sedimentasi material asal batubara

Upload: ridho-taufanadhie-p

Post on 08-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Geologi

TRANSCRIPT

Makalah Sedimentasi Material Asal Batubara

TUGAS INDIVIDUALDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi Batubara

Disusun Oleh:Ridho Taufanadhie Priambodo270110130113Teknik Geologi A

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGIJURUSAN TEKNIK GEOLOGIUNIVERSITAS PADJADJARANKata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan taufik dan hidayahnya dan memberi kenikmatan yang tiada henti, baik nikmat jasmani dan nikmat rohani, sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul Sedimentasi Material Asal Batubara yang Inshaa Allah sesuai dengan yang diharapkan oleh para pembaca.Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, dosen, orangtua, pacar, serta rekan-rekan yang sudah memberi dukungan dan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunyaPenyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam pemahaman atau penulisan, sangat besar harapan penulis ada saran atau kritikdari Bapak Ibu selaku dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran, teman-teman, serta para pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi penulis, Aamiin.

Bandung, 24 September 2015

PenulisDAFTAR ISIKata Pengantar2BAB I. PENDAHULUAN41. Latar Belakang42. Manfaat Makalah43. Tujuan Makalah54. Metode Penulisan5BAB II. ISI6A. Pengertian Batubara6B. Material Asal Pembentuk Batubara7C. Proses Pembentukan Endapan Sedimenter Pembentuk Batubara7D. Proses Pembentukan Batubara8E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Batubara101. Posisi Geotektonik112. Morfologi (Topografi)113. Iklim114. Penurunan115. Umur Geologi116. Tumbuhan128. Sejarah sesudah pengendapan129. Struktur cekungan batubara1310. Metamorfosa organik13F. Lingkungan Pengendapan Batubara13G. Proses Pengangkutan dan Pengendapan Batubara161. Proses Pengangkutan Batubara162. Proses Pengendapan Batubara (Pembatubaraan)17BAB III. KESIMPULAN19Daftar Pustaka20

BAB I. PENDAHULUAN1. Latar Belakang

Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang memiliki riwayat pemanfaatan yang sangat panjang. Beberapa ahli sejarah yakin bahwa batubara pertama kali digunakan secara komersial di Cina. Ada laporan yang menyatakan bahwa suatu tambang di timur laut Cina menyediakan batu bara untuk mencairkan tembaga dan untuk mencetak uang logam sekitar tahun 1000 SM. Bahkan petunjuk paling awal tentang batubara ternyata berasal dari filsuf dan ilmuwan Yunani yaitu Aristoteles, yang menyebutkan adanya arang seperti batu. Abu batubara yang ditemukan di reruntuhan bangunan bangsa Romawi di Inggris juga menunjukkan bahwa batubara telah digunakan oleh bangsa Romawi pada tahun 400 SM.Catatan sejarah dari Abad Pertengahan memberikan bukti pertama penambangan batu bara di Eropa, bahkan suatu perdagangan internasional batu bara laut dari lapisan batu bara yang tersingkap di pantai Inggris dikumpulkan dan diekspor ke Belgia. Selama Revolusi Industri pada abad 18 dan 19, kebutuhan akan batubara amat mendesak. Penemuan revolusional mesin uap oleh James Watt, yang dipatenkan pada tahun 1769, sangat berperan dalam pertumbuhan penggunaan batu bara. Oleh karena itu, riwayat penambangan dan penggunaan batu bara tidak dapat dilepaskan dari sejarah Revolusi Industri, terutama terkait dengan produksi besi dan baja, transportasi kereta api dan kapal uap.

2. Manfaat Makalah

Dapat mengerti dan memahami apa itu pengertian mengenai batubara Dapat mengerti dan memahami proses dari pembentukan material asal batubara Dapat mengerti dan memahami bagaimana proses pengangkutan dan pengendapan dari material asal batubara serta lingkungan pengendapannya

3. Tujuan Makalah

Membantu para geologist dalam mempelajari asal usul mengenai sedimentasi material asal batubara Membuat pembaca mengerti apa itu batubara, serta proses dari pembentukannya, proses pengangkutan dan pengendapan batubara, serta memahami dalam membaca lingkungan pengendapan batubara.

