sejarah perkembangan fotografi

Upload: nor-syafiqah-karim

Post on 09-Jul-2015

99 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Sejarah Perkembangan FotografiBerbicara tentang sejarah fotografi, amatlah panjang. DALAM buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, dijelaskan kira-kira abad ke-5 sebelum masehi, ada orang yang bernama MoTi, berhasil menemukan gejala fotografi. Selanjutnya, seorang berkebnagsaan Arab yang bernama Ibn Al-Haitham juga menemukan seperti itu. Fotografi terus berkembang. Pada tahun 1839 adalah tahun awal fotografi, ketika para ilmuwan menjadi tertarik oleh peranti kuno setengah - ilmiah yang dikenal sebagai kamera obskura. Ini adalah sebuah ruangan kecil, gelap kecuali adanya cahaya yang masuk melalui lensa di dalam sebuah lubang kecil di satu dinding. Orang-orang di dalam ruangan melihat pemandangan dari alam yang disinari matahari di luar, yang diproyeksikan di dinding yang berhadapan. Tetapi santiran ini sebentar saja; sewaktu cahaya di luar mengabur, santiran itu menghilang.Usaha untuk menangkap dan mempertahankan santiran-santiran inilah yang menghasilkan fotografi. Foto pertama di dunia dibuat dalam tahun 1826 oleh Joseph Nicephore Niepce dari sebuah jendela di rumah perkebunannya di Perancis. Untuk film Niepce menggunakan lempengan campuran timah yang dipekakan dan ia mendapat gambaran kabur dari puncak puncak atap yang digambarkan di atas. Foto ini biasanya diperbaiki supaya jelas tetapi versi yang seperti inilah wujud sebenarnya. Kemudian pada tahun 1827, Daguerre mendekati Niepce untuk menyempurnakan temuan itu. Dua tahun setelahnya Daguerre dan Niepce resmi bekerja sama mengembangkan temuan yang lalu disebut heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos adalah menulis. Tapi karena Niepce meninggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja sendiri sampai enam tahun kemudian hasil kerjanya itu diumumkan ke seluruh dunia. Tahun 1900 seorang Jurugambar telah kemudian menciptakan kamera Mammoth. Kamera ini amat besar ukurannya dimana beratnya 1,400 pound. Lens seberat 500 pound. Sewaktu mengubah atau memindahkannya tenaga manusia sebanyaki 15 orang diperlukan!. Kamera ini menggunakan filem sebesar 4 x 8 kaki dengan bahan kimia sebanyak 10 gallons digunakan ketika memprosesnya. Satu tahun setelahnya fotografi berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata heliografi lagi karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata cahaya matahari. Penemuan cahaya buatan dalam bentuk lampu kilat pun telah menjadi sebuah aliran tersendiri dalam fotografi. Cahaya yang dinamai sinar-X kemudian membuat fotografi menjadi berguna dalam bidang kedokteran. Pada tahun 1901, seorang peneliti bernama Conrad Rontgen menemukan pemanfaatan sinar-X untuk pemotretan tembus pandang.

Temuannya ini lalu mendapat Hadiah Nobel dan peralatan yang dipakai kemudian dinamai peralatan rontgen. Cahaya buatan manusia dalam bentuk lampu sorot dan juga lampu kilat (blits) kemudian juga menggiring fotografi ke beberapa ranah lain. Pada tahun 1940, Dr Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili menemukan lampu yang bisa menyala-mati berkali-kali dalam hitungan sepersekian detik. Lampu yang lalu disebut strobo ini berguna untuk mengamati gerakan yang cepat. Foto atlet loncat indah yang sedang bersalto, misalnya, bisa difoto dengan strobo sehingga menghasilkan rangkaian gambar pada sebuah bingkai gambar saja. Demikian pula penemuan film inframerah yang membantu berbagai penelitian. Kabut yang tidak tembus oleh cahaya biasa bisa tembus dengan sinar inframerah. Tidaklah heran, fotografi inframerah banyak dipakai untuk pemotretan udara ke daerah-daerah yang banyak tertutup kabut.

Ditemukannya Mesin Cetak Foto Kemajuan teknologi memang memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar mesin jahit hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran. Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran. Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar. Foto pertama di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown yang muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Henry J Newton. Banyak cabang kemajuan fotografi yang terjadi, tetapi banyak yang mati di tengah jalan. Foto Polaroid yang ditemukan Edwin Land, umpamanya, pasti sudah tidak dilirik orang lagi karena kini foto digital juga sudah nyaris langsung jadi. Juga temuan seperti format film APSS (tahun 1996) yang langsung mati suri karena teknologi digital langsung masuk menggeser semuanya.

Tahun Tahun perkembangan Fotografi.

Tahun 1000 Al Hazen, seorang pelajar berkebangsaan Arab, menulis bahwa citra dapat dibentuk dari cahaya yang melewati sebuah lubang kecil.

