sastra perjalanan dalam khazanah kesusastraan arab…

20
27 | Jilid Kedua SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB: SEBUAH PENELITIAN AWAL Uswatun Hasanah [email protected] Pendahuluan Sastra perjalanan (travel writing atau travelague) adalah karya sastra yang menjadikan perjalanan sebagai objek pembicaraannya atau perjalanan yang ditulis secara sastrawi dengan ciri dan karakteristik tertentu. Pada akhir-akhir ini, sastra perjalanan dikategorikan sebagai genre sastra yang sedang berkembang dan populer di Indonesia, bahkan sebagai jenis karya sastra kekinian atau kontemporer, meskipun sesungguhnya karya sastra jenis ini seumur karya sastra yang lain. Banyak penulis yang berpindah menulis sastra perjalanan karena seperti yang dikatakan oleh Thompson (2011:1) bahwa sastra perjalanan dapat memanjakan pembaca yang ingin mendapatkan ha-hal yang eksotis, atau sekedar petualangan, atau untuk mendapatkan berita dunia yang luas ini dengan cara yang mudah. Sastra perjalanan ditulis oleh berbagai macam penulis, mulai dari penulis serius yang ingin memberikan kontribusi signifikan untuk seni dan pengetahuan, sampai orang-orang yang melakukan perjalanan ibadah haji, para backpackers, selebriti, juga komedian. Globalisasi yang meningkat menjadikan mobilitas, perjalanan, dan kontak-budaya adalah fakta kehidupan dan realitas sehari-hari bagi banyak orang, baik sekedar memenuhi kebutuhan yang bersifat rekreatif maupun karena kebutuhan yang merupakan sebuah keharusan, seperti karena tugas, karena kesulitan ekonomi, bencana, maupun perang. Bahkan, Cocker

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

27 | J i l i d K e d u a

SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB: SEBUAH PENELITIAN AWAL

Uswatun Hasanah

[email protected]

Pendahuluan

Sastra perjalanan (travel writing atau travelague) adalah karya

sastra yang menjadikan perjalanan sebagai objek pembicaraannya atau

perjalanan yang ditulis secara sastrawi dengan ciri dan karakteristik

tertentu. Pada akhir-akhir ini, sastra perjalanan dikategorikan sebagai

genre sastra yang sedang berkembang dan populer di Indonesia, bahkan

sebagai jenis karya sastra kekinian atau kontemporer, meskipun

sesungguhnya karya sastra jenis ini seumur karya sastra yang lain.

Banyak penulis yang berpindah menulis sastra perjalanan karena

seperti yang dikatakan oleh Thompson (2011:1) bahwa sastra

perjalanan dapat memanjakan pembaca yang ingin mendapatkan ha-hal

yang eksotis, atau sekedar petualangan, atau untuk mendapatkan berita

dunia yang luas ini dengan cara yang mudah.

Sastra perjalanan ditulis oleh berbagai macam penulis, mulai

dari penulis serius yang ingin memberikan kontribusi signifikan untuk

seni dan pengetahuan, sampai orang-orang yang melakukan perjalanan

ibadah haji, para backpackers, selebriti, juga komedian. Globalisasi yang

meningkat menjadikan mobilitas, perjalanan, dan kontak-budaya adalah

fakta kehidupan dan realitas sehari-hari bagi banyak orang, baik sekedar

memenuhi kebutuhan yang bersifat rekreatif maupun karena kebutuhan

yang merupakan sebuah keharusan, seperti karena tugas, karena

kesulitan ekonomi, bencana, maupun perang. Bahkan, Cocker

Page 2: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

28 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

(1992:260) mengatakan bahwa traveling adalah salah satu pintu

terbesar untuk kebebasan manusia dan travel writing adalah media

untuk merayakan kebebasan tersebut.

Berdasar apa yang diungkapkan oleh Cocker (1992) di atas,

tentunya, isu menyangkut sastra perjalanan, sedikit atau banyak, akan

terlihat pada tradisi dan perkembangan kesusastraan, demikian juga

pada kesusastraan Arab.

Pernyataan-pernyataan di atas, mendorong dilakukannya

eksplorasi kekayaan kesusastraan Arab di bidang karya sastra

perjalanan; kekayaan yang luar biasa tetapi belum diungkap oleh

pemerhati, penulis, atau peneliti sastra Arab di Indonesia. Tulisan awal

ini mencoba menjawab bagaimana perjalanan sastra perjalanan, ragam

sastra perjalanan, dan karya-karya sastra perjalanan dalam khazanah

kesusastraan Arab secara terbatas sehingga diharapkan dapat

memberikan wawasan pengetahuan menyangkut khazanah atau

kekayaan sastra perjalanan dalam kesusastraan Arab yang selanjutnya

diharapkan dapat mendorong penelitian sastra perjalanan khazanah

kesusastraan Arab.

Ada empat kenyataan yang mendasari pentingnya penelitian ini.

