scomedians newslatter 2nd ed februari 2012

20

Upload: cimsa-nasional

Post on 10-Mar-2016

224 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

SCOMEDIANS Newsletter diterbitkan oleh Standing Committee on Medical Education CIMSA Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012
Page 2: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

Dear all,

kini telah hadir edisi kedua, dan kali ini tema yang di angkat adalah “Resistensi terhadap Antibiotik”. Antibiotik, sebuah kata yang populer dan tidak asing lagi di telinga kita bukan? Rasa-rasanya saat pergi ke dokter, selalu ada antibiotik disana. Tapi tahukah Anda, penggunaan antibiotik yang salah dapat mengakibatkan bakteri menjadi kebal/resisten terhadap obat yang diberikan. Nah, penasaran? Simak beberapa artikel sajian dari kami tentang itu. Simak pula laporan dari salah satu scomedians yang mengikuti HPEQ di Bali, juga ada kisah dari mantan NOME kita yang kini telah bekerja di WHO, dan simak pula laporan dari project-project yang telah berhasil dilaksanakan dari tiap lokal. Selamat membaca !!! :)

scomedians newsletter

forewordforeword

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 2

Page SCOME

Mailing List

www.cimsa.or.id

[email protected]

Twitter

Facebook

@scomecimsa

Scome Cimsa

Hay

atu

l Ra

hm

i U

R

Feb

ria

na

Inta

nU

GM

Yoga

Pri

ma

di

UN

S

Suci

Ma

ghfi

rah

Un

syia

hEditor in Chief - IMD Tiwi Qira Amalia,

Unsyiah

Editor in Chief - IMD Tiwi Qira Amalia,

Unsyiah

Page 3: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

report

profil

cont

ents

projectcorner

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 3

School Campaign: Berbagi ilmu dan keceriaan

Scome Sharing Club

Hari Dokter Nasional: 1001 Surat untuk Dokter Indonesia

TV Max (n' Expression)

Televisian On Medical Appreciation

45

6

Tahukah Anda, Bahwa Bakteripun Punya Cerita Sendiri untuk

Mengalahkan Manusia?

Sekilas tentang Resistensi Antimikroba

8

11

focus

nd2 HPEQ International ConferenceHealth P E Q

Bali International Convention Centre, rd thDecember 3 -5 2011

rofessional ducation uality

13

Fina Fidayati Tams15

7

Page 4: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

projectcorner

S Cchool ampaign: Berbagi Ilmu dan Keceriaan

Mulailah hidup sehat mulai dari hal yang

paling kecil !

Itulah tujuan dari proyek trans-sco SCOME dan SCOPH Universitas Indonesia yang m e m i l i k i t e m a S c h o o l Campaign: Leading Future Generation Towards a Healthy L i festy le and Emergence Readiness Nationwide.

Acara ini dilaksanakan pada hari Sabtu, pukul 09.00 s.d. 12.00 WIB, bertempat di SDN Pegangsaan I-II Cikini-Ampiun. Melibatkan lebih dari 130 siswa kelas 5 dan 6, acara ini sukses membekali mereka dengan pengetahuan hidup sehat dan P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan).

Acara dimulai tepat pukul 09.00 WIB dimana peserta dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu kelas 5 dan 6.

Siswa(i) kelas 5 mendapatkan materi presentasi mengenai makanan dan hidup sehat. Materi pertama mengenai makanan sehat disampaikan oleh Anastasia Lantang (LPO UI). Materi yang diberikan seputar manfaat, komposisi, dan contoh makanan sehat. Kemudian dilanjutkan dengan materi kedua tentang kebiasaan hidup sehat. Materi yang dibawakan oleh Herliani Halim (LOME UI) ini mengajarkan kepada adik-adik tentang pentingnya mencuci tangan, menggosok gigi, dan lain-lain. Di setiap sesi, diberikan kuis berhadiah. Dari sini, panitia dapat melihat antusiasme mereka dalam mengikuti dan mencerna materi yang diberikan.

Kelompok kedua yang terdiri dari kelas 6 mengikuti workshop yang dibagi menjadi empat pos. Setiap 15 menit, mereka melakukan rotasi. Apa saja yang diberikan pada workshop? Materi pertama mengenai mimisan.

Panitia menjelaskan mulai dari penyebab hingga cara penanganan. Kedua, seputar pingsan mulai dari penyebab, tanda dan gejala, serta penanganannya. Selanjutnya, materi ketiga berupa penanganan luka baik luka laserasi maupun luka bakar. Di pos ini, dijelaskan kegunaan P3K, fungsi dari tiap peralatan, dan cara mengobati luka dengan benar. Terakhir, sebagai materi keempat, adalah praktik cuci tangan dan gosok gigi yang secara teori telah diberikan pada presentasi kebiasaan hidup sehat.

Untuk praktik mencuci tangan, mereka menghapalkan langkah-langkahnya dengan sebuah nyanyian. Tidak lupa, pada tiap pos, dilakukan simulasi kasus sehingga adik-adik dapat bertindak layaknya seorang dokter kecil yang siap menolong.

Tidak terasa, satu jam telah berlalu. Kemudian, tiap kelompok besar bertukar tempat. Sebelum pergantian sesi, mereka diberikan snack terlebih dahulu. Selain itu, untuk menjaga semangat mereka tetap berkobar, dilakukan ice-breaking di awal sesi. Salah satu ice breaking yang diberikan ada tarian anak Afrika yang diikuti oleh adik-adik peserta dengan antusias dan penuh canda-tawa.

Acara diakhiri dengan foto bersama antara panitia dan peserta. Dukungan dari pihak sekolah dan antusiasme dari adik-adik membuat kerja keras panitia merasa dihargai. Semoga SCOME dan SCOPH dapat melakukan kunjungan ke sekolah lainnya.

“ ”

S Cchool ampaign: Berbagi Ilmu dan Keceriaan

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 4

Page 5: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 5

SSC

COMe

Lub

Haring

projectcorner

SC (Scome Sharing Club) merupakan salah satu projek lokal SCOME CIMSA SUnsyiah sebagai wadah untuk belajar

bersama atau sharing segala hal yang terkait dengan akademik kampus. Kegiatan SSC ini dalam prakteknya tidak hanya dikhususkan untuk para scomedians saja, namun juga berlaku untuk seluruh member CIMSA yang ingin mengikuti kegiatan ini.

