satuan acara pembelajaran mien makikama

Upload: allen-lintang

Post on 06-Jul-2015

131 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( S.A.P ) TENTANG OSTEOPOROSIS

DOSEN MATA KULIAH :

Ns. SEMUEL S. KUMAJAS, S.Kep.

DISUSUN OLEH :

MIEN MAKIKAMA

FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIATAHUN AJARAN 2010 2011

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan Sub Pokok bahasan Tempat Sasaran Waktu Hari/tgl Pelaksanaan Jam Pelaksanaan

: : : : : : :

OSTEOPOROSIS OSTEOPOROSIS Pada Lansia Panti Werda Para Lansia 45 Menit Kamis, 09 Juni 2011 15.00 WITA 15.45 WITA

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga mengetahui pengertian, patofisiologi, penyebab, tanda dan gejala, serta penatalaksanaan osteoporosis II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 kali pertemuan para lansia dapat: 1. Menjelaskan tentang pengertian Osteoporosis. 2. Menjelaskan patofisiologis Osteoporosis. 3. Menjelaskan penyebab Osteoporosis. 4. Menjelaskan tanda dan gejala Osteoporosis. 5. Menjelaskan penatalaksanaan Osteoporosis. III. MATERI (terlampir) 1. Pengertian Osteoporosis. 2. Patofisiologi Osteoporosis. 3. Penyebab Osteoporosis. 4. Tanda dan Gejala Osteoporosis. 5. Penatalaksanaan Osteoporosis. IV. METODE 1. Ceramah 2. Diskusi V.MEDIA 1. Materi pangajaran VI. EVALUASI 1. Evaluasi Struktur Kesiapan klien dan keluarga Penerimaan klien dan keluarga Pengorganisasian tempat penyuluhan 2. Evaluasi Proses Klien dan keluarga antusias terhadap materi yang diberikan Klien dan keluarga tidak meninggalkan tempat diwaktu penyuluhan berlangsung

Klien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang diberikan. 3. Evaluasi Hasil Klien dan keluarga mengerti tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, tanda dan gejala, dan penatalaksanaan Osteoporosis VII. KEGIATAN PENYULUHAN NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN 1 5 MENIT PEMBUKAAN y Mengucapkan salam pembuka y Memperkenalkan diri y Menjelaskan maksud dan tujuan 2 25 MENIT PELAKSANAAN y Menjelaskan tentang pengertian Osteoporosis. y Menjelaskan patofisiologi Osteoporosis y Menjelaskan penyebab Osteoporosis. y Menjelaskan tanda dan gejala Osteoporosis. y Menjelaskan penatalaksanaan Osteoporosis. y Diskusi EVALUASI y Memberikan masukan y Menyimpulkan hasil penyuluhan y Mengevaluasi peserta didik y Menjawab PENUTUPAN y Mengucapkan terima kasih. y Salam penutup

KEGIATAN PESERTA y y y Menjawab salam Perkenalan Mendengarkan

y y

Mendengarkan Memperhatikan

y

Berdiskusi dengan mahasiswa (penyuluh )

3

10 MENIT

y y

Memperhatikan Memberi tanggapan

4

5 MENIT

y

Salam

VIII. PENGORGANISASIAN Dosen Pembimbing Pembicara

: Ns. Semuel S. Kumajas, S.Kep. : Mien Makikama.

MATERI PENYULUHAN TENTANG OSTEOPOROSIS PENDAHULUAN

- Insiden osteoporosis lebih tinggi pada wanita dibandingkan laki-laki dan merupakan problem pada wanita pascamenopause. Osteoporosis di klinik menjadi penting karena problem fraktur tulang, baik fraktur yang disertai trauma yang jelas maupun fraktur yang terjadi tanpa disertai trauma yang jelas. - Penelitian Roeshadi di Jawa Timur, mendapatkan bahwa puncak massa tulang dicapai pada usia 30-34 tahun dan rata-rata kehilangan massa tulang pasca menopause adalah 1,4% per tahun. Penelitian yang dilakukan di klinik Reumatologi RSCM mendapatkan faktor resiko osteoporosis yang meliputi usia, lamanya menopause dan kadar estrogen yang rendah, sedangkan faktor proteksinya adalah kadar estrogen yang tinggi, riwayat barat badan lebih atau obesitas dan latihan yang teratur. A. PENGERTIAN OSTEOPOROSIS Osteoporosis adalah penyakit metabolisme tulang yang cirinya adalah pengurangan massa tulang dan kemunduran mikroarsitektur tulang sehingga meningkatkan risiko fraktur oleh karena fragilitas tulang meningkat.B. PATOFISIOLOGI OSTEOPOROSIS

