sap waham jadi

Upload: rieo-rendie-kurniawan

Post on 14-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 5/23/2018 Sap Waham Jadi

    1/8

    1

    SATUAN ACARA PENYULUHAN

    Mata Ajaran : Keperawatan Jiwa

    Topik : Waham

    Sub Topik : Pendidikan Kesehatan Masyarakat pada keluarga dengan anggota yang

    mengalami Waham.

    Sasaran : Keluarga dengan Anggota Keluarganya yang Mengalami Waham.

    Tempat : Rumah Tn.X Ds.Jagir Kec.Wonokromo.

    Hari/Tanggal : Senin, 31 Maret 2014.

    Waktu : 10.0010.45 WIB.

    A. LATAR BELAKANG

    Berbagai masalah hidup baik kehilangan ataupun dapat terjadi pada semua orang. Masalah

    hidup tersebut dapat menimbulkan stress bagi mereka yang tidak kuat mengalaminya. Jika

    stres ini berkepanjangan dapat memicu berbagai masalah gangguan jiwa, salah satunya

    adalah waham. Dalam hal tersebut peran keluarga sangat penting sekali untuk memberikansemangat dan segalanya bagi anggota keluarga yang mengalami waham. Tetapi dalam

    kenyataannya hal tersebut tidak terjadi, keluarga malah cenderung meninggalkan dan

    merasa malu jika anggota keluarga lainnya mengalami gangguan jiwa yaitu waham.

    Berdasarkan hal tersebut, kelompok memutuskan untuk memberikan penyuluhan kepada

    kelurga yang mempunyai anggota keluarga dengan gangguan jiwa waham.

    B. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM

    Pada akhir proses penyuluhan keluarga dapat berperan serta merawat anggota kelurganya

    yang mengalami masalah gangguan jiwa waham.

    C. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS

    Setelah diberikan penyuluhan keluarga dapat :

  • 5/23/2018 Sap Waham Jadi

    2/8

    2

    1. Menjelaskan pengertian waham

    2. Menyebutkan tentang proses terjadinya waham

    3. Menyebutkan tanda dan gejala waham

    4. Menyebutkan peran serta keluarga dalam merawat waham

    5. Mempraktikan dalam kehidupan nyata

    D. SASARAN

    Keluarga dengan Anggota Keluarganya yang Mengalami Waham

    E. MATERI ( TERLAMPIR)

    1. Pengertian waham

    2. Proses terjadinya waham

    3. Tanda dan gejala waham

    4. Peran serta keluarga dalam merawat waham

    F. METODE

    1. Ceramah

    2. Tanya Jawab

    3.

    Diskusi

    G. MEDIA

    1. Leaflet

    2. Flip Chart

    H. METODE EVALUASI

    1. Evaluasi Struktur

    a. Peserta hadir ditempat penyuluhan

    b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di dusun estube

    c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

    2. Evaluasi Proses

    a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

  • 5/23/2018 Sap Waham Jadi

    3/8

    3

    b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

    c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

    3. Evaluasi Hasil

    a. Audience mengetahui tentang waham.

    b. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 20 orang.

    I. KEGIATAN PENYULUHAN

    No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience

    1. Pembukaan

    5 menit

    1. Memberi salam pembukaan

    2. Memperkenalkan diri

    3. Menjelaskan tujuan penyuluhan

    4. Menyebutkan materi yang akan

    diberikan

    5. Membagikan leaflet

    1. Menjawab salam

    2. Memperhatikan

    3. Memperhatikan

    4. Memperhatikan

    5. Menerima dan membaca

    2. Pelaksanaan

    20 Menit

    Pelaksanaan :

    1. Menjelaskan pengertian waham

    2. Menyebutkan tentang proses

    terjadinya waham

    3. Menyebutkan tanda dan gejalawaham

    4. Menyebutkan peran serta keluarga

    dalam merawat waham

    1. Memperhatikan

    2. Memperhatikan

    3. Memperhatikan

    4. Memperhatikan

    3. Evaluasi

    15 menit

    Menanyakan kepada audience

    tentang materi yang telah diberikan

    Diskusi

    Menjawab Pertanyaan

    4. Terminasi

    5 menit

    1. Mengucapkan terimakasih atas

    perhatian yang diberikan

    2. Mengucapkan salam penutup

    1. Mendengarkan

    2. Membalas salam

  • 5/23/2018 Sap Waham Jadi

    4/8

    4

    J. PENGORGANISASIAN

    Pembawa Acara : Rizka Indrawati

    Pembicara :