Pertama, adanya buku fenomenal yang berisi laporan perjalanan keliling

dunia selama 29 tahun yang dilakukan oleh Ibnu Batutah, musafir

muslim Maroko, yang menjadi rujukan di Barat dan di Timur yang

mengindikasikan adanya traveler Arab lain yang melakukan perjalanan

dan menuliskan pengalamannya dalam sebuah karya. Kedua, banyaknya

program studi Sastra Arab di Indonesia, tetapi penelitian menyangkut

sastra perjalanan dalam khazanah kesusastraan Arab boleh dikatakan

Page 3: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

29 | J i l i d K e d u a

belum ditemukan, baik dalam bentuk tugas akhir—skripsi, tesis,

maupun disertasi—, dalam prosiding-prosiding seminar, maupun dalam

artikel-artikel jurnal. Padahal, penelitian menyangkut sastra perjalanan

dalam kesusastraan Indonesia telah banyak bermunculan. Hal ini perlu

dijawab, apakah karena sastra perjalanan kurang atau tidak populer

dalam kesusastraan Arab atau karena kurangnya atau belum adanya

perhatian para peneliti dan para kritikus di Indonesia terhadap sastra

perjalanan. Ketiga bahwa perkembangan kesusastraan Arab tidak lepas

dari pengaruh Islam yang dikenal mendorong pemeluknya untuk

melakukan perjalanan, baik melalui ayat-ayat Al-Qurán maupun Hadis-

hadis. Dorongan tersebut, selain juga dorongan-dorongan lain yang

berhubungan dengan dunia dan perkembangannya, tentunya

berpengaruh besar pada produksi sastra perjalanan dalam kesusastraan

Arab. Bahkan, dimungkinkan produktivitas sastra perjalanan dalam

kesusastraan Arab akan jauh lebih tinggi dibanding negara atau bangsa

lain, baik dalam jumlah maupun ragamnya karena didukung oleh tradisi

kesastraan yang tinggi pada masyarakat Arab. Keempat adalah adanya

fenomena penerbitan banyak karya sastra perjalanan--dalam

kesusastraan Arab—yang diterbitkan tahun 2000an ke atas, baik

sebagai terbitan perdana atau penerbitan ulang karya-karya lama.

A. Perjalanan Sastra Perjalanan

Sastra perjalanan dalam tradisi kesusastraan Arab telah ada

sebelum Islam datang (zaman Jahiliyah) (Qindil, 2002:25) yang terlihat

dalam puisi-puisi Jahiliyah (Fahim, 1989) yang mendeskripsikan apa

yang dialami dan dirasakan dalam perjalanan yang dilakukan dari satu

wilayah ke wilayah yang lain. Tradisi penulisan sastra perjalanan dari

Page 4: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

30 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

para penulis Arab tidak kalah, melebihi bangsa-bangsa lain, bahkan

dikatakan oleh Al-Hatimi bahwa fenomena kekayaan menyangkut sastra

perjalanan dalam kesusastraan Arab adalah yang terbesar di dunia.

Keberadaan karya sastra perjalanan ini bukan hanya menjadi bukti

kesanggupan para penulis Arab dalam menulis sebuah karya, bahkan

keberadaan karya-karya ini menjadi lautan pengetahuan karena sastra

perjalanan berkembang pesat bersamaan dengan perluasan negara

Islam (Qindil, 2002:25).

Sastra perjalanan ini pada awal kemunculannya tidak dikenal

dengan nama sastra perjalanan, tetapi dengan banyak nama lain, seperti

buku sejarah, buku geografi, biografi, dan sebagainya. Kenyataan ini

berimplikasi pada bervariasinya batasan atau pengertian tentang sastra

perjalanan dalam kesusastraan Arab. Al-Muwafi (1955) dengan melihat

isi sastra perjalanan mengemukakan bahwa sastra perjalanan adalah

sebuah dokumen yang hidup, produk-produk pengamatan, dan lebih

dari itu dapat dianggap sebagai dokumen psikologis yang indah dalam

pengembangan fakta tentang jiwa manusia yang dihasilkan oleh

traveller. Dengan sudut pandang bentuk tulisan dan objeknya, Abdullah

(2017:3), mengemukakan bahwa sastra perjalanan adalah prosa sastra

yang mengambil objek perjalanan atau perjalanan yang ditulis dalam

bentuk karya sastra prosa yang baik dan dengan bahasa yang khas. Dari

sisi muatannya, al-Hatimi (via Petrus, 1975:63) mendefinisikan sastra

perjalanan sebagai sebuah wacana yang dibangun dengan berpusat pada

perjalanan yang menceritakan peristiwa-pwristiwa yang dialaminya

secara langsung, tempat-tempat yang dikunjungi, orang-orang yang

ditemui, perbincangan yang terjadi antara mereka, yang bertujuan

Page 5: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

31 | J i l i d K e d u a

memberikan manfaat dan kesenangan pada pembacanya. Demikian

selanjutnya, berbagai definisi menyangkut sastra perjalanan

dikemukakan sesuai dengan sudut pandang yang dipakai. Hanya saja,

pada umumnya, sastra perjalanan dipahami sebagai tulisan atau cerita

perjalanan yang dituturkan oleh individu maupun kelompok ketika

mereka menghadapi tempat yang baru, yang berisi gambaran mengenai

pengalaman dan persepsi terhadap sebuah tempat, budaya, dan

masyarakat melalui pengamatan dan persepsi dalam bentuk tulisan

yang khas.