Tulang yang hidup tidak pernah beristirahat dan akan selalu mengadakan remodelling dan memperbaharui cadangan mineralnya sepanjang garis beban mekanik. Faktor pengatur formasi dan resorpsi tulang dilaksanakan melalui 2 proses yang selalu berada dalam keadaan seimbang dan disebut coupling. Proses coupling ini memungkinkan aktivitas formasi tulang sebanding dengan aktivitas resorpsi tulang. Proses ini berlangsung 12 minggu pada orang muda dan 16-20 minggu pada usia menengah atau lanjut. Remodelling rate adalah 2-10% massa skelet per tahun. Proses remodelling ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lokal yang menyebabkan terjadinya satu rangkaian kejadian pada konsep Activation Resorption Formation (ARF). Proses ini dipengaruhi oleh protein mitogenik yang berasal dari tulang yang merangsang preosteoblas supaya membelah membelah menjadi osteoblas akibat adanya aktivitas resorpsi oleh osteoklas. Faktor lain yang mempengaruhi proses remodelling adalah faktor hormonal. Proses remodelling akan ditingkatkan oleh hormon paratiroid, hormon pertumbuhan dan 1,25 (OH)2 vitamin D. Sedang yang menghambat proses remodelling adalah kalsitonin, estrogen dan glukokortikoid. Proses-proses yang mengganggu remodelling tulang inilah yang menyebabkan osteoporosis.

C. PENYEBAB OSTEOPOROSIS - Ada 2 penyebab utama osteoporosis, yaitu pembentukan massa puncak tulang yang kurang baik selama masa pertumbuhan dan meningkatnya pengurangan massa tulang setelah menopause.D. TANDA DAN GEJALA OSTEOPOROSIS

Osteoporosis dapat berjalan lambat selama beberapa dekade, hal ini disebabkan karena osteoporosis tidak menyebabkan gejala fraktur tulang. Beberapa fraktur osteoporosis dapat terdeteksi hingga beberapa tahun kemudian. Tanda klinis utama dari osteoporosis adalah fraktur pada vertebra, pergelangan tangan, pinggul, humerus, dan tibia. Gejala yang paling lazim dari fraktur korpus vertebra adalah nyeri pada punggung dan deformitas pada tulang belakang. Nyeri biasanya terjadi akibat kolaps vertebra terutama pada daerah dorsal atau lumbal. Secara khas awalnya akut dan sering menyebar kesekitar pinggang hingga kedalam perut. Nyeri dapat meningkat walaupun dengan sedikit gerakan misalnya berbalik ditempat tidur. Istirahat ditempat tidaur dapat meringankan nyeri untuk sementara, tetapi akan berulang dengan jangka waktu yang bervariasi. Serangan nyeri akut juga dapat disertai oleh distensi perut dan ileus. E. PENALAKSANAAN OSTEOPOROSIS Terapi pada osteoporosis harus mempertimbangkan 2 hal, yaitu terapi pencegahan yang pada umumnya bertujuan untuk menghambat hilangnya massa tulang. Dengan cara yaitu memperhatikan faktor makanan, latihan fisik ( senam pencegahan osteoporosis), pola hidup yang aktif dan paparan sinar ultra violet. Selain itu juga menghindari obat-obatan dan jenis makanan yang merupakan faktor resiko osteoporosis seperti alkohol, kafein, diuretika, sedatif, kortikosteroid. - Selain pencegahan, tujuan terapi osteoporosis adalah meningkatkan massa tulang dengan melakukan pemberian obat-obatan antara lain hormon pengganti (estrogen dan progesterone dosis rendah). Kalsitrol, kalsitonin, bifosfat, raloxifene, dan nutrisi seperti kalsium serta senam beban. - Pembedahan pada pasien osteoporosis dilakukan bila terjadi fraktur, terutama bila terjadi fraktur panggul.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo, Setiyohardi, Alwi, Simadibrata, Setiati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jilid II. Edisi IV. Jakarta: FKUI , 2006. 2. Lane NE. Osteoporosis. Jakarta. Raja Grafindo Persada. 2003. 3. Broto R. Manifestasi Klinis dan Penatalaksanaan Osteoporosis 4. http://www.sabah.org.my/bm/nasihat/artikel_kesihatan/osteoporosis.( di akses tanggal 10 Maret 2011) 5. http://www.medicastore.com/nutrafor/isi.( diakses tanggal 10 Maret 2011)