sejarah pt. kai

37
Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) [1] Sejarah kereta api (KA) di Indonesia diawali dengan pembangunan pertama jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan dipelopori oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij ” (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P De Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. NV. NISM juga membangun jalan KA antara Samarang- Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang – Surakarta (110 km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Panjang jalan rel antara tahun 1864 –1900 tumbuh dengan pesat, tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km. [1] https://www.kereta-api.co.id/ (diakses 10 Agustus 2015 Pk.13.00) 4

Upload: irene-taradias

Post on 28-Jan-2016

95 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tinjauan umum perusahaan

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah PT. KAI

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) [1]

Sejarah kereta api (KA) di Indonesia diawali dengan pembangunan pertama

jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur

Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan

dipelopori oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg

Maatschappij” (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P De Bordes dari Kemijen

menuju desa Tanggung (26 km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini

dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

NV. NISM juga membangun jalan KA antara Samarang-Tanggung, yang

kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota

Semarang – Surakarta (110 km), akhirnya mendorong minat investor untuk

membangun jalan KA di daerah lainnya. Panjang jalan rel antara tahun 1864 –

1900 tumbuh dengan pesat, tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km,

tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun

1900 menjadi 3.338 km.

Gambar 2.1 Pembangunan jembatan rel di wilayah Banyuwangi

(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_perkeretaapian_di_Indonesia)

[1] https://www.kereta-api.co.id/ (diakses 10 Agustus 2015 Pk.13.00)

4

Page 2: Sejarah PT. KAI

5

Politeknik Negeri Sriwijaya

Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874),

Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan

tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara

Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya

Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan,

meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km)

sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan

studi pembangunan jalan KA. Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di

Indonesia mencapai 6.811 Km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang

menjadi 5.910 km, kurang Iebih 901 km hilang karena dibongkar semasa

pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di

sana.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus

1945, karyawan KA yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api

(AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa

bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan

pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya,

menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian

berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur

tangan lagi urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi

ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta

dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).

Mengenai perkembangan bentuk usaha perkeretaapian di Indonesia dapat

dilihat pada Tabel 2.1

Page 3: Sejarah PT. KAI

6

Politeknik Negeri Sriwijaya

Tabel 2.1 Perkembangan Bentuk Usaha Perkeretaapian Indonesia

Periode Status Dasar Hukum

Th. 1864 Pertama kali dibangun Jalan Rel

sepanjang 26 km antara Kemijen

Tanggung oleh Pemerintah Hindia

Belanda

1864 s.d

1945

Staat Spoorwegen (SS) Verenigde

Spoorwegenbedrifj (VS) Deli

Spoorwegen Maatschappij (DSM)

IBW

1945 s.d

1950

DKA IBW

1950 s.d

1963

DKA - RI IBW

1963 s.d

1971

PNKA PP. No. 22 Th. 1963

1971

s.d.1991

PJKA PP. No. 61 Th. 1971

1991 s.d

1998

PERUMKA PP. No. 57 Th. 1990

1998 s.d.

2010

PT. KERETA API (Persero) PP. No. 19 Th. 1998

Keppres No. 39 Th.

1999

Akte Notaris Imas

Fatimah

Mei 2010 s.d

sekarang

PT. KERETA API INDONESIA

(PERSERO)

Instruksi Direksi No.

16/OT.203/KA 2010

(Sumber : PT. Kereta Api Indonesia (Persero), 2012)

Page 4: Sejarah PT. KAI

7

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.2 Sejarah Singkat Sub Divisi Regional III.1 Kertapati[2]

Sekitar tahun 1911, transmigran pulau Jawa yang didatangkan Hindia

Belanda ke Lampung pada 1905 berhasil membangun perkebunan kaitsyuk,

tembakau, kopi, karet, kelapa dalam, dan kelapa sawit.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia lalu menganggap sarana

angkutan hasil-hasil bumi dari Sumatera Selatan ke pulau Jawa jika terlalu

mengandalkan pelayaran laut terlalu banyak memakan biaya dan waktu serta

sulit memasuki pelabuhan di Palembang, Krui, dan Menggala. Maka diputuskan

reduksi biaya transportasi dan waktu pengiriman hasil bumi dengan membangun

rel kereta api dari Palembang ke Tanjungkarang

Adapun rel KA pertama di Pulau Sumatera dibangun di Aceh (1874),

Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), kemudian Sumatera Selatan

(1911). Tahun 1911, pembangunan rel KA dimulai oleh pemerintah Hindia

Belanda dengan mengerahkan ribuan orang di Palembang dan di Tanjungkarang.

