satuan acara penyuluhan ok

27
SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN PASIEN PRE DAN POST OPERASI Tugas Kelompok Stase Peminatan Kamar Operasi Tahap Profesi Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM Disusun Oleh: Dhimas Nirwana Yudha, S.Kep 13/362195/KU/19623 Rida Anita Yunikawati, S.Kep 13/362189/KU/16917 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN F A K U L T A S K E D O K T E R A N UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Upload: rida-anita-yunikawati

Post on 06-Feb-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sap

TRANSCRIPT

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Ok

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN PASIEN PRE DAN POST OPERASI

Tugas Kelompok

Stase Peminatan Kamar Operasi

Tahap Profesi Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM

Disusun Oleh:

Dhimas Nirwana Yudha, S.Kep 13/362195/KU/19623Rida Anita Yunikawati, S.Kep 13/362189/KU/16917

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

F A K U L T A S K E D O K T E R A N

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Ok

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN PADA PASIEN PRE DAN POST OPERASI

1. Topik : Perawatan pasien

2. Sub topic : Perawatan pada pasien pre dan post operasi

3. Tempat/waktu : Hari/Tanggal : Jumat/ 27 Januari 2015

Waktu : Pukul 09.00-10.00 WIB

Tempat : Ruang tunggu Lt.4 GBST RSUP

Dr Sardjito

4. Sasaran : Keluarga pasien

5. Latar Belakang : Operasi merupakan suatu tindakan pembedahan dengan

cara melakukan pembiusan paada pasien untuk

mengatasi nyeri selama operasi. Setelah operasi perlu

diperhatikan dalam perawatan pasien terutama untuk

mobilisasi, nutrisi, perawatan luka operasi dan istirahat

pasien agar tidak menyebabkan infeksi dan komplikasi

setelah operasi. . Untuk itu keluarga perlu mengetahui

bagaimana cara perawatan pasien pre dan post operasi

agar tidak terjadi komplikasi dan infeksi setelah post

operasi

6. Tujuan : 1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan ini,

keluarga pasien dapat mengetahui bagaimana cara

perawatan dan hal yang harus diperhatikan pada

pasien post operasi

2. Tujuan Instruksional Khusus

Keluarga pasien dapat memahami:

a. Pengertian operasi

b. Perawatan setalah operasi

c. Jadwal latihan setelah operasi

d. Nutrisi post operasi

e. Manajemen nyeri

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Ok

f. Cara pencegahan infeksi

7. Media dan Alat : LCD, Laptop, leaflet.

8. Metode : Ceramah, diskusi dan Tanya jawab

9. Kisi-Kisi Materi 1. :Pengertian operasi

2. Perawatan setelah operasi

3. Jadwal latihan setelah operasi

4. Nutrisi post operasi

5. Manajemen nyeri

6. Cara pencegahan infeksi

10. Pendekatan : Deduktif

11. Pelaksanaan : Dilaksanakan ketika keluarga pasien menunggu pasien

sedang operasi. Dilaksanakan selama kurang lebih 60

menit.

12. Pengorganisasian

Moderator : Dhimas Nirwana Yudha, S.Kep Penyaji : Rida Anita Yunikawati, S.Kep Observer : Rida Anita Yunikawati, S.Kep Dokumentasi : Dhimas Nirwana Yudha, S.KepFasilitator : Dhimas Nirwana Yudha, S.Kep

Uraian Tugas

1) Moderator

a. Membuka acara

b. Memperkenal mahasiswa dan pembimbing

c. Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan

d. Menjelaskan kontrak waktu

e. Memberi kesempatan pada presenter untuk menjelaskan materi

f. Mengarahkan alur diskusi

g. Memimpin jalannya penyuluhan

h. Menyimpulkan penyuluhan

i. Menutup acara

2) Penyaji

a. Menyampaikan informasi dan fasilitator kepada leader

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Ok

b. Membantu leader dalam melaksanakan tugasnya

3) Observer

a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

c. Melaporkan tentang hasil penyuluhan

4) Dokumentasi Mendokumentasikan kegiatan untuk evaluasi penyuluhan

5) Fasilitator

a. Memotivasi peserta agar berperan aktif

b. Membuat absensi penyuluhan

c. Mengantisipasi suasana yang dapat menganggu kegiatan penyuluhan

13. Setting/ Tempat : Keluarga pasien duduk menghadap layar dan presentator

di ruang tunggu lt.4 GBST.