Sastra perjalanan termasuk genre sastra yang sangat penting

dalam khazanah kesusastraan Arab dan perkembangan ilmu

pengetahuan secara umum karena genre ini berisi berbagai informasi

penting yang tidak bisa diabaikan oleh banyak pihak: sastrawan, ahli

sejarah, ahli geografi, ahli etnografi, ahli etnologi, dan lain sebagainya

(Mustafa, 1992:3) karena genre ini adalah lautan pengetahuan dan

informasi menyangkut berbagai sisi kehidupan di berbagai negara, baik

politik, sosial, agama, pemikiran, kesastraan. Bahkan, juga sumber

informasi bagi berbagai ilmu lain sepanjang sejarah karena di dalam

sastra perjalanan juga didapatkan informasi menyangkut kebiasaan

manusia, tradisi, pakaian, makanan, minuman, simbol dan ritual

keagamaan, tanaman, dan lain sebagainya (Binti Muhammad Yusuf,

2008:20; Fahim, 1989:14)).

Dari sisi perkembangannya, sastra perjalanan terbagi menjadi

tiga masa, yaitu masa lampau, sejak zaman Jahiliyah sampai abad ke-3

H atau ke-9 M; masa pertengahan yaitu dari abad ke-3 H atau ke-9 M

sampai masa awal kebangkitan kesusastraan Arab; dan masa modern

Page 6: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

32 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

yaitu dari masa awal kebangkitan kesusastraan Arab atau awal abad ke-

19 sampai sekarang.

Sastra perjalanan masa lampau tentunya diawali oleh puisi-

puisi masa Jahiliyah. Perjalanan, baik di dalam atau di luar Jazirah

Arabia, menjadi unsur penting dalam puisi-puisi Jahiliyah (Qutaibah

dan Abdullah, 1902:14-15) sehingga unsur tersebut dapat dilihat

hampir pada semua puisi Jahili. Setelah Islam muncul, penulisan sastra

perjalanan terus berkembang sejajar dengan perkembangan dan

perluasan wilayah Islam pada saat itu. Di antara perjalanan masa itu

adalah Rihlah at-Turjuman (842 M), Rihlah Sulaiman at-Tajir (851 M),

juga Rihlah Ibnu Musa al-Munjim (850 M). Ketiga perjalanan ini dan

beberapa perjalanan yang lain tidak ditulis dalam buku secara mandiri,

tetapi disebutkan dengan rinci dalam berbagai riwayat dan sejarah

(Kurdi, 2013:10).

Mulai abad ke-9 M, atau masuk pada masa pertengahan, sastra

perjalanan mulai bermunculan dalam karya-karya, baik ditulis sendiri

oleh pelakunya ataupun oleh orang lain. Masa ini diawali dengan Rihlah

Ibnu Fadlan (921 M) yang menceritakan perjalannnya ke negara

Bulgaria diutus oleh Khalifah Abbasiyah untuk mengajar agama Islam

di negara tersebut (Ad-Duhan, 1959). Masa pertengahan ini disebut

sebagai masa puncak produksi karya sastra perjalanan, tepatnya pada

abad ke-6 H atau ke-12 M. Pada masa pertengahan ini, tulisan-tulisan

perjalanan kebanyakan ditulis dalam bentuk studi sejarah, studi

geografi, studi etnografi, dan sebagainya, meskipun ditemui beberapa

yang ditulis dalam bentuk karya sastra.

Page 7: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

33 | J i l i d K e d u a

Pada masa modern yang diawali awal kebangkitan kesusastraan

Arab, sastra perjalanan tidak lagi ditulis dalam bentuk studi sejarah,

studi geografi, studi etnografi, studi biologi, seperti sebelumnya. Pada

masa ini, sastra perjalanan muncul dalam genre prosa dan genre puisi

dalam bentuk karya sastra. Penulisan dalam bentuk karya sastra yang

tinggi diawali oleh Muhammad Ahmad bin Juber al-Kinani dengan

karyanya Tazkiratun bil-Akhbar ‘an Ittifaqatil-Asfar. Karya al-Kinani ini

juga termasuk sastra perjalanan haji pertama yang ditulis secara

menarik dan mendetail dilengkapi dengan gambaran adat dan tradisi

negara-negara yang dilewatinya (Kurdi, 2013:11). Pada masa modern

ini, muncul ribuan sastra perjalanan yang ditulis berdasar pada

perjalanan yang dilakukan oleh bangsa Arab ke berbagai penjuru dunia

di lima benua. Bahkan ditemukan adanya 126 karya yang ditulis oleh

penulis yang sama, yaitu oleh Muhammad Ibnu Nasir al-‘Abudi.

Kemunculan sastra perjalanan masa ini tentunya didukung oleh gairah

percetakan menerbitkan karya perjalanan, baik sebagai terbitan baru

maupun terbitan ulang. Hal ini terlihat menonjol mulai tahun 2000-an,

di antaranya adalah penerbit Muassasah Hindawi lit-Ta’limi was-

Saqafah yang berada di Mesir, yang pada tahun 2012 saja, tercatat telah

menerbitkan 32 (tiga puluh dua) karya sastra perjalanan dari berbagai

penulis, Darus-Suwaidi lin-Nasyri wat-Tauzi’di Dubai, dan al-Muassasah

al-Árabiyyah lid-Dirasat wan-Nasyri di Beirut.

