khazanah intelektual memuat tulisan hasil …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/jurnal...

87
KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GAGASAN YANG BELUM PERNAH DIPUBLIKASIKAN JURNAL KHAZANAH INTELEKTUAL TERBIT 3 (TIGA) KALI DALAM SETAHUN Penanggung Jawab : Kepala Balitbangda Provinsi Jambi Pimpinan Redaksi : Dr. Novita Erlinda, SE, M.AP Editor : Joni Martin, SH, MH Copy Editor : Iin Kurniawati, SP, ME Mitra Bestari : Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc (Ekonomi Sumber daya Alam/Institut Pertanian Bogor) : Prof. Dr. Ir.Hafzi Ali, MM. (Ilmu Manajemen / Universitas Mercu buana ) : Dr. Anne Putri, SE. M.Sc. AK. CA (Ilmu Ekonomi Akuntansi/STIE Haji Agus Salim Bukit Tinggi) : Amirul Mukminin, Ph.D (Ilmu Kependidikan/ Universitas Jambi) : Dr. Asnelly Ridha Daulay, M.Natres Ecs (Kebijakan Lingkungan /Balitbangda Provinsi Jambi) : Dr. Ir. Hutwan Syarifuddin, MP (Ilmu Pertanian /Universitas Jambi) Sekretariat : 1. Miftahul Huda, SH 2. Sumiyati Agariani ALAMAT REDAKSI : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jambi Jl. R.M. Atmadibrata No. 1A Telanaipura Jambi Telp. 0741-669352 Email : [email protected]/[email protected] Redaksi menerima karya ilmiah atau artikel hasil penelitian, kajian, gagasan di bidang ilmu pengetahuan dan Inovasi daerah khususnya di Provinsi Jambi. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah makna substansi tulisan

Upload: truongdang

Post on 10-Jun-2019

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GAGASAN YANG BELUM PERNAH DIPUBLIKASIKAN

JURNAL KHAZANAH INTELEKTUAL TERBIT 3 (TIGA) KALI DALAM SETAHUN

Penanggung Jawab : Kepala Balitbangda Provinsi Jambi

Pimpinan Redaksi : Dr. Novita Erlinda, SE, M.AP

Editor : Joni Martin, SH, MH

Copy Editor : Iin Kurniawati, SP, ME

Mitra Bestari : Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc (Ekonomi Sumber daya Alam/Institut Pertanian Bogor)

: Prof. Dr. Ir.Hafzi Ali, MM. (Ilmu Manajemen / Universitas Mercu buana )

: Dr. Anne Putri, SE. M.Sc. AK. CA (Ilmu Ekonomi Akuntansi/STIE Haji Agus Salim Bukit Tinggi)

: Amirul Mukminin, Ph.D (Ilmu Kependidikan/ Universitas Jambi)

: Dr. Asnelly Ridha Daulay, M.Natres Ecs (Kebijakan Lingkungan /Balitbangda Provinsi Jambi)

: Dr. Ir. Hutwan Syarifuddin, MP (Ilmu Pertanian /Universitas Jambi)

Sekretariat : 1. Miftahul Huda, SH

2. Sumiyati Agariani

ALAMAT REDAKSI :

Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jambi Jl. R.M. Atmadibrata No. 1A Telanaipura Jambi

Telp. 0741-669352 Email : [email protected]/[email protected]

Redaksi menerima karya ilmiah atau artikel hasil penelitian, kajian, gagasan di bidang ilmu pengetahuan dan Inovasi daerah khususnya di Provinsi Jambi. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah

makna substansi tulisan

Page 2: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BALITBANGDA) PROVINSI JAMBI

Jl. R.M. Noer Atmadibrata No. 1A Telanaipura Telp. (0741) 669352 Fax. (0741) 60450 Email : [email protected]/[email protected]

Volume 2

Nomor 1 Hal 66-148 Bulan April 2018 ISSN : 2580-8354

Page 3: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BALITBANGDA) PROVINSI JAMBI

KHAZANAH INTELEKTUAL

Volume 2 Nomor 1 Tahun 2018

DAFTAR ISI

Tipologi Klaster Hilirisasi Karet Di Provinsi Jambi

Oleh : Novita Erlinda .................................................................. 66-83

Karakter Lanskap Untuk Ekowisata Pada Area Pasca Tambang Batubara Dusun Rantau Pandan, Muara Bungo, Provinsi Jambi Oleh : Andrianto Kusumoarto ................................................................ 84-93

Strategi Sumber Daya Manusia: Studi Eksplorasi Di Madrasah Tsanawiyah Swasta Jagat Raya, Desa Kedongdong, Kabupaten Cirebon-Indonesia

Oleh : Nurkholifathul Maula ....................................................... 94-108

Evaluasi Implementasi E-Government Pada Situs Web Pemerintah Menuju Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Open Government Di Provinsi Jambi Oleh : Cholillah Suci Pratiwi ....................................................... 109-126

Pengaruh Beberapa Starter Terhadap Kualitas Kompos Dari Feces Sapi Dan Limbah Kelapa Sawit Oleh: Adriani, F. Manin dan E. Hendalia .................................... 127-134

Festival Kampung Senaung 2017 Dalam Perspektif Demokratisasi Desa Oleh: Wenny Ira Reverawati....................................................... 135-148

Page 4: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Tipologi Klaster Hilirisasi Karet Di Provinsi Jambi- Novita Erlinda | 66

TIPOLOGI KLASTER HILIRISASI KARET DI PROVINSI JAMBI TYPOLOGY OF RUBBER DOWNSTREAM CLUSTERS IN JAMBI PROVINCE

Novita Erlinda

Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jambi Jl. R.M. Nur Atmadibrata No. 01 A Telanaipura Jambi,

[email protected]

Abstract Rubber has been a prime commodity for rural farmers in Jambi. It has been the main foundation of rural livelihood for rural people as it creates multiplier effect to rural economy. Nevertheless, income of rubber farmers in general is still lower compare with other occupations or even other farming activities. Fluctuation of rubber prices as well low capacity of bargaining position of the farmers in the market have created viciious circle of low income in rubber farmers. These situations have driven the governmen to implement the downstreaming of the processed rubber products. Hilirisasi is one policy solutions that is expected to improve the welfare of rubber farmers. This paper aims to identify the typology of rubber downstream clusters in Jambi Province, and to map the relationships among actors in the implementation of rubber downstream policies. The research focuses on six districts rubber plantation areas in Jambi Province, namely Merangin, Sarolangun, Bungo, Tebo, Batanghari and Muaro Jambi. The data used in the form of primary and secondary data. The analysis was carried out by means of prospective analysis using MACTOR tool. The results of the analysis yielded three typologies of downstreaming clusters, namely: 1. HVLV cluster based on hight volume and low volume; 2. EMLM cluster based on export and local markets, and 3. HMLM cluster based on high and low mulplier effects. The relationship among actors in the implementation of rubber downstream policy were mapped based regulation or institutional and incentive scehems. It shows that rubber farmers always on bargaining position very low among other actors. Lessons learned and policy recommendation to improve the bargaining position of the farmer were highlighted. Keywords: Downstreaming Rubber products, Prospective Analysis, MACTOR

Abstrak

Karet telah menjadi komoditas utama bagi petani pedesaan di Jambi. Ini telah menjadi pondasi utama penghidupan pedesaan bagi masyarakat pedesaan karena menciptakan efek berganda terhadap ekonomi pedesaan. Namun demikian, pendapatan petani karet secara umum masih lebih rendah dibandingkan dengan pekerjaan lain atau bahkan kegiatan pertanian lainnya. Fluktuasi harga karet serta rendahnya kapasitas posisi tawar petani di pasar telah menciptakan lingkaran setan berpenghasilan rendah di petani karet. Situasi ini telah mendorong pemerintah untuk menerapkan hilirisasi produk karet olahan. Hilirisasi adalah salah satu solusi kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani karet. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipologi klaster hilir karet di Provinsi Jambi, dan untuk memetakan hubungan antar aktor dalam implementasi kebijakan hilir karet. Penelitian ini fokus pada enam kabupaten yang memiliki perkebunan karet rakyat di Provinsi Jambi, yaitu Merangin, Sarolangun, Bungo, Tebo, Batanghari dan Muaro Jambi. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Analisis dilakukan dengan cara analisis prospektif menggunakan alat MACTOR. Hasil analisis menghasilkan tiga tipologi cluster downstreaming, yaitu: 1. HVLV cluster berdasarkan volume tinggi dan volume rendah; 2. Kelompok EMLM berdasarkan pasar ekspor dan lokal, dan 3. Kelompok HMLM berdasarkan mulplier efek tinggi dan rendah. Hubungan antar aktor dalam implementasi kebijakan hilir karet dipetakan berdasarkan peraturan atau kelembagaan dan sistim insentif. Hal ini menunjukkan bahwa petani karet selalu berada pada posisi tawar yang sangat rendah di antara para pelaku lainnya. Pelajaran yang dipetik dan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan posisi tawar petani menjadi sorotan. Kata kunci: Hilirisasi produk karet, Prospective Analysis, MACTOR

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai produsen karet

alam terbesar kedua di dunia. Karet alam

di Indonesia 80 % diproduksi oleh petani

kecil dan hanya 20 % diproduksi oleh

industri karet domestik (Karyudi, 2017).

Adapun provinsi di Indonesia sebagai

Page 5: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

67 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

penyumbang karet alam terbesar secara

berurutan yakni Provinsi Sumatera Selatan,

Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan

Kalimantan Barat (Statistik Perkebunan

Indonesia, 2017). Fakta menarik terkait

pemasaran karet alam Indonesia yaitu

rendahnya konsumsi karet domestik,

dengan kata lain bahwa Indonesia

mengekspor 85 % karet mentah (Indonesia

Investment.com ).

Menurut data statistik perkebunan

pada tahun 2017 areal perkebunan karet di

Provinsi Jambi seluas 668.919 Ha atau 42

persen dari total luas areal perkebunan

yang ada. Secara rinci terdiri dari tanaman

belum menghasilkan 198.296 Ha, tanaman

menghasilkan 359.107 Ha dan tanaman

tua atau rusak seluas 111.516 Ha.

Sedangkan menurut pengusahaannya,

luas perkebuan karet Provinsi Jambi

didominasi oleh perkebunan rakyat seluas

664.704 Ha (99,4%) dengan produksi

328.563 Ton, dan Perkebunan Besar

Swasta 4.215 Ha dengan produksi 3.100

Ton. Dimana luas dan produksi tersebut

setiap tahun mengalami peningkatan

(Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2017).

Lokasi pengembangn kawasan

perkebunan berbasis karet di Provinsi

Jambi telah ditetapkan secara nasional

oleh Kementerian Pertanian RI yaitu

Kabupaten Batanghari, Muaro Jambi,

Tebo, Merangin dan Sarolangun

(Keputusan Menteri Pertanian Republik

Indonesia Nomor: 830/

Kpts/RC.040/12/2016). Hal ini juga

didukung oleh Masterplan Pengembangan

Per-kebunan Berbasis Karet di Provinsi

Jambi, dengan arah kebijakan yang terdiri

dari: 1. Meningkatkan kemampuaan dan

kete-rampilan pengelola perkebunan karet

dan kapasitas kelembagaan perkebunan

karet; 2.Meningkatkan investasi pemba-

ngunan perkebunan karet yang

berwawasan lingkungan; 3.Mengem-

bangkan sistem infor-masi dan

pemanfaatan teknologi dan inovasi

perkebunan karet yang handal; 4.

Meningkatkan mutu dan nilai tambah hasil

perkebunan karet; 5. Mengembangkan

kawasan perkebunan karet yang unggul

dan berdaya saing.

Jumlah petani karet di Provinsi Jambi

sebanyak 256.256 KK atau sekitar 39,4 %

dari seluruh jumlah petani perkebunan

(Dinas Perkebunan, 2017). Hal ini dapat

diartikan bahwa 39,4% petani di Provinsi

Jambi masih menggantungkan hidupnya

dengan komoditi karet. Pada sisi lain karet

juga memberikan kontribusi yang cukup

besar terhadap perputaran ekonomi daerah

Jambi. Kontribusi sektor perkebunan yang

didukung oleh nilai ekspor karet di Provinsi

Jambi mencapai US $ 432,052 juta pada

tahun 2015 (Disperindag Provinsi Jambi,

2017). Fenomena ini tidak berbanding lurus

dengan permasalahan yang terjadi dalam

pengusahaan komoditi karet di lapangan,

diantaranya: 1. Masih rendahnya produk-

tivitas tanaman yakni rata-rata hanya 924

Kg/Ha/Th; 2. Masih rendahnya mutu bahan

olah karet yang dihasilkan; 3. Harga karet

yang diterima petani sangat rendah.

Ketiga permasalah pokok di atas saling

Page 6: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Tipologi Klaster Hilirisasi Karet Di Provinsi Jambi- Novita Erlinda | 68

berkaitan dan sangat mempengaruhi

pendapatan yang diperoleh petani (Dinas

Perkebunan, 2017).

Pemerintah Daerah Provinsi Jambi

telah melakukan berbagai upaya untuk

mengatasi permasalahan pengusahaan

produk karet. Pada konteks peningkatan

produktivitas tanaman, Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah secara rutin

mengalokasikan dana untuk kegiatan

bantuan benih unggul dan sarana produksi

lainnya. Kemudian untuk meningkatkan

mutu bahan olah karet dilakukan

pembinaan teknis dan bantuan peralatan

sadap serta bangunan berupa Unit

Pengolahan dan Pemasaran Bokar

(UPPB). Kegiatan pemasaran pada UPPB

diharapkan dapat mempersingkat mata

rantai penjualan bokar petani, dengan

harapan dapat mening-katkan nilai jual

Bokar petani. Pemerintah Provinsi Jambi

sejak tahun 2013 telah melaksanakan

pelatihan hilirisasi industri karet dan

pendampingan terhadap petani karet serta

bantuan peralatan pengolahan karet alam

di daerah sentra produksi karet seperti

diantaranya di Kabupaten Bungo, Muaro

Jambi, Kabupaten Sarolangun, dan

Kabupaten Batanghari. Pada konteks

pemasaran produksi, selama ini petani

hanya menjual hasil kebunnya dalam

bentuk bahan olah karet seperti slab yang

sebagaian besar dijual melalui pedagang

perantara atau pengumpul di desa, dan

selanjutnya dijual ke pabrik crumb rubber.

Kemudian pabrik crumb rubber mengolah

Bokar (Bahan olahan produk karet)

menjadi SIR 20 untuk selanjutnya di

ekspor. Walaupun komoditi karet telah

memberikan kontribusi terhadap perolehan

devisa, namun petani karet belum

merasakan nilai tambah dari penjualan

Bokar, karena harga yang diterima tidak

menguntungkan dan tidak ada standar

yang transparasi dalam menentukan harga

karet. Panjangnya mata rantai dalam

pemasaran Bokar merupakan salah satu

penyebab petani tidak menikmati nilai

tambah dari hasil karetnya. Selain itu harga

karet juga ditentukan oleh faktor eksternal

seperti harga karet global yang dipengaruhi

oleh harga minyak mentah dunia,

protecsionism ekonomi, dan pelemahan

ekonomi global (Balitbangda Provinsi

Jambi, 2017).

Berbagai regulasi telah terbit untuk

mendukung hilirisasi karet. Diantara

regulasi terkait yaitu UU Nomor 3 Tahun

2014 tentang perindustrian atau

merupakan regulasi awal dari kebijakan

hilirisasi karet. Sejak itu Kementerian

Perindustrian menyusun kebijakan yang

mendorong tumbuhnya sektor industri yang

meng-gerakkan perekonomian nasional.

Selanjutnya diperkuat dengan penetapkan

PP Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana

Induk Pembangunan Industri Nasional

(RIPIN) 2015-2035. RIPIN mengarahkan

untuk “menjadi negara industri tangguh

yang bercirikan struktur industri nasional

yang kuat, sehat dan berkeadilan; industri

yang berdaya saing tinggi di tingkat global

dan industri yang berbasis inovasi dan

teknologi”. Pentingnya komoditas karet dan

Page 7: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

69 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

industri hilirnya juga telah diatur dalam

Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2008,

Industri karet dan plastik merupakan

bagian dari kelompok industri yang

diprioritaskan dalam pengembangannya.

Selain itu Pemerintah melalui

Kementerian Pertanian mengeluarkan

kebijakan pengembangan agribisnis karet,

baik di bidang on farm maupun off farm.

Kebijakan operasional di tingkat on farm

yang diperlukan bagi pengembangan

agribisnis karet adalah : (a) Penggunaan

klon unggul dengan produktivitas tinggi

(3000 kg/ha/th); (b) Percepatan

peremajaan karet tua seluas 1,2 juta ha

sampai dengan tahun 2025; (c)

Diversifikasi usahatani karet dengan

tanaman pangan sebagai tanaman sela

dan ternak; dan (d) Peningkatan efisiensi

usahatani. Pemerintah juga telah

menetapkan sasaran pengembangan

produksi karet Indonesia sebesar 3-4 juta

ton per tahun pada tahun 2025. Sasaran

produksi tersebut hanya dapat dicapai

apabila areal perkebunan karet rakyat yang

saat ini yang produktivitasnya rendah

berhasil diremajakan. Peremajaan karet

tersebut menggunakan klon karet unggulan

yang dilakukan secara berkesinambungan.

Pentingnya agribisnis dan agro-

industri karet untuk peningkatan kesejah-

teraan petani telah pula sesuai dengan Visi

Misi Jambi Tuntas 2021 yaitu

meningkatkan daya saing daerah melalui

optimalisasi pembangunan ekonomi

kerakyatan ber-basis agribisnis dan

agroindustri. Upaya yang perlu dilakukan

pemerintah adalah dengan memberikan

bantuan sarana produksi, seperti bibit

unggul, pupuk, pestisida dan peralatan,

sehingga mampu mengurangi beban petani

sekaligus meningkatkan produktivitas karet

alam. Namun penerapan kebijakan ini

belum diiringi dengan pengawasan yang

ketat, sehingga bantuan yang diberikan

tidak digunakan, bahkan untuk komoditas

lainnya seperti kelapa sawit. Selain itu,

bantuan yang diberikan tersebut belum

dapat dirasakan oleh petani secara merata.

Selanjutnya regulasi terkait dengan

pemasaran Bahan Olahan Karet (bokar)

juga telah diatur dan tertuang pada

Peraturan Menteri Pertanian Nomor

38/Permentan/ OT.140/8/2008 tentang

Pedoman Pengolahan dan Pemasaran

serta Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor 53/MDAG/PER/10/2009 tentang

Pengawasan Mutu Bahan Olah Komoditi

Ekspor Standard Indonesian Rubber yang

diperdagangkan. Pada tingkat hilir

kebijakan operasional yang dikembangkan

yakni (a) Peningkatan kualitas bokar

berdasarkan SNI; (b) Peningkatan efisiensi

pemasaran untuk meningkatkan marjin

harga petani; (c) Penyediaan kredit usaha

mikro, kecil dan menengah untuk

peremajaan, pengolahan dan pemasaran

bersama; (d) Pengem-bangan infrastruktur;

(e) Peningkatan nilai tambah melalui

pengembangan industri hilir; dan (f)

Peningkatan pendapatan petani melalui

perbaikan sistem pemasaran dan lain-lain.

Kelembagaan terkait dengan

pengolahan bokar telah dipayungi oleh

Page 8: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Tipologi Klaster Hilirisasi Karet Di Provinsi Jambi- Novita Erlinda | 70

Peraturan Gubernur Provinsi Jambi No. 15

Tahun 2016 tentang Petunjuk pelaksanaan

pengolahan, pemasaran dan pengawasan

bokar yang diperdagangkan di Provinsi

Jambi. Kemudian untuk mewujudkan

keinginan dalam meningkatkan mutu

Bokar yang sesuai dengan baku mutu,

kegiatan pengolahan bokar dipusatkan

pada UPPB sebagai unit kerja yang

dibentuk oleh 2 sampai 3 kelompok petani

pekebunan. UPPB berfungsi memberikan

pelayanan teknis pengolahan maupun

pengembangan usaha pemasaran bokar

milik anggota kelompok, dimana UPPB

telah dilengkapi dengan peralatan dan

bahan yang diperlukan dalam proses

pengolahan bokar serta didampingi oleh

seorang tenaga teknis dan administrasi

yang berasal dari salah satu anggota

pekebun yang sudah terlatih. Sedangkan

kelembagaan formal dengan seperangkat

aturan formal yang masuk dalam sistem

kelembagaan tataniaga karet rakyat dalam

melaksanakan hilirisasi karet di Provinsi

Jambi yaitu : Kelompok Tani, Gabungan

Kelompok Tani, Asosiasi Petani,

Koperasi/KUD, pool lelang, dan kemitraan.

Bertolak dari latar belakang dan

berbagai kendala yang dihadapi petani baik

dari sektor hulu dan hilir sangat diperlukan

kehadiran pemerintah dalam mengeluarkan

kebijakan yang diharapkan dapat

mengatasi masalah dan memberikan solusi

dari permasalahan yang dihadapi petani

karet. Studi ini dilakukan untuk

menemukan tipologi klaster hilirisasi karet

di Provinsi Jambi dan memetakan

kekuatan hubungan antar aktor dalam

melaksanakan kebijakan hilirisasi karet di

Provinsi Jambi. Penuh harapan dapat

menjadi salah satu rekomendasi kebijakan

yang menjadi jawaban diantara

permasalahan pengem-bangan hilirisasi

karet di Provinsi Jambi.

METODE

Penelitian ini dilakukan pada enam

kabupaten penghasil karet yang terbesar di

Provinsi Jambi menurut data statistik

perkebunan tahun 2017, yaitu Kabupaten

Merangin, Sarolangun, Tebo, Bungo,

Batanghari dan Muaro Jambi. Data primer

dan sekunder yang diperoleh diolah

dengan pengan pendekatan metode

Prospective analysis. Dimana Prospective

analysis merupakan metode yang

digunakan untuk mengkaji suatu kebijakan

kedepan. Pada penelitian ini, Prospective

analysis mengacu pada pemikiran Ahmed

et al,. (2009), Godet (1989, 2006), dan

Fauzi (2017), dengan menggunakan tool

MACTOR. MACTOR atau Methode

Acteurs, Objective, Repports de Force

pada kasus ini digunakan untuk

memetakan kekuatan hubungan antar

aktor dan faktor dalam mengembangkan

tipologi klaster hilirisasi karet di Provinsi

Jambi.

Cara kerja MACTOR dilakukan

melalui pengisian matrik posisi atau matrik

1MAO (Matrix Actor-Objective) dan matrik

2MAO. Matrik selanjutnya yang akan

dilengkapi yaitu matrik MID (Matrix

Influence Direct) yang menggambarkan

Page 9: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

71 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

variabel pengaruh (influence). Setelah

mengisi matrik MID dan 1MAO, kemudian

MACTOR akan menghitung matrik 2MAO

melalui program komputer. Sistem kerja

MACTOR sebagaimana mengacu pada

pemikiran Godet (1989), sebagaimana

diuraikan dengan formula berikut :

,A B A B A C C BCMIDI MIDI min MID MID

( 1)

Kemudian untuk menentukan

keseimbangan kekuatan hubungan antar

aktor, terlebih dahulu perlu menghitung

pengaruh langsung dan tidak langsung dari

aktor. Jika AM diartikan sebagai pengaruh

total langsung dari aktor A terhadap yang

lain, maka

, ,A A B A ABM MIDI MIDI

( 2 )

dan jika kita definisikan AD total pengaruh

langsung dan tidak langsung yang diterima

A dari aktor yang lain, sebagaimana

persamaan berikut

, ,A B A A ABD MIDI MIDI

( 3 )

Selanjutnya koefisien keseimbangan kekuatan hubungan akan dihitung dengan rumus

,A A A AA

A A AA

M MIDI Mr x

M M D

( 4 ) Langkah selanjutnya, MACTOR akan

menghitung matrik 3MAO yakni matrik

yang menjadi dasar dan penting dalam

pembahasan MACTOR, dengan formulasi

sebagai berikut.

,,3 2A iA i AMAO MAO r

( 5 ) Melalui matrik 3MAO dapat dihasilkan

berbagai keistimewaan, antara lain

koefisien mobilisasi yang menunjukkan

aktor yang berbeda terlibat dalam satu

situasi sebagaimana dijelaskan rumus

berikut.

Mob 3A MAO

( 6 ) Persetujuan dan ketidaksetujuan

atas suatu tujuan kemudian di overlay

dengan menggunakan formula berikut.

,3 3 0A A iaAg MAO MAO

( 7 )

,3 3 0A A iaDisAg MAO MAO

( 8 ) Keistimewaan lain yang juga dapat

diolah dari matrik 3MAO adalah matrik

konvergensi (3CAA) yang menggambarkan

seberapa besar para aktor setuju terhadap

suatu isu dan divergensi (3DAA) yang

menggambarkan sebaliknya atau

ketidaksetujuan. Matrik konvergensi

(persetujuan) dihasilkan melalui formula :

, , , ,

13 3 3 3 3 0

2A i B i A i B ii

CAA MAO MAO MAO MAO

( 9 )

Sedangkan matrik divergensi

(ketidaksetujuan) ditulis dengan formula :

Page 10: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Tipologi Klaster Hilirisasi Karet Di Provinsi Jambi- Novita Erlinda | 72

, , , ,

13 3 3 3 3 0

2A i B i A i B ii

DAA MAO MAO MAO MAO

( 10)

Selanjutnya hasil perhitungan

konvergensi dan devergensi antar aktor

tersebut akan menghasilkan aktor akhir

dari MACTOR yaitu koefisien ambivalen

untuk setiap aktor yang dihitung dengan

rumus :

,

, ,

,

3 33 1

3 3i k

i k i kk

i

i kk

CAA DAAEQ

CAA DAA

( 11 )

Selain menggunakan pendekatan

prospective analysis, penelitian ini juga

merumuskan hasil FGD stakeholders yang

terkait langsung dengan hilirisasi produk

olahan berbahan baku karet di Provinsi

Jambi, dalam memetakan tipologi klaster

industri hilir berbahan baku karet.

Stakeholders yang terlibat dalam FGD

diantaranya OPD provinsi dan kabupaten

yang terkait dengan hilirisasi karet yaitu

Dinas Perkebunan, Dinas Pendustrian dan

Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM,

Bappeda, Balitbangda, Dinas Penanaman

Modal Daerah dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu. Stakeholders selanjutnya yaitu

perguruan tinggi diwakili oleh Universitas

Jambi dan Politeknik Jambi, petani karet,

perusahaan crumb rubber, dan Gabungan

Pengusaha Karet Jambi (Gapkindo).

FGD yang dilakukan dengan

pendekatan seelig method yang

dipopulerkan oleh Tina Seelig (2017) dan

dikembangkan oleh Fauzi (2017). Pada

saat pelaksanaan FGD, peserta dibagi

dalam tiga kelompok yang membahas tiga

topik permasalahan : 1. Isu-isu strategis

terkait hilirisasi karet di Provinsi Jambi; 2.

Memetakan tipologi klaster hilirisasi karet di

Provinsi Jambi; Topik yang sama tersebut

dibahas oleh masing-masing kelompok,

dan diakhir FGD membuat konsensus dari

semua peserta FGD tentang topik yang

dibahas, sehingga menghasilkan isu yang

konvergen secara delfi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis klaster dilakukan berdasar-

kan definisi operasional secara umum yang

dikemukan oleh Poter (1998), yaitu klaster

industri sebagai kosentrasi geografis dari

subsektor manufaktur yang sama. Pada

tulisan ini, hasil rumusan FGD dalam

penentuan klaster telah diuji variabel

kuncinya dengan prospective analisis. FGD

stakeholders menghasilkan tiga tipologi

klaster hilirisasi karet yaitu Tipologi HVLV

(Hight Volume and Low Volume), Tipologi

EMLM (Export and Local markets), dan

Tipologi HMLM (High and Low Mulplier

Effects). Tiga tipolagi klaster yang

dihasilkan secara umum berdasarkan jenis

produk berbahan baku olahan karet

sebagaimana berikut. Tipologi klaster

produk hilirisasi karet HVLV dapat dilihat

pada Gambar 1.

Page 11: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

73 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

Gambar 1 Tipologi klaster produk hilirisasi karet HVLV

Tipologi Klaster HVLV (High and

Low Volume) pada Gambar 1 mengklaster

produk hilirisasi karet berdasarkan volume

dan nilai ekonomi. Dimana tinggi dan

rendah volume bahan baku karet

dikuadrankan dengan tinggi dan rendahnya

nilai ekonomi produk yang dihasilkan.

Kuadran 1 Klaster HVLV mewakili

produk karet yang pembuatannya

mengunakan volume bahan baku tinggi,

dan ketika telah di produksi menghasilkan

produk yang bernilai ekonomi tinggi pula.

Produk yang di kategorikan masuk di

kuadran 1 Klaster HVLV diantaranya :

aspal karet hotmix, bantalan rel kereta api,

dock fender/ bunper pelabuhan kapal,

kompon (produk antara), bantalan

jembatan, bantalan bangunan anti gempa,

ban pesawat dan ban kendaraan roda 2

serta roda 4. Kemudian produk hilir karet

yang berada di kuadran 2 Klaster HVLV

adalah mewakili produk karet yang

pembuatannya mengunakan volume bahan

baku yang rendah, namun ketika telah di

produksi menghasilkan produk yang

bernilai ekonomi tinggi. Produk yang

dikategorikan pada kudran 2 Klaster HVLV

diantaranya : spare part kendaraan,

souvenir, balon, alat kesehatan

(glove/sarung tangan, kondom, pipa keteter

dll), genteng karet, pipa saluran karet.

Produk hilir karet yang berada di kuadran 3

Klaster HVLV adalah mewakili produk karet

yang pembuatannya mengunakan volume

bahan baku yang rendah, dan ketika telah

di produksi menghasilkan produk yang

bernilai ekonomi yang tinggi pula. Produk

pada kuadran 3 Klaster HVLV diantaranya

keset kaki, gelang karet, balon, sandal,

sepatu karet, souvenir, mainan anak-anak,

sarung tngan karet, dan lem sepatu.

