satuan acara penyuluhan gerontik

Upload: leni-apriani

Post on 15-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DI SUSUN OLEH :

LENI APRIANI031 0721 024

PROGRAM STUDI PROFESI NERSFAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA2013

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Diabetes MellitusSub Pokok Bahasan : Pengertian Diabetes MellitusPenyebab Diabetes MellitusTanda dan Gejala Diabetes MellitusKomplikasi Diabetes MellitusPencegahan Diabetes MellitusPenanganan Diabetes MellitusHari / Tanggal : Senin, 9 Desember 2013W a k t u : Jam 10.00 10.45 Wib (45 menit)Penyuluh : Leni Apriani, S.KepTempat: Rumah Bpk. AA. Tujuan 1. Tujuan Umum :Setelah dilakukan tindakan keperawatan/pendidikan kesehatan tentang Diabetes Mellitus maka Bpk. A dapat mempunyai pengetahuan tentang Diabetes Mellitus untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.2. Tujuan Khusus :a. Mampu menjelaskan pengertian Diabetes Mellitusb. Mampu menjelaskan penyebab Diabetes Mellitusc. Mampu menjelaskan gejala / tanda tanda Diabetes Mellitusd. Mampu menjelaskan komplikasi lanjut dari Diabetes Mellituse. Mampu menjelaskan pengobatan Diabetes Mellitusf. Mampu melaksanakan cara pencegahan Diabetes Mellitus

B. Materi : ( Terlampir )1. Pengertian Diabetes Mellitus2. Penyebab Diabetes Mellitus3. Gejala / tanda tanda Diabetes Mellitus4. Komplikasi lanjut dari Diabetes Mellitus5. Pengobatan Diabetes Mellitus6. Cara pencegahan Diabetes Mellitus

C. Metode :1. Ceramah2. Tanya jawab3. Diskusi.

D. Media / Alat :1. Leaf leat2. Flip cart (Lembar balik)

E. Kegiatan Pembelajaran

TahapWaktuKegiatan Pemberi MateriKegiatan SasaranMedia

Pembukaan(Orientasi)5 menit1. Memberi salam2. Memperkenalkan diri3. Menjelaskan TUM, TUK4. Kontrak Waktu5. Apersepsi1. Menjawab salam2. Mendengarkan3. Memperhatikan4. Menjawab apa yang diketahui1. Flifchart2. Leaflet

Pengembangan30 menit1. Menjelaskan materi tentang :a. Pengertian Diabetes Mellitusb. Penyebab Diabetes Mellitusc. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitusd. Komplikasi Diabetes Mellituse. Pencegahan Diabetes Mellitusf. Penanganan Diabetes Mellitus2. Memberikan reinforcement positif3. Memberikan kesempatan untuk bertanya4. Menjelaskan atau menjawab pertanyaan5. Memberikan evaluasi1. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan2. Bpk. A mengajukan pertanyaan3. Melakukan diskusi dengan lancar4. Mendengarkan jawaban yang diberikan dan memberikan feedback5. Aktif dalam bertanya3.

Penutup (Terminasi)10 menit1. Menyimpulkan materi2. Kontrak Waktu3. Menutup dengan salam1. Mendengarkan hasil kesimpulan2. Menetapkan kontrak waktu selanjutnya3. Menjawab salam

F. Evaluasi1. Evaluasi Struktura. Menyiapkan SAPb. Menyiapkan materi dan mediac. Kontrak waktu dengan sasarand. Menyiapkan pertanyaan2. Evaluasi Prosesa. Sasaran memperhatikanb. Bpk. A antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinyac. Bpk. A menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan3. Evaluasi Hasila. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukanb. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam melaksanakan implementasi keperawatab selanjutnya