4. Metode Penulisan

Metode pengambilan data yang penulis gunakan adalah studi literatur dengan mengumpulkan data-data yang mendukung dari berbagai sumber seperti yang bersumber dari internet, buku, dan beberapa catatan ilmiah yang berhubungan dengan kajian dalam makalah ini dan pengembangan ide suatu ilmu yang dimiliki oleh penyusun, baik dari segi bahasa maupun istilah yang beredar di masyarakat yang mendukung materi dalam makalah ini.BAB II. ISIA. Pengertian Batubara

Sebelum memulai materi mengenai sedimentasi material asal batubara, alangkah baiknya kita memahami dulu apa itu yang disebut batubara. Batubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat terbakar, terbentuk dari endapan, batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara. Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, batu bara muda mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batu bara muda menjadi batu bara sub-bitumen. Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih keras dan warnanya lebh hitam dan membentuk bitumen atau antrasit. Dalam kondisi yang tepat, penigkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340juta tahun yang lalu(jtl), adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.B. Material Asal Pembentuk Batubara

Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Berikut ini adalah jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) sebagai berikut: Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Pteridofita, umur Devon Atas hingga KArbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.

C. Proses Pembentukan Endapan Sedimenter Pembentuk Batubara

Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitannya dengan batuan sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama sedimentasi, atau pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrotermal. Mineral bijih sedimenter umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau berbatasan dengan litologi tertentu (stratabound). Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena proses mekanik seperti endapan timah letakan di daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer di Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena pelapukan kimiawi seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan laterit nikel di Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/ Selatan. Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter berdasarkan sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber metal dibagi dua yaitu endapan supergen endapan yang metalnya berasal dari hasil rombakan batuan atau bijih primer), serta endapan hipogen (endapan yang metalnya berasal dari aktivitas magma/epithermal). Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan pengendapan batuan sedimen) dibagi dua, yaitu endapan singenetik (endapan yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik (endapan mineral terbentuk setelah batuan ada).Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu : sumber dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau sekunder), erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan (supergene), dari biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan diatomae, batubara, dan minyak bumi, serta dari magma dalam kerak bumi atau vulkanisme (hypogene).

D. Proses Pembentukan Batubara

Dalam proses pembentukan batubara, dikarenakan komposisi batubara hampir sama dengan komposisi kimia jaringan tumbuhan, keduanya mengandung unsur utama yang terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P. Hal ini dapat dipahami, karena batubara terbentuk dari jaringan tumbuhan yang telah mengalami coalification. Pada dasarnya pembentukkan batubara sama dengan cara manusia membuat arang dari kayu, perbedaannya, arang kayu dapat dibuat sebagai hasil rekayasa dan inovasi manusia, selama jangka waktu yang pendek, sedang batubara terbentuk oleh proses alam, selama jangka waktu ratusan hingga ribuan tahun. Karena batubara terbentuk oleh proses alam, maka banyak parameter yang berpengaruh pada pembentukan batubara. Makin tinggi intensitas parameter yang berpengaruh makin tinggi mutu batubara yang terbentuk.Dalam pembentukan batubara pun terdapat dua teori yang berbeda mengenai asal usul terbentuknya batubara, yaitu: 1. Teori InsituTeori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terbentuknya ditempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian setelah tumbuhan tersebut mati, belum mengalami proses transportasi, segera tertimbun oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran luas dan merata, kualitasnya lebih baik karena kadar abunya relatif kecil, Dapat dijumpai pada lapangan batubara Muara Enim di Sumatera Selatan.

2. Teori DriftTeori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terbentuknya ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian setelah tumbuhan tersebut mati, diangkut oleh media air dan berakumulasi disuatu tempat, segera tertimbun oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran tidak luas tetapi dijumpai dibeberapa tempat, kualitasnya kurang baik karena banyak mengandung material pengotor yang terangkut bersama selama proses pengangkutan dari tempat asal tanaman ke tempat sedimentasi. Dapat dijumpai pada lapangan batubara delta Mahakam Purba, Kaltim.

