkos semua ditanggung peserta. Sementara transmigrasi umum, semua ongkos ditanggung Pemerintah, dan di lokasi memperoleh lahan seluah dua hektar, rumah, dan alat-alat pertanian, serta biaya selama 12 bulan pertama untuk di daerah tegalan, dan 8 bulan pertama di daerah pesawahan menjadi tanggungan pemerintah. Jumlah seluruh transmigran yang berhasil dipindahkan pada periodeinisebanyak182.414orangatausekitar52.421keluarga.

Masih pada zaman orde baru, tepatnya tahun 1974ketika Gunung Merapi meletus, ada kejadian seluruh warga desa diikutsertakan dalam program transmigrasi, di lokasi baru mereka menempati daerah yang sama. Dari kejadian inilah kemudian muncul istilah transmigrasi bedol desa. Pada periode rencana pembangunan lima tahun (Repelita) ke-2 antara tahun1974-1979,konsep transmigrasidiintegrasikankedalampembangunan nasional.

Target transmigrasi pada Repelita ke-2 adalah memberangkatkan 50 ribu keluarga atau 250 ribu orang per tahun, atau jika dihitung selama selama lima tahun, transmigran yang harus diberangkatan sebanyak 1,25 juta orang. Target yang tidak realistis tersebut pada tahun 1976 dikurangimenjadi 108 ribukeluarga selama lima tahun, sedangkan realisasinya pemerintah hanyamampumemberangkatkansebanyak204ribuorangatausekitar16%daritargetyangdicanangkan.

Masa selanjutnya, pada Repelita ke-3 (1979-1983) ada penekanan yang lebih mendalam terhadap kepentingan pertahanan dan keamanan. Pelaksanaan transmigrasi spontan lebih didorong lagi dengan mengembangkan kegiatan ekonomi

Page 25: Sejarah Transmigrasi

21Sejarah Singkat Transmigrasi

di luar pulau Jawa guna menarik minat calon transmigran. Target pemindahan transmigran sebanyak 250 ribu keluarga dapat dicapai, bahkan terlampaui sebanyak dua kali lipat. Pemerintah berhasil memberangkatkan sebanyak 500 ribu keluarga.

Mengingat keberhasilan pada Repelita ke-3, maka pada Repelitake-4 target transmigranditingkatkan lagimenjadi 750ribu keluarga atau 3,75 juta orang. Pada akhir bulan Oktober 1985telahberhasildiberangkatkansebanyak350.606keluargaatau 1.163.771 orang. Pada periode ini diintroduksi konseptentang pelestarian lingkungan, sehingga transmigrasi juga diberi misi agar bisa memulihkan sumber daya alam yang sudah tereksploitasi dan memelihara lingkungan hidup.

Sebagai daerah tujuan transmigrasi pertama, sejak era kolonisasi hingga masa Pelita VI Transmigrasi di Provinsi Lampung telahmendukungterbentuknya340desabarusertaterwujudnya45kecamatanbaru.Disampingitudesa-desatransmigrasitelahmendorongterbentuknya6(enam)kabupaten/kotabaruyaitu:1).KotaMetro,ibukotaMetro,2).KabupatenTulangBawang,ibukotaTulangBawang,3).KabupatenLampungTimur,ibukotaSukadana,4).KabupatenWayKanan,ibukotaBlambanganUmpu,5). KabupatenTanggamus, ibukotaKotaAgung,6). KabupatenPesawaran, ibukota Gedong Tataan, 7). Mesuji, ibukota Mesuji, 8). Kabupaten Pringsewu, ibukota Pringsewu.

Page 26: Sejarah Transmigrasi

22 Sejarah Singkat Transmigrasi

DirekturDirektorat Partisipasi Masyarakat

3. Masa Reformasi

Masa reformasi dimulai tahun 1998. Jumlah penduduk yang berhasil ditempatkan melalui penyelenggaraan transmigrasi, darimasa kemasa terusmeningkat.Walaupundemikian, tetap tidak bisa mengejar keseimbangan pertambahan jumlah penduduk di pulau Jawa, yang antara lain akibat tinggi arus urbanisasi ke Jawa. Dengan demikian, jika dilihat dari aspek demografis yang dikaitkan dengan pengurangan penduduk di pulau Jawa, program transmigrasi ini belum mencapai sasarannya.

