satuan acara penyuluha1 pjk

23
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA PUSKESMAS SENTOSA BARU KOTA MEDAN Disusun Oleh : Yellaw Suwidariland Sri Wahyuni Suci Haritama Wahyuni Primarantih Iim Syahida Zurifa Asri Ramadhani Cindi Neriza Dwi Putri Osy Mayza

Upload: tata

Post on 06-Dec-2015

239 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sap pjk

TRANSCRIPT

Page 1: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

PADA PUSKESMAS SENTOSA BARU KOTA MEDAN

Disusun Oleh :

Yellaw Suwidariland

Sri Wahyuni

Suci Haritama

Wahyuni Primarantih

Iim Syahida Zurifa

Asri Ramadhani

Cindi Neriza Dwi Putri

Osy Mayza

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

2015

Page 2: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )

Pokok Bahasan            : PJK

Sub Pokok Bahasan     :

1. Menjelaskan Pengertian PJK

2. Menjelaskan Penyebab PJK

2.  Menjelaskan Gejala Klinis PJK

3.  Menjelaskan Pengobatan PJK

4.  Menjelaskan Pencegahan PJK

Sasaran                       :

Waktu                          : 25 menit

Tanggal                       : 24 Agustus 2015

Tempat                        : Puskesmas Sentosa Baru

A. Latar Belakang

Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini

merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju

dan berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, secara global

penyakit ini akan menjadi penyebab kematian pertama di negara berkembang,

menggantikan kematian akibat infeksi. Diperkirakan bahwa diseluruh dunia,

PJK pada tahun 2020 menjadi pembunuh pertama tersering yakni sebesar

36% dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka

kematian akibat kanker. Di Indonesia dilaporkan PJK (yang dikelompokkan

menjadi penyakit sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama

dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi

dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%).

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 1

Page 3: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

B. Tujuan Instruksional

I.    Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang PJK, diharapkan para murid-

murid memahami tentang PJK

II.  Tujuan Khusus

a. Mengerti dan memahami pengertian Pengertian PJK

b. Mengerti dan memahami Gejala Klinis PJK

c. Mengerti dan memahami Pengobatan PJK

d. Mengerti dan memahami Pencegahan PJK

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 2

Page 4: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

PENGORGANISASIAN

1. Moderator : Osy Mayza

2. Penyuluh : Asri Ramadhani

3. Dokumentator : Suci Haritama

4. Anggota :

a. Yellaw Suwidariland

b. Wahyuni Primarantih

c. Sri Wahyuni

d. Cindi Neriza Dwi Putri

e. Iim Syahida Zurifa

5. Pembimbing : Hastuti, S.Kep. Ners

6. Sasaran : Masyarakat/pasien yang berkunjung di Puskesmas

Sentosa Baru

7. Waktu / Tempat : 09.30 WIB / Puskesmas

8. Hari / Tanggal : Senin/ 24 Agustus 2015

9. Metode : Ceramah dan tanya jawab

10. Media : Leaflet dan poster

Pembimbing Puskesmas

( Hastuti, S.Kep, Ners )

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 3

Page 5: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

C. Rencana Strategi Pelaksanaan

NO TAHAP

PENYULUHAN

KEGIATAN

PENYULUHAN

KEGIATAN

PESERTA

1 Pembukaan

Waktu 5 menit

-  Membuka acara

dengan memberikan

salam

-  menyampaikan topic,

maksud dan tujuan

penkes

-  Melakukan kontrak

waktu untuk

kesepakatan

pelaksanaan penkes

-   Menjawab salam

-   Memperhatikan penyuluh

- Menyetujui kesepakatan

waktu pelaksana penkes

2 Pelaksanaan

Waktu 10 menit

-  Menyampaikan

materi

- Menyampaikan

pengetahuannya tentang

materi penyuluhan

- Mendengarkan penyuluhan

me-nyampaikan materi

3 Penutup

Waku 10 menit

-  Menyimpulkan hasil

penyuluhan

- Melakukan evaluasi

pe-nyuluhan dengan

mena-nyakan

kembali

- Mengakhiri dengan

salam

-   Memperhatikan

- Menjawab salam

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 4

Page 6: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

D. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Kesiapan pelaksana memberikan materi

b. Media dan alat yang memadai

c. Waktu dan tempat penyuluhan sesuai dengan rencana kegiatan

2. Evaluasi Proses

a. Pelaksanan penyuluhan sesuai dengan lokasi waktu

b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif

c. Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang dianjurkan

oleh penyuluh pada saat evaluasi

3. Evaluasi Hasil

Peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan oleh

pelaksana saat evaluasi

  

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 5

Page 7: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

MATERI PENYULUHAN

a) Definisi PJK

Penyakit jantung koroner (PJK) atau penyakit jantung iskemik adalah

penyakit jantung yang timbul akibat penyempitan pada arteri koronaria.

b) Penyebab PJK

PJK adalah penyakit jantung yang timbul akibat penyempitan pada

arteri koronaria. Penyempitan tersebut dapat disebabkan antara lain

aterosklerosis, berbagai jenis arteritis, emboli koronaria, dan spasme. Oleh

karena aterosklerosis merupakan penyebab terbanyak (99%) maka

pembahasan tentang PJK pada umumnya terbatas penyebab tersebut.

Arterosklerosis pada dasarnya merupakan suatu kelainan yang terdiri

atas pembentukan fibrolipid dalam bentuk plak-plak yang menonjol atau

penebalan yang disebut ateroma yang terdapat didalam tunika intima dan

pada bagian dalam tunika media. Proses ini dapat terjadi pada seluruh arteri,

tetapi yang paling sering adalah pada left anterior descendent arteri

coronaria, proximal arteri renalis dan bifurcatio carotis.

c) Gejala Klinis PJK

Penyakit jantung koroner memberikan dua manifestasi klinis penting

yaitu sindrom koroner akut dan angina pektoris stabil (America Heart

Association, 2007).

1. Plak Vulnarable (Plak yang memiliki dinding tipis dengan lemak yang

besar, mudah ruptur jika ada faktor pencetus akibat aktivasi enzim

protease yang dihasilkan makrofag) Akut koroner sindrom

a. ST elevasi miokard infark (STEACS); oklusi total oleh trombus

1) STEMI; infark, dengan peningkatan enzim jantung

2) Angina variant (prinzmetal), jarang terjadi; akibat spasme koroner

b. Non-ST elevasi acute coronary syndrom (NSTEACS); oklusi parsial

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 6

Page 8: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

1) NSTEMI; infark, dengan peningkatan enzim jantung

2) Unstable angina; kresendo angina, tanpa peningkatan enzim

jantung

2. Plak Stabil (Plak yang memiliki dinding tebal dengan lemak yang sedikit)

angina pektoris stabil; dekresendo angina, tanpa peningkatan enzim

jantung.5

Angina pektoris (biasanya timbul karena adanya kekurangan suplai

oksigen ke otot jantung pada saat aktivitas ataupun dalam keadaan istirahat)

dengan sakit yang khas yaitu nyeri dada sebelah kiri yang dapat menyebar

sampai leher dan rahang, pundak kiri atau kanan dan lengan bahkan sampai

terasa tembus ke punggung, kadang – kadang juga merasakan kesulitan

bernafas. Angina pektoris merupakan gejala utama PJK yang ditandai dengan

keluhan nyeri dada (chest pain) atau rasa tidak enak di dada (chest

discomfort) yang spesifik. Ciri khas dari rasa tidak nyaman ini diawali oleh

peningkatan aktifitas fisik dan segera hilang jika sudah beristirahat. Pada

umunya keluhan angina yang berawal dari PJK adalah rasa sesak nafas

(tightness), tertekan (pressure), rasa terbakar (burning), rasa berat (heavy),

sakit (arching), rasa tercekik (strangling), dan rasa sesak di dada

(compression). Sedangkan keluhan nyeri dada yang kemungkinan bukan

berasal dari PJK antara lain rasa seperti ditusuk jarum atau pisau seperti kena

tembak dan rasa kejang.

Pada kondisi acute myocard infart (AMI) akan menimbulkan gejala

sakit dada yang hebat, nafas pendek dan seringkali penderita akan kehilangan

kesadaran sesaat. Kerusakan otot jantung yang terjadi cukup lama dan tidak

segera dibuka sumbatannya akan menyebabkan kematian otot jantung dan

tidak akan pulih lagi. Infark miokard ditandai dengan sakit dada yang khas

lebih dari 20 menit dan tidak ada hubungan dengan aktifitas atau latihan, serta

tidak hilang dengan pemberian nitrat yang umumnya dipakai untuk

membedakan dengan angina pektoris. Infark miokard biasanya disebabkan

oleh rupture plak yang berlanjut pada pembentukan trombus (bekuan).