Terakhir kuadran 4 Klaster HVLV

Page 12: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Tipologi Klaster Hilirisasi Karet Di Provinsi Jambi- Novita Erlinda | 74

merupakan produk karet yang

pembuatannya mengunakan volume bahan

baku yang tinggi, namun ketika telah di

produksi menghasilkan produk yang

bernilai ekonomi rendah.

Berikut pada Gambar 2 adalah

Tipologi Klaster EMLM atau klaster

berdasarkan pasar yaitu pasar ekspor atau

pasar lokal yang dikuadrankan dengan nilai

ekonominya. Pada Klaster EMLM yang

berada pada kuadran 1 merupakan produk

yang memiliki jangkauan pasar ekspor dan

bernilai ekonomi tinggi. Produk kategori

kuadran 1 klaster Klaster EMLM

diantaranya perahu karet, ban pesawat,

ban alat berat, pipa saluran karet, sealer

hidrolik, pelindung kabel, gabus penahan

benturan dari karet, paving block (konblock

lantai karet), dan aspal karet hotmix.

Kuadran 2 Klaster EMLM merupakan

produk hilir karet dengan jangkauan pasar

lokal, namun memiliki nilai ekonomi yang

tinggi. Dintara produk yag tergolong di

kuadran 2 Klaster EMLM yaitu ban

vulkanisir, karet aspal hotmik, bantalan

jembatan, sit angin, dock fender, latek

pekat, gladak kapal, kondom. Kuadran 3

Klaster EMLM adalah produk yang

jangkauan pasar lokal dan memiliki nilai

ekonomi yang rendah. Produk yang berada

pada kuadran 3 klaster B diantaranya

karet gelang, sol sepatu, asesoris, balon,

bokar, vulkanisir ban, lem sepatu, spare

park kendaraan bermotor, sabutret.

Kuadran 4 Klaster EMLM adalah produk

yang memiliki jangkauan pasar ekspor,

namun nilai ekonominya rendah

diantaranya sepatu karet, asesoris, karpet

karet, crumb rabber, glove, SIR 20, dan

bola kaki.

Gambar 2 Tipologi klaster produk hilirisasi karet EMLM

Page 13: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

75 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

Tipologi Klaster HMLM yang

memetakan produk hilir karet berdasarkan

multiplier effect yang dikudrankan dengan

nilai ekonominya. Kuadran 1 Klaster HMLM

merupakan produk yang memberikan

multipler tinggi dan memberikan nilai

ekonomi yang tinggi, diantaranya aspal

karet, latek pekat, karet pengahapus, sit

angin, karet gelang, chasing HP, alat

kesehatan dari karet, dan pelindung kabel.

Kuadran 2 Klaster HMLM adalah produk hilir

karet yang memiliki multiplier effect rendah,

namun nilai ekonominya tinggi diantara

produknya yaitu ban pesawat, bahan baku

kerajinan, umpan pancing dan karet wrap.

Kuadran 3 Klaster HMLM merupakan

produk yang memiliki multiplier rendah dan

nilai ekonomi yang rendah pula diantaranya

bokar, alat sedot, dan chasing/pelindung

HP. Kuadran 4 Klaster HMLM menunjukkan

produk yang memiliki multiplier effect tinggi

namun nilai ekonominya rendah diantaranya

aksesoris, balon, karet gelang, peralatan

rumah tangga, marka jalan, campuran aspal

karet hotmix, bantalan kereta, dan roda

kereta dorong/lori. Tipologi klaster produk

hilirisasi karet HMLM dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3 Tipologi klaster produk hilirisasi karet HMLM

Ketiga tipologi klaster diatas akan dijadikan

dasar dari menentukan klaster hilirisasi karet

berdasarkan produk dan wilayahnya di

Provinsi Jambi. Tentunya dalam memetakan

klaster industri hilir karet di Provinsi Jambi

tidak terlepas dari indikaror teori klaster,

diantaranya pendekatan teori competitive

advantage (Porter 1990), yang menentukan

daya saing suatu klaster diantaranya

didukung oleh ketersedian bahan baku,

infrastruktur, dukungan industri lainnya, dan

dukungan pemerintah.

Selanjutnya hasil prospective analisis

yang menggunakan tools MACTOR

Page 14: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Tipologi Klaster Hilirisasi Karet Di Provinsi Jambi- Novita Erlinda | 76

menunjukkan ketergantungan antar aktor

dalam melaksanakan hilirisasi karet di

Provinsi Jambi yang akan diuraikan melalui

Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Matrik pengaruh dan ketergantungan antar aktor

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa

stakeholder yang memiliki pengaruh yang

tinggi adalah koperasi dengan skor 158

disusul kemudian dengan UPPB, sementara

stakeholder yang memiliki kecenderung

ketergantungan tinggi adalah petani karet

dengan skor 134 dan yang terendah adalah

tengkulak dengan skor 54. Penjelasan ini

juga terlihat pada Gambar 5 berikut yang

memetakan stakeholder pada kuadran

pengaruh dan ketergantungan.

Gambar 4 Pemetaan aktor hilirisasi dalam kuadran pengaruh dan dependensi

Sebagamana terlihat pada Gambar 5

bahwa Dinas Koperasi dan Dinas Perindag

Provinsi Jambi berada pada kuadra I (kiri

atas) dengan pengaruh tinggi dan

ketergantungan rendah. Sebaliknya adalah

kuadran 3 (kanan bawah) dimana petani

Disbun Pro

Perindag P

Diskop P

DPM

P

Disbun K

Perindag K

Diskop K

Petani

UPPB

Koperasi

PCR

Tengkulak

Ii

Disbun Pro

Perindag P

Diskop P

DPM P

Disbun K

Perindag K

Diskop K

Petani

UPPB

Koperasi

PCR

Tengkulak

Di

7 7 10 7 12 10 11 12 9 8 12 4 102

8 7 11 8 12 15 14 13 10 11 13 5 120

8 7 11 9 11 11 14 13 12 10 12 7 114

7 7 8 6 10 10 10 11 10 7 9 5 94

6 4 7 6 8 8 8 7 8 5 7 4 70

6 4 5 4 7 7 7 7 7 5 7 4 63

8 8 11 8 12 13 14 13 12 10 13 6 114

5 4 5 4 6 6 6 6 6 4 6 4 56

10 9 13 10 16 15 17 15 11 15 14 4 138

12 9 17 14 16 17 21 16 15 15 16 5 158

6 7 7 5 10 11 10 15 11 9 11 6 97

6 4 8 7 9 9 9 12 9 8 7 5 88

82 70 102 82 121 125 127 134 109 92 116 54 1214

© LIPSO

R-EPITA-M

ACTO

R

MDII

Page 15: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

77 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi

dan pengaruh yang sangat kecil. Pada

Kuadaran 4 (kiri bawah) adalah tengkulak

yang memiliki pengaruh namun memeiliki

ketergantungan yang sangat kecil. Hal ini

dapat difahami karena memang tengkulak

cenderung bersifat independen namun

memilki pengaruh meski tidak terlalu kuat

pada stakeholder yang lain.

Tabel 2 berikut ini menyajikan derajat

mobilisasi antara stakeholder dengan tujuan

hilirisasi.

Tabel 2 Derajat mobilisasi stakeholder-tujuan

Tabel 2 di atas stakeholder yang

memiliki skor mobilisasi tertinggi adalah

koperasi (50.4) disusul kemudian dengan

UPPB (36.6) dan Perindap Provinsi. Artinya

bahwa menyangkut hilirisai karet ketiga

stakeholder ini merupakan stakeholder yang

akan aktif dalam menjawab permasalah

hilirisasi karet di Jambi. Derajat mobilisi

(baris bawah) menujjukkan tujuan mana

yang diperkirakan akan menjadi isu utama

yang memancing reaksi stakeholder. Dalam

kasus ini tujuan kemitraan dengan skor 41.3

merupakan tujuan yang dianggap penting

oleh para actor disusul kemudian dengan

peningkatan pendapatan petani karet

(PPPK) dengan skor 35,8 dan peningkatan

akses pasar dengan skor 33,6. Ketiga tujuan

tersebut dianggap penting oleh para

stakeholder untuk meningkatkan hilirisasi

kareat di Jambi.

Gambar 5 di bawah ini menggam-

barkan daya saing aktor yang ditunjukkan

oleh tingkat pengaruh langsung dan tidak

langsung actor tersebut terhadap aktor

lainnya. Dari Gambar 5 dijelaskan bahwa

aktor yang berperan penting baik langsung

maupun tidak langung adalah koperasi

dengan skor daya saing 1,9 disusul

kemudian dengan UPPB dan Dinas perin-

dustrian denga skor masing-masing sebesar

1,5. Sementara actor yang memiliki daya

saing lemah adalh petani karet dengan skor

0.3 Hal ini dapat difahami karena posisi

petani karet yang cenderung pada kuadran

3 (kanan bawah) yakni posisi sebagai aktor

terdampak dari kebijakan hilirisasi karet.

PPPK

PDR

B Pert

pasar

ker produk

kemitraan

Ekonomi

TK lingkungan

Mobilisation

Disbun Pro

Perindag P

Diskop P

DPM P

Disbun K

Perindag K

Diskop K

Petani

UPPB

Koperasi

PCR

Tengkulak

Number of agreements

Number of disagreements

Degree of mobilisation

3.3 3.3 3.3 2.2 3.3 3.3 3.3 2.2 23.9

2.9 2.9 4.4 4.4 4.4 2.9 2.9 2.9 28.0

3.4 2.2 2.2 2.2 3.4 3.4 2.2 2.2 21.3

1.9 1.9 2.9 2.9 3.9 3.9 3.9 2.9 24.3

1.9 1.9 1.4 1.4 1.9 1.4 1.4 1.4 12.7

1.2 1.2 0.8 1.2 1.6 1.6 1.6 0.8 9.7

2.9 2.0 2.0 2.0 3.9 3.9 2.9 2.0 21.5

1.2 0.0 0.6 0.6 0.9 0.0 0.6 -0.3 4.3

5.9 1.5 5.9 5.9 5.9 2.9 5.9 2.9 36.6

7.5 5.6 7.5 5.6 7.5 7.5 5.6 3.7 50.4

1.6 0.8 1.6 2.4 1.6 1.6 1.6 -1.6 12.9

-2.1 -2.1 1.1 1.1 -3.2 -2.1 -2.1 -2.1 15.9

33.7 23.3 33.6 31.8 38.1 32.4 31.9 21.1

-2.1 -2.1 0.0 0.0 -3.2 -2.1 -2.1 -4.0

35.8 25.4 33.6 31.8 41.3 34.5 34.1 25.1

© LIPSO

R-EPITA-M

ACTO

R

3MAO

Page 16: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Tipologi Klaster Hilirisasi Karet Di Provinsi Jambi- Novita Erlinda | 78

Gambar 5 Daya saing aktor dalam hilirisasi karet

Tabel 3 Matrik Konvergensi antar aktor

Kecenderungan konvergensi ini juga

dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini

yang merupakan penjabaran grafis dari

Tabel 3 di atas.

Disbun P

ro

Perindag P

Diskop P

DP

M P

Disbun K

Perindag K

Diskop K

Petani

UP

PB

Koperasi

PC

R

Tengkulak

Disbun Pro

Perindag P

Diskop P

DPM P

Disbun K

Perindag K

Diskop K

Petani

UPPB

Koperasi

PCR

Tengkulak

Number of convergences

0 8 8 8 8 8 8 5 8 8 7 2

8 0 8 8 8 8 8 5 8 8 7 2

8 8 0 8 8 8 8 5 8 8 7 2

8 8 8 0 8 8 8 5 8 8 7 2

8 8 8 8 0 8 8 5 8 8 7 2

8 8 8 8 8 0 8 5 8 8 7 2

8 8 8 8 8 8 0 5 8 8 7 2

5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 6 3

8 8 8 8 8 8 8 5 0 8 7 2

8 8 8 8 8 8 8 5 8 0 7 2

7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 0 3

2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 0

78 78 78 78 78 78 78 54 78 78 72 24

© LIP

SO

R-E

PIT

A-MA

CTO

R

1CAA

Page 17: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

79 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

Gambar 6 Konvergensi antara aktor

Gambar 6 menunjukkan konvergensi

beberapa stakeholder, dimana derajat

konvergensi yang tinggi misalnya tengkulak

dengan skor 62. Artinya bahwa tengkulak

memiliki kepentingan yang sangat berbeda

dengan stakeholder lainnya, sementara

sebagian besar stakeholder pemerintah

cendering memiliki skor divergensi yang

rendah yang artinya kecenderungan konflik

di antara Lembaga ini relatif kecil.

Tabel 4 Matrik divergensi antar aktor

Tabel 4 menunjukkan besarnya

divergensi atau ketidaksesuaian antara

aktor. Dimana pada matrik diatas tengkulak

memiliki angka ketidaksesuaian yang paling

tinggi (6) dengan aktor lainnya. Penjelasan

ini dapat terlihat jelas pada Gambar 7 dan

berikut.

Dis

bu

n P

ro

Pe

rind

ag

P

Dis

ko

p P

DP

M P

Dis

bu

n K

Pe

rind

ag

K

Dis

ko

p K

Pe

tan

i

UP

PB

Ko

pe

ras

i

PC

R

Te

ng

ku

lak

Disbun Pro

Perindag P

Diskop P

DPM P

Disbun K

Perindag K

Diskop K

Petani

UPPB

Koperasi

PCR

Tengkulak

Number of divergences

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 3

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 5

6 6 6 6 6 6 6 3 6 6 5 0

8 8 8 8 8 8 8 12 8 8 14 62

© L

IPS

OR

-EP

ITA

-MA

CT

OR

1DAA

Page 18: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Tipologi Klaster Hilirisasi Karet Di Provinsi Jambi- Novita Erlinda | 80

Gambar 7 Arah dan besar divergensi antar aktor Jarak kepentingan antar actor dan tujuan

Gambar 8 berikut ini menyajikan

“jarak” antar actor terhadap aktor lainnya

yang menggambarkan seberapa jauh atau

dekat aktor tersebut dapat bekerja sama.

Gambar 8 ”jarak” antar aktor

Page 19: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

81 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

Gambar 8 di atas nampak bahwa

stakeholder koperasi, disbun kabupaten

UPPB memiliki jarak kepentingan yang

dekat satu sama lain yang berarti bahwa

kemungkinan kerja sama diantara Lembaga

tersebut sangat kuat. Stakeholder lainnya

juga memiliki jarak yang dekat kecuali

tengkulak yang cenderung memiliki

kepentingan yang berbeda.

Gambar 9 berikut ini menggam-

barkan seberapa jauh atau dekat antara

aktor (stakeholder) dengan tujuan hilirisasi.

Gambar ini menujukkan kluster aktor

dengan tujuan dimana tujuan PDRB,

lingkugan, ekonomi dan pasar berada pada

kuadran 1 dengan aktornya dalah Lembaga-

lembaga pemerintah. Sementara tujuan

kemitraan, pendapatn petani dantenaga

kerja berada kuadran 4 dengan aktornya

masing-masing petani, koperasi, UPPB dan

PCR. Aktor tengkulak berada pada kluster

tersendiri yang menunjukkan ketidak

setujuan aktor ini terhadap tujuan yang

berkaitan dengan hilirisasi.

Gambar 9 Jarak aktor dengan tujuan

KESIMPULAN

Kegiatan hilirisasi karet telah

dilaksanakan di Provinsi Jambi sejak tahun

2012. Hal ini dimulai dengan bergulirnya

bantuan hilirisasi karet berupa mesin

pengolahan karet yang diberikan oleh

kementerian perindustrian RI. Berbagai

usaha juga telah dilakukan oleh Pemerintah

Provinsi Jambi untuk melakukan

pendampingan hilirisasi karet di Provinsi

Jambi melalui dinas teknis terkait, berupa

pelatihan dan bantuan modal untuk

penguatan aspek hulu dan hilir. Pada

beberapa kabupaten di Provinsi Jambi juga

telah melaksanakan hilirisasi karet, namun

proses hilirisasi itu belum berjalan dengan

optimal. Berdasarkan temuan dilapangan,

bahwa dalam pelaksaannya hilirisasi karet

dan di overlay dengan prospective analisis,

dapat disimpulkan bahwa hilirisasi karet di

Provinsi Jambi masih terkendala berbagai

masalah yakni : volatilitas harga karet,

kesiapan sumber daya manusia dalam

melaksanakan hilirisasi karet atau perlunya

Page 20: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Tipologi Klaster Hilirisasi Karet Di Provinsi Jambi- Novita Erlinda | 82

peningkatan pelatihan sumber daya

manusia, terbatasnya jangkauan pemasaran

produk karet, profitabilitas produk olahan

karet, masih perlunya peningkatan

kemitraan dalam meraih modal dalam

memproduksi produk karet, perlu dukungan

regulasi pemerintah dalam mengatasi risiko

yang akan dihadapi para pelaku hilirisasi

karet, dan perlunya standarisasi produk

karet. Disamping itu perlu pula diantisipasi

konversi lahan karet kepada lahan sawit

akibat harga karet yang selalu berfluktuasi

dan tidak memihak kepada petani. Artinya,

bahwa hilirisasi perlu diintegrasikan antara

hulu, proses, dan hilir.

Penelitian ini menghasilkan tiga

tipologi kklaster produk hilirisasi karet yaitu :

1. Klaster HVLV cluster berdasarkan volume

tinggi dan volume rendah; 2. Klaster EMLM

berdasarkan pasar ekspor dan lokal, dan 3.

Klaster HMLM berdasarkan mulplier efek

tinggi dan rendah. Hubungan antar aktor

dalam implementasi kebijakan hilir karet

dipetakan berdasarkan peraturan atau

kelembagaan dan sistim insentif. Hubungan

interaksi antar aktor menunjukkan bahwa

petani adalah aktor yang memiliki posisi

tawar terendah dan tergantung dengan

keberpihakkan aktor lainnya.

DAFTAR PUSTAKA Ahmed, M. T, M. Saleh, AF. Abdelkader, A.

Abdeelrahim. 2009. El Maghara Scenario A Seatch for Sustainablility and Equity : An Egyptian Case Study.

Balitbangda Provinsi Jambi. 2013. Kajian Pengembangan Industri Hilir di Provinsi Jambi.

Balitbangda Provinsi Jambi. 2017. Klasterisasi Industri Industri Hilir Produk Olahan Berbahan Baku Karet di Provinsi Jambi.

Bappeda Provinsi Jambi. 2013. RTRW Provinsi Jambi tahun 2013-2033.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2017. Jambi dalam Angka 2017.

Dinas Perindustrian Provinsi Jambi.2017. Buku Data Base Potensi Komoditi Industri Agro Tahun 2017.

Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2017. Statistik perkebunan 2017.

Dirjen Perkebunan Indonesia. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia.

Fauzi, A. 2017. Draf Buku Analisis Keberlanjutan. IPB, Bogor.

Godet, M. 1989. Effective Strategic Management the Prospective Approach. Journal Tecnology Analysis and Strategic Management. Volume 1, Issue 1, 1989, Page 45-56.

Godet, M. 2006. Creating Future : Scenario Planning as a Strategic Management tool, London, Economica.

Indonesia Investment.com. Diperoleh tanggal 15 Februari 2018 dari hhtps://www.indonesia.investmen.com.

Karyudi. 2017. Presentasi Seminar Hilirisasi Karet di Provinsi Jambi. Pusat Penelitian Karet Indonesia, Bogor.

Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 830/Kpts/RC. 040/12/2016 tentang penetapan lokasi pengembangan kawasan perkebunan berbasis karet di Provinsi Jambi.

PP Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.

Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2008 tentang peioritas pengembangan Industri karet dan plastik

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2008 tentang Pedoman Pengolahan dan

Page 21: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

83 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

Pemasaran Bahan Olahan Karet (BOKAR).

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/MDAG/PER/10/2009 tentang Pengawasan Mutu Bahan Olah Komoditi Ekspor Standard Indonesian Rubber yang diperdagangkan.

Peraturan Gubernur Provinsi Jambi No. 15 Tahun 2016 tentang Petunjuk pelaksanaan pengolahan, pemasaran dan pengawasan bokar yang diperdagangkan di Provinsi Jambi.

Porter, M. 1998. Cluster and the new economics of competition, Harvard Business Review,vol.7,no.6, pp. 6-15

Seelig, T. 2017. Innovation & Entrepreneurship at Stanford. Author, What I Wish I Knew When I Was 20, inGenius, Creativity. Diperoleh tanggal 10 Oktober 2017 dari Rules http://www.tinaseelig.com/

www.kamusdata.com. Daftar 20 Negara Penghasil Karet Alam Terbesar di Dunia. Diperoleh Tanggal 20 September 2017.

Page 22: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Karakter Lanskap Untuk Ekowisata Pada Area Pasca Tambang Batubara Dusun Rantau Pandan, Muara Bungo, Provinsi Jambi – Andrianto Kusumoarto| 84

KARAKTER LANSKAP UNTUK EKOWISATA PADA AREA PASCA TAMBANG BATUBARA DUSUN RANTAU

PANDAN, MUARA BUNGO, PROVINSI JAMBI LANSKAP CHARACTER FOR ECOTOURISM IN POST COAL AREA, DUSUN RANTAU

PANDAN, MUARA BUNGO, JAMBI PROVINCE

Andrianto Kusumoarto

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,

Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta Email: [email protected]

Abstract

Post-mining area in Dusun Rantau Pandan, Muara Bungo, Jambi Province have some very potential landscape character for ecotourism development. In addition, the location where the post-mining area is located has biodiversity. The aims of the study are to identify landscape character and landform type in post-mining area of Dusun Rantau Pandan for ecotourism. This research uses descriptive qualitative approach method through survey and interview, where conducted a series of stages, namely: 1) identification of landform and 2) identification of landscape character. The results showed scattered several types of landform such as level landform, convex landform, concave landform, ridge, valley. It also scattered some landscape characters in natural and build environments. Landscape character categories in the natural environment scattered in the area are vegetation area, river, hill land, bush area, shrub area, grassland, cliff, plain, while scattered in build environment is ex pond. mines and motorways. Landscape characters scattered in this area should be protected and modified for ecotourism purposes. Some of the ways are done such as the elimination of incongruous elements, accentuation of natural form, alteration of natural form, intensification and enhanced visual quality intensively. Keywords: Landscape Planning, Landscape Character, Post Mining Area, Ecotourism Planning

Abstrak

Area Pasca Tambang di Dusun Rantau Pandan, Muara Bungo, Provinsi Jambi memiliki karakter lanskap yang sangat potensial untuk pengembangan ekowisata. Selain itu lokasi dimana area pasca tambang ini berada memiliki keanekaragaman hayati. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter lanskap dan tipe landform di area pasca tambang Dusun Rantau Pandan untuk ekowisata. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif melalui survai dan wawancara, dimana dilakukan serangkaian tahap, yakni : 1) identifikasi landform dan 2) identifikasi karakter lanskap. Hasil penelitian memperlihatkan tersebar beberapa tipe landform seperti landform datar, landform cembung, landform cekung, punggung bukit, lembah. Selain itu juga tersebar beberapa karakter lanskap pada lingkungan alam dan lingkungan buatan. Kategori karakter lanskap di lingkungan alami yang tersebar di area tersebut adalah area vegetasi, sungai, lahan bukit, area semak, area belukar, padang rumput, tebing, permukaan datar, sedangkan yang tersebar di lingkungan buatan adalah kolam eks. tambang serta jalur jalan kendaraan bermotor. Karakter lanskap yang tersebar di area ini seharusnya dilindungi dan dimodifikasi untuk tujuan ekowisata. Beberapa cara yang dilakukan seperti penghapusan elemen yang tidak sesuai, akesentuasi bentuk alami, alterasi bentuk alami, intensifikasi dan peningkatan kualitas visual secara intensif. Kata Kunci : Perencanaan Lanskap, Karakter Lanskap, Area Pasca Tambang, Perencanaan Ekowisata

PENDAHULUAN

Keterlibatan manusia dalam

pembangunan yang memanfaatkan sumber

daya alam, banyak mengakibat-kan

perubahan karakter lanskap sehingga

terjadi kerusakan dan kehancuran

ekosistem (Zonneveld dan Forman, 1989;

Waterman, 2009). Salah satu upaya

alternatif untuk melindungi sumberdaya dari

kerusakan karakter lanskap alami dan

Page 23: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

85 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

mempertahankan kualitas estetikanya

adalah melalui ekowisata. Ekowisata

merupakan salah satu kegiatan wisata

terbatas yang dapat dilakukan di

lingkungan yang memiliki karakter lanskap

alami (nature landscape character), dimana

sumberdayanya juga dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan ekonomi.

Karakter lanskap suatu unit lanskap

merupakan suatu pola nyata dari elemen-

elemen yang terjadi secara konsisten di

dalam suatu tipe lanskap yang khusus,

dimana tercipta dari suatu bentukan

lanskap yang terbentuk dari aktivitas

manusia yang berinteraksi dengan lahan

dalam periode yang cukup lama. Dalam

masa ini terjadi perubahan yang terus

menerus yang berdampak terjadinya

kerusakan atau kehancuran ekosistem

melalui pembangunan yang tidak tepat

(Western, 2014). Karakter lanskap alami

dapat dikategorikan sebagai berikut :

pegunungan (mountain), bukit berpasir

(dune), padang rumput (praire), rawa

(swamp), danau (lake), laut (sea), aliran air

(stream), bukit (hill), tebing (canyon), hutan

(forest), sungai (river), lembah (valley),

kolam (pond), gurun (desert), dan

permukaan datar (plain) (Starke dan

Simonds, 2013)

Area eks. pertambangan batu bara di

Desa Rantau Pandan merupakan

pertambangan terbuka yang memiliki

karakter lanskap yang didominasi oleh

kolam eks. tambang batubara.

Keanekaragaman karakter lanskapnya

sangat potensial untuk pengembangan

ekowisata (geotourism). Kegiatan

ekowisata berbasis karakter lanskap di

pertambangan merupakan upaya yang

dapat memberikan keuntungan dalam

mengendalikan degradasi lingkungan,

melindungi sumberdaya alam, pendidikan,

konservasi keanekaragaman hayati dan

melindungi budaya serta memberikan

keuntungan ekonomi (Meletis dan

Campbell, 2007; Balmford et al., 2009;

Cobbinah, 2015; Dologlou dan Katsoni,

2016; Wang et al., 2016).

Area yang akan dikembangkan untuk

ekowisata berbasis karakter lanskap

membutuhkan penilaian, baik penilaian

terhadap komponen lanskap alami (natural

environment) maupun buatan manusia

(built environment). Hal ini disebabkan

karena setiap area lanskap kawasan

pertambangan mempunyai perbedaaan

karakter lanskap yang nyata sehingga

diharapkan dapat memberikan

perlindungan nilai karakter lanskap.

Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan

identifikasi dan analisis kategori karakter

lanskapnya.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi kategori karakter lanskap

pada eks pertambangan batubara di Desa

Rantau Pandan untuk pengembangan

ekowisata. Selain itu juga melakukan

identifikasi tipe landform.

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian berada di kawasan

eks pertambangan batubara, di Desa

Rantau Pandan, Muara Bungo, Provinsi

Jambi.

Page 24: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Karakter Lanskap Untuk Ekowisata Pada Area Pasca Tambang Batubara Dusun Rantau Pandan, Muara Bungo, Provinsi Jambi – Andrianto Kusumoarto| 86

Gambar 1. Lokasi penelitian

Sumber : Google Earth (2016)

Jambi (Gambar 1). Penelitian

dilakukan pada bulan April 2017.

Metode yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif melalui survai lapang dan

wawancara. Penelitian ini mengacu pada

pendekatan studi Starke dan Simonds

(2013); SNH dan TAC (2002). Penelitian ini

terdiri dari tiga tahap yaitu : 1) melakukan

identifikasi karakter lanskap; 2) melakukan

identifikasi landform, dan 3) analisis

kategori karakter lanskap.

1. Data Penelitian

Data yang dikumpulkan berupa data

primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dari hasil pengamatan langsung

di lokasi penelitian meliputi :

a. Data biofisik yang didapatkan melalui

pengamatan langsung adalah data

visual, kontur, kemiringan lahan, dan

groundcheck untuk tutupan dan

penggunaan lahan. Hasil pengolahan

data peta dasar, peta tematik dan citra

satelit yang telah divektorisasi menjadi

basis data spasial menggunakan

software ArcGIS 10.1.

b. Data pengamatan terhadap elemen-

elemen karakter lanskap. Pengecekan

posisi elemen dalam kawasan

dilakukan dengan menggunakan Global

Positioning System (GPS).

Pencermatan terhadap elemen-elemen

lanskap diarahkan untuk menentukan

karakter kunci (key character) yang

dapat menjadi andalan karakter

kawasan.

2. Analisis Data

Metode analisis yang digunakan

adalah analisis karakter lanskap. Analisis

klasifikasi karakter lanskap dengan

menggunakan analisis karakter lanskap

sebagaimana diungkapkan oleh Starke dan

Simonds (2013). Langkah yang dilakukan :

Page 25: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

87 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

1) analisis karakter lanskap dan 2) analisis

tipe landform.

2.1. Analisis Karakter Lanskap

Peta karakter lanskap bersumber

dari citra satelit Landsat. Hasil unduhan

citra satelit landsat yang diperoleh memuat

berkas metadata dan berkas-berkas band,

selain itu citra telah tergeoreferensi pada

datum WGS 84 dan proyeksi UTM orientasi

utara (produk level 1). Dalam pemilihan

area pemotretan citra Landsat, digunakan

referensi worldwide reference system

(WRS) yang merupakan katalog data

Landsat. Berdasarkan hal tersebut, area

cakupan wilayah penelitian terdapat hanya

pada satu lembar (secene) yakni pada jalur

(path) 121 dan baris (row) 65. Selanjutnya

dilakukan proses sebelum klasifikasi (pre-

processing) yang mencakup koreksi

cakupan awan (cloud cover and clouds

shadow mask), konversi nilai digital menjadi

reflektan dan pemotongan citra. Kategori

karakter lanskap didasarkan pada Starke

dan Simonds (2013) sebagai berikut :

pegunungan (mountain), aliran air (stream),

bukit (hill), tebing (canyon), hutan (forest),

sungai (river), lembah (valley), kolam tailing

(tailing pond), dan permukaan datar (plain).

