satuan acara penyuluhan bahaya nifas

17
SATUAN ACARA PENYULUHAN Di Ruang 10 RSSA Malang (SAP) INFEKSI NIFAS OLEH : Mahasiswa Keperawatan Program Studi Ilmu keperawatan Universitas Brawijaya Malang

Upload: zaky-jeh

Post on 07-Aug-2015

151 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Nifas

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Di Ruang 10 RSSA Malang

(SAP)

INFEKSI NIFAS

OLEH :

Mahasiswa Keperawatan

Program Studi Ilmu keperawatan

Universitas Brawijaya Malang

2012

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Nifas

Tim Penyusun SAP

Mahasiswa Keperawatan

1. Mubin Barid

2. Mart Kristiandy

3. Zaky Soewandy Ahmad

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Nifas

SAP

(Satuan Acara Penyuluhan)

Pokok Bahasan : Infeksi pada Ibu Nifas

Hari / Tanggal : Jum’at / 28-12-2012

Waktu : 10.00 WIB

Durasi : 30 menit

Sasaran : Ibu nifas

Tempat : Ruang Obsgyn (Ruang 10)

A . Tujuan Umum

Tujuan umum dari penyuluhan ini adalah setelah dilakukan pendidikan

kesehatan tentang infeksi nifas diharapkan masyarakat mengerti tentang infeksi

yang terjadi pada saat nifas.

B . Tujuan Khusus

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang infeksi nifas diharapkan:

1.      Ibu mengetahui pengertian infeksi nifas

2.      Ibu memahami penyebab dan cara terjadinya infeksi nifas

3.      Ibu memahami faktor predisposisi infeksi nifas

4.      Ibu memahami gambaran klinis infeksi nifas

5.      Ibu memahami pencegahan infeksi nifas

C . Pokok Bahasan

Infeksi pada masa nifas

D . Sub Pokok Bahasan

1.      Pengertian tentang infeksi nifas

2.      Penyebab dan cara terjadinya infeksi nifas

3.      Faktor predisposisi infeksi nifas

4.      Gambaran klinis infeksi nifas

5.      Pencegahan infeksi nifas

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Nifas

E . Kegiatan penyuluhan

No. Tahap/

waktu

Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Metode Media/

alat

1. Pendahuluan Mengucapkan salam

pembuka

Memperkenalkan diri

Menjelaskan pokok

bahasan yang akan di

sampaikan

Menjelaskan tujuan

pokok bahasan yang

akan di berikan

Menjawab

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Ceramah

Ceramah

Ceramah

Ceramah

-

-

-

-

2. Penyajian Menjelaskan

pengertian infeksi nifas

Menjelaskan penyebab

dan cara teerjadinya

infeksi nifas

Menjelaskan faktor

predisposisi infeksi

nifas

Menjelaskan gambaran

klinis infeksi nifas

Menjelaskan

pencegahan infeksi

nifas

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Ceramah

Ceramah

Ceramah

Ceramah

Ceramah

Flip chart

Flip chart

Flip chart

Flip chart

Flip chart

3. Penutup Melakukan evaluasi

pada peserta dengan

memberi pertanyaan

Menyampaikan

kesimpulan tentang

pokok bahasan yang

telah di sampaikan

Menyampaikan salam

penutup.

Tanya jawab

Memperhatikan

Menjawab

Tanya

jawab

Ceramah

Ceramah

-

-

-

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Nifas

F. Evaluasi

A. Evaluasi persiapan

Diharapkan :

1.      Media yang di sampaikan

– Tulisasan rapi dan bisa di baca oleh peserta

– Tidak terlalu berbelit-belit ( ringkas)

– Terpisah antara gambar dengan tulisan sehingga tidak

membingungkan peserta penyuluhan (jika ada)

2.      Fasilitas yang memadai sehingga membantu lancarnya penyuluhan

B. Evaluasi proses

Diharapkan :

1.      Penyuluhan berjalan dengan lancar

2.      Peserta datang sesuai dengan yang diharapkan

3.      Peserta datang tepat waktu

   

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Nifas

Infeksi Nifas

1.      Pengertian Nifas

a.       Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa

dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak

hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (Fairer,

Helen, 2001:225)

b.      Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira enam minggu (Buku

Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Ne'bnatal,

2001:122)

c.      Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan

berakhir setelah kira-kira enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999:

237)

d.     Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-

hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, Rustam,

1998:115)

e.      Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis

setelah persalinan. Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari

ke 2-10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari

II.     Penyebab dan Cara Terjadinya Infeksi Nifas

a. Penyebab infeksi nifas

Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat

kandungan seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen

(kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan

lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah

streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai

penghuni normal jalan lahir. Kuinan-kuman yang sering menyebabkan

infeksi antara lain adalah :

1)      Streptococcus haemoliticus anaerobic

Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi

ini biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang

tidak suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Nifas

2)      Staphylococcus aureus

Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan

sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan

orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya

menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi

sebab infeksi umum.

3)      Escherichia Coli

Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi

terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini

merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius

4)      Clostridium Welchii

Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat

berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan

partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.

b. Cara terjadinya infeksi nifas

Infeksi dapat terjadi sebagai berikut:

1)     Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan

pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang

sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain ialah

bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam

jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.

2)     Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena

kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan

dokter atau petugas kesehatan lainnya. Oleh karena itu, hidung dan

mulut petugas yang bekerja di kamar bersalin harus ditutup dengan

masker dan penderita infeksi saluran pernafasan dilarang memasuki

kamar bersalin.

3)     Dalam rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman patogen, berasal

dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-

kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara kemana-mana termasuk

kain-kain, alat-alat yang suci hama, dan yang digunakan untuk

merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.

4)    Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi

penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Nifas

III.  Faktor Predisposisi Infeksi Nifas

a. Semua keadaan yang menurunkan daya tahan penderita seperti

perdarahan

banyak, diabetes, preeklamsi, malnutrisi, anemia. Kelelahan juga

infeksi

lain yaitu pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya.

b. Proses persalinan bermasalah seperti partus lama/macet terutama

dengan

ketuban   pecah   lama,   korioamnionitis,   persalinan   traumatik,  

kurang

baiknya proses pencegahan infeksi dan manipulasi yang berlebihan.

c. Tindakan obstetrik operatif baik pervaginam maupun perabdominam.

d. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah

dalam

rongga rahim.

e. Episiotomi atau laserasi.

IV.  Gambaran Klinis Infeksi Nifas

a.      Infeksi pada perineum, vulva, vagina dan serviks

Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi dan

kadang-kadang perih bila kencing. Bila getah radang bisa keluar,

biasanya keadaannya tidak berat, suhu sekitar 38°C dan nadi di

bawah 100 per menit. Bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan dan

getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39 - 40°C

dengan kadang-kadang disertai menggigil.

b.      Endometritis

Kadang-kadang lokia tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan

selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiametra dan dapat

menyebabkan kenaikan suhu. Uterus pada endometritis agak

membesar, serta nyeri pada perabaan dan lembek.

Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang

sehat dan nyeri perut pada hari-hari pertama. Mulai hari ke-3 suhu

meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu

dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah

normal kembali.

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Nifas

Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-

kadang berbau. Hal ini tidak boleh dianggap infeksinya berat.

Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokia yang sedikit

dan tidak berbau. c.

c.       Septicemia dan piemia

Kedua-duanya merupakan infeksi berat namun gejala-gejala

septicemia lebih mendadak dari piemia. Pada septicemia, dari

permulaan penderita sudah sakit dan lemah. Sampai tiga hari

postpartum suhu meningkat dengan cepat, biasanya disertai menggigil.

Selanjutnya, suhu berkisar antara 39 - 40°C, keadaan umum cepat

memburuk, nadi menjadi cepat (140 - 160 kali/menit atau lebih).

Penderita meninggal dalam enam sampai tujuh hari postpartum. Jika ia

hidup terus, gejala-gejala menjadi seperti piemia.

Pada piemia, penderita tidak lama postpartum sudah merasa

sakit, perut nyeri, dan suhu agak meningkat. Akan tetapi gejala-gejala

infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman-

kuman dengan embolus memasuki peredaran darah umum. Suatu ciri

khusus pada piemia   ialah   berulang-ulang   suhu  meningkat 

dengan  cepat  disertai menggigil, kemudian diikuti oleh turunnya

suhu. Ini terjadi pada saat dilepaskannya embolus dari tromboflebitis

pelvika. Lambat laun timbul gejala abses pada paru-paru, pneumonia

dan pleuritis. Embolus dapat pula menyebabkan abses-abses di

beberapa tempat lain.

d.       Peritonitis

Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi

dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan

sellulitis pelvika. Selanjutnya, ada kemungkinan bahwa abses pada

sellulitis pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga peritoneum dan

menyebabkan peritonitis.

Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada

daerah pelvis. Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada

peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan

umum tetap baik. Pada pelvioperitonitis bisa terdapat pertumbuhan

abses. Nanah yang biasanya terkumpul dalam kavum douglas harus

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Nifas

dikeluarkan dengan kolpotomia posterior untuk mencegah keluarnya

melalui rektum atau kandung kencing.

Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen

dan merupakan penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi

cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire.

Muka penderita, yang mula-mula kemerah-merahan, menjadi pucat,

mata cekung, kulit muka dingin; terdapat apa yang dinamakan facies

hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi.

e.       Sellulitis pelvika (Parametritis)

Sellulitis pelvika ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi

dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai

dengan rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan

dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan sellulitis pelvika.

Pada perkembangan peradangan lebih lanjut gejala-gejala

sellulitis pelvika menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat

diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang

berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai

jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh

abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap

menjadi naik-turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit,

nadi cepat, dan perut nyeri. Dalam dua pentiga kasus tidak terjadi

pembentukan abses, dan suhu menurun dalam beberapa minggu.

Tumor di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya

terdapat parametrium yang kaku.

Jika terjadi abses, nanah harus dikeluarkan karena selalu ada

bahaya bahwa abses mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan

peritonitis, ke rektum, atau ke kandung kencing.

f. Salpingitis dan ooforitis

Gejala  salpingitis  dan  ooforitis tidak dapat dipisahkan dari 

pelvio peritonitis.

g. Mastitis

Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya sumbatan pada

duktus (saluran susu) hingga puting susu pun mengalami sumbatan.

Untuk menghambat terjadinya mastitis ini dianjurkan untuk menggunakan

bra atau pakaian dalam yang memiliki penyangga yang baik pada bagian

Page 11: Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Nifas

payudaranya.

Pengurutan payudara sebelum laktasi merupakan salah satu tindakan

yang sangat efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus.

Usahakan untuk selalu menyusui dengan posisi dan sikap yang benar.

Kesalahan sikap saat menyusui dapat menyebabkan terjadinya sumbatan

duktus. Menggunakan penyangga bantal saat menyusui cukup membantu

menciptakan posisi menyusui yang lebih baik.

Beberapa indikasi yang menunjukkan terjadinya mastitis:

Tiba-tiba muncul rasa gatal pada puting dan berkembang menjadi adanya

rasa nyeri saat bayi menyusui

Timbulnya rasa demam dan kemerahan disekitar area hisapan dapat pula

disebabkan mastitis. Sisi yang mengalami sumbatan duktus akan

menunjukkan warna kemerahan dibandingkan daerah lainnya

Ibu merasakan gejala menyerupai flu seperti demam, rasa dingin

sementara tubuh terasa pegal dan sakit.

Cara mengurangi efek mastitis:

Untuk memperpendek durasi mastitis, segeralah tidur bila menduga

adanya mastitis dan istirahatlah dengan benar.

Konsumsi echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem imun dan

membantu melawan infeksi.

Kompres daerah yang mengalami sumbatan duktus dengan air hangat.

Bantuan pancuran air hangat (shower hangat) untuk mandi, akan sangat

membantu mempercepat menghilangkan sumbatan.

Tetap berikan ASI kepada bayi, terutama gunakan payudara yang sakit

sesering dan selama mungkin sehingga sumbatan tersebut lama-

kelamaan akan menghilang. Lalu, lakukanlah pemijatan ringan saat

menyusui, ini juga akan sangat membantu.

V.     Pencegahan Infeksi Nifas

a.      Masa kehamilan

1)      Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti

anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-

penyakit yang diderita ibu.

2)      Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi

yang perlu.

Page 12: Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Nifas

3)      Koitus  pada  hamil  tua hendaknya  dihindari  atau  dikurangi 

dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya

ketuban. Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan

lahir.

b.     Selama persalinan

Usaha-usaha   pencegahan   terdiri   atas   membatasi   sebanyak

mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir :

1)      Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga

supaya persalinan tidak berlarut-larut.

2)      Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.

3)      Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik

pervaginam maupun   perabdominam   dibersihkan,   dijahit  

sebaik-baiknya   dan menjaga sterilitas.

4)      Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang

hilang harus segera diganti dengan tranfusi darah.

5)      Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan

mulut dengan masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak

diperbolehkan masuk ke kamar bersalin.

6)      Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus

suci hama.

7)      Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada

indikasi dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah

pecah.

c.       Selama nifas

1)      Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi,

begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan

dengan alat kandungan harus steril.

2)      Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam

ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.

3)      Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari

pertama dibatasi sedapat mungkin.

Page 13: Satuan Acara Penyuluhan Bahaya Nifas

DAFTAR PUSTAKA

 Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta EGC.

YBPSP. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : YBPSP