B. Ragam Sastra Perjalanan dalam Khazanah Kesusastraan Arab

Karya sastra perjalanan dalam kesusastraan Arab sangat

beragam, baik dilihat dari larat belakang penulisannya, cara

penulisannya, juga jenis atau genre tulisannya.

Page 8: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

34 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

Dari latar belakang penulisannya, munculnya sastra perjalanan

dalam khazanah kesusastraan Arab didorong oleh beberapa motivasi.

Pertama keterpaksaan, yaitu suatu keadaan yang memaksa orang atau

masyarakat Arab keluar dari negaranya dan pergi ke negara lain lari

dari perang, lari dari kekejamam penguasa, menghindari wabah

penyakit, dan sebagainya. Di antara sastra perjalanan yang demikian

adalah Qanunut-Ta`wil dan Tartibur-Rihlah lit-Targib fil-Millah yang

ditulis oleh Abu Bakar bin Al-‘Arabi. Kedua, faktor keagamaan, yaitu

sastra perjalanan yang ditulis setelah seseorang yang melakukan

perjalanan dalam rangka melaksanakan kewajiban atau kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam, seperti pergi haji,

berziarah ke tempat-tempat suci, berziarah ke makam Rasululah SAW,

berziarah ke makam-makam para Nabi, Sahabat, dan para wali, juga

berjihat. Di antara karya yang demikian adalah Bulugul-Maram bir-

Rihlah ila Baitillahil-Haram karya Abdul Majid bi Ali az-Ziyadi al-Manali

al-Fasi, Bulugul-Maram ila Hujjaji Baitillahil-Haram karya Rasyid ar-

Rasyid (1385H) . Ketiga adalah faktor ilmu pengetahuan dan

kebudayaan, yaitu sastra perjalanan yang ditulis karena adanya

perjalanan demi mencari ilmu atau mempelajari kebudayaan suatu

negara, mengumpulkan Hadis, belajar Ilmu Fiqh, untuk mengajar, dan

sebagainya. Di antara karya yang demikian adalah Mustafadur-Rihlah

wal-I’tiraf karya al-Qasim bin Yusuf at-Tujibi. Keempat adalah sastra

perjalanan yang ditulis setelah perjalanan yang dilakukan karena faktor

pariwisata dan kebudayaan, yaitu perjalanan melihat pemandangan

atau suasana baru atau kebudayaan suatu masyarakat, tempat-tempat

bersejarah, dan sebagainya. Kelima adalah dorongan politik, seperti

Page 9: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

35 | J i l i d K e d u a

karena ditugaskan menjadi dua besar atau delegasi ke suatu negara

tertentu atau menjadi utusan negara untuk membimbing mahasiswa

yang dikirim ke luar negeri. Di antara karya yang demikian adalah

Rihlah Ibnu Fadlan karya Ibnu Fadlan. Keenam adalah dorongan

ekonomi, seperti untuk berdagang, membuka pasar-pasar baru untuk

memasarkan produksi negaranya, atau untuk bekerja. Ketujuh adalah

faktor kesehatan, yaitu sastra perjalanan yang ditulis setelah seseorang

melakukan perjalanan untuk berobat (Kurdi, 2013; Qindil, 2002).

Masing-masing jenis sastra perjalanan ini ditemukan bukan hanya

sebuah, bahkan bisa puluhan; di antaranya untuk sastra perjalanan haji

ditemukan lebih dari 86 karya dan untuk sastra perjalanan politik

ditemukan lebih dari 40 karya.

Dari cara penulisannya, terdapat tiga macam sastra perjalanan,

yaitu sastra perjalanan yang ditulis sendiri oleh penulisnya saat

melakukan perjalanan ke luar negeri, sastra perjalanan yang ditulis

setelah kembali ke negaranya berdasarkan catatan harian yang ditulis

saat melakukan perjalanan, dan sastra perjalanan yang ditulis oleh orang

lain berdasar cerita pelaku perjalanan tanpa berdasar pada catatan yang

ditulis saat perjalanan dilakukan. Sebagai contoh untuk sastra

perjalanan yang ditulis dengan cara penulisan pertama adalah Rihlatul-

Anbari, untuk yang ditulis dengan cara kedua adalah Mustafadur-Rihlah

wal-Igtirab karya At-Tujibi, dan contoh untuk sastra perjalanan yang

ketiga adalah Rihlah Ibnu Batutah yang ditulis oleh Ibnu Juzi atas tugas

yang diberikan oleh Ibnu Batutah.

Pada masa modern, sastra perjalanan dalam khazanah

kesusastraan Arab muncul dalam berbagai genre, baik dalam bentuk

novel, cerpen, cerita rakyat, puisi, drama, maupun essai. Bahkan,

Page 10: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

36 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

Dominique Combe mengatakan bahwa sastra perjalanan tidak

cenderung pada suatu bentuk atau jenis tulisan tertentu, cerpen, drama,

atau puisi, dan sebagainya, tetapi bahkan merupakan kumpulan dari

berbagai jenis tulisan.