Rel KA antara Tanjungkarang dan Palembang banyak melintasi hutan,

perkebunan karet, perkebunan sawit, dan rawa-rawa. Jalur KA ini berbeda

dengan yang ada di Pulau Jawa, di mana rel KA dibangun melintasi

perkampungan-perkampungan. Penyebabnya, rel KA di Pulau Jawa disiapkan

untuk angkutan manusia, sedangkan rel KA di Pulau Sumatera

disiapkan Belanda untuk mengangkut hasil bumi, hasil hutan, dan perkebunan

dari negeri jajahan di Sumatera. Lintasan kereta di Sumatera Selatan pertama kali

dibangun sepanjang 12 kilometer dari Panjang menuju Tanjungkarang,

Lampung. Jalur rel ini mulai dilalui kereta pada tanggal 3 Agustus 1914. Pada

waktu bersamaan dilaksanakan juga pemasangan dan pembangunan lintasan rel

dari Kertapati menuju Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.

[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Divisi_Regional_III_Sumatera_Selatan_dan_Lampung (diakses

10 Agustus 2015 Pk.13.00)

Page 5: Sejarah PT. KAI

8

Politeknik Negeri Sriwijaya

Perlahan, jalur rel kemudian dikembangkan untuk pengangkutan batu

bara dari tempat penambangannya di Tanjung Enim. Kemudian dikembangkan

juga jalur ke Lahat. Di Lahat ada sebuah bengkel besar kereta (sekarang

dinamakan Balai Yasa Lahat) yang berfungsi untuk perbaikan dan perawatan

kereta api.

Akhirnya pemerintah Hindia Belanda melalui  Zuid Soematera

Spoorwegen (ZSS) tuntas membangun rel kereta api di Lampung dan Sumatera

Selatan hingga 529 km. Seluruhnya merupakan rel selebar 1.067 mm.

Karena wilayah kerja Divre III ini cakupannya cukup luas dibandingkan

kedua divre lain di Sumatera dan meliputi dua provinsi yaitu Sumatera

Selatan dan Lampung, maka dibagilah dua wilayah (subdivre) dengan fungsi

operasional yang serupa dengan Daop KAI di pulau Jawa, namun dengan

tingkatan administratif dalam lingkup KAI yang lebih rendah

daripada Divre maupun Daop. Divre III memiliki dua subdivre sebagai berikut:

- Sub Divre III.1 Kertapati (KPT)

- Sub Divre III.2 Tanjungkarang (TNK)

2.3 Visi, Misi dan Tujuan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)[3]

Visi

Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan

pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

Misi

Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya,

melalui praktek bisnis dan model organisasi yang baik untuk memberikan nilai-

[3] www.kereta-api.co.id/media/document/annual_report_2014.pdf (diakses 10 Agustus 2015

Pk.13.00)

Page 6: Sejarah PT. KAI

9

Politeknik Negeri Sriwijaya

tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4

pilar utama: keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.

Tujuan

Melaksanakan dan mendukung kebijaksanaan dan program Pemerintah

dibidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya dibidang transportasi,

dengan menyediakan barang-jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat

untuk dapat melakukan ekspansi baik di pasar domestik maupun internasional

dibidang perkeretaapian, yang meliputi usaha pengangkutan orang dan barang

dengan KA, kegiatan perawatan dan pengusahaan prasarana perkeretaapian,

pengusahaan bisnis properti secara profesional, serta pengusahaan bisnis

penunjang prasarana dan sarana KA secara efektif untuk kemanfaatan umum.

2.4 Struktur Organisasi PT. Kereta Api (Persero)

Struktur organisasi perusahaan memiliki peran yang penting dalam

memberikan penjelasan mengenai wewenang, fungsi, tugas, dan tanggung jawab

anggota perusahaan untuk mencapai mekanisme yang efektif dan efisien. Adapun

struktur organisasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) secara umum berdasarkan

tingkatannya dapat dilihat sebagai berikut:

1. Kereta Api Pusat di Bandung

2. Divisi Sarana Bandung

3. Divisi Usaha Pendukung di Bandung

4. Divisi Pelatihan di Bandung

5. Divisi Angkutan Perkotaan di Bandung

6. Divisi Regional I Sumatera Utara di Medan

7. Divisi Regional II di Padang

8. Divisi Regional III Sumatera Selatan di Palembang

Page 7: Sejarah PT. KAI

10

Politeknik Negeri Sriwijaya

Daerah Operasional

a. Daerah Operasi 1 di Jakarta

b. Daerah Operasi 2 di Bandung

c. Daerah Operasi 3 di Cirebon

d. Daerah Operasi 4 di Semarang

e. Daerah Operasi 5 di Purwokerto

f. Daerah Operasi 6 di Yogyakarta

g. Daerah Operasi 7 di Madiun

h. Daerah Operasi 8 di Surabaya

i. Daerah Operasi 9 di Jember

Sedangkan Struktur organisasi perusahaan di PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) dalam menjalankan operasionalnya secara umum di bagi menjadi 7

seksi, yang masing-masing seksi di kepalai oleh Kepala Seksi. Seksi seksi di PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai berikut:

1. Seksi Sumber Daya Manusia dan Umum.

2. Seksi Keuangan.

3. Pemeriksaan Kas Daerah.

4. Hubungan Masyarakat Daerah (HUMASDA).

5. Seksi Jalan Rel dan Jembatan.

6. Seksi Operasi dan Pemasaran.

7. Seksi Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik.

Page 8: Sejarah PT. KAI

11

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 2.2 Struktur Organisasi SINTELIS Subdivre III.1 Kertapati

(Sumber: PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.1 Kertapati)

MANAGER SINTELIS SUBDIVRE III.1 KPT

DEVI CAHYANA

NIPP. 40984

VICE PRESIDENT SUBDIVRE III.1 KPT

SUJATMIKO

NIPP. 40911

JUNIOR MANAGER INSPECTOR SINTELIS SUBDIVRE III.1.A KPT

DARLAN SIMANJUNTAK

NIPP. 39711

ASSISTANT MANAGER INFORMASI DAN EVALUASI

HADI SURYONO

NIPP. 41117

ASSISTANT MANAGER PERENCANAAN TEKNIK

ABDUL NASHIR

NIPP. 39654

ASSISTANT MANAGER KEGIATAN DAN PEMBIAYAAN

AGENG MULYA

NIPP. 50612

ASSISTANT MANAGER UPT. WORKSHOP SINTELIS III.1 KPT

PROJO SETIANTO

NIPP. 39227

KAUR PERBAIKAN WORKSHOP SINTELIS III.1

KPT

R.A SYAFARDI

NIPP. 38078

PERSONIL

ISMANTO NIPP. 48689

KAUR REKAYASA WORKSHOP SINTELIS III.1 KPT

VONI KATRINA

NIPP. 61685

PERSONIL

ERWAN VINDO NIPP. 57414

TEDI NIPP. 57632

ASSISTANT MANAGER UPT. RESORT SINTELIS III.1 KPT

JANA DJIWAJANA

NIPP. 40687

KAUR PERAWATAN PREFENTIF SINTELIS III.1 KPT

MUHAMMAD MUSLIM ANSYORI

NIPP. 37850

PERSONIL

ACMAD CIKO NIPP. 57322

DEDE KURNIA NIPP. 57377

GIMIN SUTADI NIPP. 52466

WIGUNA WW NIPP. 57551

AKMAL NIPP. 48048

KAUR PERAWATAN PERBAIKAN SINTELIS III.1 KPT

SUJARWO

NIPP. 40738

PERSONIL

DELMIR NIPP. 60156

ARI SATRIO ARDI NIPP. 61548

Page 9: Sejarah PT. KAI

12

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.5 Tugas dan Wewenang Bagian SINTELIS Subdivre III.1 Kertapati

2.5.1 Tugas dan tanggung jawab Senior Manager (SM)/Manager (M)

Tugas Pokok

Merumuskan, menyusun program dan mengevaluasi pelaksanaan

program perawatan Sintelis.

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab

Pelaksanaan tugas SM/Manager, secara umum setidak-tidaknya terdiri

dari kegiatan sbb:

1. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan berkaitan dengan tugas

dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di wilayah

Daop/Divre/Subdivre;

2. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas secara berkelanjutan,

mengelola resiko dan terjaminnya safety di bagiannya;

3. Melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan

mutu pekerjaan teknis perawatan Sintelis di wilayahnya;

4. Menyusun program kerja dan anggaran kegiatan perawatan peralatan

Sintelis setiap tahun yang dirumuskan dalam Rencana Kerja dan

Anggaran Daerah (RKAD), mengelola pelaksanaan RKAD sesuai

sasaran dan tepat waktu;

5. Memastikan kegiatan administrasi tata usaha, kepegawaian, keuangan,

serta pengendalian terhadap pengadaan barang/jasa dan suku cadang

dan alat kerja perawatan Sintelis dilaksanakan mengikuti aturan yang

berlaku;

6. Memastikan pelaksanaan program kerja perawatan rutin, perbaikan

peralatan serta dokumentasi teknis peralatan Sintelis dikelola dengan

baik;

7. Memastikan pengelolaan data dan informasi Sintelis terdokumentasikan

dengan baik;

Page 10: Sejarah PT. KAI

13

Politeknik Negeri Sriwijaya

8. Memantau pelaksanaan kegiatan perawatan dan perbaikan peralatan

Sintelis serta menjamin ketersediaan dan kelaikan peralatan Sintelis;

9. Memantau pelaksanaan perbaikan dan rekayasa peralatan untuk

mendukung perawatan Sintelis;

10. Memastikan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran tepat sasaran,

efektif, dan efisien sesuai target kinerja yang telah ditetapkan;

11. Melakukan evaluasi pelaksanaan RKAD secara periodik dan

memastikan pencapaian kinerja Sintelis tercapai;

12. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit Pelaksana Teknis (UPT)

yang berada di bawah bagian Sintelis;

