sejarah statistika

6
Nama : 1) Megy Prasetyo (10006258) 2) Ari Budiman (10006261) Kelas : E SEJARAH STATISTIKA Statistika di awali ditemukan oleh pengumpulan data, Menurut Murray R. Spiegel, PhD. (1961) statistika berasal dari kata “status” yang berarti negara. Sehingga pada awalnya statistika berkaitan dengan ilmu untuk angka-angka (keterangan) atas perintah raja suatu negara, yang ingin mengetahui kekayaan negaranya seperti jumlah penduduk, mulai abad 17 ilmu statistika deskriptif mulai berkembang dan pada saat itu peluang baru saja ditemukan. Statistika induktif berkembang pesat setelah R. A fasher memprkenalkan metode Maximum Likelihood pada tahun 1922. Seiring dengan perkembangan statistika induktif, statistika mulai diterapkan pada berbagai bidang seperti ekonomi, industri, pertanian, sosiologi, psikologi, dan lain-lain.di Indonesia statistika di kenal karena ada naungan dari jurusan statistika s1 pada tahun 1969 dan s2 di IPB pada tahun 1975. Pada saat itu mulai perkembangan statistika induktif terjadi pada peralihan abad ke 19 ke abad 20 dengan Karl Pearson (1857-1936) sebagai pelopornya. Masa ini merupakan titik awal perkembangan statistika modern. Pada abad 19 Karl Pearson menerapkan statistika pada biologi untuk masalah hereditas dan proses evolusi biologi yang diterbitkan dalam jurnal Biometrika. Pada era Fisher, seorang pemikir Rusia Jerzy Neyman (1894- 1981) juga dipandang sebagai penemu besar dari statistika modern karena kontribusinya dalam mengembangkan teori peluang, uji hipotesis, selang kepercayaan, dan matematika statistik. Neyman bekerjasama dengan Egon Pearson (anak Karl Pearson) mengembangkan teori-teori untuk pengujian hipotesis, salah

Upload: egidius-putrando

Post on 20-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEJARAH STATISTIKA

Nama : 1) Megy Prasetyo (10006258)

2) Ari Budiman (10006261)

Kelas : E

SEJARAH STATISTIKA

Statistika di awali ditemukan oleh pengumpulan data, Menurut Murray R. Spiegel, PhD. (1961) statistika berasal dari kata “status” yang berarti negara. Sehingga pada awalnya statistika berkaitan dengan ilmu untuk angka-angka (keterangan) atas perintah raja suatu negara, yang ingin mengetahui kekayaan negaranya seperti jumlah penduduk, mulai abad 17 ilmu statistika deskriptif mulai berkembang dan pada saat itu peluang baru saja ditemukan. Statistika induktif berkembang pesat setelah R. A fasher memprkenalkan metode Maximum Likelihood pada tahun 1922. Seiring dengan perkembangan statistika induktif, statistika mulai diterapkan pada berbagai bidang seperti ekonomi, industri, pertanian, sosiologi, psikologi, dan lain-lain.di Indonesia statistika di kenal karena ada naungan dari jurusan statistika s1 pada tahun 1969 dan s2 di IPB pada tahun 1975.

Pada saat itu mulai perkembangan statistika induktif terjadi pada peralihan abad ke 19 ke abad 20 dengan Karl Pearson (1857-1936) sebagai pelopornya. Masa ini merupakan titik awal perkembangan statistika modern. Pada abad 19 Karl Pearson menerapkan statistika pada biologi untuk masalah hereditas dan proses evolusi biologi yang diterbitkan dalam jurnal Biometrika.

Pada era Fisher, seorang pemikir Rusia Jerzy Neyman (1894-1981) juga dipandang sebagai penemu besar dari statistika modern karena kontribusinya dalam mengembangkan teori peluang, uji hipotesis, selang kepercayaan, dan matematika statistik. Neyman bekerjasama dengan Egon Pearson (anak Karl Pearson) mengembangkan teori-teori untuk pengujian hipotesis, salah satu teorinya yang terkenal adalah Teorema Neymann-Pearson (1936). Selain itu Neyman juga mengembangkan teori sampling survey pada tahun 1934.