Dari sisi dasar penulisannya, ditemukan adanya karya sastra

perjalanan yang fiktif belaka dan yang non-fiktif. Karya sastra

perjalanan fiktif ditulis bukan berdasar atas pengalaman penulisnya

dari melakukan sebuah perjalanan, tetapi ditulis betul-betul berdasar

atas khayalan penulisnya. Di antara karya sastra perjalanan yang

tergolong fiktif adalah ar-Rihaniyyat karya Amin ar-Rihani yang

mengangkat adat kebiasaan penduduk Arab pada masa kerajaan jauh

sebelum dia dilahirkan dan as-Sindibat al-Bahri karya Husain Fauzi

yang menulis perjalanan seorang pelaut Bagdad yang mengungkap

kisah-kisah rakyat yang popular, dan Risalatul-Gufran karya Abul-‘Alad

al-Ma’arri yang menceritakan perjalanan antara surga dan neraka.

Sementara itu, karya sastra perjalanan banyak yang lain ditulis

berdasar atas pengalaman nyata penulisnya saat melakukan sebuah

atau lebih perjalanan.

Dari sisi latar atau negara yang diceritakan, sastra perjalanan

dalam khazanah kesusastraan Arab menjangkau wilayah hampir

seluruh penjuru dunia di lima benua; mulai dari wilayah-wilayah kuno

yang sekarang sudah tidak ada lagi, sampai Armenia, Jerman, Bohemia,

Kordoba, Perancis, Balkan, India, Cina, Gana, Afrika Barat, Mogadisu,

Mali, Indonesia, dan sebagainya; bukan hanya ibukota negara, tetapi

juga pelosok-pelosok negeri.

Page 11: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

37 | J i l i d K e d u a

C. Beberapa Karya Sastra Perjalanan sebagai Sebuah Inspirasi

Penelitian

Tentang karya sastra perjalanan dalam khazanah kesustraan

Arab telah banyak ditulis oleh para ahli. Karya yang secara khusus

mengungkap sastra perjalanan di antaranya ada yang khusus

mengidentifikasi para penulis karya sastra perjalanan dan karya yang

dihasilkannya dilengkapi sedikit komentar. Tarikhul-Adabil-Jugrafi oleh

Shalahuddin Utsman Hasyim yang diterbitkan oleh Darul-Garbil-

Islamiyy tahun 1987, Adabiyyatur-Rihlah oleh Abdur-Rahim Mudon yang

diterbitkan Daruts-Tsaqafah 1996, Al-Waqi’i wal-Mutakhayyal fir-

Rihlatil-Aurubbiyyah ilal-Magrib karya Abdun-Nabi Zakir yang

diterbitkan oleh Mansyuratu Kuliiyyatil-Adab tahun 1997, Ar-Rihlah fil-

Adabil-Arabi yang ditulis oleh Syuaib Hulaifiy dan diterbitkan oleh Darul-

Qurawiyyin tahun 2003, Adabur-Rihlah ‘indal-‘Arab oleh Husni Mahmud

Husain yang diterbitkan oleh Darul-Andalus. Karya-karya seperti ini

tentunya menarik untuk dijadikan titik tolak penelitian tentang sastra

perjalanan dalam khazanah kesusastraan Arab.

Selain tulisan yang kaya data di atas, ada banyak tulisan yang

membicarakan sastra perjalanan dengan titik bahasan yang lain. Adabur-

Rihlat tulisan Husain Muhammad Fuhaim yang diterbitkan ‘Alamul-

Ma’rifah tahun 1989 adalah di antara karya yang mengetengahkan opini

dan eksplorasinya terhadap sastra perjalanan sebagai sumber penting

studi kebudayaan manusia lintas sejarah dan sekaligus sebagai sumber

etnografi. Adabur-Rihlah ‘indal-‘Arab karya Husni Mahmud Husain yang

diterbitkan Darul-Andalus tahun 1983 adalah buku yang

mengetengahkan perkembangan karya sastra perjalanan sejak awal

Islam sampai abad ke-19 dan hubungannya dengan berbagai cabang

Page 12: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

38 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

ilmu lain. Untuk karya sastra perjalanan Aljazair di antaranya dapat

dibaca pada sebuah disertasi yang yang ditulis oleh Yasminah Syarabi

(2013) dengan judul ”Al-Mauruts ats-Tsaqafiyy fi Adabilr-Rihlatil-

Jaza’iri” yang mengungkap warisan budaya (cultural heritage) dari karya

sastra perjalanan Aljazair.

Di antara ratusan karya sastra perjalanan, ada beberapa karya

yang banyak disebut oleh para peneliti sastra perjalanan dan dianggap

sebagai karya utama sastra perjalanan dalam khazanah kesusastraan

Arab.

Pertama adalah Takhlisul-Ibriz fi Talkhis Bariz karya Rifaat Rafi

at-Tahtawi (1988) hasil tulisannya saat memimpin dan membimbing

rombongan mahasiswa yang dikirim dalam misi studi Mesir ke Perancis.

Karya ini sebagai sumber utama sejarah pengiriman duta-duta Mesir

untuk belajar di Perancis pada paruh pertama abad 19 masa

kepemimpinan Muhammad Ali Basha (yang dikenal dengan Mehmet Ali

Pasha). Karyanya yang menceritakan budaya dan peradaban Paris,

sejarah, politik, dan masyarakatnya yang kemudian dilengkapi dengan

uraian menyangkut budaya Mesir saat itu sebagai pembandingnya, juga

beberapa karyanya yang lain, ditulis di Perancis selama lima tahun dia

tinggal di sana. Dengan karyanya ini, Rafi At-Tahtawi dianggap sebagai

pelopor pencerahan di era modern.