13. Melakukan koordinasi, konsolidasi, integrasi, sinkronisasi dan

komunikasi antar bagian di lingkungan Daop/Divre/Subdivre dan

dengan satuan organisasi lain di dalam dan luar PT. KERETA API

INDONESIA (Persero);

14. Memimpin, mengarahkan, mengawasi secara melekat (WASKAT),

memberi keteladanan, bimbingan dan pengarahan untuk kelancaran

tugas terhadap bawahan masing-masing;

15. Bertanggung jawab terhadap segala tindakan yang dilaksanakan atas

kepemimpinannya;

16. Berkewajiban untuk selalu mengikuti dan mentaati petunjuk

pelaksanaan teknis, prosedur kerja, regulasi (peraturan dinas)/peraturan

umum yang berlaku, dan selalu menyampaikan laporan kepada atasan

langsung (KADAOP/KADIVRE/KASUBDIVRE) maupun tidak

langsung kepada VP Sintelis secara berkala dan tepat waktu;

17. Berkewajiban menganalisa dan mengolah setiap laporan yang

disampaikan oleh bawahannya. Laporan tersebut digunakan sebagai

bahan untuk memperlancar pelaksanaan tugas, penanganan

Page 11: Sejarah PT. KAI

14

Politeknik Negeri Sriwijaya

permasalahan, pemberian pengarahan atau petunjuk lebih lanjut,

bimbingan kepada bawahan, serta menyusun laporan kepada atasan.

2.5.2 Tugas dan Tanggung Jawab Junior Manager Inspector Sintelis (JMI)

berlaku untuk keseluruhan area Resor/UPT Workshop

Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan teknis dan administratif berkaitan dengan

pemeriksaan, pengawasan, pemantauan pelaksanaan, peningkatan mutu

perawatan dan keselamatan, serta tugas koordinasi lainnya.

Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab

JMI Sintelis diwajibkan untuk merencanakan, merealisasikan program

kerja mingguan; serta melaporkan THP pada hari Senin setiap minggunya

kepada Senior Manager/Manager Sintelis (SM/M). Data THP mingguan

tersebut harus tersimpan secara baik (dokumen asli di Kantor SM/M dan

Rekaman Dokumen pada JMI); serta wajib dibicarakan pada Rapat

Koordinasi Bulanan SINTELIS guna ditindaklanjuti, bersama-sama

laporan Resor, dan laporan Kepala UPT Workshop. Hasil rapat koordinasi

bulanan beserta tindak lanjut akan menjadi masukan untuk laporan SM/M

ke Kantor Pusat.

Pelaksanaan tugas pengawasan dan pemeriksaan terbagi atas:

1. Pemeriksaan/pengawasan berkala/terjadwal;

2. Pemeriksaan/pengawasan insidentil;

3. Pengamanan dan investigasi pada saat terjadi PLH.

2.5.3 Tugas dan tanggung jawab Junior Manager/Assistant Manager

Perencanaan Teknis Berlaku di Lingkungan SINTELIS

Tugas Pokok

Melaksanakan penyusunan program kerja perawatan rutin,

perencanaan teknis dan jadwal kegiatan perawatan rutin, melaksanakan

Page 12: Sejarah PT. KAI

15

Politeknik Negeri Sriwijaya

pengelolaan perbaikan peralatan serta dokumentasi teknis peralatan, serta

gambar instalasi peralatan Sintelis.

Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab

1. Membuat program kegiatan perawatan berkala, rekondisi peralatan dan

perbaikan gangguan peralatan;

2. Menginventarisir kesesuaian Reglemen Pengamanan Setempat

(RPS)/Peraturan Dinas Pengamanan Setempat (PDPS) dengan kondisi

lapangan, serta menyusun Perubahan dan Tambahan (P&T) apabila

ditemukan perubahan;

3. Memeriksa kemampuan lintas mengenai peningkatan (optimalisasi)

sumber daya/peralatan/alat kerja yang dimiliki;

4. Memberi pengarahan/petunjuk teknis kepada Kepala Resor mengenai

penggunaan peralatan baru;

5. Membuat dan memperbarui lembar pemeriksaan perawatan perangkat

Sintelis;

6. Membuat standar teknis untuk desain peralatan Sintelis;

7. Memverifikasi usulan resor (RPO) dalam hal spesifikasi, dan gambar

teknis perangkat pengadaan barang/jasa;

8. Menyusun syarat-syarat umum dan spesifikasi teknis dalam pengadaan

barang/jasa;

9. Membuat justifikasi Pengadaan Barang/Jasa;

10. Mengumpulkan dan memperbarui data mengenai kondisi fisik peralatan

Sintelis;

11. Memeriksa kesesuaian kualitas dan kuantitas barang/jasa yang diterima

dari pengadaan barang/jasa;

12. Membuat standar pelaksanaan kegiatan serta metoda perawatan yang

dilakukan oleh Resor;

Page 13: Sejarah PT. KAI

16

Politeknik Negeri Sriwijaya

13. Mengevaluasi secara terus menerus metode perawatan dan

memperbaruinya sesuai kebutuhan dan perkembangan teknologi;

14. Memeriksa waktu kerja dinasan personil dalam perawatan yang dibuat

oleh Resor;

15. Memeriksa program perawatan (TABLO Perawatan) yang dibuat oleh

Resor;

16. Memberi masukan kepada SM/M SINTELIS tentang permasalahan

yang berkaitan dengan tugasnya.

