sejarah perkembangan bahan pustaka
TRANSCRIPT
Sejarah Perkembangan
Bahan Pustaka
Nurlistiani, S.Sos., M.A.-06/09/2021-
• Karakteristik Semua Jenis Bahan
Pustaka
• Cara Pembuatan Kertas
Karakteristik Semua Jenis
Bahan Pustaka
• Sebelum Zaman Kertas
• Zaman Kertas
• Sesudah Zaman Kertas
Sebelum Zaman Kertas
(Pra Kertas)• Lempengan Tanah Liat
• Papyrus
• Kulit Kayu
• Daun Lontar (Palm Leaves)
• Kayu
• Gading
• Tulang
• Batu
• Kuningan, Tembaga, Perunggu, & Timah
• Kulit Binatang
• Parchment & Vellum
Lempengan Tanah Liat
• Media ini dibuat dari tanah yang dibakar atau
dijemur.
• Tanah liat mengandung unsur-unsur kaolin
(alumina, silikat, & air), besi, kapur, magnesium,
soda, & sedikit potassium.
• Orang Assyria membuat lempengan tanah liat
dengan cara membentuk adonan lempung
dengan menggunakan tangan.
• Tulisan dibuat di atas tanah liat yang masih
basah dengan menggunakan paku, kemudian
dipanaskan.
Papyrus
• Dikembangkan pertama kali di Mesir.
• Dibuat dari sumsum batang papyrus.
• Tinta yang digunakan untuk menulis dibuat dari
karbon hitam atau oksida besi, yang masih dapat
dibaca sampai saat ini.
• Lembaran-lembaran papyrus disatukan dengan
cara membuat lubang pada ujung-ujungnya,
kemudian dimasukkan benang ke dalam lubang
tersebut & diikat.
Kulit Kayu
• Dikembangkan di Asia Tengah & Timur Jauh.
• Dibuat dari bagian dalam batang pohon yang
disebut epidermis.
• Penyimpanan dilakukan dengan cara
menggulung.
Daun Lontar
• Dikembangkan di jazirah India bagian Timur.
• Dibuat dari daun lontar.
• Tinta yang digunakan untuk menulis dibuat dari
jelaga & minyak.
Kayu
• Pada zaman Cina Kuno sebelum ditemukan
kertas, kayu merupakan alat tulis-menulis kedua
setelah sutera.
• Namun sangat disayangkan, bagian kayu yang
paling rapuh (sapwood) mudah membusuk
sehingga ulat & serangga akan muncul serta
menyebar ke seluruh bagian kayu.
Gading
• Merupakan media yang paling disukai untuk
tulis-menulis & hiasan.
• Kenapa?
• Karena permukaannya yang halus, mudah
disemir (untuk dikilapkan), & mudah ditulis serta
diukir.
• Tahan lama, tidak mudah rusak.
• Kelemahannya?
• Tinta yang dituliskan di atas gading dapat hilang.
Tulang
• Secara kimiawi merupakan bahan yang
kompleks, berbentuk padatan, keras, digunakan
sebagai alat tulis-menulis & untuk hiasan.
• Dapat dikilapkan (disemir), diukir, dipahat, ditulis
atau dicat.
• Benda-benda yang dibuat dari tulang akan dapat
bertahan dalam waktu yang tidak terbatas.
Batu
• Tulisan di atas batu merupakan simbol dari daya
tahan.
• Sebagian besar prasasti diukir di atas batu.
Kuningan, Tembaga, Perunggu, & Timah
• Logam-logam ini digunakan manusia untuk
mencatat & juga hiasan sejak kemunculannya
menggantikan zaman batu.
• Timah mudah kotor jika terkena udara langsung,
akan tetapi lebih tahan terhadap cuaca &
pelapukan dibandingkan dengan sebagian besar
logam lainnya.
• Tembaga adalah logam yang mudah diperoleh,
dapat ditempa, & dapat dengan mudah dipalu
untuk membentuk lembaran.
• Kuningan & perunggu juga digunakan untuk
sebagai alat tulis-menulis.
Kulit Binatang
• Kulit binatang adalah salah satu media yang
paling disukai sebagai alat tulis-menulis & hiasan
sejak zaman prasejarah.
• Pada zaman tersebut, manusia telah mengetahui
bagaimana menggunakan kulit binatang &
pengawetan kulit merupakan suatu kerajinan
yang sudah dikenal pada awal zaman Mesir
Kuno.
Parchment & Vellum
• Proses pembuatan parchment & vellum diduga telah
dikembangkan sekitar 190 SM di Pergamon yang terletak
di Asia Minor.