    1. Puji Ernawati

    2. Nita Kurniawati

    Fasilitator : Ranno Sapulette

    Observer : Denni Yunita Sari

    Notulen : Fifa Nurika

    K. DAFTAR PUSTAKA

    Yosep, Iyus. 2010.Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama

    Keliat, Budi Anna dan Akemat.2009.Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :

    EGC

  • 5/23/2018 Sap Waham Jadi

    5/8

    5

    MATERI PENYULUHAN

    Pengertian Waham

    Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah,

    keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya,

    ketidakmampuan merespon stimulus internal dan ekternal melalui proses interaksi/informasi

    secara akurat.

    Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak

    diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen,1998).

    Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan

    tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari pemikiran klien

    dimana sudah kehilangan control (Dep Kes RI, 1994).

    Proses Terjadinya Waham

    1. Fase Lack of Human Need

    Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun

    psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status social

    den ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia

    untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yangsalah. Ada juga klien yang secara social dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara

    reality dengan self ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi mengiginkan

    dipandang sebagai seorang yang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dan

    diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan

    bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh

    kembang.

    2. Fase Lack of Self Esteem

    Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal

    dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak

    terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat

    lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih,

    berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self

  • 5/23/2018 Sap Waham Jadi

    6/8

    6

    ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek

    pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah.

    3. Fase Control Internal Eksternal

    Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan

    adalah kebuhongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi

    menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya

    untuk diakui, kebutuhannya untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi

    prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara

    optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang

    dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya

    toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi

    tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan

    orang lain.

    4. Fase Environment Support

    Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan

    klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut

    sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya

    kerusakan control diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak

    ada lagi perasaan dosa saat berbohong.5. Fase Comforting

    Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap semua

    orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai

    halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering

    menyendiri dan menghindari interaksi social (isolasi sosial).

    6. Fase Improving

    Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang

    salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan trauma

    masa lalu atau kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap

    dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.

  • 5/23/2018 Sap Waham Jadi

    7/8

    7

    Tanda dan Gejala Waham

    1. Waham Kebesaran

    Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali

    tetapi tidak sesuai kenyataan.

    Contoh : Saya ini titisan Bung Karno, punya banyak perusahaan, punya rumah

    diberbagai Negara dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.

    2. Waham Curiga

    Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai

    dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataannya.

    Contoh : Banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup saya,

    suster akan meracuni makanan saya.

    3. Waham Agama

    Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali

    tetapi tidak sesuai kenyataanya.

    Contoh : Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus memakai

    pakaian putih setiap hari agar masuk surga.

    4. Waham Somatik

    Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan berulang kali

    tetapi tidak sesuai kenyataan.Contoh : Sumsung tulang saya kosong, saya pasti kena kanker, dalam tubuh saya banyak

    kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang.

    5. Waham Nihilistik

    Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia ini atau meninggal, diucapkan berulang

    kali tetapi tidak sesuai kenyataan.

    Contoh : saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini adalah roh-

    roh,sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia.

    Peran Serta Keluarga dalam Merawat Waham

    1) Keluarga harus membantu orientasi realita yang ada

    2) Berikan kesibukan yang mampu mengalihkan kewahamannya

  • 5/23/2018 Sap Waham Jadi

    8/8

    8

    3) Mengajarkan secara bertahap bagaimana cara melaksanakan kebutuhan yang tidak

    mampu terpenuhi

    4) Membiasakan anggota keluarga untuh mampu bersikap mandiri

    5) Dampingi setiap kegiatan yang dilakukan

    6) Selalu beri motivasi pada anggota yang mengalami waham dan selalu ajarkan untuk tetap

    menjalani ibadah.