sejarah perkembangan dan asumsi
DESCRIPTION
asesmen dasar psikologiTRANSCRIPT
SEJARAH PERKEMBANGAN DAN ASUMSI DASAR TES - ASESMEN PSIKOLOGI
Sejarah Perkembangan Sejarah Perkembangan Tes PsikologiTes Psikologi
Kekaisaran Cina
Ada pengaruh ajaran confusius tentang layanan masyarakat, moral dan tugas sosial untuk mencapai pemerintahan yang sempurna
Menghindari nepotisme Ada rekrut dan kompetisi terbuka Musik, panah, kuda, menulis, dan aritmetik Bidang seleksi untuk: layanan publik, hukum,
militer, pertanian, pajak, geografi
Galton (1884) 1869… Pemberian alamiah (herediter Darwin) dan Deviasi dari
rata-rata Pioner konsep statistik dalam eksperimen Korelasi product moment oleh Karl Pearson, akar nya
dari hasil kerja Galton Konsep kuantifikasi individual differences dan
pengukurannya Tes pertama yang disusun laboratorium ini meliputi :
ketajaman visual, ketajaman pendengaran, kekuatan otot, waktu reaksi, dan fungsi-fungsi inderawi sederhana.
Asusmsi pokoknya: orang yang memiliki intelektual tinggi pasti memiliki indera yang baik, begitu pula sebaliknya.
Mengembangkan kuesioner, rating scales, dan self report inventory
Wundt 1879
Berlawanan dengan Galton Justru mengeksplorasi kesamaan individual Cattell (murid Wundt di Leipzig) Disertasinya tentang perbedaan manusia Murid Wundt di Leipzig yang lain: Spearman,
Henri (kerja sama dengan Binet), Emil kraepelin, Stanley Hall, dll.
CATTELL
Perbedaan individu tentang waktu reaksi Mendirikan korporasi Psikologi untuk
menyediakan layanan Asesmen dan Psikotes
Pengukuran Inteligensi
Binet dan Henri (1895) artikel tentang pengukuran memory and social comprehension
10 tahun kemudian Binet - Simon mempublikasikan 30 aitem mengukur inteligensi mengidentifikasi siswa retardasi di sekolah
Wechler (1939) mengembangkan tes inteligensi untuk orang dewasa
Tes KlasikalTes Klasikal
Dikembangkan mulai tahun 1917, ketika rekruitasi pasukan AS dalam Perang Dunia I.
Tim ditunjuk oleh APA, dan diketuai oleh Robert M. Yerkes. Hasilnya diberikan kepada Psikologi Angkatan Darat AS yang diketuai oleh Arthur S. Otis. Tesnya disebut Tes Otis.
Tes ini kemudian dikembangkan menjadi Tes Army Alpha dan Army Beta.
Army Alpha untuk umum, Army Betta untuk yang buta huruf dan tidak tahu bahasa Inggris.
ARMY ALPHA
ARMY BETA
Pengukuran Kepribadian Pengembangan tes kemampuan mental maju
pesat, dan ada kritik terlalu berorientasi tes
Perang dunia I, tidak hanya mengukur kemampuan mental tetapi juga general adjusment
Woodworth ditugaskan mengembangkan pengukuran stabilitas emosi dan adjusment yang cepat dan praktis (kelompok) digunakan sebagai panduan wawancara seleksi tentara
Pengukuran Kepribadian (Lanjutan)
Pertanyaan psikopatologi dengan jawaban yes/no
Setelah PDI ia kembangkan tes kepribadian untuk sivil: psychoneurotic inventory – Woodworth Psyconeurotic inventory
Inventori pertama yang self report test
Ada kelemahan, dan berkembanglah pengukuran yang tidak self report yang dikenal dengan projective test
ASUMSI TES DAN ASESMEN PSIKOLOGIS (2)
ASUMSI 1: Adanya trait dan state Adanya trait dan state
psikologispsikologis Keduanya berkaitan dengan ciri pembeda antar
orang), traits relatif tetap, sedangkan states tergantung pada situasi
Ribuan ciri sifat yang ada di kamus Trait untuk tujuan pengukuran, adalah sebuah
konstruk, konsep ilmiah yang dikembangkan atau constructed untuk menggambarkan atau menjelaskan perilaku.
Jika tidak dapat dilihat, didengar atau disentuh, kita menyimpulkan eksistensinya dari overt behavior
ASUMSI 2:Traits dan States Dapat Dikuantifikasi
dan Diukur Langkah pertama diawali dengan definisi
dari traits kemudian dikembangkan perilaku yang diasumsikan sebagai indikasi dari definisi tersebut
Pengukuran traits dan states psikologis tidak hanya mengembangkan seperangkat aitem, namun juga cara skoring dan interpretasinya.
Skor tes sebagai indikasi kekuatan T/S seringkali berdasarkan cumulative scoring
ASUMSI 3: Test-related behavior predicts
non-test-related behavior
Beberapa tes berbentuk tugas melakukan sesuatu seperti WAIS (mengatur puzzle bentuk gajah ----- untuk kemampuan intelektual)
ASUMSI 4:Tes dan teknik pengukuran mempunyai kelebihan dan
kekurangan
Pengguna tes yang kompeten, memahami tentang alat tes yang digunakan
Penyusunan tes, keadaan yang dibutuhkan untuk proses tes, administrasi tes dan untuk siapa, dan bagaimana interpretasi hasil tes.
Pengguna tes memahami kelemahan tes dan mencari sumber lain untuk melengkapinya
ASUMSI 5:Ada sumber-sumber kesalahan dalam
proses asesmen
Error yang dimaksud: “more than expected” Adanya pengaruh faktor-faktor lain di luar yang diharapkan
terhadap performansi tes Skor tes yang didapatkan seseorang adalah hasil
pengukuran termasuk “error” Contoh: tes bakat (ada jawaban “ngawur”) Error harus diperhitungkan dalam asesmen, sering disebut
error variance (komponen yg mempengaruhi skor tes dari sumber-sumber selain traits atau ability yang diukur.
Beberapa error variance: keadaan testee (flu), tester (tingkat penguasaan tes), instrumen tes (sederhana – kompleks).
ASUMSI 6: ASUMSI 6: Tes dan asesmen dilakukan Tes dan asesmen dilakukan
dengan cara yang fair dan tidak dengan cara yang fair dan tidak biasbias
Latar belakang, pengalaman testi Perdebatan bukan apakah tes ini
prosedurnnya fair, tapi kita mau gunakan atau tidak tes ini
ASUMSI 7: Tes dan asesmen bermanfaat bagi
masyarakat
Penolakan masyarakat terhadap penggunaan tes dan asesmen mungkin beralasanTapi, jika tidak ada tes maka:
banyak proses seleksi hanya berdasarkan nevotisme tanpa tes bagaimana guru mengetahui kemajuan
siswa, permasalahan siswa dan kebutuhan remediasi tidak ada instrumen untuk mendiagnosa dan
menetapkan wilayah yang harus diintervensi masalah gangguan syaraf,
tanpa tes akan kesulitan menyeleksi ribuan calon militer
Referensi
Cohen R.J & Swerdlik M.E. 2005. Psychological Testing and Assesment ; an Introduction to tests and Measurement. New York : McGraw-Hill, Inc