satuan acara penyuluhan asma
DESCRIPTION
tugas kuliahTRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN ASTMA
1. Pokok Bahasan : Astma
2. Sasaran : keluarga Tn. A
3. Tempat : di rumah Keluarga Tn.A
4. Hari, tanggal :
5. Penyuluh : Putri Yuniarti
6. Tujuan
Tujuan umum :Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Asthma selama 30 menit pasien dan keluarga
pasien dapat memahami tentang Asthma
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan pengertian asma dengan benar
2. Menyebutkan tipe-tipe asma dengan benar
3. Menyebutkan penyebab asma dengan benar
4. Menyebutkan tanda dan gejala asma dengan benar
5. Menyebutkan pencegahan asma dengan benar
6. Menyebutkan penanganan asma dengan benar
Pokok Materi :
1. Pengertian asma
2. Tipe-tipe asma
3. Penyebab asma
4. Tanda dan gejala asma
5. Pencegahan asma
6. Penanganan asma
Metode :
Ceramah
Diskusi
Media / Alat :
Leaf leat
8.Kegiatan Pembelajaran
No. Tahap kegiatan Waktu Kegiatan1. Pembukaan 5 menit Menyampaikan tujuan2. Penyajian 15 menit Menggali dan menjelaskan tentang :
1. Pengertian asma
2. Tipe-tipe asma
3. Penyebab asma
4. Tanda dan gejala asma
5. Pencegahan asma
6. Penanganan asma
3. Penutup 10 menit Memberikan kesempatan pada keluarga dank lien untuk bertanyaMenyimpulkan materi bersama keluarga dan klienEvaluasi
A. Kegiatan Pra Pembelajaran
1. Mempersiapkan materi, media dan tempat
2. Kontrak waktu
B. Membuka Pembelajaran
1. Salam
2. Perkenalan
3. Menjelaskan pokok bahasan
4. Menjelaskan tujuan
5. Apersepsi
C. Kegiatan inti
1. Penyuluh menyampaikan materi
2. Sasaran menyimak materi
3. Sasaran mengajukan pertanyaan
4. Penyuluh menjawab pertanyaan
5. Penyuluh menyimpulkan jawaban
D. Penutup
1. Evaluasi
2. Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi
3. Memberi salam
MATERI PENYULUHAN
ASTHMA
A. PENGERTIAN ASTHMA
Asthma adalah suatu penyakit dari sistem pernafasan yang meliputi peradangan dari jalan
nafas dan gejala-gejala bronchospasme ( kaku broncuus ; cabang paru-paru ) yang dapat pulih
kembali.
Asthma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah suatu penyakit
obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai dengan bronchospasme, inflamasi, dan
peningkatan reaksi jalan nafas terhadap berbagai stimulan.
B. TIPE – TIPE ASTHMA
1. Asthma Ekstrinsik (Alergik)
Ø Merupakan respon terhadap allergen: reaksi hipersensitif berkaitan denngan genetic (turunan)
Ø Alergen: debu rumah, bulu binatang, spora jamur, serbuk tepung, perubahan cuaca.
2. Asthma Intrinsik (Non Alergik)
Ø Bereaksi terhadap pencetus yang tidak diketahui atau tidak khusus, misal infeksi saluran
pernafasan dan olah raga
Ø Lebih menyerang pada usia kurang dari 5 tahun dan lebih dari 35 tahun.
C. PENYEBAB ASTHMA
1. Alergen.
tor allergi dianggap mempunyai peranan pada sebagian besar penderita asma. Disamping itu
hiper reaktivitas saluran nafas juga merupakan faktor yang penting. Bila tingkat hiper
reaktivitas bronchus tinggi, diperlukan jumlah allergen yang sedikit dansebaliknya jika
hiper reaktivitas rendah diperlukan jumlah antigen yang lebih tinggi untuk menimbulkan
serangan asma.
Sensitisasi tergantung pada lama dan intensitas hubungan dengan bahan alergen
berhubungan dengan umur. Bayi dan anak kecil sering berhubungan dengan sisi dari debu
rumah, misalnya tungau, serpih atau bulu binatang, spora jamur yang terdapat di rumah.
Dengan bertambahnya umur makin banyak jenis allergen pencetusnya.
2. Infeksi.
Biasanya infeksi virus, terutama pada bayi dan anak. Virus yang menyebabkan ialah
respiratory syncytial virus (RSV) dan virus para influenza. Kadang-kadang karena bakteri
misalnya; pertusis dan streptokokus, jamur, misalnya Aspergillus dan parasit seperti
Askaris.