2.2. Analisis Tipe Landform

Tipe-tipe landform dianalisis

berdasarkan Booth (1983), yang terdiri dari

landform datar (level landform), landform

cekung (concave landform), landform

cembung (convex landform), ridge

(punggungan bukit), dan valley (lembah).

Tipe-tipe landform ini dianalisis melalui

pengamatan langsung di lokasi penelitian

untuk melihat kondisi yang aktual di lokasi.

Selain itu juga dilakukan perekaman lokasi

berupa foto-foto landform lokasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kondisi Umum

Lokasi eks tambang batubara ini

terletak di Dusun Rantau Pandan,

Kecamatan Rantau Pandan, Muarai

Bungo, Provinsi Jambi. Lokasi terletak

pada koordinat UTM LS 9817414 dan BT

0826732 Di lokasi ini tersebar jenis

tutupan lahan : kolam eks tambang, area

vegetasi, semak, belukar, padang rumput,

sungai, lahan terbuka, jalan setapak,

jaringan jalan kendaraan. Tutupan lahan

yang mendominasi area tersebut adalah

kolam eks tambang.

Berdasarkan hasil pengamatan di

lokasi, terlihat pemandangan lanskap yang

beragam (Gambar 2). Pemandangan yang

terlihat berupa bentangan kolam eks

tambang batubara, hamparan vegetasi,

hamparan semak dan belukar, hamparan

lumpur berpasir, tebing berbatu dan

hamparan rumput. Pemandangan tutupan

lahan ini berada pada ketinggian

permukaan dan landform yang berbeda-

beda.

Untuk mencapai lokasi ini, dapat berasal

dari Dusun Rantau Pandan melalui jalan

berbatu (Gambar 3). Akses jalan ini cukup

lebar untuk dilalui oleh kendaraan 2 (dua)

arah. Untuk memasuki area eks tambang

batubara terdapat jalan setapak (jalur

pejalan kaki, bekas jalan kendaraan truk

angkutan batubara).

Page 26: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Karakter Lanskap Untuk Ekowisata Pada Area Pasca Tambang Batubara Dusun Rantau Pandan, Muara Bungo, Provinsi Jambi – Andrianto Kusumoarto| 88

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Gambar 2. Pemandangan di lokasi pasca tambang batubara (a) hamparan rumput ; (b) semak dan belukar; (c) tebing batu; (d) kolam eks tambang

batubara; (e) vegetasi; (f) lumpur berpasir

(a) (b)

Gambar 3. Aksesibilitas ke area pasca tambang batubara (a) Jalan kendaraan bermotor; (b) Jalan setapak

2. Identifikasi Karakter Lanskap

Di lokasi area eks tambang batubara

ini tersebar beberapa karakter lanskap

pada lingkungan alam dan lingkungan

buatan. Kategori karakter lanskap di

lingkungan alami yang tersebar di area

tersebut adalah area vegetasi, sungai,

lahan bukit, area semak, area belukar,

padang rumput, tebing batu, permukaan

datar (Gambar 4), sedangkan yang

tersebar di lingkungan buatan adalah

kolam eks. tambang serta jalur jalan

kendaraan bermotor (Gambar 5). Area

vegetasi umumnya berada pada lokasi

perbukitan, sungai umumnya berada pada

lokasi cekungan, area semak dan belukar

umumnya berada pada lokasi perbukitan

dan datar, padang rumput umum berada

pada lokasi datar, tebing batu umumnya

berada pada lokasi perbukitan. Area kolam

eks tambang umumnya berada pada lokasi

Page 27: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

89 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

cekungan. Jalur jalan umumnya berada pada lokasi datar.

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h)

Gambar 4. Karakter lanskap lingkungan alami

(a)area vegetasi; (b) sungai; (c) lahan berbukit; (d) semak; (e) belukar; (f) padang rumput; (g) tebing; (h) permukaan datar

(a) (b)

Gambar 5. Karakter lanskap lingkungan buatan

(a) kolam eks tambang; (b) jalan kendaraan

3. Identifikasi Landform

Berdasarkan hasil pengamatan di

lokasi, tipe-tipe landform yang tersebar di

lokasi terdiri dari landform datar (level

landform), landform cekung (concave

landform), landform cembung (convex

landform), dan ridge (punggungan bukit)

(Gambar 6). Landform ini terbentuk secara

Page 28: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Karakter Lanskap Untuk Ekowisata Pada Area Pasca Tambang Batubara Dusun Rantau Pandan, Muara Bungo, Provinsi Jambi – Andrianto Kusumoarto| 90

alami maupun terbentuk saat kegiatan

penambangan batubara. Kolam eks

tambang merupakan landform buatan yang

mendominasi area.

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

Gambar 6. Tipe-tipe landform pada area pasca tambang batubara (a) landform datar; (b) landform cekung; (c) landform cembung; (d) ridge

Page 29: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

91 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

4. Analisis Karakter Lanskap Untuk

Ekowisata

Ekowisata merupakan suatu model

pengembangan wisata yang menghargai

kaidah-kaidah alam dengan melaksanakan

program pembangunan dan pelestarian

secara terpadu antara upaya konservasi

sumberdaya alam dengan pengembangan

ekonomi masyarakat secara berkelanjutan

(Buchsbaum, 2004; Gunn, 1994; Avenzora,

2008). Upaya mewujudkan lokasi eks

tambang batubara di Dusun Rantau Pandan

untuk ekowisata merupakan salah satu

upaya dalam melakukan perlindungan

(proteksi), pelestarian dan konservasi

terhadap sumberdaya alam. Karakter

lanskap yang perlu diproteksi adalah kolam

eks tambang batubara, lahan berbukit, dan

area vegetasi, sedangkan lokasi yang perlu

dikonservasi adalah area semak, area

belukar, padang rumput, tebing batu dan

permukaan datar. Karakter lanskap sungai

merupkan area yang perlu dilestarikan.

Jalan kendaraan merupakan jalur

aksesibilitas ke arah kolam eks tambang,

area yang perlu dilindungi.

Keseluruhan karakter lanskap yang

ada di lokasi ini dapat digunakan untuk

kegiatan ekowisata, sehingga perlu

dilakukan kegiatan proteksi dan modifikasi

terhadap karakter lanskap tersebut. Ruang

utama yang menjadi point of interest dalam

ekowisata adalah kolam eks tambang

batubara. Beberapa karakter lanskap yang

perlu dilakukan modifikasi adalah area

semak, area belukar, tebing batu,

permukaan datar, area vegetasi, lahan

berbukit.

5. Proteksi dan Modifikasi Karakter

Lanskap

Proteksi terhadap karakter lanskap

dimaksudkan untuk melakukan

perlindungan fisik lahan dan proteksi

pemandangan yang baik. Kegiatan

modifikasi terhadap karakter lanskap yang

dimaksud adalah melakukan penghapusan

elemen yang tidak sesuai, aksentuasi

bentuk alami, penghancuran bentuk alami,

alterasi bentuk alami, intensifikasi dan

peningkatan kualitas visual secara intensif

(Tabel 1).

Karakter lanskap yang perlu

diproteksi adalah area vegetasi, area

kolam eks tambang, area sungai dan area

berbukit. Karakter lanskap yang perlu

dilakukan penghapusan elemen yang tidak

sesuai adalah area semak, area belukar,

dan area tebing batu. Karakter lanskap

yang perlu dilakukan aksentuasi bentuk

alami adalah area vegetasi, area

permukaan datar, area sungai, dan area

lahan berbukit. Karakter lanskap yang perlu

dilakukan alterasi bentuk alami adalah area

semak, area belukar, area lahan berbukit,

dan area tebing batu. Karakter lanskap

yang perlu dilakukan intensifikasi adalah

area vegetasi, area kolam eks tambang,

area padang rumput, area permukaan

datar, dan area lahan berbukit.

Karakter lanskap yang perlu

dilakukan peningkatan kualitas visual

secara intensif adalah area vegetasi, area

Page 30: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Karakter Lanskap Untuk Ekowisata Pada Area Pasca Tambang Batubara Dusun Rantau Pandan, Muara Bungo, Provinsi Jambi – Andrianto Kusumoarto| 92

kolam eks tambang, area padang rumput,

area permukaan datar, area sungai, area

lahan berbukit, dan area tebing batu. Tidak

karakter lanskap yang dilakukan

penghancuran bentuk alami. Proteksi dan

modifikasi untuk tujuan ekowisata

merupakan arahan untuk memandu

kegiatan perencanaan dan desain

selanjutnya.

Tabel 1. Proteksi dan modifikasi karakter lanskap lokasi eks tambang batubara No Karakter

Lanskap Proteksi Penghapusan

elemen yang tidak sesuai

Aksentuasi bentuk alami

Penghancuran bentuk alami

Alterasi bentuk alami

Intensifikasi Peningkatan kualitas visual secara intensif

1. Minor Feature

a. Area vegetasi

v v v v

b. Kolam eks tambang

v v v

c. Area padang rumput

v v

d. Area semak

v v

e. Area belukar

v v

f. Permukaan datar

v v v

2. Mayor

Feature

a. Sungai v v v

b. Lahan

berbukit v v v v v

c. Tebing batu

v v v

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Lokasi eks pertambangan batubara

di Dusun Rantau Pandan merupakan

pertambangan terbuka memiliki karakter

lanskap yang beragam sebagai suatu

sumberdaya lanskap yang sangat potensial

untuk pengembangan ekowisata. Karakter

lanskap yang perlu diproteksi adalah kolam

eks tambang batubara, lahan berbukit, dan

area vegetasi, sedangkan lokasi yang perlu

dikonservasi adalah area semak, area

belukar, padang rumput, tebing batu dan

permukaan datar. Karakter lanskap sungai

merupakan area yang perlu dilestarikan.

Jalan kendaraan merupakan jalur

aksesibilitas ke arah kolam eks tambang,

area yang perlu dilindungi.

Saran

Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk

membuat konsep desain lanskap untuk

ekowisata pada area pasca tambang

batubara Dusun Rantau Pandan, Muara

Bungo, Provinsi Jambi sebagai suatu

model.

Page 31: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

93 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih

kepada Badan Penelitian Pengembangan

Daerah (Balitbangda) Provinsi Jambi yang

telah banyak membantu hingga selesainya

penelitian ini, serta Perpustakaan IPB yang

telah menyediakan fasilitas online untuk

mencati literatur jurnal dan ebook.

DAFTAR PUSTAKA

Avenzora R 2008. Ekoturisme : Evaluasi tentang Konsep. Avenzora R, editor. NAD-Nias (ID): BRR NAD-Nias.

Blamford A, Beresford J, Green J, Naidoo R, Walpole M and Manica A 2009 A Global Perspective on Trends in Nature-Based Tourism. Plos Bio. vol 7 eds 2 pp 1-6 doi: 10.371/ journal.pbio1000144.

Booth NK. 1983. Basic Element of Landscape Architectural Design. (Illinois (NY): Waveland Press, Inc).

Buchsbaum BD. 2004. Ecotourism and Sustainable Development in Costa Rica. Virginia Polytenic and State University. USA

Cobbinah PB. 2013. Contextualising the meaning of ecotourism. Tour. Management Perspectives. vol 16 eds 3-4 pp 179-189. doi: 10.106/ j.tmp.2015.07.015.

Dologlou N and Katsoni V. 2016. Ecotourism in Protected Area, A Literatur Review. Ecotour. Paper Series. vol 38 eds 3 pp 1-20.

Forrester JW. 1968. Principles of Systems. (Massachusetts: Wright-Allen Press

Inc).

Gunn CA. 1994. Tourism Planning Basics, Concepts, Cases, Third Edition.

London (UK) : Taylor & Francis Ltd).

Meletis ZA dan Campbell LM. 2007. Call It Consumption ! Re-Conceptualizing Ecotourism as Consumption and Consumtive Geo. Compass vol 1 eds 4 pp 850-870 doi:10.1111/j.1749-8198.2007.00048.x.

[SNH dan TCA] Scottish Natural Heritage dan The Countryside Agency. 2002. Landscape Character Assessment : Techniques and Criteria for Judging Capacity and Sensitivity.

http://www.countryside.gov.uk/cci/guidance and http://www.snh.org.uk/ strategy/LCA. Diunduh tanggal 3 Juni 2014 pp 20.

Starke BW dan Simonds JO. 2013. Landscape Architecture : A Manual of Environmental Planning and Design (United Stated of America (ID) : McGraw-Hill Education LLC).

Wang L E, Zhong L, Zhang Y and Zhou B. 2014. Ecotourism Environmental Protection Measures and Their Effects on Protected Area in China. Sustainability vol 6 eds 3. pp 6781-6798. doi: 10.3390/su6106781.

Waterman T. 2009. The Fundamental Landscape Architecture (London (UK): AVA Publ).

Western A. 2014. The Landscape Character Of Derbyshire (English:

Derbyshire Country Council).

Zonneveld IS dam Forman RTT. 1989. Changing Landcape : An Ecological Perspective (New York (ID): Springer-

Verlag Inc).

Page 32: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

94 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA: STUDI EKSPLORASI DI MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA JAGAT RAYA, DESA

KEDONGDONG, KABUPATEN CIREBON-INDONESIA HUMAN RESOURCE STRATEGY: EXPLORATION STUDY IN MADRASAH TSANAWIYAH

PRIVATE VOCATIONAL SCHOOL, JAGAT RAYA, DESA KEDONGDONG, CIREBON-INDONESIA DISTRICT

Nurkholifatul Maula

Universitas Negeri Yogyakarta

Kampus Karangmalang-Jl. Colombo No. 1 Depok, Sleman Yogyakarta Email: [email protected]

Abstract

The polemic of private schools has quite been a debate in Indonesia. There are many private schools with good quality in Indonesia that make their existence beat the public schools. However, it is inversely proportional to the private school in the village. Private schools in the village are quite alarming.This study aims to describe about human resources strategy in Jagat Raya school and the effect of human resources strategy on the school development. This study employed exploratory methods. In this case, the exploratory methods used to were interview methods, observation and document studies. This first objective was done by conducting interviews and direct observation. The second objective of this study was conducted by using document review. The result of this research, in terms of organization, on vision and mission planning, was conducted by discussing together with the teachers at school. The impact of the human resource strategy, in terms of the student quality during the last five years is quite increasing, and the national exam scores are quite improving from year to year. However, it is inversely proportional to the decreased number of students who enter each year. This condition is quite critical for the sustainability of the school.

Keywords: Human Resources Strategy, Privat School, Student, Teacher.

Abstrak Polemik sekolah swasta selama ini cukup menjadi perdebatan di Indonesia.Cukup banyak sekolah swasta yang memiliki kualitas bagus di Indonesia, hingga eksistensinya pun mengalahkan sekolah negeri. Akan tetapi, hal itu berbanding terbalik dengan sekolah swasta di desa. Sekolah swasta di desa cukup memprihatinkan.Penelitian ini bertujuan untuk mndeskripsikan mengenai startegi sumberdaya manusia di MTs Jagat Raya dan dampak dari strategi sumberdaya manusia terhadap perkembangan sekolah. Pada hal ini, metode eksploratori digunakan dengan metode wawancara, observasi, dan kajian-kajian dokumen.Tujuan pertama ini, dengan melakukan wawancara dan observasi langsung.Tujuan kedua penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kajian dokumen. Adapun hasil dari penelitian ini adalah dalam hal organization, pada perencanaan visi dan misi, dilakukan dengan musyawarah bersama dengan guru-guru di sekolah.Adapun dampak dari strategi sumber daya manusia tersebut, dari segi kualitas siswa nya selama lima tahun terakhir cukup meningkat, dan nilai ujian nasionalnya cukup membaik dari tahun ke tahun. Akan tetapi, hal ini berbanding terbalik dengan jumlah siswa yang masuk setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini cukup kritis untuk keberlanjutan sekolah tersebut.

Kata Kunci: Strategi sumber daya manusia, sekolah swasta, siswa, guru.

PENDAHULUAN

Eksistensi sekolah swasta semakin

meningkat di era modernisasi sekarang.

Serta menjamurnya sekolah-sekolah swasta

di setiap desa memudahkan akses

pendidikan bagi masyarakat desa. Akhir-

akhir ini pun, banyak sekolah swasta yang

memliki reputasi dan kualitas yang cukup

baik. Akan tetapi, sebagian besar dari

sekolah swasta tersebut hanya mampu

dirasakan oleh masyarakat kalangan atas.

Dikarenakan biaya yang cukup tinggi.

Page 33: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Strategi Sumber Daya Manusia: Studi Eksplorasi Di Madrasah Tsanawiyah Swasta Jagat Raya, Desa

Kedongdong, Kabupaten Cirebon-Indonesia- Nurkholifatul Maula | 95

Kasus lain pada sekolah swasta di

desa yang mayoritas memang memiliki

pembiayaan yang sangat murah, bahkan

gratis. Sekolah tersebut menjadi sebuah

alternatif bagi masyarakat desa untuk

melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih

tinggi. Akan tetapi, mayoritas sekolah

swasta yang seperti itu berbanding lurus

dengan kualitas sekolah. Faktanya, masih

cukup banyak sekolah swasta di Indonesia

yang mengalami krisis siswa dengan

adanya jumlah siswa yang semakin

menurun dari tahun ketahun. Berdasarkan

hasil dari observasi langsung peneliti, salah

satu contoh eksistensi sekolah swasta di

wilayah Yogyakarta yang mengalami krisis

jumlah siswa. Hal tersebut dikarenakan

kurangnya prestasi siswa dan masyarakat

menilai bahwa sudah banyak sekolah

swasta yang memiliki kualitas bagus.

Sehingga masyarakat lebih memilih sekolah

swasta yang telah memiliki eksistensi baik

dimata masyarakat.

Berdasarkan problematika diatas, hal

tersebut tidak sejalan dengan penelitian dari

James Tooley (2009) mengenai sekolah

swasta di India yang memberikan pelayanan

bagus dengan biaya yang sangat rendah.

Hal yang cukup mengagetkan dari penelitian

James Tooley ialah sekolah swasta di India

dengan sarana prasarana sekolah yang

sama sekali tidak memadai, bahkan ada

beberapa sekolah hanya memiliki satu

ruangan serta hampir roboh dan memang

mayoritas sekolah swasta murah di India

cukup sangat memprihatinkan jika dilihat

secara fisik. Namun, hal yang menjadi

paling optimis ialah semangat guru dan

semangat siswa di dalamnya. guru – guru di

sana memiliki semangat untuk terus

memberikan pengajaran terbaik meski

memiliki gaji kecil. Begitupun juga dengan

semangat siswa dan prestasi mereka yang

cukup mengagumkan. Melihat output yang

bagus, masyarakat India lebih mempercayai

anaknya untuk disekolahkan di sekolah

swasta jika dibandingkan dengan sekolah

negeri.

Akhir-akhir ini, sekolah swasta

menjadi kompetitor sekolah negeri. Seiring

dengan permintaan masyarakat yang lebih

mementingkan kualitas sekolah meskipun

berbiaya tinggi. Tetapi, masih banyak juga

sekolah swasta yang menyediakan

pelayanan bagus dengan biaya murah.

Pada dasarnya, fenomena sekolah swasta

diIndonesia sebagai upaya untuk peme-

rataan pendidikan bagi seluruh siswa.

Terlebih siswa miskin. Seperti yang dilansir

dari berita detik.com (diakses pada tanggal

3 Januari 2018) kepala Dinas Pendidikan

Jawa Barat sudah ditetapkannya kuota

miskin bagi masing-masing sekolah swasta.

Merujuk pada hasil penelitian dari

James Tooley mengenai kondisi sekolah

swasta di India, sangat berbanding terbalik

dengan kondisi sekolah swasta di Indonesia.

Berdasarkan observasi pribadi peneliti,

salah satu sekolah swasta di kota

Yogyakarta mengalami krisis siswa di-

karenakan sekolah swasta yang sulit untuk

beradaptasi dengan perubahan kebijakan

pemerintah. Berbagai berita mengenai krisis

siswa di sekolah swasta pun akhir-akhir ini

Page 34: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

96 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

menjadi sebuah eksistensi baru serta

tantangan yang cukup riskan bagi sekolah

swasta.

Merujuk kembali pada berita

mengenai jumlah siswa di sekolah swasta

yang semakin menurun di daerah cirebon

yang dilansir dari kabar-cirebon.com

(diakses pada tanggal 3 Januari 2018)

sebanyak 14 SMA dan 27 SMK swasta di

Cirebon mengalami kondisi sama dengan

jumlah calon siswa masih dibawah 100.

Bahkan masih ada sekolah yang baru hanya

menerima 12 siswa. Hal tersebut membuat

sekolah swasta merasa resah terhadap

kelanjutan sekolah tersebut.

Berdasarkan berbagai permasalahan

yang telah dipaparkan diatas, eksistensi

sekolah swasta tidak terlepas dari

kepemimpinan suatu kepala sekolah atau

manajer. Sekolah merupakan suatu sistem

yang terdiri dari input, proses, dan output,

yang mana pada semua sistem tersebut

intinya yaitu mengolah suatu sumber daya

manusia. Dalam mengolah sumber daya

manusia, tentunya bukan suatu pekerjaan

yang mudah bagi suatu lembaga. Melainkan

tantangan dan suatu permasalahan yang

serius bagi lembaga tersebut.

Merujuk pada pendapat dari

Mahapatro (2010) mengungkapkan

pentingnya sebuah manajemen sumber

daya manusia.

“The human resources are assuming increasing significance in modern organizations. Obviously, majority of the problem organizational setting are human and social rather than physical, technical or economic. The significance of human

resources can be examined from time to time.”

Berdasarkan pendapat dari

Mahapatro, sumber daya manusia

berpengaruh secara signifikan dalam

peningkatan organisasi modern. Karena

sebagian besar masalah pengaturan

organisasi ialah manusia dibandingkan

secara fisik dan mekanik. Organisasi

modern lebih berfokus pada kualitas dan

efektivitas suatu sumber daya manusia di

suatu lembaga. Manajemen sumber daya

manusia yang baik, akan menghasilkan

suatu kinerja yang baik pula. Sehingga

dapat meningkatkan kualitas dan eksistensi

sebuah lembaga atau organisasi.

Pada kemajuan zaman saat ini,

mulai berkembang suatu disiplin ilmu yang

membahas mengenai strategi sumber daya

manusia bagi pemimpin atau kepala

sekolah. Pada dasarnya strategi merupakan

suatu cara untuk menyusun kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan suatu

organisasi untuk mencapai tujuannya.

Strategi sumber daya manusia merupakan

suatu strategi yang digunakan untuk

mengelola dan mengatur sumber daya

manusia yang ada di suatu lembaga

pendidikan.

Berdasarkan pendapat dari Michael

Armstrong (2006) definisi strategi sumber

daya manusia ialah sebagai berikut:

“Strategic Human Resources Management (HRM) is a process that involves the use of overarching aproaches to the development of HR strategies, which are integrated vertically with the bussines strategy and horizontally with one another. These

Page 35: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Strategi Sumber Daya Manusia: Studi Eksplorasi Di Madrasah Tsanawiyah Swasta Jagat Raya, Desa

Kedongdong, Kabupaten Cirebon-Indonesia- Nurkholifatul Maula | 97

strategies define intentions and plans related to overall organizational considerations, such as organizational effectiveness, and to more specific aspects of people management, such as resourcing, learning, and development, reward and employee relations.”

Berdasarkan penjelasan dari

Armstrong, strategi sumber daya manusia

melibatkan seluruh elemen yang ada pada

lembaga pendidikan. Adapun cakupan dari

strategi sumber daya manusia yaitu dimulai

dari rencana pertimbangan organisasi

secara keseluruhan, keefektifan organisasi,

dan aspek pengelolaan sumber daya

seperti: sumber daya, pembelajaran,

pengembangan, penghargaan dan

hubungan karyawan.

Merujuk pada aspek-aspek yang ada

pada strategi sumber daya manusia,

tentunya menjadi sebuah keharusan suatu

sekolah swasta untuk memperbaiki secara

internal lembaganya. Hal tersebut bertujuan

juga untuk mempertahankan eksistensinya

dalam menghadapi krisis jumlah siswa yang

semakin menurun.

Sejalan dengan berita terkait di

kabupaten Cirebon yang menyatakan

bahwa tantangan sekolah swasta saat ini

ialah dengan jumlah siswa yang semakin

menurun. Salah satu sekolah swasta yang

dijadikan sampel pada penelitian ini ialah

sekolah swasta Madrasah Tsanawiyah

(MTs) Jagat Raya di desa Kedongdong,

kecamatan Susukan, kabupaten Cirebon.

Sekolah tersebut mengalami krisis jumlah

siswa yang semakin menurun. Siswa yang

ada pada sekolah MTs Jagat Raya hanya

berasal dari wilayah sekitar atau dari desa

Kedongdong dan sekitarnya saja. Penelitian

ini penting dilakukan untuk mengetahui

bagaimana cara MTs Jagat Raya melaku-

kan strategi sumber daya manusia di

sekolah tersebut dan dampak dari strategi

sumber daya manusia yang dipakai oleh

kepala sekolah MTs Jagat Raya terhadap

perkembangan MTs Jagat Raya.

Penelitian mengenai strategi sumber

daya manusia sangat penting dilakukan

pada sekolah swasta. Hal ini berguna bagi

sekolah swasta lainnya untuk mengembang-

kan strategi sumber daya manusia yang

dipakainya. Penelitian ini sejalan dengan

pendapat dari Michelsen and Wells (2017)

menyatakan bahwa selama tahun 1990 an,

UNESCO telah mengidentifikasi beberapa

hal yang mempengaruhi berkelanjutannya

suatu sekolah atau sekolah tersebut ber-

tahan pada eksistensinya. Diantara hal yang

mempengaruhi tersebut ialah: istitusi dan

pendidik yang merupakan kunci utama.

UNESCO telah mengembangkan

guru-guru dan orientasi pelatihan para guru

yang hanya bertujuan untuk meningkatkan

kualitas guru sehingga dapat memper-

tahankan eksistensi suatu sekolah. Orientasi

guru-guru erat kaitannya dengan strategi

sumber daya manusia yang dilakukan oleh

kepala sekolah.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, peneliti meng-

gunakan model eksploratori studi dengan

pendekatan kualitatif deskriptif. Merujuk

pendapat dari Sulipan (2010) penelitian eks-

ploratori bertujuan untuk mengeksplor

Page 36: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

98 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

segala informasi atau aktivitas yang

menyangkut tema penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan disatu seko-

lah yaitu MTs Jagat Raya di desa Kedong-

dong, kecamatan Susukan, kabu-paten

Cirebon. Peneliti memilih MTs Jagat Raya

dikarenakan beberapa alasan, yaitu: MTs

Jagat Raya merupakan salah satu MTs

Swasta yang berada di desa dan sedang

mengalami masa kritis karena jumlah siswa

yang fluktuatif, serta siswa yang hanya

berasal dari sekitar desa tersebut. Karena

hal ini perlu adanya penelitian mendalam

mengenai strategi sumber daya manusia

yang dipakai pada MTs Jagat Raya dan

dampaknya terhadap kualitas serta

eksistensi sekolah. Hasil dari penelitian ini

pun dapat digunakan sebagai perbaikan

strategi sumber daya manusia di sekolah

swasta.

Penelitian ini dilakukan selama tiga

bulan. Dimulai pada tanggal 3 Juni 2017

sampai dengan 10 Agustus 2017. Bulan

Juni peneliti melakukan pra riset atau

observasi secara menyeluruh, pada bulan

Juli, peneliti melakukan riset dari hasil

observasi umum MTs Jagat Raya, dan pada

bulan Agustus peneliti melakukan analisis

serta membuat laporan.

Adapun teknik pengumpulan data,

peneliti menggunakan beberapa teknik.

Diantaranya yaitu: wawancara, observasi

atau pengamatan langsung, dan studi

literatur berdasarkan dokumen-dokumen

primer maupun sekunder. Wawancara

langsung bertujuan untuk mencari informasi

mengenai strategi yang dilakukan oleh

kepala sekolah, dan wawanacar pun

dilakukan untuk mengetahui respon dan

keadaan sebenarnya dari para guru dan

siswa. Observasi dilakukan guna mengamati

kegiatan keseluruhan dari kegiatan belejar

mengajar, serta kegiatan keseharian di

sekolah. Kajian dokumen primer ini

digunakan pada dokumen-dokumen dari

MTs Jagat Raya yang meliputi: profil MTs

Jagat Raya, dokumen guru dan siswa.

Dokumen tersebut bertujuan sebagai

pendukung dan bahan untuk menyelaraskan

serta mengukur ketercapaian MTs Jagat

Raya berdasarkan strategi sumber daya

manusia yang dpakai.

Analisis data pada penelitian ini

dengan menggunakan metode Miles and

Huberman (1994) dalam Creswell

(2015:252) menyatakan bahwa Miles and

Huberman menyediakan langkah yang lebih

detail dalam proses tersebut.

Selain menggunakan analisis Miles

and Huberman, peneliti juga menggunakan

teknik analisis SWOT (Strengths,

Weakness, Opportunities, dan Threats).

Dikutip dari Fajar Nur’ani (2016,7) adapun

pengertian dari teknik analisis SWOT

merupakan suatu metode yang digunakan

untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths),

kelemahan (weakness),peluang

(opportunities), dan ancaman (threats)

dalam suatu spekulasi lembaga. Beberapa

ahli menyebutkan bahwa analisis SWOT

merupakan sebuah instrumen perencanaan

strategik klasik yang memberikan cara

sederhana untuk memperkirakan cara

terbaik dalam menentukan sebuah strategi.

Page 37: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Strategi Sumber Daya Manusia: Studi Eksplorasi Di Madrasah Tsanawiyah Swasta Jagat Raya, Desa

Kedongdong, Kabupaten Cirebon-Indonesia- Nurkholifatul Maula | 99

Lebih dalam lagi, Sugiyono (2016:337)

menjelaskan mengenai metode analisis

Miles and Huberman bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas. Adapun langkah-

langkah dalam metode Miles and Huberman

yaitu: periode pengumpulan data, reduksi

data, display data, dan kesimpulan atau

verifikasi.