Pada tulisan Fisher (1915) mengemukakan representasi geometrik data peubah-ganda dua (bivariate) untuk menurunkan distribusi sampling bersama dari penduga matriks varian-kovarians. Pada tahun 1928 Wishart menggunakan metode yang sama untuk menurunkan distribusi bersama dari penduga matriks varians-kovarians untuk sebaran Normal ganda (Multivariate Normal) yang akhirnya populer dengan distribusi Wishart.

Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin modern statisticum collegium ("dewan negara") dan bahasa Italia statista ("negarawan" atau "politikus"). Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel

Page 2: SEJARAH STATISTIKA

berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.

PENGERTIAN STATISTIK

Secara etimologis kata "statistik" berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris) atau kata staat (bahasa Belanda), dan yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi negara. Pada mulanya, kata "statistik" diartikan sebagai "kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara. Namun, pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi pada "kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif)" saja; bahan keterangan yang tidak berwujud angka (data kualitatif) tidak lagi disebut statistik.

Statistik merupakan kumpulan data baik berupa bilangan maupun bukan bilangan yang disusun dalam table ataupun diagram yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalaaan.

Kata statistik bisa juga digunakan untuk menyatakan ukuran sebagai wakil dari kumpulan data mengenai sesuatu hal. Ukuran ini didapat berdasarkan perhitungan menggunakan kumpulan sebagian data yang diambil dari keseluruhan tentang persoalan tersebut (misal : persen dan rata-rata).

Pengertian statistika

Dari data hasil penelitian sering kali diminta suatu uraian, penjelasan atau kesimpulan tentang persoaalan yang ditelit. Sebelum kesimpulan dibuat, keterangan data yang yang telah terkumpul itu terlebih dahulu dipelajari, dianalisis atau diolahdan berdasarkan pengolahan ini baru dibuat kesimpulan. Dari pernyataan diatas tersirat bahwa statistika merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisiannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisian yang dilakukan.

Maka dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa ruang lingkup stistika lebih luas daripada statistik serta statistika mencangkup statistik, atau dapat kita analogikan ibarat computer, suatu keutuhan computer merupakan statistika sedangkan alat-alat penyusun dari computer ( LCD, mouse, CPU, keyboard, dll) merupakan statistika.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa statistika adalah suatu cabang matematika khusus mempelajari tentang cara pengumpulan sampel (Pengumpulan Data), pengolahan sampel, penggambaran sampel, dan penarikan kesimpulan dari sampel

Page 3: SEJARAH STATISTIKA

PERBEDAAN STATISTIK DAN STATISTKA

Statistika adalah metode ilmiah yang mempelajari cara mengumpulkan, mengelola, menghitung, menganalisa, dan juga menarik kesimpulan tentang data. Statistika menurut fungsinya di bagi menjadi dua yaitu statistika deskriptif dan juga statistika inferensia.

Sehingga dapat diberdakan Statistika adalah ilmunya sedangkan statistik adalah ukurannya

Statistika merupakan metode ilmiah yang berkaitan dengan data, sedangkan statistik adalah kumpulan angka-angka mengenai suatu masalah, dan dapat memberikan gambaran mengenai masalah tersebut.

NOTASI SIGMA DAN PENGGUNAANYA

Notasi sigma yaitu suatu cara untuk menyatakan bentuk penjumlahan yang singkat. Notasi sigma juga bisa diartikan sebagai suatu cara untuk menuliskan penjumlahan beruntun secara singkat dengan menggunakan tanda (notasi) “∑” (dibaca sigma) dan dinamakan perkataan “sum” yang berarti jumlah. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, notasi sigma dilambangkan

dengan lambang seperti berikut U1 + U2 + U3 + ……….+ Ub = ∑b=i

a

Ui . Dimana i sebagai

indeks pejumlahan dengan batas bawah a dan batas atas b sedangkan Ui adalah rumus sigma sesuai dengan indeks yang digunakan. Indeks menggunakan huruf kecil.

Contoh: Notasi sigma biasanya digunakan pada materi deret Aritmatika dan deret Geometri.

Contohnya pada penjumlahan beruntun sepuluh bilangan asli yang pertama. Perhatikan berikut ini :

1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10Penjumlahan tersebut di mulai dari angka satu sampai dengan angka sepuluh, dan

kemungkinan itu masih bisa kita tulis dari satu tambah dua tambah tiga dan seterusnya hingga tambah sepulu. Tetapi, bagaimana jika yang akan kita jumlah itu seratus bulangan asli yang pertama ? apakah kita akan menulis satu per satu ? saya rasa itu akan merepotkan kita karena itu sangat tidak efektif dan akan membutuhkan waktu yang lama untuk menulisnya. Padahal dalam Matematika sering menggunakan lambang yang singkat, yang mana dimaksudkan untuk menampilkan ungkapan yang panjang.

Misalnya jumlah seratus bilangan asli pertama kalau ditulis lengkap akan sangat panjang maka cukup disingkat dengan menyisipkan tanda “…” seperti berikut:

1 + 2 + 3 + …+ 99 + 100Dengan menggunakan tanda sigma, maka penjumlahan beruntun sepuluh bilagan asli

pertama dapat disingkat sebagai berikut :

1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10 = ∑b=1

10

U

Bilangan 1 disebut batas bawah dan bilangan sepuluh disebut batas atas.Contoh lain 1 + 3 + 5 + 7 + 11 + 13. Penjumlahan tersebut ditulis sebagai (2(1)-1) +

(2(2)-1) + (2(3)-1) + (2(4)-1) + (2(5)-1) + (2(6)-1) + (2(7)-1).

Page 4: SEJARAH STATISTIKA

Tiap suku dalam penjumlahan berurutan itu dapat ditulis sebagai (2(k)-1) untuk k berturut-turut disubtitusikan dari 1 sampai dengan 7. Dalam notasi sigma dapat disingkat sebagai berikut :

1 + 3 + 5 + 7 + 11 + 13 = ∑b=1

6

2b−1

STATISTIKA DESKRIPTIF DAN STATISTIKA INFERENSI

Statistika deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data dengan tujuan agar data yang disajikan lebih mudah dipahami

Contoh : diagram balok pada gambar 1 menunjukkan prosentasi gaji pada tahun 2011 yang ditawarkan pada para sarjana yang baru lulus sesuai bidang keahliannya. Dari diagram tersebut jelas bahwa kaum wanita memulai pekerjaan dengan prosentasi gaji lebih rendah dibanding dengan kaum pria di semua bidang keahlian.

statistika inferensi berkaitan dengan analisis sebagian data hingga pengambilan kesimpulan mengenai keseluruhan data induknya.

Contoh : catatan kelulusan selama 5 tahun terakhir di suatu perguruan tinggi menunjukkan bahwa 72% di antara mahasiswa baru yang masuk ke perguruan tinggi tersebut berhasil menyelesaikan studinya. Nilai numerik 72 tersebut termasuk statistika deskriptif. Jika berdasarkan hal ini kemudian anda menyimpulkan bahwa peluang anda lulus sarjana adalah 80%, berarti anda melakukan inferensi statistika yang tentu saja mempunyai sifat tidak pasti.

Generalisasi yang berhubungan dengan inferensi statistika selalu mempunyai sifat tidak pasti, tergantung dengan informasi parsial yang diperoleh dari data sebelumnya. Untuk memperhitungkan ketidakpastian ini, pengetahuan mengenai teori peluang mutlak diperlukan.