sejarah program studi ekonomi islam fakultas ekonomi...

20
Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU 1 SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN SUMATERA UTARA MEDAN A. Sejarah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Lahirnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara (FEBI UIN SU) tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangan gerakan dan pemikiran ekonomi Islam di Sumatera Utara. Sejak tahun 1993, IAIN Sumatera Utara (saat ini telah menjadi UIN Sumatera Utara) menjadi salah satu lembaga pendidikan tinggi agama Islam pertama yang secara serius mengembangkan kajian ekonomi Islam. Tidak saja dalam bentuk pendidikan dan pelatihan, tetapi juga IAIN Sumatera Utara masuk pada wilayah gerakan sosialisasi ekonomi syariah di masyarakat. Keterlibatan IAIN Sumatera Utara secara langsung dalam pengembangan ekonomi Islam di Sumatera Utara membuat lembaga ini menjadi dipercaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama R.I. untuk menjadi penyelenggara pendidikan tinggi ekonomi Islam. Sampai saat ini, IAIN Sumatera Utara telah menyelenggarakan pendidikan tinggi ekonomi Islam, mulai dari tingkat diploma, sarjana (Strata 1) sampai program doktor (Strata 3). Tidak itu saja, dalam rangka transformasi atau alih status IAIN Sumatera Utara menuju UIN Sumatera Utara Kementerian Agama juga menetapkan keunggulan dan kekhasan UIN Sumatera Utara pada ekonomi Islam. Satu hal yang harus disadari, apa yang dicapai oleh UIN Sumatera Utara saat ini dalam bentuk kepercayaan yang tinggi baik dari masyarakat dan juga pemerintah, merupakan hasil dari perjalanan sejarah panjang keterlibatan UIN Sumatera Utara dalam mengembangkan ekonomi Islam. Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui. Dengan cara ini, kita bisa menangkap semangat awal lahirnya jurusan/prodi Ekonomi Islam yang kemudian bermetamorfosis menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Sumatera Utara. Sejarah lahirnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara setidaknya dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu:

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

1

SEJARAH

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SUMATERA UTARA

MEDAN

A. Sejarah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Lahirnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara (FEBI UIN

SU) tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangan gerakan dan pemikiran ekonomi

Islam di Sumatera Utara. Sejak tahun 1993, IAIN Sumatera Utara (saat ini telah menjadi

UIN Sumatera Utara) menjadi salah satu lembaga pendidikan tinggi agama Islam

pertama yang secara serius mengembangkan kajian ekonomi Islam. Tidak saja dalam

bentuk pendidikan dan pelatihan, tetapi juga IAIN Sumatera Utara masuk pada wilayah

gerakan sosialisasi ekonomi syariah di masyarakat.

Keterlibatan IAIN Sumatera Utara secara langsung dalam pengembangan

ekonomi Islam di Sumatera Utara membuat lembaga ini menjadi dipercaya pemerintah

dalam hal ini Kementerian Agama R.I. untuk menjadi penyelenggara pendidikan tinggi

ekonomi Islam. Sampai saat ini, IAIN Sumatera Utara telah menyelenggarakan

pendidikan tinggi ekonomi Islam, mulai dari tingkat diploma, sarjana (Strata 1) sampai

program doktor (Strata 3). Tidak itu saja, dalam rangka transformasi atau alih status

IAIN Sumatera Utara menuju UIN Sumatera Utara Kementerian Agama juga

menetapkan keunggulan dan kekhasan UIN Sumatera Utara pada ekonomi Islam.

Satu hal yang harus disadari, apa yang dicapai oleh UIN Sumatera Utara saat ini

dalam bentuk kepercayaan yang tinggi baik dari masyarakat dan juga pemerintah,

merupakan hasil dari perjalanan sejarah panjang keterlibatan UIN Sumatera Utara

dalam mengembangkan ekonomi Islam. Pemahaman yang utuh tentang sejarah

kelahiran FEBI penting untuk diketahui. Dengan cara ini, kita bisa menangkap

semangat awal lahirnya jurusan/prodi Ekonomi Islam yang kemudian bermetamorfosis

menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Sumatera Utara.

Sejarah lahirnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara

setidaknya dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu:

Page 2: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

2

Periode pertama adalah periode awal yang memuat sejarah lahirnya gerakan dan

pemikiran ekonomi Islam di Sumatera Utara;

Periode Kedua adalah institusionalisasi pendidikan Tinggi Ekonomi Islam; dan

Periode Ketiga adalah Pengukuhan dan penguatan posisi ekonomi Islam ke dalam

Fakultas.

Lebih lanjut periodesasi tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. Periode Sejarah Lahirnya Gerakan dan Pemikiran Ekonomi Islam di

Sumatera Utara (Tahun 1993-2000)

Setidaknya ada dua faktor yang mendasari lahirnya gerakan ekonomi syari’ah di

Sumatera Utara. Pertama, faktor internal dalam negeri yang berimbas ke Sumatera

Utara khususnya kota Medan. Kedua, faktor eksternal luar negeri, khususnya dinamika

perkembangan pendidikan dan peraktik ekonomi Islam di Malaysia. Respons dari kedua

peristiwa ini melahirkan apa yang disebut dengan gerakan ekonomi syari’ah.

Pada tahun 1990-an muncul isu lemak babi di dalam penyedap makanan

Ajinomoto. Peristiwa ini menimbulkan keprihatian dikalangan pemikir-pemikir

ekonomi Sumatera Utara, sebut saja misalnya Prof. H.S. Hadibroto, Prof. Bahauddin

Darus (Keduanya dari Fakultas Ekonomi USU) dan H.S Pulungan Dirut PTPN. Ada

keinginan dari tokoh-tokoh tersebut untuk membuat lembaga kajian atau setidaknya

media untuk berdiskusi dan membicarakan beragam persoalan umat Islam. Sebagai

pemikir yang peduli, mereka menyadari betul dampak dari penggunaan lemak babi

dalam makanan tertentu.

Perkumpulan “tokoh-tokoh senior” yang peduli itu terwujud. Mereka kerap

berkumpul dan melaksanakan pengajian-pengajian. Beberapa ulama diundang untuk

memberikan tausiah atau mengkaji beberapa persoalan kegamaan, khususnya isu-isu

aktual. Namun sayangnya, seringkali pengajian-pengajian itu tidak sepenuhnya bisa

memberi jawaban yang memuaskan. Sebagai ilmuan umum mereka tentu memerlukan

penjelasan keagamaan yang rasional dan kontekstual. Mereka menginginkan sebuah

pencerahan yang bersumber dari ajaran-ajaran agama.

Kendatipun saat itu mereka mendapatkan ceramah agama dari kalangan ustadz-

ustadz yang ada di kota Medan, namun penjelasan para ustadz dan ulama tersebut tidak

memuaskan dahaga intelektual mereka. Bisa jadi hal ini disebabkan karena metode para

ulama yang masih menggunakan cara-cara pesantren atau maktab, untuk tidak

Page 3: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

3

menyebutnya secara tradisional, bagi mereka tidak sepenuhnya bisa menjawab

persoalan riel yang mereka hadapi. Mereka sesungguhnya membutuhkan ahli agama

yang tidak saja dapat menjelaskan Islam secara rasional tetapi juga kontekstual.

Sehingga Islam benar-benar membumi dan dapat merespon persoalan riel yang dihadapi

masyarakat.

Keresahan ini terjawab ketika dua orang cendikiawan Islam Sumatera Utara

yang berkiprah di IAIN Sumatera Utara kembali setelah meyelesaikan studi S3 di IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Dr. M. Yasir

Nasution, ahli Filsafat dan Hukum Islam serta Dr. M. Ridwan Lubis, ahli dalam bidang

Pemikiran Islam. Keduanya diundang ke dalam berbagai pengajian untuk memberikan

pencerahan terhadap senior dan tokoh-tokoh yang haus akan ilmu agama. Kedatangan

dua orang Doktor baru UIN Sumatera Utara tersebut berhasil menjawab kegelisahan

mereka selama ini. Kajian-kajian yang dikembangkan tidak lagi bercorak normatif-

doktrinal, tetapi juga rasional-kontekstual. Tidak berlebihan jika dikatakan mereka

seakan menemukan “penjelasan baru tentang agama”.

Di dalam kajian-kajian tersebut, isu-isu kemasyarakatan terus berkembang,

termasuk problema makanan yang dihadapi oleh umat Islam. Gagasan ini terus

digulirkan dan semakin meluas ke beberapa lembaga perguruan tinggi lainnya,

termasuklah UMSU, UISU, IKIP (sebelum menjadi UNIMED) dan tentu saja IAIN

Sumatera Utara. Dari beberapa kali perbincangan ada kesepakatan di antara para pakar

untuk membentuk lembaga atau forum kajian yang di dalamnya isu-isu ekonomi

ditela’ah dan diperbincangkan. Tentu saja pada saat itu belum terbayangkan apa yang

dimaksud dengan ekonomi Islam atau ekonomi syari’ah. Diskursus yang berkembang

baru pada wacana Islam dan ekonomi. Jika ada yang lebih maju dari hal tersebut, hanya

sekedar dalam penggunaan istilah yang dipakai untuk membahas isu ekonomi tertentu

lalu ditambahkan dengan frasa “perspektif Islam”, “perspektif Alquran” dan sesekali

menggunakan frasa “perspektif ekonomi Islam”.

Setelah terjadi kebulatan tekad untuk melahirkan forum kajian tersebut, muncul

masalah baru. Pertanyaan besar saat itu adalah, di mana markas atau lembaga kajian

ekonomi itu ditempatkan. Kendatipun mereka mewakili perguruan tinggi masing-

masing namun tidak ada yang siap untuk menjadi “tuan rumah” atau markas kajian itu.

Sampai akhirnya, IAIN Sumatera Utara yang saat itu dipimpin oleh Drs. H. Nazri

Page 4: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

4

Adlani selaku Rektor, bersedia menjadi tempat berkumpul tokoh-tokoh untuk

mendiskusikan persoalan umat khususnya yang berkenaan dengan masalah ekonomi.

Dr. M. Yasir Nasution didaulat untuk memimpin lembaga yang kemudian diberi

nama Forum Kajian Ekonomi dan Perbankan Islam di singkat FKEBI. Pilihan terhadap

Dr. M. Yasir Nasution sebenarnya sangat sederhana saja. Bukan karena beliau ahli

dalam ekonomi Islam. Bahkan dalam pengakuannya, pada mulanya Prof. M. Yasir

Nasution sendiri adalah orang yang skeptis terhadap ekonomi Islam. Satu-satunya

alasan mengapa harus Prof. M.Yasir Nasution, itu hanya karena beliau orang dalam atau

orang IAIN Sumatera Utara. Saat itu Dr. M. Yasir Nasution menjabat sebagai Dekan

Fakultas Syari’ah untuk periode 1991-1996. Tentu saja Rektor pada waktu itu ingin agar

lembaga yang baru ini tetap dalam kendalinya. Jika FKEBI dipimpin oleh orang luar,

pastilah Rektor akan kesulitan untuk memantau dan mengarahkan lembaga tersebut.

Pada saat yang sama, di Malaysia wacana ekonomi Islam sedang menemukan

momentumnya. Di saat kajian ekonomi Islam masih asing di Indonesia, di negeri jiran

itu berbagai jenis seminar, workshop ekonomi Islam kerap digelar. Bahkan mereka

sudah mempraktikkan ekonomi Islam dalam bentuk industri keuangan syari’ah seperti

lembaga perbankan Islam. Demikian juga halnya dalam bentuk pendidikan tinggi

ekonomi Islam. Beberapa perguruan tinggi di Malaysia seperti IIUM dan Kolej

Insaniyyah kerap melaksanakan konfrensi dan seminar-seminar ekonomi Islam. Mereka

juga telah menyelenggarakan pendidikan tinggi ekonomi Islam dengan menggunakan

model Islamisasi Ilmu yang digagas oleh Isma’il Raji’ Al-Faruqi dan Syed Naquib Al-

Attas. Tidak jarang, kegiatan seminar dan workshop ekonomi Islam di Malaysia juga

mengundang pakar-pakar ekonomi konvensional dari Indonesia. Dalam satu kegiatan

ekonomi Islam, Dr. M. Yasir Nasution melalui Prof. Bahauddin Darus diundang untuk

mengikuti kegiatan Seminar ekonomi Islam di Malaysia. Sejak saat itulah Dr. M. Yasir

Nasution mulai bersentuhan dengan isu-isu ekonomi Islam.

Dalam pengakuannya, Dr. M. Yasir Nasution mulai mengenal ekonomi Islam

sejak mengikuti kegiatan di negeri jiran itu. Beliau bertemu dengan pakar-pakar

ekonomi Islam dunia seperti Fahim Khan, M. Umer Chapra dan dialog-dialog

konstruktif pun terus berlangsung. Perlahan namun pasti Dr. M. Yasir Nasution mulai

melihat titik terang ekonomi Islam dan perbedaannya dengan sistem ekonomi lainnya.

Sebagai orang yang terdidik dalam ilmu-ilmu keislaman, tidak sulit bagi Dr. M. Yasir

Page 5: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

5

Nasution untuk memahami prinsip-prinsip ekonomi Islam. Agaknya tidak berlebihan

jika dikatakan, Malaysia telah memperkenalkan kepada Dr. M. Yasir Nasution ekonomi

Islam kendati dalam bentuknya yang amat sederhana.

Kondisi ini tentu berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia. Entah mengapa

gaung ekonomi Islam tidak terlalu berkembang. Walaupun secara apologetik kita bisa

saja berkata, wacana atau diskursus ekonomi yang dikaitkan dengan Islam telah lama

berlangsung di nusantara. Dimulai dari era yang paling awal perjalanan bangsa ini.

Gagasan-gagasan para tokoh besar seperti Muhammad Hatta, Syafruddin

Prawiranegara, Cokro Aminoto, dan tokoh lainnya menjadi bukti bahwa wacana

ekonomi Islam telah lama muncul di Indonesia.

Kendati kita terlambat, namun beberapa pakar Islam Indonesia berkesempatan

untuk mengikuti secara dekat dinamika intelektual kajian ekonomi Islam di Malaysia.

Sebut saja misalnya, M. Syafi’i Antonio yang memang sedang studi di IIUM.

Sedangkan dari Medan terdapat sosok Prof. Bahauddin Darus yang tidak saja

“membawa” orang IAIN Sumatera Utara untuk ikut dalam wacana besar ekonomi Islam

dunia tetapi memperkenalkan kepada mereka tentang keberadaan Forum Kajian

Ekonomi dan Perbankan Islam (FKEBI).

Pilihan Rektor IAIN Sumatera Utara terhadap Dr. M. Yasir Nasution ternyata

tidak salah. Di samping Dr. M. Yasir Nasution adalah sarjana Syari’ah yang mumpuni

tenryata juga memiliki minat terhadap kajian ekonomi syari’ah. Setelah mengikuti

sebuah kegiatan ekonomi Islam di Malaysia, Dr. M. Yasir Nasution pun segera

membangun jaringan dengan perguruan tinggi Malaysia yang saat itu telah lebih dahulu

menyelenggarakan pendidikan tinggi ekonomi Islam. Demikianlah, hasilnya adalah

terselenggaranya kegiatan Workshop Ekonomi Islam yang pertama di Medan bahkan

mungkin yang pertama di Indonesia.

Agaknya pakar-pakar Malaysia melihat Medan adalah wilayah yang sangat

potensial untuk berkembangnya ekonomi Islam. seakan membawa misi “Islamisasi

ekonomi Indonesia,” beberapa universitas di Malaysia seperti IIUM dan Kolej

Insaniyah bermaksud melaksanakan seminar bersama ekonomi Islam. Tawaran untuk

melaksanakan workshop ekonomi Islam bersama diajukan kepada Dr. M. Yasir

Nasution sebagai perwakilan orang Indonesia yang saat itu berada di Malaysia. Atas

Page 6: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

6

izin Rektor, Dr. M. Yasir Nasution menjawab tantangan Malaysia untuk melaksanakan

seminar bersama.

Sepulangnya Dr. M. Yasir Nasution dari Malaysia, kepanitianpun disusun. Tidak

ada cara lain bagi Dr. M. Yasir Nasution kecuali menggunakan orang-orang Syari’ah.

Pilihan jatuh kepada Dr. Amiur Nuruddin, MA, Dosen Syari’ah yang sangat energik dan

memiliki pemikiran yang futuristik untuk didaulat sebagai ketua panitia. Beberapa

dosen Fakultas Syari’ah sebut saja Drs. Palit Muda Harahap, Drs. Syu’aibun, ikut

terlibat secara aktif dalam menyukseskan acara tersebut. Sepertinya memang sudah

ditakdirkan Allah SWT, Dr. Amiur Nuruddin yang pada saat itu juga belum berkenalan

secara intesnif dengan ekonomi Islam, akhirnya menjadi tokoh nasional dalam

pengembangan ekonomi Islam. Beliau menjadi as-sabiquna al-awwalun sebagai guru

besar ekonomi Islam di Indonesia. Demikianlah, panitia bekerja siang malam untuk

mensukseskan acara seminar ekonomi Islam pertama di Indonesia, setidak-tidaknya di

luar Jawa. Penting dicatat, seminar itu berlangsung pada era orde baru. Di saat Islam

phobia masing menguat.

Tepat tanggal 25-28 Oktober 1993, Seminar dan Workshop Ekonomi Islam

bekerjasama dengan Universitas Islam Antar Bangsa (IIUM) dan Institut Kefahaman

Islam Malaysia (IKIM) dapat digelar. Ketua Panitia Seminar tersebut dijabat Dr. Amiur

Nuruddin (sekarang Profesor). Hadir sebagai nara sumber pada saat itu adalah, Zakaria

Man (UIA), Syed Omar Bin Syed Agil, Aidit bin Haji Ghazali, Syed Abdul Hamid Al-

Junaid, Syed Othman Alhabsi (IKIM), Dziyauddin bin Haji Ahmad (UIA). Sedangkan

dari Indonesia sebagai nara sumber hadir pula, Muhammad Syafi’i Antonio.

Seminar dan Workshop itu menjadi sejarah baru bagi perkembangan gerakan

dan pemikiran ekonomi Islam tidak saja di Sumatera Utara tetapi juga di Indonesia

dengan melahirkan tiga kesimpulan penting. Pertama, perumusan kurikulum dan

Pemasyarakatan Ilmu Ekonomi Islam dalam rangka pembukaan Fakultas Ekonomi

Islam. Kedua, Perlunya pendirian lembaga-lembaga keuangan syari’ah. Ketiga,

Perlunya membangun kerjasama antar lembaga. 1

Di luar tiga kesimpulan dan rekomendasi yang telah dicapai, Seminar yang pada

mulanya dicurigai pemerintah Orde Baru dan dikhawatirkan sebagai bagian gerakan

1Amiur Nuruddin (Direktur FKEBI) “FKEBI-IAIN Sumatera Utara : Merajut Potensi Ekonomi

Membangun Kekuatan Umat” dalam Pengantar untuk buku, Ekonomi dan Bank Syari’ah Pada Milenium

Ketiga, Medan, IAIN. Press dan FKEBI, 2002, h. xii-xiii.

Page 7: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

7

negara Islam, ternyata menjadi spirit bagi FKEBI untuk terus bekerja dan melakukan

terobosan-terobosan dalam rangka pengembangan kajian ekonomi Islam. FKEBI saat

itu ingin membuktikan Seminar dan Workshop bukanlah sebatas mengumpulkan bahan-

bahan atau makalah Seminar. Lebih dari itu, FKEBI ingin seminar yang penuh resiko

itu dapat melahirkan sesuatu yang bermakna bagi bangsa dan agama. Tegasnya,

bagaimana menindaklanjuti hasil-hasil seminar tersebut menjadi sesuatu yang nyata.

Tindak lanjut yang sangat konkrit adalah terlaksananya Diklat (Pendidikan dan

Latihan) bagi calon pengelola Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS) yang saat ini

telah berganti nama menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah. Kegiatan tersebut

dikatakan sukses karena berhasil melahirkan beberapa BPRS. Sebut saja BPRS

Kafalatul Ummah (1994) di Medan, BPRS Amanah Bangsa (1994) di Pematang Siantar,

BPR Al-Washliyyah (1994) di Tanjung Morawa Deli Serdang, BPRS Gebu Prima

(1996) di Deli Serdang, dan BPRS Puduarta Insani (1996) di Tembung Deli Serdang.

Penting dicatat, seminar yang bersejarah tersebut diselenggarakan setelah MUI

berhasil melahirkan bank Syari’ah pertama di Indonesia. Menurut Adiwarman Karim,

upaya MUI untuk mendorong lahirnya Bank Syari’ah sudah berlangsung sejak tahun

1990. Bahkan pendirian Bank Syari’ah tersebut telah pula ditandatangani pada 1

November 1991, tetapi belum dapat beroperasi karena undang-undang perbankan belum

memungkinkan. Ketika UU No 7 Tahun 1992 diterbitkan pada 1 April 1992, tepat satu

bulan kemudia 1 Mei 1992, bank Syari’ah pertamapun beroperasi.2

Pada tahun 1998, FKEBI bekerjasama dengan perguruan tinggi yang ada di Kota

Medan menyelenggarakan Seminar Bank Islam dengan menghadirkan pakar ekonomi

Syari’ah, sebelumnya bekerja di IDB, Karnaen Perwataatmaja. Seminar tersebut

berlangsung di Hotel Garuda Plaza Medan. Tidak saja mengandalkan pemikir dan ahli

ekonomi Islam Indonesia, FKEBI bekerjasama dengan pemerintah Propinsi berhasil

mendatangkan pakar-pakar ekonomi Islam Internasional. Sebut saja misalnya, Prof. Dr.

M.A. Mannan, Prof. Dr. Masudul Alam Choudry, Monzer Khaf, Prof. Dr. Azmi Omar,

dll.

Tentu tidak pada tempatnya untuk menyebutkan semua seminar yang

dilaksanakan FKEBI ataupun IAIN Sumatera Utara di lembaran ini. Namun yang jelas,

FKEBI sangat menyadari, yang diperlukan saat itu adalah memberikan pemahaman dan

2Adiwarman A Karim, “Silent Giant from the East” dalam Gatra, No.48 Tahun XIII, h. 12

Page 8: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

8

kesadaran kepada umat Islam akan arti penting ekonomi Islam. Kendati secara normatif,

ajaran ekonomi Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ajaran Islam, namun

dalam sejarahnya dimensi ekonomi ini jauh tertinggal. Tidaklah mengherankan jika

umat Islam lebih memahami aspek-aspek akidah, ibadah dengan segala cabangnya,

politik Islam (siyasah) dibanding dengan ajaran ekonomi Islam. Pada gilirannya, tragedi

sejarah ini membentuk cara berpikir dikotomik dikalangan umat. Ekonomi diyakini

bukan bagian dari ajaran Islam. Ekonomi adalah sesuatu yang bersifat dari luar yang

diinjeksikan ke dalam Islam.

Cara berpikir yang keliru ini tentu saja perlu dibongkar dan diluruskan. Sarana

yang cepat dan efektif adalah lewat Seminar, diskusi dan pertemuan-pertemuan resmi

lainnya. Kendatipun tetap disadari, seminar juga tidak menjamin umat akan memiliki

pemahaman yang utuh tentang ekonomi Islam. Setidaknya, lewat acara tersebut,

diskursus ekonomi Islam cepat berkembang dan menjadi wacana di tengah-tengah

masyarakat.

Sedangkan untuk jangka panjang, sosialisasi dan pengintegrasian ajaran

ekonomi Islam ke dalam diri umat Islam sekaligus dalam rangka menyiapkan Sumber

Daya Insani (SDI) yang tangguh untuk mengisi kebutuhan industri keuangan syari’ah,

tentu saja membutuhkan program yang sistematis, terencana dan komprehensif. Satu-

satunya cara yang paling baik adalah dengan menyelenggarakan pendidikan tinggi

Ekonomi Islam. Dalam hal ini, IAIN Sumatera Utara dipandang paling siap dan paling

mungkin untuk memulainya.

Tonggak sejarah yang cukup penting setelah tahun 1998 di IAIN Sumatera

Uatara adalah berdirinya program Diploma Dua (D-II) Manajemen Perbankan dan

Keuangan Syari’ah. Saat itu Dr. Amiur Nuruddin, MA menjabat sebagai Pembantu

Dekan I Fakultas Syari’ah. ia sangat bersungguh untuk membuka program baru

tersebut. Program ini ditingkatkan mejadi Program Diploma tiga (D-III). Tidak terlalu

terang bagaimana proses berdiri dan beralihnya Pogram Diploma Dua (D-II) ke

Diploma Tiga (D-III). Izin yang mereka kantongipun hanyalah dalam bentuk izin

prinsip dan bersifat lisan. Demikianlah, bukan Dr. Amiur Nuruddin, MA, saat itu

menjadi pembantu Dekan, namanya jika tidak berani melakukan terobosan-terobosan

akademik. Keyakinan adalah modalnya bahwa ekonomi Syari’ah harus diwujudkan ke

dalam sebuah proses pendidikan yang tersistem dan berkesinambungan.

Page 9: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

9

Kehadiran Diploma Tiga (D-III) MPKS yang berada di Fakultas Syari’ah kala

itu mendapat sambutan yang sangat hangat dari masyarakat. Program Diploma ini

menjadi idola baru di tengah-tengah calon-calon mahasiswa. Di Program ini seakan

mereka melihat masa depannya dengan sangat jelas. Hal ini terlihat dari partisipasi

pelamar atau calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi.

Kendatipun programnya adalah Diploma, bukan strata S1, tidak menghalangi peminat

untuk memilihnya.

Tidak jelas benar kapan mulainya, yang pasti di FKEBI IAIN Sumatera Utara

terbentuk satu tim yang sangat solid. Seakan-akan membentuk generasi ekonomi Islam

di IAIN Sumatera Utara setelah dua tokoh utama tersebut, muncul nama-nama Drs.

Syu’aibun, M, Hum, Drs. Agustianto, Sugianto, Abdi Rahmat, Dani Budianto dan

Ibrahim Siregar. Mereka adalah generasi muda setelah Dr. M. Yasir Nasution dan Dr.

Amiur Nuruddin, MA, sebagai generasi yang pertama. Pada perkembangan berikutnya,

lahir pula tenaga-tenaga baru, sebut saja misalnya, Saidurrahman, Muhammad

Ramadhan, Azhari Akmal Tarigan, Muhammad Yafiz, Muhammad Ridwan. Generasi

selanjutnya muncul pula nama-nama Isnaini Harahap, Zuhrinal M.Nawawi, Andre

Soemitra, Marliyah, Yusrizal dan lain-lain.

Masuknya alumni-alumni luar, semisal USU yang selanjutnya menjadi dosen di

Fakultas Syari’ah IAIN Sumatera Utara menambah kekuatan dalam gerakan ekonomi

Islam. Sebut saja misalnya Saparuddin Siregar (alumni akuntansi USU). Beliau

akhirnya ditugaskan Rektor IAIN Sumatera Utara untuk memimpin BPRS Puduarta

Insani yang merupakan milik IAIN Sumatera Utara.

Sampai saat ini lapisan generasi ekonomi Islam di Sumatera Utara ini memiliki

ikatan yang kuat. Mereka sangat menyadari, tanggung jawab mujahid al-iqtishad bukan

sebatas mengembangkan ilmu ekonomi Islam tetapi juga mensosialisasikan ekonomi

Islam di tengah-tengah masyarakat.

2. Priode Institusionalisasi Pendidikan Tinggi Ekonomi Islam (Tahun 2000-

2013)

IAIN Sumatera Utara dalam hal ini FKEBI memandang perlu untuk

menyelenggarakan kegiatan yang sifatnya masif. Melibatkan seluruh komponen

masyarakat Islam Sumatera Utara. Menggeser ekonomi Islam dari ranah wacana

menjadi aksi nyata. Dukungan yang diberikan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara T.

Page 10: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

10

Rizal Nurdin selaku Gubernur Sumatera Utara, diwujudkan dalam bentuk Gerakan

Pencanangan Ekonomi Syari’ah yang momentumnya bersamaan dengan kegiatan 1

Muharram. Pesan yang ingin disampaikan lewat kegiatan tersebuta adalah semangat

Muharram menjadi energi bagi umat Islam untuk hijrah dari ekonomi konvensional

(kapitalisme) menuju ekonomi Islam.

Keterlibatan orang nomor satu di Sumatera Utara itu memberikan efek yang luar

biasa. Ekonomi Islam tidak lagi menjadi gerakan pinggiran. Diselenggarakan oleh

hanya sekelompok orang-orang yang peduli. Akan tetapi gerakan ekonomi Islam

menjadi gerakan yang terbuka dengan dukungan sepenuhnya dari pemerintah propinsi.

Adalah H. Kasim Siyo yang saat itu menjabat sebagai asisten Gubernur menjadi media

atau penghubung efektif FKEBI IAIN Sumatera Utara dengan Gubernur. Sangat

disyukuri saat itu, Gubernur Sumatera Utara sangat mendukung segala kegiatan FKEBI

apakah seminar dan workshop ekonomi Islam sampai pada kegiatan massal-kolosal

seperti pencanangan ekonomi syari’ah.

H. Rizal Nurdin (alm.) memiliki komitmen yang tinggi buat ekonomi Islam.

Hampir semua kegiatan FKEBI beliau hadir, mencurahkan gagasan dan pemikiran-

pemikirannya untuk pengembangan ekonomi Islam di Sumatera Utara. Jika ditelusuri

lebih jauh apa yang membuat gubernur yang lembut itu setuju dengan ekonomi Islam,

ternyata dalam pemikirannya ekonomi Islam adalah ekonomi yang pro terhadap

kesejahteraan rakyat lebih-lebih rakyat kecil. Kata kuncinya, ekonomi Islam adalah

ekonomi kerakyatan. Pada saat yang sama, pendidikan tinggi ekonomi Islam yang

dikelola IAIN Sumatera Utara lewat Program Studi Ekonomi Islam di Fakultas

Syari’ah, terus mengalami perkembangan yang signifikan. Program Studi Diploma

kendati masih diminati mahasiswa namun dipandang belum cukup. Jika Diploma

menghasilkan tenaga-tenaga vokasi yang terampil dalam mengelola industri keuangan

syari’ah, maka Program Strata S1 diharapkan dapat menghasilkan tenaga terdidik dan

menguasai teori ekonomi Islam dan dalam tingkat tertentu menguasai peraktiknya.

Momentum pentingnya adalah pada tahun 2002, Program Studi Ekonomi Islam

Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara berdiri. Prodi Ekonomi Islam ini ternyata

mendapat sambutan yang sangat baik, terutama dari Departemen Agama R.I. Respons

positif itu dituangkan dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama

Islam Nomor DJ.II/158/2004 tanggal 27 Mei 2004 tentang Izin Penyelenggaraan

Page 11: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

11

Program Studi Ekonomi Islam Program Sarjana (S-1) Pada Fakultas Syariah IAIN

Sumatera Utara Medan. Agaknya prodi ekonomi Islam pada Fakultas Syari’ah IAIN

Sumatera Utara adalah program studi yang tertua di Indonesia. Artinya, belum banyak

IAIN di Indonesia yang membuka prodi baru ini.

Satu hal yang menarik untuk kasus pendidikan tinggi ekonomi Islam di IAIN

Sumatera Utara adalah, program pasca sarjana (PPS) strata 2 prodi Ekonomi Islam

ternyata lebih dahulu lahir ketimbang program S1 nya. Program S2 IAIN Sumatera

Utara lahir pada tahun 2000 dengan jumlah mahasiswa angkatan pertama sebanyak 20

orang.3 Program S1 Ekonomi Islam lahir dua tahun setelah lahirnya S2, tepatnya tahun

2002 dengan jumlah mahasiswa pertama sebanyak 39 orang.

Pada periode ini, diskursus ekonomi Islam tidak lagi sebatas pada gerakan

sosialisasi ke masyarakat. tetapi mulai bergerak ke arah pengembangan studi ekonomi

Islam. Muncul pertanyaan-pertanyaan baru yang tentu saja membutuhkan jawaban

serius dari para ahli. Apa sesungguhnya hakikat ekonomi Islam tersebut? bagaimana

bentuknya? Apa perbedaannya dengan ekonomi konvensional? Selanjutnya muncul

pula pertanyaan bagaimana mengajarkannya kepada mahasiswa?

Kendatipun pada saat itu formulasi integrasi keilmuan ekonomi Islam belum

jelas untuk tidak mengatakan belum tanpak sama sekali, namun yang jelas pada masa

itu teori-teori ekonomi sudah mulai dimuati dengan prinsip-prinsip keislaman.

Setidaknya dimensi etik Islam mulai mendapat tempat dalam kajian ekonomi. Ayat-ayat

ekonomi mulai dikaitkan dengan kajian-kajian ekonomi pada umumnya. Sebut saja

misalnya, kaitan ayat-ayat konsumsi dengan larangan untuk israf atau berlebih-lebihan.

Studi tentang riba tidak lagi dikaji dalam dimensi hukumnya saja tetapi mulai

dihubungkan dengan masalah-masalah ekonomi kontemporer.

Prodi Ekonomi Islam, dalam hal ini Fakultas Syari’ah, yang saat itu dekannya

dijabat oleh Dr. Amiur Nuruddin, MA beserta tim lainnya yang selama ini cukup aktif

mulai menyadari bahwa persoalan kurikulum ekonomi Islam tidak bisa dipandang

sederhana. Perlu upaya-upaya serius untuk perumusannya. Jujur diakui, pada saat itu

Sumber Daya Manusia (SDM) fakultas Syari’ah sangat kurang sekali. Diperlukan

tenaga-tenaga luar yang benar-benar dapat membantu fakultas syari’ah dalam

memperkuat proses pendidikan dan pengajaran ekonomi Islam. Demikianlah, prodi

3Di dalam SK Dirjen Pembinaan Kelembagaan agama Islam No. E/293/1997, tanggal 26

Desember 1997 disebutkan nama programnya Program Studi Islam dan Ekonomi.

Page 12: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

12

Ekonomi Islam yang sejak awal pendiriannya menggunakan jasa konsultan ahli terus

membangun jaringan dan komunikasi dengan para ahli. Beberapa pakar yang diminta

pemikirannya dalam perumusan ekonomi Islam sejak awal berdirinya adalah, Ir.

Adiwarman A. Karim, SE, MBA, MAEP dari Karim Business Consulting yang

berkedudukan di Jl. K. H. Mas Mansyur, Batavia Tower, Lt 14 Kav. 126 Jakarta.

Selanjutnya Prof. Dr. Mohd. Azmi Omar dari Islamic International University Malaysia

(IIUM) di Malaysia dan Prof. Sofyan Syafri Harahap, SE.Ak, MASc, Phd, Guru Besar

Fakultas Ekonomi dan Direktur Islamic Economic and Finance (IEF) Universitas

Trisakti Jakarta. Tugas konsultan terutama membantu dalam menyusun kerangka

kurikulum dan silabus mata kuliah pokok prodi Ekonomi Islam.

Keterlibatan para pakar ekonomi Islam yang berkaliber internasional menambah

percaya diri IAIN Sumatera Utara untuk terus mengembangkan ekonomi Syari’ah.

Beberapa pakar ekonomi Islam secara berkesinambungan turut serta memberikan

kontribusi pemikirannya kepada IAIN Sumatera Utara. Seiring dengan itu, pertumbuhan

bank-bank syari’ah di kota Medan juga turut menambah semaraknya diskursus ekonomi

Islam di kota Medan.

Menyadari ketersedian sumber daya ekonomi Islam menjadi keniscayaan,

pimpinan Fakultas terus mendorong dosen-dosennya untuk segera melanjutkan studi S3

ekonomi Islam baik di luar negeri ataupun di dalam negeri. Pimpinan Fakultas

menyadari bahwa untuk masa mendatang, program studi ekonomi Islam tentu tidak bias

bersandar dengan tenaga-tenaga luar. IAIN Sumatera Utara harus segera menyiapkan

sumber daya manusianya sendiri untuk menyongsong perkembangan studi ekonomi

syari’ah yang diyakini akan berkembang pesat.

3. Priode Pengukuhan dan Penguatan Posisi Ekonomi Islam ke dalam

Fakultas (Tahun 2013- Sekarang)

Seiring dengan komitmen IAIN Sumatera Utara untuk melakukan alih status

menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara, maka IAIN Sumatera Utara

mulai mempersiapkan pembentukan dan pembukaan fakultas-fakultas baru.

Sebagaimana yang tertera di dalam UU Pendidikan Tinggi No 12 tahun 2012, pasal 59

ayat 2 tentang Universitas dinyatakan, Universitas merupakan Perguruan Tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan

vokasi dalam berbagai rumpun ilmu Pengetahuan dan/atau Tekhnologi dan jika

Page 13: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

13

memenuhi syarat, universitas dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Sedangkan

yang dimaksud dengan institut adalah, Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan

pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah

rumpun ilmu pengetahuan dan/atau tekhnologi tertentu dan jika memenuhi syarat,

institus dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

Penegasan UU Pendidikan Tinggi tentang Universitas sesungguhnya

memberikan peluang bagi IAIN Sumatera Utara untuk mengembangkan rumpun ilmu

baru dan tidak hanya sebatas rumpun ilmu agama saja. Berbeda dengan institut yang

kewenangan pengembangan rumpun ilmunya sedikit terbatas dan relatif sulit. Atas

dasar itu pula, IAIN Sumatera Utara harus segera mempersiapkan pembukaan fakultas-

fakultas baru, baik dalam upaya pengembangan ilmu-ilmu agama ataupun rumpun ilmu

yang selama ini berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Beberapa Fakultas baru yang diharapkan dapat dibuka ketika IAIN Sumatera Utara

beralih status menjadi UIN Sumatera Utara adalah Fakultas Sain dan Teknologi,

Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam.

Dari sekian Fakultas baru tersebut, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

merupakan satu-satunya Fakultas yang paling mungkin proses pembukaannya lebih

cepat direalisasikan. Beberapa alasannya adalah IAIN Sumatera Utara telah memiliki

program studi ekonomi Islam untuk tingkat Strata satu dan Program Diploma tiga

manajemen dan perbankan syari’ah. Dengan kata lain, untuk Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam yang belum ada hanyalah wadah yang lebih luas. Tentu saja maksudnya

adalah Fakultasnya. Sedangkan mahasiswa, dosen dan kurikulumnya telah terformat

dan terstruktur dengan baik. Bahkan lebih dari itu, jurusan ekonomi Islam dan Program

Diploma tiga juga telah memiliki tradisi akademik yang relatif mapan. Sebut saja

misalnya, tata pamong, tata pelaksanaan ujian komprehensif, munaqasyah, magang dan

sebagainya. Yang dibutuhkan jurusan dan Program Diploma tiga hanya payung yang

lebih besar dan itu adalah fakultas ekonomi dan bisnis Islam.

Proses terus berlanjut dan berita baiknya adalah ternyata kelahiran Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam ternyata tidak bersangkut paut dengan perubahan status IAIN

Sumatera Utara menjadi UIN Sumatera Utara. Artinya, tanpa perlu menunggu UIN,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dapat direalisasikan. Ini disebabkan karena

Page 14: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

14

Ekonomi Islam sebagaimana halnya Syari’ah, Tarbiyah, Dakwah, Ushuluddin dan Adab

berada dalam rumpun ilmu agama yang sesungguhnya menjadi kewenangan

kementerian agama. Tegasnya bukan menjadi kewenangan kementerian pendidikan dan

kebudayaan. Berbeda halnya jika UIN Sumatera Utara bermaksud untuk membuka

Fakultas-fakultas rumpun ilmu non agama. Sebut saja misalnya Fakultas Sains dan

Tekhnologi atau Fakultas Ilmu Sosial.

IAIN Sumatera Utara segera mempersiapkan diri untuk menyongsong lahirnya

Fakultas Baru. Sebenarnya pimpinan Fakultas Syari’ah khususnya sejak masa Prof. Dr.

Nur A Fadhil Lubis, dilanjutkan Dr. M. Jamil dan puncaknya pada masa Dr.

Saidurrahman, MA, keinginan untuk menyapih Jurusan Ekonomi Islam sudah mulai

menguat. Beberapa diskusi terbatas dengan mengkaji maslahat dan mudharatnya banyak

dilakukan. Sayangnya, keinginan itu belum menemukan momentumnya yang tepat.

Sampai pada satu waktu, Wakil Rektor I Prof. Dr. Hasan Asari, MA meminta

Dekan Fakultas Syari’ah Dr. Saidurrahman, M.Ag dan Dr. Azhari Akmal Tarigan, MA

selaku ketua jurusan ekonomi Islam untuk mempersiapkan proposal alih status Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam. Maka sejak saat itu, perangkat jurusan mulai bekerja keras

untuk menyiapkan proposal tersebut. Waktu yang diberikan kepada jurusan tidak lebih

satu minggu. Tim penyusun proposal atas nama Isnaini Harahap, MA, Yusrizal, M.Si,

Ahmad Syakir, Zuhrinal M. Nawawi, Hotbin Hasugian bahu- membahu untuk

mempersiapkan proposal tersebut. Akhirnya pada waktu yang telah ditetapkan, proposal

tersebut selesai dan segera diserahkan kepada Pembantu Rektor I Prof. Dr. Hasan Asari,

MA.

Tidak lama berselang, Dekan Fakultas Syari’ah dan Ketua Jurusan Ekonomi

Islam didampingi Sekretaris Jurusan, Isnaini Harahap, MA diminta untuk

mempresentasekan Proposal tersebut dihadapan Kepala Biro Ortala Kemenag RI, Drs.

Muhammad Syahman Sitompul, SE, Ak dan tim. Ketua Jurusan mendapat giliran

setelah Rektor dan Pembantu Rektor I mempresentasikan perkembangan alih status

IAIN Sumatera Utara menuju UIN Sumatera Utara.

Pertemuan itu penting bagi perkembangan alih status Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam. Dikatakan penting karena pertemuan tersebut yang menjadi perkenalan

awal Ketua Jurusan dengan Drs. M. Syahman Sitompul yang memegang peran penting

dibalik proses lahirnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Setelah itu pekerjaan

Page 15: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

15

besarnya adalah bagaimana memastikan perjalanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN Sumatera Utara bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN dan IAIN

lainnya dapat mulus dan akhirnya disahkan oleh menteri Agama. Dalam hal ini yang

paling bertanggungjawab mengawalnya di pusat adalah Drs. M. Syahman Sitompul

yang saat itu masih aktif menjabat sebagai Kepala Biro Ortala Kemenag RI.

Revisi proposal menjadi aktivitas yang tidak terhindarkan. Ketua Jurusan

bersama Ahmad Syakir harus bermalam di Kemenag Gedung Ortala lantai IV untuk

menuntaskan Proposal FEBI. Lagi-lagi peran Drs. M. Syahman Sitompul, SE, Ak,

menjadi signifikan. Beliau tidak saja mengawal perjalanan proposal tersebut tetapi juga

membantu agar proposal yang dihasilkan menjadi kuat dan meyakinkan pihak

kementerian terkait.

Satu hal yang penting dicatat dan menjadi bagian dari sejarah Fakultas Syari’ah

dan Ekonomi Islam yang indah, proses alih status Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

berjalan dengan sangat mulus. Pelepasan Jurusan Ekonomi Islam dan Diploma III

Perbankan Syari’ah ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam tidak menimbulkan masalah

sedikitpun. Tidak ada perdebatan dan tidak pula konflik. Fakultas induk dalam hal ini

Dekan Fakultas Syari’ah dengan penuh jiwa besar melepas mahasiswa/i Jurusan dan

Prodi Diploma III beserta dosen-dosen jurusan yang jumlahnya 37 orang. Hal ini tentu

berbeda dengan beberapa UIN, yang proses perpindahan dan pelepasannya

menimbulkan gesekan-gesekan yang tidak bisa dipandang sederhana.

Demikianlah setelah menunggu beberapa bulan lamanya, akhirnya pada tanggal

19 November 2013, PMA No 81 Tahun 2013 tentang Organisasi Tata Kerja IAIN

Sumatera Utara ditanda-tangani Menteri Agama. PMA itu sesungguhnya menjadi

penanda bahwa FEBI telah resmi berdiri. Pada pasal dinyatakan bahwa Fakultas yang

ada di lingkungan IAIN Sumatera Utara salah satunya adalah Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam.

Selanjutnya, pada tanggal 14 Desember 2013, FEBI IAIN Sumatera Utara

bersama dua UIN, Alauddin Makasar dan Sunan Kalijaga Jogjakarta dan tiga IAIN,

Raden Fatah Palembang, Walisongo Semarang dan Surakarta FEBI sebagai fakultas

baru diresmikan berdirinya oleh Bapak Surya Dharma Ali selaku Menteri Agama.

Delegasi dari IAIN Sumatera Uatar yang hadir pada saat itu adalah Prof. Dr. Hasan

Asari, MA, Dr. Saidurrahman, MA dan Dr. Azhari Akmal Tarigan, MA.

Page 16: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

16

Sejak diresmikannya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Sumatera Utara

di Makasar, pimpinan IAIN Sumatera segera merespon dan melakukan persiapan-

persiapan dengan pembukaan Fakultas Baru tersebut baik dalam hal penyiapan

perangkat keras ataupun perangkat lunaknya. Tidak kalah pentingnya, Fakultas Syari’ah

IAIN Sumatera Utara juga melakukan persiapan-persiapan pelepasan, mulai dari

pelepasan mahasiswa dari Fakultas Syari’ah dan termasuk dosen-dosennya. Yang patut

disyukuri adalah, pelepasan tersebut berlangsung dengan cukup baik dan elegan tanpa

ada gesekan apapun. Ini menunjukkan jiwa besar pimpinan Fakultas Syari’ah IAIN

Sumatera Utara. Pelepasan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Sumatera Utara

dari Fakultas Syariah ditandai dengan pengangkatan Dr. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag

sebagai Dekan pertama yang menakhodai fakultas tersebut. Saat ini Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam terus berkembang di bawah payung UIN Sumatera Utara dan telah

mengelola 7 (tujuh) jurusan/program studi, yaitu: S2 Perbankan Syariah, Ekonomi

Islam, Akuntansi Syariah, Perbankan Syariah, Asuransi Syariah, Manajemen, dan D-III

Perbankan Syariah.

B. Sejarah Prodi Ekonomi Islam

Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara berdiri

sejak tahun 2002. Pendirian program studi ini berawal dari pendirian Forum Kajian

Ekonomi dan Perbankan Islam (FKEBI) yang merupakan lembaga non-struktural di

IAIN Sumatera Utara. Sejak berdirinya tahun 1990 sampai dengan saat ini FKEBI

selalu responsif untuk mengembangkan Ekonomi Islam. Aktifitas dan kegiatan lembaga

ini terfokus pada pada kajian, penelitian, penerbitan, pelatihan dalam rangka

pengembangan ilmu ekonomi Islam dan pengabdian kepada masyarakat.

Diawali oleh beberapa kunjungan timbal balik antara pejabat IAIN Sumatera

Utara dengan pejabat Universitas Islam Antarbangsa (UIA) Malaysia dan Institut

Kefahaman Islam Malaysia (IKIM), pada tanggal 25 s/d 28 Oktober 1993

dilaksanakanlah “Seminar dan Workshop Ekonomi Islam” yang bertempat di Asrama

Haji Medan. Seminar ini tercatat sebagai seminar pertama tentang Ekonomi Islam di

luar Pula Jawa.

Menindak lanjuti salah satu Action Plan dari Seminar dan Workshop di atas,

yaitu mensosialisasikan ekonomi Islam dan mengembangkan ilmunya, maka FKEBI

Page 17: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

17

sebagai bahagian dari IAIN Sumatera Utara mulai melakukan wujud nyata dengan

berbagai kegiatan sosialisasi ekonomi Islam bekerjasama dengan berbagai pihak,

termasuk dunia perbankan syariah

Pengembangan ekonomi Islam tidaklah lengkap apabila tidak diikuti dengan

pengembangan dunia pendidikan. Karena itu IAIN SU mulai mendirikan program studi

– program studi dibawah disiplin Ilmu ekonomi Islam. Tahun 1997, Fakultas Syariah

IAIN SU dipercayakan untuk mendirikan Program Diploma Tiga (D-3) “Manajemen

Perbankan dan Keuangan Syari’ah”. Tenaga dosen program studi ini mayoritas berasal

dari luar IAIN, yaitu sarjana ekonomi dan praktisi perbankan dan keuangan. Pada tahun

ajaran 2003 minat mahasiswa memasuki Prodi ini meningkat sehingga diterima

sebanyak 2 lokal (sebelumnya hanya satu lokal).