Adapun langkah-langkah pengem-

bangan metode Miles and Huberman pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Tahap pengumpulan data

Tahap pengumpulan data, peneliti mela-

kukan wawancara dan menggali

beberapa informasi dari dokumen serta

melakukan observasi mengenai strategi

sumber daya manusia di MTs Jagat

Raya.

2. Reduksi Data

Setelah mendapatkan banyak data,

peneliti mereduksi data-data yang

didapat dari pengumpulan data yang

sesuai dengan tema penelitian. Pada

tahap ini, peneliti memilih data-data

pokok dan membuang yang tidak perlu.

3. Penyajian Data

Pada penyajian data dilakukan dalam

bentuk uraian singkat sesuai dengan

rumusan masalah yang telah ditentukan.

Setelah penyajian data, akan dicermati

dan dipahami oleh peneliti, hal itu

digunakan untuk menentukan langkah

selanjutnya.

4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi data

Pada satu tahap ini, peneliti menarik

kesimpulan sementara. Karena

kesimpulan tersebut akan diverifikasi

kebenarannya dan disesuaikan dengan

bukti-bukti yang ada. Begitupun

selanjutnya, akan terjadi interaksional

antara langkah-langkah tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA DI

MTs JAGAT RAYA

Pada strategi sumber daya manusia

di MTs jagat Raya, terdapat beberapa

variabel yang menjadi landasan utama pada

penelitian ini. diantaranya yaitu: visi dan misi

sekolah, strategi kepala sekolah dan

kesesuaian visi, misi, serta strategi dengan

kedaan di sekolah. Strategi sumber daya

manusia mencakup beberapa hal yaitu:

rekrutmen guru dan pengembangan guru.

Sebelum membahas lebih jauh

mengenai strategi sumber daya manusia di

MTs Jagat Raya, penting untuk diketahui

mengenai profil jelas dari MTs Jagat Raya.

Hal ini untuk melihat adanya konsistensi

antara visi dan misi serta strategi yang

dilakukan oleh kepala sekolah.

MTs jagat Raya pada awal berdirinya

tidak terlepas dari perkembangan pondok

pesantren Jagat Raya. Yayasan pondok

pesantren Jagat Raya telah didirikan pada

tahun 1995, pada mulanya mendirikan

taman kanak-kanak dan lembaga sosial

anak. Memperhatikan animo masyarakat

pada waktu itu yang cukup baik tentang

pendidikan agama di wilayah desa

Kedongdong, akhirnya didirikanlah MTs

Page 38: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

100 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

Jagat Raya pada tahun 2002, hingga

sekarang akreditasi MTs Jagat Raya sangat

baik atau dikonversikan menjadi nilai “A”.

Artinya, MTs Jagat Raya telah memenuhi

delapan standar nasional pendidikan.

Adapun visi dari MTs jagat Raya

ialah dengan berpedoman pembentukan

akhlakul karimah, mewujudkan Madrasah

Tsanawiyah (MTs) Jagat Raya sebagai MTs

Kebanggaan masyarakat. Bukan hanya

menyusun sebuah visi yang masih mentah,

akan tetapi MTs Jagat Raya menyusun

beberapa indikator dari visi tersebut.

Diantara indikatornya ialah:

1. Terbentuknya pribadi yang berilmu dan

berprestasi akademik serta non

akademik sebagai bekal melanjutkan

ke pendidikan yang lebih tinggi dan

hidup mandiri.

2. Terbentuknya pribadi yang berakhlak

mulia, disiplin dan bertakwa kepada

Allah SWT.

3. Terbentuknya pribadi yang cerdas dan

berwawasan luas, serta mampu

mengaktualisasikan diri kepada

masyarakat.

Usaha dalam mewujudkan suatu visi

tentunya harus adanya misi yang dilakukan

oleh sekolah. Diantara misi tersebut ialah

sebagai berikut:

1. Guru menyambut siswa setiap hari

2. Guru memberikan kosa kata bahasa

Inggris kepada siswa setiap hari

3. Melaksanakan evaluasi hasil kegia-tan

siswa setiap minggu

4. Melaksanakan pembiasaan siswa

untuk mengucapkan salam kepada

guru pada saat memasuki ruangan

belajar dan ruangan lainnya.

5. Melaksanakan kegiatan kebersihan di

lingkungan madrasah secara

bersama-sama siswa setiap hari

sabtu.

Selain visi dan misi yang dibentuk

oleh sekolah, secara rinci pun MTs Jagat

Raya telah mengidentifikasi beberapa tujuan

dari visi dan misi yang telah dibuat. Diantara

tujuan tersebut yaitu:

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas

lulusan yang dapat diterima di

lembaga pendidikan jenjang yang

lebih tinggi.

2. Meningkatkan potensi akademik dan

non akademik peserta didik.

3. Membekali keterampilan hidup yang

dapat dimanfaatkan oleh peserta didik

dalam kehidupan sehari-hari.

4. Mengaktualisasikan kehidupan yang

religius di lingkungan madrasah yang

ditandai dengan perilaku sholih, ikhlas,

tawadhu, kreatif dan mandiri.

5. Membekali wawasan bahasa Inggris

peserta didik dalam menghadapi era

globalisasi dan kemajuan teknologi.

6. Memfasilitasi pengembangan profesi

pendidik dan tenaga kependidikan.

7. Meningkatkan pelayanan prima dan

kemampuan guru dalam pembe-

lajaran.

8. Meningkatkan standar ketuntasan

belajar, prestasi dan hasil ujian

nasional setiap tahunnya.

9. Meningkatkan kemampuan guru dan

Page 39: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Strategi Sumber Daya Manusia: Studi Eksplorasi Di Madrasah Tsanawiyah Swasta Jagat Raya, Desa

Kedongdong, Kabupaten Cirebon-Indonesia- Nurkholifatul Maula | 101

siswa dalam pemanfaatan teknologi

sebagai sumber belajar.

10. Mengembangkan berbagai wadah/

program penghayatan dan penga-

laman agama.

Melakukan sebuah strategi sumber daya

manusia, harus disesuaikan dengan visi dan

misi yang dibuat oleh sekolah. Adapun

cakupan dari strategi sumber daya manusia

diantaranya ialah: visi dan misi sekolah,

peraturan-peraturan yang ada di sekolah,

rekrutmen guru dan karyawan, serta ujian

masuk sekolah bagi siswa SD, pelatihan

guru, serta program-program kerja yang

telah dibuat oleh kepala sekolah.

Dalam menunjang visi dan misi sekolah,

ada beberapa program kerja yang telah

disusun oleh kepala sekolah beserta guru-

guru yang ada di MTs Jagat Raya. Berikut

beberapa program kerja pada tahun

2016/2017. Penyusunan program kerja telah

dilakukan secara sistematis yaitu dengan

menyusun program kerja jangka pendek,

mengah, dan jangka panjang. hal tersebut

sesuai dengan pendapat dari Hamiyah dan

Jauhar (2015:38) menyatakan bahwa suatu

program kerja harus disesuaikan dengan

misi yang akan dicapai serta disusun secara

sistematis (jangka pendek, mengah, dan

jangka panjang). deskripsi program kerja

jangka pendek yaitu program kerja

mencakup pada program kerja harian,

mingguan, dan bulanan, sedangkan

program kerja jangka mengah yaitu program

kerja setiap satu semester atau selama

enam bulan. Program kerja jangka panjang

yaitu program kerja yang dilakukan selama

dua semester atau satu tahun.

Adapun program kerja jangka pendek

dibagi menjadi tiga. Yaitu program kerja

harian, mingguan, dan bulanan. Adapun

program kerja tersebut dapat digambarkan

melalui tabel berikut:

Tabel 1 Program Kerja

Jenis Program Kerja

Keterangan

Memeriksa daftar hadir guru dan tenaga kependidikan

terlaksana

Mengatur dan memeriksa kegiatan 9K di Madrasah

Terlaksana

Memeriksa program pengajaran

Tidak konsisten

Menyelesaikan administratif guru

Terlaksana

Mengatasi hambatan terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar

Tidak konsisten

Mengatasi kasus yang terjadi pada hari ini

Terlaksana

Memeriksa segala sesuatu menjelang kegiatan madrasah selesai

Terlaksana

Melaksanakan supervisi kegiatan belajar mengajar

Tidak konsisten

Melaksanakan upacara bendera setiap hari senin

Terlaksana

Melaksanakan senam setiap minggu

Terlaksana

Mengadakan rapat mingguan

-

Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat

terlaksana

Memeriksa keuangan madrasah

terlaksana

Mengatur penyediaan

terlaksana

Page 40: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

102 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

perlengkapan kantor madrasah

Mlaksanakan administratif keuangan

terlaksana

Melaksanakan pemeriksaan umum

terlaksana

Evaluasi terlaksana

Penyelenggaraan penutupan buku dan melaksanakan Ujian Nasional (UN)

Terlaksana

Kegiatan kenaikan kelas dan kelulusan

terlaksana

Menyusun rencana keuangan

terlaksana

Pembuatan laporan akhir tahun pelajaran

terlaksana

melaksanakan kegiatan penerimaan siswa baru

terlaksana

Merencanakan kegiatan kebutuhan guru setiap mata pelajaran

terlaksana

Pembagian tugas mengajar

terlaksana

Menyusun program pengajaran, jadwal pelajaran, dan kalender pendidikan

Terlaksana

Menyusun kebutuhan buku pelajaran dan buku pegangan guru

terlaksana

Menyusun alat kelengkapan pelajaran

terlaksana

Mengadakan rapat terlaksana

Berdasarkan tabel data mengenai

kegiatan program kerja dan keterangannya

yang terlaksana atau masih jarang

terlaksana, untuk mewujudkan program

kerja tersebut, tentunya membutuhkan suatu

konsistensi dan komitmen dari guru. Pada

peningkatan komitmen seorang guru, harus

dibutuhkan suatu strategi dari pemimpin

atau kepala sekolah. Merujuk pada

penelitian dari Niloufar (2011) mengenai

komitmen guru, ada beberapa hal yang

mempengaruhi komitmen seorang guru.

Diantaranya yaitu: faktor ekonomi,

hubungan internal di sekolah maupun

eksternal dengan masyarakat, faktor

sekolah, pengetahuan guru, dan karakter

orang masing-masing.

Strategi sumber daya manusia bukan

hanya sampai pada penerapan program

kerja saja. Strategi dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia pun dimulai

dari proses rekrutmen guru. Proses

rekrutmen yang dilakukan oleh kepala

sekolah MTs Jagat Raya dilakukan pada

tahun 2008 dengan merekrut guru honorer

dan meminta bantuan kepada MTs Negeri

untuk membantu mengajar di MTs Jagat

Raya. Proses rekrutmen tidak ada seleksi.

Sejauh ini, jumlah guru sebanyak 16 guru.

Setelah dilakukannya rekrutmen,

penempatan guru disesuaikan dengan latar

belakang pendidikan, dan berdasarkan

pertimbangan ijazahnya.

Setelah guru ditetapkan dalam

mengajar, perlu adanya pelatihan yang

ditujukan oleh guru. Hal tersebut ditujukan

agar guru-guru dapat memahami tugas dan

visi misi dari sekolah. Sejalan dengan

pendapat dari Shawn Doyle (2006:2)

menyatakan bahwa tujuan dari pelatihan

adalah sebagai peningkatan performance

dari guru. Performanceatau kinerja guru

ialah hal yang sangat krusial untuk

meningkatkan kualitas sekolah, dan salah

Page 41: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Strategi Sumber Daya Manusia: Studi Eksplorasi Di Madrasah Tsanawiyah Swasta Jagat Raya, Desa

Kedongdong, Kabupaten Cirebon-Indonesia- Nurkholifatul Maula | 103

satu sebagai upaya peningkatan kinerja

guru ialah dengan melakukan pelatihan.

Adapun strategi yang dilakukan oleh

kepala sekolah MTs Jagat Raya dalam

melaksanakan pelatiihan ialah dengan

mengikut sertakan guru pada pelatihan

resmi yang diadakan oleh pemerintah.

Selebihnya, untuk pelatihan yang berbayar

jarang dilakukan, dan hanya ditujukan

kepada guru yang sukarela untuk mengikuti

pelatihan berbayar tersebut. Hal tersebut

dikarenakan tidak adanya dana dari sekolah

setelah dilakukannya pelatihan, bukan

hanya saja berhenti pada saat pelatihan dan

dokumen-dokumen hasil pelatihan. Evaluasi

merupakan suatu hal yang tidak pernah

lepas dari kegiatan pelatihan. Pihak MTs

Jagat Raya telah melakukan hasil evaluasi

hanya dengan dokumen-dokumen yang ada

dari hasil pelatihan. Akan tetapi,

masalahnya masih tetap sama. Yaitu tidak

berpengaruh cukup signifikan terhadap

kinerja dan motivasi seorang guru. Justru,

hal tersebut merupakan masalah krusial

bagi MTs Jagat Raya.

Upaya dalam meningkatkan motivasi

guru, bisa dilakukan strategi dengan

memberikan tambahan gaji, dan pujian pada

setiap pencapaian dan prestasi seorang

guru. Upaya tersebut juga dapat

mempengaruhi suatu komitmen guru, dan

komitmen guru memiliki pengaruh kuat

dengan fokus guru pada pelajaran yang

diampunya (Madiha dan Marwan,2012).

Lebih jelas menurut Madiha dan Marwan,

salah satu hal yang dapat meningkatkan

komitmen guru diantaranya yaitu:

persamaan pemahaman mengenai visi dan

misi sekolah, serta adanya penghargaan

atas prestasi guru dan adanya hukuman

atau peraturan terhadap guru agar dapat

bertanggungjawab dan menumbuhkan

komitmen.

Berdasarkan data kuesioner yang

disebarkan kepada sepuluh guru MTs Jagat

Raya mengenai strategi kepala sekolah

dalam hal peningkatan komitmen guru,

seperti: pemberian hadiah, pemberian

motivasi pada guru, dan pemberian

hukuman atau peraturan yang diberlakukan.

Seluruh guru menyatakan bahwa belum

pernah ada hadiah untuk guru yang memiliki

prestasi. Hal tersebut perlu ditingkatkan

agar menjadi cambuk bagi guru termotivasi

dan terus berkomitmen untuk melaksanakan

tugasnya. Begitupun juga dengan fungsi dari

peraturan dan hukuman yang perlu

diterapkan untuk guru-guru di sekolah. MTs

Jagat Raya sendiri belum menerapkan

peraturan tegas dan hukuman tegas bagi

guru yang melanggar peraturan. Adanya

suatu peraturan dan hukuman yang

diberlakukan, guna untuk meningkatkan

kinerja dan tanggung jawab dari guru.

Pada penelitian ini, peneliti pun

menanyakan mengenai naik turunnya

motivasi guru dalam kegiatan belajar

mengajar. Seluruh responden menjawa

bahwa keadaan motivasi mereka sedang

turun ketika gaji sering telat. Bahkan, ada

yang mengemukakan bahwa guru kurang

merasa puas dengan gaji yang didapatkan.

Untuk menanggulangi hal ini, kepala

sekolah bisa melakukan strategi seperti

Page 42: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

104 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

yang telah disebutkan diatas. Yaitu

pemberian hadiah kepada guru yang

berprestasi, serta membuat peraturan dan

hukuman yang konsisten. Akan tetapi, ada

strategi kepala sekolah dalam hal

meningkatkan motivasi guru yaitu dengan

memberikan arahan motivasi kepada guru-

guru setiap evaluasi pembelajaran. Strategi

ini bisa dijadikan suatu cambuk bagi guru

untuk meningkatkan motivasinya.

Berikut analisis SWOT (Strength,

Weakness, Opportunities dan Threats)

berdasarkan hasil wawancara dan observasi

pada MTs Jagat Raya:

a. Kekuatan (Strength):

- Banyak kegiatan-kegiatan

spiritualitas pada MTs Jagat

Raya. Seperti: kegiatan rutin

sholat Dhuha dan pembacaan

surah Yasin sebelum melakukan

pembelajaran.

- Memiliki beberapa guru yang

berkomitmen tinggi.

- Masyarakat mulai percaya pada

sekolah-sekolah islami.

Strategi untuk memperkuat kekuatan

yang dimiliki oleh MTs Jagat Raya:

- Mempertahankan kegiatan yang

menumbuhkan spiritualitas

siswa.

- Mengembangkan pendidikan

karakter melalui kegiatan

spiritualitas.

- Memberikan insentif atau hadiah

kepada guru yang memiliki

prestasi dan berkomitmen tinggi.

- Meningkatkan kepercayaan

masyarakat dengan membuat

suatu acara yang melibatkan

masyarakat dan civitas akademik

MTs Jagat Raya.

b. Kelemahan (Weakness):

- Kurangnya sarana pra sarana.

- Tidak mempunyai donatur. Hanya

mengandalkan dana BOS.

- Motivasi siswa mayoritas rendah

untuk belajar.

- Ada beberapa guru yang

mengajar di tempat lain.

Sehingga harus membagi waktu

dan fokus untk MTs Jagat Raya.

Strategi untuk mengatasi kelemahan

(Weakness):

- Pemimpin atau kepala sekolah

harus melakukan kerjasama atau

mencari donatur agar dapat

membantu memenuhi sarana pra

sarana sekolah.

- Memberikan hadiah kepada

siswa yang memiliki motivasi

tinggi dalam belajar. Hal ini

bertujuan untuk memotivasi

siswa yang lain.

- Memberikan motivasi dan

melakukan pertemuan secara

berkala dalam mengevaluasi

kinerja guru.

c. Kesempatan (Opportunities):

- Memiliki siswa berprestasi di

beberapa bidang ekstrakurikuler

dan akademik.

- Telah menjalin kerjasama dengan

beberapa sekolah dasar guna

sebagai startegi mendapatkan

Page 43: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Strategi Sumber Daya Manusia: Studi Eksplorasi Di Madrasah Tsanawiyah Swasta Jagat Raya, Desa

Kedongdong, Kabupaten Cirebon-Indonesia- Nurkholifatul Maula | 105

siswa baru.

- Adanya dukungan dari

masyarakat dalam eksistensi

MTs Jagat Raya.

- Memiliki beberapa siswa dari luar

daerah dikarenakan MTs Jagat

Raya menyediakan asrama.

Strategi untuk meningkatkan

kesempatan:

- Melatih dan memfokuskan siswa

yang berprestasi di bidangnya,

serta memberikan motivasi terus

menerus.

- Memperluas jaringan kerja sama

dengan berbagai sekolah dasar.

Bukan hanya sekolah dasar di

sekitar MTs Jagat Raya.

- Memperhatikan komunitas atau

masyarakat disekitar MTs Jagat

Raya dengan melakukan

berbagai hal: membuat program

pengajian dengan masyarakat,

mengadakan bakti sosial kepada

masyarakat sekitar.

- Memberikan pelayanan yang

bagus kepada siswa dari luar

daerah. Agar mereka dapat

menjadi duta MTs Jagat Raya

guna mempromosikan Mts Jagat

Raya di daerahnya.

d. Tantangan (Threats):

- Banyak SMP swasta yang ada di

sekitar MTs Jagat Raya.

Sehingga persaingan dalam

mencari siswa dan

mempertahankan eksistensi

menjadi sebuah tantangan

kedepan.

- Mayoritas siswa berasal dari

keluarga menengah kebawah.

Sehingga membutuhkan

keterampilan khusus jika tidak

dilanjutkan ke jenjang berikutnya.

Strategi untuk mengatasi tantangan:

- Melakukan iklan sekolah atau

startegi humas dengan cara yang

unik dan berbeda dengan yang

lainnya.

- Melakukan kerjasama dengan

sekolah dasar yang ada di luar

daerah.

- Membekali siswa dengan

keterampilan. Seperti

mengadakan ekstrakurikuer

menjahit, kerajinan, atau yang

lainnya.

DAMPAK STRATEGI SUMBER DAYA

MANUSIA TERHADAP PERKEMBANGAN

SEKOLAH

Adapun strategi-strategi pengelolaan

sumber daya manusia yang dilakukan oleh

kepala sekolah tujuannya ialah untuk

mengembangkan sekolah sehingga dapat

mencapai visi dan misi sekolah. Pada

bagian ini, peneliti memaparkan beberapa

dampak strategi sumber daya manusia

terhadap perkembangan sekolah yang

meliputi: jumlah siswa selama lima tahun

terakhir, nilai UN siswa, dan prestasi-

prestasi yang telah didapatkan oleh MTs

Jagat Raya.

Page 44: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

106 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

Mengingat bahwa MTs Jagat Raya

merupakan sekolah swasta menengah

pertama yang berbasis agama islam yang

memiliki pembayaran yang masih cukup

minim dan kecil jika dibandingkan dengan

sekolah-sekolah swasta lainnya.

Mempertahankan sebuah sekolah swasta

untuk tetap terjaga eksistensinya dengan

meningkatnya jumlah siswa merupakan

suatu hal yang sangat krusial dan cukup

berat bagi sekolah swasta di desa. Terlebih

saat ini banyak dibukanya sekolah-sekolah

swasta baru di desa yang mengakibatkan

meningkatnya kompetisi antar sekolah.

Tentunya, hal ini tidaklah terlepas dari

strategi kepala sekolah dalam

pengembangan sumber daya manusia.

Berikut jumlah siswa selama lima tahun

terakhir di MTs Jagat Raya.

Tabel 2 Jumlah Siswa Selama Lima Tahun Terakhir

TAHUN JUMLAH

2013/2014 179

2014/2015 176

2015/2016 153

2016/2017 151

2017/2018 148

Berdasarkan data tersebut, terlihat

bahwa jumlah siswa selama lima tahun

terakhir semakin menurun. Hal tersebut

dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya

adalah: faktor panitia penerimaan siswa

baru, strategi yang berbeda diterapkan oleh

masing-masing panitia penerimaan siswa

baru, faktor kerja sama yang terlalu minim,

dan banyaknya sekolah swasta di desa,

sehingga terjadi tumpang tindih dalam

mencari siswa.

Adapun strategi yang diterapkan oleh

MTs Jagat Raya dalam melakukan

penerimaan peserta didik baru yaitu dengan

membentuk panitia penerimaan peserta

didik baru. Akan tetapi, pada empat tahun

terakhir ini, terjadi beberapa pergeseran

kebijakan, serta kerja sama hanya dilakukan

dengan sekolah-sekolah dasar disekitar

desa Kedongdong saja. Serta ada beberapa

kekurangan lainnya yaitu penyebaran brosur

pembukaan peserta didik baru lebih lambat

jika dibandingkan dengan sekolah swasta

lain yang ada di sekitar desa Kedongdong.

Berdasarkan kekurangan-kekurangan

strategi tersebut, dapat diperbaiki lagi dalam

perencanaan pembukaan pendaftaran

peserta didik baru.

Adapun proses seleksi siswa di MTs

Jagat Raya masih belum adanya seleksi

yang ketat. Sehingga masih mudah dan

hampir semua pendaftar diterima di MTs

Jagat Raya. Dalam mengelola siswa pada

suatu proses kegiatan belajar mengajar pun

perlu adanya strategi yang tepat dan sesuai,

untuk mewujudkan siswa yang berprestasi

dan bertakwa, kepala sekolah MTs Jagat

Raya membuat program beberapa

ekstrakurikuler (pramuka, PMR, dan silat)

serta membiasakan siswa untuk membaca

Al-Qur’an sebelum masuk jam pelajaran.

Semua kegiatan tersebut berjalan lancar.

Akan tetapi, ada beberapa ekstrakurikuler

yang kurang berjalan akhir-akhir ini. adapun

output siswa MTs Jagat Raya dapat dilihat

dari rata-rata nilai Ujian Nasional pada tahun

Page 45: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Strategi Sumber Daya Manusia: Studi Eksplorasi Di Madrasah Tsanawiyah Swasta Jagat Raya, Desa

Kedongdong, Kabupaten Cirebon-Indonesia- Nurkholifatul Maula | 107

2016/2017 dengan rata-rata nilai ujian

nasional yaitu 282,1. Pada tahun 2016 dan

2017, prestasi akademik maupun non

akademik MTs Jagat Raya meningkat,

dengan memenangkan lomba olimpiade

matematika di tingkat kabupaten dengan

memperoleh juara dua.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun strategi sumber daya

manusia yang diterapkan oleh kepala

sekolah MTs Jagat Raya ialah dengan

menerapkan visi dan misi, merancang

program kerja berdasarkan visi dan misi

yang telah dibuat, serta melakukan

rekrutmen guru dengan membuka lowongan

dan meminta bantuan guru pengajar di

sekolah negeri untuk mengajar di MTs Jagat

Raya. Dalam pengelolaannya, kepala

sekolah MTs jagat Raya melakukan

pelatihan kepada guru-guru dan

memberikan motivasi. Akan tetapi,

kurangnya penghargaan kepada guru

berprestasi dan belum adanya peraturan

dan hukuman bagi guru yang melanggar

secara konsisten.

Dampak dari strategi sumber daya

manusia yang dilakukan oleh kepala

sekolah menyebabkan beberapa perubahan

terhadap perkembangan sekolah. Seperti

jumlah siswa dan nilai Ujian Nasional, serta

prestasi-prestasi yang telah didapatkan oleh

MTs Jagat Raya. Pada lima tahun terakhir,

jumlah siswa MTs Jagat Raya semakin

menurun. Hal tersebut dikarenakan

beberapa hal, yaitu berubahnya panitia

penerimaan peserta didik baru sehingga

terdapat perubahan kebijakan dan semakin

banyaknya sekolah-sekolah swasta

disekitar. Adapun rata-rata nilai Ujian

Nasional siswa MTs Jagat Raya yaitu 282,1.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada

beberapa saran yang diajukan oleh peneliti.

Diantaranya yaitu:

(1) Perlu adanya perbaikan bagi strategi

yang dilakukan oleh MTs Jagat Raya

dalam hal peningkatan komitmen

guru.

(2) Perlu adanya peningkatan kerja

sama dengan pemerintah daerah

dan masyarakat sekitar.

(3) Pemerintah harus lebih

memperhatikan kulaitas sekolah

swasta sebagai sarana pemerataan

sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Michael. 2006. Strategic Human Resource Management: A Guide To Action. USA: Thomson-Shore,Inc

Collings, David and Geoffrey Wood. 2009. Human Resources Management: A Critical Approach.USA: Routledge

Doyle, Shawn.2006. The Manager’s Pocket Guide To Training. Canada: HRD Press, Inc

Hamiyah, Nur dan Mohammad Jauhar. 2015. Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka Jakarta

Mahapatro.2010.Human Resources Management. New Delhi: New Age

International (P) Ltd.,Publisher

Mohammadtaheri, Niloufar. 2011. The Study Of Effective Factors On The Teachers’ Work Commitment In High Schools. International Conference on

Page 46: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

108 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

Educational and Educational Psychology, 29 (2011), 1524 – 1530.

Nur’aini, Fajar. 2016. Teknik Analisis SWOT: Pedoman Menyusun Strategi yang Efektif dan Efisien serta Cara Mengelola Kekuatan dan Ancaman.Yogyakarta: Quadrant.

Shah, Madiha dan Marwan Abualrob. 2012. Teacher Collegiality And Teacher Professional Commitment In Public Secondary Schools In Islamabad, Pakistan. Procedia Social and Behavioral Science, 46 (2012), 950-954.

Torrington, Derek, Laura Hall and Stephen Taylor. 2008. Human Resource Management. England: Pearson Education Limited

Torrance, Harry. 2007. Education And Theory: Strangers In Paradigms. New York: Gary Thomas

kabar-cirebon.com (diakses pada tanggal 3 Januari 2018)

detik.com (diakses pada tanggal 3 Januari 2018)

Page 47: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

109 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA SITUS WEB PEMERINTAH MENUJU TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS OPEN

GOVERNMENT DI PROVINSI JAMBI IMPLEMENTATION OF E-GOVERNMENT ON GOVERNMENT WEBSITE TOWARDS

GOVERNMENT GOVERNANCE BASED ON OPEN GOVERNMENT IN JAMBI PROVINCE

Cholillah Suci Pratiwi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi Jl. Jambi Muaro Bulian Km 15 Mandalo Darat Jambi

email: [email protected]

Abstract

This study aims to determine how long Jambi Province government implements e-government in its government by utilizing technology. This research uses descriptive qualitative method by observing all official sites of the Local Government in Jambi Province to obtain primary data. At present, government agencies in Jambi Province have taken the initiative to develop public services through communication and information networks in the form of websites. However, the implementation of the majority of provincial regional government websites, Jambi District /City is still at the first level (preparation) and only a small percentage has reached level two (maturation), while level three (stabilization) and four (utilization) have not been achieved. That is, the implementation of e-government in Jambi Province is only at an early stage, so that many government institutions claiming that they have applied e-government are only at the stage of web presence. The main challenge lies in the ability and readiness of management and actors and not e-government support technologies. If this is not addressed, it can result in the emergence of a digital divide. Furthermore, transparency of policies and the implementation of regional autonomy will be increasingly difficult to manage and will close the path towards perfect democratization. So to improve the management of e-government the Jambi Provincial government must improve human resources, change the culture or work culture that can affect the government's performance in e-government development. The essence of the purpose of implementing e-government is that the government can implement a practice called good governance in the form of a social contract that demands democratization of the administration of government. If the Jambi Provincial government is committed to doing this seriously, it will support the optimization of e-government as a form of achieving open government in Jambi Province.