Layar

Keterangan:

= Audiens = observer

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Ok

= Penyaji = Moderator

= Fasilitator

14. Kegiatan Penyuluhan

No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu

1 Pembukaan

Moderator memberikan salam

Moderator memperkenalkan anggota

penyuluh

Moderator menjelaskan topik

penyuluhan

Moderator membuat kontrak waktu

Moderator menjelaskan tujuan

penyuluhan

Menjawab salam

Memperhatikan

Mendengarkan dan

memperhatikan

Mendengarkan dan

memperhatikan

10 menit

2 Pelaksanaan

Menggali pengetahuan peserta tentang

Infeksi

Memberi reinforcement positif

Menjelaskan tentang pengertian

Infeksi

Menjelaskan tentang tanda dan gejala

Infeksi

Menjelaskan tentang cara pencegahan

Infeksi

Moderator memberi kesempatan

peserta untuk bertanya

Memberikan reinforcement pada

peserta yang mengajukan pertanyaan,

menjawab pertanyaan dan melakukan

Mengemukakan

pendapat

Mendengarkan dan

memperhatikan

Memberikan

pertanyaan

Mendengarkan dan

memperhatikan serta

40 menit

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Ok

diskusi dengan audience ikut aktif berdiskusi

3 Penutup

Penyaji melakukan evaluasi dan

merangkum hasil diskusi

Moderator meyimpulkan hasil diskusi

Moderator menyampaikan pesan untuk

audience

Moderator menutup dengan salam

Berpartisipasi,

mendengar dan

menyimak

Menjawab salam

10 menit

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Ok

Lampiran materi

PERAWATAN YANG HARUS DIPERHATIKAN

PADA PASIEN PASCA OPERASI

A. Definisi Operasi

Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang dilakukan dengan cara

membuka, memotong atau menyayat pada suatu bagian tubuh sehngga

menimbulkan luka pada kulit atau jaringan tubuh..

B. Persiapan Pre Operatif

1. Persiapan Fisik

Persiapan fisik pre operasi yang dialami oleh pasien dibagi dalam 2

tahapan, yaitu persiapan di unit perawatan dan persiapan di ruang operasi.

Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum

operasi, antara lain :

a) Status kesehatan fisik secara umum

Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan

status kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit

seperti kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan

fisik lengkap, antara lain status hemodinamika, status kardiovaskuler,

status pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, fungsi

imunologi, dan lain-lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup,

karena dengan istirahat dan tidur yang cukup pasien tidak akan

mengalami stres fisik, tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien yang

memiliki riwayat hipertensi, tekanan darahnya dapat stabil dan bagi

pasien wanita tidak akan memicu terjadinya haid lebih awal.

b) Kebersihan lambung dan kolon

Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu.Intervensi

keperawatan yang bisa diberikan diantaranya adalah pasien dipuasakan

dan dilakukan tindakan pengosongan lambung dan kolon dengan

tindakan enema/lavement. Lamanya puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Ok

(biasanya puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB). Tujuan dari

pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi

(masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi

feses ke area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi

pasca pembedahan. Khusus pada pasien yang membutuhkan operasi

CITO (segera), seperti pada pasien kecelakaan lalu lintas, maka

pengosongan lambung dapat dilakukan dengan cara pemasangan NGT

(naso gastric tube).

c) Latihan Pra Operasi

Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal

ini sangat penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi

pasca operasi, seperti : nyeri daerah operasi, batuk dan banyak lendir

pada tenggorokan.

Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain:

1) Latihan Nafas Dalam

Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk

mengurangi nyeri setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi

sehingga pasien lebih mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat

meningkatkan kualitas tidur. Selain itu teknik ini juga dapat

meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi

umum.

Jika melakukan latihan tarik nafas dalam secara efektif dan benar

maka pasien dapat segera mempraktekkan hal ini segera setelah operasi

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Latihan nafas dalam dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk

(semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang.

Letakkan tangan di atas perut, hirup udara sebanyak-banyaknya

dengan menggunakan hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat.

Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-

lahan, udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut.

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Ok

Lakukan hal ini berulang kali (15 kali).Lakukan latihan dua kali

sehari praopeartif.