Diakui pula oleh Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan, bahwa pelaksanaantransmigrasiyangtelahdilaksanakanhinggazamanordebarubelum memberikan pengaruh yang merata, baik ditinjau dari sisi mikro yaitu tingkat perkembangan UPT/Desa, maupun makro yaitu pada percepatan pertumbuhan wilayah. Pembangunan transmigrasi pun belum berhasil menjadi pendorong pembangunan, karena belum dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam pembangunan wilayah.

Page 27: Sejarah Transmigrasi

23Sejarah Singkat Transmigrasi

Mengingat kondisi seperti di atas, perlu dicari paradigma baru dalam pembangunan transmigrasi. Paradigma baru yang sudah jauh berbeda dengan paradigma lama, terjadi dengan dikeluarkannya Undang Undang Nomor 29 Tahun 2009. Dalam Undang-undang tersebut pembangunan transmigrasi dilaksanakan berbasis kawasan yang membentuk satu kesatuan sistem pembangunan ekonomi wilayah untuk mewujudkan kawasan perkotaan baru dengan skema Kota Terpadu Mandiri (KTM).

Dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka pemerintah daerah memiliki tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya masing-masing. Sehingga, penyelenggaraan transmigrasi harus diletakkan pada kerangka pembangunan daerah yang selanjutnya dijabarkan dalam program-program pembangunan daerahnya.

Berdasarkanpadapenjelasandi atas visi transmigrasi ke depan adalah "Terbangunnya Permukiman di Kawasan Transmigrasi Terintegrasi Dengan Pusat Pertumbuhan Ekonomi".

Adapun misinya adalah:

• Mendorong peran serta masyarakat dan badan usaha dalam pembangunan transmigrasi.

• Menyediakan tanah yang bebas dari pemilikan

DirekturDirektorat Partisipasi Masyarakat

Page 28: Sejarah Transmigrasi

24 Sejarah Singkat TransmigrasiDeklarasi PATRI (Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia)

Page 29: Sejarah Transmigrasi

25Sejarah Singkat Transmigrasi

dan penguasaan serta memberikan layanan pertanahan transmigrasi.

• Menyusun perencanaan kawasan transmigrasi dan perencanaan SDM transmigrasi

• Melaksanakan pembangunan permukiman dan infrastruktur Kawasan Transmigrasi.

• Memfasilitasi perpindahan dan penempatan transmigrasi dalam mendukung penataan keseimbangan persebaran penduduk di daerah asal dan di kawasan transmigrasi.

• Melaksanakan pembinaan teknis dan manajemen Direktorat Jenderal.

Khusus bidang ketransmigrasian, Misi di atas dilakukan melalui konsep pengembangan transmigrasi berbasis kawasan atau wilayah. Kawasan transmigrasi meliputi permukiman transmigrasi dan masyarakat sekitarnya. Selain itu, dilakukan pendekatan kultural dengan memperhatikan sistem nilai dan perilaku serta adat-istiadat masyarakat setempat, sehingga pembangunan transmigrasi tidak lagi bersifat eksklusif dalam kehidupan siklis, melainkan melalui berbagai teknik pembauran.

Kemudian, dengan direvisinya Undang Undang Nomor 15 tahun 1997 dengan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2009 tentang Perubahan UU Nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, maka perubahan penting dari UU sebelumnya yaitu:

• Menegaskan peran Pemda sebagai pemrakarsa dan penanggung jawab pelaksanaan transmigrasi di daerahnya;

• Mendorong peranserta masyarakat dan swasta dalam pelaksanaan pembangunan transmigrasi;

Page 30: Sejarah Transmigrasi

26 Sejarah Singkat Transmigrasi

• Mempertegas jenis-jenis transmigrasi yaitu Transmigrasi Umum,TransmigrasiSwakarsaBerbantuandanTransmigrasiSwakarsa Mandiri dan perbedaan perlakuan dari masing-masing jenis transmigrasi.

