sejarah ar-02_template kd 3

9
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012 Nama : Maulina Sukmawatie Budiharjo NIM : I.0211039 Kompetensi Dasar/KD : III [tiga] RAGAM ARSITEKTUR DI INDONESIA [PEMETAAN PERKEMBANGAN ARSITEKTUR] GEDUNG SUARA MERDEKA SEMARANG SEBAGAI HASIL KARYA ARSITEKTUR NEO KLASIK DAN ARSITEKTUR KOLONIAL BELANDA PADA ERA 1800an - 1902 PENGANTAR Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia terjadi pada abad ke 16 sampai dengan abad ke 19. Diantara perkembangan gaya Arsitektur Kolonial Belanda dari masa ke masa tersebut ada sebuah perbedaan yang terjadi pada perkembangannya tahun 1800an – 1902. Hal tersebut yang akan dikaji serta diulas lebih dalam lagi, terutama pada kasus Gedung Suara Merdeka di Kota Semarang. PEMAHAMAN TENTANG SEJARAH ARSITEKTUR NEO KLASIK Arsitektur kolonial Belanda yang ada di Indonesia pada tahun 1800an – 1902 banyak mengadaptasi dari arsitektur neo klasik, di mana arsitektur neo klasik ini terinspirasi dari gaya arsitektur Yunani dan Romawi kuno. Arsitektur Neoklasik lahir antara lain karena ditemukannya kembali peninggalan arsitektur Yunani dan Romawi, serta adanya perubahan politik antara lain revolusi Perancis (1789) dan Amerika(1776) menciptakan republik, dengan anggapan mengambil seni yang diasosiasikan dengan seni Yunani (demokrasi) dan Romawi (republik). Pada abad ke-18 orang (terutama yang senang benda antik dan arsitek) banyak tertarik untuk mengadakan perjalanan dan penggalian situs-situs lama, terutama Yunani. Banyaknya penemuan tersebut membuat arsitektur Neoklasik dapat menciptakan karya yang lebih mendekati/mirip arsitektur klasik (Yunani dan Romawi) daripada arsitektur Renaissans. Kecenderungan pada gaya Yunani atau gaya Romawi atau bisa disebut juga Battle of the Styles. Ciri-ciri arsitektur Neoklasik antara lain adalah : Garis-garis bersih, elegan, penampilan yang rapi (uncluttered), simetris, serta kolom-kolom yang berdiri bebas. 1

Upload: maulina-sukma

Post on 14-Aug-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah AR-02_template KD 3

PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012

Nama : Maulina Sukmawatie BudiharjoNIM : I.0211039Kompetensi Dasar/KD : III [tiga]

RAGAM ARSITEKTUR DI INDONESIA [PEMETAAN PERKEMBANGAN ARSITEKTUR]

GEDUNG SUARA MERDEKA SEMARANG SEBAGAI HASIL KARYA ARSITEKTUR NEO KLASIK DAN ARSITEKTUR KOLONIAL BELANDA PADA

ERA 1800an - 1902

PENGANTARPerkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia terjadi pada abad ke 16

sampai dengan abad ke 19. Diantara perkembangan gaya Arsitektur Kolonial Belanda dari masa ke masa tersebut ada sebuah perbedaan yang terjadi pada perkembangannya tahun 1800an – 1902. Hal tersebut yang akan dikaji serta diulas lebih dalam lagi, terutama pada kasus Gedung Suara Merdeka di Kota Semarang.

PEMAHAMAN TENTANG SEJARAH ARSITEKTUR NEO KLASIKArsitektur kolonial Belanda yang ada di Indonesia pada tahun 1800an – 1902 banyak

mengadaptasi dari arsitektur neo klasik, di mana arsitektur neo klasik ini terinspirasi dari gaya arsitektur Yunani dan Romawi kuno. Arsitektur Neoklasik lahir antara lain karena ditemukannya kembali peninggalan arsitektur Yunani dan Romawi, serta adanya perubahan politik antara lain revolusi Perancis (1789) dan Amerika(1776) menciptakan republik, dengan anggapan mengambil seni yang diasosiasikan dengan seni Yunani (demokrasi) dan Romawi (republik). Pada abad ke-18 orang (terutama yang senang benda antik dan arsitek) banyak tertarik untuk mengadakan perjalanan dan penggalian situs-situs lama, terutama Yunani.

