satuan acara penyuluhan ima

14
SATUAN ACARA PENYULUHAN “MANAGEMENT STRESS DAN PROGRAM PERAWATAN KESEHATAN DI RUMAH UNTUK PASIEN DENGAN INFARK MIOKARD AKUT” Pokok bahasan : Infark Miokard Akut Sub p oko k bah asan : Manage ment Stress dan P rogram Pe rawatan Kesehatan di Rumah untuk Pasien dengan Infark Miokard Akut Hari/Tanggal : Senin !" #anuari $%!& 'aktu : &( menit Pen)uluh : Mahasiswa P SIK Semester I * +akultas Kedokteran ,ni-ersitas ,da)ana Tempat : Ruang .empaka RS, 0angli A. LATAR BELAKANG Inf ark mio kar d aku t 1IMA2 ada lah sala h satu pen )ak it #antun g kor oner )a ng men#adi masalah kesehatan di Indonesia pada dekade akhir3akhir ini4 Menurut 'H5  pada tahun $%%$ !$67 kematian di dunia disebabkan oleh IMA4 Pen)akit ini menduduki urutan ketiga pen)ebab kematian di negara berkembang 1'H5 $%%&24 8a#u mortalitas awal 19% hari2 pada IMA adalah 9%7 dengan lebih dari separuh kematian ter #adi sebelum pas ien men apai rumah sakit4 'al aup un la# u mor talitas menurun sebesar 9%7 dalam dua dekade terakhir sekitar ! di antara $ pasien )ang tetap hidup pada perawatan awal meninggal dalam tahun pertama setelah IMA 1Idrus Alwi $%%624 IMA disebabk an oleh nekrosi s iskemi k pada miokard akibat sumbatan akut pada arteri koroner 1a-e) $%%(24 Predisposisi pen)akit ini antara lain: usia tua #enis kel ami n di man a pri a leb ih ender ung ter ken a pen)a kit ini hip erkole stro lemia dia bet es hip erte nsi dan obe sita s 1'H5 $%% &24 iag nos is IMA dit ega kka n bil a terdapat dua dari tiga kriteria ge#ala IMA )aitu n)eri dada lebih dari 9% menit )ang mengarah kepada IMA perubahan ;K< serta parameter biokimiawi seperti en=im AST 8H .K dan .K3M04 Pada kriteria IMA berdasarkan ge#ala klinik merupakan dasar diagnosis )ang sangat penting namun berdasarkan data statistik ge#ala klinik IMA sering tidak spesifik )aitu kurang lebih terdapat pada sepertiga #umlah penderita

Upload: su-soediartawan

Post on 16-Oct-2015

310 views

Category:

Documents


47 download

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHANMANAGEMENT STRESS DAN PROGRAM PERAWATAN KESEHATAN DI RUMAH UNTUK PASIEN DENGAN INFARK MIOKARD AKUTPokok bahasan: Infark Miokard AkutSub pokok bahasan: Management Stress dan Program Perawatan Kesehatan di

Rumah untuk Pasien dengan Infark Miokard AkutHari/Tanggal

: Senin, 17 januari 2014Waktu

: 45 menitPenyuluh

: Mahasiswa PSIK Semester IV Fakultas Kedokteran Universitas

UdayanaTempat: Ruang Cempaka RSUD Bangli

A. LATAR BELAKANGInfark miokard akut (IMA) adalah salah satu penyakit jantung koroner yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia pada dekade akhir-akhir ini. Menurut WHO, pada tahun 2002, 12,6% kematian di dunia disebabkan oleh IMA. Penyakit ini menduduki urutan ketiga penyebab kematian di negara berkembang (WHO, 2004). Laju mortalitas awal (30 hari) pada IMA adalah 30%, dengan lebih dari separuh kematian terjadi sebelum pasien mencapai rumah sakit. Walaupun laju mortalitas menurun sebesar 30% dalam dua dekade terakhir, sekitar 1 di antara 2 pasien yang tetap hidup pada perawatan awal, meninggal dalam tahun pertama setelah IMA (Idrus Alwi, 2006).