Sebagai tindak lanjut terbitnya UU No. 29 tahun 2009, maka paradigma pembangunan transmigrasi mengalami penyempurnaan sebagai berikut:

1. Pembangunan transmigrasi dilaksanakan berbasis kawasan yang memiliki keterkaitan dengan kawasan sekitarnya membentuk suatu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah;

2. Pembangunan kawasan transmigrasi dirancang secara holistik dan komprehensif sesuai dengan Rencana Tata Ruang WilayahdalambentukWPTatauLPT;

3. Pengembangan WPT diarahkan untuk mewujudkanpusat pertumbuhan baru sebagai Kawasan Perkotaan Baru, sedangkan LPT diarahkan untuk mendukung pusatpertumbuhan yang telah ada atau yang sedang berkembang sebagaiKawasanPerkotaanBaru;

4. Pembangunan kawasan transmigrasi sekaligus untuk mengintegrasikan upaya penataan persebaran penduduk yang serasi dan seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan dengan mengakui hak orang untuk bermigrasi, mengadopsi visi jangka panjang untuk tata ruang urban demi perencanaan penggunaan lahan yang lestari, dan mendukung strategi urbanisasi secara terpadu.

Secara nyata transmigrasi telah berkontribusi terhadap pembangunan nasional, terutama dalam aspek kewilayahan, aspekpertanian,danaspekkependudukan.Hinggatahun2013,

Page 31: Sejarah Transmigrasi

27Sejarah Singkat Transmigrasi

kontribusi transmigrasi dalam aspek kewilayahan yaitu telah melahirkan 696 SP (satuan permukiman), 104 kabupaten/kota,383 kecamatan, 3.055 desa, dan 2 ibukota provinsi (Sulawesi Barat diMamuju, danBulungandi KalimantanUtara) serta 44Kota Terpadu Mandiri (KTM) tersebar diluar Jawa.

Pada aspek pertanian, kawasan transmigrasi telah menjadi sentra produksi pangan, perkebunan, dan agribinsis. Diberbagai daerah tujuan transmigrasi, baik di Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi, Maluku, dan Papua, kawasan transmigrasi menjadi sentra produksi pangan, perkebunan seperti sawit dan karet, dan agribisnis. Di Sumatera, Belitang, Karang Agung, Mesuji,dan Rawa Pitu menjadi lumbung padi. Di Papua seperti Tanah Miring dan Arso, menjadi sentra penghasil padi dan perkebunan. Demikian pula sentra perkebunan sawit, seperti Sungai Bahar

Peta Sebaran Kawasan Transmigrasi di IndonesiaSumber : Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi, 2013

Page 32: Sejarah Transmigrasi

28 Sejarah Singkat Transmigrasi

Jambi,ArgaMakmurBengkulu,ParenggeanKalimantan,berasaldari permukiman transmigrasi.

Adapun dari aspek kependudukan, transmigrasi telah menciptakan lapangan kerja bagi 27 juta orang. Dalam aspek kependudukan pula, transmigrasi juga telah melahirkan sumber

daya manusia yang sangat potensial dan spektakuler. Hal iniditandai dengan lahirnya organisasi anak keturunan transmigran bernama Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI) pada 16 Februari 2004. Berdasarkan hasil pendataanPATRI (2013), ternyata anak keturunan transmigran ada yang telah menjadi pejabat eselon 1, eselon 2, guru besar, perwira tinggi TNI/POLRI, pengusaha, jurnalis, anggota legislatif, kepala daerah/wakil kepala daerah tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan berbagai profesi lainnya.

Deklarasi PATRI (Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia)

Page 33: Sejarah Transmigrasi

29Sejarah Singkat Transmigrasi

Peluang dan Harapan Kedepan

Melalui penyelenggaraan transmigrasi maka harapan yang ingin dicapai kedepan adalah sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 29 tahun 2009 bahwasanya tujuan penyelenggaraan transmigrasi adalah (1) meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, (2) peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah, (3) memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.

Untuk mendukung pencapaian tujuan ini, terdapat peluang dan potensi yang ada dan yang akan dikembangkan. Selain pencapaian kontribusi secara nasional sebagaimana tersebut terdahulu, ada potensi sebagai berikut:

• Ada30PemerintahProvinsidan204PemerintahKabupaten/Kota telah menandatangani MoU dan perjanjian kerjasama antar daerah untuk penyelenggaraan transmigrasi;

• Ada 36 Badan Usaha yang telah memperoleh ijinmengembangkan investasi terintegrasi dengan pembangunan Kawasan Transmigrasi dengan total rencana nilai investasi Rp. 20,3triliyun,serta61BadanUsahayangtelahberminatdanmendaftarkan pengajuan Ijin Pelaksanaan Transmigrasi;