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 7

Page 9: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

d) Pengobatan PJK

Antikoagulan

Antikoagulan dibedakan menjadi yang diberikan secara parenteral dan

oral. Antikoagulan parenteral yang dianggap standar adalah heparin

(unfractionated heparin) yang dapat diberikan secara intravena atau

subkutan. Heparin masih direkomendasikan untuk beberapa keadaan klinis

PJK, meski perlu pemantauan ketat untuk menilai efektivitasnya.

Dalam lima tahun terakhir, telah dipasarkan heparin baru yang dikenal

dengan Low Molecular Weight Heparin (LWMH) yang lebih superior karena

lebih stabil, cara pemberian mudah (hanya subkutan), tidak memerlukan

monitoring APTT, tetapi lebih mahal dibandingkan heparin standar.

Antitrombin Direk

Obat pada golongan ini yang telah banyak diteliti adalah bivalirudin

selain Hirudin yang telah ada sebelumnya. Hirudin sendiri adalah polipeptida

65-asam amino yang berasal dari lendir pacet atau lintah namun saat ini

dibuat dari bahan rekombinan berasal dari ragi. Hirudin adalah penghambat

spesifik pada thrombin. Proses penghambatan ini berlangsung perlahan

namun terkadang ireversibel.

Antitrombin direk lain adalah Argatroban dan Melagatran. Argatroban

diberikan 2 mg/kg per menit dalam continuous infusion. Evaluasi dengan

memperhatikan aPTT dan tidak melebihi dosis 10 mg/kg per menit.

Melagatran sendiri dapat diberikan subkutan da nada preparat oral namun

harus mendapatkan prodrug yang memperbaiki bioavailabilitasnya dengan

penambahan H376/95 (ximelagatran). Obat ini dianjurkan pada DVT. Jenis

lain antitrombin yang bekerja langsung pada penghambat faktor Xa sehingga

menghambat pembentukan thrombin adalah Fondapurinux yang memiliki

waktu paruh pendek. Hasil rekombinan pentasakarida heparin dan bukan

berasal dari hewan ini baru direkomendasikan untuk mencegah DVT pasca

operasi ortopedi.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 8

Page 10: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

Pemberian anitrombin direk ini dilakukan bila terjadi trombositopenia

akibat penggunaan heparin.

Antikoagulan Oral

Warfarin merupakan obat jenis ini yang paling banyak dipakai di

Amerika. Obat ini terpilih karena mula kerja dan lama kerja yang mudah

diprediksi. Obat ini bekerja mengganggu konversi siklik vitamin K sehingga

akan menginaktivasi prokoagulan yang tergantung degan vitamin K (faktor

II, VII, IX, dan X).

Antiplatelet

Dalam proses trombogenesis ada tiga mekanisme yang berkaitan

dengan agregasi trombosit yaitu pertama aktivasi trombosit menyebabkan

dinding menjadi siap, kedua adalah produksi dan sekresi ADP dan serotonin,

dan ketiga terbentuknya tromboksan A2. Obat antiplatelet saat ini ditujukan

untuk mempengaruhi mekanisme tersebut agar trombosit tidak beragregasi

satu sama lain.

Obat antiplatelet yang telah dipasarkan dan dipertimbangkan untuk

direkomendasikan adalah aspirin sebagai obat standar, kemudian tiklopidin,

klopidogrel, dipiridamol, sulfinpirazon, dan terbaru adalah golongan

GpIIb/IIIa (abciksimab, tirofiban, eptifibatid). Aspirin menghambat

pembentukan tromboksan A2. Tiklopidin dan tienopiridin dengan efek yang

juga sama – sama menghambat reseptor ADP. Efek samping tiklopidin yang

dilaporkan adalah terjadinya neutropenia. Penghambat GpIIb/IIIa menahan

proses bridging yang merupakan jalur terakhir antar trombosit. Mekanisme

kerja dipiridamol belum jelas, mungkin memblok ambilan adenosisn.

Sulfinpirazon mungkin bekerja mirip seperti aspirin.