• Penggunaannya dikembangkan untuk menggantikan
bahan dari papyrus yang telah ditinggalkan oleh bangsa
Mesir.
• Vellum adalah kulit anak sapi, biasanya umurnya tidak
lebih dari 6 minggu, yang telah dibersihkan dagingnya,
rambut, lemak, & otot-otot, kemudian diawetkan dengan
merendamnya dalam larutan kapur & dengan hati-hati
dikikis (dikerik) & digosok.
• Parchment biasanya dibuat dari kulit
kambing, biri-biri betina atau anak biri-biri
tetapi dapat juga menggunakan kulit
binatang lainnya.
• Parchment digunakan untuk naskah-
naskah & penjilidan yang kurang baik
kualitasnya.
• Vellum untuk naskah mewah & penjilidan
yang mahal.
Zaman Kertas
• Menurut SII 0658-82 definisi kertas adalah
lembaran yang terbuat dari serat selulosa & atau
serat buatan yang telah mengalami pengerjaan
penggilingan, ditambah beberapa bahan
tambahan yang saling menempel & saling
menjalin, umumnya mempunyai berat lebih
ringan dari 165 gr/m2.
• Kertas seperti yang dimaksud pada definisi di
atas, pertama kali ditemukan di Cina pada 105
AD.
• Pengetahuan mengenai pembuatan kertas
menyebar ke Jepang sekitar tahun 600 setelah
melalui Korea.
• Penyebaran ke Baghdad terjadi pada tahun 793,
kemudian abad ke-10 baru memasuki
Damaskus & Kairo.
• Di Spanyol, pembuatan kertas baru dikenal
tahun 1151.
• Itali pada tahun 1276 & Inggris pada tahun
1494.
• Rusia, Netherland, & Hongaria pada abad ke-
16.
• Skandinavia pada abad ke-17.
• Penyebaran ke Amerika pada tahun 1580 oleh
orang-orang Spanyol.
• Berdasarkan jenis serat yang digunakan dalam
pembuatannya, kertas dikelompokkan menjadi 4,
yaitu:
1. Kelompok Kapas, serat diperoleh dari kapas,
flax, rami, hemp, dan sebagainya.
2. Kelompok Rumput-rumputan, serat diperoleh
dari merang, esparto, bambu.
3. Kelompok Tali-talian, serat diperoleh dari yute,
scroll, net. Di negara-negara Timur, bahan-
bahan tersebut hanya digunakan untuk kertas
kasar.
4. Kelompok kayu-kayuan, serat diperoleh dari
kayu.
• Serat kapas menghasilkan kertas yang
berkualitas tinggi, kuat, & stabil.
• Kertas yang dibuat dari serat kayu, proses
kerusakan dapat terjadi sejak awal setelah
kertas selesai dibuat.
• Kertas yang dibuat dengan cara tersebut,
kemudian disamak dengan perekat dari
binatang atau kanji untuk menambah kekuatan
kertas, memperlicin permukaan, & agar tinta
tidak mengembang ketika dituliskan di atas
kertas.
• Penggunaan watermark mulai dikembangkan
pada abad ke-10, bersamaan dengan
komersialisasi pembuatan kertas.
• Kertas dibuat dengan menggunakan “rag” hingga
abad ke-17.
• Tidak ada zat pemutih pada masa tersebut.
• “Rag” yang digunakan untuk kertas tulis & kertas
cetak adalag “rag” yang masih baru & kuat.
• “Rag” yang tua hanya untuk kertas pembungkus.
• Kondisi kertas yang dibuat pada masa tersebut
masih dalam kondisi baik hingga saat ini.
• Akhir abad ke-17 kebutuhan kertas bertambah,
& “rag” putih yang baru tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
• Hal ini menyebabkan “rag” yang tua & kotor
digunakan untuk kertas dengan cara
memutihkannya dengan zat pemutih.
• Zat pemutih yang dipakai adalah klorin yang
ditemukan pada tahun 1774.
• Akibatnya, kertas yang dibuat setelah 1700,
sekarang berada dalam kondisi yang lemah.
• Tahun 1793 mulai dikenal penggunaan kapas
sebagai sumber serat.
• Tahun 1800 serat merang mulai digunakan.
• Sampai tahun 1861 hampir semua jenis kertas
dibuat dari bahan-bahan yang tidak mengandung
lignin, proses kimia yang dilakukan untuk
mengubah kayu & bahan-bahan lain, seperti
esparto, merang menjadi serat selulosa murni
belum dikembangkan secara komersial.
• Tahun 1840 mulai dikenal penggunaan serat
kayu & pulp kayu yang diperoleh masih
mengandung lignin, karena proses
pembuatannya hanya dengan mesin.