Banyaknya penemuan tersebut membuat arsitektur Neoklasik dapat menciptakan karya yang lebih mendekati/mirip arsitektur klasik (Yunani dan Romawi) daripada arsitektur Renaissans. Kecenderungan pada gaya Yunani atau gaya Romawi atau bisa disebut juga Battle of the Styles. Ciri-ciri arsitektur Neoklasik antara lain adalah :

Garis-garis bersih, elegan, penampilan yang rapi (uncluttered), simetris, serta kolom-kolom yang berdiri bebas.

Gambar 1 : Bentuk kolom-kolom yang mendominasi arsitektur neo klasikSumber : http://atpic.wordpress.com/2011/03/03/arsitektur-neoklasik-abad-18m/

1

Page 2: Sejarah AR-02_template KD 3

PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012

Sedangkan untuk garis atap umumnya datar dan horisontal. Jarang ada menara dengan fasade yang cenderung panjang dan datar akibat

dari efek dari kolom yang berjajar. Proporsi klasik pada eksterior sangat penting dimana pintu dan jendela tidak mengurangi kesempurnaan nilai-nilai arsitektur klasik meskipun diletakkan di belakang kolom-kolom depan.

Pintu dan jendela tidak menjadi elemen skluptural pada arsitektur gaya neo klasik ini.

Gambar 2 : Bentuk atap pada

gaya arsitektur neo klasik

Sumber :

http://atpic.wordpress.com/2011/03/03/arsitektur-neoklasik-abad-18m/

Gambar 3 : Bentuk – bentuk geometris yang diterapkan pada gaya arsitektur neo klasikSumber : http://atpic.wordpress.com/2011/03/03/arsitektur-neoklasik-abad-18m/

Dalam arsitektur neo klasik ini, terdapat dua gaya bangunan yang terkenal pada periodenya, yaitu Gaya Georgia (Inggris Raya) dan Gaya Federal (Republik Amerika Serikat).Gaya Georgia berkembang di Inggris, 1715 – 1820 dan dipengaruhi oleh gaya arsitektur Palladia. Gaya ini banyak terlihat pada penataan kota/kawasan. Sedangkan Gaya Federal berkembang di Amerika Serikat (1780 – 1820). Dengan fitur tipikal interior yang berbentuk

2

Page 3: Sejarah AR-02_template KD 3

PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012

oval, tangga melingkar yang berdiri bebas, portico yang di’bingkai’ oleh kolom-kolom, profil kayu yang kecil, dan proposi yang ‘langsing’ (slender).

PEMBAHASAN: KASUS BANGUNAN/ARSITEKTUR TERTENTUArsitektur Kolonial Belanda di Indonesia menjadi salah satu tonggak perkembangan

arsitektur di Indonesia. Dalam perkembangannya itu sendiri Arsitektur Kolonial Belanda memiliki beberapa tahapan / era. Pada era perkembangan yang pertama terjadi pada abad ke 16. Pada masa perekembangan ini Indonesia masih disebut sebagai Hindia Belanda (Nederland Indische) di bawah kekuasaan dagang Belanda VOC. Pada masa perkembangan ini arsitektur Belanda seperti kehilangan orientasinya pada bangunan tradisional Belanda. Hal ini juga di dukung dengan keberadaan arsitektur Belanda yang tidak memiliki sebuah orientasi bentuk yang jelas. Serta pada masa perkembangan arsitektur di abad ke 16 ini, desain dari arsitekturnya tidak beradaptasi dengan iklim serta lingkungan setempat.