SSC merupakan project yang kontinu 1-2 kali seminggu dan sampai saat ini dibagi untuk dua angkatan, yakni angkatan 2009 dan 2010. Sementara untuk anngkatan 2011 sedang proses perancangan. Nah, dalam pelaksanaanya, SSC disesuaikan dengan jadwal kampus masing-masing angkatan, dan di tiap angkatan memiliki penanggungjawabnya masing-masing. Selain bertujuan sebagai wadah kegiatan belajar/sharing bersama, SSC juga dapat menjadi wadah keakraban antar member-member CIMSA dari berbagai sco serta antar member CIMSA dengan senior CIMSA baik dari dokter muda sampai yang telah menjadi dokter yang diminta kesediaannya sebagai tutor.

SSC dibuat sefleksibel mungkin dan tidak dikenai fee/biaya apapun. Kegiatan SSC ini sendiri berupa kegiatan belajar bersama yang dikemas seperti pada saat tutorial namun dalam bentuk yang lebih santai dengan dihadirkan seorang tutor yakni dari alumni CIMSA sendiri, kakak ataupun abang-abang dokter muda sampai dengan yang telah jadi dokter. Sementara skenario yang akan dibahas sebelumnya telah dikirim ke email tutor untuk dipelajari terlebih dahulu, setelah itu tutor siap untuk mengalirkan ilmunya kepada para member yang mengikuti kegiatan SSC ini.

Sampai saat ini SSC telah dihadiri 8-15 orang dalam sekali pertemuan, dan telah diadakan diberbagai tempat ,yakni: diruang tutorial, kantin, ataupun di

bawah pohon area kampus. Kendala yang agak sulit dihindari dalam pelaksanaan SSC ini adalah jadwal kampus yang suka dadakan dan sulit disesuaikan dengan abang-kakak yang akan menjadi tutornya. Namun sejauh ini, SSC telah berhasil dilaksanakan 5 kali untuk 2010 dan 3 kali untuk 2009. Dan ketika ditanya kepada salah satu member mengenai SSC ini, mereka sangat senang dan merasa beruntung bisa mengikuti kegiatan ini ka re n a s a n ga t m e m b a n t u d a l a m memahami pelajaran dan kasus dalam tutorial khususnya.

Semoga kegiatan SSC ini dalam pelaksanaan kedepannya selalu berjalan dengan lancar dan dapat memberikan banyak manfaat kepada seluruh member C IMSA demi memajukan kua l i tas mahasiswa dalam pendidikan kesehatan di negara Indonesia kita tercinta, amin.

Page 6: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

okter adalah seseorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan orang-orang yang sakit, berlatar belakang pendidikan kedokteran dan bekerja secara profesional D

sebagai tenaga kesehatan. Tidak semua orang yang menyembuhkan penyakit bisa disebut dokter. Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus dan mempunyai gelar dalam bidang kedokteran, harus menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran selama beberapa tahun tergantung sistem yang dipakai oleh Universitas tempat Fakultas Kedokteran itu berada.

Di Indonesia Pendidikan Dokter mengacu pada Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI). Saat ini digunakan KIPDI III yang menggunakan sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan metode Problem Based Learning (PBL). Pendidikan dokter di Indonesia membutuhkan 11 - 12 semester untuk menjadi dokter, 7 - 8 semester untuk mendapatkan gelar sarjana (Sarjana Kedokteran/S.Ked) ditambah 4 semester koskap (clerkship) di Rumah Sakit . Masih ada variasi jumlah semester di beberapa Fakultas. Setelah selesai pendidikan dokter umum, terbuka peluang untuk melanjutkan ke Pendidikan Dokter Spesialis, yang banyak pula jenisnya, menurut sistim organ atau golongan, seperti Spesialis Anak, Kedokteran Jiwa, Jantung, Bedah, dan lain-lain.

Siapa yang belum pernah berhubungan sama seorang dokter? Yap, dan ternyata SEMUA ORANG PERNAH!!! Entah itu dokter umum, spesialis, dokter kecantikan dll. Dokter banyak membantu kita dibidang kesehatan. Perjuangan dokter tidaklah mudah, betapa banyak perjuangan dokter-dokter Indonesia yang kadang tak dapat kita lihat namun sesungguhnya dapat kita rasakan. Dan betapa banyak rasa kebanggaan kita terhadap dokter Indonesia yang tak pernah kita sampaikan. dan betapa banyak pula yang tidak menyadari akan adanya hari dokter nasional. Lalu, apa yang sudah kita berikan kepada dokter-dokter Indonesia? Betapa banyak rasa terima kasih yang kadang tak sempat kita sampaikan pada dokter dokter Indonesia yang sudah bekerja tanpa lelah menyehatkan Indonesia.

Sebagai Mahasiswa kedokteran, yang nantinya juga akan menjadi seorang dokter tentu kita sangat berhutang banyak terhadap dokter-dokter senior yang sekaligus menjadi guru kita di kampus. Dengan bimbingan dan doa mereka lah yang akan menuntun untuk menjadi “dokter” yang sesungguhnya.

Hari Dokter Nasional diperingati setiap tanggal 24 Oktober, dan ternyata pengetahuan masyarakat tentang HDN ini terbatas. Tidak banyak

yang mengetahui bahwa Hari Dokter Nasional itu ada. Untuk itu, SCOME UMY berinisiasi melalui "1001 Surat untuk dokter Indonesia", semoga suara-suara mahasiswa kedokteran UMY dapat mewakili rasa terima kasih kita terhadap dokter-dokter Indonesia. Acara "1001 surat untuk dokter Indonesia" diadakan mulai tanggal 22 Oktober 2011 dengan menyebarkan form surat yang diisi oleh mahasiswa KU UMY dari berbagai angkatan. Kemudian dilanjutkan di hari Senin, tanggal 24 Oktober 2011 mahasiswa FK UMY ikut berpartisipasi lagi dengan memakai baju putih di hari ini sebagai simbolis rasa terima kasih. Kemudian di hari ini pula, surat surat yang sudah dituliskan kemarin kami bagikan ke dokter-dokter terdekat, yaitu dokter dosen FK UMY, dokter di 3 rumah sakit terdekat dan beberapa tempat praktik dokter. Hasilnya alhamdulillah banyak mendapat dukungan positif dari yang menerima surat tersebut. Kami juga melakukan dokumentasi foto dengan membentuk huruf HDN.

H a r iD o k t e r

Nasional1001 Surat

untuk dokter Indonesia

“ ”

projectcorner

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 6

Page 7: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

Tvmax Televisian on Medical Appreciation n' Expression

projectcorner

Tv merupakan terobosan baru mahasiswa FK UGM yang mencoba mengambil konsep tv kampus. Tujuan SCOME UGM membuat TV tentu saja berkeinginan menjadikan TV sebagai media informasi dan komunikasi terutama kalangan mahasiswa FK UGM, yang nantinya semoga dapat menjadi pemicu lahirnya iklim akademik yang menarik, dan generasi yang kreatif dan inovatif. TV ini juga menjadi wadah tangan-tangan kreatif mahasiswa FK UGM di bidang IT dengan mengoptimalkan segala sarana yang telah disediakan kampus, contohnya internet.

Sebenarnya TV ini merupakan project lama tapi karena ada masalah jadi sempat terhambat. Pada tahun 2008 juga TV pernah menjadi best project loh di May Meeting. Nah karena dasar itulah kini SCOME CIMSA UGM berusaha untuk membangkitkan kembali TV . Kegiatan untuk mendukung project ini juga sudah dilakukan, seperti pada bulan Desember kemarin kita sudah melakukan training broadcasting dengan pemateri dari TVRI Yogyakarta. Dari situ kita jadi tahu kalau untuk menghasilkan suatu program yang menarik itu perlu teknik dan cara yang benar. Untuk itu, doakan kami ya scomedians.

Ada banyak program yang bisa dinikmati di TV . Rencananya TV akan membuat program yg berisi mengenai liputan seputar kegiatan akademik mahasiswa (crew TV mendapatkan materi

max

max max

max

max

max

max

maxmax Education

max

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 7

langsung dari dosen dan asisten dosen), yang m e n a m p i l k a n v i d e o - v i d e o kedokteran yang menarik dan tentu s a j a t i d a k k e t i n g g a l a n pembahasannya mengenai kasus dalam video, yang berisi berita teraktual dan peliputan kegiatan di kalangan FK, yang membahas aspirasi dan opini warga Fk dan topik – topik hangat, y a n g t e r a k h i r T V j u g a menampilkan sosok teladan di kalangan civitas akademika FK UGM.

Bagaimana cara mengaksesnya? Teman-teman bisa mengaksesnya langsung lewat website fakultas kedokteran FK UGM. Eitz tunggu dulu, untuk sementara ini TV belum bisa diakses. Tapi nanti kita pasti kasih tahu kok kalau sudah bisa diakses. Akhirnya kami berharap dengan adanya TV di media internet, seluruh mahasiswa kedokteran dapat mengakses informasi yang telah diupload dan dapat berpartisipasi dalam pengembangan teknologi informasi. Amin.

Medicotainment

FkNews

Kata Mereka

m a xProfil

max

max

Page 8: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

Tahukah Anda, bahwa Bakteri pun

Punya Cerita Sendiri untuk

Mengalahkan Manusia ?

focus

Tahukah Anda, bahwa Bakteri pun

Punya Cerita Sendiri untuk

Mengalahkan Manusia ?

ntibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, fungi, yang dapat menghambat atau Amembasmi mikroba jenis lain. Sejak Penicillin

pertama kali ditemukan pada tahun 1928 yang berasal dari jamur Penicilium notatum oleh Alexander Fleming, antibiotik telah menjadi tonggak paling berharga dalam pengobatan berbagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroba. 'Kelincahan'nya dalam mempengaruhi dan menghambat berbagai siklus dalam struktur sel mikroba terbukti mampu membuat bebrbagai jenis mikroba pusing tujuh keliling menghadang gempuran yang bertujuan untuk serangan yang dibuat oleh antibiotik? Ternyata TIDAK kawan-kawan. Secara diam-diam, setiap mikroba patogen juga mempelajari pola serangan yang dibuat oleh antibiotik agar bisa terhindar dari kehancuran yang berkelanjutan.

Mempelajari pola kerja antibiotik, bagian yang diserang, dan bagaimana cara menyerang adalah strategi bertahan yang dilakukan mikroba terhadap antibiotik. Pola pertahanan mikroba terhadap antibiotik sehingga tidak terpengaruhnya mikroba terhadap antibiotik kita kenal sebagai pola resistensi. Sampai saat ini, cara kerja dari antibiotik yang diketahui ada lima cara yaitu:

Menghambat metabolisme sel mikroba

Untuk kelangsungan hidupnya, mikroba membutuhkan asam folat. Jika pada mamalia asam folat bisa didapat dari luar tubuh, lain halnya dengan mikroba. Mereka harus mensintesis sendiri dari bahan yang bernama asam amino benzoate (PABA). Peran antibiotik dalam bagian ini adalah ikut serta dalam proses pembentukan asam folat sehingga yang terbentuk adalah asam folat non fungsional.

sampai saat ini antibiotik masih mampu untuk membasmi bakteri

penyebab infeksi pada tubuh manusia. Namun sayangnya,

ternyata bakteri tidak kalah pintar juga untuk menyiasati agar dirinya

tidak mudah dikalahkan

“ ”

Yogi Wibowo, Local of UR 2009

1.

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 8

Page 9: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

Menghambat sintesis dinding sel mikroba

Antibiotik menghambat reaksi akhir

(transpeptidasi )dinding sel yang

dibutuhkan mikroba untuk melindungi

struktur bagian dalam tubuhnya,

sehingga terjadi perbedaan tekanan

osmotic di dalam dan diluar sel mikroba

yang pada akhirnya akan menyebabkan

lisis dari sel mikroba.

Mengganggu keutuhan membran

sel mikroba

Polimiksin B yang terkandung dalam

antibiotik berguna untuk merusak

membrane sel sesudah berikatan

dengan fosfolipid membran sel

mikroba.

2. 3.

4.5.

Menghambat sintesis protein sel

mikroba

Pola kerja antibiotik pada bagian ini,

mengganggu sintesis protein melalui

pencegahan elongasi ikatan peptide

sehingga terbentuk protein non

fungsional dan abnormal.

Menghambat sintesis asam nukleat sel

mikroba

Menginhibisi selektif enzim DNA gyrase

yang diperlukan pada replikasi DNA.

Dari kelima cara ini, sampai saat ini antibiotik masih mampu untuk membasmi bakteri

penyebab infeksi pada tubuh manusia. Namun sayangnya, ternyata bakteri tidak kalah pintar juga

untuk menyiasati agar dirinya tidak mudah dikalahkan. Bakteri memiliki seperangkat cara untuk

beradaptasi terhadap lingkungan yang mengandung antibiotik:

1. Inaktivasi obat oleh mikroba (Inactivation)

2. Penghambatan aktivitas antibiotik secara enzimatik,

3. Perubahan protein yang merupakan target antibiotik, (by pass)

4. Perubahan jalur metabolic (efflux)

5. Perubahan permeabilitas membran (Impermebiality)

Secara terinci, mekanisme resistensi dari antibiotik akan dijelaskan oleh gambar ini:

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 9

Page 10: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

Ada sesuatu yang ditakutkan saat ini, bagaimana jika seandainya semua bakteri mampu beradaptasi dengan berbagai antibiotik yang ada saat ini? Bukankah keadaan kita akan sama dengan sebelum abad 20, dimana angka kematian akibat infeksi yang sangat tinggi? Lalu apa yang dapat kita lakukan dalam mencegah terjadinya hal itu?

Dalam peringatan Hari Kesehatan

Sedunia yang diperingati setiap tanggal 7

April, Badan Kesehatan Dunia (WHO)

sebagai lembaga kesehatan tertinggi

didunia, mengharapkan kita, sebagai tenga

kesehatan ataupun calon tenaga kesehatan

agar memperhatikan beberapa hal ini dalam

penggunaann antibiotik, untuk mencegah

semakin cepatnya resistensi bakteri:

Penggunaan obat yang rasional ditandai

dengan penggunaan obat sesuai dosis dan lama

konsumsi yang tepat

Peresepan obat harus sesuai diagnosis

Menghindari pengobatan sendiri dengan obat

yang seharusnya dengan resep dokter.

Menurut data WHO tahun 2010, lebih dari 50

persen obat-obatan diresepkan, diberikan atau dijual tidak

semestinya. Akibatnya lebih dari 50 persen pasien gagal

mengkonsumsi obat secara tepat. Padahal, penggunaan

obat berlebih, kurang atau tidak tepat akan berdampak

buruk pada manusia dan menyia-nyiakan sumber daya.

Lebih dari 50 persen negara di dunia tidak menerapkan

kebijakan dasar untuk mempromosikan penggunaan obat

secara rasional (POR). Di negara-negara berkembang

(termasuk Indonesia), kurang dari 40 persen pasien di

sektor publik dan 30

persen di sektor swasta

d iber ikan perawatan

sesuai panduan klinis.

Himbauan ini harus kita

perhatikan secara serius,

karena bila penggunaan

antibiotik tidak diawasi

d a n d i ko nt ro l , a ka n

mendatangkan masalah

dimasa mendatang. Akan

banyak penyakit yang

disebabkan oleh infeksi

b a k t e r i t i d a k d a p a t

disembuhakan akibat

resistensi. Sedangkan

untuk mengembangkan

satu generasi antibiotik

yang baru, membutuhkan

waktu yang lama dan

biaya yang sangat besar.

Dan, pada akhirnya,

seperti kata bijak oleh

Mahatma Gandi “ We

must be the change, we

wish to see in the world.”

Dapat diartikan agar kita

m e n j a d i a w a l m u l a

perubahan itu, dengan

harapan, apa yang kita

tanam saat ini, akan

menuai hasil baik di hari

depan.

focus

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 10

Page 11: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

sekilas tentang

ResistensiAntimikroba

ernahkan terbayangkan bila di dunia penyakit infeksi oleh mikroba tidak dapat lagi diatasi Pdengan obat antimikroba atau antibiotik?

Ketika antibiotik pertama yaitu penicillin ditemukan, ilmuwan masa itu menganggap saat itu adalah akhir dari semua penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroba. Namun tahun-tahun berikutnya diketahui ternyata beberapa strain mikroba mulai tidak lagi peka terhadap obat antibiotik tersebut. Hal inilah yang sering kita dengar sebagai resistensi obat antimikroba. Pengobatan yang diberikan dapat mengalami kegagalan dan dapat berujung pada kematian apabila resistensi tersebut dibiarkan meluas dan tidak mendapat perhatian yang serius.

Melakukan penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan kehidupan merupakan suatu fenomena biologis yang alami. Begitu pula yang terjadi pada mikroba patogen, lama kelamaan terjadi suatu penyesuaian untuk menghindari efek destruktif antibiotik sehingga mikroba tersebut menjadi resisten terhadap obat antibiotik. Walaupun fenomena tersebut adalah fenomena yang alamiah, terdapat faktor-faktor yang dapat mempercepat maupun meningkatkan terjadinya resistensi terhadap antibiotik. Faktor yang paling penting adalah penggunaan antibiotik yang tidak sesuai.

Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai bisa mempercepat atau bahkan meningkatkan terjadinya resistensi mikroba. Sebetulnya apa yang dimaksud dengan penggunaan obat antibiotik yang “tidak sesuai” atau

focus

Bakteri yang sudah tidak lagi sensitif terhadap suatu antibiotik

membutuhkan obat jenis lain yang lebih kuat potensinya agar dapat

dimatikan. Dengan begitu, penyakit infeksi oleh bakteri akan

lebih sulit untuk disembuhkan.

Yoga primadi, Local of UNS

“ ”

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 11

Page 12: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

inappropriate itu? Antibiotik yang digunakan dalam waktu yang terlalu singkat, atau dalam dosis yang terlalu rendah, atau dengan potensi yang kurang adekuat, atau antibiotik yang diberikan tidak sesuai dengan penyakit yang akan diobati merupakan bentuk dari penggunaan antibiotik yang inappropriate seperti disebut di atas.

Sering sekali kita mendengar, atau bahkan kita sendiri mungkin masih melakukannya, seseorang menghentikan pengobatan antibiotik yang diresepkan dokter setelah Ia merasa lebih baik padahal obat tersebut belum habis. Kita juga jamak melihat pasien datang ke apotek untuk meneruskan pengobatan dengan hanya menunjukkan kemasan obat yang telah habis tanpa mengantungi resep dari dokter apalagi mengetahui jenis, dosis, khasiat, dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan dari obat tersebut. Hal ini tentu membuat miris dokter manapun yang mendengarnya, namun itulah kenyataan yang terjadi di sekitar kita.

Apabila kita terus menutup mata akan hal-hal yang terjadi sekarang, bukan tidak mungkin resistensi ini akan menyebabkan bencana secara luas. Cepat atau lambat, dampak dari resistensi terhadap antimikroba akan segera dirasakan. Dampak yang akan terjadi bukan hanya pada pasien itu sendiri, tapi juga bagi orang-orang di sekitarnya. Bahkan dampaknya bisa mengenai sektor selain sektor kesehatan, seperti ekonomi.

Bakteri yang resisten, seperti bakteri normal lainnya, dapat ditransmisikan kepada orang di sekitar penderita. Apalagi ditambah kurangnya higienitas dan sanitasi lingkungan sehingga transmisi semakin mudah terjadi dan orang-orang di sekitar pasien. Penyakit yang disebabkan pun tidak dapat diobati dengan antibiotik biasa. Bakteri yang sudah tidak lagi sensitif terhadap suatu antibiotik membutuhkan obat jenis lain yang lebih kuat potensinya agar dapat dimatikan. Dengan begitu, penyakit infeksi oleh bakteri akan lebih sulit untuk disembuhkan.

Semakin sulitnya penyembuhan penyakit infeksi juga dapat berdampak pada sektor ekonomi. Pasien yang terinfeksi oleh strain yang telah resisten terhadap suatu antibiotik, cenderung merasa sakit lebih lama dan membutuhkan waktu yang lebih lama di rumah sakit. Selain itu, pengobatan untuk strain bakteri yang telah resisten

tersebut hanya bisa dilakukan dengan obat antibiotik lini ke-dua atau bahkan lini ke-tiga. O b at - o b ata n l i n i ke - d u a maupun ke-tiga tentu saja lebih mahal daripada lini pertama. Hal ini tentu membebani pemerintah terutama dalam hal b iaya jaminan kesehatan masyarakat baik dari segi biaya untuk waktu yang dihabiskan di rumah sakit, maupun biaya u n t u k o b a t i t u s e n d i r i . Produktivitas masyarakat pun dapat menurun yang tentu saja b e r d a m p a k b u r u k p a d a perekonomian suatu negara.

Setelah dipaparkan sekilas mengenai resistensi obat antimikroba dan dampaknya, apa yang bisa kita lakukan untuk p a l i n g t i d a k m e m b a n t u menghentikan atau paling tidak memperlambat hal-hal buruk t e r s e b u t u n t u k t e r j a d i ? Peningkatan kewaspadaan akan a d a n y a r e s i s t e n s i o b a t antimikroba merupakan hal yang sangat penting. Kegiatan kampanye maupun promosi untuk meningkatkan kesadaran baik itu dari kalangan medis, apoteker, maupun masyarakat l u a s d i ra s a p at u t u nt u k dilakukan. Hal lain yang tidak kalah penting kita lakukan sebagai praktisi kesehatan masa depan adalah meningkatkan ilmu pengetahuan terutama m e n g e n a i p e m b e r i a n medikamentosa agar kita kelak dapat mempergunakan obat d e n g a n b i j a k s a n a d e m i tercapainya Indonesia yang sehat ke depannya.

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 12

Page 13: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 13

report

H P E Qrd thBali International Convention Centre, December 3 -5 2011

EALTH ROFESSIONAL DUCATION UALITY

HPEQ, kepanjangan dari Health Professional Education Quality kali ini diadakan di Bali, bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan profesi kesehatan. Dilatarbelakangi dengan semakin maraknya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi dalam hal pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu, Dikti mengadakan acara HPEQ yang tidak hanya ditujukan kepada para petinggi di bidang pendidikan kesehatan, Dekan, maupun Dosen tetapi kali ini mahasiswa sebagai objek yang menjalankan

ndsystem pendidikan diikutsertakan juga untuk didengarkan suaranya. 2 HPEQ mengundang 7 Profesi kesehatan untuk mengikuti International Conference, yaitu Kedokteran, Keperawatan, Kebidananan, Gizi, Kedokteran gigi, Farmasi, Kesehatan Masyarakat, dan ada beberapa mahasiswa dari Sekolah tinggi ilmu kesehatan yang diikutsertakan juga.

ndAcara 2 HPEQ ini dibagi menjadi beberapa sesi, ada yang sesi khusus untuk student, ada sesi ndkhusus untuk para dosen dan dekan, dan ada juga sesi Plenary yang dihadiri oleh semua peserta 2 HPEQ.

Yang lebih dilaporkan disini adalah khusus sesi student. Di sesi ini, para peserta yang ikut serta tidak hanya berstatus mahasiswa tetapi ada juga beberapa yang telah memiliki embel-embel “dr” didepan namanya ataupun yang telah menjadi sarjana Farmasi. .

Hari Pertama,

ndDiisi dengan acara perkenalan tentang acara 2 HPEQ oleh senior Cimsa yaitu Kak Samuel Josafat dan pada kesempatan ini juga para peserta diberi buku keren yang berjudul “Mahasiswa Harus Tahu” yang sangat menolong

ndpara peserta sebagai petunjuk materi dalam kegiatan 2 HPEQ ini. Selain itu para panitia juga mengundang pembicara dari luar yaitu Robbert Duvivier yang berasal dari Netherland, pada hari pertama ini Robbert memberikan dua materi. Yang paling menarik menurut saya adalah materi tentang “Making Changes” yang sangat membukakan fikiran kita, bahwa membuat perubahan itu tidak gampang dan tidak selamanya orang lain memiliki pendapat dan pemahaman yang sama dengan kita, butuh usaha dan trick khusus untuk membuat menjadi satu paham yang sama. Selain itu hari pertama ini juga menjadi ajang perkenalan bagi para peserta baik antar sesama profesi ataupun dengan profesi yang lain. Dan pada hari pertama ini para peserta diwajibkan untuk mengenakan baju berwarna merah sebagai symbol memperingati hari AIDS sedunia yang jatuh

ndpada tanggal 1 beberapa hari sebelum acara 2 HPEQ, tidak hanya itu saja para peserta juga berfoto bersama membentuk lambing pita merah.

Page 14: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 14

Hari ke dua adalah hari yang paling padat, karena acara dimulai pada pukul 9 pagi dan berakhir pukul 6 sore. Diisi dengan acara

ndPembukaan 2 HPEQ dan Plenary session. Pembicara untuk hari ke dua tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga ada yang berasal dari Canada dan USA. Berbagai macam materi yang diberikan, tetapi yang paling famous adalah issue tentang “Interprofessional Education” yang sedang dicanangkan dan akan dimasukkan kedalam kurikulum.

Karena terlau banyaknya Adverse Event yang terjadi dalam pelayanan kesehatan, dan dalam hal ini tidak diketahui siapa yang harus disalahkan. Sehingga mendorong para petinggi mengenalkan “Interprofessional Education” dimana terjalinnya kerjasama team minimal antar dua profesi kesehatan sehingga diharapkan dengan adanya team yang saling berkerjasama, saling mengetahui kewajiban dan peran masing-masing dalam pelayanan bisa mengurangi Adverse Event dan meningkatkan pelayanan kesehatan. Selain itu, juga ada materi tentang Sistem Penilaian dan Sistem Akreditasi yang disuguhkan pada plenary session ini. Sedangkan untuk acara pembukaan, para peserta disuguhkan dengan penampilan Tari Bali yang sangat fenomena dan diiringi dengan alunan alat musik tradisional bali yang melengkapi dan menambah aura Bali yang sebenarnya. Acara ditutup dengan makan malam bersama para peserta.

Hari Ke dua, Hari Ke tiga,

by :Bintang Cahayahati

Sebayang

Adalah hari terakhir bersama para peserta. Khusus untuk sesi student kita melakukan diskusi terbuka antar sesama profesi dan akan dipresentasikan di depan semua profesi yang ada, sehingga para peserta bisa mengetahui masalah apa saja yang ada di masing-masing fakultas dari berbagai macam jurusan. Menurut saya inti dari HPEQ itu ada dihari ke 3 ini, karena pada hari terakhir ini suara mahasiswa dikumpulkan dan akan disosialisasikan ke DIKTI. Selain itu ada pemberian materi terakhir dari Fitri Akhram yang menyampaikan hasil analisa dari kuesioner yang dibagikan ke seluruh universitas di Indonesia. Yang menunjukkan bahwa mahasiswa bidang kesehatan masih kurang mengetahui dan kurang siap untuk diadakannya IPE, mungkin kurangnya informasi tentang IPE menjadi salah satu alasannya.

ndPenutupan 2 HPEQ diadakan di Bali Safari Marine Park. Acara yang menurut saya sangat meriah, dimana para peserta baik mahasiswa, dosen, maupun para petinggi lainnya datang untuk menghadiri acara ini, disuguhkan dengan operet cerita rakyat bali yang sangat menarik. Selain itu, juga ada penampilan bakat dari masing-masing profesi, yang dipertunjukkan didepan semua peserta. Untuk Pendidikan Dokter sendiri yang diwakili oleh CIMSA dan ISMKI menghadirkan sebuah video yang menarik, yaitu video CIMSA for HPEQ. Setelah itu para peserta kembali ke hotel masing-masing untuk beristirahat, dan kembali ke kota masing-masing pada esok harinya.

Page 15: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

Fina Fidayati TamsFina Fidayati Tams

Fina Fidayati Tams, lahir di Surakarta tanggal 17 Juli

kini sudah bekerja di WHO. Ya, seorang wanita yang pernah menjabat sebagai NOME (National Officer on Medical Education) ini mempunyai hobi antara lain : reading, listening to music, making friend, browsing in the internet, karaoke and yoga. Jenjang pendidikan beliau, yaitu : di SD 2 Sumber Solo, SMPN 1 Solo, SMAN 1 Solo, dan UGM NOME angkatan 2004-2005 / 2005-2006. Simak tentang beliau yang akrab dipanggil kak Fina ini.

Akakak dulu sebagai NOME?

da cerita apa aja sih kak dibalik masa jabatan

“Waktu itu aku NOME dan Satria jadi Vice NOME-nya. Ada beberapa Project Coordinator yang mengacu pada SCOME IFMSA saat itu, seperti : Curriculum Database, Residensi Database, Book Aid (buku bantuan untuk Aceh dari USA) sama beberapa buku dari Jepang langsung dikirim ke Aceh. Kita juga sempat dapat kerjasama dengan NM DC yang menjual CD tentang kedokteran.”2

Lalu, sebenarnya siapa aja yang awalnya jadi motivasi kakak untuk jadi NOME? “Yang jadi motivasi aku adalah NOME terdahulu dan dari keluarga juga mengizinkan untuk berkegiatan asal tidak mengganggu kuliah yang aku jalani saat itu.”

“Jujur sih, waktu itu aku belum terlalu ok dalam time management. Di empat semester awal sih emang nggak ada kendala. Tapi di semester empat sampai delapan cukup kewalahan karena lebih aktif di CIMSA daripada belajar. Tapi Alhamdulillah end resultnya cukup memuaskan waktu lulus S-1 dulu.”

Mengenai pekerjaan di WHO, kakak sendiri menjabat sebagai apa, dan kerjanya gimana sih?

“Bantu-bantu di WHO : Program Assistant and Field Monitoring, Emergency and Humanitarian action and Injury Violence Disability Prevention and Rehabilitation Unit. Jadi ya kerjaannya lebih banyak bantu disaster data sama bantu program.”

Terus gimana caranya ngatur waktu antara organisasi dengan akademik, kak?

Apa yang menjadi motto kakak sehingga kakak sampai bisa kerja di WHO?

Lalu apa ambisi kakak kedepannya setelah WHO?

“ 'some day, I'll be international staff of any UN or INGO'. Jadi waktu itu jadi terbrain washed buat kerja di WHO setelah intern di WHO Jenewa.”

Pengalaman menarik dan prestasi yang kakak dapat selama kakak jadi NOME dan kerja di WHO apa aja sih kak?

“End resultnya adalah : dependent, gained knowledge, skills, networking, dan sebenarnya masih banyak deh yang gak bisa di sebutin satu persatu, emang banyak banget pengalaman yang bisa di dapat. Sedangkan kalau prestasinya : pernah jadi Project Coordinator IFMSA untuk Global Pediatric Curricula Survey. Setelah itu gampang intern di WHO Jenewa, karena data analisis dan paperwritingnya disana. Kemudian Oral Presentation di Asia Pasific Conference on Diarrheal Disease and Nutrition di Yogya.”

“Insya Allah tahun ini sekolah lagi. Ambisinya 10 tahun setelah lulus bisa mulai berkarir di international and married. hehehe”

Terakhir, pesan dan motivasi dari kakak untuk scomedians se-Indonesia dan agar bisa menjadi seperti kakak?

“ 'dream it, try the best to reach it, and pray. Just believe you can do it'. Pokoknya jangan takut untuk gagal. Karena kegagalan itu kesuksesan yang tertunda. Allah knows what the best ”

profilFina Fidayati Tams

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 15

Page 16: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

CINTAantibiotik palsu

by :

Unissula, 2009Qorry Amanda

palsu

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 16

Page 17: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

?What

we do can

What

we do can

? Ikut mengembangkan medical

e d u c a t i o n

? Berkontribusi pada SCOME project

dan ikut serta membuat project

n a s i o n a l

? Memfasi l i tas i d iskusi antara

m a h a s i s w a d a n f a k u l t a s

Banyak cara buat mengembangkan

medical education, bisa dimulai dari

advokasi/bekerja sama dengan

bagian medical education di institusi

masing- masing.

Hal ini pasti udah nggak asing lagi di

telinga anggota SCOME. Project

SCOME berhubungan dengan sistem

pendidikan kedokteran dan kegiatan

kegiatan yang menunjang hal

tersebut. Selain itu juga anggota

SCOME dapat memberi saran kepada

nasional untuk ide project baru

? Membuat kursus tambahan yang b e r m a n f a a t b a g i m a h a s i s w a k e d o k t e r a n

? M e n g u m p u l k a n o p i n i d a r i

m a h a s i s w a d a n c o b a

m e n g i m p l e m e n t a s i k a n n y a

? Ikut berpartisipasi dalam proses

e v a l u a s i

? Representasi mahasiswa kedokteran

d i d e w a n f a k u l t a s

Banyak kursus tambahan yang telah dibuat oleh SCOME CIMSA di lokal masing masing. Selain bermanfaat, kursus ini juga dibutuhkan oleh mahasiswa kedokteran. Beberapa contoh kegiatan kursus tambahan ini seperti pelatihan OSCE, Breaking the Silence dan berbagai macam pelatihan lainnya.

M a h a s i s w a j u g a b i s a i k u t

berpartisipasi dalam evaluasi yang

diberikan fakultas, biasanya dalam

bentuk pengisian kuesioner.

mereview

Pendidikan kedokteran sudah selayaknya menjadi perhatian setiap mahasiswa kedokteran tidak hanya menentukan kualitas dokter tetapi juga kualitas pelayanan kesehatan di masa depan. Dengan latar belakang inilah, dibentuk suatu wadah bagi mahasiswa untuk memperjuangkan suatu pengembangan dan perbaikan di bidang pendidikan kedokteran yaitu Standing Committee on Medical Education (SCOME).

Walaupun mahasiswa tidak punya kekuatan yang besar di fakultas, tapi mahasiswa dapat melakukan perubahan kecil bagi pendidikan kedokteran yang dapat bermanfaat di lokalnya. Menurut SCOME Manual, berikut adalah berbagai hal yang dapat kita lakukan di lokal masing masing

What

we do

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 17

?can

Page 18: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 18

mereview

Di Amerika Serikat, lamanya sekolah kedokteran adalah empat tahun dengan tujuan untuk mendidik dokter di bidang allopathic medicine atau osteopathic medicine. Sebelum masuk sekolah kedokteran, b iasanya mereka diharuskan memperoleh gelar sarjana dengan masa pendidikan tiga - empat tahun dari universitas,tergatung institusi kesehatan. Umumnya, mereka mengambil gelar bidang ilmu biologi. Setelah itu, mereka diharuskan mengumpulkan persyaratan seperti, nilai-nilai semasa sekolah, skor pada Medical College Admission Test (MCAT), esai, surat rekomendasi, dan wawancara.

Setelah masuk sekolah kedokteran, dibutuhkan empat tahun untuk menyelesaikan gelar Doctor of Osteopathic Medicine (D.O), gelar Doctor of Medicine (M.D.) atau dokter Medicine Podiatric Kedokteran (DPM.). Program studi ini dibagi menjadi dua komponen: pra-klinis dan klinis.

Praklinis studi umumnya terdiri dari dua tahun pertama dan diajarkan anatomi, biokimia, fisiologi, farmakologi, histologi, embriologi, mikrobiologi, patologi dan neurosains. Setelah mereka berhasil menyelesaikan praklinis, biasanya terdapat ujian untuk mendapatkan lisensi medis. USMLE untuk gelar doctor of medicine (M.D) dan COMLEX untuk gelar Osteopathic Medicine (D.O). Nah USMLE ini sangat penting karena nantinya merupakan persyaratan lisensi praktik kedokteran di Amerika Serikat. Materi tahap 1 USMLE seperti yang diajarkan pada praklinis dengan jumlah soal 336 pilihan ganda dikerjakan alam waktu 7 jam!

Pada tahun klinis, pendidikan berlangsung di rumah sakit pendidikan atau dengan dokter komunitas. Rotasi klinis ini meliputi internal medicine, bedah, pediatri, Obstreti/Ginekologi, podiatrics dan psikiatri yang merupakan dasar dari kurikulum, tetapi ada juga pilihan yang dapat diambil. Pada akhir tahun ketiga, mereka juga

Amerika Indonesia][sistem pendidikan kedokteran

diharuskan menyelesaikan ujian sama halnya diakhir tahun kedua seperti USMLE dan COMLEX. Nah USMLE tahap 2 ini juga gak kalah heboh, materi yang diujikan pengetahuan kedokteran (clinical knowledge, CK) dan kemampuan kedokteran (clinical skill, CS). Materi ujian berjumlah 370 butir dalam 7-8 jam.

Setelah mereka menyelesaikan masa studi di tahun keempat, mereka memperoleh gelar dokter dan gelar MD. Tetapi mereka belum bisa mendapatkan surat i j in praktek sebelum menyelesaikan magang dan juga tes tahap terakhir USMLE. USMLE Step 3 berupa 480 pertanyaan pilihan ganda dan diujikan selama 2 hari. Peserta akan diberikan simulasi-simulasi kasus yang berbasiskan komputer (computer-based). Jadi dengan program simulasi ini, peserta ditanyakan mengenai tindakan-tindakannya pada kasus tersebut. Ujian ini ingin menguji apakah peserta dapat berpraktik tanpa pengawasan(supervising). Hampir mirip-mirip dengan UKDI sih tapi jelas USMLE ini bikin mabok!

Oiya,biasanya selama tahun-tahun terakhir sekolah kedokteran, mereka langsung mengajukan permohonan untuk mengambil spesialisasi dalam bidang yang dipilih. Oleh karena itu, kebanyakan dari mereka baru memperoleh ijin praktek setelah lulus residen karena mereka baru menyelesaikan magang dan juga USMLE. Wah,makin jarang aja dokter umum di US.

Dari artikel diatas kita bisa tahu bahwa ada beberapa perbedaan sistem pendidikan kedokteran yang diterapkan di U.S dan Indonesia. Mungkin ini bisa jadi bahan r e f e r e n s i d a n pengetahuan buat kita scomedians!

Nadia ,LOME UGM

Page 19: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

Scomedians Newsletter / 2nd edition Page 19

come weeks adalah salah satu kegiatan akbar dari scome itu Ssendiri, kenapa? Karena semua

member scome dari sabang sampai jember melaksanakan kegiatan ini. Project ini terinspirasi dari negeri romania, dengan nama iMED - SCOME

Di Indonesia project ini melibatkan seluruh anggota scome, mulai dari LOME sampai member. Semua scomed ianz d i ha r apkan i ku t berpatisipasi dalam project akbar ini. Karena project ini hanya satu tahun sekali, dan cukup besar mengingat yang dilibatkan adalah seluruh member scome di indonesia secara serentak.

Scome weeks ini di rencanakan akan diadakan sekitar bulan april selama seminggu, "seminggu" disini bukan berarti di laksanakan dalam seminggu penuh dari senin sampai minggu. Maksud "seminggu" disini sebenarnya lebih di tekankan pada frekuensi kegiatan par lokal yang di tingkatkan dalam sebulan ini dalam rangka scome weeks. Puncak dari scome weeks ini sendiri adalah pada tanggal 2 Mei 2012, untuk Memperingati hari pendidikan nasional.

Project scome yang satu ini memiliki keunikan di tempat pelaksanaannya. Di karenakan project ini dilaksanakan di lokal masing masing, dilokal yang ada scome. Dengan bentuk kegiatan yang bervariasi pula. Tujuan dari project ini sendiri selain untuk memperingati hari pendidikan nasional, kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa scomedianz adalah jiwa yang peduli pada pendidikan di indonesia. Tidak hanya pendidikan, karena pastinya akan banyak kegiatan yang di persembahkan untuk indonesia dalam berbagai hal yang masih di dalam koridor scome itu sendiri, dengan tujuan satu yaitu pencapaian mutu kualitas lehidupan yang baik, dan revolusi pembelajaran.

mereview

Banyak sekali bentuk kegiatan yang akan di laksanakan di scome weeks ini. Karena tiap lokal memiliki bentuk kegiatan masing masing, dan ini berlangsung tidak dalam satu hari. Tema yang diadakan tiap lokal pun bervariasi. Di romania acara yang diadakan disana cukup seru, contoh acaranya adalah "Research Laboratories' Fair, Post Graduation Orientation Conference", di kegiatan ini mereka mengundang dokter yang sudah berpengalaman untuk menceritakan pengalaman mereka bidang yang mereka pilih.

Tidak hanya itu ada lagi "Dr. House - Algorithms of clinical diagnosis" yang seneng dr house pasti baca judulnya merasa ini hal yang keren, tepat sekali, karena bentuk kegiatan yang satu ini adalah siswa bersama dengan dokter menindak lanjuti langkah-langkah logis dalam menentukan sebuah diagnosis, dan yang berhasil menentukan diagnosisnya dengan tepat akan mendapatkan hadiah, berupa buku atau alat bedah.

Kegiatan lainnya adalah "medchallange" dari judulnya mungkin kita sudah bisa menebak seperti apa bentuk kegiatan yang satu ini, yap... Ini adalah kegiatan seperti cerdas cermat jaman T*RI dulu di indonesia, yang mengerti jawaban pertanyaaan yang diajukan oleh pembawa acara akan mendapatkan poin. Pertanyaan yang diajukan meliputi biokimia, histologi, anatomi dan, teman teman ilmu kedokteran yang lainnya.

Seru? Sudah pasti.... Iri? Jangan....Karena kita punya kegiatan ynag serupa di indonesia tercinta ini. Ingat kita adalah bangsa yang cerdas. Banyak bentuk kegiatan yang bisa kita lakukan di indonesia ini, para LOME saat di beri tahukan soal scome weeks ini mereka sempat bingung karena mereka punya jadwal tersendiri di lokal mereka masing-masing. Inilah tantangan dari scome weeks, jadi mereka pun mencoba memindahkan kegiatan mereka di bulan april.

Acara yang bisa di lakukan untuk ikut berpartisipasi di scome weeks pun sangat luas, karena SCOME-CIMSA sendiri tidak membatasi, asal sesuai dengan koridor SCOME. Contoh kegiatan yang bisa dilakukan mungkin bisa dalam bentuk talkshow, nonton film kedokteran bersama (bahasa gaul SCOME = MeMO), perlombaan, dan masih banyak lainnya. Perlombaan ini pun banyak hal yang bisa di singgung lomba baca resep, lomba tulis resep, lomba masak masakan sehat, jadi tidak terpaku hanya pada pendidikan kedokteran. Kita bisa mentransformasikannya ke hal-hal yang menyenangkan. Dan sasarannya pun bisa di perluas, dari untuk kalangan scome sendiri, kalangan mahasiswa kedokteran umum, sampai dengan masyarakat.

Aktivitas scome sendiri menyinggung lima hal, yaitu mengenai masalah penggalakan reformasi sistem dan kurikulum pendidikan kedokteran, peningkatan kesadaran akan urgensi pengembangan pendidikan kedokteran, pembentukan sumber daya manusia kedokteran yang berkualitas, perluasan kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi mahasiswa kedokteran, serta mendermakan ilmu yang bermanfaat. Kita juga bisa menyinggung poin poin dari MDGs mengingat kita kemarin di Indonesia MDGs Award berhasil menjadi runner up. Kalau memang tidak memungkin kan untuk membuat banyak acara dalam scome weeks ini, bisa di siasati dengan 1 acara tapi dalam prosesnya membutukan waktu lebih dari satu hari. Contohnya mungkin bisa di ambil dari BTS, misal kita mengadakan lomba bahasa isyarat, hari pertama pemberian materi, hari kedua seleksi, hari ke tiga final dan, banyak lagi macam cara untu menyiasati scome weeks ini bagi para LOME.

Scome weeks ini akan diadakan rutin setiap tahun, sebagai project Nasional dari SCOME, mungkin kedepannya akan di berikan tema untuk setiap tahun, agar lebih memiliki makna. Go SCOME go !!!

SCO -ME WEEKS!!

Page 20: Scomedians Newslatter 2nd ed februari 2012

LOME UnsyiahUnayaUnand

URUI

UINUnpad

UGMUMYUNSUMS

UnisulaUnair

UBUWKS

LOME LOME

LOME LOME

LOME LOME

LOME LOME LOME LOME

LOME LOME

LOME LOME

Annisa Soraya Putri Harmawan Meryanto Reskha Renanti M Ismayuni Sumira Herliani Dwi Putri halim Resti Cahyani Dwika Audiyananda Nadia Ayu Safitri Zulva Fuadah Achsrianti Putri Dini Azika Ririn Nurpebrianasari Nafika Asnaita Y Nurhidayat Mohammad Vidi Prasetyo Utomo Surya Mahayana

((

((

((

((

((

((

((

(

[email protected])[email protected])

[email protected])[email protected])

[email protected][email protected])

[email protected])[email protected])

[email protected])[email protected])

[email protected])[email protected])

[email protected])[email protected])

[email protected])

)

Candrika Dini Khairani ([email protected])

([email protected])([email protected])

([email protected])([email protected])

([email protected])([email protected])

Bintang C Sebayan Tjok Agung Purnama Galuh Alviana Adinda Putri M Herliani Dwi P.H Zulkarnain S Tiwi Qira A

([email protected])NOME

VNIVNE

SecretaryTreasurer

PCPC

IMD