sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/bab 4.pdf ·...

51
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 98 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Laporan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil yang telah diperoleh 1. Pelaksanaan supervisi di lingkungan Kementerian Agama Jombang Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini, peneliti ingin menegaskan kembali bahwa yang menjadi focus penelitian adalah supervisi GPAI atau supervisi guru mata pelajaran, bukan supervisi satuan pendidikan. Dan GPAI yang dimaksud di sini adalah GPAI yang bertugas di SMP, SMPLB, SMA, SMALB, dan SMK. Meskipun begitu, di dalam penelitian ini juga terdapat keterangan tentang pengawas madrasah atau pengawas satuan pendidikan yang berstatus sebagai keterangan tambahan. a. TUPOKSI (tugas pokok dan fungsi) Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pengawas KEMENAG Jombang, diketahui bahwa tugas pokok dan fungsi dari pengawas pada dasarnya adalah membina, mengarahkan, memonitoring, dan mengevaluasi 1 yang mana telah diatur dalam peraturan pemerintah dan PERMENAG, yakni: 1 1 Drs. H. Ali Said, M.Pd, Wawancara , Jombang, 02 September 2014, Dan Drs. Fuad, M.Pd.I, Wawancara , Jombang, 09 Juni 2014,.

Upload: ledieu

Post on 03-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

98

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Laporan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil yang telah diperoleh

1. Pelaksanaan supervisi di lingkungan Kementerian Agama Jombang

Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini, peneliti ingin

menegaskan kembali bahwa yang menjadi focus penelitian adalah

supervisi GPAI atau supervisi guru mata pelajaran, bukan supervisi

satuan pendidikan. Dan GPAI yang dimaksud di sini adalah GPAI yang

bertugas di SMP, SMPLB, SMA, SMALB, dan SMK. Meskipun begitu,

di dalam penelitian ini juga terdapat keterangan tentang pengawas

madrasah atau pengawas satuan pendidikan yang berstatus sebagai

keterangan tambahan.

a. TUPOKSI (tugas pokok dan fungsi)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pengawas

KEMENAG Jombang, diketahui bahwa tugas pokok dan fungsi dari

pengawas pada dasarnya adalah membina, mengarahkan,

memonitoring, dan mengevaluasi1

yang mana telah diatur dalam

peraturan pemerintah dan PERMENAG, yakni:

1 1 Drs. H. Ali Said, M.Pd, Wawancara , Jombang, 02 September 2014, Dan Drs. Fuad, M.Pd.I,

Wawancara , Jombang, 09 Juni 2014,.

Page 2: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

99

1) Peraturan Pemerintah no 74 Tahun 2008 menyebutkan bahwa tugas

pokok pengawas satuan pendidikan dan pengawas mata pelajaran

adalah:

a) Tugas pokok pengawas satuan pendidikan/pengawas madrasah

Tugas pokok pengawas satuan pendidikan adalah melakukan

pengawasan manajerial terdiri dari pembinaan, pemantauan

(standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana dan

prasarana, standar pendidik & tenaga kependidikan) dan

penilaian kinerja sekolah pada satuan pendidikan yang menjadi

binaannya.

b) Tugas pokok pengawas mata pelajaran atau kelompok mata

pelajaran/pengawas PAIS

Tugas pokok pengawas mata pelajaran atau kelompok mata

pelajaran yaitu melaksanakan pengawasan akademik meliputi

pembinaan, pemantauan pelaksanaan Standar Nasional

Pendidikan (standar isi, standar proses, standar penilaian,

standar kompetensi lulusan) pada GPAI di sejumlah satuan

pendidikan yang ditetapkan2.

2) PERMENAG no 2 tahun 2012 yang selanjutnya direvisi dengan

terbitnya PERMENAG no 31 tahun 2013 menyebutkan bahwa

2 Peraturan Pemerintah no 74 Tahun 2008

Page 3: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

100

tugas, fungsi, tanggung jawab dan wewenang pengawas madrasah

dan pengawas PAIS adalah:

a) tugas.

Pengawas madrasah bertugas di RA, MI, MTs, MA, dan MAK

dengan melaksanakan supervisi akademik dan manajerial.

Sedangkan pengawas PAIS bertugas di TK, SD/SDLB,

SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK dengan melaksanakan

supervisi pendidikan agama Islam pada sekolah.

b) Fungsi.

Pengawas madrasah mempunyai fungsi melakukan:

Penyusunan program pengawasan di bidang akademik

dan manajerial

Pembinaan dan pembangunan madrasah

Pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi

guru madrasah

Pemantauan standar nasional pendidikan

Penilaian hasil program pengawasan

Pelaporan pelaksanaan tugas kepengawasan

Pengawas PAIS mempunyai fungsi melakukan:

Penyusunan program pengawasan PAI

Pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi

GPAI

Page 4: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

101

Pemantauan standar nasional PAI

Penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan

Pelaporan pelaksanaan tugas kepengawasan

c) Tanggung jawab. Pengawas madrasah bertanggung jawab

terhadap peningkatan kualitas perencanaan, proses, dan hasil

pendidikan di RA, MI, MTs, MA, dan MAK. Sedangkan

pengawas PAIS bertanggung jawab terhadap peningkatan

kualitas perencanaan, proses, dan hasil pendidikan PAI di TK,

SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK

d) Wewenang.

Pengawas madrasah berwenang untuk:

Memberikan masukan, saran, dan bimbingan dalam

penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program

pendidikan kepada kepala madrasah, kepala kantor

kementerian agama tingkat kabupaten atau provinsi

Memantau dan menilai kinerja kepala madrasah serta

merumuskan saran dan tindak lanjut yang diperlukan

Melakukan pembinaan kepada pendidik dan tenaga

kependidikan di madrasah

Memberikan pertimbangan dalam penilaian

pelaksanaan tugas dan penempatan kepala madrasah

Page 5: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

102

serta guru kepada kepala kantor kementerian agama

tingkat kabupaten

Pengawas PAIS berwenang untuk:

Memberikan masukan, saran, dan bimbingan dalam

penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program

pembelajaran PAI kepada kepala sekolah dan instansi

yang membidangi urusan pendidikan di tingkat

kabupaten

Memantau dan menilai kinerja GPAI serta merumuskan

saran dan tindak lanjut yang diperlukan

Melakukan pembinaan kepada GPAI

Memberikan pertimbangan dalam penilaian

pelaksanaan tugas GPAI kepada pejabat yang

berwenang

Memberikan pertimbangan dalam penilaian

pelaksanaan tugas dan penempatan GPAI kepada

kepala sekolah dan pejabat yang berwenang3

Di atas telah disebutkan tentang tugas, fungsi, tanggung jawab

dan wewenang pengawas madrasah dan pengawas PAIS berdasarkan

PP dan PERMENAG. Sedangkan lingkup kerja supervisor secara

3 PERMENAG No 2 Tahun 2012 Dan No 31 Tahun 2013 Bab 2 dan 3

Page 6: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

103

lebih rinci berdasarkan hasil wawancara kepada para supervisor yang

juga mengambil dari PP dan PERMENAG adalah sebagai berikut:

b. Lingkup kerja pengawas satuan pendidikan atau pengawas madrasah

antara lain:

1) Penyusunan program pengawasan satuan pendidikan

a) Setiap pengawas satuan pendidikan baik secara berkelompok

maupun secara perorangan wajib menyusun rencana program

pengawasan. Program pengawasan terdiri atas: program

pengawasan tahunan, program pengawasan semester, dan

rencana kepengawasan manajerial (RKM).

b) Program pengawasan tahunan pengawas satuan pendidikan

disusun oleh kelompok pengawas satuan pendidikan di

kabupaten/kota melalui diskusi terprogram.

c) Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis

operasional kegiatan yang dilakukan oleh setiap pengawas

sekolah pada setiap sekolah binaannya. Program tersebut

disusun sebagai penjabaran atas program pengawasan

tahunan di tingkat kabupaten/kota.

d) Rencana Kepengawasan Manajerial (RKM) merupakan

penjabaran dari program semester yang lebih rinci dan

sistematis sesuai dengan aspek/masalah prioritas yang harus

segera dilakukan kegiatan supervisi.

Page 7: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

104

e) Program tahunan, program semester, dan RKM sekurang-

kurangnya memuat aspek/masalah, tujuan, indikator

keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi),

skenario kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian

dan insrumen pengawasan. Untuk lebih lengkapnya terdapat

di lampiran.

2) Melaksanakan Pembinaan

a) Kegiatan supervisi kegiatan manajerial meliputi pembinaan

dan pemantauan pelaksanaan manajemen sekolah merupakan

kegiatan dimana terjadi interaksi langsung antara pengawas

satuan pendidikan dengan kepala sekolah dan tenaga

kependidikan lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah

binaan.

b) Pelaksanaan pembinaan dengan menggunakan format dan

instrumen yang ditentukan oleh dinas pendidikan di

kabupaten/kota bersangkutan.

3) Melaksanakan Pemantauan Pelaksanaan SNP

a) Kegiatan supervisi pemantauan meliputi pemantauan dan

pembinaan pelaksanaan SNP (standar isi, proses, kompetensi

lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian4)

4 SISDIKNAS No 20 Tahun 2003 Bab IX Pasal 35

Page 8: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

105

b) pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan

berkala. merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi

langsung antara pengawas satuan pendidikan dengan kepala

sekolah dan tenaga kependidikan lainnya. Kegiatan ini

dilaksanakan di sekolah binaan.

c) Pelaksanaan pembinaan dengan menggunakan format dan

instrumen yang ditentukan oleh dinas

4) Melaksanakan Penilaian Kinerja

a) Kegiatan peniaian kinerja kepala sekolah merupakan kegiatan

untuk mengukur keberhasilan kepala sekolah dalam

melaksanakan tugas manajerial maupun akademik. Kegiatan

ini dilaksanakan di sekolah binaan.

b) Pelaksanaan penilaian menggunakan format dan instrumen

yang ditentukan oleh dinas pendidikan di kabupaten/kota

bersangkutan.

5) Menyusun laporan pelaksanaan program pengawasan

a) Setiap pengawas membuat laporan dalam bentuk laporan per

sekolah dari seluruh sekolah binaan. Laporan ini lebih

ditekankan kepada pencapaian tujuan dari setiap butir

kegiatan pengawasan sekolah yang telah dilaksanakan pada

setiap sekolah binaan.

Page 9: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

106

b) Penyusunan laporan oleh pengawas merupakan upaya untuk

mengkomunikasikan hasil kegiatan atau keterlaksanaan

program yang telah direncanakan.

6) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas

kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya.

a) Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas kepala

sekolah dan tenaga kependidikan lainnya dilaksanakan paling

sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester secara berkelompok

yang diselenggarakan oleh MKKS atau KKKS.

b) Kegiatan dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah

jam yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan

tema atau jenis keterampilan atau kompetensi yang akan

ditingkatkan.

c) Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas dapat

dilakukan melalui workshop, seminar, observasi, individual

dan group conference, bimbingan teknis serta kunjungan

sekolah melalui supervisi manajerial5.

c. Lingkup kerja pengawas mata pelajaran atau pengawas kelompok

mata pelajaran yang dalam hal ini adalah pengawas PAIS antara lain:

1) Penyusunan program pengawasan mata pelajaran atau kelompok

mata pelajaran

5

Drs, Sunoto, H. Noer Matloeb, M.Si, Drs. H. Ali Said, M.Pd, Dan Drs. Fuad, M.Pd.I,

Wawancara , Jombang, 09 Juni 2014, 02 September 2014, 10 Februari 2015, Dan 30 April 2015

Page 10: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

107

a) Setiap pengawas PAIS baik secara berkelompok maupun

secara perorangan wajib menyusun rencana program

pengawasan. Program pengawasan terdiri atas (1) program

pengawasan tahunan, (2) program pengawasan semester, dan

(3) rencana kepengawasan akademik (RKA).

b) Program pengawasan tahunan pengawas PAIS disusun oleh

kelompok pengawas PAIS di kabupaten/kota melalui diskusi

terprogram.

c) Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis

operasional kegiatan yang dilakukan oleh setiap pengawas

mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran pada setiap

sekolah dimana guru binaannya berada. Program tersebut

disusun sebagai penjabaran atas program pengawasan

tahunan di tingkat kabupaten/kota.

d) Rencana Kepengawasan Akademik (RKA) merupakan

penjabaran dari program semester yang lebih rinci dan

sistematis sesuai dengan aspek/masalah prioritas yang harus

segera dilakukan kegiatan supervisi.

e) Program tahunan, program semester, dan RKA sekurang-

kurangnya memuat aspek/masalah, tujuan, indikator

keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi),

skenario kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian

Page 11: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

108

dan insrumen pengawasan6. Untuk lebih lengkapnya terdapat

di bagian lampiran

Program tahunan, program semester, dan RKA yang

dibuat oleh masing-masing pengawas PAIS disesuaikan dengan

sekolah binaannya, sehingga isinya bisa berbeda-beda tetapi

sekurang-kurangnya memuat aspek/masalah, tujuan, indikator

keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi), skenario

kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan insrumen

pengawasan. Kalaupun ada penambahan adalah disesuaikan

dengan sekolah binaan masing-masing pengawas.

2) Melaksanakan Pembinaan, Pemantauan dan Penilaian

a) Kegiatan supervisi akademik meliputi pembinaan dan

pemantauan pelaksanaan standar isi, standar proses, standar

penilaian dan standar kompetensi lulusan merupakan

kegiatan dimana terjadi interaksi langsung antara pengawas

mata pelajaran dengan GPAI. Dalam hal ini pengawas PAIS

bisa langsung menemui GPAI di sekolah binaan atau juga

bertemu di luar lingkungan sekolah binaan yang mana sudah

disepakati bersama. Sehingga pelaksanaan supervisi di

Jombang tidak terbatas di lingkungan sekolah binaan saja

6

Drs, Sunoto, H. Noer Matloeb, M.Si, Drs. H. Ali Said, M.Pd, Dan Drs. Fuad, M.Pd.I,

Wawancara , Jombang, 09 Juni 2014, 02 September 2014, 10 Februari 2015, Dan 30 April 2015

Page 12: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

109

b) Melaksanakan penilaian adalah menilai kinerja guru dalam

merencanakan, melaksanakan dan menilai proses

pembelajaran7.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti, pada

poin a) dapat peneliti sebutkan bahwa supervisor menggunakan

salah satu tipe supervisi yakni tipe artistik karena yang

menentukan tempat pelaksanaan supervisi adalah supervisor dan

GPAI. Tidak terbatas mengikuti aturan atau instruksi dari

supervisor. Di sini terlihat bahwa sikap supervisor yang bertindak

seperti mitra kerja membuat GPAI merasa aman tidak tertekan

sehingga lebih mudah dalam menyampaikan segala keluhan atau

permasalahan GPAI.

Kemudian dalam poin b) supervisor melakukan penilaian

kepada guru tentang kinerjanya. Penilaian ini memang perlu

dilakukan kerena dengan penilaian inilah supervisor dapat

mengetahui kurang lebihnya guru sehingga dapat menentukan

langkah selanjutnya untuk guru tersebut, baik itu memberi pujian

atau penghargaan dan bahkan memberi bimbingan atau pelatihan.

Dan hal-hal yang menjadi list dalam penilaian ini adalah:

mengenal karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan

prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, pengembangan

7

Drs, Sunoto, H. Noer Matloeb, M.Si, Drs. H. Ali Said, M.Pd, Dan Drs. Fuad, M.Pd.I,

Wawancara , Jombang, 09 Juni 2014, 02 September 2014, 10 Februari 2015, Dan 30 April 2015

Page 13: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

110

kurikulum, dan lain-lain. Untuk lebih lengkapnya terdapat

terdapat di bagian lampiran8.

3) Menyusun Laporan Pelaksanaan Program Pengawasan

a) Setiap pengawas membuat laporan dalam bentuk laporan per

sekolah dari seluruh sekolah binaan. Laporan ini lebih

ditekankan kepada pencapaian tujuan dari setiap butir

kegiatan pengawasan sekolah yang telah dilaksanakan pada

setiap sekolah binaan.

b) Penyusunan laporan oleh pengawas merupakan upaya untuk

mengkomunikasikan hasil kegiatan atau keterlaksanaan

program yang telah direncanakan.

c) Menyusun laporan pelaksanaan program pengawasan

dilakukan oleh setiap pengawas dengan segera setelah

melaksanakan pembinaan, pemantauan atau penilaian.

Laporan ini dipertanggungjawabkan setiap bulan. Akan

tetapi dievaluasi setiap tahun, sehingga ketika rapat kerja yang

pelaksanaannya 1 tahun sekali berisi tentang evaluasi laporan

hasil pelaksanaan program serta merencanakan program untuk

tahun depan.

Menurut peneliti, laporan yang dipertanggung jawabkan

setiap bulan ini lebih baik dari pada tidak ada laporan setiap bulan

8 Analisis Peneliti Berdasarkan Hasl Wawancara dan Observasi pada Tanggal 09 Juni 2014, 02

September 2014, 10 Februari 2015, dan 30 April 2015

Page 14: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

111

atau laporan hanya dibahas 1 tahun sekali. Tetapi kelemahan dari

laporan setiap bulan ini adalah tidak ada evaluasi, evaluasinya

menunggu 1 tahun dan hal itu jelas kurang efektif apalagi jika

terdapat masalah yang harus cepat dicarikan solusinya. Oleh

karena itu supervisor tidak harus menunggu 1 tahun untuk

mengevaluasinya, supervisor hendaknya berinisiatif sendiri untuk

mengevaluasi dan memecahkan masalah yang ada. Meskipun

ketika rapat tahunan laporan tersebut dievaluasi ulang.

Meskipun peneliti mempunyai data-data atau dokumen

terkait penilaian dan program akan tetapi di dalamnya tidak

terdapat hasil dari penilaian dan program tetapi hanya formatnya

saja karena hasil dari penilaian dan program tersebut atau laporan

pelaksanaan program supervisi bersifat rahasia9

4) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru.

a) Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru

dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester

secara berkelompok di MGMP atau KKG.

b) Kegiatan ini dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun

jumlah jam yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai

dengan tema atau jenis keterampilan dan kompetensi yang

akan ditingkatkan. Dalam pelatihan ini diperkenalkan kepada

9 Analisis Peneliti Berdasarkan Hasil Wawancara dan Observasi pada Tanggal 09 Juni 2014, 02

September 2014, 10 Februari 2015, dan 30 April 2015

Page 15: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

112

guru cara-cara baru yang lebih sesuai dalam melaksanakan

suatu proses pembelajaran/ pembimbinan.

c) Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru ini

dapat dilakukan melalui workshop, seminar, observasi,

individual dan group conference, serta kunjungan kelas10

.

Pada bab 3 (deskripsi objek penelitian) poin kualifikasi

telah disebutkan bahwa tidak semua pengawas PAI berasal dari

jurusan PAI atau pernah menjadi guru PAI, tetapi ketika

pelaksanaan MGMP atau KKG PAI yang bertugas adalah

pengawas yang dulunya adalah GPAI atau berlatar pendidikan

PAI dan kepala kementerian agama kabupaten/kota, hal ini sesuai

dengan PERMENAG no 16 tahun 2010 pasal 17 ayat 3. Dan jika

diperlukan, pelaksanaan bimbingan dan pelatihan ini juga

melibatkan atau memanggil tenaga ahli sesuai dengan tema yang

dibahas.11

Berdasarkan hasil wawancara serta observasi dokumen

tertulis, pada poin 4) ini peneliti dapt menyimpulkan bahwa tenik

supervisi yang digunakan oleh supervisor KEMENAG Jombang

adalah kondisional yang artinya kadang menggunakan teknik

10

Drs, Sunoto, H. Noer Matloeb, M.Si, Drs. H. Ali Said, M.Pd, Dan Drs. Fuad, M.Pd.I,

Wawancara , Jombang, 09 Juni 2014, 02 September 2014, 10 Februari 2015, Dan 30 April 2015 11

Drs, Sunoto, H. Noer Matloeb, M.Si, Drs. H. Ali Said, M.Pd, Dan Drs. Fuad, M.Pd.I,

Wawancara , Jombang, 09 Juni 2014, 02 September 2014, 10 Februari 2015, Dan 30 April

2015dan PERMENAG No 16 Tahun 2010 Pasal 17 Ayat 3

Page 16: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

113

individual kadang menggunakan teknik kelompok sesuai dengan

kebutuhan, situasi, dan kondisi12

.

d. Pelaksanaan supervisi GPAI di lingkungan KEMENAG Jombang

terkait teori umum supervisi

Di atas telah disebutkan tentang TUPOKSI serta lingkup kerja

pengawas tetapi belum menyebutkan secara khusus bagaimana

pelaksanaan supervisi GPAI di lingkungan KEMENAG Jombang jika

dikaitkan dengan teori supervisi yang meliputi pengertian, tujuan,

fungsi, prinsip, teknik, dan tipe supervisi guru PAI. Di sini peneliti

akan memaparkan bagaimana pelaksanaan supervisi GPAI di

Jombang berdasarkan hasil wawancara, dokumen, dan observasi jika

dikaitkan dengan teori supervisi.

1) Pengertian supervisi. Menurut supervisor Jombang supervisi adalah

membina, memonitoring, mengarahkan, dan mengevaluasi13

.

Hal ini sesuai dengan pengertian supervisi pada umumnya

hanya saja menggunakan istilah yang lebih singkat sehingga

memudahkan pemahaman para supervisor sendiri serta orang lain

yang mendengarkan. Telah disebutkan di dalam bab 2 tesis ini

tentang berbagai pengertian supervisi dari berbagai sumber atau

tokoh tetapi memang pada dasarnya pengertian dari supervisi

12

Analisis Peneliti Berdasarkan Hasl Wawancara dan Observasi pada Tanggal 09 Juni 2014, 02

September 2014, 10 Februari 2015, dan 30 April 2015 13

Drs, Sunoto, H. Noer Matloeb, M.Si, Drs. H. Ali Said, M.Pd, Dan Drs. Fuad, M.Pd.I,

Wawancara , Jombang, 09 Juni 2014, 02 September 2014, 10 Februari 2015, Dan 30 April 2015

Page 17: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

114

adalah seperti yang difahami oleh supervisor Jombang yakni

membina, memonitoring, mengarahkan, dan mengevaluasi. Para

supervisor Jombang tidak paten menggunakan pengertian supervisi

yang lama yaitu supervisi yang lebih kepada inspeksi atau mencari-

cari kesalahan bawahan yang menurut peneliti terkesan kurang

bersahabat dan bisa menghambat kesuksesan pelaksanaan

supervisi.

2) Tujuan dari supervisi menurut supervisor Jombang adalah

membantu guru menjadi lebih baik. Membantu guru menjadi lebih

baik ini sangatlah umum dan prakteknya secara khusus inilah yang

dilakukan oleh supervisor, contoh membantu guru dalam

menyelesaikan masalah atau keluhannya yang berhubungan dengan

pendidikan atau pembelajaran, memberi materi kurikulum,

memberi materi tentang pembelajaran, menilai kinerja guru yang

dilakukan setiap tahun sehingga supervisor bisa memberi masukan

serta solusi, memberi motivasi kepada guru untuk lebih kreatif dan

lain-lain14

.

Jika melihat hal tersebut maka antara tujuan supervisor

Jombang dengan tujuan supervisi pada umumnya adalah sama

meskipun tujuan dari supervisi menurut berbagai tokoh sangat

banyak akan tetapi semua tujuan yang telah dikemukakan oleh para

14

Drs, Sunoto, H. Noer Matloeb, M.Si, Drs. H. Ali Said, M.Pd, Dan Drs. Fuad, M.Pd.I,

Wawancara , Jombang, 09 Juni 2014, 02 September 2014, 10 Februari 2015, Dan 30 April 2015

Page 18: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

115

tokoh pada dasarnya adalah sama yakni membantu guru dalam

menjalankan tugasnya demi tercapainya tujuan pendidikan serta

menjadikan guru sebagai pribadi yang lebih baik.

3) Fungsi dari supervisi menurut supervisor Jombang adalah mitra

atau partner, meskipun tidak semua supervisor sependapat dalam

hal ini yang artinya ada supervisor yang bertugas layaknya

pengawas atau sebagai atasan.15

Fungsi yang dimaksud oleh supervisor di sini mungkin

lebih kepada fungsi supervisor terkait dengan kedudukan, sehingga

supervisor menyebutkan bahwa fungsinya adalah sebagai mitra

atau partner meskipun tidak semuanya seperti itu. Dan jika

dibandingkan dengan fungsi supervisi secara teori maka tidak

ditemukan persamaannya kecuali jika jawaban dari supervisor

diambil intisarinya yakni fungsi supervisi adalah membantu

tercapainya tujuan pendidikan dengan cara antara supervisor dan

guru menjadi mitra atau partner sehingga memudahkan supervisor

membantu guru dalam merealisasikan tugasnya. Dan jika dilihat

dari intisari tersebut maka antara fungsi supervisi menurut

supervisor Jombang dengan fungsi supervisi menurut teori yang

sudah tertulis di bab 2 (kajian pustaka) adalah semakna.

15

Ibid

Page 19: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

116

4) Prinsip supervisi yang dianut oleh supervisor Jombang antara lain:

supervisi bersifat pembimbingan, ada jalinan atau kemitraan atau

kerja sama yang baik antara supervisor dan guru akan tetapi tidak

semua supervisor Jombang menganut prinsip tersebut ada juga

yang bersifat pengawasan sebagaimana atasan dan bawahan tetapi

tetap ada pembinaan16

.

Hal ini juga sesuai dengan apa yang telah tertulis di bab 2

(kajian pustaka) meskipun tidak semuanya dianut akan tetapi

supervisor Jombang juga tidak menyalahi prinsip supervisi pada

umumnya. Pada prinsip yang digunakan oleh supervisor Jombang

yakni bersifat pembimbingan serta kemitraan yang baik sangat

efektif dalam membantu guru menghadapi masalahnya terkait

dengan pendidikan dan pengajaran. Komunikasi antara guru dan

supervisor bersifat santai dan akrab akan tetapi tidak mengurangi

kinerja masing-masing yang artinya tidak membuat guru menjadi

menyepelekan tugasnya karena merasa sudah dekat dengan

supervisor serta tidak takut mendapat nilai yang jelek. Begitu pula

supervisor, yakni keakrabannya dengan guru tidak lantas

membuatnya pilih kasih karena supervisor tetap dituntut obyektif

serta menilai sesuai dengan kenyataan dan data yang ada bukan

berdasarkan hubungan atau kedekatan personal. Karena kedekatan

16

Drs, Sunoto, H. Noer Matloeb, M.Si, Drs. H. Ali Said, M.Pd, Dan Drs. Fuad, M.Pd.I,

Wawancara , Jombang, 09 Juni 2014, 02 September 2014, 10 Februari 2015, Dan 30 April 2015

Page 20: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

117

antara guru dan supervisor ini jugalah yang menyebabkan

pelaksanaan supervisi dalam hal waktu dan tempat bisa diatur

sesuai kesepakatan bersama dan terbuka

5) Teknik dan tipe di sini dijadikan satu oleh peneliti karena teknik

dan tipe supervisi yang dilaksanakan di KEMENAG Jombang

bersifat kondisional sesuai dengan permasalahan yang ada pada

GPAI dan di sekolah binaan masing-masing yang menurut para

supervisor berbeda-beda. Akan tetapi teknik yang digunakan tidak

lepas dari teknik individual dan kelompok, hal ini diketahui peneliti

berdasarkan jawaban supervisor yang menyatakan bahwa ada

kalanya supervisor mengumpulkan para GPAI di suatu tempat di

luar lingkungan sekolah dan ada kalanya pula supervisor

mendatangi GPAI di sekolah. Sedangkan untuk tipe yang

digunakan oleh supervisor Jombang, sebagaimana di sebutkan di

atas bahwa tipe yang dgunakan adalah kondisional, dan

berdasarkan data lain yang diperoleh peneliti diketahui bahwa

memang ada kalanya supervisor menggunakan tipe demokratis, ada

kalanya juga inspeksi, artistik, klinis, dan laisses faire. Tipe-tipe

tersebut digunakan oleh supervisor berdasarkan situasi dan

kondisi17

.

17

Ibid

Page 21: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

118

Di sini diketahui bahwa teknik dan tipe supervisi yang

dilaksanakan di Jombang tidak bertentangan dengan teori supervisi

pada umumnya dan bahkan menggunakannnya meskipun tidak

jelas mana yang dipakai secara pasti dikarenakan penggunaan

teknik dan tipe sesuai dengan situasi dan kondisi. Peneliti setuju

dalam hal ini, yang mana teknik dan tipe tidak berdasar pada satu

macam saja sehingga adanya supervisi menjadi tepat sasaran.

Seandainya teknik dan tipe yang digunakan adalah satu misalnya

tipe inspeksi dan teknik individual saja maka hal ini belum tentu

sesuai atau tepat sasaran. Seandainya tipe yang digunakan adalah

inspeksi saja maka hal ini akan membuat guru tidak nyaman karena

diliputi ketakutan, selain itu supervisor juga bisa tidak

mendapatkan info tentang apa sebenarnya masalah guru atau apa

yang dibutuhkan guru, dan jika supervisor tidak tahu maka

bagaimana supervisor akan mampu membantu guru atau apa yang

akan dibina dan dibimbing kalau supervisor tidak tahu keluhan dan

kebutuhan guru. Kemudian jika teknik yang digunakan adalah

tenik individual saja, mengingat bahwa 1 supervisor bertugas di

beberapa madrasah dan beberapa sekolah yang tidak sedikit dan

bila setiap pelaksanaan supervisi dilakukan secara indivual bukan

tidak mungkin ada madrasah atau guru yang tidak sempat

disupervisi karena terbatasnya waktu dan tenaga. Lain hal nya jika

Page 22: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

119

supervisor juga melaksanakan teknik supervisis kelompok, maka

jelas hal ini akan menjadi solusi terhadap terbatasnya waktu dan

tenaga supervisor. Tetapi perlu diingat bahwa supervisor harus

benar-benar tahu harus mengguanakan tipe dan teknik apa agar

sesuai dengan sasaran dan tujuan dapat tercapai dengan baik18

.

e. Kendala supervisi GPAI di lingkungan KEMENAG Jombang

Satu hal lagi yang tidak boleh dilewatkan adalah kendala, yang

dalam hal ini penulis juga memasukkan kelemahan. Artinya poin ini

membahas tentang kendala dan kelemahan supervisi GPAI di

lingkungan KEMENAG Jombang. Menurut beberapa supervisor,

pelaksanaan supervisi di Jombang mempunyai kendala dan kelemahan

akan tetapi ada juga supervisor yang menyebutkan bahwa tidak ada

kendala di dalam pelaksanaan supervisi.

Dan kendala dan kelemahan supervisi menurut beberapa

supervisor yaitu:

1) Belum mempunyai pengawas yang ahli atau mumpuni di bidang

PAI

2) Pengawas mendapatkan beban tugas yang terlalu banyak yakni 7-

20 madrasah serta puluhan GPAI

3) Kepala sekolah kurang menghargai pengawas PAI, lebih

mendahulukan pengawas umum atau dari KEMENDIKNAS

18

Analisis peneliti berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan kajian teori

Page 23: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

120

4) Supervisor tidak tahu apa yang harus dilakukan kecuali pengawas

yang kreatif

5) Pengawas GPAI tidak bisa leluasa ke sekolah terlebih apabila

GPAI di sekolah tersebut tidak terdata di KEMENAG19

Berdasarkan analisis peneliti terhadap hasil wawancara,

observasi, dan dokumen, maka peneliti dapat menyebutkan bahwa:

Dalam sub bab ini, point 1) menyebutkan bahwa KEMENAG

belum mempunyai pengawas yang ahli di bidang PAI yang di maksud

di sini adalah meskipun menjadi supervisor agama yakni bertugas di

madrasah dan GPAI, akan tetapi tidak semua supervisor tersebut

berasal dari jurusan agama, banyak juga yang berasal dari jurusan

umum. Hal ini dikarenakan di dalam PERMENAG tidak

mensyaratkan pengawas pendidikan agama berasal dari jurusan agama.

Hal ini menyebabkan pengawas yang berasal dari jurusan umum

melaksanakan supervisi di madrasah dan GPAI semampunya karena

memang bukan bidangnya. Dalam hal ini pengawas tidak bisa

disalahkan akan tetapi sangat lebih baik jika pengawas pendidikan

agama juga belajar lagi sehingga dapat benar-benar membantu GPAI

dengan sebaik-baiknya.

19

Drs, Sunoto, H. Noer Matloeb, M.Si, Drs. H. Ali Said, M.Pd, Dan Drs. Fuad, M.Pd.I,

Wawancara , Jombang, 09 Juni 2014, 02 September 2014, 10 Februari 2015, Dan 30 April 2015

Page 24: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

121

Pada poin 2) disebutkan bahwa supervisor kebanyakan tugas.

Dan kebanyakan tugas ini bisa menyebabkan pelaksanaan supervisi di

tiap madrasah maupun di sekolah menjadi tidak optimal sampai-sampai

tidak semua sekolah disupervisi tiap bulan meskipun pengawas setiap

hari melakukan tugas supervisi baik di madrasah maupun di sekolah

dan bahkan di kantor KEMENAG. Oleh karena itu supervisor harus

benar-benar kreatif dan pandai memanfaatkan waktu sehingga semua

tugasnya dapat terlaksana dengan baik.

Pada poin 3) yang menyatakan bahwa kepala sekolah lebih

mendahulukan pengawas KEMENDIKNAS dari pada pengawas PAI

atau KEMENAG memang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan

pelaksanaan supervisi. Akan tetapi tidak semua kepala sekolah seperti

itu, banyak juga kepala sekolah yang menerima pengawas PAIS

dengan tangan terbuka. Meskipun begitu memang perlu adanya

pengertian kepada kepala sekolah terkait tugas, fungsi, dan wewenang

pengawas PAIS sehingga pengawas PAIS tidak dipandang sebelah

mata di sekolah binaannya. Dengan pengertian itu sangat mungkin

bahwa pengawas PAIS akan diterima dengan baik oleh pihak sekolah

sebagaimana pengawas dari KEMENDIKNAS yang selanjutnya

pelaksanaan supervisi GPAI berjalan dengan baik.

Page 25: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

122

Pada poin 4) ini lebih kepada bagaimana pengawas menanggapi

permasalahan yang terjadi di madrasah dan sekolah binaannya. Jika

ada pengawas yang tidak tahu harus berbuat apa mungkin karena

masalah yang dihadapi tidak sesuai dengan keahliannya. Di sini

supervisor memang dituntut untuk kreatif dan jika tidak mampu maka

harus belajar lagi. Karena supervisor adalah tempat menyampaikan

masalah atau keluhan guru dan tempat bertukar fikiran atau sebagai

mitra senior dari guru. Jika supervisornya saja tidak mampu bagaimana

gurunya menghadapi masalah yang menimpanya. Kalau seperti ini

maka supervisor hanya sebatas jabatan tanpa fungsi. Padahal menurut

guru supervisor adalah orang yang dianggap lebih ahli dari pada

mereka.

Pada poin 5) hampir sama dengan poin 3) hanya saja yang

menjadi pembahasan di sini lebih khusus pada GPAI. Banyak GPAI

yang datanya belum masuk di KEMENAG atau supervisor PAIS.

Sehingga supervisor juga tidak mampu melakukan apa-apa yakni tidak

bisa melakukan supervisi terhadap guru tersebut. Akan tetapi meskipun

tidak terdata, GPAI tetap bisa mengikuti pelaksanaan supervisi selama

tidak dilaksanakan di sekolah. Karena di lingkungan sekolah pengawas

PAIS tidak bisa mensupervisi GPAI yang tidak terdata, dengan kata

lain supervisor tidak punya hak terhadap GPAI di sekolah tersebut.

Dalam hal ini perlu sekali diberi pengetahuan atau pemberitahuan

Page 26: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

123

terhadap pihak sekolah bahwa supervisi tidak hanya dari pengawas

KEMENDIKNAS akan tetapi ada juga supervisi GPAI yang dilakukan

oleh pengawas KEMENAG. Sehingga antara kedua belah pihak dapat

bekerja sama dengan baik demi tercapainya tujuan pendidikan.

2. Problematika guru PAI di kabupaten Jombang

Problematika yang dimaksud di sini adalah problematika yang

dihadapi oleh para guru PAI di kabupaten Jombang yang terkait dengan

bidang tugasnya. Untuk pembahasan ini peneliti menggunakan

wawancara sebagai teknik pengumpulan datanya, karena peneliti tidak

menyebutkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah untuk

kepentingan penelitian akan tetapi sebatas sharing sesama GPAI yang

mana peneliti sendiri adalah GPAI baru di salah satu sekolah swasta yang

mana masih belum banyak memiliki pengalaman mengajar PAI di

sekolah.

Wawancara dilakukan dengan 2 cara, cara yang pertama tidak

bertemu secara langsung yakni melalui teknologi masa kini handphone

dan facebook dan cara yang kedua bertemu secara langsung atau face to

face ketika ada perkumpulan GPAI, yakni MGMP PAI se kabupaten

Jombang dan lomba keagamaan antar sekolah.

Akan tetapi dalam hal mengumpulkan data tentang problematika

GPAI Jombang, peneliti tidak hanya wawancara kepada GPAI tapi juga

Page 27: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

124

melakukan wawancara kepada para supervisor PAIS Jombang. Sehingga

data yang diperoleh berasal dari GPAI dan supervisor PAIS.

Berikut hasil wawancara terkait problematika yang dihadapi GPAI

Jombang dengan pertanyaan:

Untuk guru : selama menjadi GPAI, problematika/masalah apa

saja yang Anda hadapi terkait profesi menjadi

GPAI?

Untuk supervisor : problematika apa saja yang dimiliki oleh GPAI

yang Bapak bina berdasarkan pengamatan Bapak

sebagai supervisor dan berdasarkan keluhan atau

sharing dari GPAI yang Bapak bina?

Dan hasil dari pertanyaan di atas menyebutkan bahwa

problematika GPAI Jombang yaitu:

Jawaban dari supervisor: GPAI bukan dari jurusan PAI, GPAI

menggunakan pola pikir yang lama seperti ceramah, TPP, dan dekadensi

akhlak siswa. Sedangkan jawaban dari GPAI yaitu: GPAI kurang

mewarnai prilaku siswa, kompetensi GPAI belum maksimal, TPP,

praktek keagamaan, dekadensi akhlak siswa.

Berdasarkan jawaban dari supervisor dan GPAI di atas maka dapat

disebutkan bahwa problematika GPAI yaitu:

a. Kompetensi GPAI belum maksimal

b. GPAI bukan dari jurusan PAI

Page 28: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

125

c. GPAI kurang mewarnai prilaku siswa

d. GPAI menggunakan pola pikir lama, misalnya ceramah

e. TPP

f. Praktek keagamaan

g. Dekadensi akhlak siswa20

Keterangan:

Keterangan ini merupakan analisis peneliti berdasarkan hasil

wawancara, observasi,serta pengalaman peneliti (kenyataan lapangan)

a. Kompetensi GPAI belum maksimal yang dimaksud di sini adalah

yang dikarenakan pembinaan pengawas belum optimal yakni hanya

monitoring saja. Akan tetapi guru yang menyatakan bahwa

pembinaan dari pengawas belum optimal hanya monitoring saja

tidaklah banyak, yang mana hanya bersifat kasuistik.

Ketika peneliti melakukan depth interview diketahui bahwa

guru-guru yang menyatakan hal ini ternyata kurang berkomunikasi

dengan supervisornya. Guru tidak mengeluhkan atau tidak

memberitahu permasalahan yang dihadapi terkait dengan bidang

tugasnya dan pengawas sendiri posisinya juga tidak tahu kalau

guru tersebut bermasalah, semua terlihat baik-baik saja

berdasarkan penilaian supervisor. Dan jika supervisor berprasangka

bahwa GPAI di sekolah binaannya sudah ahli, maka untuk apa

20

Gpai Jombang, Wawancara, Jombang, 19 Agustus 2014, 30 September 2014, 3-4 April 2015,

Drs, Sunoto, H. Noer Matloeb, M.Si, Drs. H. Ali Said, M.Pd, Dan Drs. Fuad, M.Pd.I, Wawancara

, Jombang, 09 Juni 2014, 02 September 2014, 10 Februari 2015, Dan 30 April 2015

Page 29: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

126

dilakukan pembinaan yang mana nanti bisa menjadikan guru-guru

itu bosan karena mendengarkan sesuatu yang sudah difahami dan

dikuasai.

Hal tersebut bisa terjadi karena guru takut kepada pengawas

takut mendapat nilai jelek dikarenakan banyak keluhan atau

pertanyaan yang nantinya berakibat kurang baik dalam penilaian

yang mungkin bisa berujung pada tidak mendapatkan tunjangan

atau kenaikan pangkat. Tetapi ada juga guru yang menganggap

pengawas adalah mitra senior yang menjadi tempat bertukar fikiran

menghadapi permasalahan di dunia pendidikan khususnya PAI

tanpa takut akan mendapat nilai yang jelek.

Berdasarkan permasalahan di atas, solusi yang ditawarkan

oleh peneliti adalah antara GPAI dan supervisor hendaknya menjadi

mitra bukan sebagai atasan dan bawahan yang menciptakan adanya

jarak dalam berkomunikasi terkait bidang tugasnya. Perlu adanya

penjelasan dari supervisor tentang tugas, fungsi, dan tanggung

jawabnya kepada GPAI. Selain itu juga penjelasan dan kesadaran

dari supervisor bahwa mereka adalah mitra yang mana sangat bisa

diajak sharing dalam menghadapi permasalahan-permasalahan di

dalam dunia pendidikan, bukan untuk ditakuti. Karena pada

kenyataannya ada pengawas yang memposisikan dirinya sebagai

mitra tetapi ada juga yang memposisikan dirinya sebagai pengawas

Page 30: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

127

seperti atasan dan bawahan. Dan dengan pengawas yang

memposisikan dirinya sebagai atasan inilah yang membuat guru

menjadi takut sharing.

b. GPAI bukan dari jurusan PAI. Berdasarkan data yang diperoleh dari

supervisor, menyatakan bahwa tidak semua GPAI Jombang berlatar

pendidikan Fakultas Tarbiyah jurusan PAI. Biasanya GPAI ini

bertugas di sekolah swasta atau yayasan pribadi yang mana kadang

tidak mensyaratkan GPAI sesuai dengan aturan perundang-undangan

yakni dengan kualifikasi akademik pendidikan minimum diplomat

empat (D-IV) atau sarjana S1 program studi yang sesuai dengan

mata pelajaran yang diajarkan atau diampu. Seharusnya jika

seseorang itu menjadi guru PAI maka program studinya juga PAI

bukan program studi lainnya, seperti program studi yang ada dalam

Fakultas Syari’ah atau lainnya meskipun sama-sama bernuansa atau

membahas tentang agana Islam. Hal ini mungkin terlihat sebagai

masalah kecil akan tetapi tetap berpengaruh pada proses

pembelajaran, dikarenakan semasa di bangku kuliah GPAI tersebut

tidak mendapatkan ilmu tentang kependidikan agama Islam atau

ilmu menjadi GPAI. Selain bermasalah pada proses pembelajaran

juga berpengaruh pada kesejahteraan guru yang dalam hal ini adalah

tunjangan dan kepangkatan.

Page 31: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

128

Solusi yang bisa ditawarkan oleh peneliti dalam hal ini adalah

lebih ditujukan kepada lembaga atau instansi yang mana mempunyai

hak sepenuhnya dalam merekrut guru. Hendaknya pihak sekolah

atau instansi benar-benar memilih guru mata pelajaran yang sesuai

dengan jurusan atau program studinya yang mana hal ini dapat

meminimalisir dan mungkin dapat menghilangkan masalah yang

nantinya timbul akibat tidak sesuainya jurusan dengan mata

pelajaran yang diampu. Dan bila pihak sekolah atau instansi tetap

merekrut guru mata pelajaran yang tidak sesuai dengan jurusannya,

peneliti yakin bahwa pihak sekolah sudah benar-benar memikirkan

untung rugi serta

c. GPAI kurang bisa mewarnai prilaku beragama siswa. Dalam hal ini

ada 2 kategori, yakni GPAI kurang bisa mewarnai prilaku beragama

siswa (1) karena dirinya sendiri dan (2) karena lingkungan. Untuk

GPAI yang kurang bisa mewarnai prilaku beragama siswa karena

dirinya sendiri adalah GPAI yang kompetensi kepribadian, sosial,

dan keagamaannya belum diketahui apakah guru tersebut

memilikinya atau tidak. Hal ini bisa diketahui seiring berjalannya

waktu seseorang itu menjadi GPAI.

Dunia pendidikan Islam mungkin pernah dipermalukan

karena adanya berita asusila atau tindak kriminal yang dilakukan

oleh GPAI, hal tersebut tidak dapat dipungkiri karena beritanya

Page 32: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

129

menyebar luas di segala penjuru tetapi hal itu hanya bersifat

kasuistik yang mana di suatu daerah mungkin hanya 1 atau 2 orang

sehingga tidak diperbolehkan menganggap semua GPAI seperti itu.

Akan tetapi peneliti sendiri pernah menemukan bukti bahwa GPAI

tidak berpuasa ketika bulan Ramadlan padahal tidak sakit dan tidak

berhalangan lainnya, GPAI membaca al Qur’annya kurang lancar,

GPAI lebih suka bercengkrama dengan guru-guru lain dari pada

berjama’ah dengan murid-muridnya, dan lain-lain yang mana

peneliti belum melihatnya tetapi mungkin ada. Kalau melihat

fenomena-fenomena tersebut, bagaimana bisa prilaku beragama

siswa menjadi baik kalau orang yang seharusnya mereka contoh

dalam kebaikan memberikan contoh dalam kejelekan.

Kemudian kategori GPAI kurang bisa mewarnai prilaku

beragama siswa karena lingkungan adalah disebabkan lingkungan

yang tidak mendukung, yakni jam pelajaran GPAI yang sedikit

(bukan PNS) sehingga GPAI jarang bertemu dengan siswa dan

program yang dibuat oleh GPAI agar siswa menjadi lebih beragama

tidak berjalan maksimal. Terlebih jika tidak ada dukungan dari pihak

sekolah dan keluarga, maka GPAI akan semakin sulit menjalankan

tugasnya terkait prilaku beragama siswa.

Solusi yang bisa ditawarkan oleh peneliti untuk masalah

pertama, sebelum merekrut GPAI hendaknya diketahui terlebih

Page 33: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

130

dahulu kompetensi-kompetensi yang dimiliki, apakah sudah lengkap

dan baik atau belum. Tetapi jika tidak bisa maka selama seseorang

itu menjadi GPAI hendaknya pihak sekolah benar-benar menilai

kinerjanya secara keseluruhan baik kompetensi sosial, kepribadian,

keagamaan, professional, dan paedagogiknya bukan hanya pada

perangkat pembelajaran. Setelah itu jika pihak sekolah menemukan

ada yang tidak sesuai maka harus tegas dalam memberi teguran atau

sanksi. Dan jika GPAI tersebut adalah PNS, maka pihak sekolah bisa

melaporkan dalam hal ini bisa kepada supervisor atau pengawas.

Sedangkan untuk solusi masalah ke dua, pihak sekolah dan

guru-guru mata pelajaran lain harus mendukung program GPAI demi

terciptanya prilaku beragama siswa yang baik, sehingga meskipun

GPAI tidak ada di sekolah program tetap berjalan. Selain itu guru-

guru lain juga memberikan contoh yang baik kepada siswa.

Kemudian pihak sekolah juga menjalin kerja sama dengan wali

murid untuk ikut mengawasi dan mendidik anaknya ketika tidak di

lingkungan sekolah.

d. GPAI menggunakan pola pikir lama, misalnya ceramah. Pada poin

ini biasanya terjadi pada GPAI yang sudah berumur atau masa

pensiun. Sehingga cara mengajar, teknik penilaian, dan lain-lain

dilakukan sesuai pengetahuannya terdahulu. Akan tetapi tidak semua

guru yang sudah berumur atau masa pensiun seperti ini, ada juga

Page 34: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

131

guru yang memasuki masa pensiun tetapi masih kreatif dan inofatif,

masih mau belajar untuk menjadi lebih baik. Selain guru yang sudah

tua atau masa pensiun ada juga guru yang masih muda tetapi

menggunakan cara lama yang artinya guru ini kurang kreatif dan

inofatif. Sehingga peran pengawas sangat diperlukan di sini.

Solusi yang ditawarkan peneliti untuk masalah ini adalah

adanya pengawasan, pembinaan, dan penilaian yang konsisten dari

pengawas serta penyadaran kepada GPAI tentang pentingnya

menggunakan pola fikir baru yang kreatif dan inofatif demi

tercapainya tujuan pembelajaran agama Islam pada khususnya dan

tujuan pendidikan pada umumnya

e. TPP. TPP atau tunjangan penerimaan profesi atau lebih umumnya

tunjangan guru. Beberapa guru yang diwawancara menyatakan

bahwa GPAI dinomer duakan oleh KEMENAG maupun

KEMENDIKNAS. Hal ini pulalah yang menjadi salah satu alasan

GPAI takut kepada pengawas, jika banyak bertanya atau

menunjukkan kalau dia kurang mampu menghadapi masalahnya

(terkait bidang tugasnya) akan dinilai jelek.

Karena TPP ini ada guru yang melakukan manipulasi,

misalnya di RPP terlihat bahwa guru sangat kreatif padahal belum

tentu itu buatannya sendiri dan belum tentu juga dilaksanakan karena

pengawas tidak selalu mengawasi ketika proses pembelajaran terjadi.

Page 35: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

132

Selain itu ada juga yang melakukan manipulasi karena adanya

beberapa syarat yang tidak dipenuhi, misalnya jumlah jam pelajaran.

Ada juga yang bermasalah dengan TPP karena basic pendidikannya

tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, misalnya GPAI

bukan dari S1 Fakultas Tarbiyah jurusan PAI tetapi S1 Fakultas

Syariah jurusan perbankan. Hal ini jelas akan mempersulitnya dalam

mendapatkan TPP.

Untuk masalah ini peneliti hanya mampu memberi saran

bukan solusi, karena berhubungan dengan kebijakan lembaga

pemerintah yakni Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan

Nasional. Saran yang dapat diberikan adalah sebisa mungkin GPAI

berusaha mematuhi segala prosedur terkait pemerolehan tunjangan

dengan jalan yang baik, sungguh-sungguh dan jujur. Kemudian tetap

berusaha menjadi guru yang lebih baik dengan belajar lagi atau

bertukar fikiran dengan pengawas tanpa takut dinilai jelek.

Menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia bahkan disebut

sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, gaji tidak seberapa tetapi tugas

dan tanggung jawab yang diemban sangatlah besar. Peneliti

memahami hal tersebut, tetapi bukan berarti mengamini atau

menyetujui ketidak jujuran GPAI. GPAI adalah teladan bagi murid

dan juga teman sejawatnya, sehingga tetaplah berusaha menjadi

pribadi dan guru yang ideal karena tidak ada usaha yang sia-sia.

Page 36: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

133

f. Praktek keagamaan. Praktek keagamaan yang dimaksud di sini

adalah lebih kepada sholat dan baca tulis al Qur’an (BTQ). GPAI

yang mengajar di SLTP mungkin akan lebih mudah atau tidak

menganggap hal ini sebagai masalah yang besar, karena siswa masih

mudah untuk dibentuk dan diarahkan dan belum banyak terpengaruh

oleh kenakalan remaja. Tetapi hal ini juga tidak menjadi jaminan

bahwa praktek keagamaan siswa sesuai dengan yang diinginkan oleh

GPAI. Bagaimana hasilnya tetap tergantung cara guru, dukungan

dari sekolah, lingkungan, dan keluarga.

Di sini akan lebih membahas tentang problema GPAI terkait

praktek keagamaan yang terjadi di SLTA. Untuk anak baru, GPAI

pasti mencari tahu kemampuan siswanya agar dalam pembelajaran

selanjutnya guru lebih mudah mengidentifikasi mana yang harus

lebih diutamakan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Biasanya

guru mengetest wudlu, sholat dan BTQ siswa. Dalam hal sholat

mereka mampu melakukan gerakan-gerakan sholat dengan sedikit

kesalahan akan tetapi ketika diminta mengucapkan setiap bacaan

dari sholat banyak dari mereka yang tidak hafal secara keseluruhan,

rata-rata hafal bacaan al fatihah, ruku’ dan sujud, sedangkan yang

lainnya ada yang setengah-setengah ada yang sama sekali tidak

hafal. Hal ini banyak terjadi di kalangan siswa laki-laki, sedangkan

siswa perempuan rata-rata mampu melakukan gerakan sholat beserta

Page 37: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

134

bacaannya. Ketika ditanya apakah mereka tidak pernah sholat(siswa

yang tidak hafal bacaan sholat), jawabannya beragam. Ada yang

menjawab sholat waktu kecil saja ada pula yang menjawab buat apa

sholat kalau orang tua saya juga tidak sholat.

Jika melihat fenomena di atas, jelas terlihat bahwa tugas

GPAI tidak hanya menyampaikan pelajaran di kelas akan tetapi juga

melatih hafalan dan praktek sholat siswa. Sehingga GPAI membuat

program khusus yang harus didukung oleh pihak sekolah dan

keluarga. Karena bagaimanapun juga ketika di sekolah siswa sudah

hafal dan mampu melakukan gerakan sholat tetapi ketika di rumah

siswa tidak pernah sholat, maka kemungkinan besar hafalannya juga

akan hilang seiring berjalannya waktu.

Begitu pula dengan masalah BTQ, banyak juga siswa yang

tidak bisa membaca dan menulis arab yang mana hal ini sangat

berpengaruh di dalam proses pembelajaran karena materi PAI tidak

lepas dari tulisan arab. Ada siswa yang sudah bisa membaca tapi

belum lancar, ada juga yang lancar tetapi tajwid dan makhrojnya

kurang benar, dan ada juga yang hanya bisa membaca huruf hijaiyah

satu-persatu seperti mengeja. Ketika ditanya ternyata jawabannya

sama dengan pertanyaan tentang sholat, yakni mereka hanya

membaca al Qur’an ketika di TPQ tapi ada pula yang tidak pernah

Page 38: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

135

belajar di TPQ dan tidak pernah membaca al Qur’an karena di rumah

tidak pernah diajari atau dibiasakan.

Di sini solusi yang bisa ditawarkan oleh peneliti antara lain:

guru tetap menjalankan program hafalan sampai semua siswa hafal

bacaan dan gerakan sholat serta membiasakan siswa untuk sholat di

sekolah (sholat Dluha dan Dzuhur) dengan dukungan oleh pihak

sekolah dan rekan guru baik GPAI ada di sekolah maupun tidak.

Karena tanpa dukungan dari guru dan pihak sekolah GPAI akan

kesulitan di dalam menghadapi masalah ini. GPAI meminta

kerjasama dengan orang tua siswa untuk memantau dan mendidik

(praktek keagamaan) anaknya ketika di rumah, karena siswa lebih

banyak menghabiskan waktu di rumah. GPAI bekerja sama dengan

rekan guru untuk ikut mengontrol dan mendisiplinkan sholat siswa

dengan cara mengikuti sholat berjama’ah. Di sini siswa tidak punya

alasan untuk tidak sholat hanya karena ada guru yang beragama

Islam tetapi tidak ikut sholat.

GPAI tetap mengajari siswa membaca dan menulis al Qur’an,

kalau waktunya tidak ada maka GPAI meminta jam tambahan atau

ekstra kurikuler. Guru membiasakan setiap pagi sebelum masuk

kelas atau sepulang sekolah untuk bersama-sama membaca al

Qur’an, dan jika GPAI tidak hadir di sekolah maka program tetap

berjalan dengan bantuan guru lain atau pihak sekolah. Guru

Page 39: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

136

menjadikan praktek keagamaan yang dalam hal ini adalah sholat dan

membaca al-Qur’an sebagai syarat ujian dan syarat kelulusan

sehingga siswa selalu berusaha menjaga apa yang telah dikuasai.

g. Dekadensi akhlak siswa. Dekadensi akhlak siswa yang dimaksud di

sini adalah lebih kepada akhlak yang tidak terpuji atau lebih

sederhananya adalah kenakalan. Ada yang menyatakan bahwa

dekadensi akhlak siswa adalah problem orang tua, akan tetapi hal ini

juga menjadi problem GPAI. Mengingat bahwa salah satu tujuan

orang tua menyekolahkan anaknya adalah agar anaknya menjadi

anak atau orang yang berakhlak mulia. Dan sudah pasti hal ini

menjadi tugas dan tanggung jawab para guru dan pihak sekolah

terlebih GPAI. Pembahasan tentang akhlak ini akan menjadi problem

GPAI jika terjadi dekadensi akhlak siswa. Karena berdasarkan UU

no 14 tahun 2005 bab 2 pasal 6 sudah menjadi tugas dan tanggung

jawab GPAI untuk merealisasikan tujuan pendidikan yakni

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga

negara yang demokratis dan bertanggung jawab21

..

Peneliti sering mendapati siswa yang berani kepada guru atau

kurang bersopan santun. Selain itu peneliti juga pernah mendengar

21

Uu No 14 Tahun 2005 Bab 2 Pasal 6

Page 40: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

137

bahwa ada siswa yang terlibat tawuran baik antar sekolah maupun

antar kelompok yang mana bisa terjadi pembunuhan di dalamnya,

kemudian kasus tentang minuman keras dan narkoba, dan kenakalan

selanjutnya adalah tentang pacaran yang hampir melampaui batas

atau sudah melampaui batas. Mungkin problem dekadensi akhlak

siswa yang dihadapi oleh GPAI pada kenyataannya lebih banyak dari

yang telah disebutkan oleh peneliti karena problem yang disebutkan

di atas adalah problem pada umumnya atau yang sering terjadi dan

menjadi permasalahan yang seharusnya bukan hanya tanggung

jawab GPAI dan BP/BK akan tetapi tanggung jawab semua guru dan

masyarakat.

Dalam masalah ini, solusi yang bisa ditawarkan oleh peneliti

yaitu:

Jika kenakalan yang terjadi sebatas siswa yang berani kepada

guru atau tidak patuh kepada guru, relatif lebih mudah karena pada

umumnya hal ini terjadi ketika proses pembelajaran di kelas atau

interaksi di lingkungan sekolah. Dalam hal ini guru yang

bersangkutan perlu meningkatkan kreatifitas ketika pembelajaran di

kelas, guru harus pandai mengolah aktifitas dan suasana kelas

sehingga siswa yang berpotensi membuat keributanpun tidak bisa

berbuat apa-apa selain menuruti dan mengikuti instruksi dari guru.

Selain itu guru juga harus berwibawa dan berusaha menjadi teladan

Page 41: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

138

yang baik bagi siswanya. Karena bisa jadi semua kreatifitas guru itu

tidak berjalan sesuai harapan dikarenakan guru tidak bisa menjadi

teladan yang baik yang artinya jika guru ingin siswanya berakhlak

terpuji maka guru juga harus berakhlak terpuji, bukan sekedar

mampu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP.

Selain kreatifitas, kewibawaan, dan keteladanan dari guru,

satu hal yang juga tidak boleh diabaikan adalah pengertian atau

nasehat atau arahan dari guru yang disampaikan dengan baik yakni

dengan hati.

Dan jika problem akhlak siswa yang dihadapi oleh guru

adalah problem yang terjadi di luar lingkungan sekolah maka jelas

hal ini lebih sulit dari pada yang terjadi di dalam lingkungan sekolah,

mengingat bahwa tidak ada pantauan dari guru. Tetapi meskipun

tidak ada pantauan dari guru, bukan berarti guru menjadi lepas

tangan karena guru terikat dengan kedudukan guru berdasarkan UU

no 14 tahun 2005 yang telah disebutkan di atas. Jadi, baik di

lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah guru tetap

berperan meskipun hal ini sangat sulit karena guru tidak dapat

memantau siswanya. Dan guru perlu memberikan pengertian kepada

siswa bahwa guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi

pelajaran saja akan tetapi juga bertanggung jawab pada

pengembangan potensi siswa sehingga siswa tumbuh menjadi

Page 42: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

139

manusia yang sukses di dunia dan di akhirat yang artinya guru secara

tidak langsung juga turut bertanggung jawab terhadap prilaku

siswanya di luar sekolah.

Dalam menghadapi problema ini diperlukan kedekatan dan

komunikasi antara guru dan siswa yang mana guru dapat mengetahui

permasalahan siswa sehingga mampu membantu memecahkan

masalah dari siswanya. Peneliti sendiri pernah menggunakan

pendekatan kepada siswa dengan tujuan mengetahui permasalahan

siswa sehingga dapat memberi solusi yang sesuai. Dari pendekatan

itu peneliti mengetahui berbagai asal masalah siswa yang

menyebabkan mereka minum minuman keras dan mengkonsumsi

narkoba, tawuran, dan bahkan pacaran di luar batas atau zina. Tetapi

kelemahan dari metode ini adalah kadang kewibawaan guru menjadi

berkurang karena siswa sudah terlalu dekat sehingga siswa menjadi

berani atau tidak sungkan. Sehingga ketika guru melakukan metode

ini guru harus tetap menjaga kewibawaannya. Dan selain

menggunakan pendekatan, nasehat atau taushiyah, bimbingan, dan

penyadaran juga tidak boleh terlupakan untuk diterapkan.

3. Pola supervisi guru PAI yang ideal untuk diterapkan di lingkungan

KEMENAG Jombang

Di atas telah banyak dipaparkan tentang pelaksanaan supervisi

GPAI di jombang dan kendalanya serta problematika yang dihadapi oleh

Page 43: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

140

GPAI Jombang, sehingga pola supervisi GPAI ideal yang ditemukan oleh

peneliti di sini adalah berdasarkan teori supervisi dan pelaksanaan

supervisi GPAI di Jombang yang digabungkan dengan problematika

yang dihadapi oleh GPAI Jombang.

Sebelumnya peneliti sudah berusaha mencari referensi yang

menyebutkan tentang pola supervisi akan tetapi tidak menenemukan,

yang ditemukan adalah pengertian, tujuan, fungsi, prinsip, teknik, tipe,

dan lain-lain. Karena di dalam kajian pustaka peneliti tidak menemukan

pembahasan tentang pola maka peneliti mengartikan atau merumuskan

sendiri pola yang dimaksud dalam penelitian ini. Pola dalam bahasa

inggris artinya pattern, system, model of how is done, sedangkan dalam

kamus bahasa Indonesia artinya dasar kerja, contoh, model, dan

pedoman22

Berdasarkan arti tersebut maka pola supervisi yang dimaksud

oleh peneliti di sini adalah gabungan dari, tipe dan teknik tanpa

mengesampingkan pengertian , prinsip, dan tujuan dari supervisi sendiri.

Melihat kenyataan bahwa supervisor PAIS tidak semua

mempunyai basic akademik PAI, serta banyaknya beban tugas yang

diemban, kemudian supervisor KEMENAG yang dinomer dua kan oleh

pihak sekolah, dan ditambah dengan berbagai problematika yang

dihadapi GPAI maka pola supervisi yang ideal diterapkan di lingkungan

KEMENAG Jombang yaitu:

22

Kamus Saku Ilmiah Populer Edisi Lengkap, (Jakarta: Gama Press, 2010), 431

Page 44: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

141

Supervisi GPAI (akademik)

pemantauan dan pembinaan standar nasional pendidikan

penyusunan program supervisi PAI

Pelaporan program supervisi

Pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi

GPAI

pola supervisi

tipe demokratis, inspeksi,artistik, klinis, laises

faire, dan ilmiah,

teknik individual dan kelompok

penilaian kinerja guru

6 kompetensi: paedagogik, profesional, sosial,

kepribadian, ke-pemimpinan, dan religius

membangun kesadaran spiritual

mengelola potensi sipritual

Supervisor Pengurus

MGMP/KKG

GPAI (guru

pendidikan agama

Islam

Kepala

sekolah

POKJAWAS

Page 45: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

142

Keterangan: - - - - - - - - - = garis koordinasi/konsultasi

___________ = garis instruksi

Pada bagan pertama menunjukkan pelaksanaan supervisi GPAI

secara keseluruhan sedangkan pada bagan ke dua menunjukkan secara

khusus pola supervisi GPAI, yang mana maksud dari bagan ke dua

tersebut adalah gabungan pola buttom up (bawah ke atas) dan top down

(atas ke bawah), dengan keterangan:

a. POKJAWAS dan supervisor terhubung dengan garis lurus yang

artinya program yang dilaksanakan oleh supervisor sesuai instruksi

dari POKJAWAS, karena hasil yang dirumuskan oleh POKJAWAS

adalah berdasarkan kesepakatan atau musyawarah para supervisor.

b. Antara supervisor dan kepala sekolah serta pengurus MGMP/KKG

terhubung dengan garis putus-putus yang artinya supervisor, kepala

sekolah, dan pengurus MGMP/KKG saling berkoordinasi dan

berkonsultasi

c. Antara kepala sekolah dan GPAI serta pengurus MGMP/KKG dan

GPAI terhubung dengan garis putus-putus dan garis lurus yang

artinya terjadi konsultasi akan tetapi juga terjadi instruksi baik dari

kepala sekolah kepada GPAI maupun MGMP/KKG kepada GPAI

d. Antara supervisor dan GPAI terhubung oleh garis lurus dan putus-

putus yang artinya supervisor berhak memberi instruksi kepada

GPAI atau disebut juga pola top down dan GPAI juga diberi

Page 46: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

143

kesempatan untuk berkonsultasi kepada supervisor sebagaimana tipe

supervisi artistic dan demokratis. Dalam hal GPAI diberi kesempatan

untuk berkonsultasi kepada supervisor ini, peneliti

mengkategorikannya sebagai pola buttom up.

Selain keterangan tersebut (di atas), ada beberapa ketentuan dari pola

di atas yang harus diperhatikan dan dilakukan. Dan ketentuan dari pola

tersebut adalah:

a. Setiap supervisor benar-benar memahami tugas, tujuan dan

fungsinya sebagai supervisor pada dasarnya adalah membantu guru

agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan berbagai cara, baik itu

dengan mengawasi, membina, mengarahkkan, menilai, atau dengan

cara lainnya

b. Setiap supervisor berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan

tugasnya dengan mencurahkan tenaga, fikiran dan waktunya sebagai

bentuk dedikasi dan profesionalitasnya terhadap jabatan yang

dimiliki.

c. Setiap supervisor memberi pengertian atau pemberitahuan kepada

kepala sekolah dan GPAI tentang tugas, tanggung jawab, dan

fungsinya sehingga supervisi dapat berjalan dengan baik

d. Setiap supervisor berusaha mengembangkan kemampuan atau

kreatifitasnya baik dengan mengikuti pelatihan atau pendidikan

formal, dan/atau belajar mandiri

Page 47: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

144

e. Setiap supervisor harus menyamakan pola pikir dalam melaksanakan

supervisi. dengan syarat kesamaan pola pikir tersebut tidak

mengurangi kreatifitas atau kemampuan supervisor.

f. Setiap supervisor menggunakan teknik dan tipe supervisi sesuai

dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi. Misalnya dalam teknik, ada

kalanya supervisor melakukan supervisi secara individual dan ada

kalanya secara kelompok. Kemudian di dalam proses supervisi itu

baik yang individual maupun yang kelompok supervisor bersikap

layaknya mitra atau partner kerja sehingga guru tidak sungkan

apalagi takut menyampaikan pendapat, kreatifitas, dan bahkan

masalah atau kebutuhan guru dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya. Akan tetapi selain supervisor memposisikan dirinya

sebagai mitra/partner, supervisor juga perlu mencari kesalahan guru

dengan tujuan memperbaiki kesalahan atau kelalaian guru yang jika

ditemukan kesalahan itu maka supervisor harus dengan tegas

menyalahkan serta memberi tahu apa yang seharusnya dilakukan

oleh guru. Selain itu supervisor juga perlu memotivasi guru agar

lebih kreattif serta memberi kesempatan bagi guru untuk

menunjukkan kreatifitasnya. Dan untuk menjaga dari tidak

diketahuinya permasalahaan guru karena tidak ada permintaan atau

keluhan maka supervisor juga harus melakukan pembimbingan atau

pelatihan kepada guru.

Page 48: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

145

B. Temuan-Temuan Penelitian

1. Pelaksanaan supervisi GPAI di lingkungan KEMENAG Jombang

Bagan pelaksanaan supervisi GPAI di lingkungan KEMENAG Jombang

secara umum:

Supervisi GPAI (akademik)

pemantauan dan pembinaan standar nasional pendidikan

penyusunan program supervisi PAI

Pelaporan program supervisi

Pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi GPAI

penilaian kinerja guru

4 kompetensi: paedagogik, profesional, sosial, kepribadian

membangun kesadaran spiritual

mengelola potensi sipritual

pola supervisi

tipe demokratis, inspeksi,artistik, klinis, laises faire, dan ilmiah

teknik individual dan kelompok

Page 49: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

146

Bagan Pola supervisI GPAI lingkungan KEMENAG Jombang:

Pada bagan di atas tidak ada koordinasi atau konsultasi dengan

kepala sekolah, dan antara supervisor dan GPAI terhubung garis lurus

yang artinya supervisor memberi instruksi kepada GPAI atau top down.

Sedangkan pada bagan di bawah, ada koordinasi dan konsultasi

dengan kepala sekolah. Dan antara supervisor dan GPAI terhubung garis

putus-putus yang artinya ada konsultasi dari GPAI kepada supervisor

atau buttom up.

Supervisor

GPAI

Pengurus

MGMP/KKG

GPAI (guru

pendidikan agama

Islam

Kepala

sekolah

POKJAPAIS

Supervisor

GPAI

Pengurus

MGMP/KKG

GPAI (guru

pendidikan agama

Islam

POKJAPAIS

Page 50: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

147

2. Kendala supervisi GPAI di lingkungan KEMENAG Jombang

3. Problematika GPAI Jombang

Kendala supervisi

Kurangnya pengawas PAI

yang ahli

Beban tugas yang terlalu

banyak

Kepala sekolah kurang

menghargai pengawas PAI

Terdapat pengawas yang kurang kreatif

Pengawas GPAI tidak bisa leluasa ke sekolah

Problematika GPAI Jombang

GPAI menggunakan

pola pikir lama, misalnya ceramah

GPAI bukan dari jurusan

PAI

GPAI kurang mewarnai

prilaku siswa

Kompetensi GPAI belum

maksimal TPP

Praktek keagamaan

Dekadensi akhlak siswa

Page 51: Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini ...digilib.uinsby.ac.id/3731/7/Bab 4.pdf · penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan kepada kepala madrasah, kepala

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

148

4. Pola supervisi guru PAI yang ideal di KEMENAG Jombang

Supervisi GPAI

(akademik)

pemantauan dan pembinaan standar nasional pendidikan

penyusunan program supervisi PAI

Pelaporan program supervisi

Pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi

GPAI

pola supervisi

tipe demokratis, inspeksi,artistik, klinis, laises faire, dan ilmiah,

teknik individual dan kelompok

penilaian kinerja guru

6 kompetensi: paedagogik, profesional, sosial,

kepribadian, ke-pemimpinan, dan religius

membangun kesadaran spiritual

mengelola potensi sipritual

Supervisor Pengurus

MGMP/KKG

GPAI (guru

pendidikan agama

Islam

Kepala

sekolah

POKJAWAS