Kemudian menginjak pada tahun 1800an – 1902, dimana perkembangan gaya Arsitektur Kolonial Belanda pada masa ini mengalami sedikit perpaduan dan perubahan. Perpaduan & perubahan yang terjadi diebabkan karena pada masa tersebut pemerintahan Belanda mengambil alih Hindia Belanda (Indonesia) dari VOC. Dengan adanya keadaan tersebut Hindia Belanda resmi dikuasai oleh pemerintah Belanda. Kemudian untuk semakin meningkatkan serta memperkuat kekuatan Belanda sebagai kaum kolonialis, maka Belanda membangun beberapa gedung yang berkesan mewah. Namun bangunan yang mereka bangun tidak sesuai dengan gaya arsitektur Belanda pada masa itu. Mereka lebih kepada memadupadankan gaya arsitektur neo klasik dengan gaya arsitektur kolonial. Perpaduan 2 gaya arsitektur ini terjadi pada sebuah contoh bangunan Belanda yang dibangun pada era tersebut, yaitu Gedung Suara Merdeka Semarang, di mana gedung ini diprediksikan ada dan dibangun pada periode 1800-1902.

Gambar 4 : Gedung Suara Merdeka Semarang

3

Page 4: Sejarah AR-02_template KD 3

PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012

Gambar 5 : Gambar tampak depan dari Gedung Suara Merdeka SemarangSumber : http://www.imagebali.net/detail-artikel/165-mengenal-sejarah-arsitektur-belanda-di-

indonesia.php

Gedung Suara Merdeka Semarang ini memiliki gaya arsitektural yang berbeda dengan bangunan arsitektur kolonial Belanda sebelumnya. Pada era 1800-1902 pemerintah kolonial Belanda sengaja menerapkan perpaduan prinsip desain arsitektur neo klasik dan kolonial, karena ingin mendapatkan pengakuan sebagai negara adidaya pada masa tersebut. Perpaduan ini dikarenakan gaya Arsitektur Neo Klasik yang lebih banyak condong ke arsitektur Yunani dan Romawi Kuno, di mana dalam arsitektur dua negara tersebut, kemewahan serta kekokohan bangunan yang nampak pada fasad bangunan sudah dapat terlihat.

Perpaduan paling menonjol yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda dalam menciptakan karya arsitektur ini dapat terlihat di fasad bangunan. Pada pengadaptasian arsitektur neo klasik ke dalam bangunan kolonial Belanda ini, mereka banyak menerapkan prinsip simetris pada denah dan tampak bangunan. Kemudian adanya tiang-tiang penyangga yang akan memberikan kesan mewah dan kokoh dalam bangunan tersebut. Konsep penggunaan tiang-tiang pada fasad ini banyak diadopsi dari arsitektur Yunani dan Romawi kuno. Bentuk- bentuk geometris yang diterapkan pada fasad bangunan juga menjadi ciri menonjol dari pengadopsian gaya arsitektur neo klasik.

Gambar 6 : Tiang penyangga pada Gedung Suara Merdeka SemarangSumber : http://www.imagebali.net/detail-artikel/165-mengenal-sejarah-arsitektur-belanda-di-

indonesia.php

4

Page 5: Sejarah AR-02_template KD 3

PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012

Gambar 7 : Pengaplikasian tiang-tiang pada fasad bangunanSumber : http://www.imagebali.net/detail-artikel/165-mengenal-sejarah-arsitektur-belanda-di-

indonesia.phpTidak hanya hal tersebut, penggunaan model atap yang berbeda dengan gaya

arsitektur kolonial Belanda sebelumnya, juga memberikan kesan elegan pada setiap bangunan yang dibangun pada masa tersebut. Gedung Suara Merdeka ini sendiri terlihat berbeda dengan bangunan kolonial Belanda sebelumnya. Hal ini disebabkan karena penggunaan material pada gedung ini yang mulai meninggalkan material lama pada arsitektur kolonial Belanda terdahulu. Pintu masuk pada bangunan ini berada di depan, namun pada era sebelumnya pintu masuk terletak pada samping bangunan. Serta mulai meninggalkan bukaan-bukaan pada atap (dormer).