G. Daftar PustakaDoenges, Marylin E. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk perencanaan dan Pendokumeentasian Perawat dan Pasien, 1999, Jakarta : EGCHinchliff, Sue, Kamus Keperawatan Edisi 17, 1999, Jakarta : EGCPrice. Sylvia Anderson, Patofisiologi Konsep Klinis proses Penyakit Buku 2 Edisi 4, 1994, Jakarta ; EGCS Meltzer, Suzane C, Buku Ajara Keperawatan Medikal Bedah Burner & Suddarth, Edisi 8 Vol 2, 2001, Jakarta : EGCSoeparman, Waspadji Sarewono, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 1990, Jakarta : Balai Penerbit FKUI

MATERI :1. PengertianDiabetes Melitus adalah keadaan dimana tubuh tidak menghasilkan atau memakai insulin sebagaimana mestinya. (Tambayong, Jan, 2000, hal. 157)Diabetes Melitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). (Brunner & Suddarth, 2000, hal. 109)Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. (Soegondo, 2002, hal. 8)Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk Heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. (Sylvia A.Price dan Lorraine M. Willson,2002)Klasifikasi DMa. Tipe 1 adalah IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus)Diabetes yang jumlah insulinnya tidak adequat, disebabkan oleh karena pada jenis ini timbul reaksi automun yang disebabkan oleh karena adanya peradangan pada sel beta dan alergi terhadap kelenjar pancreasnya sendiri. Kadang-kadang penyakit ini dihubungkan dengan virus, misalnya virus hepatitis B yang menyerang hati dan merusak kelenjar pancreas, sehingga sel beta yang memproduksi insulin menjadi rusak. Akibatnya orang harus selalu mendapat suntikan insulin terus menerus untuk menetralisir kadar gulanya. Gambaran klinik biasanya timbul pada masa kanak-kanak dan puncaknya pada masa akil balig.b. Tipe 2 adalah NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)Kadar insulin dalam tubuh normal atau tinggi, tetapi tidak berpengaruh pada jenis kelamin, sampai sekarang penyebabnya masih jamak, namun faktor keturunan sangat memegang peranan penting, DM yang tidak selalu tergantung pada insulin. Gejala klinik biasanya timbul setelah umur 40 tahun.c. MRDM (Malnutrisi relasi Diabetes Melitus) Bentuk ini biasanya disebabkan oleh adanya malnutrisi disertai kekurangan protein yang nyata. Diduga zat sianida yang terdapat pada singkong yang menjadi sumber karbohidrat berperan dalam proses terjadinya penyakit ini.d. GDM (Gestational Diabetes Melitus) Diabetes yang muncul selama kehamilan. Diabetes Melitus jenis ini meliputi 2-5 % daripada seluruh DM. Jenis ini sangat penting untuk diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar. Akibatnya janin yang dilahirkan berat badannya diatas 4 kg atau bisa jadi keguguran (Soegondo, 2002, hal. 17).2. Etiologia. GenetikFaktor keturunan memang memegang peranan