Kedua adalah Tuhfatun-Nazzar fi Gara`ibil-Amsar wa ‘Aja`ibil-

Asfar yang dikenal dengan Rihlah Ibnu Batutah karya Ibnu Batutah

(1987) dari hasil perjalannnya selama 29 tahunan yang mengungkap

keadaaan berbagai negara di dunia, pemerintahannya, rakyatnya,

bahkan sampai wanitanya, juga monumen, tempat-tempat wisata, dan

Page 13: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

39 | J i l i d K e d u a

peradaban saat itu (al-‘Abudi, 2012). Ini dianggap sebagai referensi

sejarah paling penting sepanjang masa dan dipakai sebagai rujukan di

universitas Cambridge bahkan difilmkan di Amerika. Karya Ibnu Batutah

yang diterbitkan oleh Dar Ihya’il-Ulum Beirut pada tahun 1987 dalam

799 halaman ini telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, di

antaranya ke dalam bahasa Inggris, Perancis, Portugal, dan bahasa

Indonesia.

Ketiga, Al-‘Audah Sa`ihan ila California yang ditulis seorang

diplomat yang juga sastrawan dan penyair Saudi, Gazi Abdul Rahman Al

Gosaibi, yang diterbitkan oleh Dar as-Saqi Beirut pada tahun 1997. Karya

ini mengungkapkan pengalaman Gazi tinggal di California yang

dilakukan dua puluh tahun sebelumnya yang kemudian dia bukukan saat

dia kembali berlibur ke California bersama keluarganya. Dalam bukunya

ini, dia membandingkan masyarakat Saudi dengan Amerika, bagaimana

kelebihan dan kekurangan kedua masyarakat tersebut.

Keempat, Istanbul az-Zikriyyat wal-Madinah karya Ferit Orhan

Pamuk (2006) novelis Turki peraih lebih dari sepuluh penghargaan

termasuk nobel dalam bidang sastra tahun 2006 yang dinobatkan

sebagai novelis eurasia terkemuka. Karyanya yang ditulis dalam 400an

halaman ini menceritakaan hari-hari dia menjelajah Istanbul,

menggambarkan simbol-simbol peradaban, kapal-kapal, pelabuhan-

pelabuhan, dan lingkungan Istanbul, masa lalu dan masa kini. Meskipun

karya ini adalah karya terjemahan Amani Touma dan Abdul Maqsud

Abdul Karim dari karya aslinya yang berbahasa Turki, karya ini dianggap

sebagai karya sastra perjalanan utama dalam kesusastraan Arab.

Kelima, Tahqiqu Ma lil-Hind min Maqulah Maqbulah fil-‘Aqli au

Marzulah karya fenomenal masa pertengahan, tepatnya abad kelima

Page 14: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

40 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

Hijriyah, karya Abu Raihan al-Biruni yang ditulis setelah dia tinggal

selama 40 tahun di India. Karya ini berisikan sejarah, studi geografi,

studi budaya kemasyarakatan India lama, makanannya, sistem

pernikahannya, aturan-aturan keagamaannya, kebiasaannya, bahkan

juga bahasanya (bahasa Sansekerta) yang dilengkapi perbandingannya

dengan bahasa Arab. Karya ini dikatakan sebagai buku tentang India

terlengkap. Pada tahun 1899, karya ini menjadi perhatian seorang

orientalis Nicholas de Vanikov yang kemudian diikuti oleh Sakhao

Jerman. Sakhao menerjemahkan karya al-Biruni ini ke dalam bahasa

Jerman pada tahun 1887. Setahun kemudian terbit terjemahannya

dalam Bahasa Inggris dengan judul History of India dan pada tahun 1963

muncul terjemahannya dalam Bahasa Rusia.

Keenam, Rihlatusy-Syitat was-Sin karya Adnan Jabbar ar-Rabi’í

yang menggambarkan adat, tradisi, dan berbagai ritual keagamaan

bangsa Cina. Karya yang ditulis dalam bentuk buku harian yang terbagi

ke dalam 30 bagian ini menunjukkan kekaguman ar-Rabi’i terhadap 56

suku bangsa yang ada di Cina dan bagaimana masing-masing suku

melestarikan tradisi dan perayaan-perayaan. Dalam penulisannya, buku

ini memanfaatkan banyak sumber, meskipun sumber terpenting adalah

pengalaman pribadinya melihat peristiwa-peristiwa secara langsung

bersama teman-temannya dan bersama orang-orang Cina sendiri.

Ketujuh, Tizkarus-Siba Zikra 19 Maris karya Muhammad Lutfi

Jumu’ah yang diterbitkan oleh Muassasah Hindawi pada tahun 2012.

Karya seorang penulis yang juga berprofesi sebagai pengacara dan

aktivis politik Mesir dengan tebal 241 halaman ini menceritakan

Page 15: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

41 | J i l i d K e d u a

kehidupan di Eropa dan perjalanan duka lara cintanya dengan seorang

penulis dan sastrawan Rusia, Augusta, yang berakhir menyedihkan.