Gambar 8 : Bentuk atap perisai pada Gedung Suara Merdeka SemarangSumber : http://nuharifiandi.blogspot.com/2012/03/arsitektur-kolonial-belanda.html

Namun tidak semua gaya arsitektural yang ada pada era kolonial Belanda ini mengadobsi dan memadupadankan dengan gaya Arsitektur Neo Klasik. Ada beberapa haldari gaya Arsitektur Kolonial yang masih diterapkan dan kebetulan memiliki kesamaan dalam prinsip desainnya. Seperti penggunaan denah bangunan yang simetris. Kemudian penggunaan elemen pintu dan jendela yang didesain besar agar berkesan kokoh dan megah. Pada masa era kolonial Belanda sebelumnya sudah menggunakan dua buah daun pintu pada setiap pintu masuk, dan ini juga diterapkan pada desain arsitektur kolonial Belanda era 1800-1902, khususnya juga pada Gedung Suara Merdeka Semarang ini. Penggunaan jendela krepyak pada lantai 1 dan jendela kaca pada lantai 2 juga memiliki kesamaan pada desain kolonial Belanda

5

Page 6: Sejarah AR-02_template KD 3

PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012

sebelumnya. Jendela lantai 2 ini dilindungi dengan awning yang terletak pada bagian atas jendela, yang merupakan elemen tambahan dari bangunan agar jendela tidak terkena tempias air hujan dan mengurangi sinar matahari yang masuk melalui jendela. Hal ini tetap dipertahankan oleh kaum kolonial Belanda, karena pada masa tersebut kedua elemen tersebut termasuk ke dalam barang mewah jika diterapkan ke dalam sebuah desain bangunan.

Gambar 9 : Jendela krepyak pada Gedung Suara Merdeka SemarangSumber : http://dc303.4shared.com/doc/9g00Y1ju/preview.html

Gambar 10 : Pintu masuk pada Gedung Suara Merdeka SemarangSumber : http://dc303.4shared.com/doc/9g00Y1ju/preview.html

6

Page 7: Sejarah AR-02_template KD 3

PRODI ARSITEKTUR UNS | SEJARAH ARSITEKTUR II | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2012

KESIMPULANGedung Suara Merdeka Semarang merupakan hasil karya Arsitektur Kolonial Belanda

pada era 1800an-1902 yang berani dan menonjol dibandingkan dengan karya arsitektural Belanda pada era sebelumnya. Hal ini dikarenakan gedung ini berani untuk memadukan gaya arsitektur Kolonial dan Neo Klasik pada jamannya. Perpaduan yang harmonis itulah yang menjadikah bangunan ini lebih terlihat megah dan berbeda dari bangunan kolonial sebelum era tersebut.

Daftar Pustaka

Machmud, Amir, dkk.1999. 50 Tahun Suara Merdeka Meniti Waktu Menembus Zaman. Semarang: Yayasan Karyawan Suara Merdeka

Sumalyo, Yulianto.1993. Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Yuliati, Dewi, dkk.2000. Melacak Jejak Pers Jawa Tengah. Semarang: PT. Suara Merdeka Group

http://www.imagebali.net/detail-artikel/165-mengenal-sejarah-arsitektur-belanda-di-indonesia.php diakses pada 7 November 2012

http://nuharifiandi.blogspot.com/2012/03/arsitektur-kolonial-belanda.html diakses pada 7 November 2012 pukul 16.25

http://atpic.wordpress.com/2011/03/03/arsitektur-neoklasik-abad-18m/ diakses pada 7 November 2012 pukul 18.30

http://beeubee.blogspot.com/2012/09/arsitektur-kolonial-belanda.html diakses pada 6 November 2012 pukul 19.00

http://dc303.4shared.com/doc/9g00Y1ju/preview.html diakses pada 6 November 2012 pukul 19.00

7