Trombolitik

Trombolitik bekerja dengan merubah proenzim plasminogen menjadi

enzim plasmin aktif melalui pelepasan ikatan peptide argini-valin. Plasmin

dapat melisiskan bekuan fibrin dan merupakan suatu serum protease

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 9

Page 11: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

nonspesifik yang mampu merusak plasminogen dari faktor V dan VIII, juga

dapat bertindak sebagai penghambat agregasi trombosit pada stenosis arterial.

Aksi plasmin dapat dinetralisir oleh penghambat plasma dalam pembuluh

seperti, a-antiplasmin.

Pencarian obat antitrombotik baru masih terus dilakukan. Saat ini

strategi pemiikiran dalam rangka pencarian obat antitrombotik tersebut

diajukan sebagai berikut.

Menghambat reaksi trombosit

- Menghambat adhesi

- Menghambat rekruitmen

- Memblok agregasi

Menghambat koagulasi

- Mencegah terbentuknya thrombin

- Mencegah aktivasi thrombin

Meningkatkan aktivitas antikoagulan natural/ sendiri

- Modulasi alur protein C

Meningkatkan fibrinolisis endogen

- Memblok penghambat activator plasminogen tipe 1 (plasminogen

activator inhibitor type 1)

- Menghambat prokarboksipeptidase B

e) Pencegahan PJK

PJK disebabkan oleh beberapa faktor risiko. Perubahan sederhana

pada satu atau lebih faktor risiko dapat mengurangi kejadian PJK.

Pencegahan primer PJK meliputi pengendalian pada faktor risiko utama

seperti hipertensi, hiperkolesterolemia, merokok, dan aktivitas disik. Metode

pencegahan efektif lainnya seperti kontrol diabetes, mengurangi berat badan,

dan mengurangi konsumsi alkohol.

Metode utama dalam deteksi dini PJK meliputi skrining terhdapa

hipertensi, kadar kolestrol, dan menilai faktor perilaku seperti kebiasaan

merokok, pola makan, dan aktivitas fisik. Skrining rutin diabetes mellitus di

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 10

Page 12: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

antara populasi orang dewasa tidak dianjurkan. The American Diabetes

Association menganjurkan skrining diabetes hanya pada orang – orang yang

mempunyai faktor risiko terhadap diabetes seperti wanita hamil dan orang

yang mempunya gejala diabetes mellitus dengan melakukan tes gula darah

puasa.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 11

Page 13: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PENYULUHAN

KESEHATAN LINGKUNGAN TENTANG PJK

A. Persiapan

Sebelum penyuluhan kesehatan tentang “PJK” dilakukan, mahasiswa meminta

izin kepada Posyandu sebagai tempat dilaksanakan penyuluhan kesehatan,

kemudian mahasiswa mempersiapkan materi yang akan dijelaskan termasuk

menyediakan leaflet dan poster. Selain itu, mahasiswa menyiapkan kamera

sebagai alat pendokumentasian diacara tersebut.

B. Pelaksanaan

Adapun tujuan umum dari penyuluhan kesehatan tentang “PJK” adalah untuk

meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga “PJK” dan cara mengatasinya.

Hari / Tanggal :, Agustus 2015

Pukul : 09.30 WIB

Tempat : Puskesmas Sentosa Baru

Selama penyuluhan berlangsung peserta mengikuti dan memperhatikan

penyuluhan kesehatan dan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah dilakukan.

a) Evaluasi

a. Evaluasi Struktural

i. Penyuluhan dilaksanan tepat dengan waktu dan tempat yang

telah ditentukan

ii. Peserta mengikuti penyuluhan berjumlah

iii. Media yang digunakan poster dan leaflet

b. Evaluasi Proses

i. Penyuluhan berlangsung dengan baik

ii. Peserta dapat mengerti dan memahami penyuluhan kesehatan

tentang Diare

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 12

Page 14: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

iii. Peserta kooperatif dan mau menjawab pertanyaan penyuluhan

tentang Diare

c. Evaluasi Hasil

i. Peserta dapat mengikuti penyuluhan dan koopertif 80%

ii. Peserta kurang kooperatif 20%

C. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Penyuluhan kesehatan tentang PJK dapat meningkatkan pengetahuan peserta

dapat mengerti tentang PJK.

2. Saran

Penyuluhan kesehatan tentang PJK sebaiknya mengikuti pola hidup sehat.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 13

Page 15: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

DOKUMENTASI

PERTANYAAN :

JAWABAN :

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 14

Page 16: Satuan Acara Penyuluha1 Pjk

DOKUMENTASI GAMBAR

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 15