satuan acara penyuluhan trauma kepala

14
SATUAN ACARA PENYULUHAN TRAUMA KEPALA Di susun oleh : Marnia sulfiana 73.2001D.09.0 JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Upload: marnia-sulfiana

Post on 18-Dec-2015

162 views

Category:

Documents


52 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TRAUMA KEPALA

Di susun oleh :Marnia sulfiana73.2001D.09.0JURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS BORNEOTARAKAN2012SATUAN ACARA PENYULUHANTRAUMA KEPALA

A. Cabang Ilmu : Keperawatan Medikal BedahB. Latar Belakang: trauma kepala merupakan kejadian yang sangat sering dijumpai. Lebih dari 50 % penderita trauma adalah penderita trauma kepala. Sebanyak 10% penderita dengan cedera kepala meninggal sebelum sampai dirumah sakit.C. Topik : Trauma kepalaD. Hari/tanggal : 28 juli 2012E. Waktu : 10.00 10.30 WITAF. Tempat : Ruang Flamboyan RSUD TARAKAN G. Sasaran : Pasien dan Keluarga PasienH. Metode: Ceramah, dan Tanya jawabI Media atau alat : Leaflet dan lembar balikJ. Materi : TerlampirK. Tujuan Umum :Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien atau keluarga pasien dapat mengerti mengenai Trauma Kepala.

L. Tujuan Khusus:Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien atau keluarga pasien dapat menjelaskan ;1. Pengertian trauma kepala2. Mengetahui penyebab trauma kepala3. akibat trauma kepala4. klasifikasi trauma kepala5. penatalaksanaan medis trauma kepala6. perawatan rumah pasien trauma kepala

: mahasiswa: Pasien: Keluarga Pasien: Pembimbing institusi: Pembimbing lahanM. Pengorganisasian :

N. PelaksanaanNo.Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

1. Pendahuluan ( 3 menit ) Memberi salam menjelaskan tujuan kontrak waktu Duduk, mendengarkan dan membalas salam Mendengarkan dengan aktif mendengarkan

2. Penyajian ( 5 menit ) Menjelaskan Pengertian trauma kepala, penyebab, akibat, klasifikasi trauma kepala ,penatalaksanaan medis pasien trauma serta perawatan rumah pasien trauma.perawatan pasien trauma kepala. Mendengarkan dan aktif bertanya.

3. Penutup ( 2 menit ) Mengevaluasi pada peserta atas penjelasan yang diberikan Menjelaskan tentang hal-hal yang tidak dimengerti dari penyampaian. Salam penutup. Mendengarkan , mengikuti pengarahan untuk evaluasi Mendengarkan dengan aktif Membalas salam.

O. Evaluasi Krieria1. Evaluasi Struktur a. 70-100% pasien dan keluarga pasien mengikuti penyuluhan. b. kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan. c. mahasiswa dapat menyediakan alat-alat dan media sesuai dengan yang diperlukan.2. Evaluasi Proses a. 70% pasien dan keluarga pasien yang mengikuti penyuluhan dapat berperan serta secara aktif dalam penyuluhan. b. selama kegiatan berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan yang telah ditetapkan. c. selama kegiatan berlangsung pasien dan keluarga pasien tidak ada yang meninggalkan tempat.3. Evaluasi Hasil Klien dapat menjelaskan kembali pengertian trauma kepala menggunakan bahasa sendiri dengan benar. Klien dapat menyebutkan 2 dari 3 penyebab trauma kepala. Klien dapat menyebutkan 7 dari 9 akibat trauma kepala. Klien dapat menyebutkan 3 dari 5 perawatan pada pasien cedera kepala.

MATERI

A. Pengertian 1. Trauma kepala adalah semua benturan atau ruda paksa pada daerah kepala yang dapat, mengakibatkan terganggunya fungsi otak baik ringan maupun berat. (Muhammad, 2005:85 )2. Cedera kepala dikenal juga cedera otak adalah gangguan fungsi otak normal karena trauma tumpul atau trauma tusuk . (nettina, 2002 :72)3. Menurut brown CV, Weng J, craniotomy adalah operasi untuk membuka tengkorak (tempurung kepala) dengan maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakkan otak..4. Cedera kepala adalah penyakit neurologis yang paling sering terjadi diantara penyakit neurologis lainnya yang biasa disebabkan oleh kecelakaan, meliptui: otak, tengkorak ataupun kulit kepala saja. (brunner & suddart, 1987 :2210)5. Cedera kepala atau trauma atau jejas yang terjadi pada kepala bisa oleh mekanik ataupun non-mekanik yang meliputi kulit kepala, otak, ataupun tengkorak saja dan merupakan penyakit neurologis yang paling sering terjadi biasa dikarenakan oleh kecelakaan (lalu lintas)