Kedelapan, Auraqu Magribiyyah Yaumiyyat Suhufiy fil-Amkinah

al-Qadimah karya Nawaf al-Qudaimi yang mengangkat latar belakang

sejarah berkembangnya partai-partai Islam dan pergerakannya di

Maroko, bagaimana usaha yang dilakukan partai-partai tersebut untuk

meraih posisi di panggung politik dan menyebarkan pemikiran mereka

juga tentang kehidupan politik. Selain itu, buku ini juga menceritakan

revolusi tahun 80-an, komunis, sekuler, dan institusi budaya di Maroko.

Kesembilan, Rihlah ila Aurubba yang ditulis oleh penulis dan

wartawan Libanon, Jurji Zaidan (2012), yang mengangkat kondisi

perkotaan dan peradaban Perancis, Inggris, dan Swiss dari sisi

pemerintahan, urbanisasi, peta, museum-musem, pameran-pameran,

sistem pendidikan, budaya transaksi, dari sisi kekurangan maupun

kelebihannya.

Kesepuluh, Zikriyyat fi Paris karya Zaki Mubarak yang ditulis

dalam perjalanan ilmiahnya selama 5 tahun (1927-1931) di Universitas

Sorbonne Paris untuk mengenal sastra Perancis. Dalam karyanya ini

diungkap berbagai seni di ibukota Perancis, jalan-jalan, adat dan tradisi,

pesta-pesta, dan orang-orang Bohemian. Karya setebal 232 halaman ini

diterbitkan tahun 2012 oleh percetakan Hindawi.

D. Muhammad bin Nasir Al- ‘Abudi Penulis Produktif Sastra

Perjalanan

Sastrawan Arab yang menulis sastra perjalanan sangat banyak

sehingga karya sastra perjalanan yang dapat ditemukan dalam khazanah

kesusastraan Arab dapat dikatakan terbanyak dibandingkan dengan

Page 16: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

42 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

khazanah kesusastraan manapun. Sastrawan Arab juga tergolong sangat

produktif, banyak di antaranya yang menghasilkan puluhan karya.

Salah satu di antara sastrawan Arab yang produktif dalam karya

sastra perjalanan adalah al-Ábudiy, seorang sastrawan dan penulis

berkebangsaan Saudi yang lahir tahun 1926 dengan nama lengkap

Muhammad bin Nasir Al-‘Abudi. Traveller Saudi ini mengawali karirnya

sebagai dosen, lalu berturut-turut menjadi direktur sebuah lembaga

ilmiah, sekjen universitas Islam di Madinah, wakil rektor di universitas

yang sama, kemudian menjabat sebagai rektornya, dan puncaknya

mendapat kepercayaan sebagai asisten sekjen Liga Dunia. Jabatannya di

Universitas Islam di Madinah dan Liga Dunia tersebut membawanya

berkesempatan mengunjungi sebagian besar komunitas muslim di

berbagai penjuru dunia yang menghasilkan lebih dari 160 karya sastra

perjalanan. Sebagian besar karyanya ini sudah dicetak dan sebagian

yang lain masih dalam tahap proses pencetakan. Dengan karya-karya ini,

Al-Abudi mencetak rekor dalam jumlah karya sastra perjalanan dan

memperoleh medal of merit di bidang sastra pada tahun 1974

(waqfeya.com).

Sesuai dengan tugas yang diembannya, karya sastra perjalanan

al-‘Abudi berfokus pada keadaan Islam dan permasalahan kaum

muslimin yang ada di negara atau kota-kota yang dia kunjungi. Meskipun

demikian, banyak hal lain yang juga terbaca dari karya-karyanya, seperti

masalah sosial, budaya, musim, transportasi, kepemerintahan,

kemasyarakatan, dan sebagainya.

Dari sisi negara yang dikunjungi, dia telah menjangkau lima

benua: Asia, Amerika, Afrika, Australia, dan Eropa. Untuk Benua Asia di

Page 17: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

43 | J i l i d K e d u a

antaranya: ang telah dikunjungi dan terbaca dalam karya-karyanya di

antaranya: Maladewa, Filipina, Brunei, Nepal, Bukhara, Cina, Rusia,

Azerbaijan, Burma, Bengal, Kashmir, Dhahran, Algarim, Kazakhstan,

Thailand, Tibet, India, Turki, Siberia, Mongolia, dan Madinah. Untuk

Benua Amerika di antaranya: Argentina, Brazil, Andes, Peru, Ekuador,

Karibia, Paraguay, Uruguay, Unicola, Cape Verde, Uerto Riko, dan

Republik Dominika. Untuk Benua Afrika di antaranya: Afrika Selatan,

Afrika Barat, Mauritius, Reunion, Zanzibar, Seychelles, Niger, Guinea

Bissau, Guinea Conakry, Madagaskar, Eritrea, Etiopia. Beberapa wilayah

di Benua Australia yang telah dikunjungi di antaranya: Ceylon, Australia

Utara, Australia Barat, Australia Selatan, dan Papua Nugini. Adapun

untuk Benua Eropa di antaranya: Dagestan, Polandia, Yugoslavia,

Bulgaria, Albania, Eropa Timur, Kosovo, Andalusia, Bulgaria, Makedonia,

Ukraina, dan Montenegro.