penting pada kejadian penyakit ini. Apabila orang tua (salah satu atau keduanya) menderita DM, maka kemungkinan anak-anaknya menderita penyakit ini lebih besar.b. VirusVirus hepatitis B menyerang hati dan merusak kelenjar pankreas, sehingga sel beta yang memproduksi insulin menjadi rusak.c. Penyakit PankreasPeradangan pada sel beta mengakibatkan sel tersebut tidak dapat memproduksi insulin. d. Gaya HidupOrang yang kurang gerak badan diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, kegemukan dan kesalahan pola makan.e. Kelainan HormonalHormon insulin yang kurang jumlahnya atau tidak berfungsi (Arif Mansjoer, 2000, hal. 580).3. Manifestasi Klinika. Polidipsi: Rasa haus yang berlebihan, walaupun cuaca tidak panas.b. Poliuria: sering kencing terutama malam hari.c. Poliphagia: cepat lapar.d. Berat badan menurun secara drastis.e. Badan lemah, cepat lelah.f. Kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki serta gatal-gatal.g. Penglihatan kabur.h. Gairah seks menurun (impotensi pada pria, keputihan dan pruritus vulva pada wanita), disebabkan oleh meningkatnya kadar gula darah yang dapat mempengaruhi syaraf tepi dan otonom.i. Luka sukar sembuh.j. Ibu-ibu sering keguguran dan melahirkan bayi diatas 4 kg. (Soegondo, 2002)4. Komplikasia. Akut, terdiri dari:1) HipoglikemiaAdalah keadaan klinik gangguan syaraf yang disebabkan penurunan glukosa darah. Gejala ini dapat ringan berupa gelisah sampai berat berupa koma dan kejang. Penyebab tersering hipoglikemia adalah obat-obatan hipoglikemia oral golongan sulfonilurea, khususnya glibenklamid. Meskipun hipoglikemia sering pula terjadi pada pengobatan dengan insulin, tetapi kejadian ini sering timbul karena pasien tidak mempertahankan atau belum mengetahui pengaruh beberapa perubahan pada tubuhnya.Penyebab hipoglikemia yaitu makan kurang dari aturan yang ditentukan, berat badan turun, sesudah olahraga, sesudah melahirkan, sembuh dari sakit dan makan obat yang mempunyai sifat serupa. Tanda dari hipoglikemia mulai timbul bila glukosa darah kurang dari 50 mg/dl, meskipun reaksi hipoglikemia bisa didapat pada kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Tanda klinik dari hipoglikemia bervariasi dan berbeda pada setiap orang. Tanda-tanda hipoglikemia yaitu: stadium parasimpatik: lapar, mual, tekanan darah menurun, stadium gangguan otak ringan lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan menghitung sederhana, stadium simpatik: keringat dingin pada muka, terutama pada hidung, bibir atau tangan, jantung berdebar-debar, stadium otak berat: koma (tidak sadar), dengan atau tanpa kejang.2) HiperglikemiaAdalah adanya masukan kalori yang berlebihan, penghentian obat oral maupun insulin yang didahului oleh stress akut. Tanda khas kesadaran menurun disertai dehidrasi berat.