skema proses pembentukan batubara

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Batubara

Dalam proses pembentukan batubara, terdapat banyak factor yang mempengaruhinya, factor-faktor tersebut akan mempengaruhi bagaimana batubara tersebut akan tersebut nantinya, seperti factor dapat mempengaruhi kecepatan pembentukan batubara, kejernihan batubara, serta lainnya. Berikut adalah factor-faktor yang mempengaruhi batubara, yaitu:1. Posisi GeotektonikMerupakan suatu tempat yang keberadaannya dipengaruhi gaya-gaya tektonik lempeng. Posisi ini mempengaruhi iklim lokal dan morfologi cekungan pengendapan batubara maupun kecepatan penurunannya.2. Morfologi (Topografi)Morfologi dari cekungan pada saat pembentukan gambut sangat penting karena menentukan penyebaran rawa-rawa dimana batubara tersebut terbentuk.3. IklimKelembaban memegang peranan penting dalam pembentukan batubara dan merupakan faktor pengontrol pertumbuhan flora dan kondisi yang sesuai. Tergantung pada posisi geografi dan dipengaruhi oleh posisi geotektonik.4. PenurunanDipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik. Jika penurunan dan pengendapan gambut seimbang akan dihasilkan endapan batubara tebal.5. Umur GeologiPosisi geologi menentukan berkembangnya evolusi kehidupan berbagai macam tumbuhan. Dalam masa perkembangannya secara tidak langsung membahas sejarah pengendapan batubara dan metamorfosa organik. Makin tua umurbatuanmakin dalam penimbunan yang tejadi, sehingga terbentuk batubara yang bermutu tinggi. Tetapi pada batubara yang mempunyai umur geologi lebih tua selalu ada resiko mengalami deformasi tektonik yang membentuk struktur perlipatan atau patahan pada lapisan batubara.6. TumbuhanFlora merupakan unsur utama pembentuk batubara. Pertumbuhan dari flora terakumulasi pada suatu lingkungan dan zona fisiografi dengan iklim dan topografi tertentu, merupakan faktor penentu terbentuknya berbagai type batubara.7. DekomposisiDekomposisi flora merupakan bagian dari transformasi biokimia dari organik merupakan titik awal untuk seluruh alterasi. Dalam pertumbuhan gambut, sisa tumbuhan akan mengalami perubahan baik secara fisik maupun kimiawi. Setelah tumbuhan mati, proses degradasi biokimia lebih berperan. Proses pembusukan (decay) akan terjadi oleh kerja mikrobiologi (bakteri anaerob). Bakteri ini bekerja dalam suasana tanpa oksigen menghancurkan bagian yang lunak dari tumbuhan seperti celulosa, protoplasma dan pati.Dari proses diatas terjadi perubahan dari kayu menjadi lignit dan batubara berbitumen. Dalam suasana kekurangan oksigen terjadi proses biokimia yang berakibat keluarnya air (H2O) dan sebagian unsur karbon akan hilang dalam bentuk karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO) dan methan (CH4). Akibat pelepasan unsur atau senyawa tersebut jumlah relatif unsur karbon akan bertambah. Kecepatan pembentukan gambut tergantung pada kecepatan perkembangan tumbuhan dan proses pembusukan. Bila tumbuhan tertutup oleh air dengan cepat, maka akan terhindar oleh proses pembusukan, tetapi terjadi proses disintegrasi atau penguraian oleh mikrobiologi. Bila tumbuhan yang telah mati terlalu lama berada di udara terbuka, maka kecepatan pembentukan gambut akan berkurang, sehingga hanya bagian keras saja tertinggal yang menyulitkan penguraian oleh mikrobiologi.8. Sejarah sesudah pengendapanSejarah cekungan batubara secara luas bergantung pada posisi geotektonik yang mempengaruhi perkembangan batubara dan cekungan batubara. Secara singkat terjadi proses geokimia dan metamorfosa organik setelah pengendapan gambut.9. Struktur cekungan batubaraTerbentuknya batubara pada cekungan batubara umumnya mengalami deformasi oleh gaya tektonik, yang akan menghasilkan lapisan batubara dengan bentuk tertentu.10. Metamorfosa organikTingkat kedua dalam pembentukan batubara adalah penimbunan atau penguburan oleh sedimen baru. Pada tingkat ini proses degradasi biokimia tidak berperan lagi tetapi lebih didominasi oleh proses dinamokimia. Proses ini menyebabkan terjadinya perubahan gambut menjadi batubara dalam berbagai mutu. Selama proses ini terjadi pengurangan air lembab, oksigen dan zat terbang (seperti CO2, CO, CH4 dangaslainnya) serta bertambahnya prosentase karbon padat, belerang dan kandungan abu. Perubahan mutu batubara diakibatkkan oleh faktor tekanan dan waktu. Tekanan dapat disebabkan oleh lapisan sedimen penutup yang sangat tebal atau karena tektonik.F. Lingkungan Pengendapan Batubara