IMA disebabkan oleh nekrosis iskemik pada miokard akibat sumbatan akut pada arteri koroner (Davey, 2005). Predisposisi penyakit ini antara lain: usia tua, jenis kelamin di mana pria lebih cenderung terkena penyakit ini, hiperkolestrolemia, diabetes, hipertensi, dan obesitas (WHO, 2004). Diagnosis IMA ditegakkan bila terdapat dua dari tiga kriteria gejala IMA yaitu, nyeri dada lebih dari 30 menit yang mengarah kepada IMA, perubahan EKG, serta parameter biokimiawi seperti enzim AST, LDH, CK dan CK-MB. Pada kriteria IMA berdasarkan gejala klinik merupakan dasar diagnosis yang sangat penting, namun berdasarkan data statistik, gejala klinik IMA sering tidak spesifik, yaitu kurang lebih terdapat pada sepertiga jumlah penderita IMA, terutama pada penderita diabetes dan lansia. Gejala iskemik pada penderita diabetes dan lansia tidak khas. Kriteria kedua, yaitu IMA dapat ditegakkan berdasarkan gambaran EKG, dimana terdapat gelombang QRS yang abnormal dan ada tidaknya ST elevasi. Pemerikasaan EKG untuk mendiagnosa IMA mempunyai sensitivitas yang rendah, yaitu hanya 50 %. Kriteria ketiga untuk menegakkan diagnosa IMA berdasarkan adanya peningkatan penanda biokimia, biasanya peningkatan CK dan CK-MB, namun spesifisitasnya juga terbatas (Elias Tarigan, 2003).

B. TUJUAN

1) Tujuan UmumSetelah diberikan penyuluhan, sasaran diharapkan mampu mengetahui dan memahami tentang penyakit infark miokard akut, mengetahui cara untuk memanajemen stress, serta mengetahui program perawatan kesehatan di rumah.2) Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, sasaran diharapkan mampu :

a) Mengetahui pengertian infark miokard akutb) Mengetahui penyebab terjadinya infark miokard akutc) Mengetahiu gejala-gejala infark miokard akut d) Mengetahui cara untuk memanajemn stress yang dialaminyae) Mengetahui program perawatan kesehatan di rumah untuk pasien dengan infark miokard akutC. SASARAN

Sasaran dalam penyuluhan ini adalah pasien infark miokard akut dan keluarga pasien yang menunggui di ruang Cempaka RSUD Bangli.

D. GARIS BESAR MATERI

1. Pengertian infark miokard akut2. Factor penyebab terjadinya infark miokard akut3. Tanda dan gejala dari infark miokard akut4. Management stress pada penderita infark miokard akut

5. Program Perawatan Kesehatan di Rumah untuk Pasien dengan Infark MiokardE. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Acara

NoKegiatan PenyuluhKegiatan AudienWaktu

1Pembukaan :

1. Menyampaikan salam

2. Menjelaskan tujuan

3. Apersepsi (menanyakan)1. Membalas salam

2. Mendengarkan dengan aktif

3. Mendengarkan dan memberi respon5 menit

2Pelaksanaan :1. Pengertian infark miokard akut

2. Factor penyebab terjadinya infark miokard akut

3. Tanda dan gejala dari infark miokard akut

4. Management stress pada penderita infark miokard akut

5. Program perawatan kesehatan di rumah untuk pasien dengan infark miokard

1. Mendengarkan, memperhatikan

2. Menanyakan hal-hal yang belum jelas25 menit

31. Evaluasi2. Memberikan kesempatan kepada audiens untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluhMengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh10 menit

4Terminasi :1. Menyimpulkan hasil penyuluhan2. Memberi salam1. Aktif bersama dalam menyimpulkan

2. Membalas salam5 menit

TOTAL WAKTU45 menit

2. Setting Tempat DENAH TEMPAT

F. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawabG. MEDIA

1. Leafleat

H. PENGORGANISASIAN

1. Penyaji

: Ni Made Ari Laksminingsih2. Moderator: Ni Made Marchanti Dewinda

3. Observer

: I Wayan Sudiartawan

4. Fasilitator: Ni Wayan Sarah Sarswati

I Putu Edi Darmawan

I Putu Angga Darmawan

I Gede Bagus Satria Waskita

Ni Made Angga Agustini

I Gusti Ayu Diah Restiana Putri

Ni Nengah Vera Sekarendra

Rincian tugas1) Moderator :

a) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

b) Memperkenalkan diri

c) Menjelalaskan tujuan dari penyuluhan

d) Menyebutkan materi yang akan di berikane) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan

f) Menuliskan pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan

g) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi

h) Mengatur waktu penyuluhan

2) Penyajia) Menggali pengetahuan pasien tentang pengertian infark miokard akutb) Menjelaskan materi mengenai management stress dan program perawatan kesehatan di rumah untuk pasien dengan infark miokard

c) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan

3) Fasilitator

a) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhanb) Mengatur teknik acara sebelum penyuluhan dimulaic) Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan, seprti mengajukan pertanyaan saat moderator memberikan kesempatan bertanyad) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta

e) Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan

4) Observer

a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan

b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan berlangsung

I. EVALUASI

1. Evaluasi Struktura. Persiapan MediaMedia yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dalam penyuluhan, yaitu: leflat

b. Persiapan MateriMateri disiapkan dalam bentuk makalah dan dibuat leaflat dengan ringkas, menarik, lengkap, dan mudah dimengerti oleh sasaran penyuluhan.

c. Persiapan PesertaPenyuluhan pengenai management stress dan program perawatan kesehatan di rumah untuk pasien dengan infark miokard akut diberikan kepada pasien infark miokard akut dan keluarga pasien yang menunggui di ruang Cempaka RSUD Bangli. Peserta telah diinformasikan sebelumnya akan diadakan penyuluhan.2. Evaluasi Prosesa. Proses penyuluhan dapat berjalan dengan lancar dan peserta penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.

b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.

c. Selama penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.

d. Kehadiran peserta diharapkan 60% dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.3. Evaluasi Hasila. Evaluasi StrukturPengorganisasian dari penyajib. Evaluasi ProsesPeserta mampu mengikuti penyuluhan dengan baik dan antusias

c. Evaluasi HasilPeserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang akan diberikan oleh penyuluh. Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan:1) Apa pengertian dari infark miokard akut?

2) Sebutkan factor penyebab terjadinya infark miokard akut?

3) Sebutkan tanda dan gejala dari infark miokard akut?

4) Sebutkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memanajemen sress yang dialaminya?5) Sebutkan dan jelaskan program perawatan kesehatan di rumah untuk pasien dengan infark miokard?J. MATERITerlampir

DAFTAR PUSTAKASchafer, Walt. 2000. Stress Management For Wellness: Fourth Edition. United States of

America: Wadsworth.Solichatun, Yulia. 2011. Stres dan Strategi Coping Pada Anak Didik di Lembaga

Pemasyarakatan Anak. Jurnal Psikologi Islam, (Online), Vol.8 No.1 Tahun 2011,

(http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/psiko/article/view/1544), diakses 25 November

2012.Tanti, Rias. 2007. Stress dan Kehidupan Penghuni Lembaga Pemasyarakatan. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, (Online), Vol. 1 No. 2, Oktober 2007,Taylor, Shelley. 2003. Health Psychology: International Edition. New York: McGrawHill.Lazarus, R.S., & Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal, and Coping. New York: Springer.LAMPIRAN MATERI1. PENGERTIAN IMAInfark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Brunner & Sudarth, 2002). Infark miokard akut dikenal juga dengan suatu serangan jantung (heart attack), merupakan keadaan nekrosis atau matinya otot jantung akibat sumbatan berupa bekuan darah pada arteri coronaria (Kulick Daniel dan Lee Dennis, 2010). Sumbatan pada arteri koronaria mengganggu aliran darah dan oksigen ke otot jantung sehingga menyebabkan injuri pada otot jantung. Jika aliran darah ke otot jantung tidak lancar dalam 20 sampai 40 menit, akan terjadi kematian jantung ireversibel. Selanjutnya otot jantung akan mati dalam enam sampai delapan jam yang menyebabkan serangan jantung (heart attack).2. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA IMATerjadinya Infark miokard akut biasanya dikarenakan aterosklerosis pembuluh darah koroner. Nekrosis miokard akut terjadi akibat penyumbatan total arteri koronaria oleh trombus yang terbentuk pada plak aterosklerosis yang tidak stabil. Ini semua juga sering mengikuti ruptur plak pada arteri koroner dengan stenosis ringan. Penurunan aliran darah koroner dapat juga disebabkan oleh syok dan hemoragic. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard merupakan dasar dari terjadinya proses iskemik tersebut. Pada kondisi yang jarang, IMA dapat juga disebabkan oleh oklusi arteri koroner yang disebabkan oleh emboli koroner, abnormalitas congenital, spasme koroner, dan berbagai penyakit inflamasi sistemik.Etiologi terjadinya infark miokard akut menurut Kasuari (2002), yaitu :1) Berkurangnya aliran oksigen ke miokard yang disebabkan oleh 3 faktor, yaitu:a) Faktor Pembuluh Darah

Aterosklerosis Spasme

Arthritis

b) Faktor Sirkulasi

Hipotensi

Stenosis aorta

Insufisiensi

c) Faktor darah

Anemia

Hipoksemia

Polisitemia

2) Curah jantung yang meningkat

a) Aktivitas yang berlebihan

b) Makan terlalu banyak

c) Emosi

d) Hipertiroidisme

3) Kebutuhan oksigen miokard meningkat, pada kondisi:a) Kerusakan miokard

b) Hipertropi miokard

c) Hipertensi diastolik3. TANDA DAN GEJALA IMAKeluhan yang khas adalah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan (umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pectoris dan tak responsif terhadap nitrogliserin. Kadang-kadang, terutama pada pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama sekali. Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin, berdebar-debar atau sinkope. Pasien sering tampak ketakutan.

Kelainan pada pemeriksaan fisik tidak ada yang spesifik dan dapat normal. Dapat ditemui bunyi jantung S2 yang pecah, paradoksal dan irama gallop. Adanya krepitasi basal menunjukkan adanya bendungan paru-paru. Takikardia, kulit yang pucat, dingin dan hipotensi ditemukan pada kasus yang relatif lebih berat, kadang-kadang ditemukan pulsasi diskinetik yang tampak atau berada di dinding dada pada IMA inferior. Pada EKG ditemukan adanya elevasi segmen ST4. MANAGEMENT STRESS PADA PENDERITA IMAManajemen stress adalah suatu program untuk melakukan pengontrolan atau pengaturan stres dimana bertujuan untuk mengenal penyebab stress dan mengetahui teknik-teknik mengelola stres, sehingga orang lebih baik dalam menguasai stress dalam kehidupan daripada dihimpit oleh stress itu sendiri (Schafer, 2000: 18). Manajemen stres lebih daripada sekedar mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secara adaptif dan efektif (Margiati, 1999: 76). Manajemen stres menurut Taylor (2003) meliputi 3 tahap, yaitu:

a. Tahap pertama: partisipan mempelajari apakah stres itu dan bagaimana mengidentifikasi stresor dalam kehidupan mereka sendiri.

b. Tahap kedua: mereka memperoleh dan mempraktekan ketrampilan untuk mengatasi (koping) stres.

c. Tahap terakhir: partisipan mempraktekkan teknik manajemen stres mereka yang ditargetkan situasi penuh stres mereka dan memonitor efektivitas teknik itu.

Dalam melakukan manajemen stres terdapat beberapa cara yang digunakan untuk dapat mengelola stres. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola stress, yaitu:a. Strategi Fisik

Cara yang paling cepat untuk mengatasi tekanan fisiologis dari stres adalah dengan menenangkan diri dan mengurangi rangsangan fisik tubuh melalui meditasi atau relaksasi. Menurut Scheufele, relaksasi progresif adalah belajar untuk secara bergantian menekan dan membuat otot-otot menjadi santai, juga menurunkan tekanan darah dan hormon stres (Wade dan Tavris, 2007: 302).

b) Strategi Emosional

Merupakan suatu strategi yang berfokus pada emosi yang muncul akibat masalah yang dihadapi, baik marah, cemas, atau duka cita. Beberapa waktu setelah bencana atau tragedi adalah hal yang wajar bagi individu yang mengalaminya untuk merasakan emosi-emosi tersebut. Pada tahap ini, orang sering kali butuh untuk membicarakan kejadian tersebut secara terus-menerus agar dapat menerima, memahami, dan memutuskan akan melakukan hal apa setelah kejadian tersebut selesai. Emotion focused coping adalah sebuah strategi koping stres yang lebih menekankan pada usaha untuk menurunkan emosi negatif yang dirasakan ketika menghadapi masalah atau tekanan, dan mengalihkan perhatian dari masalah (Tanti, 2007).

c) Strategi Kognitif

Dalam strategi kognitif yang dapat dilakukan adalah menilai kembali suatu masalah dengan positif (positive reappraisal problem). Strategi positive reappraisal yaitu merupakan usaha kognitif untuk menganalisa dan merestrukturisasi masalah dalam sebuah cara yang positif sambil terus melakukan penerimaan terhadap realitas situasi (Solichatun, 2011).

Menurut Lazarus dan Folkman (1984) mengatakan bahwa appraisal merupakan reaksi terhadap stres yang sangat tergantung pada bagaimana individu itu menafsirkan atau menilai (secara sadar atau tidak sadar) arti dari peristiwa yang mengancam atau menantang dirinya. Masalah dapat diubah menjadi tantangan dan kehilangan dapat diubah menjadi keuntungan yang tidak terduga.

Selain itu teknik lain yang dapat digunakan untuk mengubah kognitif adalah dengan afirmasi positif. Afirmasi adalah cara yang paling mudah dan sederhana untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar seseorang. Afirmasi adalah sejumlah kalimat yang positif disusun baik itu hanya sebatas pikiran, atau dituangkan kedalam tulisan, diucapkan dengan cara berulang-ulang. Afirmasi ini berupa pernyataan pendek dan sederhana yang disampaikan terus menerus dan berulang-ulang kepada diri sendiri. Pada saat melakukan afirmasi, sesungguhnya seseorang sedang mempengaruhi keadaan pikiran bawah sadar. Afirmasi harus bersifat positif dan diwujudkan dengan kata-kata yang singkat.

d) Strategi Sosial

Dalam strategi sosial seorang individu untuk menurunkan stres dapat melakukan hal berikut ini, seperti mencari kelompok dukungan. Kelompok dukugan (support group) terutama sangat membantu, karena semua orang dalam kelompok pernah mengalami hal yang sama dan memahami apa yang dirasakan. Kelompok dukungan dapat memperlihatkan kepedulian dan kasih sayang. Mereka dapat membantu seseorang menilai suatu masalah dan merencanakan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Mereka merupakan sumber kelekatan dan hubungan yang dibutuhkan oleh setiap orang sepanjang hidup. Memiliki teman adalah hal yang menyenangkan dan hal ini bahkan dapat meningkatkan kesehatan seseorang.5. PROGRAM PERAWATAN KESEHATAN DI RUMAH UNTUK PASIEN DENGAN INFARK MIOKARDa. Penyesuaian kegiatan selama masa penyembuahn sampai benar-benar sembuh.

1) Masa penyembuhan penyakit jantung berbeda-beda, biasanya 6 sampai 8 minggu.

2) Infark miokardium biasanya memerlukan berbagai penyesuaian gaya hidup, adaptasi terhadap serangan jantung merupakan proses yang terus berlangsung. Adapun penyesuaian gaya hidup yang perlu dilakukan adalah :

a) Menghindari aktivitas yang menyebabkan nyeri dada, dispneu, atau kelelahan yang luar biasa

b) Menghindari panas dan dingin yang berlebihan dan berjalan melawan angin

c) Menurunkan berat badan bila perlu

d) Berhenti merokok

e) Aktivitas harus diselingi dengan istirahat yang cukup. Kelelahan yang ringan itu normal dan biasa dijumpai pada masa penyembuhan

f) Menggunakan kekuatan diri untuk melakukan kompensasi terhadap keterbatasan

g) Mengembangkan pola makan yang teratur

Menghindari makan besar dan makan tergesa-gesa

Membatasi minuman yang mengandung kafein, karena kafein dapat mempengaruhi jantung, irama, dan tekanan darah

Mematuhi diit yang dianjurkan, menyesuaikan kalori, lemak dan natrium sesuai yang dianjurkan

h) Berusaha mematuhi aturan pengobatan, khususnya dalam hal minum obat

i) Melakukan aktivitas yang dapat membebaskan dari tekanan

b. Pasien menjalani program yang teratur dalam meningkatkan aktivitas dan latihan untuk rehabilitasi jangka panjang

1) Melakukan penyesuaian fisik dengan peningkatan bertahap tingkat aktivitas sesuai peraturan

a) Berjalan-jalan setiap hari, dengan meningkatkan jarak dan lamanya sesuai yang dianjurkan

b) Memantau denyut nadi selama aktivitas fisik sampai tercapai tingkat aktivitas maksimal

c) Menghindari aktivitas yang menegangkan otot; latihan isometrik, angkat berat, setiap aktivitas yang memerlukan energi mendadak

d) Menghindari latihan fisik segera setelah makan

e) Menyingkat waktu kerja saat pertama kali kembali ke pekerjaan

2) Berpartisipasi dalam program latihan harian yang dapat dilanjutkan ke program latihan teratur selama hidup

c. Menangani timbulnya gejala

1) Melaporkan diri ke fasilitas darurat terdekat bila terasa tekanan atau nyeri dada yang tidak hilang setelah 15 menit dengan nitrogliserin

2) Menghubungi dokter bila terjadi yang berikut :

a) Napas pendek

b) Pingsan

c) Denyut jantung yang cepat atau lambat

d) Bengkak pada kaki atau tumit (Brunner & Suddart, 2002)Moderator

PENYULUH

Pasien di tempat tidur

Pasien di tempat tidur

Fasit 5

Fasit 3

Keluarga

Fasit 6

Keluarga

Fasit 1

Fasit 7

Keluarga

Fasit 4

Fasit 2

Keluarga

Observer