3) Ketoasidosis Diabetik (KAD) Adanya gangguan metabolik yang mengancam hidup yang secara potensial akut yang terjadi sebagai akibat defisiensi insulin lama, dikarakteristikkan dengan hiperglikemia yang ekstrim (lebih dari 300 mg/dl). KAD dimanifestasikan sebagai status berlanjutnya patofisiologi dari DM, pasien tampak sakit berat dan memerlukan intervensi darurat untuk mengurangi kadar glukosa darah dan memperbaiki asidosis berat elektrolit dan ketidak seimbangan cairan. Faktor-faktor pencetus KAD adalah obat-obatan (steroid, diuretik, alkohol), penurunan masukan cairan, kegagalan masukan insulin sesuai program, stress emosi berat, kegagalan untuk mentaati modifikasi diet.b. Kronik, terdiri dari:1) Penyakit MakrovaskulerPenyakit makrovaskuler adalah karena aterosklerosis, terutama mempengaruhi pembuluh darah besar dan sedang, karena adanya kekurangan insulin, lemak diubah menjadi glukosa untuk energi. Perubahan pada sintesis dan katabolisme lemak mengakibatkan peningkatan LDL (Low Density Lipoprotein). Oklusi vaskular dari aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit arteri koroner, penyakit vaskular perifer dan penyakit vaskular serebral.Penderita DM dengan kelainan makrovaskular dapat memberikan gambaran kelainan pada tungkai bawah, baik berupa ulkus maupun gangren diabetik. Pada penderita tersebut bila dilakukan perabaan arteri mungkin akan teraba denyut yang berkurang sampai menghilang. Penderita dengan gangguan serebrovaskular dapat memberikan gambaran berupa kelumpuhan infark jantung juga dapat terjadi akibat kelainan makrovaskular, rasa nyeri dada sering tidak dijumpai akibat adanya neuropati.2) Penyakit MikrovaskularTerutama mempengaruhi pembuluh darah kecil dan disebabkan oleh penebalan membran dasar kapiler dari peningkatan kadar glukosa darah secara kronis, ini menyebabkan diabetik retinopati, neuropati dan nefropati.a) Neuropati DiabetikDisebabkan oleh kerusakan kecepatan konduksi syaraf karena konsentrasi glukosa tinggi dan penyakit mikrovaskular. Neuropati motor sensori berperan dalam ulkus dan infeksi kaki dan telapak kaki. Neuropati autonomik berperan dalam kandung kemih neurogenik, impotensi, konstipasi yang berubah-ubah dengan diare, hipotensi ortostatik dan adanya keluhan gangguan pengeluaran keringat. Keluhan tersering adalah berupa kesemutan, rasa lemah dan baal.b) Retinopati DiabetikPenderita dengan retinopati diabetik akan dapat mengalami gejala penglihatan kabur yang dapat menyebabkan katarak, ataupun gangguan refraksi akibat perubahan-perubahan pada lensa oleh hiperglikemia.c) Nefropati DiabetikPenderita dengan nefropati diabetik dapat menunjukkan gambaran gagal ginjal menahun seperti lemas, mual, pucat sampai keluhan sesak nafas akibat penimbunan cairan. Adanya gagal ginjal yang dibuktikan dengan kenaikan kadar kreatinin atau ureum serum ditemukan berkisar antara 2-7 % (Barbara C. Long, 1998, hal. 28).5. Penatalaksanaan MedisDalam mengelola DM untuk jangka pendek tujuannnya adalah menghilangkan keluhan dan gejala dan mempertahankan rasa nyaman dan sehat. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah untuk mencegah komplikasi, baik makroangiopati, mikroangiopati maupun neuropati dengan tujuan akhir menurunkan morbiditas dan mortalitas DM.Prinsip pengelolaan diabetes mellitus didasarkan pada 4 tonggak penting, yaitu:a. Perencanaan makan (diit).b. Latihan jasmani/olah raga.c. Pemberian obat-obat penurun gula darah dan insulin.d. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Adapun keterangan dari masing-masing prinsip tersebut adalah:a. Perencanaan makan (diit)Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik, sebagai berikut: karbohidrat 60-70 %, protein 10-15 %, lemak 20-25 %.b. Latihan jasmani/olah ragaDianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit, sebagai contoh olah raga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30 menit, olah raga sedang adalah berjalan cepat selama 20 menit dan olah raga berat misalnya jogging.c. Obat-obatan dan Insulin1) Obat-obat golongan sulfonilurea (glibenklamid)Bekerja dengan menstimulasi sel beta pancreas untuk melepaskan insulin yang tersimpan. Golongan obat ini tidak dapat dipakai pada IDDM.2) Obat-obatan golongan biguanid (metformin)Bekerja dengan menurunkan glukosa darah tetapi tidak menyebabkan penurunan sampai dibawah normal.3) InsulinUntuk pasien yang sudah tidak dapat dikendalikan kadar glukosa darahnya dengan kombinasi sulfonilurea dan metformin.d. Penyuluhan/pendidikan kesehatanPenyuluhan diperlukan karena penyakit DM adalah yang berhubungan dengan gaya hidup. Pengobatan dengan obatobatan penting, tetapi tidak cukup. Pengobatan DM memerlukan keseimbangan antara beberapa kegiatan yang memerlukan bagian integral dari kegiatan rutin seharihari seperti makan, tidur, bekerja dan lain-lain. Berhasilnya pengobatan DM tergantung pada kerja sama antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Pasien yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang DM kemudian selanjutnya mengubah perilaku, akan dapat mengendalikan kondisi penyakitnya sehingga ia dapat hidup lebih lama. (Soegondo, 2000, hal. 19)