Keywords: Implementation, E-government, Open Government.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemerintah Provinsi Jambi melaksanakan e-government dalam pemerintahannya dengan memanfaatkan teknologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan observasi pada seluruh situs/website resmi Pemerintah Daerah di Provinsi Jambi untuk mendapatkan data-data yang bersifat primer. Saat ini instansi pemerintah di Provinsi Jambi sudah berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi dalam bentuk situs web. Namun, implementasi mayoritas situs web pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten/Kota Jambi masih berada pada tingkat pertama (persiapan) dan hanya sebagian kecil yang telah mencapai tingkat dua (pematangan), sedangkan tingkat tiga (pemantapan) dan empat (pemanfaatan) belum tercapai. Artinya, implementasi e-government di Provinsi Jambi baru pada tahap awal, sehingga banyak lembaga pemerintah yang menyatakan dirinya sudah mengaplikasikan e-government, ternyata baru pada tahap web presence. Tantangan utama terletak pada kemampuan dan kesiapan manajemen serta para pelaku dan bukannya teknologi pendukung e-government. Apabila hal tersebut tidak diatasi maka dapat mengakibatkan timbulnya digital divide. Lebih jauh lagi transparansi kebijakan dan pelaksanaan otonomi daerah akan semakin sulit dikelola dan akan menutup jalan ke arah demokratisasi yang sempurna. Maka untuk meningkatkan pengelolaan e-government pemerintah Provinsi Jambi harus meningkatkan sumber daya manusia, merubah kultur atau budaya kerja yang dapat mempengaruhi kinerja pemerintah dalam pengembangan e-government. Hakekat tujuan diterapkannya e-goverment adalah agar pemerintah dapat menerapkan suatu praktik yang disebut sebagai good governance berupa suatu kontrak sosial yang menuntut demokratisasi terhadap pelaksanaan administrasi pemerintahan. Jika

Page 48: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Implementasi E-Government Pada Situs Web Pemerintah Menuju Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Open Government Di Provinsi Jambi- Cholillah Suci Pratiwi | 110

pemerintah Provinsi Jambi berkomitmen melakukan hal ini secara serius, maka akan menunjang optimalisasi e-government sebagai bentuk tercapainya open government di Provinsi Jambi. Kata kunci : Impelementasi, E-government, Open Government

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi yang tidak dapat cegah,

keadaan seperti ini menuntut warga negara

untuk terus bergerak dinamis dalam

menghadapi setiap tantangan teknologi

informasi dan komunikasi yang semakin

canggih, hingga pada akhirnya

perkembangan teknologi dan Informasi

mempengaruhi perubahan segala aspek

kehidupan bernegara baik di bidang

ekonomi, sosial, pendidikan, pertahanan

dan keamanan, politik, dan pemerintahan.

Dalam mengatasi hal tersebut maka

pemerintah memberlakukan Intruksi

Presiden Republik Indonesia Nomor 3

Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan E-government

dalam pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi yang bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi, efektifitas,

transparansi dan akuntabilitas penyeleng-

garaan pemerintahan.

Pemanfaatan perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi yang

dimaksud yaitu melalui pengelolaan e-

government sebagai media dalam

memecahkan masalah yang semula bersifat

konsevatif menjadi lebih inovatif.(Anggono,

2013) Fungsi e-government semakin kuat

dengan adanya keterbukaan informasi

publik sebagai tujuan utama open

government Indonesia. Sejauh ini telah

terdapat beragam aplikasi ataupun web

portal dan website pemerintah lainnya,

tujuannya adalah untuk menunjang

transparansi dan akuntabilitas serta

mempermudah masyarakat memperoleh

informasi yang dibutuhkan, layanan publik

yang efisien dan efektif, bahkan masyarakat

dapat melakukan pengawasan terhadap

kinerja lembaga pemerintahan maupun

pelayanan publik dalam portal satu layanan.

(Djumadal, 2013) Bahkan masyarakat

dapat memberikan masukan, pengaduan

melalui aplikasi ataupun web yang

disediakan oleh pemerintah.

Selain itu, dalam penelitian Sosiawan

(2014) dijelaskan bahwa inovasi baru

lainnya ialah portal satu pemerintah yang

menyediakan beragam informasi terkait

instansi pemerintah, dimana mencakup

program kerja, anggaran dan lainnya

terdapat dalam situs web resmi pemerintah

baik pusat dan daerah yang dapat diakses

dengan mudah oleh masyarakat. Sehingga,

e-government menjadi jembatan yang dapat

meningkatkan peran masyarakat sebagai

warga negara yaitu dengan cara berpar-

tisipasi dalam pembangunan, pengawasan

dan bisa berkolaborasi memberikan inovasi

bersama demi terciptanya pemerintahan

yang baik untuk kesejahteraan masyarakat.

Dengan terlaksananya e-government maka

terdapat 3 komponen yang terpenuhi dalam

konsep open government yaitu, pertama,

Page 49: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

111 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

2,6 2,8 3 3,2 3,4 3,6

DKI JakartaJawa BaratJawa Timur

GorontaloBangka Belitung

D.I YogyakartaJawa Tengah

Sumatera UtaraBali

JambiProvinsi Dengan E-Governement Terbaik

terciptanya akuntabilitas dengan memberi-

kan informasi publik yang dapat dengan

mudah diakses oleh masyarakat. Kedua,

terciptanya transparansi, sehingga mem-

bangkitkan kembali kepercayaan publik

terhadap kinerja pemerintah. Ketiga yaitu

terciptanya partisipasi publik melalui peran

aktif masyarakat dalam pengawasan dan

pembangunan. Senada dengan hal ini

Maria, Eka Afrina dkk (2015) menyatakan

bahwa dengan adanya keterlibatan publik,

maka publik dapat mempengaruhi cara kerja

pemerintah mereka dengan terlibat dalam

proses kebijakan pemerintah dan program

pemberian layanan. Pengelolaan e-

government di Provinsi Jambi dapat

diketahui berdasarkan grafik berikut:

(Sumber : Databoks, Katadata Indonesia

2016)

Berdasarkan grafik diatas, Provinsi

Jambi menempatkan posisi paling rendah

dibandingkan Provinsi lainnya. hal ini

menandakan bahwa pengelolaan e-

government di Provinsi Jambi belum

terlaksana dengan baik. Manfaat website

resmi pemerintah Provinsi Jambi juga belum

memberikan angka yang signifikan terhadap

kepuasan masyarakat dalam memperoleh

informasi yang dibutuhkan, sehingga dapat

disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat

belum terlaksana, berbanding terbalik

dengan tujuan konsep open government

yang tengah digencarkan oleh pemerintah

pusat hingga sekarang nyatanya proses

pelayanan publik di Provinsi Jambi belum

berjalan dengan baik.

Perlu disadari bahwa e-governement

memegang peran penting dalam

terlaksananya open government dalam

menciptakan pemerintahan efektif, efisien

dan produktif sebagai indikator keberhasilan

reformasi birokrasi yang berbasis open

government. (Indrajit, 2014: 21) Ketika

dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota,

penggunaan e-government sudah lebih

efektif dan akif dibandingkan dengan

website Provinsi Jambi sendiri. Namun,

ketersediaan akses tersebut bila

dibenturkan dengan karakteristik pemakai

(user) atau irregular user internet maka akan

terjadi bias. Pada sisi irregular user untuk

bisa mengakses informasi dari web sites

memerlukan keaktifan, motif pendorong

serta kebutuhan akan informasi. Oleh

karena itu muncul pertanyaan apakah

banyak masyarakat yang benar-benar

memanfaatkan dan menggunakan situs web

sites internet pemda tersebut untuk mencari

dan memperoleh informasi yang

dibutuhkan? Pertanyaan lain yang muncul

adalah apakah terjadi keseimbangan antara

penyampaian informasi dari pihak pemda

selaku komunikator dan kontributor

informasi dalam website dengan

kemampuan, skill, kebutuhan dan tingkat

Page 50: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Implementasi E-Government Pada Situs Web Pemerintah Menuju Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Open Government Di Provinsi Jambi- Cholillah Suci Pratiwi | 112

eksposure masyarakat untuk mengakses

internet secara pribadi ataupun melalui jasa

warnet? Pertanyaan lain dari segi teknis

apakah strategi design websites tersebut

menarik dalam penampilannya serta mampu

diakses secara cepat? Hal ini juga menjadi

permasalahan tersendiri karena websites

yang tidak kreatif dan sulit untuk diakses

akan membuat user malas membukanya.

Pada sisi lain mengingat kebijakan, peluang

implementasi serta hambatan yang ada

memunculkan beberapa pertanyaan tentang

sampai sejauh mana penerapan atau

implementasi e-government yang dilakukan,

bagaimana ketersediaan informasi dalam

setiap situs web, bagaimana akses-

bilitasnya, serta bagaimana strategi

pengembangannya. Berangkat dari

beberapa pertanyaan tersebut di atas maka

tulisan ini mencoba untuk menelaah secara

kritis tentang evaluasi implementasi e-

government dalam mendukung terlak-

sananya tata kelola pemerintahan yang

berbasis open government di Provinsi Jambi

yang telah dilakukan selama ini.

E-GOVERNMENT

Pada pelaksanaan e-government,

informasi, komunikasi, dan transaksi antara

masyarakat dan pemerintah dilakukan via

internet. Sehingga ada beberapa manfaat

yang dihasilkan seperti misalnya,

komunikasi dalam sistem administrasi

berlangsung dalam hitungan jam, bukan hari

atau minggu. Artinya, pelayanan pemerintah

pada masyarakat menjadi sangat cepat,

service dan informasi dapat disediakan 24

jam sehari, tujuh hari dalam seminggu.

Informasi dapat dicari dari kantor, rumah,

bahkan mobile dimanapun tanpa harus

secara fisik datang ke kantor pemerintahan

atau tempat-tempat pelayanan umum.

Akselerasi kecepatan pelayanan berarti juga

merupakan penghematan dalam waktu,

energi maupun sumber daya. Selain

manfaat tersebut, akses informasi ke

pemerintah menjadi terbuka sangat sangat

lebar sehingga tidak ada lagi istilah 'warga

kelas satu' dan 'warga kelas dua' di hadapan

pemerintah. Baik pemerintah dan masya-

rakat dari semua golongan saling terbuka

dalam interkasi dan komunikasinya yang

mengarah pada keterbukaan (Andrianto,

2015).

Terciptanya keterbukaan (trans-

paransi) diharapkan akan terjadi proses

demokratisasi dan trans-paransi politik serta

administrasi. (Hutter, 2016: 8) Dengan

demikian cara ini akan mampu memini-

malisir penyelewengan kebijakan pemerin-

tah, karena transparansi kebijakan dan

pelaksanaan otonomi daerah akan makin

mudah dikelola dan diawasi.

Manfaat lainnya, pada konteks

agenda pembangunan nasional, penerapan

e-government dapat membuka peluang bagi

pemerintah untuk melakukan re-inventing

untuk dapat menjadi lembaga sosial yang

lebih dekat (up close) dengan masyarakat,

membangun aliansi dan partnership yang

lebih erat dengan beberapa komunitas

dalam masyarakat yang memiliki

kepentingan, praktek, dan keahlian yang

berbeda-beda. Model e-government yang

Page 51: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

113 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

diterapkan di negara-negara luar adalah

menggunakan model empat tahapan

perkembangan yang meliputi: (Dwiyanto,

2017)

a) Fase pertama, berupa penampilan

website (web presence) yang berisi

informasi dasar yang dibutuhkan

masyarakat.

b) Fase kedua, fase interaksi yaitu isis

informasi yang ditampilkan lebih

bervariasi, seperti fasilitas download

dan komunikasi e-mail dalam

website pemerintah.

c) Fase ketiga, tahap transaksi berupa

penerapan aplikasi/formulir untuk

secara online mulai diterapkan.

d) Fase Keempat, fase transformasi

berupa pelayanan yang terintegrasi,

tidak hanya menghubungkan

pemerintah dengan masyarakat

tetapi juga dengan organisasi lain

yang terkait (pemerintah ke antar

pemerintah, sektor nonpemerintah,

serta sektor swasta).

APLIKASI E-GOVERNMENT

Wujud nyata dari aplikasi e-

government yang telah umum dilaksanakan

dan diatur pelaksanaannya adalah

pembuatan situs web pemerintah daerah.

Situs web pemerintah daerah merupakan

salah satu strategi didalam melaksanakan

pengembangan e-government secara

sistematik melalui tahapan yang realistik

dan terukur.(Junaidi, 2015: 16) Situs web

pemerintah daerah merupakan tingkat

pertama dalam pengembangan e-

government di Indonesia yang memiliki

sasaran agar masyarakat Indonesia dapat

dengan mudah memperoleh akses kepada

informasi dan layanan pemerintah daerah,

serta ikut berpartisipasi di dalam

pengembangan demokrasi di Indonesia

dengan menggunakan media internet. (Buku

panduan Kominfo, 2002)

Dari aplikasi tersebut dapat diketahui

bahwa pengembangan e-government di

Indonesia dilaksanakan melalui 4 (empat)

tingkatan, yaitu:

a) Tingkat 1 merupakan tingkat

Persiapan berupa pembuatan situs

web sebagai media informasi dan

komunikasi pada setiap lembaga

serta sosialisasi situs web untuk

internal dan publik.

b) Tingkat 2 merupakan tingkat

Pematangan yang berupa

Pembuatan situs web informasi

publik yang bersifat interaktif dan

Pembuatan antar muka

keterhubungan dengan lembaga lain.

c) Tingkat 3, tingkat Pemantapan yang

berisi Pembuatan situs web yang

bersifat transaksi pelayanan publik

dan Pembuatan interoperabilitas

aplikasi dan data dengan lembaga

lain.

d) Tingkat 4 adalah tingkat Peman-

faatan yang berisi Pembuatan

aplikasi untuk pelayanan yang

bersifat Government to Government

(G2G), Government to Business

(G2B), Government to Consumers

(G2C). Pada situs web pemerintah

Page 52: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Implementasi E-Government Pada Situs Web Pemerintah Menuju Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Open Government Di Provinsi Jambi- Cholillah Suci Pratiwi | 114

daerah ada sejumlah kriteria yang

ditetapkan oleh Kementrian

Komunikasi dan Informasi Republik

Indonesia (Kominfo) dalam buku

panduan penyelenggaran situs web

pemerintah daerah. Kriteria yang

diberikan merupakan gambaran ciri-

ciri kunci bentuk dasar situs web

pemerintah daerah yang terdiri dari:

1. Fungsi, aksesbilitas, kegunaan; Isi

informasi situs web pemerintah daerah

berorientasi pada keperluan

masyarakat, yaitu menyediakan

informasi dan pelayanan yang

diinginkan oleh masyarakat. Pada

kriteria ini ditekankan adanya anti

diskriminasi bagi pengguna, artinya

situs web pemerintah daerah dapat

dibuka tanpa membedakan fasilitas

dan kemampuan komputer yang

dimiliki oleh pengguna. Disain situs

web pemerintah daerah adalah

profesional, menarik, dan berguna.

Berita atau artikel yang ditujukan

kepada masyarakat sebaiknya

disajikan secara jelas, dan mudah

dimengerti.

2. Bekerjasama; Situs web pemerintah

daerah harus saling bekerjasama

untuk menyatukan visi dan misi

pemerintah. Semua dokumen

pemerintah yang penting harus

memiliki URL (Uniform Resource

Locator) yang tetap, sehingga mesin

pencari (search engine) dapat

menghubungkan kepada informasi

yang diinginkan secara langsung.

3. Isi yang Efektif; Masyarakat pengguna

harus mengetahui bahwa informasi

tertentu akan tersedia pada situssitus

pemerintah daerah manapun.

Pengguna memiliki hak untuk

mengharapkan isi dari suatu situs web

pemerintah daerah adalah data

terbaru dan tepat, serta

mengharapkan berita dan materi baru

selalu diketengahkan.

4. Komunikasi Dua Arah; komunikasi

yang disediakan pada situs web

pemda dalam bentuk dua arah

(interaktif). Situs web pemerintah

daerah harus memberikan

kesempatan pengguna untuk

menghubungi pihak-pihak berwenang,

menjelaskan pandangan mereka, atau

membuat daftar pertanyaan mereka

sendiri.

5. Evaluasi Kesuksesan: Situs-situs web

pemerintah da erah harus memiliki

sistem untuk mengevaluasi

kesuksesan, dan menentukan apakah

situs webnya memenuhi kebutuhan

penggunanya. Artinya Situs-situs web

pemerintah daerah harus

mengumpulkan, minimal, statistik

angka pengguna, pengunjung, jumlah

halaman, permintaan yang sukses dan

tidak sukses, halaman yang sering

dikunjungi dan jarang dikunjung,

halaman rujukan utama. Informasi

tambahan mengenai siapa yang

menggunakan situs ini, tingkat transfer

data. Evaluasi empat bulanan

sangatlah direkomendasikan.

Page 53: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

115 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

6. Kemudahan Menemukan Situs ; pihak

pemda harus mempromosikan situs

webnya dan mendaftarkannya ke

mesin pencari. Masyarakat pengguna

mungkin tidak bisa menemukan suatu

situs web pemerintah daerah kecuali

pengelola mempromosikannya dan

memastikan bahwa mesin pencari

mendaftarkannya. Serta

mensosialisaikannya melalui

pemberitahuan lewat pers, Hubungan

Masyarakat dan brosur.

7. Pelayanan yang diatur dengan baik ;

Pihak pemda harus menggunakan

sumber yang terpercaya; strategi yang

jelas, tujuan, dan target pengguna;

serta strategi pengembangan masa

depan, termasuk langkah menuju

pusat data yang dinamis dari media

digital lainnya.

OPEN GOVERNMENT

Open Government menurut Global

Integrity dalam Maria, Eka Afrina dkk (2015:

14) mencakup tiga hal yakni transparansi

informasi, keterlibatan publik dan

akuntabilitas. Ahmad Djunaedi menyatakan

hasil yang diharapkan dari open government

berupa pengurangan angka korupsi,

peningkatan transparansi, peningkatan

kenyamanan, pertambahan pendapatan dan

atau pengurangan biaya. Open government

dijalankan dengan pemanfaatan inovasi dan

teknologi informasi dan komunikasi e-

government.

Prinsip open government dapat

dikategorikan sebagai berikut: (Gulati, 2015)

1. Transparansi, dapat diukur menjadi

beberapa indikator, yaitu adanya

sistem keterbukaan dan standarisasi

yang jelas dan mudah dipahami dari

semua proses-proses

penyelenggaraan pemerintahan.

Kedua, adanya mekanisme yang

memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan

publik tentang proses-proses dalam

penyelenggaraan pemerintahan.

Ketiga, adanya mekanisme

pelaporan maupun penyebaran

informasi penyimpangan tindakan

aparat publik didalam kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan.

2. Akuntabilitas, dalam

penyelenggaraan pemerintahan

dituntut disemua tahap mualai dari

penyususnan program kegiatan,

pembiayaan, pelaksanaan,

evaluasinya, maupun hasil dan

dampaknya. Untuk mengukur

pelaksanaan penyelenggaraan

pemerintahan yang kemudian

dipublikasikan. Ketika ada

pelanggaran, harus ada mekanisme

pelaporan dan tindak lanjut terhadap

pelanggaran yang terjadi.

3. Partisipasi Publik, masyarakat ikut

aktif berperan dalam pemerintahan

dan pembangunan. Melalui

beberapa cara diantaranya: Pertama,

masyarakat terlibat dalam

pengawasan, evaluasi anti korpsi

dalam siklus kebijakan. Kedua,

masyarakat terlibat dalam good

governance implementasi kebijakan

Page 54: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Implementasi E-Government Pada Situs Web Pemerintah Menuju Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Open Government Di Provinsi Jambi- Cholillah Suci Pratiwi | 116

publik (kesehatan, pendidikan,

administrasi publik, termasuk

pelaporan dan mekanisme

feedback). Ketiga, saluran umpan

balik untuk menutup celah dan

mengatasi kesalahan pengelolaan.

Keempat, lobbying rutin sebagai

kesempatan untuk memberikan

masukan terhadap pengambilan

kebijakan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode

analisis isi (content analiys) yang

merupakan analisis ilmiah tentang isi pesan

komunikasi yang mencakup: (1) klasifikasi

tanda, (2) menggunakan kriteria sebagai

dasar klasifikasi, (3) menggunakan teknik

analisis tertentu sebagai pembuat prediksi.

(Moleong, 2005: 44) Kemudian, penelitian

ini menggunakan unit-unit analisis dan

kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 1. Unit Analisis dan Kategorisasi

NNO

UNIT ANALISIS KATEGORISASI

1 Informasi menu utama

dalam websites

1. Potensi daerah, Komoditas utama dan kualitas

SDM

2. Potensi daerah dan Komoditas utama

3. Potensi daerah dan Kualitas SDM

4. Komoditas utama dan Kualitas SDM

5. bukan salah satu dari kategori 1- 4

2 Informasi tambahan dalam

fasilitas websites

1. Informasi umum, Informasi khusus, Informasi

perniagaan, Informasi pendidikan

2. Informasi umum, Informasi khusus, Informasi

pendidikan

3. Informasi umum, Informasi khusus dan

Informasi perniagaan

4. Informasi umum dan Informasi khusus

5. bukan salah satu dari kategori 1- 4

3 Penyediaan hubungan

1. G2C (Government to Citizen)

2. G2B (Government to Bussines)

3. G2G (Interagency Relationship)

4. Kombinasi

4 Aksesbilitas

1. Kurang dari 5 detik

2. 5 detik – 10 detik

3. Lebih dari 10 detik

5 Design

1. Animasi, Grafis, dan teks lengkap

2. Grafis dan teks

3. Animasi dan teks

6 Jumlah Links Informasi

1. 1 tingkat

2. 2 – 3 tingkat

3. lebih dari 3 tingkat

Page 55: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

117 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

Penelitian ini mengambil lokasi di

Pemerintahan Provinsi Jambi. Penulis

melakukan observasi pada seluruh

situs/website resmi Pemerintah Provinsi

Jambi serta Kabupaten dan Kota untuk

mendapatkan data-data yang bersifat

primer. Data yang diperoleh melalui

pemahaman secara tekstual dimasukkan

dalam lembar coding sheet yang memuat

kategori yang ditetapkan. Coding

merupakan proses tarnsformasi data

mentah ke dalam unit-unit yang

memungkinkan membuat deskripsi

karaketeristik isi yang relevan. Data yang

ada dalam coding sheet dianalisa untuk

menjawab pertanyaan dalam rumusan

masalah.

PEMBAHASAN

Upaya pengembangan e-govern-

ment yang merupakan bentuk

pemanfaatan teknologi dari konsep open

government menutup celah tindakan

korupsi, kolusi dan nepotisme serta

penyalahgunaan wewenang melalui

transparansi dan akuntabilitas melalui

pemanfaatan website ataupun aplikasi

portal milik pemerintah daerah.(Mundy,

2013: 33) Pelaksanaan Open Government

dengan memanfaatkan teknologi atau

disebut dengan e-government telah di

laksanakan oleh seluruh Kabupaten/Kota di

Provinsi Jambi, namun terdapat beberapa

daerah yang belum melaksanakannya

secara optimal. Hal ini bisa dilihat dari

beberapa website pemerintah daerah yang

aktif tapi kemudian sulit untuk mengakses

informasi. Provinsi Jambi terdiri dari 11

Kabupaten/Kota diantaranya: Kabupaten

Sarolangun, Kabupaten Batanghari,

Kabupaten Bungo, Kabupaten Kerinci,

Kabupaten Muaro Tebo, Kabupaten

Merangin, Kabupaten Muaro Jambi,

Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kota

Sungai Penuh serta Kota Jambi. Unutk

mengetahui pelaksanaan e-government di

pada Kabupaten/Kota serta Provinsi Jambi

maka penulis menelusuri website masing-

masing pemerintahan, sehingga

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Websites Pemerintah Daerah di

Provinsi Jambi

Hasil penelitian ini menunjukkan dari 11

Kabupaten/Kota ditambah dengan website

Provinsi Jambi (pemprovjambi.go.id),

hanya 75% website pemerintah yang aktif

dan sisanya tidak bisa diakses.

Ketersediaan data dan informasi di setiap

website juga belum lengkap dan

terintegrasi secara menyeluruh. Salah satu

contohnya adalah Pemerintah Provinsi

Jambi dalam pengelolaan e-government

yang justru masih tertinggal dibandingkan

Kabupaten dan Kotanya padahal,

Pemerintah Provinsi Jambi haruslah

menjadi acuan bagi pemerintah Kabupaten

dan Kotanya. Dari hasil analisa

Page 56: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Implementasi E-Government Pada Situs Web Pemerintah Menuju Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Open Government Di Provinsi Jambi- Cholillah Suci Pratiwi | 118

keseluruhan web pemda di Provinsi Jambi,

penulis mendapatkan hasil sebagai berikut:

a. Isi Informasi

Unsur terpenting dari sebuah

tampilan yang efektif situs web di internet

adalah isi (content) dan desain yang baik

serta menarik. Sebuah situs web pemerin-

tah daerah mempunyai persyaratan

minimal untuk isi. Pengelola situs web

pemerintah daerah harus mampu

menentukan apa yang diharapkan oleh

para pengguna mengenai apa yang

seharusnya ada di situs web.(Susartono,

2016)

Pada aplikasinya mayoritas situs

websites pemerintah Provinsi Jambi belum

menyediakan isi informasi minimal pada

tampilan homepage. Jika dicermati maka

umumnya kekuranglengkapan isi minimal

terletak pada tidak tercantumnya peraturan

atau undang-undang produk dari masing-

masing pemda serta tidak tersediannya

buku tamu. Ketersediaan link informasi

Peraturan Daerah (Perda) yang telah

dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah

bersangkutan adalah vital karena melalui

situs web pemerintah daerah inilah semua

Perda yang telah dikeluarkan dapat

disosialisasikan kepada masyarakat luas.

Sedangkan links buku tamu sesungguhnya

digunakan sebagai evaluasi dan monitoring

terhadap umpan balik yang disampaikan

masyarakat baik bagi Pemda maupun

penyelenggaran e-government itu sendiri.

Selain isi minimal seperti tersebut diatas,

menurut Panduan Penyelengaraan Situs

Web Pemda (Kominfo) isi informasi lainnya

yang disajikan pada suatu situs web

pemerintah daerah diserahkan sepenuhnya

kepada masing-masing Penanggungjawab

Situs dan Manajer Situs web pemerintah

daerah, tergantung pada kondisi setempat

dan kesediaan data serta informasi yang

dimiliki oleh daerah bersangkutan. Isi

informasi lainnya yang disediakan oleh

kebanyakan situs web pemda umumnya

berisi tentang informasi umum, khusus,

pendidikan serta informasi perniagaan.

Artinya, ini menunjukkan bahwa sebagian

besar pemerintah daerah baik pemprov

dan pemkot/pemkab memiliki motivasi

guna membangun good governance dalam

dunia virtual melalui penyediaan informasi

yang lengkap kepada masyarakat. Namun

begitu sebagian besar nampaknya masih

ada beberapa situs websites Pemprov dan

Pemda Jambi yang tidak memiliki

kelengkapan informasi umum dan khusus,

padahal ini merupakan sarana utama

sebagai penyampaian pesan secara rutin

bagi pihak masyarakat sebagai objek

pemerintahan.

Keberadaan links informasi

tambahan sesungguhnya merupakan

media yang tepat untuk public relations

bagi pemda yang bersangkutan, karena

dengan informasi tersebut dimungkinkan

masyarakat akan mengetahui banyak

kemajuan dan eksistensi pemerintahan

pemda yang bersangkutan yang akan

memicu munculnya citra dan opini yang

positif.(Widodo, 2015: 11) Ada beberapa

situs web pemda justru menonjolkan

informasi profile, kolom pimpinan daerah

Page 57: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

119 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

dalam bentuk opininya. Pada satu sisi ini

merupakan representasi komunikasi

pimpinan dengan warganya, tapi di sisi

humas hal ini justru tidak etis. Selain isi

minimal dan isi kelengkapan penempatan

jumlah links informasi juga menjadi

pertimbangan dalam tampilan situs web

pemda. Jumlah links informasi merujuk

pada kelengkapan informasi yang tidak

menumpuk pada halaman muka

(homepage) namun disebarkan melalui

site-site yang dimiliki. Semakin banyak

links maka akan menunjukan bahwa

informasi yang tersedia semakin lengkap,

dan tidak hanya itu tingkatan links juga

merujuk pada kemudahan bagi pengunjung

untuk memasuki websites lainnya yang

berkaitan dengan informasi yang berada

dalam situs website Pemprov Jambi. Yang

menarik ternyata hampir sebagian situs

web pemda menyediakan fasilitas search

engine yaitu alat yang digunakan untuk

mempermudah pengunjung situs untuk

mencari informasi. Search engine yang

disediakan bisa berbentuk pencarian arsip

website namun juga pencarian informasi

dalam arti luas.

b. Evaluasi Penyediaan Links Hubungan

Ketersediaan links yang

menghubungkan pihak pemda dengan

institusi atau instansi lain yang berkait erat

dengan kebutuhan dan kepentingan

masyarakat merupakan jalan utama

menuju tercapainya tahapan ke tiga atau

ke empat dalam pengembangan e-

government. Links hubungan yang di

maksud meliputi links Government to

Government (G2G), Government to

Business (G2B), Government to

Consumers (G2C). (Sosiawan, 2014: 18)

Bila dianalisis, maka hampir semua situs

website Pemda menyediakan hubungan

links antara Pemda dengan masyarakat

sebagai objek pemerintahan, pihak institusi

yang bergerak dalam bidang bisnis, serta

pihak pemerintah daerah lainnya. Namun

walaupun ada hubungan interagency tetapi

mayoritas masih berbentuk links ke institusi

yang masih dalam lingkup masing-masing

pemda sendiri. Tidak ada situs website

pemda yang diteliti membuat interagency

ke pemda lainnya. Jikapun ada, maka

umumnya hanya bersifat links biasa saja

bukan menunjukkan adanya keterkaitan

data ataupun interchange dan integrated

data’s. Jika hanya melihat pada jumlah

links yaitu banyaknya loncatan informasi

yang disediakan dalam satu site atau

homepage (semakin banyak links yang

disediakan maka akan semakin banyak

informasi yang ditawarkan atau di

tayangkan) maka umumnya paling banyak

situs web pemda rata-rata memiliki jumlah

links antara 50 hingga 50 keatas.