• Pada 1850 dikenal cara pembuatan pulp, yaitu
dengan menggunakan caustic soda yang
disebut dengan proses soda.
• Tahun 1857 proses sulfit pertama kali mulai
dipopulerkan, yaitu proses yang menggunakan
kalsium bisulfit.
• Tahun 1884 mulai dikenal penambahan
campuran caustic soda & natrium sulfat dalam
proses sulfat.
• Proses-proses tersebut digunakan untuk
menghilangkan lignin dari sumber serat.
Setelah Zaman Kertas
(Pasca Kertas)
• Mikrofilm
• Film gambar hidup
• Foto
• Audio tapes & disk
• Disket
• CD-ROM
• Video
Cara Pembuatan Kertas
Proses pembuatan kertas dilakukan dalam 2
tahap, yaitu:
1. Pembuatan bubur kertas (pulp)
2. Pembuatan lembaran kertas
Proses Pembuatan Bubur Kertas
Dibagi menjadi 3 macam cara, yaitu:
1. Proses Mekanis
2. Proses Semikimia
3. Proses Kimia
Proses Mekanis
Bahan baku (kayu) digiling dengan batu
besar sambil dibasahi dengan air. Bubur
kertas yang dihasilkan kurang murni &
seratnya banyak yang rusak serta
kekuatannya rendah.
Proses Semikimia
Bahan baku kayu direndam & dipanaskan
dengan larutan bahan kimia sampai lunak,
baru kemudian digiling. Dengan cara ini,
diperoleh bubur kertas yang lebih baik
meskipun masih kurang murni.
Proses Kimia
• Bahan baku kayu dimasak dengan bahan
kimia tertentu sampai lignin &
hemiselulosa yang tidak diinginkan
terpisah dari serat selulosa.
• Bubur kertas yang dihasilkan dengan
proses kimia lebih murni & seratnya tidak
rusak.
Berdasarkan perbedaan bahan pemasak
yang dipakai, maka dikenal 3 cara
pembuatan bubur kertas dengan proses
kimia, yaitu:
1. Proses Soda
2. Proses Sulfat
3. Proses Sulfit
Proses Soda
• Bahan pemasak yang dipakai adalah
natrium karbonat & natrium hidroksida.
• Pemasakan dilakukan pada suhu 160-170
°C selama 6-8 jam.
• Pulp yang dihasilkan berwarna coklat &
dapat diputihkan.
• Biasanya bubur kertas ini ditambah
dengan bubur kertas dari bahan lain untuk
membuat kertas buku.
Proses Sulfat
• Bahan pemasak yang dipakai adalah
natrium hidroksida, natrium sulfit, &
natrium karbonat.
• Pemasakan dilakukan pada suhu 170 °C
selama 2-5 jam.
• Bubur kertas yang dihasilkan berwarna
coklat & sukar diputihkan, akan tetapi
seratnya kuat.
• Bubur kertas ini dipakai untuk membuat
kertas kantong.
Proses Sulfit
• Bahan yang dipakai adalah garam-garam
sulfit, seperti natrium sulfit, natrium sulfit
asam, & kadang-kadang dipakai garam
kalsium & magnesium.
• Bubur kertas yang dihasilkan dapat
diputihkan.
• Biasanya dipakai untuk kertas buku.
• Untuk menghilangkan bahan-bahan
berwarna lain yang tidak diinginkan, maka
bubur kertas dimurnikan dengan bahan
penggelantang, seperti hipoklorit, klor
dioksida, & hidrogen peroksida.
Proses Pembuatan Lembaran Kertas
• Adalah pengolahan bubur kertas ditambah
dengan bahan pengisi, zat pewarna, & bahan
tambahan lain untuk memperbaiki mutu kertas.
• Bubur kertas yang dihasilkan, dipotong-potong
menjadi bagian yang kecil & diaduk sehingga
menjadi bubur kertas yang homogen.
• Kemudian ditambah bahan pengisi, seperti
tawas, kaolin, tapioka, kalsium sulfat, rosin, &
lain-lain.
• Tujuan dari penambahan tersebut adalah
untuk memperbaiki sifat kertas, misalnya
merapatkan pori-pori, menambah
kekuatan, & melicinkan permukaan kertas.
• Bubur kertas yang telah homogen, dituang
ke dalam alat pembentuk lembaran kertas
dengan ukuran leba r & ketebalan tertentu.
• Kemudian dikeringkan dengan rol-rol baja
yang dipanaskan dengan uap air.
• Pemanasan dilakukan bertingkat untuk
menjaga mutu kertas yang dihasilkan.