3. Iritan.
Hair spray, minyak wangi, semprot nyamuk, asap rokok, bau tajam dari cat, SO2 dan
polutan udara lainya dapat memacu serangan asma. Iritasi hidung dan batuksendiri dapat
menimbulkan refleks bronkokonstriksi.
4. Cuaca.
Perubahan tekanan udara, perubahan suhu udara, angin dan kelembaban udara berhubungan
dengan percepatan dan terjadinya serangan asma
5. Kegiatan jasmani
Kegiatan jasmani berat, misalnya berlari atau naik sepeda dapat memicu serangan asma.
Bahkan tertawa dan menangis yang berlebihan dapat merupakan pencetus. Pasien dengan
faal paru di bawah optimal amat rentan terhadap kegiatan jasmani.
6. Infeksi saluran nafas.
Infeksi virus pada sinus, baik sinusitis akut maupun kronis dapat memudahkan terjadinya
asma. Rinitis alergika dapat memberatkan asma melalui mekanisme iritasi atau refleks.
7. Faktor psikis.
Faktor psikis merupakan pencetus yang tidak boleh diabaikan dan sangat kompleks. Tidak
adanya perhatian dan / atau tidak mau mengakui persolan yang berhubungan dengan asma.
D. TANDA DAN GEJALA ASTHMA
Wheezing (suara paru grok-grok)
Dyspnea (nafas dalam dan pendek) dengan lama ekspirasi; penggunaan otot-otot asesori
pernafasan, cuping hidung, retraksi dada, dan stridor
Batuk kering (tidak produktif) karena secret kental dan lumen jalan nafas sempit
Tachypnea (nafas cepat)
Gelisah
Diaphorosis ( keringat dingin)
Nyeri abnomen karena terlibatnya otot abnomen dalam pernafasan
Tidak toleran terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan bicara
Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran
Meningkatnya ukuran diameter anteroposteror( barrel chest)
Serangan yang tiba-tiba atau berangsur-angsur
E. PENCEGAHAN ASTHMA
Kontrol Lingkungan: menghindari allergen
Tingkatkan kesehatan optimal
1. makanan yang baik
2. istirahat cukup, tidur, dan olah raga yang teratur
3. minum cukup
4. hindari merokok
5. Latihan nafas
F.PENANGANAN ASTHMA
Kenali kemunduran asma (meningkatnya batuk, mengi dan sesak nafas di malam hari,
menurunnya kemampuan berolah raga) : tingkatkan pengobatan dan pengawasan
Jika asma terus memburuk obat harus terus diminum sesuai petunjuk dokter
Jika obat sudah diminum, asma tetap tidak membaik segera cari bantuan ke petugas
kesehatan
Pengobatan asthma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non farmakologik dan pengobatan farmakologik.
1. Pengobatan non farmakologik
a) Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit asthma sehinggan klien secara sadar menghindari faktor-faktor pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsoltasi pada tim kesehatan.
b) Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asthma yang ada pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup bagi klien.
c) Fisioterapi
Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi dada.
d) Periksa ke pelayanan kesehatan
e) Mengurangi aktivitas yang memperberat keluhan / asma.
2. Pengobatan farmakologik
a) Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan jarak antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang termasuk obat ini adalah metaproterenol ( Alupent, metrapel ).
b) Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 125-200 mg empatkali sehari.
c) Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol ( beclometason
dipropinate ) dengan disis 800 empat kali semprot tiap hari. Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
d) Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak . Dosisnya berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.
e) Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari. Keuntunganya dapat diberikan secara oral.
f) Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol dan bersifat bronkodilator.
(Evelin dan joyce L. kee, 1994 ; Karnen baratawijaja, 1994 )
3. Pengobatan selama serangan status asthmatikus
a) Infus RL : D5 = 3 : 1 tiap 24 jam
b) Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
c) Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20 menit
dilanjutka drip Rlatau D5 mentenence (20 tetes/menit) dengan dosis 20 mg/kg
bb/24 jam.
d) Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan.
e) Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena.
f) Antibiotik spektrum luas.
Daftar Pustaka :
Penanganan Asma Dalam Perawatan Primer , Antony Crockett, Alih Bahasa:
dr.Erlan,Jakarta: Hipokrates. 1997
Patofisiologi Edisi 4 Jilid 2, Sylvia A. Price, Jakarta: EGC. 1999
Muttaqin Arif, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan,2008: Salemba Medika
Brunner & Suddarth, Edisi 8 Vol.1 Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah:EGC,2002
Http:www.FKUNHAS.com//Artikel Kesehatan kedokteran, keperawatan &
kebidanan