Sementara jumlah minimalnya berkisar

antara 30 links, sedangkan Jambi hanya

memiliki jumlah links antara 15-20 links dan

ini masih jauh dari kata cukup.

c. Evaluasi Aksesbilitas

Aksesbilitas merupakan kecepatan

loading untuk tampil secara utuh dari

semua beban suatu situs yang diukur

dalam bilangan detik.(Lee, 2013: 9)

Page 58: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Implementasi E-Government Pada Situs Web Pemerintah Menuju Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Open Government Di Provinsi Jambi- Cholillah Suci Pratiwi | 120

Aksesbilitas yang dimiliki oleh situs web

pemda umumnya menunujukkan

kepemilikan aksesbilitas kurang dari 5

detik. Ini menunjukkan bahwa hampir

semua pemda peduli akan pelayanan

melalui media online sebab aksesbilitas

lebih dari 5 – 10 detik akan menyebabkan

pengguna situs enggan untuk menunggu

sampai loading selesai. Bukan itu saja

loading yang terlalu lama akan

menyebabkan kurangnya nilai pelayanan

dari pemda itu sendiri yang menyebakan

tujuan penyelengaraan e-government

menjadi percuma. Aksesbilitas yang lebih

dari 10 detik dimungkinkan akan

menghambat motivasi dari pengunjung

situs, karena aksesbilitas rata-rata yang

diminta oleh user pengunjung adalah

berkisar antara 1 hingga 5 detik. Dari 11

Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi

Jambi, beberapa daerah yang

aksesibilitasnya kurang dari 5-10 detik

hanya Kabupaten Batanghari, Merangin

dan Tanjung Jabung Timur, itu artinya 9

kab/kota masih berada di level rendah.

Adapun situs web pemprov dan pemda lain

aktif meskipun ada yang berstatus under

restriction tak dipungkiri bahwa

peningkatan implementasi e-government

harus ditingkatkan bersama.

d. Evaluasi Umpan Balik

Ketersediaan umpan balik melalui

e-mail kepada pihak Pemda dari

masyarakat yang ditujukan kepada pejabat

di lingkungan Pemda merupakan

penyediaan sarana untuk menyampaikan

suatu permintaan atau keterangan serta

aspirasi. Pada implementasinya kebanya-

kan umpan balik melalui e-mail yang

disediakan ditujukan kepada administratur

website dan bukannya kepada pejabat

yang terkait. Ini mengakibatkan bahwa

proses umpan balik dari masyarakat

apakah itu berkaitan dengan keluhan,

saran atau permohonan tidak langsung

dapat diterima atau di monitor oleh pejabat

yang terkait. Kemudian, melalui pola e-mail

yang langsung tertuju pada account

pejabat yang bersangkutan tentunya akan

memudahkan masyarakat berkomunikasi

secara interpersonal kepada pejabat publik

(walau dalam kontek virtual) sehingga

keluhan, saran dan masukan dapat

langsung diterima oleh sang pejabat

publik.(Rakhmanov, 2014)

Meskipun pada prakteknya pesan

tersebut akan disampaikan ke pejabat

terkait, hal ini memperlambat respon yang

bisa diterima masyarakat. Kabupaten

Batanghari adalah salah satu pemerintah

kabupaten yang telah menyediakan menu

link e-lapor sebagai media aspirasi,

keluhan atau saran dari masyarakat. Hal ini

perlu diapresiasi dan dijadikan contoh bagi

kabupaten lainnya dalam menerapkan e-

government yang maskimal.

e. Evaluasi Visualisasi Dan Desain

Visualisasi dan desain adalah

merupakan aplikasi tampilan situs web

yang terdairi atas animasi, grafis dan teks

disertai penempatan layout dan navigasi

menu. (Furuholt, 2014: 11) Secara umum

tampilan situs web pemda yang ada

menunjukkan yang tidak menggunakan

Page 59: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

121 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

animasi lebih dominan dibanding dengan

yang menggunakan desain secara lengkap

yang terdiri dari Animasi, Grafis dan teks.

Pertimbangan hanya menggunakan grafis

dan teks adalah karena faktor aksesbilitas.

Dikhawatirkan apabila menggunakan

animasi akan mengurangi kecepatan

loading website. Situs web Pemprov Jambi

dan 11 Kab/Kota lainnya yang

mengandalkan animasi dan teks

nampaknya belum ada yang berani

mencobanya dan kemungkinan alasan

utama disini adalah kurangnya sumber

daya teknis yang mengelola situs website

pemda. Kalaupun ada yang menggunakan

animasi, bentuk animasi yang digunakan

adalah animasi sederhana dan umumnya

digunakan untuk merujuk pada links-links

penting atau untuk running text greeting.

Penggunaaan logo dan simbol-simbol khas

daerah banyak ditonjolkan oleh masing-

masing situs pada setiap homepage.

Bentuk homepage pada masing-masing

websites Pemda memiliki identitas yang

mudah dikenali, artinya pada masing-

masing homepage dicantumkan nama dan

simbol masing-masing Pemda. Gambar

yang menarik sebagai simbol kedaerahan

juga nampak dalam masing-masing

websites. Dari segi sistem navigasi, dapat

dicermati bahwa pola menu informasi yang

tersedia adalah memiliki kesamaan yaitu

menggunakan sistem menu utama, menu

tambahan, informasi / berita umum dan

informasi khusus serta fasilitas links

keberbagai alamat situs lainnya. Pola yang

seragam ini sepertinya menjadi tipikal dari

semua situs Pemda, namun pada sisi lain

menyebabkan kurang beragamnya situs

yang tersedia. Pada segi penyusunan lay

out sebagai strategi kreatif dalam

penyampaian informasi. Jika dilihat dari

tipe lay out nya maka semuanya

menggunakan tipe mondrian yaitu

pembagian dua atau lebih bentuk persegi

panjang dengan penggunaan bentuk garis

dan batang secara tegas, sementara

format yang digunakan adalah

menggunakan format the outline; yaitu

format yang digunakan untuk

mengkomunikasikan komponen kunci

pesan dengan menggunakan bahasa

pernyataan yang luas dan bentuknya mirip

gaya dalam penulisan berita atau artikel.

f. Evaluasi Manajemen pengelolaan situs

Orientasi pengelolaan situs pemerintah

daerah tidaklah seperti web tradisional

yang hanya memerlukan satu orang

webmaster, namun terdiri struktur

organisasi yang sistematis. Menurut

panduan dari Kominfo maka pengelolaan

dan penanggung jawab situs dilakukan

oleh:

a) Pelindung (Gubernur/Bupati/Walikota)

b) Penanggungjawab Situs Web

Pemerintah Daerah (eselon tertinggi

pada organisasi struktural

Pemerintahan Daerah)

c) Manajer Situs (eselon satu tingkat

dibawah eselon tertinggi pada

organisasi struktural Pemerintahan

Daerah)

Page 60: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Implementasi E-Government Pada Situs Web Pemerintah Menuju Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Open Government Di Provinsi Jambi- Cholillah Suci Pratiwi | 122

d) Tim Pengelola (sejumlah pegawai

Pemerintah Daerah yang mampu,

serta mempunyai standar kompetensi

di bidang teknologi informasi)

e) Tim Asistensi (para eselon satu tingkat

dibawah eselon tertinggi pada

organisasi struktural pemerintah

daerah, mewakili unit-unit kedinasan

yang ada di daerah) (Kominfo, 2002)

Secara umum terlihat bahwa

pengelolaan situs web pemda masih belum

sesuai dengan panduan penyelenggaraan

situs web pemda yang dikeluarkan

Kominfo. Artinya bahwa banyak pemda

masih “setengah hati” dalam keterlibatan

pengelolaan situs. Ini bisa dimengerti

karena dalam konteks tertentu pihak

pejabat publik bukan lahir dari generasi

internet sehingga ada semacam “gagap

teknologi” yang mempengaruhi

keterlibatannya secara langsung dalam

pengelolaan situs. Pengelolaan situs

diserahkan pada badan yang memiliki

keterkaitan dengan penyampaian informasi

disini bila tidak Kantor Humas dan

Informasi maka diserahkan pada Kantor

Pengolahan Data Elektronik. Penyerahan

pada dua badan tersebut sesungguhnya

tidak salah sebatas dalam konteks

manajerial dan pengelolaan, namun bila

tidak ada sinergi dan kerjasama dengan

instansi di lingkungan pemda maka

umumnya informasi yang disampaikan

dalam web tidak akan lengkap. Selain itu,

ke-tidakadaan hal tersebut menyebabkan

integritas layanan transakisonal yang

diharapkan pada setiap situs pemda tidak

akan terwujud.

KENDALA UTAMA YANG DIHADAPI

Bebeberapa kondisi awal di lapangan

menunjukkan beberapa indikasi

permasalahan dalam upaya memutuskan

penerapan e-government di Provinsi

Jambi. Kondisi tersebut berupa:

a) Belum terintegrasinya sistem yang

dibangun. Beberapa kabupaten/kota

ataupun instansi di pemerintahan

daerah telah memiliki aplikasi atau

sistem informasi, namun biasanya

setiap sistem yang dikembangkan

terpisah satu sama lain. Hal ini terjadi

karena kebutuhan setiap instansi

yang mengembangkannya berbeda

antara yang satu dengan yang lain,

atau dengan kata lain antara satu

sistem dengan sistem lainnya tidak

terintegrasi. Dengan tidak

terintegrasinya sistem yang ada,

maka kesulitan yang akan dihadapi

adalah ketika kita membutuhkan

suatu data atau informasi yang

berasal dari berbagai sumber data,

karena karakteristik data atau

informasi yang berasal dari beberapa

sistem informasi yang ada memiliki

perbedaan format atau standart dari

aturan yang ada. Data dan informasi

yang terpisah secara fungsional

maupun secara fisik seringkali

menyebabkan tujuan dari adanya

komputerisasi untuk memperoleh

data secara tepat, cepat dan terkini

menjadi tidak tercapai.

Page 61: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

123 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

b) Sarana dan prasarana komputer

beserta jaringan yang kurang

mendukung. Lingkungan perkantoran

merupakan pusat informasi

pemerintahan. Dengan terbatasnya

sarana dan prasarana komputer serta

jaringan akan memberikan tingkat

pengelolaan informasi di kantor

pusat. Kondisi seperti ini akan

mengakibatkan lalu lintas data

menjadi tidak optimal, kebutuhan

informasi dan data menjadi sangat

sulit untuk dapat langsung diperoleh,

sehingga proses akses atas informasi

di kantor pusat data serta pertukaran

informasi antar satu kantor atau unit

dengan kantor atau unit yang lain

menjadi sangat lambat. Hal inilah

yang menyebabkan efisiensi dan

efektifitas kinerja pada setiap instansi

menjadi berkurang.

c) Terbatasnya Sumber Daya Manusia.

Kebutuhan sumber daya manusia

yang berkualitas dan paham serta

mengerti dan ahli di bidang teknologi

informasi mash sangat sulit

didapatkan. Sumber daya manusia

dibeberapa kantor Pemerintahan

Daerah masih sangat terbatas,

terlebih dengan ditunjukkannya

kesadaran para pimpinan di kantor

pemerintahan daerah mengenai

pentingnya membangun suatu unit

pelayanan teknis yang khusus

menangani bidang teknologi

informasi masih sangat kurang.

d) Kurangnya regulasi dan peraturan

daerah yang mendukung

perkembangan e-government.

Kebijakan dan regulasi yang

dikeluarkan oleh pemerintah daerah

pada saat ini masih terlihat kurang.

Karena prinsip keterbukaan bagi

setiap penyelenggara daerah menjadi

hambatan formal agar masyarakat

dapat mengakses setiap kebijakan

yang ada. Untuk itulah diperlukan

keterbukaan secara luas di segala

bidang pemerintahan, agar konsep

clean governance dalam

menghasilkan good governance

menuju open government dapat

tercapai.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Simpulan dan penawaran solusi jika

dikaitkan dengan bentuk ideal yang

diharapkan sebagai sarana e-government

maka dapat dikatakan websites Pemda di

Provinsi Jambi yang ada masih berfungsi

sebagai media informatif atau kehumasan

saja dan bukannya media interaktif apa lagi

jika dikaitkan dengan panduan yang

dikeluarkan Kominfo, maka status dari

websites Pemda di Provinsi Jambi masih

pada tahapan pematangan yaitu masih

dalam kategori penyediaan informasi

interaktif dan pemuatan antar hubungan

dengan lembaga lain. Padahal

kesempurnaan untuk menjadi e-

government yang sesungguhnya

Page 62: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Implementasi E-Government Pada Situs Web Pemerintah Menuju Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Open Government Di Provinsi Jambi- Cholillah Suci Pratiwi | 124

memerlukan 4 tahapan. Dari sini dapat

disimpulkan bahwa pengelolaan situs-situs

Pemda yang ada di Indonesia masih

berupa company profile atau sebatas iweb

presence saja. Layanan aplikasi yang

dibutuhkan sebagai sarana e-government

seperti layanan pembuatan KTP, e-

employment, layanan hukum dan

sebagainya nampaknya masih jauh bahkan

rintisannyapun masih belum kelihatan dan

ini merupakan tantangan tersendiri bagi

semua Pemda di Provinsi Jambi tersebut

untuk meningkatkan status e-government

mereka sampai pada tahapan pemantapan

yaitu penyediaan transaksi pelayanan

publik serta aplikasi pelayanan government

to government (G2G), government to

business (G2B) dan government to

consumers (G2C). Agar sampai ke sana,

faktor perubahan kultur penyelenggara

Pemda di Provinsi Jambi serta faktor-faktor

pendukung implementasi e-government

perlu mendapat perhatian serius. Dengan

pengembangan layanan e-government,

maka penyelenggaraan pemerintahan

beralih menjadi berbasis elektronik. Ini

yang perlu disadari oleh birokrat agar

memiliki kemampuan untuk secara cepat

dan tepat mengaitkan diri dengan

perkembangan di bidang teknologi

informasi dan tuntutan keterbukaan dari

masyarakat. Hakekat tujuan diterapkannya

e-Goverment adalah agar pemerintah

dapat menerapkan suatu praktik yang

disebut sebagai good governance berupa

suatu kontrak sosial yang menuntut

demokratisasi terhadap pelaksanaan

administrasi pemerintahan. Teknologi

informasi seperti e-Goverment merupakan

tool serta enabler untuk penerapan good

government melalui penyelenggaraan

administrasi pemerintahan yang akuntabel,

transparan dan ada partisipasi publik yang

signifikan. Untuk itu maka diperlukan suatu

model manajemen dan pengelolaan isi

situs web pemerintah daerah guna

mendukung tercapainya e-government

yang optimal.

Saran

1. Hendaknya Pemerintah Provinsi

Jambi segera mengeluarkan

aturan-aturan mengenai penerapan

e-government agar dalam

pelaksanaannya tidak mengalami

hambatan dan dalam koridor-

koridor yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Website yang ada saat ini

hendaknya lebih dioptimalkan

kembali terutama yang ada pada

SKPD khususnya yang berkaitan

dengan informasi-informasi yang

sangat dibutuhkan bagi

masyarakat.

3. Hendaknya Pemerintah Provinsi

Jambi mempertimbangkan kembali

pengalokasian pembiayaan

pengembangan infrastruktur dan

jaringan e-government yang

dianggarkan secara bertahap

karena hal tersebut akan

menimbulkan kendala-kendala baru

di tahun yang akan datang.

Page 63: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

125 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

4. Untuk penelitian selanjutnya,

diharapkan dapat melakukan

penelitian yang lebih mendalam

mengenai kebijakan penerapan e-

government karena hal ini

menyangkut kewajiban pemerintah

daerah untuk memberikan informasi

yang seluas-luasnya kepada

masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

[DEPKOMINFO] Departemen Komunikasi dan Informasi (2003), “Kebijakan dan Pengembangan Startegi Nasional Pengembangan E-Government

(Inpres No. 3 tahun 2003): Panduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Lembaga versi 1.0”.

Pemerintah Republik Indonesia, Presiden Republik Indonesia.2003. “ Intruksi President Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-government. Indonesia”.

Andrianto, Nico. 2015. Good E-Government : Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui E-Government. Malang : Banyu Media Publishing.

Anggono, Bambang Dwi, (2013), “Urunan Project e-Government Kolaborasi Pengembangan e-Government Nasional dalam Perspektif Otonomi Daerah”, Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia, 3-4 Mei 2013, Institut Teknologi Bandung.

Djumadal, J. Surat, (2013), “Penerapan e-Government dan Berbagai Kendala di Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”, Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia, 3-4 Mei 2013, Institut Teknologi Bandung.

Dwiyanto, Agus. 2017. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Furuholt, Bjorn; dan Wahid, Fathul. (2014). “E-government Challenges and the Role of Political Leadership in Indonesia: the Case of Sragen”. Proceedings of the 41st Hawaii International Conference on System Science, 2014. IEEE. 1530-1605/14.

Gulati ,Girish J.; “Jeff”; Yates, David J.; dan Williams, Christine B. (2015).“Understanding the Impact of Political Structure, Governance and Public Policy on E-government”. Massachusetts : Bentley University.

45th Hawaii International Conference on System Sciences. DOI 10.1109/HICSS.2015.617. IEEE. 978-0-7695-4525-7/15.

Hutter, Michael. 2016. “Efficiency, Viabillity, and the New Rules of the Internet” dalam European Journal of Law an Economics. Netherlands : Kluwer Academic Publisher.

Indrajit, Richardus E dkk. 2014. E-Government Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Yogyakarta: Andi.

J. Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi.

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Junaidi. 2015. E-Government dalam Bingkai Reformasi Administrasi Publik Menuju Good Governance.

JKAP Program Pasca Sarjana Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada volume 9. No. 1, 59-60.

Lee, Nag Yeon. (2013). Modul 3: Penerapan e-Government. Academy Modules (Bahasa Version).United nation : Asian and Pacific Training Centre for Information and Communication Technology for Development (APCICT). Diakses pada 12 Mei 2018. http://www.unapcict.org/academy/academy/academy-modules/bahasa-indonesia-version.

Mundy, D., & Musa, B. 2013. Towards a Framework for eGovernment Development in Nigeria. Electronic Journal of e-Government.

Page 64: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Implementasi E-Government Pada Situs Web Pemerintah Menuju Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Open Government Di Provinsi Jambi- Cholillah Suci Pratiwi | 126

Rakhmanov. (2014). “The barriers affecting E-government development in Uzbekistan”. South Korea: Seoul National University. Fourth International Conference on Computer Sciences and Convergence Information Technology. 978-0-7695-3896-9/09.

Sosiawan, Edwi Arief. 2014. Model Management Komunikasi dan Administrasi Back Office E-Government sebagai Media Pelayanan Publik. Jurnal Ilmu

Komunikasi. Volume 7. Nomor 1. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Komunikasi UPN “Veteran”.

Susartono. 2016. E-Government di Indonesia. Jurnal Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta volume 2 No. 1, 2-5.

Widodo, Joko. 2015. Good Governance, Telaah dari Dimensi Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi Pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Insan Cendekia: Surabaya.

Page 65: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

127 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

PENGARUH BEBERAPA STARTER TERHADAP KUALITAS KOMPOS DARI FECES SAPI DAN LIMBAH KELAPA SAWIT

EFFECT OF SOME STARTERS ON THE COMPOST QUALITY OF COW FECES AND PALM OIL WASTE

Adriani, F. Manin dan E. Hendalia

Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Jl. Jambi Maaro Bulian Km 15 Mandalo Darat Jambi [email protected]

Abstract

The aim of this research was to know the the effect of several starters of compost on the

compost quality (which was made from feces of cow and palm oil waste). The experiment was assigned into Completely Randomized Design with 5 treatments and 4 replications. The treatments were P0, P1, P2, P3 and P4 (P0 = control, P1 = P0 + 2.5% probiotics, P2 = P1 + 10% bamboo root, P3 = P1 + 10% banana hump, P4 = P0 + 2.5% EM4). The parameters measured werephysical form (color, texture) and nutrients content (C, N, P, K) of compost. The results showed that in P2 and P3, the physical form of compost was almost black in color and crumbly in texture. While in P0, P1 and P4, the color and texture were partially brown and coarse, respectively. The carbon content of compost in P3 (31.51 ± 4.77) was significantly (P<0.05) lower than P1 (42,74± 4,48), but the difference was not significant among P0 (37,91± 2,27), P2 (36.79 ± 5 , 26) and P4 (40.27 ± 9.45). The nitrogen content of compost in P0 (1.57 ± 0.16) and P4 (1.10 ± 0.26) was significantly (P<0.05) lower than those of P1 (1.57 ± 0.16), P2 (1.57 ± 0.22) and P3 (1.41 ± 0.21). Phospor content of compost in P0 (0,071 ± 0,004) was significantly (P<0.05) lower than those of P1 (0,112 ± 0,01), P2 (0,130 ± 0,02), P3 (0,109 ± 0,02) and P4 (0,123 ± 0,03). The potassium content in P0 (0.217 ± 0.01) was significantly (P0.05) lower than those of P1 (0.022 ± 0.002), P2 (0.219 ± 0.03), P3 (0.222 ± 0.03) and P4 (0.223 ± 0.05). The C/N ratio of compost in P4 (36.54 ± 1.67) was significantly (P<0.05) higher than PO (27.59 ± 1.67), P1 (27.17 ± 8.38), P2 (24.20 ± 1 , 67), P3 (22.41 ± 0.00). It can be concluded that the starter which can produce good physical characteristic and quality of compost were probiotic + bamboo root and probiotics + banana hump. Keywords: compost, starter, bamboo root, banana hump

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa starter terhadap kualitas kompos dari feces sapi dan limbah kelapa sawit. Rancangan acak lengkap digunakan pada penelitian ini dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan penelitian adalah P0= kontrol, P1= P0 + 2,5% probiotik, P2= P1 + 10% akar bambu, P3= P1 + 10% bonggol pisang, P4 = P0 + 2,5% EM4. Peubah yang diamati adalah bentuk fisik kompos (warna, tektur), C,N,P, K. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuanP2 dan P3 menghasilkan 100% kompos berwarna hitam dan bertektur remah, sementara P0, P1 dan P2 sebagian berwarna coklat dan tertektur kasar. Starter mempengaruhi kandungan karbon kompos dimana perlakuan P3 (31,51± 4,77) nyata lebih rendah daripada P1 (42,31,51±4,77), tetapi sama dengan P0 (37,91±2,27), P2 (36,79±5,26) dan P4 (40,27±9,45). Kandungan nitrogen perlakuan P0 (1,57±0,16) dan P4 (1,10±0,26) nyata lebih rendah daripada P1 (1,57±0,16), P2 (1,57±0,22) dan P3 (1,41±0,21). Kandungan phospor perlakuan P0 (0,071±0,004) nyata lebih rendah dibandingan P1 (0,112±0,01), P2 (0,130±0,02), P3 (0,109±0,02) dan P4 (0,123±0,03). Kandungan kalium perlakuan P0 (0,217±0,01) nyata lebih rendah daripada perlakuan P1 (0,022±0,002), P2 (0,219±0,03), P3 (0,222±0,03) dan P4 (0,223±0,05). C/N rasio kompos pada perlakuan P4 (36,54±1,67) nyata lebih tinggi daripada PO (27,59±1,67), P1 (27,17±8,38), P2 (24,20±1,67), P3 (22,41±0,00). Simpulan penelitian adalah perlakuan probiotik dengan akar bambu, probiotik dan bonggol pisang menghasilkan karakteristik fisik kompos serta kualitas kompos yang baik. Kata kunci: kompos, starter, akar bambu, bonggol pisang

Page 66: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Pengaruh Beberapa Starter Terhadap Kualitas Kompos Dari Feces Sapi Dan Limbah Kelapa Sawit - Adriani, F. Manin dan E. Hendalia| 128

PENDAHULUAN

Kompos merupakan hasil penguraian

bahan-bahan organik seperti limbah

pertanian, kotoran ternak (feces) dan bahan

organik lainnya yang bisa dimanfaatkan

sebagai pupuk organik. Banyak bahan yang

berpotensi sebagai bahan baku pembuatan

kompos seperti feces, limbah perkebunan

kelapa sawit (pelepah kelapa sawit)

maupun limbah dari pabrik kelapa sawit

(fiber, tangkos sawit, abu boiler pabrik

kelapa sawit (El-Ahraf dan Willis 1996;

Adriani dan Novra, 2016).

Penggunaan feces sapi sebagai

bahan baku pembuatan kompos sangat

berpotensi, dimana populasi sapi pada

tahun 2016 sebanyak 16.004.097 ekor

(Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan 2017), jika 1 ekor sapi

bisa menghasilkan feces ± 10 kg/ekor/hari,

berarti setiap hari tersedia bahan baku

kompos dari feces sapi sebanyak ± 160 ton.

Bahan baku lain yang tersedia dalam jumlah

banyak dan kontinu adalah limbah dari

perkebunan kelapa sawit (pelepah sawit)

dan limbah dari pabrik kelapa sawit (tangkos

dan abu boiler pabrik sawit)

(Kusumaningwati, 2015). Setiap hektar

kebun kelapa sawit terdapat ± 130 pohon

yang dapat menghasilkan ± 22 pelepah

dengan berat ± 2,292 kg. Sehingga dalam

satu tahun mampu menyediakan 6.292 kg

pelepah dalam bentuk segar. Pelepah

kelapa sawit selama ini ditumpuk dikebun

tanpa dimanfaatkan. Sementara limbah

pabrik kelapa sawit juga tersedia dalam

jumlah banyak seiring bertambahnya pabrik

kelapa sawit berupa tangkos sawit dan abu

boiler pabrik sawit. Agar proses

dekomposisinya berjalan lebih cepat perlu

ditambahkan starter.

Banyak starter yang bisa digunakan

dalam proses pengomposan seperti EM4,

Probio_EM, MOL (mikroorganisme lokal)

yaitu bongkol pisang dan akar bambu.

Pengunaan EM4 dalam pembuatan kompos

bisa digunakan 1-2,5%.begitu juga

probio_FM menghasilkan kualitas pupuk

yang baik dengan pemakaian 2,5% (Suhesy

dan Adriani, 2014; Suhesy et al, 2016),

sementara penggunaan MOL dari akar

bambu dan bongol pisang juga bisa

memacu proses dekomposisi

(Kusumaningwati, 2015). Bongkol pisang

mengandung karbohidrat 66% (Munadjim,

1983), pati 45,4%, protein 4,35% (Sukasa

et al., 1996) dan mikroba pengurai seperti

Bacillus sp., Aeromonas sp., dan Aspergillus

nigger (Suhastyo, 2011). Sementara MOL

akar bambu mengandung Rhizobium

Bacteria yang mampu memacu

pertumbuhan dan fisiologi akar, mengurangi

penyakit dan meningkatkan nutrisi seperti

phospat, belerang, besi dan tembaga

(Lindung, 2017).

Berdasarkan kondisi di atas maka

ingin diketahui bagaimana pengaruh starter

yang berbeda terhadap kualitas kompos dari

feces sapi dan limbah kelapa sawit.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh beberapa starter

Page 67: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

129 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

terhadap kualitas kompos dari feces sapi

dan limbah kelapa sawit. Penelitian ini

dilakukan pada Laboratorium Produksi

Ternak Ruminansia Fakultas Peternakan

Universitas Jambi selama 3 bulan.

Penelitian menggunakan bahan baku

feces sapi, pelapah kelapa sawit yang

sudah dicacah, tangkos kelapa sawit sudah

dicacah, dedak, urea dan starter yang

berbeda. Kombinasi starter yang digunakan

adalah campuran probiotik yang sudah

diproduksi Fakultas Peternakan (probio_FM)

dengan akar bambu dan bongkol pisang,

EM4. Pembuatan starter akar bambu dan

bongkol pisang dengan cara mengambil

akar bambu dan bongkol pisang, kemudian

dibersihkan dari tanah-tanah yang melekat

dan dihaluskan mengunakan blender,

setelah diblender dicampur dengan probiotik

kemudian didiamkan selama beberapa hari

sebelum digunakan.

Pada Tahap awal kegiatan penelitian

dilakukan pencacahan bahan-bahan yang

dipakai dalam pembuatan kompos dengan

ukuran bahan menjadi 3-5 cm, kemudian

semua bahan ditimbang sesuai dengan

kebutuhan dan perlakuan, setelah itu

dilakukan pencampuran bahan mulai dari

bahan yang jumlahnya paling sedikit

sampai pada bahan yang jumlahnya lebih

banyak. Setelah semua bahan tercapur rata,

maka dilakukan penyemprotan starter

sampai kadar air bahan kompos kurang

lebih 60%, ini bisa dilihat dengan cara

mengenggam bahan, jika bahan campuran

kompos tersebut mengumpal dan tidak

buyar serta tidak keluar air maka kompos

sudah bisa difermentasi. Setelah semua

bahan tercampur rata dengan starter, maka

dimasukan kedalam karung plastik dan

diikat, kemudian dilakukan proses

pengomposan sampai 21 hari.

Setelah proses pengomposan 21 hari

dilakukan pemanenan kompos dengan

mengamati pH kompos, karakteristik fisik

kompos yaitu warna (coklat, coklat

kehitaman dan hitam) dan tektur (kasar,

agak kasar dan remah). Setelah melakukan

pengamatan fisik, maka dilakukan

pengambilan sampel kompos untuk

dianalisis di laboratorium.

Penelitian ini menggunakan

rancangan acak lengkap dengan 5

perlakuan dan 4 ulangan, perlakuan

penelitian adalah stater yang berbeda yaitu

P0= kontrol (tanpa starter), P1= P0 + 2,5%

probiotik, P2= P1 + 10% akar bambu, P3=

P1 + 10% bongkol pisang, P4 = P0 + 2,5%

EM4.

Peubah yang diamati dalam penelitian

adalah bentuk fisik kompos yang terdiri atas

warna kompos (coklat, coklat kehitaman dan

hitam), tektur kompos (kasar, agak kasar

dan remah), pH kompos menggunakan pH

meter, sementara kandungan kualitas

kompos adalah C, N, P, K dianalisis di

laboratorium Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Jambi menggunakan metode

Walkley dan Black.

Semua data yang diperoleh dianalisis

dengan analisis varian sesuai dengan

rancangan yang digunakan, jika berbeda

Page 68: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Pengaruh Beberapa Starter Terhadap Kualitas Kompos Dari Feces Sapi Dan Limbah Kelapa Sawit - Adriani, F. Manin dan E. Hendalia| 130

nyata dilanjutkan dengan uji jarak

berganda Duncant (Steel dan Torrie, 1991).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakretistik Fisik Kompos

Karakteristik fisik kompos merupakan

salah satu indikasi untuk melihat

kematangan kompos yang dihasilkan. Ini

bisa terlihat dari karakteristik fisik seperti

bau, warna, tekstur (Djuarnani et al., 2005).