Sekitar 400 tahun kemudian Leonardo da Vinci, juga menulis mengenai fenomena yang sama. Seandainya tulisan da Vinci dipublikasi, kemungkinan ia dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera. Tahun 1558. Battista Delta Porta, dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera melalui buku tentang Camera Obscura yang dipublikasikannya. Kemungkinan karyanya tersebut didasari pada penemuan-penemuan da Vinci.

Awal abad 17 Ilmuwan Italia, Angelo Sala menemukan bahwa bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu, dengan komponen kimia tersebut, ia telah berhasil merekam gambar-gambar yang tak bertahan lama. Probelam yang belum bisa diatasinya ialah menghentikan proses kimia, setelah gambar-gambar terekam agar permanen.

Tahun 1727 Johann Heinrich Schuize, profesor farmasi dari Universitas di Jerman, juga menemukan hal yang sama pada percobaan yang tak berhubungan dengan fotografi. Ia memastikan bahwa komponen perak nitrat menjadi hitam karena cahaya dan bukan oleh panas.

Sekitar tahun 1800 Thomas Wedgwood, seorang Inggris, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra yang telah melalui lensa pada camera obscura (sekarang ini disebut kamera) tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schuize, membuat gambar-gambar negatif (sekarang ini dikenal fotogram), pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak dan menggunakan cahaya matahari sebagai penyinaran.

Tahun 1824 Setelah melalui berbagai proses penyempurnaan oleh berbagai orang dengan berbagai jenis pekerjaan dari berbagai negara. Akhirnya pria Perancis bernama Joseph Nieephore Niepee, seorang lithograf berhasil membuat gambar permanen pertama yang dapat disebut FOTO (tak menggunakan kamera), melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograf) dengan menggunakan

sejenis aspal (yang disebutnya Bitumen of judea) sebagai bahan kimia dasarnya. Kemudian dicobanya menggunakan kamera ( NB: ada sumber yang menyebutkan Niepee sebagai orang pertama yang menggunakan lensa pada camera obscura. Pada masa itu lazimnya camera obscura hanya berlubang kecil), juga bahan kimia lainnya, tapi hasilnya tidak memuaskan.

Agustus 1827 Setelah saling menyurati beberapa waktu sebelumnya, Niepee berjumpa dengan Louis Daguerre, pria Perancis dengan beragam ketetrampilan tapi dikenal sebagai pelukis. Mereka merencanakan kerjasama untuk menghasilkan foto melalui penggunaan kamera.

Tahun 1829 Niepee secara resmi bekerja sama dengan Daguerre, tapi Niepee meninggal dunia pada tahun 1833.

7 Januari 1839 Dengan bantuan seorang ilmuwan untuk memaparkan secara ilmiah, Daguerre mengumumkan hasil penelitian. Penelitiannya selama ini kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis. Hasil kerjanya yang berupa foto-foto yang permanen itu disebut DAGUERRETYPE, yang tak dapat diperbanyak / reprint /repro. Saat itu Daguerre telah memiliki foto studio komersil dan Daguerretype tertua yang masih ada hingga kini diciptakannya tahun 1837.

25 Januari 1839 William Henry Fox Talbot, seorang ilmuwan Inggris, memaparkan hasil penemuannya (tepatnya tahun 1834) berupa proses fotografi moderen kepada Institut Kerajaan Inggris. Berbeda dengan Daguerre, ia menemukan sistem negatifpositif ( bahan dasar : perak nitrat, diatas kertas). Walau telah menggunakan kamera, sistem itu masih sederhana seperti apa yang sekarang kita istilahkan : Contactprint (print yang dibuat tanpa pembesaran / pengecilan) dan dapat diperbanyak.

Juni 1840 Talbot memperkenalkan Calotype, perbaikan dari sistem sebelumnya, juga menghasilkan negatif diatas kertas.

Oktober 1847 Abel Niepee de St Victor, keponakan Niepee, memperkenalkan pengunaan kaca sebagai base negatif menggantikan kerta.

Januari 1850 Seorang ahli kimia Inggris, Robert Bingham, memperkenalkan penggunaan Collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukup populer denga sebutan WETPLATE Fotografi. Setelah berbagai perkembangan dan penyempurnaan, penggunaan roll film mulai dikenal.

Juni 1888 George Eastman, seorang Amerika, menciptakan revolusi fotografi dunia hasil penelitiannya sejak 1877. Ia menjual produk baru dengan merek KODAK berupa sebuah kamera box kecil dan ringan, yang telah berisi roll film (dengan bahan kimia Perak Bromida) untuk 100 exposure. Bila seluruh film digunakan, kamera (berisi film) dikirim ke perusahaan Eastman untuk diproses. Setelah itu kamera dikirimkan kembali dan telah berisi roll film yang baru. Berbeda denga kamera masa itu yang besar dan kurang praktis, produk baru tersebut memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa.

Hingga kini Perkembangan fotografi terus mengalami perkembangan dan berevolusi menjadi film-film digital yang mutakhir tanpa menggunakan roll film. Itulah perkembangan dunia fotografi hingga masuk era digital.