2.5.4 Tugas dan Tanggung Jawab Junior Manager/Assistant Manager

Kegiatan dan Pembiayaan Berlaku di Lingkungan SINTELIS

Tugas Pokok

Melaksanakan penyusunan program anggaran terhadap kegiatan

perawatan/intalasi/peralatan Sintelis, kepegawaian, keuangan, mengelola

dan melakukan pengendalian terhadap suku cadang peralatan, serta alat

kerja perawatan Sintelis.

Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab

Pelaksanaan tugas JM/AM Kegiatan dan Pembiayaan, secara umum

setidak-tidaknya terdiri dari kegiatan sbb:

1. Mengumpulkan data dan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran

(RKA) perawatan Sintelis;

2. Merencanakan pengadaan suku cadang, alat kerja, serta fasilitas/ sarana

pendukung pelaksanaan perawatan;

3. Memverifikasi biaya/RAB Resor serta memeriksa kesesuaian harga

dalam usulan perawatan oleh Resor;

4. Membuat rekapitulasi usulan RAB dan rencana NPD;

5. Mengelola proses Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa;

6. Membuat Jurnal/UMDS;

7. Memeriksa pertanggung jawaban Jurnal/UMDS tiap bulan;

Page 14: Sejarah PT. KAI

17

Politeknik Negeri Sriwijaya

8. Memeriksa berkas tagihan pembayaran;

9. Mendokumentasikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan

tatacara keuangan/pengadaan barang/jasa, tatacara pelelangan dan

kepegawaian;

10. Memberikan data-data pelaksanaan/realisasi anggaran secara berkala

kepada JM/AM Informasi dan Evaluasi;

11. Melakukan penjagaan proses pengadaan barang/jasa mulai pengajuan

NPD hingga kontrak pekerjaan ditandatangani oleh yang berwenang;

12. Mengelola kebutuhan sukucadang, alat kerja dan sarana pendukung

pelaksanaan perawatan;

13. Melaksanakan penjagaan dan pemeriksaan terhadap administrasi dan

transaksi Gudang Resor;

14. Mendokumentasi dengan baik berkas data kontrak/SPK;

15. Mengelola administrasi keuangan dan kepegawaian;

16. Membuat usulan mutasi pegawai pelaksana/staf s.d. KAT atas perintah

Senior Manager/Manager. Usulan tersebut diserahkan kepada

Kadaop/Kadivre/Kasubdivre melalui Manager SDM & Umum;

17. Mengelola administrasi pembuatan G.43, emolumen, cuti, lembur;

18. Mengelola administrasi permintaan SAD, SAP, KAD, KBD, O23;

19. Menjaga ketersediaan ATK (Alat Tulis Kantor) di kantor SM/M, UPT

Workshop dan Resor;

20. Mengevaluasi daftar hadir personil di kantor SM/M;

21. Membantu hal-hal yang berhubungan dengan akomodasi dan

administrasi umum;

22. Memberikan masukan kepada SM/M SINTELIS berkaitan mengenai

usulan pelatihan/kursus/workshop/seminar untuk pegawai melalui JMI;

23. Memberi masukan kepada Manager/Senior Manager tentang

permasalahan yang berkaitan dengan tugasnya.

Page 15: Sejarah PT. KAI

18

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.5.5 Tugas dan Tanggung Jawab Junior Manager/Assistant Manager

Informasi dan Evaluasi Berlaku di Lingkungan Sintelis

Tugas Pokok

Melaksanakan pengelolaan data aset peralatan Sintelis,

mendokumentasi dan mendistribusikan regulasi, peraturan dan pemberian

informasi, tertib administrasi tata usaha, serta melaksanakan evaluasi

program kerja perawatan rutin, realisasi anggaran perawatan dan kinerja

peralatan Sintelis.

Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab

Pelaksanaan tugas Junior Manager/Assistant Manager Informasi dan

Evaluasi

1. Mengumpulkan dan menyusun laporan gangguan peralatan Sintelis;

2. Membuat rekapitulasi gangguan beserta pareto sumber masalah

dominan;

3. Mengevaluasi dan menganalisis data gangguan peralatan;

4. Mengumpulkan data dan menyusun laporan realisasi kegiatan

perawatan dan anggaran Sintelis beserta penjagaannya;

5. Melakukan evaluasi pelaksanaan program perawatan;

6. Melakukan evaluasi pelaksanaan kontrak pengadaan barang/jasa secara

periodik;

7. Melakukan analisis pelaksanaan program perawatan, realisasi anggaran

dan kinerja peralatan Sintelis;

8. Membuat kesimpulan hasil perawatan dan saran untuk penyesuaian

program perawatan berikutnya;

9. Mempersiapkan data-data dan informasi tentang Sintelis untuk

keperluan audit internal maupun eksternal, pemeriksaan/pengujian, dan

verifikasi program/ realisasi perawatan Sintelis;

Page 16: Sejarah PT. KAI

19

Politeknik Negeri Sriwijaya

10. Memberi masukan kepada Senior Manager/Manager tentang

permasalahan yang berkaitan dengan tugasnya.

2.5.6 Tugas dan Tanggung Jawab Assitant Manager UPT Workshop

Berlaku di Lingkungan Sintelis

Tugas Pokok

Menyusun program kerja perbaikan dan rekayasa peralatan serta

kebutuhan komponen dan alat kerja, melakukan analisis gangguan

peralatan Sintelis, melakukan perbaikan terhadap komponen yang

mengalami kerusakan, mengelola dan mendata suku cadang yang rusak,

melakukan rekayasa teknik terhadap komponen-komponen peralatan serta

mengelola dan mendistribusikan hasil rekayasa.

Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab

Pelaksanaan tugas Assistant Manager UPT Workshop terbagi atas:

1. Menginventarisir kerusakan modul/komponen yang rusak;

2. Membuat program/rencana kegiatan perbaikan dan rekayasa teknis

peralatan;

3. Mengelola pelaksanaan perbaikan modul/komponen peralatan yang

mengalami kerusakan dan pendistribusian ke Resor terkait;

4. Membuat penjagaan terhadap pekerjaan perbaikan dan rekayasa

perawatan;

5. Menyusun kebutuhan komponen perbaikan dan alat kerja perbaikan;

6. Berkoordinasi dengan JM/AM KP untuk usulan kebutuhan biaya

perbaikan/ pembelian komponen perbaikan;

7. Memeriksa desain dan spesifikasi teknis peralatan rekayasa;

8. Memeriksa hasil rekayasa teknis peralatan;

9. Memastikan hasil rekayasa sesuai desain dan spesifikasi serta bisa

diaplikasikan di lapangan;

Page 17: Sejarah PT. KAI

20

Politeknik Negeri Sriwijaya

10. Mengusulkan kepada SM/Manager Sintelis untuk melakukan ujicoba

hasil rekayasa teknis peralatan di wilayah Resor;

11. Memeriksa hasil laporan perbaikan dan rekayasa perawatan;

12. Menyimpan hasil rekayasa teknis di gudang Workshop.

13. Apabila dibutuhkan mengalihkan hasil rekayasa gudang Resor melalui

koordinasi dengan JM/AM KP;

14. Membantu Kares dalam menangani permasalahan/gangguan peralatan

Sintelis.

2.5.7 Tugas dan Tanggung Jawab KAUR PERBAIKAN pada UPT

Workshop Berlaku di Lingkungan Sintelis SubDivre

Tugas Pokok

Melaksanakan perbaikan modul dan peralatan Sintelis serta membuat

laporan hasil perbaikan.

Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab

Pelaksanaan tugas KAUR PERBAIKAN pada UPT Workshop terbagi

atas:

1. Menerima NPK (Nota Permintaan Kerja) dari KAT untuk diverifikasi

oleh Ka UPT Workshop;

2. Menerima fisik barang dan kelengkapan administrasinya dari KAT

untuk rencana perbaikan;

3. Melakukan kegiatan perbaikan modul/peralatan;

4. Membuat laporan hasil perbaikan modul/peralatan.

2.5.8 Tugas dan Tanggung Jawab KAUR REKAYASA PERAWATAN

pada UPT Worksop Berlaku di Lingkungan Sintelis SubDivre

Tugas Pokok

Melaksanakan analisis gangguan peralatan dan rekayasa peralatan

Sintelis untuk mendukung kebutuhan perawatan serta laporan analisis

gangguan dan hasil rekayasa peralatan.

Page 18: Sejarah PT. KAI

21

Politeknik Negeri Sriwijaya

Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab

Melaksanakan analisis gangguan peralatan dan rekayasa peralatan

SINTELIS untuk mendukung kebutuhan perawatan serta membuat laporan

analisis gangguan dan hasil rekayasa perawatan. Pelaksanaan tugas KAUR

REKAYASA PERAWATAN pada UPT Workshop terbagi atas:

1. Melakukan analisis gangguan peralatan;

2. Membuat desain dan spesifikasi teknis dalam rekayasa peralatan

Sintelis untuk mendukung kebutuhan perawatan;

3. Melaksanakan kegiatan rekayasa peralatan Sintelis untuk mendukung

perawatan;

4. Membuat laporan analisis gangguan dan hasil rekayasa peralatan.

2.5.9 Tugas dan Tanggung Jawab Resor Berlaku untuk Kepala Resor pada

Area yang Menjadi Tanggung Jawabnya

Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan teknis dan administratif meliputi kegiatan

perawatan guna menjamin kelaikan instalasi peralatan sinyal,

telekomunikasi atau Listrik Aliran Atas dalam wilayah kerjanya.

Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab

Sebagai kepala Unit Pelaksana Teknik maka kepala Resor wajib untuk

melakukan penjelasan/briefing dan pembinaan kepada pelaksana/staf

Resor. Briefing dilaksanakan setidak-tidaknya 1 (satu) kali setiap minggu

untuk membahas teknis pelaksanaan perawatan, item-item keamanan dan

kelancaran PERKA, dan masalah-masalah lainnya. Briefing harian tersebut

dicatat dan didokumentasikan dengan baik di kantor Resor. Pelaksanaan

perawatan diatur melalui pengaturan kerja tugas Dinasan (TABLO).

Pengaturan dinasan pagi, siang dan malam diatur merujuk pada waktu

operasi Kereta Api dengan alokasi waktu kerja 40 jam/orang/minggu.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya mengacu pada peraturan-

Page 19: Sejarah PT. KAI

22

Politeknik Negeri Sriwijaya

peraturan seperti reglemen, instruksi-instruksi penuntun-penuntun, serta

perintah khusus lainnya yaitu :

1. Mengusulkan pengadaaan barang/jasa (RAB) untuk mendukung

pelaksanaan perawatan kepada JM/AM Perencanaan Teknis;

2. Perencanaan pelaksanaan pemeriksaan berkala pelaksana Resor;

3. Memastikan tersedianya barang/bahan/SDM untuk keperluan

perawatan, perbaikan/penggantian peralatan Sintelis;

4. Memimpin dan mengawasi pekerjaan KAT dan pelaksana perawatan

berkala;

5. Merencanakan rekondisi peralatan Sintelis;

6. Memimpin dan mengawasi pelaksanaan pembangunan maupun

rekondisi peralatan Sintelis;

7. Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi peralatan Sintelis di area

tanggung jawabnya melalui pemeriksaan secara umum yang dilakukan

sewaktu-waktu (scanning);

8. Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi peralatan Sintelis di area

tanggung jawabnya, antara lain:

a. Pemeriksaan ulang hasil pengukuran/check list bila terdapat

ketidaksesuaian/abnormal.

b. Melengkapi plombir-plombir jika tidak lengkap;

c. Mencacat counter/indikator yang ada pada ruang peralatan/meja

pelayanan/Genset;

d. Mengecek Data logger dan Voice Recorder pada ruang peralatan;

e. Kondisi alat komunikasi: Radio lok, WS, dan Telpon T;

f. Memeriksa buku perawatan dan cek permasalahan yang ada

sebelumnya serta tindak lanjutnya;

g. Mengawasi Pelaksanaan pengukuran wesel 3 (tiga) bulanan;

h. Melakukan Negative Check khususnya pada persinyalan mekanik;

Page 20: Sejarah PT. KAI

23

Politeknik Negeri Sriwijaya

9. Memastikan pelaksanaan perawatan sesuai dengan prosedur dan

kualitas yang disyaratkan, melalui pemeriksaan hasil perawatan

tersebut langsung di lapangan;

10. Memeriksa hasil pelaksanaan pemeriksaan berkala;

11. Menerima laporan gangguan dari unit lain, dan menjadwalkan tindakan

penanganan gangguan;

12. Memastikan penanganan perbaikan peralatan Sintelis berdasarkan

kebutuhan tindak lanjut pemeriksaan berkala maupun laporan

permintaan perbaikan oleh unit/bagian lain serta memastikan hasil

penanganan gangguan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan;

13. Memastikan tersedianya barang/bahan untuk keperluan perawatan,

perbaikan/ penggantian peralatan Sintelis;

14. Mengawasi kualitas pelaksanaan pekerjaan oleh mitra

kerja/satker/pihak ke III lainnya;

15. Mengusulkan tindak lanjut perawatan, berupa perbaikan/penggantian

peralatan yang dipandang perlu untuk kelancaran operasi Kereta Api;

16. Mengajukan permintaan sukucadang/alat kerja yang diperlukan untuk

kebutuhan perawatan;

17. Mengadakan pembinaan teknis yang dibutuhkan oleh pegawai

bawahannya;

18. Membuat jadwal perawatan berkala (TABLO);

19. Perencanaan program kerja perawatan termasuk kebutuhan suku

cadang dan alat kerja;

20. Penjagaan keandalan dan ketersediaan peralatan Sintelis;

21. Melaksanakan lokrit setidak-tidaknya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.

2.5.10 Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Administrasi Teknik (KAT)

Berlaku untuk Lingkup Area Resor yang Menjadi Tanggung

Jawabnya

Page 21: Sejarah PT. KAI

24

Politeknik Negeri Sriwijaya

Tugas Pokok

Mengkoodinasikan pelaksanaan kegiatan penanganan gangguan

peralatan, mengelola data aset, dokumentasi teknis dan manual perawatan,

membuat laporan kondisi dan kinerja peralatan, sukucadang dan alat kerja

serta laporan SDM.

Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab

Dalam pelaksanaan administratif ada beberapa tugas yang perlu

dijalankan oleh KAT diantaranya:

1. Mengimplementasikan TABLO perawatan sesuai perencanaan yang

dibuat oleh Resor;

2. Mempersiapkan pelaksanaan perawatan berkala berdasarkan TABLO;

3. Menerima laporan gangguan dan mengkoordinasikan pelaksanaan

perbaikan gangguan;

4. Memeriksa laporan hasil pelaksanaan perawatan;

5. Memeriksa laporan pungutan wesel dan negative check persinyalan;

6. Memantau secara terus menerus NPK aktif dan “pending”, serta

memastikan NPK ‘pending’ dapat dilaksanakan dalam waktu yang

tidak terlalu lama;

7. Merencanakan pelaksanaan tindak lanjut apabila dibutuhkan;

8. Melakukan penjagaan terhadap sukucadang, alat-alat inventaris dan alat

kerja;

9. Melakukan administrasi permintaan sukucadang, alat kerja, komponen

pendukung pelaksanaan perawatan;

10. Memeriksa buku inventarisasi data aset peralatan Sintelis; dan

memperbarui data aset peralatan SINTELIS di wilayah kerjanya

11. Memeriksa buku dokumen peralatan Sintelis; dan memastikan

dokumen teknis dan manual seluruh peralatan SINTELIS berada di

kantor RESOR;

Page 22: Sejarah PT. KAI

25

Politeknik Negeri Sriwijaya

12. Melaksanakan koordinasi dengan workshop untuk perbaikan maupun

rekayasa komponen;

13. Memeriksa buku laporan gangguan peralatan Sintelis, dan membuat

grafik dan tabel gangguan dan parameter kinerja lainnya;

14. Mengawasi daftar hadir staf/pelaksana Resor dan memastikan staf

melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya;

15. Melaksanakan administrasi data kepegawaian Resor;

16. Evaluasi kehadiran pegawai;

17. Administrasi Surat masuk/keluar Resor;

18. Administrasi Bentuk SAP, Administrasi Surat cuti, Administrasi

Bentuk G.43, Administrasi Bentuk mutasi G.124, Administrasi barang

(I3C/SAB, A14/A14A dan A15/A15B), Administrasi Permintaan alat

tulis kantor dan Administrasi Permohonan restitusi (bentuk G.254);

19. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan perawatan secara harian kepada

KARES

20. Mempersiapkan data-data untuk pelaporan bulanan KARES kepada

Senior Manager/Manager SINTELIS;

21. Sewaktu-waktu melaksanakan pemeriksaan dan perawatan di lapangan.

2.6 Budaya PT. Kereta Api Indonesia (Persero)[4]

2.6.1 INTEGRITAS

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) bertindak konsisten sesuai dengan nilai-

nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman

dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut

dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.

[4] https://www.kereta-api.co.id/ (diakses 10 Agustus 2015 Pk.13.00)

2.6.2 PROFESIONAL

Page 23: Sejarah PT. KAI

26

Politeknik Negeri Sriwijaya

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki kemampuan dan penguasaan

dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai

untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan pengetahuan yang

terkai dengan pekerjaan kepada orang lain.

2.6.3 KESELAMATAN

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki sifat tanpa kompromi dan

konsisten dalam menjalankan atau menciptakan system atau proses kerja

yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadapa terjadinya

kecelakaan dan menjaga asset perusahaan dari kemungkinan terjadinya

kerugian.

2.6.4 INOVASI

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) selalu menumbuhkembangkan

gagasan baru melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan dan

menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga memberikan

nilai tambah bagi stakeholder.

2.6.5 PELAYANAN PRIMA

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) akan memberikan pelayanan yang

terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan dan sesuai

harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6 A unsur

pokok: Ability (kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan),

Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability (Tanggung

Jawab).

Page 24: Sejarah PT. KAI

27

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 2.3 Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

(Sumber: http://www.kereta-api.co.id/media/document/annual_report_2014.pdf)

Tiga garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT Kereta

Api Indonesia dalam mencapai visi dan misinya. Dua garis warna orange

melambangkan proses Pelayanan Prima (kepuasan pelanggan) yang ditunjukan

kepada pelanggan internal internal dan eksternal. Anak panah berwarna putih

melambangkan nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) dalam mewujudkan Pelayanan Prima. Satu garis lengkung

berwarna biru melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam

memberikan nilai tambah ke stakeholders. Inovasi dilakukan dengan semangat

sinergi disemua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat

melesat.