Karakteristik kompos yang telah mengalami

proses pengomposan selama 21 hari

sebagai pengaruh perlakuan starter yang

berbeda dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Karakteristik Fisik Kompos yang Mendapat Perlakuan Starter yang Berbeda

Ulangan P0 P1 P2 P3 P4

Warna

1 Coklat Coklat kehitaman hitam Hitam hitam

2 Coklat Hitam Coklat kehitaman Hitam Coklat kehitaman

3 Coklat Coklat kehitaman hitam Hitam hitam

4 Coklat Hitam hitam Hitam Coklat kehitaman

Tektur

1 Agak kasar Agak kasar remah Remah Agak kasar

2 kasar Remah remah Remah remah

3 kasar Agak kasar remah Remah Agak kasar

4 kasar Remah remah Remah Agak kasar

Dari Tabel 1 terlihat bahwa

perlakuan P0 menghasilkan warna kompos

coklat 100%, sementara P1 dan P4

menghasilkan 50% kompos warna coklat

dan 50% coklat kehitaman, sementara P2

menghasilkan kompos 75% warna hitam

dan 25% coklat kehitaman dan P3

menghasilkan warna berwarna hitam 100%.

Kondisi ini diduga karena perlakuan pada

P3 terjadi proses pengomposan yang lebih

baik, sehingga perombakan bahan terjadi

secara sempurna dan menghasilkan warna

kompos yang lebih gelap. Menurut Brinton

dan Droffner (1994) bahwa proses

pengomposan akan berubah warna

material kompos ke arah coklat kehitaman

dan hitam sebgai akibat transformasi bahan

organik dan membentuk humus. Selain itu

disebabkan oleh berubahnya kandungan

CO2 atau asam-asam organik yang bersifat

volatil (El-Ahraf dan Willis,1996).

Tekstur kompos yang dihasilkan

pada penelitian ini adalah kasar sampai

remah. Perlakuan P0 menghasilkan tektur

kompos kasar 75% dan agak kasar 25%,

perlakuan P1 menghasilkan 50% agak kasar

dan 50% remah, P2 dan P3 menghasilkan

kompos bertekstur remah 100%, dan P4

menghasilkan 75% agak kasar dan 25%

remah. Kondisi ini diduga terdapat sinergis

antara probio_FM dengan ekstrak akar

bambu dan akar pisang (P2 dan P3),

sehingga bahan kompos bisa terurai

dengan baik. Ini ditandai dengan

Page 69: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

131 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

berubahnya tektur kompos dari kasar

menjadi remah.

Kualitas Kompos

Kualitas kompos yang telah

mengalami proses dekomposisi selama 21

hari sebagai pengaruh pemberian starter

yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kualitas Kompos yang Mendapat Perlakuan Starter Berbeda

Parameter P0 P1 P2 P3 P4

Carbon 37,91± 2,27 ab

42,74±4,48a 36,79±5,26ab 31,51±4,77b 40,27±9,45ab

Nitrogen (%) 1,37±0,08b 1,57±0,16a 1,57±0,22a 1,41±0,21a 1,10±0,26b

Pospor (%) 0,071±0,01a 0,112±0,01b 0,130±0,02b 0,109±0,02b 0,123±0,03b

Kalium (%) 0,217±0,01A 0,022±0,02B 0,219±0,03A 0,222±0,03A 0,223±0,05A

C/N ratio (%)

27,59±1,67B 27,17±8,38C 24,20±1,67D 22,41±0,00E 36,54±1,67A

pH 6,75±0,97 6,83±1,21 6,71±0,98 6,66±0,78 6,75±0,99

Hasil analisis ragam menunjukkan

bahwa perlakuan starter yang berbeda

nyata mempengaruhi kandungan karbon

kompos yang dihasilkan (P<0,05).

Perlakuan P3 (31,51± 4,77) nyata lebih

rendah daripada P1 (42,74 ± 4,48) tetapi

sama dengan perlakuan P0 (37,91 ± 2,27),

P2 (36,79 ± 5,26) dan P4 (40,27 ± 9,45).

Terdapat kecenderungan P1 lebih tinggi

daripada P2 dan P4, tetapi tidak berbeda

secara statistik. Kandungan karbon kompos

penelitian sedikit lebih tinggi daripada

standar SNI yaitu 9,8-32. Sementara

kandungan kabon yang memenuhi syarat

SNI adalah perlakuan P3, diikuti dengan P2,

P0, P4 dan P1. Proses pengomposan yang

baik akan menurunkan kandungan karbon

karena digunakan oleh mikroorganisme

sebagai sumber energi dan hilang dalam

bentuk CO2 (Miner et al., 2000; Graves et

al., 2000). Starter dalam bentuk bakteri

berperan sebagai penginisiasi proses

dekomposisi bahan menjadi bentuk

sederhana. Fungi dan aktinomiset

mendekomposisi bahan yang sulit terurai

(Graves et al., 2000).

Hasil analisis ragam menunjukkan

bahwa perlakuan starter yang berbeda

nyata mempengaruhi kandungan nitrogen

kompos (P<0,05). Perlakuan P0 (1,57 ±

0,16) dan P4 (1,10 ± 0,26) nyata lebih

rendah daripada perlakuan P1 (1,57 ±

0,16), P2 (1,57 ± 0,22) dan P3 (1,41 ± 0,21).

Kandungan nitrogen ini lebih tinggi dari

penelitian Kusmiyarti (2013) yang

mendapatkan nitrogen pada 21 hari

pengomposan sebesar 0,65-1,22 %.

Kondisi ini diduga karena perlakuan

probiotik baik yang tambah dengan akar

bambu dan bongkol pisang mampu

Page 70: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Pengaruh Beberapa Starter Terhadap Kualitas Kompos Dari Feces Sapi Dan Limbah Kelapa Sawit - Adriani, F. Manin dan E. Hendalia| 132

mendekomposisi bahan kompos yang lebih

baik, sehingga menghasilkan nitrogen yang

lebih baik. Hasil penelitian ini sudah

memenuhi standar SNI yaitu kandungan N

kompos minimal 0,40%. Nitrogen diperlukan

untuk pertumbuhan bagian vegetatif

tanaman, seperti daun, batang dan akar,

berperan penting dalam hal pembentukan

hijau daun yang berguna sekali dalam

proses fotosintesis, membentuk protein,

lemak dan berbagai persenyawaan organik

dan meningkatkan perkembangbiakan

mikroorganisme di dalam tanah.

Analisis ragam menunjukkan bahwa

perlakuan starter yang berbeda nyata

mempengaruhi kandungan phospor

kompos yang dihasilkan (P<0,05).

Perlakuan P0 (0,071 ± 0,004) nyata lebih

rendah dibandingan dengan perlakuan P1

(0,112 ± 0,01), P2 (0,130 ± 0,02), P3 (0,109

± 0,02) dan P4 (0,123 ± 0,03). Sementara

antara perlakuan P1, P2, P3 dan P4 tidak

berbeda (P>0,05), namun terdapat

kecenderungan P2 lebih tinggi daripada P1,

P3 dan P4. Kandungan phospor P1, P2, P3

dan P4 sudah memenuhi standar SNI yaitu

kandungan phospor kompos minimal 0,10%,

kecuali PO. Hasil penelitian ini relatif sama

dengan Kusmiyarti (2013) yang

mendapatkan phospor kompos setelah 21

hari adalah 0,15-0,27%. Hal ini diduga

karena enzim fosfatase lebih banyak

terdapat didalam semua starter dibanding

kontrol. Menurut Stofella dan Brian (2011)

bahwa perombakan bahan organik dan

proses asimilasi phospor terjadi karena

adanya enzim fosfatase yang dihasilkan

oleh mikroorganisme.

Analisis ragam menunjukkan bahwa

perlakuan stater yang berbeda sangat nyata

mempengaruhi kalium kompos (P<0,01).

Perlakuan P0 (0,217 ± 0,01) nyata lebih

rendah daripada perlakuan P1 (0,022 ±

0,002), P2 (0,219 ± 0,03), P3 (0,222 ± 0,03)

dan P4 (0,223 ± 0,05), sementara antara P1,

P2, P3 dan P4 tidak berbeda nyata

(P>0,05). Kandungan kalium kompos ini

sudah menenuhi standar SNI yaitu minimal

0,20%. Menurut Sutejo (2002) bahwa kalium

digunakan mikroorganisme sebagai

katalisator, dengan kehadiran

mikroorganisme dan aktivitasnya sangat

berpengaruh terhadap peningkatan

kandungan kalium. Kalium diikat dan

disimpan dalam sel oleh bakteri dan jamur,

jika didekomposisi kembali maka kalium

akan menjadi tersedia kembali.

Perlakuan beberapa starter dalam

proses pengomposan menghasilkan C/N

rasio yang berbeda sangat nyata (P<0,01).

Perlakuan P4 (36,54 ± 1,67) nyata lebih

tinggi daripada PO (27,59 ± 1,67), P1 (27,17

± 8,38), P2 (24,20 ± 1,67), P3 (22,41 ±

0,00). Hasil penelitian ini lebih rendah

daripada Kusumaningwati (2015) yang

mendapatkan C/N rasio kompos dari tandan

kosong kelapa sawit sebesar 31,48 - 35,29.

Menurut Isroi (2008) jika C/N rasio kompos

lebih dari 25 maka proses dekomposisi

belum sempurna dan perlu dilanjutkan, C/N

rasio penelitian lebih tinggi dari rasio C/N

kompos menurut SNI yaitu 10-20. Kondisi

Page 71: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

133 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

ini diduga proses pengomposan masih

berlangsung, sehingga perlu beberapa hari

lagi untuk proses pemanenan. Rasio C/N

merupakan salah satu faktor untuk

menentukan pupuk sudah stabil. Semakin

rendah rasio C/N semakin baik bagi

tanaman dan telah digunakan secara luas

sebagai indikator stabilitas kompos dan

diperkirakan akan tetap stabil setelah

kompos mencapai kematangannya (Miner et

al., 2000; Meunchang et al., 2005).

Hasil analisis ragam menunjukkan

bahwa perlakuan beberapa starter tidak

mempengaruhi pH kompos yang dihasilkan

(P>0,05). Kisaran pH kompos penelitian

adalah 6,66- 6,83. pH kompos hasil

penelitian ini berada pada kisaran kompos

yang diajurkan oleh SNI yaitu berkisar

antara 6,6-7,49.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan penelitian adalah

perlakuan starter probiotik dengan akar

bambu (P2), probiotik dan bongkol pisang

(P3) menghasilkan karakteristik fisik serta

kualitas hara kompos yang baik

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

dengan menambah lama proses

pengomposan.

DAFTAR PUSTAKA

Adriani dan A. Novra. 2016. Respons Pemanfaatan Trychokompos Insitu dan Biourine A Plus dalam Budidaya Tanaman Sereh Wangi dan Rumput

Vetiver pada Tanah Bekas Tambang. Laporan Penelitian Teknologi Reklamasi Lahan Tambang. Universitas Jambi. Jambi

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2017. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Brinton W.F. dan Droffner M.D. 1994. Tes Kits for Determining the Chemical Stability of a Compost Sample. US Patent 5320807

Djuarnani, N., Kristian, dan Setiawan, B.S. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta.

El-Ahraf, A. and Willis, W.V., 1996. Management of Animal Waste: Environmental Health Problems and Technologycal Solution. Praeger, Westport, Connecticut, London.

Graves, R.E., Hattemer, G.M., Stetter, D., Krider,J.N. dan Dana, C. 2000. National Engineering Handbook. United States Departement of Agriculture.

Isroi. 2008. Kompos. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor.

Kusmiyarti, T.B.. 2013. Kualitas Kompos dari Berbagai Kombinasi Bahan Baku Limbah Organik. Agrotrop, 3(1): 83-92.

Kusumaningwati, R. 2015. Penggunaan MOL Bongkol Pisang (Musa Paradisiaca) Sebagai Dekomposer untuk Pengomposan Tandan kelapa Sawit. J.Ziraa’ah. Vol 4-(1):40-54.

Lindung. 2017. Teknologi Pembuatan dan Aplikasi Bakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman (PGPR) dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). BPP Jambi.

Meunchang S., Panichsakpatana S, Weaver RW.2005. Co-composting of Filter Cake and Bagasse; by products from sugar mill. Bioresour Technol. 96:437-442.

Miner J.R., FJ. Humenik and M.R. Overcash. 2000. Managing Livestock Wastes to Preserve Enviromental Quality. Iowa State university Press. Ames

Page 72: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Pengaruh Beberapa Starter Terhadap Kualitas Kompos Dari Feces Sapi Dan Limbah Kelapa Sawit - Adriani, F. Manin dan E. Hendalia| 134

Purwasasmita.M. 2009. Mikroorganisme Lokal Sebagai Pemicu dalam Bioreaktor Tanaman. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia. 19-20 Oktober 2009.

Stofella,P.J dan A.K.Brian, 2011. Compost Utilization in Holticultural Cropping System. Lewis Publisher. USA.

Suhessy dan Adriani. 2014.Pengaruh Probiotik dan Trichorderma Harzianum Terhadap Hara Pupuk Kandang yang Berasal dari Feces Sapi dan Kambing. J. Ilmu-Ilmu Peternakan.Vol.XII (2):1-9.

Suhessy S., Adriani dan A. Latif. 2016.

Pengaruh Penambahan Beberapa Starter Terhadap Bentuk Fisik dan Unsur Hara Kompos dari Kotoran Kambing. J. Penelitian Universitas Jambi Seri Sain. Vol.18(2): 1-7.

Suhastyo, A A. 2011. Studi Mikrobiologi dan Sifat Kimia Mikroorganisme Lokal yang Digunakan pada Budidaya Padi Metode SRI (System of Rice Intensification). Tesis.

Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Sutedjo, M M., 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 73: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Festival Kampung Senaung 2017 Dalam Perspektif Demokratisasi Desa- Wenny Ira Reverawati|

135

FESTIVAL KAMPUNG SENAUNG 2017 DALAM PERSPEKTIF DEMOKRATISASI DESA

SENAUNG KAMPUNG FESTIVAL 2017 IN PERSPECTIVE DEMOCRATIZATION OF VILLAGE

Wenny Ira Reverawati

STISIP Nurdin Hamzah Jl. Kol. Abunjani, Sipin, Jambi

Email : [email protected]

Abstract

Based on the principle of recognition of the rights of the origins of the village and the local authority in the Act Village 6 2014, the village Senaung reintegrate traditional institutions village that has become the original arrangement of village governance from time immemorial to the village government administration. However, traditional institutions still lack functioning optimally to support tasks, duties, authority of the village chief in sustainability, empowerment, development of customs and cultural traditions and social values in rural communities. In fact, if both partners and performs its function can be used as a means of developing the democratization of the village towards the socio-cultural-based development issues, then Senaung Village Festival 2017 to drive forward progress on the partnership between them in carrying out these functions. This study aimed to analyze the Senaung Village Festival 2017 in the village of democratization perspective. The method used is a qualitative descriptive studywith a case study approach, the sampling technique is purposive sampling collection and analysis of data in a holistic manner in accordance with the approach of case study research. The results of this study indicate that the Festival Village Senaung 2017 is on the agenda of preservation, empowerment and development, coaching customs, traditions and social culture in the village Senaung inadvertently awaken the mechanical solidarity of rural communities Senaung who had been threatened with a sense of individualism. This festival accommodate the history and the uniqueness of the cultural patterns of socio Senaung rural communities. In the perspective of democratization village, Kampung Senaung Festival 2017 is the initiation of the development of rural democratization. Therefore, it is necessary accompaniment remains encouraging partnerships between institutions and traditions village and the village head is necessary for the function of the authority based on the right of the origin can be run by the village. Keyword: Festival Senaung Village 2017, village traditional institutions, democratization of the village, the principle of recognition

Abstrak

Berdasarkan asas pengakuan terhadap hak asal-usul desa dan kewenangan lokal dalam Undang-Undang Desa No.6 Tahun 2014, desa Senaung mengintegrasikan kembali lembaga adat desa yang telah menjadi susunan asli tata pemerintahan desa sejak dahulu kala ke dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Namun, lembaga adat desa belum berfungsi secara maksimal untuk menunjang tugas, kewajiban, kewenangan kepala desa dalam hal pelestarian, pemberdayaan, pengembangan adat istiadat dan tradisi serta nilai sosial budaya di masyarakat desa. Padahal jika keduanya bermitra dan menjalankan fungsinya dapat dijadikan sarana pengembangan demokratisasi desa terhadap isu pembangunan berbasis sosio kultural, maka diinisiasilah Festival Kampung Senaung 2017 untuk mendorong jalannya kemitraan diantara keduanya dalam menjalankan fungsinya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Festival Kampung Senaung 2017 dalam perspektif demokratisasi desa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus, teknik pengumpulan sampling secara purposive sampling dan analisis data secara holistik yang sesuai dengan pendekatan studi kasus dalam penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Festival Kampung Senaung 2017 yang merupakan agenda pelestarian, pemberdayaan, dan pengembangan, pembinaan adat istiadat, tradisi dan sosial kebudayaan yang ada di desa Senaung secara tidak sengaja membangunkan kembali solidaritas mekanis masyarakat desa Senaung yang selama ini terancam dengan rasa individualisme. Festival ini mengakomodir sejarah serta kekhasan pola sosio budaya masyarakat desa Senaung. Dalam perspektif demokratisasi desa, Festival Kampung Senaung 2017 merupakan inisiasi dari pengembangan demokratisasi desa. Saran Maka dari itu, perlu pendampingan yang tetap mendorong kemitraan

Page 74: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

136 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

antara lembaga adat desa dan kepala desa sangat diperlukan agar fungsi kewenangan berdasarkan hak asal-usul dapat dijalankan oleh desa. Keyword : Festival Kampung Senaung 2017, lembaga adat desa, demokratisasi desa, asas

pengakuan

PENDAHULUAN

Sejak resmi diputuskan sebagai

sebuah kebijakan negara yang menaungi

entitas hukum bernama desa pada awal

tahun 2014 lalu, Undang-Undang Desa (UU

Desa) No.6 Tahun 2014 membawa

perubahan tafsir dan paradigma terhadap

desa yang selama ini hanya menjadi objek

dan kepanjangan tangan kekuasaan

pemerintah di tingkat lokal. Perubahan

tersebut berdampak pada penyelenggaraan

pemerintahan desa di tingkat lokal dan

penanganannya di tingkat pusat.

Tata kelola desa dalam hal ini

sebagaimana diamanatkan oleh UU Desa,

tak lagi ditata secara seragam, sentralistik,

birokratis dan objektif. Namun, desa kian

berbenah untuk ditata secara partisipatif,

perencanaannya disusun berdasarkan

aspirasi masyarakat dari setiap lapisan

sosial, tingkatan, gender, dan kelompok

lainnya, serta inovatif dan mengedepankan

kekhasan masing-masing desa dari segi

kekayaan, potensi serta kearifan lokal yang

dimiliki. Hal ini sebagaimana tertuang ke

dalam asas pengaturan dan

penyelenggaraan pemerintah desa dalam

UU Desa.

Baik asas pengaturan desa pada

pasal 3 UU Desa, maupun asas

penyelenggaraan pemerintah desa pada

pasal 24 dalam UU Desa, keduanya

merupakan asas yang ingin mewujudkan

desa ke dalam suatu bentuk tata

pemerintahan di tingkat lokal yang sesuai

dengan tata pemerintahan yang baik,

namun mengedepankan pada keragaman

serta kekhasan yang dimiliki oleh masing-

masing desa. Sebab keragaman serta

kekhasan desa tersebut telah menjadi

riwayat penyelenggaraan pemerintahan

desa di Indonesia sejak dahulu kala.

Sebagaimana juga tercantum dalam

pasal 18 B Undang-Undang Dasar (UUD)

1945 ayat (1) yang menyebutkan bahwa

Negara mengakui dan menghormati satuan-

satuan pemerintahan daerah yang bersifat

khusus atau bersifat istimewa yang diatur

dengan undang-undang, dan ayat (2)

Negara mengakui dan menghormati

kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat

beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang

masih hidup dan sesuai dengan

perkembangan masyarakat dan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang

diatur dalam undang-undang.

Pasal dalam UUD 1945 di atas

merupakan fakta hukum bahwa terdapat

keragaman dan sifat keaslian pada tata

pemerintahan desa yang ada di Indonesia.

Keragaman dan keaslian tersebut diakui

secara hukum oleh pemerintahan Republik

Indonesia, maka sudah selayaknya dalam

penyelenggaraan pemerintahannya juga

diberlakukan untuk mengedepankan prinsip

keragaman dan pengakuan terhadap hak

Page 75: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Festival Kampung Senaung 2017 Dalam Perspektif Demokratisasi Desa- Wenny Ira Reverawati| 137

asal-usul yang melekat pada desa, bukan

justru sebaliknya memberlakukan secara

seragam terhadap penyelenggaraan

pemerintahan desa, sebagaimana yang

pernah dilakukan selama tiga puluh dua

tahun oleh orde baru.

Oleh karena itulah, UU Desa

mencantumkan asas pengakuan terhadap

hak asal usul desa (rekognisi) sebagai

bentuk pengakuan dan penegasan dalam

pengaturan desa yang memiliki hak asal-

usul berupa sistem pemerintahan, tata cara,

adat istiadat, institusi, kebiasaan yang asli

dan melekat pada desa jauh sebelum

Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) terbentuk. Asas ini ditunjang

dengan asas penyelenggaraan

pemerintahan desa dalam UU Desa yaitu

kearifan lokal, keberagaman dan

partisipatif.

Selama orde baru berkuasa,

kelompok-kelompok adat dan lembaga adat

yang menjadi susunan asli desa-desa di

Indonesia dibungkam serta dipinggirkan

dari pusat aktivitas tata pemerintahan desa.

Perannya hanya difungsikan dalam

penyelesaian sengketa masalah sosial

masyarakat desa yang membutuhkan

sanksi hukum adat, tidak lebih dari itu.

Upaya pembungkaman dan

peminggiran ini menyebabkan rusaknya

tatanan adat istiadat, punahnya tradisi dan

budaya yang ada pada masyarakat desa,

tersingkirnya kelompok minoritas adat

dalam pelayanan dan pembangunan.

Sebab selama itu pula desa hanya

difokuskan untuk memenuhi kepentingan

penguasa dan elit politik yang ada. Untuk

itu lah UU Desa berupaya menata kembali

tatanan asli desa agar selaras dan

berkembang menunjang pembangunan

yang merata tanpa adanya diskriminasi.

UU Desa pun memberikan hak

kepada desa untuk mengatur

kepentingannya berdasarkan hak asal-

usulnya, apakah itu berupa adat istiadat

atau nilai sosial budaya kemasyarakatan

lainnya. Lembaga adat desa pun mendapat

tempat sebagai institusi asli yang diakui

secara hukum dalam UU Desa untuk

terlibat ke dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa. Kepala desa dan

lembaga adat dalam pengaturan mengenai

hak asal-usul ini kemudian oleh UU Desa

diamanatkan untuk saling bermitra dalam

melestarikan dan memberdayakan adat

istiadat, sosial dan budaya masyarakat

desa.

Menimbang pada hal tersebut

diatas, tim Rural Community Development

(RCD) “Bergerak Membangun Desa”

Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat (LPPM) STISIP Nurdin Hamzah

Jambi, melakukan upaya observasi,

penelitian dan pendampingan terhadap

tugas kepala desa serta lembaga adat desa

dalam melestarikan dan memberdayakan

adat istiadat, sosial dan budaya masyarakat

desa sebagaimana tercantum dalam UU

Desa pasal 26 mengenai tugas dan

kewajiban kepala desa serta pasal 95

mengenai lembaga adat desa.

Observasi yang dilakukan di desa

Senaung, kecamatan Jambi Luar Kota,

Page 76: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

138 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi

pada kurun waktu September hingga

November 2017 menunjukkan bahwa, desa

Senaung memiliki susunan asli

pemerintahan desanya berupa adanya

lembaga adat desa. Namun, baik kepala

desa maupun lembaga adat desa belum

sepenuhnya melakukan fungsi dan tugas

untuk mengembangkan, melestarikan dan

memberdayakan adat istiadat, tradisi dan

nilai sosial budaya pada masyarakat.

Lembaga adat hanya meneguhkan

kedudukannya dalam penyelesaian

sengketa masyarakat secara adat,

meskipun strukturnya ada dalam

pemerintahan desa. Kepala desa hanya

memberikan insentif honorarium kepada

struktur lembaga adat. Sementara itu

terdapat masalah di masyarakat berupa

minimnya regenerasi tokoh adat, terancam

punahnya tradisi, adat istiadat serta nilai

sosial budaya di masyarakat mengingat

posisi desa Senaung yang berada di

wilayah urban peripheral kota Jambi dan

rawan terhadap ancaman perubahan serta

modernisasi (LPPM STISIP Nurdin

Hamzah, 2017).

Maka, untuk mendorong tugas dan

fungsi kepala desa yang bermitra dengan

lembaga adat desa dalam pelestarian,

pengembangan dan pemberdayaan adat

istiadat, tradisi serta nilai sosial budaya di

inisiasi Festival Kampung Senaung 2017.

Festival ini untuk menginisiasi lembaga adat

desa dan kepala desa Senaung dalam

mengembangkan, tugas dan fungsinya

tersebut sekaligus menjadikan isu

pelestarian dan pemberdayaan di bidang

adat istiadat, tradisi serta budaya menjadi

bagian dari perencanaan pembangunan

desa.

Upaya ini penting mengingat bahwa

adat istiadat, tradisi dan budaya merupakan

benteng ketahanan terakhir suatu

masyarakat dalam menghadapi perubahan

yang terjadi. Sekaligus sebagai upaya untuk

mendorong tumbuhnya demokratisasi desa

yang berbasis pada sosio kultur masyarakat

untuk menopang ketahanan desa dan

masyarakat sebagaimana diamanatkan

oleh UU Desa. Ini mengingat dan

menimbang pada ancaman serta tantangan

yang dihadapi oleh desa dan masyarakat

Senaung terhadap perubahan dan

modernisasi dari kota Jambi dan sekitarnya.

Berdasarkan laporan observasi dan

tindak lanjut dari tim RCD LPPM STISIP

Nurdin Hamzah tersebut, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian terhadap

Festival Kampung Senaung 2017 ditinjau

dari perspektif demokratisasi desa yang

dikandung dalam UU Desa. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis

bagaimanakah Festival Kampung Senaung

2017 dalam perspektif demokratisasi desa

terhadap inisiasi pembangunan desa

berbasis isu budaya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan studi kasus pada agenda

Festival Kampung Senaung 2017 untuk

dapat mengkajinya secara mendalam

Page 77: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Festival Kampung Senaung 2017 Dalam Perspektif Demokratisasi Desa- Wenny Ira Reverawati| 139

dengan perspektif demokratisasi desa.

Data yang digunakan yaitu data primer hasil

observasi dan wawancara serta data

sekunder pada dokumen-dokumen

penunjang seperti buku, jurnal, internet,

perundang-undangan dan lain-lainnya. Data

dikumpulkan dengan menggunakan

dokumen, hasil observasi, dan wawancara.

Teknik pengambilan sampling dilakukan

dengan menggunakan purposive sampling.

Maka dari itu, yang menjadi responden

dalam penelitian ini dipilih dengan kriteria

tertentu yang mengetahui mengenai seluk-

beluk hak asal-usul, adat-istiadat, tradisi

dan agenda Festival Kampung Senaung

2017. Adapun yang menjadi responden

dalam penelitian ini yaitu ;

1. Kepala desa Senaung.

2. Ketua lembaga adat desa Senaung

3. Tiga orang anggota lembaga adat

desa Senaung.

4. Empat orang pelaku seni tradisi desa

Senaung

5. Empat orang peserta Senaung

Berseloko

Analisis data dalam penelitian ini

menggunakan langkah-langkah analisis

sebagai berikut :

1. Mengorganisir informasi yang terkait

dengan Festival Kampung Senaung

2017.

2. Membaca keseluruhan informasi yang

terkait dengan Festival Kampung

Senaung 2017.

3. Membuat suatu uraian terperinci

mengenai agenda Fetsival Kampung

Senaung 2017 dan konteksnya

dengan pelaksanaan Undang-Undang

Desa (UU Desa) sNo. 6 Tahun 2014

dan demokratisasi desa.

4. Menetapkan pola agenda Festival

Kampung Senaung 2017 dan

kaitannya dengan demokratisasi desa

serta UU Desa.

5. Melakukan interpretasi dan

mengembangkan generalisasi natural

dari agenda Festival Kampung

Senaung 2017

6. Menyajikan secara naratif Festival

Kampung Senaung 2017 dalam

perspektif demokratisasi desa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbedaan dari UU Desa dan

undang-undang sebelumnya yang berusaha

mengatur desa adalah dikenalnya asas

rekognisi sebagai asas pengaturan desa.

Asas ini sebagaimana tercantum pada

pasal 3 dan dijelaskan pada pasal 4 UU

Desa bertujuan untuk memberikan

pengakuan dan penghormatan atas Desa

yang sudah ada dengan keberagamannya

sebelum dan sesudah terbentuknya Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Maka, saat ini desa yang memiliki

riwayat historis akan susunan pemerintahan

serta kelembagaan aslinya yang dapat saja

berupa tatanan pemerintahan adat,

lembaga adat, mekanisme adat, serta nilai-

nilai tradisi dan sosial budaya yang telah

melekat padanya dan masih digunakan

hingga sekarang, diakui dan dihormati oleh

pemerintahan NKRI secara hukum. Desa

Page 78: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

140 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

pun dapat memilih untuk menggunakan

keasliannya tersebut sebagai identitas atau

tidak dalam penyelenggaraan pemerintahan

desa.

Salah satu bagian terpenting dalam

UU Desa adalah pengakuan Negara

terhadap hak asal-usul desa dan penetapan

kewenangan berskala lokal dan

pengambilan keputusan secara lokal untuk

kepentingan masyarakat desa . Dengan

dua asas tersebut, desa memiliki

kewenangan yang sangat besar untuk

mengurus dirinya sendiri(Amanulloh, 2015)

Adanya pengakuan terhadap hak

asal-usul desa ini merupakan angin segar

bagi kelompok minoritas adat dan

kelembagaan adat desa yang selama tiga

puluh dua tahun lebih orde baru berkuasa

dibungkam dan disingkirkan. Selama tiga

puluh dua tahun itu pula, lembaga adat dan

kelompok adat dilemahkan fungsinya hanya

sebagai lembaga yang hanya menangani

masalah sosial kemasyarakatan baik yang

bersifat individu, kekeluargaan maupun

kelompok. Sedangkan aslinya mereka

merupakan bagian dari isntitusionalisasi

penyelenggaraan pemerintahan desa sejak

dahulu(JAMBI, 2009).