2) Latihan Batuk Efektif

Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien

terutama klien yang mengalami operasi dengan anstesi general,

karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas

selama dalam kondisi teranestesi. Sehingga ketika sadar pasien

akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan, terasa

banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat

bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan

lendir atau sekret tersebut. Pasien dapat dilatih melakukan teknik

batuk efektif dengan cara :

Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari

tangan dan letakkan melintang di atas incisi atau dada sebagai

bebat ketika batuk. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara

nafas dalam (3-5 kali)

Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan

terbuka dan tidak hanya batuk dengan mengandalkan kekuatan

tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan. Hal

ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya

terhadap incisi.

Ulangi lagi sesuai kebutuhan.

Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa

menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan

handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi dengan hati-

hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk.

3) Latihan Gerak Sendi

Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien

sehingga setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan Ok

pergerakan yang diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan.

Pasien/keluarga pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru

tentang pergerakan pasien setelah operasi. Banyak pasien yang tidak

berani menggerakkan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau

takut luka operasinya lama sembuh. Pandangan seperti ini jelas

keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan segera bergerak

maka pasien akan lebih cepat merangsang usus (peristaltik usus)

sehingga pasien akan lebih cepat kentut/flatus.

Keuntungan lain adalah menghindarkan penumpukan lendir pada

saluran pernafasan dan terhindar dari kontraktur sendi dan terjadinya

dekubitus. Tujuan lainnya adalah memperlancar sirkulasi untuk

mencegah stasis vena dan menunjang fungsi pernafasan optimal.

Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh dan juga Range of

Motion (ROM). Latihan perpindahan posisi dan ROM ini pada

awalnya dilakukan secara pasif namun kemudian seiring dengan

bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien diminta melakukan

secara mandiri.

Dilakukan satu hari sebelum operasi

Latihan Miring

1. Miring ke salah satu sisi dengan bagian paling atas tungkai

ditekuk dan disangga diatas bantal

2. Raih pegangan tempat tidur sebagai alat bantu untuk bergerak

ke samping

3.  Lakukan pernafasan perut dan batuk ketika miring

Latihan Tungkai1. Berbaring dalam posisi setengah duduk

2. Bengkokkan lutut dan naikkan kaki/tahan selama beberapa

detik, kemudianan luruskan tungkai dan turunkan ke tempat

tidur (5 kali)

3. Buat lingkaran dengan kaki dengan membengkokkannya ke

bawah, ke dalam mendekat satu sama lain, keatas dan

keluar (5 kali)

Page 11: Satuan Acara Penyuluhan Ok

4) Pencukuran daerah operasi

Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya

infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak

dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga

mengganggu/menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka.

Meskipun demikian ada beberapa kondisi tertentu yang tidak memerlukan

pencukuran sebelum operasi, misalnya pada pasien luka incisi pada

lengan.Tindakan pencukuran (scheren) harus dilakukan dengan hati-hati

jangan sampai menimbulkan luka pada daerah yang dicukur.Sering kali

pasien diberikan kesempatan untuk mencukur sendiri agar pasien merasa

lebih nyaman.

Daerah yang dilakukan pencukuran tergantung pada jenis operasi dan

daerah yang akan dioperasi. Biasanya daerah sekitar alat kelamin (pubis)

dilakukan pencukuran jika yang dilakukan operasi pada daerah sekitar perut

dan paha.Misalnya :apendiktomi, herniotomi, uretrolithiasis, operasi

pemasangan plate pada fraktur femur, dan hemmoroidektomi. Selain terkait

daerah pembedahan, pencukuran pada lengan juga dilakukan pada

pemasangan infus sebelum pembedahan.

5) Personal Hygine

Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi

karena tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat

mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi.Pada pasien yang

kondisi fisiknya kuat dianjurkan untuk mandi sendiri dan membersihkan

daerah operasi dengan lebih seksama. Sebaliknya jika pasien tidak

mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri maka

perawat akan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal

hygiene. Persiapan kulit dengan cara: bersihkan area yang akan di

operasi dengan betadine 10% lalu dikompres dengan alcohol 70% /

larutan disenfektan.