• Berdasarkan UU 29 tahun 2009 maka pembangunantransmigrasi adalah berbasis kawasan, sehingga indikator keberhasilan pembangunan transmigrasi tidak lagi pada jumlah keluarga yang dipindahkan tetapi pada jumlah kawasan yang berkembang;

Page 34: Sejarah Transmigrasi

30 Sejarah Singkat Transmigrasi

• Terbukanya kesempatan dan peran serta masyarakat dalam seluruh tahap penyelenggaraan transmigrasi;

• Penyelenggaraan transmigrasi dilaksanakan melalui mekanisme kerjasama antar daerah yang saling menguntungkan, yang difasilitasi pemerintah pusat.

Penutup

Setelah membaca secara jernih tulisan di atas, tampak jelas dalam transmigrasi terkandung niat mulia para Pendiri Bangsa ini dalam rangka mempertahankan eksistensi dankehormatan negaranya. Transmigrasi bukan sekedar pemindahan penduduk, pemerataan kesejahteraan masyarakat sekitarnya, pembangunan wilayah, atau percepatan pembangunan daerah belaka. Karena itu, mereka yang didalam jiwanya masih tertanam benih rasa cinta tanah air, akan bertekad dengan satu kata: TransmigrasiHarusAda.Dan,dalamuraiansingkatpadatulisanini, ternyata fakta sejarah telah membuktikannya.

Demikianlah tulisan singkat ini disusun, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Page 35: Sejarah Transmigrasi

Sejarah Singkat Transmigrasi 31

TransmigranmemanensisaldiKab.SumbawaBarat,NTB

Transmigran sukses Kab. Tana Tidung, Kalimantan Utara

LokasipermukimantransmigrasiMahalonaSP.4,Kab.LuwuTimur,Prov.SulawesiSelatan

Page 36: Sejarah Transmigrasi

32 Sejarah Singkat Transmigrasi

Page 37: Sejarah Transmigrasi

33Sejarah Singkat Transmigrasi

Daftar Pustaka

AmralSjamsu(1960).DariKolonisasikeTransmigrasi. Djakarta: Djambatan,1960).

Hasprabu (2007). Jejak Langkah Membangun Oganisasi AnakKeturunan Transmigran – PATRI. Jakarta: Jurnal Dinamika Masyarakat, Kantor Menristek Vol 7. Jakarta, 2007.

Hasprabu (2011). Transmigrasi, Mati-Hidup Bangsa Indonesia.Jakarta: Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Ditjen P2K Transmigrasi.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2012). Transmigrasi Membangun Beranda Depan Indonesia di BumiKhatulistiwa. Direktorat Partisipasi Masyarakat, Ditjen P2K Transmigrasi.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2013). Sejarah Makam Pioner Sukra. Dit Parmas Ditjen P2K Trans. Jakarta.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2013). Arah Pembangunan Transmigrasi Tahun 2015-2019. Paparan Dirjen P2K Transmigrasi di Semarang (9 Desember 2013).

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2013). Transmigrasi Embrio Kalimantan Utara. Direktorat Partisipasi Masyarakat, Ditjen P2K Transmigrasi, Jakarta.

Nugraha Setiawan (2005). Satu Abad Transmigrasi Di Indonesia: Perjalanan Sejarah Pelaksanaan, 1905-2005. Bandung,Paper Pusat Penelitian Kependudukan FakultasPeternakanUnpad.Bandung.

Siswono YudoHusodo (2003). Transmigrasi KebutuhanNegaraKepulauanBerpendudukHeterogenDenganPersebaranYangTimpang.PenerbitHMPTI.Jakarta.EdisiHBTke53Tahun 2003.

Page 38: Sejarah Transmigrasi

34 Sejarah Singkat Transmigrasi

Page 39: Sejarah Transmigrasi

35Sejarah Singkat Transmigrasi

Page 40: Sejarah Transmigrasi

36 Sejarah Singkat Transmigrasi

“Soal transmigrasi adalah soal mati-hidup bangsa Indonesia”

Soekarno,Jakarta28Desember1964. pada Rapat Umum Musyawarah Gerakan Nasional Transmigrasi,

IstanaOlahragaGeloraBungKarno,Senayan.