Batubara merupakan hasil dari akumulasi tumbuh-tumbuhan pada kondisi lingkungan pengendapan tertentu. Akumulasi tersebut telah dikenai pengaruh-pengaruhsynsedimentarydanpost-sedimentary. Akibat pengaruh-pengaruh tersebut dihasilkanlah batubara dengan tingkat (rank)dan kerumitan struktur yang bervariasi.Lingkungan pengendapan batubara dapat mengontrol penyebaran lateral, ketebalan, komposisi, dan kualitas batubara. Untuk pembentukan suatu endapan yag berarti diperlukan suatu susunan pengendapan dimana terjadi produktifitas organik tinggi dan penimbunan secara perlahan-lahan namun terus menerus terjadi dalam kondisi reduksi tinggi dimana terdapat sirukulasi air yang cepat sehingga oksigen tidak ada dan zat organik dapat terawetkan. Lingkungan pengendapan ini sendiri dapat ditinjau dari beberapa aspek sebagai berikut: Struktur cekungan batubara, yakni posisi di mana material dasar diendapkan. Strukturnya cekungan batubara ini sangat berpengaruh pada kondisi dan posisi geotektonik Topografi dan morfologi, yakni bentuk dan kenampakan dari tempat cekungan pengendapan material dasar. Topografi dan morfologi cekungan pada saat pengendapan sangat penting karena menentukan penyebaran rawa-rawa di mana batubara terbentuk. Topografi dan morfologi dapat dipengaruhi oleh proses geotektonik. Iklim, yang merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan batubara karena dapat mengontrol pertumbuhan flora atau tumbuhan sebelum proses pengendapan. Iklim biasanya dipengaruhi oleh kondisi topografi setempat.

Menurut Diessel (1984,op citSusilawati ,1992) lebih dari 90% batubara di dunia terbentuk di lingkungan paralik yaitu rawa-rawa yang berdekatan dengan pantai. Daerah seperti ini dapat dijumpai di dataran pantai, lagunal, deltaik, atau juga fluviatil.Diessel (1992) mengemukakan terdapat 6 lingkungan pengendapan utama pembentuk batubara (Tabel 2.1) yaitugravelly braid plain, sandy braid plain, alluvial valley and upper delta plain, lower delta plain, backbarrier strand plain, dan estuary. Tiap lingkungan pengendapan mempunyai asosiasi dan menghasilkan karakter batubara yang berbeda.

Lingkungan Pengendapan Pembentuk Batubara(Diesel, 1992)EnvironmentSubenvironmentCoal Characteristics

Gravelly braid plainBars, channel, overbank plains, swamps, raised bogsmainly dull coals, medium to low TPI, low GI, low sulphur

Sandybraid plainBars, channel, overbank plains, swamp, raised bogs,mainly dull coals, medium to high TPI, low to medium GI, low sulphur

Alluvial valley and upper delta plainchannels, point bars, floodplains and basins, swamp, fens, raised bogsmainly bright coals, high TPI, medium to high GI, low sulphur

Lower delta plainDelta front, mouth bar, splays, channel, swamps, fans and marshesmainly bright coals, low to medium TPI, high to very high GI, high sulphur

Backbarrier strand plainOff-, near-, and backshore, tidal inlets, lagoons, fens, swamp, and marshestransgressive : mainly bright coals, medium TPI, high GI, high sulphurregressive : mainly dull coals, low TPI and GI, low sulphur

Estuarychannels, tidal flats, fens and marshesmainly bright coal with high GI and medium TPI

G. Proses Pengangkutan dan Pengendapan Batubara1. Proses Pengangkutan Batubara

Tahap gambut merupakan syarat mutlak untuk pembentukan batubara. Dalam tahap ini bisa disebut juga sebagai proses pengangkutan batubara, dimana keadaan normal tumbuhan mati yang tersingkap di udara akan hancur oleh proses oksidasi dan oleh organisme, terutama fungi dan bakteri anaerob. Bila tumbuhan tertimbun dalam rawa sehingga jenuh air, maka terdapat beberapa kemungkinan perubahan. Bakteri aerobik yang membutuhkan oksigen akan segera matiseiring dengan berkurangnya oksigen dalam rawa. Sementaraitu, bakteri anaerob yang tidak membutuhkan oksigen akan muncul dengan fungsi yang sama, yaitu menguraikan unsur-unsur tanaman. Jika keadaan air rawatenang maka hasil kegiatan bakteri tidak akan hilang dan terkumpul diatasnya. Akibatnya, lingkungan rawa menjadi tidak bersih, aktifitas bakteri menjadi terbatasdan peruraian tumbuahan sisa kemudian berhenti. Pada tingkatini hasilnya disebut peat (gambut). Jika gambut dialiri airmaka bahan-bahan penghambat mejadi hilang terbawa aliran danperuraian berlangsung lagi dan kemungkinan gambut tidak terbentuk. Jika endapan gambuttidak teraliri lagi, akan tetapi terkubur oleh lapisan sedimen halusyang sifatnya kedap air (impermeable) maka pengawetan secaraalami mungkin terjadi. Bila proses ini berlangsungberulang ulang maka akan terbentuk perlapisan batubara.Faktor-faktor lain yangmengontrol pembetukan gambut: Kelembaban yang berlebihan (exces moisture) Pengiriman zat makan (suply of nutrients) Derajat keasaman atau alkalinitas Potensial oksidasi reduksi (redoks).Kelembaban yang berlebihan menyebebkan oksidasi berjalan pelan, kecepatan daripembusukan lambat dan gambut cenderung tertimbun terus. Keasaman dari medium sekitardi pengaruhi oleh kandungan kapur ( CaCO3 ) dalam air.2. Proses Pengendapan Batubara (Pembatubaraan)