6) Melepaskan perhiasan, gigi palsu, dan sejenisnya

7) Memakai baju operasi

Page 12: Satuan Acara Penyuluhan Ok

8) Tes alergi obat

2. Persiapan Psikologis

Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam

proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Masalah mental yang biasa muncul pada

pasien preoperasi adalah kecemasan. Maka perawat harus mengatasi

permasalahan yang sedang dihadapi klien. Perawat perlu mengkaji mekanisme

koping yang biasa digunakan oleh pasien dalam menghadapi stres. Disamping

itu perawat perlu mengkaji hal-hal yang bisa digunakan untuk membantu pasien

dalam menghadapi masalah ketakutan dan kecemasan preoperasi, seperti adanya

orang terdekat, tingkat perkembangan pasien, faktor pendukung/support system.

Persiapan psikologis pasien meliputi :

Mendapat penjelasan tentang prosedur operasi dan perawatan setelah operasi

Paham tentang operasinya hingga memberikan tanda tangan pada lembar persetujuan operasi

Mendorong keluarga untuk mendukung pasien

Berdoa kepada Tuhan

Mengenal kamar operasi dan peralatnnya

Mengenal petugas kamar operasi

Dukungan keluarga

3. Persiapan lain

1) Persetujuan operasi

Informed Consent sebagai wujud dari upaya rumah sakit

menjunjung tinggi aspek etik hukum, maka pasien atau orang yang

bertanggung jawab terhadap pasien wajib untuk menandatangani surat

pernyataan persetujuan operasi. Artinya apapun tindakan yang dilakukan

pada pasien terkait dengan pembedahan, keluarga mengetahui manfaat

dan tujuan serta segala resiko dan konsekuensinya. Pasien maupun

keluarganya sebelum menandatangani surat pernyataan tersebut akan

Page 13: Satuan Acara Penyuluhan Ok

mendapatkan informasi yang detail terkait dengan segala macam

prosedur pemeriksaan, pembedahan serta pembiusan yang akan dijalani.

Jika petugas belum menjelaskan secara detail, maka pihak

pasien/keluarganya berhak untuk menanyakan kembali sampai betul-

betul paham. Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena jika tidak

maka penyesalan akan dialami oleh pasien/keluarga setelah tindakan

operasi yang dilakukan ternyata tidak sesuai dengan gambaran keluarga.

2) Persiapan darah

3) Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan radiologi (ronsen, USG,CT Scan,

BNO-IVP dll), pemeriksaan laboratorium (darah, air seni, dll)

4) Dokter atau perawat akan memberikan tanda di bagian tubuh yang akan

dioperasi yang sifatnya berpasangan (kanan-kiri), seperti : tangan kanan

atau kiri, lengan kanan atau kiri, dan kaki kanan atau kiri.

C. Perawatan Post Operatif

1) Pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi, frekuensi pernafasan

2) Posisi tidur pasien:

* Bius total: tidur telentang (tanpa bantal)

* Bius local/: tidur telentang dengan bantal (posisi kepala ditinggikan 30-45 ⁰)

selama 24 jam

3) Segera latihan gerak : dimulai dari miring kanan kiri, duduk, berdiri.kemudian

berjalan (kecuali pada kondisi tertentu)

4) Tidur dan istirahat cukup

5) Minum yang cukup dan makan makanan bergizi (tinggi protein dan vitamin C)

6) Minum obat sesuai jadwal

7) Jaga kebersihan luka operasi (jangan kotor/terkena air)

8) Kontrol sesuai jadwal

Page 14: Satuan Acara Penyuluhan Ok

D. Kapan Pasien Boleh Makan dan Minum

Bila pasien dengan bius total, maka pasien boleh makan setelah bising

usus normal kembali (sudah kentut)

Bila pasien dengan bius loca, makal pasien boleh langsung makan

minum, kecuali pada beberapa kondisi khusus 

E. Latihan Setelah Operasi

1) Hari ke - 0 : - miring kiri - latihan tungkai

2) Hari ke - 1 : - latihan setengah duduk - latihan duduk

3) Hari ke– 2 : - duduk ongkang-ongkang - latihan berdiri, latihan jalan

4) Hari ke – 3 : Latihan jalan sekitar ruangan

F. Nutrisi post operasi

Diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan4. Mencegah dan menghentikan perdarahan

G. Tahapan diet post operasia) Diet Pasca-Bedah I (DPB I)

Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah :1. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang2. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus

mulai bekerja Cara Memberikan Makanan

Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, the manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.

b) Diet Pasca-Bedah II (PDB II)Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I Cara Memberikan Makanan

Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak

Page 15: Satuan Acara Penyuluhan Ok

tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.

c) Diet Pasca-Bedah IIIDiet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II.Cara Memberikan MakananMakanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.

d) Diet Pasca-Bedah IVDiet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :1. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah2. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah IIICara Memberikan MakananMakanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan.