E. SIMPULAN

Sastra perjalanan dalam tradisi kesusastraan Arab telah ada

sebelum Islam datang dan terus berkembang sampai sekarang. Sastra

perjalanan ini pada awal kemunculannya dikenal dengan label buku

sejarah, buku geografi, biografi, etnografi, dan sebagainya, kemudian

berkembang menjadi sastra perjalanan seperti sekarang ini sehingga

tradisi penulisan sastra perjalanan bangsa Arab merupakan yang

terbesar di dunia.

Sastra perjalanan termasuk genre sastra yang sangat penting

dalam khazanah kesusastraan Arab dan perkembangan ilmu

pengetahuan secara umum karena genre ini berisi berbagai informasi

penting yang tidak bisa diabaikan oleh banyak pihak: sastrawan, ahli

Page 18: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

44 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

sejarah, ahli geografi, ahli etnografi, ahli etnologi, dan ahli ilmu-ilmu lain.

Hal ini dikuatkan oleh beragamnya sastra perjalanan dalam

kesusastraan Arab sesuai dengan larat belakang penulisannya, cara

penulisannya, negara atau latar ceritanya, juga jenis atau genre

tulisannya.

Sastra perjalanan dalam sastra Arab adalah sumber besar

penelitian, baik monodisiplin maupun multidisiplin, baik berkaitan

dengan disiplin sastra, bahasa, maupun geografi, etnografi, sejarah,

budaya, transportasi, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Abudi, Muhammad bin Nasir. 2012. Ar-Rahhalatul-‘Azim Ibnu

Khaldun. Riyadh: Darus-Sulusiyyah lin-Nasyri wat-Tauzi’.

Al-Biruni, Abu Raihan. Tahqiqu Ma lil-Hind min Maqulah Maqbulah fil-

‘Aqli au Marzulah. Mesir: Hindawi.

Cocker, Mark. 1992. Loneliness and Time: British Travel Writing in the

Twentieth Century. London: Secker and Warburg.

Fahim, Husein Muhammmad. 1989. Adabur-Rihlah. Kuwait: ‘Alamul-

Ma’rifah.

Al-Gosaibi, Gazi Abdul Rahman. 1997. Al-‘Audah Sa`ihan ila California.

Beirut: Dar as-Saqi.

Ibnu Batutah. 1987. Tuhfatun-Nazzar fi Gara`ibil-Amsar wa ‘Aja`ibil-Asfar

yang dikenal dengan Rihlah Ibnu Batutah. Beirut: Dar

Ihya’il-Ulum.

Jumu’ah, Muhammad Lutfi. 2012. Tizkarus-Siba Zikra 19. Mesir: Hindawi.

Page 19: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

45 | J i l i d K e d u a

Kurdi, Ali Ibrahim. 2013. Adabur-Rihal fil-Magrib wal-Andalus. Dimasyq:

Mansyuratul-Haiah al-Ámmah as-Suriyyah lil-Kuttab.

Mubarak, Zaki. 2012. Zikriyyat Paris. Mesir: Hindawi.

Mustafa, Ahmad Amin. 1992. Al-Hayat fil-Qarnis-Samin al-Hijriyy kama

Sawwaraha Ibnu Batutah. Cetakan Pertama. Maidan Ahmad

Mahir: Matba’ah As-Sa’adah.

Al-Muwafi, Nasir Abdur-Razzaq. 1995. Ar-Rihlal fil-Adabil-‘Arabi hatta

Nihayatil-Qarnir-Rabi’ al-Hijri. Mesir: Darun-Nasri lil-

Jami’at al-Misriyyah.

Pamuk, Ferit Orhan 2006. Istanbul az-Zikriyyat wal-Madinah. Al-Qahirah:

al-Intisyar al-‘Arabi.

Petrus, Injil. 1975. “ar-Rihlat fil-Adabil-Injlisi”. Dalam Majalah al-Hilal.

Nomor 7 Volume 83 Juli 1975.

Qindil, Fuad. 2002. Adabur-Rihlah fit-Turats al-‘Arabiyy. Kairo:

Maktabatut-Daril-‘Arabiyyah lil-Kuttab.

Qutaibah, Ibnu dan Abdullah bin Muslim. 1902. Fi Binyatil-Qasidah al-

Jahiliyyah: Asy-Syi’r wasy-Syára`. London: Matbaáh Brill.

At-Tahtawi, Rifat Rafi. 1988. Takhlisul-Ibriz fi Talkhis Bariz. Mesir:

Hindawi.

Thompson, Carl. 2011. Travel Writing. London and New York: Routledge

Zaidan, Jurji. 2012. Rihlah ila Aurubba. Mesir: Muassasah Hindawiy lit-

Ta’lim was-Saqafah.

Zakir, Abdun Nabi. 1997. Al-Waqi’iyy wal-Mutakhayyal fir-Rihlatil-

Aurubbiyyah ilal-Magrib. Mesir: Mansyuratu Kuliiyyatil-

Adab.

Waqfeya.com. http://waqfeya.com/book.php?bid=8346. Diakses pada

tanggal 23 November 2016 pukul 14.28 WIB.

Page 20: SASTRA PERJALANAN DALAM KHAZANAH KESUSASTRAAN ARAB…

46 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban