sejarah perkembangan ilmu pada masa yunani · pdf file1 sejarah perkembangan ilmu pada masa...

Download SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI · PDF file1 SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO Dalam istilah bahasa Inggris, philosophy, yang berarti filsafat, juga berasal

If you can't read please download the document

Upload: lamdat

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 1

    SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO

    Dalam istilah bahasa Inggris, philosophy, yang berarti filsafat, juga berasal dari kata Yunani yaitu philosophia yang lazim diterjemahkan ke dalam bahasa tersebut sebagai cinta kearifan. Menurut pengertiannya yang semula dari zaman Yunani Kuno itu, filsafat berarti cinta kearifan.

    Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti semesta dalam hal makna (hakikat) dan nilai-nilainya (esensi) yang tidak cukup dijangkau hanya dengan panca indera manusia sekalipun. Bidang filsafat sangatlah luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya. Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek formal filsafat adalah ratio yang bertanya. Obyek materinya adalah semua yang ada.

    Karena filsafat bukanlah suatu disiplin ilmu maka sesuai dengan definisinya, sejarah dan perkembangan filsafat tidak akan pernah habis untuk dibahas. Dalam perkembangannya filsafat berkembang melalui beberapa zaman yaitu diawali dari Zaman Yunani Kuno, Zaman kegelapan (Abad 12-13 M), Zaman Pencerahan (14-15 M), Zaman awal Modern dan Modern (Abad 16-18 M), dan Zaman Pos Modern (Abad 18-19) hingga saat ini. Dalam Makalah ini akan dibahas mengenai sejarah dan perkembangan filsafat pada Masa Yunani Kuno.

    A. KARAKTERISTIK PEMIKIRAN PADA MASA YUNANI KUNO

    Periode filsafat Yunani merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam. Pada saat itu, gempa bumi bukanlah suatu fenomena biasa melainkan suatu fenomena di mana Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya.

    Dengan mitodologi yang berkembang pada masyarakat yunani kuno sebelum filsafat berdiri dengan jati dirinya yang asli sebagai filsafat. Mitos adalah filsafat itu dendiri, yang menurut penciptanya sama sekali bukan mitos, melainkan cara berpikir empiris, logis, dan relitas. Hanya pemahaman yang dangkal saja yang dengan mudah menarik kesimpulan bahwa sebelum filafat lahir, dunia mitos menjadi andalan masyarakat Yunani kuno. Sesungguhnya bangsa yunani kuno adalah bangsa yang cerdas dalam menyampaikan pesan-pesan filosofisnya melalui penciptaan mitos-mitos yang disusun melalui berbagai pendekatan. Misalnya melalui puisi, cerita rakyat, sastra, dan berbagai karya pahatan dan bangunan-bangunan bersejarah.

    Mitos adalah pencerahan masyarakat yang hidup pada masa lalu dalam menemukan jawaban-jawaban atas masalah yang disebabkan dalam situasi dan kondisi alam. Kemarahan alam dalam berbagai peristiwa yang membingungkan masyarakat, seperti gunung meletus, bencana banjir dan sebagainya yang menewaskan ribuan nyawa manusia, disebabkan belum tersentuh oleh pengetahuan dan penemuan ilmiah, hanya dapat dijawab oleh kemampuan berfikir masyarakat yang kemudian disebut dengan mitos. Murtadha Muthahari (1998:15) mengatakan bahwa pandangan manusia tentang berbagai gejala alam yang merupakan jawaban yan cerdas sesuai dengan kapaitasnya, tetapi kemudian semua jawaban itu disebut oleh manusia modern sebagai realitas kebodohan dan cara berpikir primitif.

    Sifat pemikiran dialektik, spekulatif, imajinatif, radikal, dan sistematis itu, terlihat misalnya ketika mereka mempertanyakan tentang hakikat alam, yakni siapa yang menciptakan alam?. Pertanyaan filosof ini dapat dapat mempertebal keyakinan manusia akan Dzat Tuhan Yang Mahaada, atau sebaliknya dapat meragukan semua yang dipandang ada.

    Filsafat yang mempunyai corak metodologis dengan segala sesuatu yang ada an yang mungkin ada. Berbagai macam kosmogini yang menjelaskan bagaimana kosmos dengan

  • 2

    berbagai aturannya terjadi, dan dengan theogininya diuraikan berbagai macam peran dewa yang merupakan unsur penentu terhadap segala sesuatu yang ada. Corak mitologis ini bagaimanapun telah mendorong upaya manusia untuk berani menerobos lebih jauh terhadap dunia fenomena, untuk mengetahui sesuatu yang metafisik, tetap abadi (eteral), dibalik yang serba variasi, berubah dan temporal.

    Yunani kuno cukup mempengaruhi peradaban barat. Karya seni, desain, dan karya sastra yang vulgaler sehingga filsafat yang tinggi, dihasilkan bangsa barat, memperlihatkan adanya pengaruh yang adikuat dari bangsa Yunani. Namun demokian bukan berarti dunia Islam tidak memberi apresiasi terhadap pengaruh adikuat Yunani terhadap supremasi peradaban dan ilmu. Hanya saja, dimensi teknologi pada masa keemasan Islam berbeda dengan dimensi teknologi keemasan Barat Modern. Ide-ide normatif yang dibangun masyarakat Muslim dan melahirkan peradabannya sangat menunjukkan adanya kekuatan filsafat Yunani itu.