H. Jenis makanan yang harus diperhatikan untuk penyembuhan lukaDiantara makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin,

mineral dan air yang cukup, maka yang paling penting untuk penyembuhan luka adalah protein dan vitamin C. Alasannya: Protein dan vitamin C sangat penting peranannya dalam proses penyembuhan luka. Selain itu vitamin C punya peranan penting untuk mencegah terjadinya infeksi dan perdarahan luka.

Contoh makanan yang perlu diperhatikan untuk penyembuhan luka1.    Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu tempe, tahu,

kacang-kacangan dll. Contoh protein hewani, hati, telur, ayam, udang dll.2.      Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu, daun papaya, bayam, tomat,

daun singkong dll

I.Tanda dan Gejala infeksi

1. Rubor (kemerahan) Ada kemeraha pada kulit didaerah luka

2. Kalor (panas) Merasa panas pada daerah luka atau suhu badan panas

3. Tumor (bengkak) Terjadi bengkak pada daerah luka

4. Dolor (nyeri) Merasa sakit atau nyeri pada daerah luka

5. Functiolaesa (fungsi terganggu) Gangguan fungsi gerak pada daerah luka,

Luka berbau tidak sedap, Terdapat cairan nanah pada luka

J. Cara pencegahan infeksi

Page 16: Satuan Acara Penyuluhan Ok

1. Jangan menyentuh daerah luka insisi dengan tangan

2. Mandi 2 kali sehari, daerah yang terbalut luka jangan sampai terkena air atau

basah karena dapat meninkatkan kelembaban pada kulit yang terbungkus

sehingga dapat menjadi tempat berkembang biak kuman dan bakteri.

3. Makanan yang dibutuhkan makanan yang mengandung protein atau tinggi kalori

tinggi protein (TKTP). Makanan yang mengandung protein misalnya : susu, telur,

madu, roti, ikan laut, kacang-kacangan.

4. Ganti balutan minimal satu kali sehari,

- mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti balutan,

- alat dan bahan yang akan digunakan untuk mengganti balutan harus dalam

keadaan stril atau bersih,

5. minum obat sesuai anjuran misalnya obat antibiotic untuk mencegah infeksi.

A. Penatalaksanaan

1. Pembersihan luka

Hal ini bisa dilakukan dengan mencuci luka dengan air steril.

2. Debridement

Hal ini dilakukan untuk membersihkan dan membuang objek, atau kulit mati dan

jaringan dari daerah luka.

3. Penutup luka

untuk melindungi luka dari kerusakan lebih lanjut dan infeksi. Hal ini juga

menolong menyediakan tekanan untuk mengurangi pembengkakan. Pembalut

bisa berbagai bentuk. Pembalut bisa mengandung beberapa substansi untuk

menlong mempercepat penyembuhan.

4. Obat-obatan

Dokter mungkin memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi. Pasien juga

mungkin diberikan obat-obatan untuk mengurangi sakit, pembengkakan, atau

demam.

Page 17: Satuan Acara Penyuluhan Ok

DAFTAR PUSTAKA

Burnicardi F C, Anderson D K, Bizliar T R, Durin D L, Hunter J G, Pollock M E. 2006.

Schwartz’s manual of surgery Eight edition. MacGrawhill; New York. P. 90-96

Bonnie Barnard, MPH, CIC.2003.http://www.theific.org/basiconcepts/11.pdf , 24

Februari 2009

Page 18: Satuan Acara Penyuluhan Ok

College’s Committee on Operating Room Environment (CORE)

.1999.http://www.facs.org/about/committees/cpc/ssiguide0700.pdf, 24 Februari

2015

Joint commission Resource.2008.http://www.jcrinc.com/Surgical-Site-Infections/, 24

Februari 2015

Mangram A J, Horan T C, Pearson M L,Silver L C, Jarvis W R.1999. Guidline for

prevention of Surgical Site of Infection. Columbia University School of

Nursing;New York