Perkembangan praktik ekonomi Islam, seperti perbankan syari’ah, asuransi

syari’ah dan sektor ril syari’ah, di samping minat masyarakat terhadap program D-3

sebelumnya semakin meningkat, maka Fakultas Syari’ah pada tahun 2002 membuka

program studi Ekonomi Islam untuk program strata satu. Prodi Ekonomi Islam ternyata

mendapat sambutan yang sangat baik, terutama dari Departemen Agama. Sambutan

tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama

Islam Nomor DJ.II/158/2004 tanggal 27 Mei 2004 tentang Izin Penyelenggaraan

Program Studi Ekonomi Islam Program Sarjana (S-1) Pada Fakultas Syariah IAIN

Sumatera Utara Medan. Berdasarkan SK tersebut, maka IAIN Sumatera Utara secara

resmi telah dapat mengelola program studi Strata-1 Ekonomi Islam pada Fakultas

Syariah.

Pada Program Studi Ekonomi Islam ini dipelajari teori-teori ekonomi

sebagaimana halnya yang dipelajari pada program studi ekonomi di perguruan tinggi

umum, Namun demikian teori-teori ekonomi yang diajarkan diberi muatan prinsip-

prinsip keislaman disamping juga terdapat tambahan beberapa mata kuliah dasar umum

bagi perguruan tinggi agama. Untuk menjaga kualitas program, prodi Ekonomi Islam

sejak awal pendiriannya menggunakan jasa konsultan yang kapabel dalam bidang

ekonomi Islam. Pada awal pendiriannya, konsultan yang turut membantu prodi ini

adalah Ir. Adiwarman A. Karim, SE, MBA, MAEP dari Karim Business Consulting

yang berkedudukan di Jl. K. H. Mas Mansyur, Batavia Tower, Lt 14 Kav. 126 Jakarta

dan Prof. Dr. Mohd. Azmi Omar, Deputy Rector Islamic International University

Page 18: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

18

Malaysia (IIUM) di Malaysia. Tugas konsultan terutama membantu dalam menyusun

kerangka kurikulum dan silabus mata kuliah pokok prodi Ekonomi Islam ini.

Pada awal pendiriannya, prodi Ekonomi Islam dikembangkan dengan

kekhususan perbankan syari’ah. Hal ini disebabkan perkembangan ekonomi Islam

dalam praktiknya saat itu yang sangat berkembang dan terus akan berkembang adalah

perbankan syari’ah yang tentu saja membutuhkan banyak sumber daya yang

mempunyai keahlian di bidangnya.

Berdasarkan tuntutan diversifikasi pasar dalam bidang ekonomi Islam, maka

sejak tahun akademik 2006/2007 prodi Ekonomi Islam dikembangkan dengan membuka

dua konsentrasi lagi. Jika pada awalnya prodi ini hanya satu konsentrasi, yaitu

Perbankan Syari’ah, maka sejak tahun ini bertambah menjadi tiga. Konsentrasi baru

tersebut adalah konsentrasi Akuntansi dan Keuangan Syari’ah dan konsentrasi

Manajemen Syari’ah. Untuk menjaga kualitas dua konsentrasi tersebut, prodi Ekonomi

Islam menggunakan jasa konsultan Prof. Sofyan Syafri Harahap, SE.Ak, MASc, Phd,

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Direktur Islamic Economic and Finance (IEF)

Universitas Trisakti Jakarta.

Pada masa selanjutnya, konsentrasi yang ada di Jurusan Ekonomi Islam berubah

menjadi Program Studi tersendiri ditambah dengan konsentrasi Ilmu Ekonomi Syariah

(IES) tahun 2014. Pada tahun 2015, izin penyelenggaraan Program Studi Akuntansi

Syariah dikeluarkan oleh Kementerian Agama dan pada tahun berikutnya, tahun 2016.

keluar izin untuk penyelenggaraan Program Studi Perbankan Syariah dan Asuransi

Syariah. Ketiga konsentrasi yang ada di Jurusan Ekonomi Islam tersebut pada giliran

selanjutnya menjadi cikal bakal dari lahirnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Sejak berdirinya, Pengelolaan Program Studi Ekonomi Islam telah melalui

beberapa periode dengan teamwork sebagai berikut.

1. Periode 1 (2002 – 2004)

Ketua Jurusan : Dr. Faisar Ananda, MA

Sekretaris Jurusan : Drs. Azwani Lubis, MA

2. Periode 2 (2004 – 2008)

Ketua Jurusan : Dra. Sri Sudiarti, MA

Sekretaris Jurusan : Drs. Milhan Yusuf (2004 – 2006)

: Drs. Sugianto (2006 – 2008)

Page 19: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

19

Ka. Laboratorium : Nurlaila, SE., MA

Staf Umum : Isnaini Harahap, MA

Staf Kons. EPS : Hendra Harmain, SE, M.Pd.

Staf Kons. AKS : Kamilah, SE.Ak., M.Si.

Staf Kons. EMS : M. Irwan Padli Nasution, ST, MM.

3. Periode 3 (2009 – 2013)

Ketua Jurusan : Dr. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag

Sekretaris Jurusan : Andri Soemitra, MA (2009 – 2010)

: Isnaini Harahap, MA (2010 – 2013)

Ka. Laboratorium : Isnaini Harahap, MA (2009 – 2010)

: Zuhrinal M. Nawawi, MA (2011 – 2013)

Staf Kons. EPS : Ahmad Syakir, MA.

Staf Kons. AKS : Hotbin Hasugian, M.Si

Staf Kons. EMS : Annio Indah Lestari, M.Si

Staf Akademik : Saparuddin Lubis

4. Periode 4 (2013 – 2014)

Ketua Jurusan : Isnaini Harahap, MA

Sekretaris Jurusan : Dr. M. Ridwan, MA

Ka. Laboratorium : Zuhrinal M. Nawawi, MA

Ka. Prodi EPS : Ahmad Syakir, MA.

Ka. Prodi AKS : Hotbin Hasugian, M.Si

Ka. Prodi EMS : Yusrizal, M.Si

Staf Akademik : Saparuddin Lubis

5. Periode 5 (2014 – 2016)

Ketua Jurusan : Isnaini Harahap, MA

Sekretaris Jurusan : Marliyah, MA

Pada periode ini Jurusan Ekonomi Islam berada di bawah naungan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam. Ketua Prodi untuk EPS, AKS, dan EMS ditiadakan.

Tahun 2015, AKS membentuk jurusan tersendiri, tahun 2016 EPS membentuk

jurusan tersendiri, dan tahun 2018 lahir jurusan Manajemen.

6. Periode 6 (2017-2020)

Ketua Jurusan : Dr. Marliyah, M.Ag

Page 20: SEJARAH PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI …eki.febi.uinsu.ac.id/assets/file/sejarah_eki.pdf · Pemahaman yang utuh tentang sejarah kelahiran FEBI penting untuk diketahui

Sejarah Prodi Ekonomi Islam FEBI UIN SU

20

Sekretaris Jurusan : Dr. Hj. Yenni Samri Juliati Nasution, MA (2017-

2019)

Imsar, M.Si (2019-2020)