Proses pembatubaraan terjadi karena perubahan atau transformasi jaringan tanaman atau tumbuh tumbuhan yang menjadi gambut melalui dua tahap utama, yaitu tahap biokimia atau diagenesa dan tahap geokimia atau metamorfic.a. Tahap biokimia atau diagenesaTumbuh tumbuhan terutama tumbuhan rawa akan terendapkan. Selama proses pengendapan akan terjadi perubahan atau alterasi biokimia yang menghasilkan partial decay ( pembusukan sebagian ) menjadi humus. Perubahan ini disebabkan oleh uap air ( moisture ). Proses oksidasi dan perubahan biologi menyebabkan terjadinya penguraian gas karbondioksida serta unsur unsur oksigen dan hidrogen.Di dalam humus yang tertumpuk selama ratusan tahun bahkan jutaan tahun, unsur unsur karbon akan terkonsentrasi, sedangkan unsur hydrogen dan oksigen akan terlepaskan. Akibat pengaruh tekanan, waktu dan suhu subtropis ( agak dingin ) maka akumulasi unsur unsur karbon tersebut terkompaksi dan akhirnya terbentuk gambut ( peat ) yang merupakan awal mula dari pembentukan batubara.

b. Tahap geokimia atau metamorficAkibat pengaruh tekanan, temperatur dan waktu terhadap gambut maka akan terjadi transformasi brown coal ( batubara muda ) menjadi batubara sub-bituminous dan terakhir menjadi antrasit. Contoh salah satu tahap geokimia yang terjadi pada proses ini adalah pembentukan dari kayu ( cellulose ) menjadi lignit, yaitu : ( cellulose ) C6H10O5 C30H34O11( lignit atau browncoal )Kedua proses dalam pembatubaraan tersebut memakan waktu ratusan ribu atau jutaan tahun. Diperkirakan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bahan yang cukup dalam pembentukan deposit bituminous setebal 30 cm adalah sekitar 150 tahun dan untuk antrasit sekitar 200 tahun. Oleh karena itu banyak terjadi perubahan sifat selama proses pembatubaraan berlangsung dan juga terjadi tahapan tingkatan batubara.

BAB III. KESIMPULAN

Batubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat terbakar, terbentuk dari endapan, batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara. Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah Alga, Silofita, Pteridofita, Gimnospermae, Pteridospermae, dan Angiospermae.Dalam proses pembentukan batubara, dikarenakan komposisi batubara hampir sama dengan komposisi kimia jaringan tumbuhan, keduanya mengandung unsur utama yang terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P. Hal ini dapat dipahami, karena batubara terbentuk dari jaringan tumbuhan yang telah mengalami coalification. Batubara adalah salah satu sumber energi yang banyak ditemukan di Indonesia. Bahkan Indonesia masuk dalam peringkat ke 4 dari 10 besar negara-negara penghasil batu bara. Dalam dunia nyata mungkin kita belum pernah menemukan wujud fisik dari batu bara. Tempat-tempat yang menyimpan cadangan batu bara di Indonesia banyak ditemukan di wilayah Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan. Batu bara banyak dipakai dalam sebuah industri dan perusahaan pengolah energi.

Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara http://batu-bara123.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-batu-bara.html http://logku.blogspot.co.id/2011/02/proses-pembentukan-batubara.html https://tanaangga.wordpress.com/terbentuknya-batubara/ http://benyjemblunk.blogspot.co.id/2012/05/bagaimana-terbentuknya-batubara.html https://achmadinblog.wordpress.com/2010/05/21/pembentukan-batubara/ http://hadiwijayatambang.blogspot.co.id/2011/05/endapan-mineral.html https://ilmubatubara.wordpress.com/2006/09/23/lingkungan-pengendapan-batubara/ http://auliaasyarifah.blogspot.co.id/2014/02/proses-pembentukan-batu-bara.html http://dokumen.tips/documents/genesa-batubara.html https://www.academia.edu/6876315/BAB_II_GENESA_BATUBARA

20