    B. TOKOH FILSAFATYANG HIDUP PADA MASA YUNANI KUNO 1. Thales (624-548 SM)

    Thales berasal dari Miletus, ia mendapat gelar Bapak Filsafat karena dialah orang yang bermula-mula berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar yang jarang dipertanyakan orang, juga orang pada zaman sekarang, yaitu mengenai Apa sebenarnya asal-usul alam semesta ini?, pertanyaan ini sangat mendasar, terlepas apapun jawabannya. Namun yang penting adalah pertanyaan itu dijawabnya dengan pendekatan rasional, bukan dengan pendekatan mitos atau kepercayaan. Ia mengatakan asal alam adalah air, karena air adalah unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup. Air dapat berubah menjadi benda gas dan padat seperti uap dan es, dan bumi ini juga berada di atas air. 2. Anaximandros (610-540 SM)

    Anaximandros mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak terbatas, dan meliputi segalanya. Dia tidak setuju unsur pertama alam adalah salah satu dari unsur-unsur yang ada, seperti air atau tanah. Unsur utama alam adalah harus mencakup segalanya dan di atas segalanya, yang dinamakan apeiron. Ia adalah air, maka air harus meliputi segalanya, termasuk api yang merupakan lawannya. Padahal tidak mungkin air menyingkirkan anasir api. Karena itu, Anaximandros tidak puas dengan menunjukkan salah satu anasir sebagai prinsip alam, tetapi dia mencari yang lebih dalam yaitu zat yang tidak dapat diamati oleh panca indera.Anaximandros mengatakan bahwa itu adalah udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan, demikianlah alasannya. 3. Heraklitos (540-480 SM)

    Heraklitos berasal dari Ephesos, Asia kecil. Ia berpendapat bahwa tiap-tiap benda terdiri dari hal-hal yang saling berlawanan dan yang berlawanan itu tetap merupakan kesatuan. Baginya tidak ada sesuatu pun yang bersifat tetap. Tidak ada yang benar-benar ada karena semuanya menjadi berubah. Perubahan dapat dinyatakan dengan dua cara: pertama, seluruh kenyataan merupakan arus sungai yang mengalir, kedua, seluruh kenyataan adalah api. Ucapannya yang terkenal adalah Engkau tidak dapat turun dua kali ke dalam sungai yang sama dan Panta rhei kai uden menei yang artinya semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tetap.Jadi Heraklitos dalam melihat alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah. Sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti bahwa bila kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita harus menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Segala sesuatu saling bertentangan dan dalam pertentangan itulah kebenaran.Itulah sebabnya ia mempunyai kesimpulan bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya, yaitu api. Api adalah unsur yang paling asasi dalam alam karena api dapat mengeraskan adonan roti dan disisi lain

  • 3

    dapat melunakkan es. Artinya api adalah aktor pengubah dalam alamini, sehingga api pantas dianggap sebagai simbul perubahan itu sendiri. 4. Parmenides (515-440 SM)

    Parmenides lahir di Elea Italia Selatan. Parmenides adalah seorang tikoh relativisme yang penting karena dia adalah seorang logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan dapat dikatakan sebagai filosuf pertama dalam pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada deduksi logis, tidak seperti Heraklitos, menurutnya realitas alam seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain dari pada gerak dan perubahan. Sedangkan menurut Parmenides gerak dan perubahan tidak mungkin terjadi. Menurutnya realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak dan tidak berubah. Dia menegaskan bahwa yang ada itu ada, inilah kebenaran.Benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika, dari pandangan ini dia mengatakan bahwa alam tidak bergerak, tetapi diam karena alam itu satu, yaitu ada dan yang ada itu satu. Dia menentang pendapat Heraklitos yang mengatakan mengatakan bahwa alam selalu bergerak. Gerak alam yang terlihat menurut Parmenides adalah semu, sejatinya alam itu diam.Menurutnya ada dua pengetahuan: pengetahuan rasional dan pengetahuan inderawi. Apabila dua pengetahuan itu bertentangan, maka orang harus berpihak pada rasio (logos). 5. Pythagoras (580-500 SM)

    Pythagoras adalah kelahiran Pulau Samos, Ionia. Ia dikenal sebagai filsuf dan juga ahli ukur. Ia mengembalikan segala sesuatu kepada bilangan. Semua realitas dapat diukur dengan bilangan (kuantitas). Karena itu, dia berpendapat bahwa bilangan adalah unsure pertama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa realitas alam adalah harmoni antara bilangan dan gabungan antara dua hal yang berlawanan.Kalau segala-galanya adalah bilangan, itu berarti bahwa unsur bilangan merupakan juga unsur yang terdapat dalam segala sesuatu. Unsur-unsur bilangan itu adalah genap dan ganjil, terbatas dan tak terbatas. Demikian juga seluruh jagad raya merupakan suatu harmoni yang mendamaikan hal-hal yang berlawanan. Artinya, segala sesuatu berdasarkan dan dapat dikembalikan pada bilangan.Jasa Pythagoras ini sangat bes