Untuk itu, tak hanya memberikan

asas rekognisi, UU Desa juga memberikan

kepada desa hak untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat

berdasarkan hak asal usul, adat istiadat,

dan nilai sosial budaya masyarakat desa

sebagaimana tercantum pada pasal 67.

Lebih lanjut UU Desa juga

mempertegas hal ini dengan memberikan

kewenangan kepada desa berupa

kewenangan berdasarkan hak asal-usul.

Desa Senaung berdasarkan hasil

observasi tim RCD LPPM STISIP Nurdin

hamzah, memiliki susunan asli dalam tata

pemerintahan desanya yaitu berupa adanya

lembaga adat desa. Lembaga adat desa ini

telah sejak dari dahulu kala menjadi bagian

dari sistem pemerintahan desa yang dikenal

dengan istilah tigo tali sepilin, tigo tungku

sejerangan. Istilah ini merujuk kepada tiga

unsur dalam tata pemerintahan desa

Senaung yang asli dan tidak dapat

dipisahkan dalam membuat keputusan,

penyelesaian masalah kemasyarakatan dan

fungsi-fungsi pemerintahan lainnya.

Tiga unsur tersebut antara lain, yaitu

kepala desa atau kepala kampung, tokoh

adat dan cerdik pandai atau alim ulama.

Tiga unsur ini dengan menggunakan

mekanisme musyawarah dan mufakat

menjalankan roda pemerintahan desa, dan

sebagai unsur kepemimpinan yang harus

dipedomani. Namun, sejak penerapan

kebijakan orde baru melalui Undang-

Undang No.5 Tahun 1979, tiga unsur ini

dicerabut dari akar historisnya.

Sebab pada masa pemerintahan

orde baru yang menginginkan keseragaman

dan sistem birokratis militeristik, hanya

kepala desa yang dianggap sebagai

pemimpin dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa. Dua unsur yang

lainnya disisihkan hanya sebatas

penyelesaian sengketa kemasyarakatan

secara adat semata dan tugas-tugas

keagamaan. Hasilnya dapat dilihat pada

Page 79: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Festival Kampung Senaung 2017 Dalam Perspektif Demokratisasi Desa- Wenny Ira Reverawati| 141

lembaga adat desa yang apatis dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa dan

pelaksanaan demokratisasi desa.

Sejak diberlakukannya UU Desa

pada tahun 2014, lembaga adat desa

kembali diangkat ke dalam bagian

penyelenggaraan pemerintahan desa

Senaung. Namun, belum banyak yang

dapat dilakukan oleh lembaga adat desa

kecuali sebatas pada masalah pranata adat

dan penyelesaian sengketa

kemasyarakatan secara adat. Sementara

itu, di dalam tubuh lembaga adat desa

sendiri mengalami degenerasi ketokohan

adat serta pengembangan dan pelestarian

adat istiadat desa Senaung.

Kondisi yang demikian ini, dianggap

menjadi ancaman bagi keberlangsungan

lembaga adat desa Senaung(Wawancara

dengan Kkepala Desa Senaung Mengenai

Kondisi Lembaga Adat Desa Senaung,

2017). Sebab jika tidak ada upaya

mengatasi degenarasi yang terjadi, maka

pengembangan dan pelestarian adat

istiadat desa Senaung juga turut terancam

menuju kepunahan. Upaya ini patut untuk

dijadikan rujukan untuk mengembalikan

identitas serta ciri khas yang dimiliki oleh

desa Senaung sebagai sebuah entitas.

Mengingat eksistensi lembaga adat

desa tersebut juga berperan dalam

mempertahankan kearifan lokal yang telah

ada. Kearifan lokal tersebut yang pertama

tercermin kedalam bentuk-bentuk seloko

adat (ungkapan adat) untuk kepemimpinan,

hubungan kemasyarakatan, pranata adat

pernikahan, musyawarah, penyelesaian

sengketa kemasyarakatan, dan lainnya.

Berikutnya banyak ditemukan

kearifan lokal dalam bentuk pengetahuan

tradisional, teknologi tradisional, seni, tradisi

lisan, bahasa, adat istiadat, manuskrip,

permainan rakyat dan olahraga tradisional

(Kumpulan Hasil Wawancara dengan

Masyarakat Senaung Tentang Objek

Pemajuan Kebudayaan, 2017). Lembaga

adat dalam hal ini memiliki potensi untuk

lebih mengembangkan kearifan lokal

tersebut agar tidak tergerus dengan

perubahan jaman dan bersama kepala desa

untuk lebih mengupayakannya menjadi isu

dalam pembangunan desa melalui

pelestarian, pemberdayaan dan

pengembangan.

Inilah yang belum tampak pada

desa Senaung sebagaimana asas

keberagaman dan kearifan lokal dalam

pengaturan serta penyelenggaraan

pemerintahan desa Pasal 3 dan pasal 24

UU Desa amanatkan. Asas keberagaman

mensyaratkan penyeleng-garaan

pemerintah desa yang tidak boleh

mendiskriminasi kelompok tertentu dalam

hal ini jika diterapkan di desa Senaung

adalah kelompok adat dan pelaku tradisi

tidak boleh didiskriminasi dalam penyeleng-

garaan pemerintahan desa. Mereka harus

menjadi bagian yang diperhatikan dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa.

Kelompok adat dan pelaku tradisi

yang ada di desa Senaung cenderung

belum masuk kedalam bagian perencanaan

pembangunan dalam penyelenggaraan

Page 80: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

142 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

pemerintahan desa Senaung. Mengingat

hasil observasi tim RCD menunjukkan

adanya beragam tradisi lisan, tradisi yang

menjadi bagian adat –istiadat berwujud

warisan budaya tak benda yang dapat

menjadi potensi bagi desa Senaung untuk

menggalakkan pembangunan melalui isu

budaya.

Sedangkan asas kearifan lokal

mensyaratkan penyelenggaraan pemerin-

tahan desa harus memperhatikan

kebutuhan dan kepentingan masyarakat

desa dalam penetapan kebijakan.

Mempertimbangkan kepada kebutuhan dan

kepentingan kelompok adat dan pelaku

tradisi yang ada di desa Senaung dalam

menjaga kearifan lokal berupada adat

istiadat, tradisi dan nilai sosial budaya, yang

belum tersentuh langkah pelestarian,

pengembangan dan pemberdayaan.

Sementara itu pelaku tradisi dan kekayaan

tradisi yang mereka punyai ada diambang

ancaman kepunahan tergerus perubahan

dan modernisasi.

Ancaman kepunahan karena

perubahan dan modernisasi yang tak

terelakkan pada pemerintahan desa dan

masyarakat desa Senaung dari segi

budaya, tradisi dan nilai sosial budaya,

datang pada kondisi geografis desa yang

berada di pinggir jalan lintas Jambi dan

merupakan urban peripheral, lokasi yang

mendukung kebutuhan kota Jambi untuk

berkembang. Ancaman untuk perubahan

gaya hidup dan pembangunan daya dukung

perkotaan telah mengikuti perkembangan

mereka.

Modernisasi tak terelakkan pada

masyarakat desa Senaung. Pilihannya

menjadi bentuk masyarakat modern yang

menguasai tempat dan entitas mereka

berkembang atau justru tergusur. Beberapa

tradisi punah karena pemuda lebih memilih

bekerja di pabrik terdekat desa, selain

tradisi regenerasi ketokohan adat juga

seperti tradisi beselang yang dahulu banyak

diramaikan pemuda dan pemudi desa

ketika turun membersihkan sawah. Begitu

juga dengan rebana Siam, seni berdzikir

yang menggunakan alat musik rebana.

Sebab generasi sekarang lebih memilih

seni kompangan modern yang telah

dimodifikasi.

Desa Senaung dalam hal ini

memiliki banyak potensi kewenangan lokal

yang menjadi urusannya dan belum

dilaksanakan, sebagaimana ditetapkan

dalam Peraturan Menteri Desa

(Permendes) No.1 Tahun 2015 Tentang

Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak

Asal-Usul dan Kewenangan Berskala Lokal,

yang mana peraturan ini mengacu pada

pasal 18 dan 19 UU Desa tentang

Kewenangan Desa.

Adapun ruang lingkup kewenangan

hak asal-usul berdasarkan Permendes No.1

Tahun 2015 yang dapat dijadikan pedoman

oleh desa Senaung antara lain dalam hal

sistem organisasi masyarakat adat dan

perangkat desa, pembinaan kelembagaan

masyarakat, pembinaan hukum adat, serta

pengembangan peran masyarakat desa.

Beberapa ruang lingkup tersebut belum

diupayakan maksimal untuk menguatkan

Page 81: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Festival Kampung Senaung 2017 Dalam Perspektif Demokratisasi Desa- Wenny Ira Reverawati| 143

entitas desa Senaung sebagai desa yang

memiliki identitas yang khas dan memiliki

riwayat historis.

Masyarakat desa Senaung belum

berperan maksimal dalam mengembangkan

dan melestarikan tradisi, adat istiadat dan

nilai sosial budaya yang menjadi warisan

mereka. Perubahan jaman dan arus

modernisasi menyebabkan sebagian besar

mereka abai terhadap hal tersebut terutama

generasi muda. Hukum adat, organisasi

masyarakat adat dan perangkat desa

tengah diupayakan dilakukan pembinaan

melalui bimbingan teknis kelembagaan adat

yang diadakan oleh provinsi Jambi.

Sedangkan pembinaan kelembagaan

masyarakat belum maksimal untuk pelaku

tradisi dan kelembagaan lain yang

mengembangkan pranata adat setempat.

Upaya untuk mengedepankan asas

rekognisi, keberagaman, kearifan lokal

serta memajukan kewenangan berdasarkan

hak asal-usul pada desa Senaung, tidak

bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah

desa. UU Desa memberikan pedoman pada

pasal 26 ayat (1) mengenai tugas,

kewenangan dan kewajiban kepala desa

yaitu bahwa kepala desa bertugas

menyelenggarakan Pemerintahan Desa,

melaksanakan Pembangunan Desa,

pembinaan kemasyarakatan Desa, dan

pemberdayaan masyarakat Desa.

Untuk itu, salah satu yang menjadi

kewenangannya yaitu mengembangkan

kehidupan sosial budaya masyarakat desa

sebagaimana tercantum pada pasal 26 ayat

(2). Kewajiban kepala desa terhadap hal ini

tercantum pada pasal 26 ayat (4) salah

satunya yaitu bahwa kepala desa

berkewajiban untuk membina dan

melestarikan nilai sosial budaya masyarakat

Desa. Sedangkan kewenangan kepala desa

pada pasal 26 ayat (2) yaitu mengem-

bangkan kehidupan sosial budaya

masyarakat desa.

Tugas, kewenangan dan kewajiban

kepala desa sebagaimana ditentukan pada

UU Desa tersebut seiring dengan tugas

lembaga adat desa yang tercantum pada

pasal 95 ayat (3) yang menyebutkan bahwa

Lembaga adat Desa bertugas membantu

Pemerintah Desa dan sebagai mitra dalam

memberdayakan, melestarikan, dan

mengembangkan adat istiadat sebagai

wujud pengakuan terhadap adat istiadat

masyarakat Desa .

Kepala desa dan lembaga adat desa

dalam hal ini dapat menjadi mitra dalam

mengembangkan, melestarikan dan

memberdayakan adat istiadat dan nilai

sosial budaya masyarakat desa. Kepala

desa Senaung dalam hal ini pada hasil

observasi tim RCD LPPM STISIP Nurdin

Hamzah, belum menunjukkan upaya

maksimal dalam menjalanlan tugas,

kewajiban, kewenangannya terhadap

pelestarian, pengembangan,

pemberdayaan dan pembinaan kehidupan

sosial budaya masyarakat desa.

Kerjasama antara kepala desa dan

lembaga adat desa dalam bidang tersebut

pun masih belum maksimal. Kecuali dalam

pelaksanaan pranata adat pernikahan,

penyambutan tamu dan penyelesaian

Page 82: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

144 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

sengketa masalah kemasyarakatan. Bidang

ini belum tersentuh karena pemerintahan

desa tengah fokus kepada masalah

administrasi dan birokrasi serta pemba-

ngunan fisik lainnya. Kecenderungan

pembangunan fisik yang menyebabkan isu-

isu sosial kebudayaan pada pembangunan

desa Senaung belum menjadi perhatian.

Lembaga adat desa hanya menjadi

pelengkap pada pemerintahan desa dan

menjalankan fungsinya bagi penyelesaian

sengketa masalah kemasyarakatan.

Sedangkan dalam pembangunan desa

yang meliputi perencanaan, pelaksanaan

dan pengawasan, lembaga adat hanya

sebatas hadir pada pertemuan-pertemuan

dan permufakatan yang ada.

Maka tak heran jika isu-isu sosial

kebudayaan pada pembangunan desa

Senaung menjadi terpinggirkan termasuk

masalah degenerasi tokoh adat, dan

ancaman kepunahan tradisi serta budaya

yang ada. Atas dasar tersebut, tim RCD

LPPM STISIP Nurdin Hamzah melakukan

inisiasi untuk mendorong kemitraan antara

kepala desa Senaung dan lembaga adat

desa dalam mengedepankan isu-isu sosial

kebudayaan pada pembangunan desa

melalui penyelenggaraan Festival Kampung

Senaung 2017(Mapping Festival Kampung

Senaung 2017, 2017).

Festival Kampung Senaung 2017

merupakan agenda pelestarian, pember-

dayaan, dan pengembangan, pembinaan

adat istiadat, tradisi dan sosial kebudayaan

yang ada di desa Senaung. Melalui festival

ini, selain mendorong kemitraan antara

kepala desa dan lembaga adat desa, juga

untuk mendorong partisipasi masyarakat

desa dalam mengedepankan isu-isu sosial

kebudayaan sebagai benteng terakhir

ketahanan masyarakat untuk menahan dari

pengaruh yang masuk dan dapat merusak

tatanan serta modal sosial yang ada.

Adanya inisiasi Festival Kampung

Senaung 2017 ini, kemudian mencetuskan

ide bagi kepala desa dan lembaga adat

desa Senaung untuk juga menyisipkan

acara Senaung Berseloko dalam rangka

meregenerasi pelaku seloko dalam pranata

adat pernikahan. Senaung berseloko

merupakan lomba berseloko untuk pranata

adat pernikahan yang digelar demi mencari

pemenang yang direkrut untuk menjadi

bagian lembaga adat dalam pelaksanaan

pranata adat tersebut.

Agenda dari Festival Kampung

Senaung 2017 yang diadakan pada tanggal

22 hingga 26 November 2017, bertempat di

desa Senaung, melibatkan kepala desa,

lembaga adat desa, perangkat desa, ulama,

pelaksana kewilayahan desa, pelaku seni

dan tradisi, perempuan dan anak, tim

pendamping RCD LPPM STISIP Nurdin

Hamzah, media, tokoh budaya dan

masyarakat luas. Adapun agenda dari

festival adalah sebagai berikut ;

- Rabu, 22 November 2017, bertempat

di kantor desa Senaung diadakan

acara diskusi pemajuan kebudayaan

bersama tokoh budaya dan pelaku

budaya Provinsi Jambi, kepala desa,

perangkat desa, pelaksana

kewilayahan desa, pelaku tradisi.

Page 83: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Festival Kampung Senaung 2017 Dalam Perspektif Demokratisasi Desa- Wenny Ira Reverawati| 145

Selesai diskusi dilakukan pembukaan

sekaligus tour benda dan arsitektur

bersejarah desa Senaung.

- Kamis, 23 hingga 26 November 2017,

dibuka tour benda dan arsitektur

bersejarah desa Senaung yang

mengambil tempat perumahan warga

sebagai lokasi museum sementara.

Pemandu tour dalam hal ini tim

pendamping RCD LPPM STISIP

Nurdin Hamzah dan warga desa

Senaung,

- Jumat, 24 November 2017, dilakukan

pembukaan Festival Kampung

Senaung 2017 dan Senaung

Berseloko. Pada pembukaan ini

ditampilkan seni tradisi yang hampir

punah seperti kesenian rebana Siam,

pencak silat melayu, arak-arakkan

menggunakan rebana Siam, dan

kompangan modern.

- Sabtu, 25 November 2017 , dilakukan

pertunjukan beselang di sawah yang

menampilkan tradisi berpantun dan

perkenalan muda-mudi ketika

membersihkan sawah

- Minggu, 26 November 2017,

dilaksanakan lomba Senaung

Berseloko

Festival Kampung Senaung 2017

berangkat dari sejarah dan kekhasan pola

sosio budaya yang dimiliki oleh masyarakat

desa Senaung. Ini terlihat pada upaya

pendampingan kemitraan antara kepala

desa, lembaga adat dan ulama serta cerdik

pandai dalam musyawarah-musyawarah

menjelang festival diadakan. Terdapat

enam kali musyawarah yang melibatkan

mereka bersama masyarakat dan kelompok

perempuan untuk menentukan konsep, ide,

rencana maupun pelaksanaan festival.

Mereka yang terlibat mendukung upaya

pelestarian adat istiadat, tradisi, dan nilai

sosial budaya kemasyarakatan melalui

festival. Hasilnya mereka merekomen-

dasikan agar agenda tetap berkesinam-

bungan untuk dijalankan (Kumpulan

Notulensi Musyawarah Festival Kampung

Senaung 2017, 2017).

Musyawarah-musyawarah yang

diadakan tersebut menginisiasi perkem-

bangan demokrasi lokal di tingkat desa

untuk mengedepankan basis sosio kultural

masyarakat agar dapat menjadi bagian dari

perencanaan pembangunan desa ke

depannya. Karena di dalamnya terpetakan

permasalahan isu sosial budaya yang

menyangkut kewenangan berdasarkan hak

asal-usul, tugas kepala desa dan lembaga

adat serta peran serta masyarakat dan

penerapan asas keberagaman serta

kearifan lokal.

Pada musyawarah ini sifat

kolektivitas yang dimiliki oleh masyarakat

desa Senaung digali dan dimunculkan

kembali untuk memupuk modal sosial

melalui isu-isu sosial kebudayaan dalam

penyelenggaraan Festival Kampung

Senaung 2017. Dan ini terbukti dengan

intensitas musyawarah untuk mencapai

mufakat dalam agenda festival. Selain

kolektivitas, musyawarah yang terjadi

menunjukkan partisipasi aktif masyarakat

Page 84: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

146 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

desa dalam menangani kepentingan

masyarakat desa melalui festival.

Kepemimpinan kepala desa

Senaung yang dipegang oleh tokoh muda ,

serta merta tidak merusak tatanan tradisi

yang ada. Sebab justru kepala desa ini

yang menjadi mediator sekaligus fasilitator

bagi unsur-unsur lainnya yang hadir dalam

musyawarah. Kepala desa sangat

menghormati tuo tengganai yang ada.

Justru apa yang dilakukannya sebagai

mediator maupun fasilitator dapat

menumbuhkan peran aktif unsur lainnya.

Festival Kampung Senaung 2017

secara tidak sengaja membangunkan

kembali solidaritas mekanis masyarakat

desa Senaung yang selama ini terancam

dengan rasa individualisme. Bahu

membahu warga desa menopang

pelaksanaan festival dalam bentuk gotong

royong, persiapan maupun pelaksanaan

acara, meskipun solidaritas ini hanya baru

dilaksanakan oleh sebagian kelompok

seperti perkumpulan ibu Rukun Tetangga,

bapak Rukun tetangga, dan perangkat desa

serta kepala dusun yang ada. Pada agenda

festival ini, mereka diinisiasi untuk menjadi

subjek yang menentukan sendiri bagaimana

pembangunan desanya direncanakan dan

dilaksanakan, dan merekalah yang mejadi

aktor utama, bukan orang luar.

Mengedepankan konsep keterikatan

terhadap ruang dan hubungan personal

yang dimiliki oleh masyarakat desa

Senaung, Festival Kampung Senaung 2017

diadakan di desa Senaung itu sendiri.

Bukan dengan cara memindahkan

pertunjukkan tradisi ke tempat lain.

Beberapa agenda festival seperti beselang

misalnya menunjukkan pola keterikatan

dengan ruang oleh masyarakat desa

Senaung dalam menghormati tanah.

Disamping itu, pemilihan lokasi festival yang

telah mereka tentukan yaitu berada di arena

masjid besar yang dibangun sejak tahun

1853 memunculkan kembali keterikatan

masyarakat setempat terhadap kenangan

akan kegunaan ruang dan lokasi masjid

sebagai ruang utama pada jaman dahulu

kala.

Lokasi festival pada halaman masjid

dan beberapa arsitektur yang dipamerkan

berada di pinggir sungai Batanghari, dan

dahulu pinggiran sungai merupakan bentuk

keterikatan masyarakat desa setempat

pada arti moda serta kehidupan pinggir

sungai yang kini perlahan mereka

tinggalkan berganti menjadi moda

kehidupan darat. Namun kehidupan pinggir

sungai Batanghari ini masih menjadi ciri

khas tersendiri

Dari agenda Festival Kampung

Senaung 2017 juga dapat dilihat bahwa

festival mengakomodir sejarah serta

kekhasan pola sosio budaya masyarakat

desa Senaung yang selama ini telah ada,

kemudian dikemas dalam bentuk

pertunjukkan dan pameran agar

masyarakat luas mendapat informasi

mengenai budaya dan sejarah Senaung.

Melalui festival ini, Senaung ditampilkan

sebagi entitas yang memiliki ciri khas

tersendiri dan berpotensi untuk

dikembangkan lebih lanjut dalam

Page 85: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Festival Kampung Senaung 2017 Dalam Perspektif Demokratisasi Desa- Wenny Ira Reverawati| 147

pembangunan desa yang mengedepankan

prinsip demokrasi.

Berlatar belakang pada asas

pengakuan terhadap hak asal-usul dan

kewenangan lokal pada UU Desa, Festival

Kampung Senaung 2017 dilaksanakan.

Pada festival ini dan Senaung Berseloko

hak asal-usul desa Senaung dikedepankan

untuk didorong menjadi bagian dari isu

pembangunan desa, yang ternyata

menadapat respon positif baik dari kepala

desa maupun lembaga adat desa serta

unsur lainnnya. Meskipun baru pada tahap

inisiasi, namun festival ini telah berhasil

mendorong desa Senaung untuk melak-

sanakan sebagai self governing community

yang memiliki kapasitas untuk mengatur

dirinya sendiri dalam pengembangan,

pelestarian, dan rencana pemberdayaan

adat istiadat serta nilai sosial budaya.

Maka dalam perspektif

demokratisasi desa, Festival Kampung

Senaung 2017 merupakan inisiasi dari

pengembangan demokratisasi desa.

Pengembangan tersebut didorong dengan

mengedepankan isu budaya dalam

pembangunan desa yang berasal dari

kekayaan tradisi sesuai dengan asal-

usulnya, dan pola sosio budaya masyarakat

desa Senaung. Inisiasi festival ini tumbuh

dari pergulatan masyarakat desa Senaung

yang mulai menyadari keresahannya akan

modal sosial kekayaan dan pola sosio

budaya tersebut yang saat ini mulai

terancam tergerus perubahan dan arus

modernisasi.

Sebagaimana pelaku tradisi pada

tradisi beselang maupun rebana Siam serta

beberapa pemilik benda dan arstitektur juga

lembaga adat desa mengatakan bahwa

kekayaan tradisi, adat istiadat serta budaya

di desa Senaung saat ini mulai perlahan

ditinggalkan karena kemajuan jaman dan

karena adanya pabrik di dekat desa yang

menyebabkan pemuda-pemudi tak lagi

hirau akan tradisi desa setempat terutama

pada tradisi beselang maupun rebana Siam

(“Kumpulan Wawancara dengan Pelaku

Seni dan Tradisi Desa Senaung,” n.d.).

Festival Kampung Senaung 2017

dalam perspektif demokratisasi desa yang

berbasiskan pada sosio kultural desa,

selain merupakan inisiasi pengembangan

demo-kratisasi desa yang menampakkan

keberagaman, juga menunjukkan bahwa

sebagai sebuah entitas hukum, desa

Senaung merupakan subjek yang harus

dihargai potensi keberagaman, kekayaan

tradisi serta kearifan lokal yang

berkembang di dalamnya. Masyarakat

desanya bertumbuh menjadi aktor yang

dapat membantu pelaksanaan

demokratisasi desa yang inklusif bersama

elit pemerintahan yang ada. Ini yang

membedakan Senaung dengan desa

lainnya, disamping itu upaya inisiasi melalui

festival ini juga menunjukkan bahwa basis

sosio kultural desa Senaung yang telah ada

dapat menjadi modal sosial dan pintu

masuk bagi pembangunan desa dan

masifnya demokratisasi desa lebih lanjut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 86: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

148 | Khazanah IntelektualVolume 2 Nomor 1 Tahun 2018

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Festival Kampung Senaung 2017

merupakan agenda pelestarian,

pemberdayaan, dan pengembangan,

pembinaan adat istiadat, tradisi dan

sosial kebudayaan yang ada di desa

Senaung

2. Festival Kampung Senaung 2017

secara tidak sengaja membangunkan

kembali solidaritas mekanis

masyarakat desa Senaung yang

selama ini terancam dengan rasa

individualisme

3. Agenda Festival Kampung Senaung

2017 dapat dilihat sebagai festival

yang mengakomodir sejarah serta

kekhasan pola sosio budaya

masyarakat desa Senaung

4. Dalam perspektif demokratisasi desa,

Festival Kampung Senaung 2017

merupakan inisiasi dari pengem-

bangan demokratisasi desa

Saran

Adapun yang menjadi saran dalam

penelitian ini yaitu ;

1. Perlu dilakukan upaya berkelanjutan

dan pendampingan untuk mendorong

kemitraan kepala desa dan lembaga

adat desa dalam mengedepankan

asas rekognisi dan subsidiaritas untuk

menjalankan kewenangan berdasar-

kan hak asal-usul dan kewenangan

berskala lokal desa, salah satunya

melalui bentuk agenda Festival

Kampung.

2. Upaya tersebut harus tetap

memperhatikan keberagaman dan

kearifan lokal yang ada sehingga

demokratisasi desa memang secara

masif bertumbuh di tingkat desa,

desa dan masyarakat desa pun

selanjutnya memiliki kekuatan serta

kapasitas sebagai entitas hukum di

tingkat lokal.

DAFTAR PUSTAKA

Amanulloh, N. (2015). Demokratisasi Desa : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia.

JAMBI, L. A. M. (2009). HIMPUNAN MATERI Pembekalan Adat Istiadat Melayu Jambi Bagi Perangkat Desa Dan Lembaga Adat Desa Dalam Provinsi Jambi Angkatan Ke-XII 24 S/D 28 Mei 2009. Jambi.

Kumpulan Hasil Wawancara dengan Masyarakat Senaung Tentang Objek Pemajuan Kebudayaan (2017).

Kumpulan Notulensi Musyawarah Festival Kampung Senaung 2017. (2017).

Kumpulan Wawancara dengan Pelaku Seni dan Tradisi Desa Senaung. (n.d.).

LPPM STISIP Nurdin Hamzah. (2017). Hasil Observasi Tim Pendampingan Festival Kampung Senaung 2017 (Laporan Observasi No. 7).

Mapping Festival Kampung Senaung 2017. (2017).

Wawancara dengan Kkepala Desa Senaung Mengenai Kondisi Lembaga Adat Desa Senaung (2017).

Undang-Undang No.6 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Desa

Peraturan Menteri Desa (Permendes) No.1 Tahun 2015 Tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Berskala Lokal

Page 87: KHAZANAH INTELEKTUAL MEMUAT TULISAN HASIL …litbang.jambiprov.go.id/v2/nimda_bangda/files/Jurnal Khazanah Intelektual Vol, 2 No. 1... · Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

PEDOMAN PENULISAN

1. Jurnal Khazanah Intelektual terbit tiga kali setahun, mempublikasikan karya tulis

ilmiah hasil penelitian dan pengembangan gagasan dalam bidang ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan kebijakan dan inovasi daerah

khususnya di lingkup Provinsi Jambi.

2. Struktur tulisan terdiri dari :

a. Judul karangan singkat;

b. Nama dan alamat penulis;

c. Abstrak atau intisari, dalam 2 bahasa Indonesia dan Inggris, masing-masing

maksimal 250 kata;

d. Untuk keseragaman karya tulis haris meliput : Pendahuluan (tercakup latar

belakang, rumusan masalah dan tujuan), Landasan Teori, Metode Penelitian,

Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka dan biodata

penulis serta ucapan terima kasih.

e. Penulisan dibuat dalam format A4, tulisan arial font 12, spasi 1,5 dan lay out

: sisi kiri 3,5 cm, kanan 3 cm, atas 3 cm dan bawah 3 cm.

3. Kepustakaan di dalam naskah disusun menurut angka sesuai dengan pedoman

Vancover.

a. Nama keluarga serta huruf pertama nama kecil;

b. Tahun Terbitan

c. Judul karangan;

d. Nama majalah dengan indeks medicus;

e. Tahun, volume, dan halaman;

f. Dalam teks, nomor rujukan sesuai dengan urutan pengutipan

Contoh :

1. Subradja, D. 2004 Obesitas Primer pada Anak. PT. Kiblat Utama. Bandung

2. Abuasir, S.,N. Hakim dan Y. Sumitro. 2004. Faktor-faktor yang

mempengaruhi Adopsi Sistem Usahatani Mina Padi di Desa Pujo Rahayu

Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal KPM

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Vol.1. No.1, April 2004.

4. Tulisan diserahkan atau dikirim ke redaksi melalui email: redaksijurnallitbang03

@gmail.com/[email protected], dengan menyertakan biodata

lengkap yang berisi :

a. Nama lengkap penulis;

b. Identitas tempat kerja;

c. Alamat yang dapat dihubungi dan telepon;

d. Bidang kepakaran;

e. Pernyataan bahwa tulisan tersebut asli dan belum dipublikasikan di media

lain.