B. Penyebab1. Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil.2. Kecelakaan pada saat olah raga.3. Cedera akibat kekerasan

C. Klasifikasi a) Menurut jenis cederaa. Cedera kepala terbuka dapat menyebabkan fraktur tulang tengkorak dan laserasi duameter. Trauma yang menembus tengkorak dan jaringan otak.b. Cedera kepala tertutup : dapat disamakan pada pasien dengan geger otak ringan dengan cedera serebral yang luas.

b) Menurut berat ringannya berdasarkan GCS (glasgown coma scale)1. Cedera kepala ringan/minor GCS 13-15 Dapat terjadi kehilangan kesadaran, amnesia, tetapi kurang dari 30 menit Tidak ada fraktur tengkorak Tidak ada kontusia serebral, hemotoma2. cedera kepala sedang GCS 9 12 Kehilangan kesadaran Dapat mengalami fraktur tengkorak Diikuti contusia serebral, laserasi dan hematoma intracranial3. Cedera kepala barat GCS 3 8 Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam Juga meliputi kontusia serebral, laserasi atau hematoma intra kranial.

D. Manifestasi klinis1. Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih2. Kebingungan3. Pucat4. Mual dan muntah5. Pusing kepala6. Terdapat hematoma7. Kecemasan8. Sukar untuk dibangunkan9. Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung (rhinorrohea) dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.

E. Penatalaksanaan Medis pasien Trauma kepala.1. Tindakan terhadap peningkatan intrakranialPada saat otak yang rusak membengkak atau terjadi penumpukkan darah yang cepat, terjadi peningkatan TIK dan memerlukan tindakan segera. TIK dipantau dengan ketat dan bila meningkat, keadaan ini diatasi dengan mempertahankan oksigenasi adekuat, pemberian mannitol, yang mengurangi edema serebral dengan dehidrasi osmotic; penggunaan steroid; peningkatan kepala tempat tidur; dan kemungkinan intervensi bedah neuro. Pembedahan diperlukan untuk evakuasi pembekuan darah, dan jahitan terhadap laserasi kulit kepala berat. Alaat untuk memantau TIK dapat dipasang selama pembedahan atatu dengan teknik aseptic ditempat tidur. Pasien dirawat diunit perawatan intensif dimana ada perawatan ahli keperawatan dan medis.Cara mengontrol TIK pada pasien cedera kepala:a. Tinggikkan kepala pada tempat tidur sampai 30b. Pertahankan kepala dan leher pasien dalam kesejajar netral (tidak memuntir)c. Memulai tindakan maneuver valsalva (mis, pelunak feses)d. Memberikkan medikasi yang diresepkan untuk menurunkan TIK (mis., diuretic, kortikosteroid)e. Mempertahankan suhu tubuh normalf. Memberikkan oksigeng. Mempertahankan pembatasan cairanh. Berikan sedasi untuk menurunkan kebutuhan metabolic.2. Tindakan pendukung lain.Mencangkup dukungan ventilasi, pencegahan kejang, dan pemeliharaan cairan, elektrolit dan keseimbangan nutrisi.

F. Perawatan dirumah untuk trauma kepala1. Mencegah terjadinya cedera.a. Untuk menghindari pasien dari mencederai diri menggunakan bantalan pada pagar tempat tidur atau membungkus tangan pasien dengan sarung tangan. Dan menghindari restrein bila memungkinkan karena dapat meningkatkan TIK tau menyebabkan cedera lain.b. Menggunakan tempat tidur lantai (matras lantai yang dikelilingi oleh matras dinding) untuk memungkinkan kebebasan bergerak dan meningkatkan keamanan pasien.c. Meminimalkan rangsang lingkungan dengan mempertahankan ruangan tenang.d. Memberikan cahaya adekuat untuk menghindari halusinasi penglihatan.e. Jangan menganggu siklus tidur-bangun pasien sesuei siklus.2. Memberi nutrisi adekuat.3. Memperbaiki fungsi kognitifMenganjurkan keluarga untuk mengkonsultasikan ke Ahli neuropsikologi (spesialis yang mengevaluasi dan mengatasi masalah kognitif) untuk merencanakan program dan mengawalai terapi atau konseling yang dibuat untuk menolong pasien bereaksi dengan maksimal bila memungkinkan4. Rutin melaksanakan program rehabilitasi setelah keluar dari rumah sakit.5. Rutin meminum obat karena kejang post trauma sering terjadi, maka obat antikonvulsan dapat diberikan untuk 1 sampai 2 setelah cedera.

Daftar Pustaka

Suzanne CS & Brenda GB. Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3. Jakarta: EGC; 1999.

Basic Trauma Life Support And Cardiac Life Supprot. Edisi 5. Jakarta : Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118; 2011.